Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Studi Program Diploma III Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
Disusun oleh : LIA DWI INDRIYANI 05.31.0017
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2008
Perpustakaan Unika ii
HALAMAN PERSETUJUAN KERTAS KARYA
Nama : LIA DWI INDRIYANI NIM : 05.31.0017 Fakultas : Ekonomi Program Studi : D3 Perpajakan J udul : MEKANISME PENGENAAN DAN PEMBAYARAN PAJAK REKLAME PADA PEMERINTAH KOTA SEMARANG
Disetujui di, Semarang, J uli 2008 Pembimbing
(Agnes Arie Mientarry Christy,SE,Akt.)
Perpustakaan Unika iii
HALAMAN PENGESAHAN KERTAS KARYA
KERTAS KARYA DENGAN J UDUL :
MEKANISME PENGENAAN DAN PEMBAYARAN PAJAK REKLAME PADA PEMERINTAH KOTA SEMARANG
Yang dipersiapkan dan disusun oleh :
Nama : LIA DWI INDRIYANI NIM : 05.31.0017
Telah diuji dan dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Ahli Madya Perpajakan.
Pembimbing, Koordinator Penguji
(Agnes Arie Mientarry Christie,SE,Akt.) ( )
Dekan Fakultas Ekonomi
(Drs. Sentot Suciarto A,MP,PhD)
Perpustakaan Unika iv
PERNYATAAN KEASLIAN KERTAS KARYA
Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama : LIA DWI INDRIYANI NIM : 05.31.0017 Fakultas : Ekonomi Program Studi : D3 Perpajakan
Menyatakan bahwa Kertas Karya ini adalah hasil karya saya sendiri. Apabila dikemudian hari ditemukan adanya bukti plagiasi, manipulasi, dan atau dalam bentuk-bentuk kecurangan yang lain, saya bersedia untuk menerima sanksi apapun dari Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
Semarang, J uli 2008
( LIA DWI INDRIYANI ) Perpustakaan Unika v
KATA PENGANTAR
Segala syukur penulis panjatkan kehadhirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala karunia dan kasih sayang-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Kertas Karya ini tepat pada waktunya dengan baik.Kertas Karya ini merupakan syarat untuk menyelesaikan Studi Program Diploma III Perpajak Fakultas Ekonomi Universitas Soegijapranata Semarang. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas semua bantuan yang diberikan selama pembuatan Kertas Karya ini, pada pihak-pihak sebagai berikut 1. Bapak Sentot Suciarto A, MP,PhD selaku Dekan Fakutlas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. 2. Ibu Eny Trimeyningrum, SE, Msi selaku Ketua J urusan Perpajakan Program Diploma 3 Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. 3. Ibu Agnes Arie Mientarry Christie,SE,Akt. selaku pembimbing sekaligus Dosen Wali Perpajakan angkatan 2005 Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang telah banyak membantu, memberikan masukan,bimbingan serta arahan hingga terselesainya kertas karya ini. 4. Mbak Fifin, selaku Sekretaris J urusan Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata yang telah banyak membantu dalam kegiatan perkuliahan dan dalam penulisan kertas karya ini. 5. Kepada yang tercinta Bapak,Ibu,Kakakku yang telah banyak memberikan dorongan,semangat dan doanya selalu hingga terselesaainya kertas karya ini. I love You. 6. Kekasih sekaligus sahabat dalam segala hal baik susah maupun senang,makasih buat cinta,pengertian,kesabaran,dorongan,dan doanya "Thank You So Much Everythink "Luv u sayang.... Perpustakaan Unika vi
7. Sahabat - sahabat tercinta,Pipit,Anis;Nira,Rizka terima kasih buat hari - hari gilanya saat bersama - sama kalian,kenangan akan selalu ada dan tak akan terlupa untuk selamanya. Mizzz U All.... 8. Teman - teman angkatan 2005 makasih untuk pertemanannya selama ini, sukses selalu. Semua pihak yang telah memberikan banyak bantuan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis berharap dari uraian singkat ini dapat memberikan manfaat kepada penulis sendiri maupun kepada yang membutuhkan.Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan semoga Kertas Karya ini bermanfaat bagi semua pihak. Semarang, J uli 2008
PENULIS
Perpustakaan Unika vii
DAFTAR ISI
Hal HALAMAN J UDUL........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJ UAN......................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN.................................................... iv KATA PENGANTAR..................................................................................... v DAFTAR ISI .................................................................................................... vii DAFTAR TABEL............................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR....................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xi ABSTRAKSI ................................................................................................... xii BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah........................................................ 1 1.2 Perumusan Permasalahan...................................................... 4 1.3 Tujuan Penelitian................................................................... 4 1.4 Manfaat Penelitian................................................................. 5 1.5 Sistematika Penulisan............................................................ 5 BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pajak...................................................................................... 8 2.2 Fungsi Pajak.......................................................................... 11 2.3 Pajak Daerah.......................................................................... 12 2.4 Pajak Reklame....................................................................... 14 2.5 Mekanisme Pajak................................................................... 15 Perpustakaan Unika viii
BAB III. GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN 3.1 Gambaran Singkat Dari Obyek Penelitian............................. 17 3.2 Struktur Organisasi ................................................................ 18 3.3 Tugas..................................................................................... 20 3.4 Metode Penelitian .............................................................. 21 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Pengenaan Pajak Reklame Kota Semarang........................... 23 4.2 Mekanisme Kerja Pembayaran Pajak Reklame..................... 27 4.3 Penetapan Harga Lelang Titik Reklame................................ 31 4.4 Sanksi Pajak Reklame........................................................... 36 BAB V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan............................................................................ 38 5.2 Saran...................................................................................... 39 DAFTAR PUSTAKA Perpustakaan Unika ix
DAFTAR TABEL
Hal
4.1 Daftar Harga Dasar Lelang Titik Reklame 31 4.2 Tabel Daftar Harga Sewa Lahan Reklame Sementara (Sewa Panggung) 32 4.3 Tabel Daftar Harga Pemasangan Reklame Sementara . 32 4.4 Tabel Daftar Harga Dasar Reklame Bando 33 4.5 Tabel Daftar Harga Pemasangan Reklame Tetap. 35
Perpustakaan Unika x
DAFTAR GAMBAR
Hal
3.1 Struktur Organisasi 19 4.1 Bagan Kerja pengenaan dan perijinan Reklame... 28
Perpustakaan Unika xi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Foto Kopi Kartu Bimbingan Kertas Karya 2. Foto Kopi Keputusan Walikota Semarang No.973/288 tanggal 29 November 2007 tentang penetapan kawasan dan kelas jalan reklame di Kota Semarang 3. Foto Kopi daftar harga sewa lahan titik reklame tetap 4. Foto Kopi daftar harga sewa lahan titik reklame sementara 5. Foto Kopi formulir penyelenggaraan reklame 6. Foto Kopi perpanjangan izin penempatan dan pemasangan reklame
Perpustakaan Unika xii
ABSTRAKSI
Pajak Reklame ini termasuk dalam pajak daerah dimana wewenang pemungutannya ada di tangan pemerintah daerah. Tujuan dikenainya pajak terhadap pribadi maupun kelompok adalah untuk mewujudkan kemandirian dalam pembiayaan pembangunan. Adapun hasil penerimaan Pajak Reklame yang merupakan penerimaan pemerintah daerah lebih diarahkan untuk kepentingan pembiayaan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di Pemerintahan Daerah Tingkat II. Di Kota Semarang peraturan yang mengatur tentang reklame adalah Peraturan Walikota Semarang No 21 Tahun 2007 tentang perubahan atas Peraturan Walikota No.2 Tahun 2005 tentang J uklak Peraturan Daerah Kota Semarang No 7 Tahun 2003 tentang Reklame dan Peraturan Daerah No 7 Tahun 2003 tentang Reklame. Pajak dipungut dimaksudkan untuk membiayai prasarana atau pelayanan di daerah, sehingga pelayanannya lebih bersifat personal.Sehingga penetapan dan pemungutan pajak harus di dukung dengan sistem pengawasan yang efisien. Perpustakaan Unika 17 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia, tentunya memiliki suatu tujuan yaitu sebagaimana yang disebutkan oleh Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea IV, yakni : Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Untuk mewujudkan hal tersebut, tentunya dibutuhkan pembiayaan yang menjamin ketercapaian pembangunan. Untuk membiayai pembangunan tidak hanya mengandalkan sumber daya alam, tetapi seluruh potensi dan kemampuan penerimaan negara harus dimaksimalkan, salah satunya adalah dengan meningkatkan penerimaan negara melalui perpajakan. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang, sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Pajak dipungut penguasa berdasarkan norma-norma hukum guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum (wikipedia.org/wiki/Pajak, 2007). Sebagai sebuah kewajiban yang harus dilakukan oleh seluruh warga negara Indonesia, maka pengenaan pajak berlaku bagi semua unsur yang terdapat dalam Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam yang memiliki Perpustakaan Unika 18 nilai produksi dan potensi bagi pembiayaan pembangunan. Upaya memperluas (ekstensifikasi) pendapatan perpajakan, terus digenjot pemerintah. Ekstensifikasi ini merupakan suatu keharusan karena penerimaan pajak mestinya sama dengan basis pajak kali tarif. Dalam arti, bahwa pemasukan dari sektor pajak, dihasilkan dari berapa jumlah pajak yang dibebankan kepada masyarakat dikalikan dengan besarnya tarif pajak yang dibebankan atas pajak itu sendiri, berdasarkan peraturan dan Undang-Undang yang berlaku. Formula itu, berlaku di seluruh dunia. Hal itu untuk rangsangan bagi pihak investor untuk melakukan kegiatan bisnis yang lebih menjanjikan. Ditjen Pajak menargetkan jumlah wajib pajak 10.000.000 hingga pertengahan 2008. J umlah itu bisa lebih besar berpotensi 30.000.000 saat efektifnya Undang-Undang baru. Pemerintah optimis pada 2007 ini bisa menjaring 1.000.000 orang wajib pajak di DKI J akarta dan 5.000.000 di luar DKI J akarta. J umlah wajib pajak sekarang diperkirakan 3.600.000 orang. (Sumber : Rakyat Merdeka, 18 April 2007). Target penerimaan negara Indonesia di sektor pajak tahun 2006 secara nasional sebesar Rp 362.000.000.000.000,- atau mengalami peningkatan 20 persen dari 2005 lalu. Angka tersebut terdiri Rp 325.000.000.000.000,- dari pajak dan Rp 37.000.000.000.000,- dari Pajak Penghasilan (PPh) Migas (wikipedia.org/wiki/Pajak,2007). Fungsi dari pajak di Indonesia adalah (B.Usman dan K.Subroto 1980 :20) : 1. Fungsi Budgetair, yaitu fungsi pajak untuk memasukkan uang ke Kas Negara Perpustakaan Unika 19 2. Fungsi mengatur (regulerend), yaitu fungsi pajak untuk mengatur sesuatu keadaan di masyarakat di bidang sosial/ ekonomi sesuai dengan kebijaksanaan Pemerintah Contoh : Pemberian fasilitas pajak (misalnya tax holiday dalam rangka penanaman modal) Pengenaan pajak di Indonesia dikelompokkan menjadi 2 bagian,yaitu Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara. Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Penerimaan Pajak Daerah diperoleh salah satunya dengan memungut pajak reklame yang sering terpampang di seluruh pojok kota dan bahkan secara umum ada di seluruh alat media cetak dan elektronik sebagai bentuk propaganda yang tentunya dapat memberikan kontribusi bagi pembanguna di Indonesia, apabila sistem pembayaran pajak yang dikenakan lancar. Pajak reklame dipungut oleh Pemerintah Daerah dari pemasangan iklan oleh pemilik produk guna memperkenalkan produknya., karena pajak iklan merupakan salah satu sumber dari Pendapatan Daerah. Untuk itu, peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam pemenuhan kewajiban pajaknya yaitu dengan membayar kewajiban pajaknya sebagai wajib pajak. Dari konsep tersebut, maka di dalam Karya Ilmiah ini penulis akan mencoba mengkaji pelaksanaan pajak reklame yang merupakan salah satu pemasukan asli daerah, dengan judul MEKANISME PENGENAAN DAN Perpustakaan Unika 20 PEMBAYARAN PAJ AK REKLAME PADA PEMERINTAH KOTA SEMARANG. 1.2 Perumusan Permasalahan Dari latar belakang masalah yang dikemukakan pada latar belakang masalah tersebut, dibuatlah satu bentuk pertanyaan yang menjadi perumusan masalah agar dapat dikembangkan pada bab berikutnya dengan suatu bentuk pertanyaan: 1. Bagaimanakah pelaksanaan pengenaan dan pembayaran pajak reklame di Pemerintah Kota Semarang 2. Berapakah besar pengenaan pajak reklame yang ada di Pemerintah kota Semarang 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui sistem pelaksanaan pengenaan dan pembayaran pajak reklame pada Pemerintah Kota Semarang 2. Untuk mengetahui besarnya pengenaan pajak reklame pada Pemerintah Kota Semarang. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Pemerintah Kota Semarang Dapat memberikan masukan bagi Pemerintah Kota Semarang untuk lebih meningkatkan pendataan, pengawasan dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan pajak reklame di Pemerintah Kota Semarang.
Perpustakaan Unika 21 2. Bagi Masyarakat Dapat menambah informasi bagi masyarakat mengenai tata cara pengenaan dan pembayaran pajak reklame di Pemerintah Kota Semarang 3. Bagi Penulis Dapat memperkaya pengetahuan, terutama mengenai pengenaan, pembayaran dan penghitungan pajak reklame 1.5 Sistematika Penulisan Secara garis besar, penulisan Karya Ilmiah ini tersusun sebagai berikut: Bab I : PENDAHULUAN, yang terdiri dari latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian, serta Sistematika Penulisan Bab II : LANDASAN TEORI Pada bab ini, diuraikan tentang landasan teori yang berkaitan dengan pembahasan, kerangka pemikiran dan apabila memang diperlukan, diuraikan hipotesa Bab III : GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. Pada bab ini akan dikemukakan mengenai gambaran singkat dari obyek penelitian, struktur organisasi, tugas dan fungsi yang ada dalam bagian organisasi tersebut dan Metode pengumpulan data. Bab IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN, meninjau tentang hasil penelitian dan membahas hasil penelitian BAB V : PENUTUP, yang berisi Kesimpulan dan Saran Perpustakaan Unika 22 BAB II LANDASAN TEORI
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban warga negara, karena pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang harus berkembang dan meningkat, sesuai dengan perkembangan kemampuan riil rakyat dan laju pembangunan nasional, sangatlah disadari oleh bangsa Indonesia saat ini. Pajak dari perspektif ekonomi dipahami sebagai beralihnya sumber daya dari sektor privat kepada sektor publik. Pemahaman ini memberikan gambaran, bahwa adanya pajak menyebabkan dua situasi menjadi berubah. Pertama, berkurangnya kemampuan individu dalam menguasai sumber daya untuk kepentingan penguasaan barang dan jasa. Kedua, bertambahnya kemampuan keuangan negara dalam penyediaan barang dan jasa publik yang merupakan kebutuhan masyarakat. Sebagaimana halnya perekonomian dalam suatu rumah tangga atau keluarga, perekonomian negara juga mengenal sumber-sumber penerimaan dan pos-pos pengeluaran. Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara. Tanpa pajak, sebagian besar kegiatan negara sulit untuk dapat dilaksanakan. Penggunaan uang pajak meliputi mulai dari belanja pegawai sampai dengan pembiayaan berbagai proyek pembangunan. Pembangunan sarana umum seperti jalan-jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit/puskesmas, kantor polisi dibiayai dengan menggunakan uang yang berasal dari pajak. Uang pajak juga digunakan untuk pembiayaan dalam rangka Perpustakaan Unika 23 memberikan rasa aman bagi seluruh lapisan masyarakat. Setiap warga negara mulai saat dilahirkan sampai dengan meninggal dunia, menikmati fasilitas atau pelayanan dari pemerintah yang semuanya dibiayai dengan uang yang berasal dari pajak. Dengan demikian, jelas bahwa peranan penerimaan pajak bagi suatu negara menjadi sangat dominan dalam menunjang jalannya roda pemerintahan dan pembiayaan pembangunan. Disamping fungsi budgetair (fungsi penerimaan) di atas, pajak juga melaksanakan fungsi redistribusi pendapatan dari masyarakat yang mempunyai kemampuan ekonomi yang lebih tinggi kepada masyarakat yang kemampuannya lebih rendah. Oleh karena itu tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya secara baik dan benar merupakan syarat mutlak untuk tercapainya fungsi redistribusi pendapatan. Sehingga pada akhirnya kesenjangan ekonomi dan sosial yang ada dalam masyarakat dapat dikurangi secara maksimal. 2.1 Pajak Pemungutan Pajak sebagai realisasi dari amanat Garis Kebijkan pemerintah merupakan satu sumber yang sangat dibutuhkan kesadarannya dalam pembayaran. Pengenaan pajak yang baik merupakan bagian dari paket pembaruan sistem perpajakan nasional ini bertujuan untuk meningkatkan penerimaan pajak sehingga negara mampu membiayai pembangunan dari sumber-sumber penerimaan dalam negeri. Dengan demikian pembangunan itu sendiri terjamin kelangsungannya. Terdapat bermacam-macam batasan atau definisi tentang "pajak". Menurut Pius. A. Partanto dan M. Dahlan Al Barry (1994 : 559), yang dimaksud Perpustakaan Unika 24 dengan pajak adalah iuran yang harus dibayarkan oleh seluruh rakyat sebagai sumbangan pada negara. Sementara pemahaman pajak dari perspektif hukum menurut Soemitro merupakan suatu perikatan yang timbul karena adanya undang-undang yang menyebabkan timbulnya kewajiban warga negara untuk menyetorkan sejumlah penghasilan tertentu kepada negara, negara mempunyai kekuatan untuk memaksa dan uang pajak tersebut harus dipergunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan. Dari pendekatan hukum ini memperlihatkan bahwa pajak yang dipungut harus berdasarkan undang-undang sehingga menjamin adanya kepastian hukum, baik bagi fiskus sebagai pengumpul pajak maupun wajib pajak sebagai pembayar pajak. Beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah (wikipedia.org/wiki/Pajak, 2007). 1. Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
Perpustakaan Unika 25 2. Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH. Pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang- undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut kemudian dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut: Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment. Dari definisi yang diberikan terhadap pajak baik pengertian secara ekonomis (pajak sebagai pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah) atau pengertian secara yuridis (pajak adalah iuran yang dapat dipaksakan) dapat ditarik kesimpulan tentang ciri-ciri yang terdapat pada pengertian pajak antara lain sebagai berikut: 1. Pajak dipungut oleh negara baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah berdasarkan atas undang-undang serta aturan pelaksanaannya. 2. Pemungutan pajak mengisyaratkan adanya alih dana (sumber daya) dari sektor swasta (wajib pajak membayar pajak) ke sektor negara (pemungut pajak/administrator pajak). 3. Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin maupun pembangunan. Perpustakaan Unika 26 4. Tidak dapat ditunjukkan adanya imbalan (kontraprestasi) individual oleh pemerintah terhadap pembayaran pajak yang dilakukan oleh para wajib pajak. 5. Selain fungsi budgeter (anggaran) yaitu fungsi mengisi Kas Negara/Anggaran Negara yang diperlukan untuk menutup pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan, pajak juga berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan negara dalam lapangan ekonomi dan sosial (fungsi mengatur / regularend). 2.2 Fungsi Pajak Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Berdasarkan hal diatas maka pajak mempunyai beberapa fungsi, yaitu (wikipedia.org/wiki/Pajak,2007) 1. Fungsi anggaran (budgetair), Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan pajak. 2. Fungsi mengatur (regulerend). Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Contohnya dalam rangka Perpustakaan Unika 27 menggiring penanaman modal, baik dalam negeri maupun luar negeri, diberikan berbagai macam fasilitas keringanan pajak. 3. Fungsi stabilitas. Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan, Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien. 4. Fungsi redistribusi pendapatan. Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. 2.3 Pajak Daerah Menurut Undang-Undang No 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan telah diubah dengan Undang-Undang No 34 Tahun 2000, pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang (Kesit Bambang Prakoso, 2005 : 2). Pajak daerah menurut Diktat Perkuliahan Pajak Daerah sendiri adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai APBD (Drs. Kasno, 2004: 2). Pajak yang dikelola daerah seperti PKB (Pajak Kendaraan Bermotor), pajak hiburan dan pajak reklame dan sebagainya. Pajak daerah dapat dipaksakan berdasar peraturan perundang-undangan yang berlaku, dimana hasilnya digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan Perpustakaan Unika 28 daerah dan pembangunan daerah. Pemungutan pajak tersebut dilaksnakan oleh Departemen Keuangan yang secara langsung oleh Direktorat J enderal Pajak sesuai dengan garis kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Secara umum, pajak yang berlaku di Indonesia dapat dibedakan menjadi Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 34 Tahun 2000, Pasal 2 pajak daerah dibedakan menjadi (Drs. Kasno, 2004 : 2) : 1. Pajak Propinsi (pajak daerah yang dipungut oleh pemerintah daerah tingkat propinsi) : a. Pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air (PKB) b. Bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air (BBNKB) c. Pajak bahan baker kendaraan bermotor (PBBKB) d. Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan (ABT dan AP) 2. pajak Kabupaten/ Kota (pajak daerah yang dipungut oleh pemerintah daerah tingkat kabupaten/ kota) : a. Pajak Hotel b. Pajak Restoran c. Pajak Hiburan d. Pajak Reklame e. Pajak Penerangan J alan f. Pajak pengambilan Bahan Galian Golongan C g. Pajak Parkir Perpustakaan Unika 29 2.4 Pajak Reklame Dalam rangka upaya peningkatan pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan terhadap pembayarannya, pajak terbagi dalam berbagai kelas dan jenis, bergantung dari fungsi dan manfaatnya serta penggunaannya oleh masyarakat. Pajak-pajak tersebut diberi maksud dan kriteria yang memungkinkan masyarakat memahaminya. Seperti halnya pajak reklame. Menurut Kesit Bambang Prakoso (2005 : 125) yang dimaksud dengan pajak reklame adalah pajak atau penyelenggaraan reklame. Reklame sendiri adalah benda, alat, perbuatan atau media yang menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan komersial. Dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa atau orang, ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca dan atau didengar dari suatu tempat oleh umum, kecuali yang dilakukan oleh pemerintah. Obyek pajak dalam pajak reklame adalah semua penyelenggaraan reklame, yaitu orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan atau melakukan pemasangan reklame. Sedangkan yang dimaksud dengan Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar Daerah Pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean. Dan yang dimaksud dengan Pengusaha Kena Pajak adalah Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah Pengusaha yang melakukan penyerahan Perpustakaan Unika 30 Barang Kena Pajak dan atau penyerahan J asa Kena Pajak yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-undang dan perubahannya, tidak termasuk Pengusaha Kecil yang batasannya ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan, kecuali Pengusaha Kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. (wikipedia.org/wiki/Pajak, 2007). 2.5 Mekanisme Pajak Wajib pajak harus memahami tentang pengertian, fungsi, kedudukan, kegunaan, proses pembayaran, dan perhitungan reklame yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam hal ini adalah penyelenggara perusahaan jasa periklaman atau pemasangan reklame (advertising) dan pengusaha pemilik perusahaan pengguna jasa periklanan atau jasa advertising. Mekanisme pemungutan, penyetoran dan pelaporan pajak reklame ada pada pengusaha pengguna jasa reklame dan pengusaha pengelola jasa reklame. Agar dalam pelaksanaan pembayaran dan pengelolaan pajak tidak menimbulkan satu urusan yang berkenaan dengan sanksi administrasi dan sanksi pidana, karena pelanggaran yang berkenaan dengan pajak dapat dikenakan KUHP. Masyarakat pun harus mengetahui macam-macam pajak yang ada di Indonesia. Komponen yang menentukan potensi reklame adalah (Kesit Bambang Prakoso, 2005 : 151): 1. J umlah reklame 2. Luas atau ukuran reklame 3. J umlah dari atau waktu pemasangan 4. Tarif Perpustakaan Unika 31 Sedangkan Potensi reklame non selebaran atau sejenisnya adalah : jumlah reklame dikalikan ukuran/ luas, dikalikan dengan jumlah hari dikalikan tariff atau (Kesit Bambang Prakoso, 2005 : 151) :
Keterangan : PPrk : Potensi rekleme R : J umlah reklame S : Ukuran/ Luas reklame D : J umlah hari Pr : Tarif reklame Dasar pengenaan pajak reklame di Kota Semarang adalah Peraturan Walikota Semarang No. 21 Tahun 2007. Pada mekanismenya, secara umum (nasional), pajak reklame dibebankan sebesar 25 % dari biaya yang ditetapkan oleh penyelenggara reklame. Tetapi di Kota Semarang, nilai sewa reklame yang dibebankan kepada subyek pajak reklame, memperhitungkan lokasi, waktu, jenis dan ukuran. PPRk = R x S x D x Pr Perpustakaan Unika 32 BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
Reklame memberikan keuntungan dan kedudukan sosial ekonomi yang lebih baik bagi orang atau badan yang mempunyai suatu hak atasnya atau memperoleh manfaat, daripadanya, dan oleh karena itu wajar apabila mereka diwajibkan memberikan sebagian dari manfaat yang diperolehnya kepada negara melalui pajak. Sistem perpajakan yang berlaku selama ini khususnya pajak kebendaan dan pajak kekayaan telah menimbulkan beban pajak berganda bagi masyarakat. Oleh karena itu, perlu diakhiri melalui pembaharuan sistem perpajakan sederhana, mudah, adil, dan memberi kepastian hukum. 3.1 Gambaran Singkat Dari Obyek Penelitian Sebagaimana kita ketahui bahwa yang dimaksud dengan Reklame menurut Pasal 1 Peraturan Walikota Semarang No. 21 Tahun 2007 adalah benda, alat atau perbuatan yang menurut bentuk susunan dan atau corak ragamnya dengan maksud untuk mencari keuntungan (sales promotion), digunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan, atau memujikan suatu barang, jasa atau seseorang yang ditempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca, dan atau didengar dari suatu tempat oleh umum. Obyek dalam penelitian ini adalah pengenaan pajak reklame di wilayah kerja kota Semarang. Pemerintah bersama DPRD untuk dapat memfungsikan diri dalam mengelola keuangan daerah merancang peraturan tentang reklame dan kemudian dijadikan acuan untuk memperoleh pendapatan, setiap tahun Perpustakaan Unika 33 pendapatan dari reklame di target, karena reklame termasuk Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pengenaan pajak di kota Semarang saat ini dikelola oleh Dinas Pendapatan Daerah atau saat ini disebut dengan BPKD (Badan Pengelolaan Keuangan Daerah), yang berada di lantai 8 gedung Balaikota J alan Pemuda Semarang. Kantor ini merupakan pusat pemerintahan kota Semarang. Dinas Pendapatan Daerah kota Semarang mencatat semua reklame di kota ini dan bertugas melakukan penarikan pajak yang dibebankan atas reklame tersebut. Dinas Pendapatan Daerah sendiri berada di bawah kendali pemerintahan kota Semarang. Di Indonesia, pajak yang dikenakan atas reklame memiliki banyak kendala yang telah mengakibatkan trauma dan sindrom pajak, dimana pembayarannya masih ada kenakalan. Demikian juga di kota Semarang. 3.2 Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan gambaran secara sistematis mengenai hubungan dan kerjasama sekelompok orang dalam usaha mencapai tujuan bersama. Dengan adanya struktur organisasi yang jelas, maka pimpinan karyawan suatu perusahaan akan dapat mengetahui tugas-tugas apa yang harus dikerjakan dan kepada siapa harus bertanggung jawab serta sejauh mana batas dan wewenang yang diberikan dalam melaksanakan pekerjaan Perpustakaan Unika 34 Struktur Organisasi
WALIKOTA SEMARANG DPRD KOTA SEMARANG WAKIL WALIKOTA SEMARANG ASS. WALIKOTA SEMARANG ASS. WALIKOTA SEMARANG ASS. WALIKOTA SEMARANG ASS. WALIKOTA SEMARANG KA DINAS SEMARANG KA DINAS SEMARANG KA DINAS SEMARANG C A M A T KA DINAS SEMARANG KA DINAS SEMARANG KA DINAS SEMARANG KA DINAS SEMARANG KA DINAS SEMARANG KA DINAS SEMARANG KA DINAS SEMARANG KA DINAS SEMARANG KA DINAS SEMARANG B A G I A N - B A G I A N
KEPALA DESA/KELURAHAN B A G I A N - B A G I A N
B A G I A N - B A G I A N
B A G I A N - B A G I A N
Sumber : Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Semarang 2007 P e r p u s t a k a a n
U n i k a
35 3.3 Tugas 3.3.1. Walikota Semarang dan DPRD Kota Semarang Merupakan perangkat utama dalam membuat kebijaksanaan dan kebijakan di bidang pemerintahan khususnya Kota Semarang. Memegang kekuatan kekuasaan pemerintahan dengan otonomi penuh atau kekuasaan tertinggi di Kota Semarang. Bertanggung jawab atas kelancaran tugas dalam mengatur dan mengendalikan pelaksanaan kebijaksanaan dan kebijakan di bidang pemerintahan khususnya Kota Semarang. Serta ikut melaksanakan keputusan untuk mencapai objektivitas yang telah digariskan pemerintahan Kota Semarang. 3.3.2. Wakil Walikota Semarang Membantu kinerja Walikota Semarang dalam melaksanakan melaksanakan keputusan untuk mencapai objektivitas yang telah digariskan pemerintahan Kota Semarang dan Bertanggung jawab atas kelancaran tugas dalam mengatur dan mengendalikan pelaksanaan kebijaksanaan dan kebijakan di bidang pemerintahan khususnya Kota Semarang. 3.3.3. Assisten Walikota Semarang Bertanggung jawab terhadap Walikota Kota Semarang atas kelancaran kerja pemerintahan Kota Semarang. 3.3.4. Kepala Dinas Bertanggung jawab atas kinerja Dinas-Dinas yang berada di bawah garis kepemimpinan Walikota Kota Semarang. Perpustakaan Unika 36 3.3.5. Kepala Bagian a. Bertanggung jawab secara penuh pelaksanaan kerja di lapangan dan b. Bekerja sama dengan Camat dan Kepala Kelurahan sebagai pelaksana atas kebijaksanaan dan kebijakan di bidang pemerintahan khususnya Kota Semarang demi ketercapaian kinerja Dinas-Dinas yang berada di bawah garis kepemimpinan Walikota Kota Semarang. 3.4 Metode Penelitian 3.4.1 J enis Data J enis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku serta peraturan daerah yang terkait dengan masalah yang dibahas dalam kertas karya ini. Data yang digunakan adalah Peraturan Daerah Kota Semarang No. 7 Tahun 2003 dan Peraturan Walikota Kota Semarang No 21 Tahun 2007 tentang perubahan Peraturan Walikota Kota Semarang No. 2 Tahun 2005 tentang J uklak Peraturan Daerah Kota Semarang No. 7 Tahun 2003 tentang Reklame. 3.4.2 Metode Penelitian 1. Wawancara Penilis melakukan Tanya jawab langsung dengan sumber penelitian. 2. Dokumenter Perpustakaan Unika 37 Dokumenter dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder .Melalui data sekunder ini penulis dapat mengetahui informasi informasi yang dapat dijadikan sebagai landasan dalam penyusuna kertas karya ini. 3.4.3 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penyusunan kertas karya ini adalah teknik deskriptif kualitatif. Teknik analisis deskriptif kualitatif adalah teknik analisis dengan mengumpulkan,mengolah dan menganalisis data berdasarkan teori serta kenyataan yang terjadi di lapangan sehubungan dengan penelitian.
Perpustakaan Unika 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1 Pengenaan Pajak Reklame Kota Semarang Reklame memberikan keuntungan dan kedudukan sosial ekonomi yang lebih baik bagi orang atau badan yang mempunyai suatu hak atasnya atau memperoleh manfaat daripadanya. Oleh karena itu wajar apabila mereka diwajibkan memberikan sebagian dari manfaat yang diperolehnya kepada pemerintah melalui pajak. Sistem perpajakan yang berlaku selama ini khususnya pajak kebendaan dan pajak kekayaan telah menimbulkan beban pajak berganda bagi masyarakat. Oleh karena itu, perlu diakhiri melalui pembaharuan sistem perpajakan sederhana, mudah, adil, dan memberi kepastian hukum. Dengan mengadakan pembaharuan sistem perpajakan melalui penyederhanaan yang meliputi macam-macam pungutan atas tanah dan bangunan, tarif pajak dan cara pembayarannya diharapkan kesadaran perpajakan dari masyarakat akan meningkat sehingga penerimaan pajak akan meningkat pula. Sebagaimana yang tertera dalam Peraturan Walikota Semarang tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Semarang No. 7 Tahun 2003 tentang Reklame, maka yang mendapatkan tugas dalam fungsinya untuk melaksanakan penarikan pajak reklame adalah Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Semarang. Perpustakaan Unika 39 Bentuk reklame yang ditarik pajak atau dikenai pajak dalam Pasal 1 Peraturan Walikota Semarang No. 21 Tahun 2007, adalah: 1. Reklame sementara, adalah reklame yang diselenggarakan untuk kegiatan-kegiatan tertentu dan berjangka waktu maksimal 3 (tiga) bulan, bahan yang digunakan kain, tripleks dan sejenisnya. 2. Reklame papan (Billboard), adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan bahan kayu, triplek, aluminium, bamboo, besi, fiber glass, mika, plastik, kaca, batu, logam, alat penyinar atau bahan lain sejenis yang berbentuk lampu pijar atau alat lain yang bersinar dipasang pada tempat yang disediakan(berdiri sendiri) atau dengan cara digantungkan atau ditempelkan. 3. Reklame kain, adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan bahan kain atau bahan lain yang sejenis dan pemasangannya pada panggung spanduk, panggung umbul-umbul, toko dan tempat lain. 4. Reklame melekat (stiker) poster, adalah reklame yang berbentuk lembaran lepas diselenggarakan dengan cara diberikan atau dapat diminta ditempatkan, dipasang, dipersatukan pada suatu benda milik pribadi atau umum. 5. Reklame kendaraan adalah reklame yang ditempatkan atau ditempelkan pada kendaraan yang digerakkan oleh tenaga mekanik atau tenaga lain, yang perusahaan dan atau perwakilannya berdomisili di wilayah kota Semarang. Perpustakaan Unika 40 6. Reklame udara adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan gas, pesawat atau alat lain yang sejenis. 7. Reklame Megatron, adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan alat elektronik audio visual berupa pesawat pemancar yang menampilkan beberapa gambar/ naskah reklame secara sendiri-sendiri. 8. Panggung reklame, Umpak, Umbul-umbul, Papan nama, Vertikal Banner, Reklame Bando dan Panggung spanduk. Pengenaan terhadap reklame tersebut diatas, dipasang atau dipergunakan sebagai sarana promosi dimana pemasangannya menggunakan tanah atau bangunan yang dikuasai, dibangun dan atau dipelihara oleh Pemerintah Kota Semarang. Bahkan untuk reklame yang dipasang di tanah atau bangunan pihak lain yang berada di luar kekuasaan Pemerintah Kota Semarang tetapi berada di wilayah kerja Pemerintah Kota Semarang. Daerah pemasangan spanduk lain yang dijadikan sarana dan dapat dikenai pajak adalah lahan yang disewa dan biaya yang dikenakan atas pemanfaatan titik lokasi penempatan reklame yang berada di prasarana kota yang dibayar ke kas daerah melalui Dinas Pertamanan dan Pemakaman. Wajib pajak reklame adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan reklame Mengingat bahwa Pajak Reklame merupakan salah satu sumber penerimaan daerah yang sebagian besar hasilnya diarahkan kepada tujuan untuk kepentingan masyarakat di daerah, maka Pajak Reklame merupakan pendapatan yang dapat diandalkan karena pasti diperoleh pemerintah daerah Perpustakaan Unika 41 yang bersangkutan. Penggunaan pajak yang demikian oleh daerah akan merangsang masyarakat untuk memenuhi kewajibannya membayar pajak mereka sekaligus mencerminkan sifat kegotong-royongan rakyat dalam pembiayaan pembangunan. Adapun syarat-syarat ijin reklame di wilayah kerja Pemerintah Kota Semarang berdasarkan Pasal 12 Peraturan Walikota Semarang No. 21 Tahun 2007, adalah: 1. Berdomisili di Kota Semarang 2. Mengisi formulir Permohonan 3. Melampirkan persetujuan titik reklame dan bukti lunas sewa lahan untuk reklame yang dipasang pada sarana/ prasarana kota 4. Melampirkan tanda bukti kepemilikan tanah/ bangunan atau persetujuan pemilik tanah/ bangunan serta membayar kontribusi untuk reklame yang dipasang di luar sarana/ prasarana kota 5. Membayar pajak reklame 6. Menempatkan plat atau tanda lain yang ditetapkan oleh Walikota 7. Melampirkan polis asuransi konstruksi reklame 8. Menyerahkan bank garansi sebagai jaminan pembongkaran reklame untuk reklame ukuran besar. Untuk pemasangan reklame, tidak semua daerah strategis dapat dimanfaatkan, karena masih banyak tempat yang memang dipertahankan bersih dari reklame demi Keamanan dan Ketertiban Lingkungan. Perpustakaan Unika 42 Penyelenggaraan reklame yang dilarang menurut Pasal 18 Peraturan Walikota No. 21 Tahun 2007, adalah : 1. Persil-persil milik Pemerintah yang digunakan untuk kantor-kantor Pemerintah 2. Pohon-pohon penghijauan jalan/ pelindung jalan 3. Kawasan Tugu Muda dengan radius 150 meter 4. Rambu-rambu lalu lintas, tiang listrik dan tiang telepon 5. Di lingkungan pendidikan/ sarana pendidikan, museum dan tempat ibadah 6. Badan sungai dan saluran 7. Pagar Bumi 8. J embatan sungai 4.2 Mekanisme Kerja Pembayaran Pajak Reklame Objek Pajak Reklame yang diberlakukan di kota Semarang adalah mereka yang melakukan penyelenggaraan reklame untuk reklame papan, billboard, megatron, videotron, large electronic display (LED). Atau reklame kain, dan reklame melekat/ Sticker, kemudian reklame selebaran, reklame berjalan termasuk pula pada kendaraan, reklame udara, reklame suara, reklame film dan reklame peragaan, merupakan obyek yang harus dikerjakan oleh Dinas Pendapatan Daerah kota Semarang. Dalam hal ini, untuk tugas dan fungsi yang dibebankan kepada Dinas Pendapatan Daerah Kota Semarang sesuai dengan ketentuan yang ada yaitu mengelola keuangan Daerah, termasuk dari pendapatan reklame. Perpustakaan Unika 43 Penentuan titik dan letak reklame baru ditentukan dengan persetujuan Dinas Penataan Dan pengawasan Bangunan serta instansi terkait. Misalnya pembangunan reklame di jalan atas izin Dinas Perhubungan atau jika di taman, atas rekomendasi Dinas Pertamanan dan Pemakaman. Dinas Pendapatan Daerah hanya melakukan fungsinya: menarik pajak daerah reklame yang sudah terpasang. Apabila sebuah reklame mempunyai nilai dan sifat komersial, reklame itu harus membayar kewajiban pajaknya. Dalam melaksanakan pekerjaannya, pihak penyelenggara reklame yang bertanggung jawab terhadap pihak pemerintah kota Semarang. Karena selama ini mekanisme kerja dari pembayaran pajak bagi reklame adalah : Gambar 2 Mekanisme Pembayaran Pajak Reklame
1. Pihak pemilik reklame akan menghubungi kantor atau usaha jasa Advertising di kota Semarang (untuk baliho dan reklame besar lainnya) 2. Kemudian penentuan harga dan besarnya pajak akan dihitung oleh pihak Advertising yang ditunjuk. Dengan ketentuan Tarif Pajak Reklame : 25% Bagian Retribusi daerah Pengguna jasa pelayanan reklame Advertising a c d Penentuan titik pemasangan Penentuan pembayaran Sumber : Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Semarang 2007 Perpustakaan Unika 44 (dua puluh lima persen) dari besarnya biaya operasional dan besarnya papan reklame yang akan dipasang. 3. Perijinan dan pemasangan serta perjanjian lamanya pemasangan adalah antara pihak Advertising dengan pemerintah Kota Semarang dalam hal ini Kantor Dinas Pendapatan Kota Semarang. Demikian juga dengan pembayaran yang seharusnya dilakukan oleh pihak usaha atau perusahaan yang memasang reklame. 4. Untuk pemasangan spanduk dan lain sebagainya yang bersifat sementara, barulah pihak pemasang reklame yang berkepentingan akan berhubungan secara langsung dengan pemerintah kota Semarang, dan pemasangan berdasarkan keperluan. Dengan demikian pemasukan yang dikelola oleh pemerintah kota Semarang, sampai saat ini masih banyak yang terutang, artinya dalam pelaksanaannya saat ini pihak Advertising masih ada yang menggunakan pola pembayaran mencicil. Bahkan masih ada pemasangan reklame yang liar, artinya tidak melalui prosedur yang semestinya. Saat Terutang Pajak Reklame adalah saat penyelenggaraan reklame atau diterbitkannya SKPD (surat ketetapan pajak daerah). Petunjuk Pelaksanaan (J uklak) Pajak Reklame kota Semarang adalah Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2003, mengacu pada Undang-Undang No. 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Suku Dinas Pendapatan Daerah kota Semarang biasanya dalam menertibkan reklame liar bekerja sama dengan pihak Satuan Polisi Pamong Perpustakaan Unika 45 Praja. Reklame itu akan dibawa ke kantor suku dinas. Jika pemiliknya ingin memperolehnya kembali, dia harus datang dengan membawa surat pembongkaran sekaligus memperpanjang masa izin. Dengan adanya reklame seperti ini, pendapatan daerah akan sedikit mengalami pengurangan atau kerugian. Dalam Pasal 13 Peraturan Daerah Kota Semarang No. 7 Tahun 2003 disebutkan, jika penyelenggaraan reklame di atas tanah atau bangunan milik pribadi, diwajibkan memberi kontribusi sebesar 25 % (duapuluh lima persen) dari harga dasar sewa lahan dari titik terdekat dengan lokasi. Kepala Daerah, dalam hal ini Walikota Semarang memiliki wewenang menentukan tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak yang terutang. Dalam Pasal 14 Peraturan Daerah Kota Semarang No. 7 Tahun 2003 ditetapkan bahwa jangka waktu pembayaran yang diberlakukan terhadap reklame adalah : 1. Reklame kain paling lama 30 (tigapuluh) hari kalender 2. Reklame papan untuk jenis Baliho paling lama 90 (sembilanpuluh) hari kalender 3. Reklame selain a, dan b paling lama 1(satu) tahun Apabila pihak penyelenggara reklame atau pemasang reklame dalam jangka waktu yang ditetapkan tidak mematuhi pembayaran, maka dikenai sanksi administrasi, pidana atau perdata. Sedangkan apabila mereka masih ingin memperpanjang ijin pemasangan reklame, maka perpanjangan ijin Perpustakaan Unika 46 dapat dilakukan secara tertulis kepada Walikota Semarang setidaknya 30 (tigapuluh) hari kalender sebelum masa ijin berakhir. 4.3 Penetapan Harga Lelang Titik Reklame Besarnya pajak atau harga dasar atau sewa lahan yang diberlakukan untuk reklame pada pemerintahan kota Semarang ditetapkan dengan Keputusan Walikota Semarang No. 510.1/319 yang ditetapkan pada tanggal 29 Desember 2003. Keputusan ini dibuat karena pemerintahan kota Semarang dalam menyikapi otonomi Daerah, dimana daerah berhak untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), maka reklame dianggap sebagai salah satu sasaran yang dapat dipergunakan. Daftar harga tersebut adalah : Tabel 4.1. Daftar Harga Dasar Lelang Titik Reklame Kawasan BillBoard (Rp/m 2 /Th) Kawasan A 1.250.000,00 Kawasan B 750.000,00 Kawasan C 500.000,00 Kawasan D 250.000,00 Sumber : Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2003 tentang Reklame
Kawasan A dimaksud adalah kawasan khusus yang ada di Kota Semarang, dengan anggapan, pada wilayah tersebut merupakan kawasan yang memiliki nilai bisnis tinggi (Simpang Lima, Pandanaran I dan wilayah sekitar A Yani, Gajah Mada, Pahlawan, Achmad Dahlan). Kawasan B Perpustakaan Unika 47 merupakan kawasan sentral bisnis, di mana daerah ini banyak ditemui usaha- usaha yang dianggap memiliki nilai keuntungan ekonomi yang tinggi, seperti Pandanaran s.d. Tugu Muda, Agus Salim, Seroja, Anggrek, Bangkong, Imam Barjo, Menteri Supeno, Bandara A. Yani. Pada beberapa wilayah itu, nilai pajak reklame dibebankan lebih besar daripada kawasan lain. Tabel 4.2. Daftar Harga Sewa Lahan Reklame Sementara (Sewa Panggung) Kawasan Panggung Umbul- Umbul (Rp/bh/Th) Panggung Baliho (Rp/ bh /Th) Panggung Spanduk (Rp/ bh /Th) Kawasan A 200.000,00 - - Kawasan B 150.000,00 5.000.000,00 365.000,00 Kawasan C 100.000,00 3.000.000,00 275.000,00 Kawasan D 75.000,00 1.000.000,00 225.000,00
Tabel 4.3. Daftar Harga Pemasangan Reklame Sementara Kawasan Baliho (Rp/ bh /Th) Rekl. Kain (Rp/ bh /Th) Rekl. MMT (Rp/ bh
/Th) Spanduk /Cover (Rp/bh/Th) Balon Udara (Rp/bh/Th) Kwsn A 0,00 400,00 1.000,00 750,00 1.000.000,00 Kwsn B 30.000,00 300,00 800,00 500,00 750.000,00 Kwsn C 25.000,00 250,00 600,00 300,00 500.000,00 Kwsn D 20.000,00 150,00 400,00 200,00 300.000,00 Sumber : Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2003 tentang Reklame Perpustakaan Unika 48
Reklame sementara adalah yang dimaksud pada hasil penetapan Keputusan Walikota No. 510.1/290 tertanggal 29 Nopember 2007, yang berada pada lokasi dan kawasan dimaksud selama 7 (tujuh) hari dan paling lama 30 (tigapuluh) hari untuk kain/mmt dan berada di lokasi lahan sewa reklame selama 7 (tujuh) hari dan paling lama 90 (sembilanpuluh) hari untuk baliho. Tabel 4.4. Daftar Harga Dasar Reklame Bando Kawasan Harga Dasar (Rp/m 2 /Th) Tarif Reklame Dalam Kota 7.500.000,00 Batas Kota 2.500.000,00 HD X J T X TRB
Keterangan : HD : Harga Dasar J T : J arak Tiang TRB : Tinggi Reklame bando (dihitung dari permukaan tanah) Dengan suatu contoh perhitungan Suatu perusahaan produk akan melakukan pemasangan reklame yang di pasang di kawasan Simpang Lima (Kawasan A/ Kawasan Khusus). Reklame ini dengan jenis Billboard, berbentuk persegi panjang dengan ukuran Sumber : Peraturan Daerah No.7 Tahun 2003 tentang Reklame Sumber : Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Semarang 2007 Perpustakaan Unika 49 P =5 m dan L =2,5 m, Tinggi papan dari permukaan tanah adalah 17 m. Pemasangan selama 1 tahun. Maka perhitungannya adalah sebagai berikut : Diketahui : Luas =p x l Luas =5 m x 2,5 m Luas =12,5 m 2
Tinggi =17 m 2
Kelas jalan = Kawasan A (Kawasan Khusus ) Harga tarif dasar yang ditetapkan 1.250.000,00/ m 2 / th =25 % x (12,5 m 2 x 1 th x Rp. 1.250.000,00) =25 % x 15.625.000,00 =3.906.250,00 J adi nilai pajak yang dibayarkan oleh perusahaan tersebut adalah Rp.3.906.250,00/ tahun Sedangkan dalam Keputusan Walikota Semarang Nomor 510.I/290 yang ditetapkan tanggal 29 Nopember 2007, ditambah dengan Kawasan Khusus, Sentral Bisnis dan Bisnis. Penetapan harga diberlakukan hanya untuk reklame tertentu saja, yakni : Tabel 4.5. Daftar Harga Pemasangan Reklame Tetap Kawasan Kelas Jalan Rekl. Papan (Rp/m 2 /Th) Rekl. Papan di JPO (Rp/m 2 /Th) Rekl. Papan Bando (Rp/m 2 /Th) Megatron (Rp/m 2 /Th) Rekl. Kendaraan (berjalan) (Rp/m 2 /Th) Khusus 1.250.000,00 2.500.000,00 5.000.000,00 3.000.000,00 Sntrl Bisnis 750.000,00 1.500.000,00 3.000.000,00 2.000.000,00 Bisnis 500.000,00 1.000.000,00 2.000.000,00 1.000.000,00 500.000,00 Perpustakaan Unika 50 A 350.000,00 700.000,00 1.400.000,00 750.000,00 B 300.000,00 600.000,00 1.200.000,00 650.000,00 C 250.000,00 500.000,00 1.000.000,00 550.000,00
Reklame Tetap adalah yang dimaksud pada hasil penetapan Keputusan Walikota No. 510.1/290 tertanggal 29 Nopember 2007, yang berada pada lokasi dan kawasan dimaksud selama 7 (tujuh) hari dan paling lama 1 (satu) tahun untuk kain/mmt dan berada di lokasi lahan sewa reklame selama 7 (tujuh) hari dan paling lama 1 (satu) tahun untuk baliho.
4.4 Sanksi Pajak Reklame Suatu pajak dipungut dimaksudkan untuk membiayai prasarana atau pelayanan di daerah, sehingga penyerahannya lebih bersifat personal. Sehingga penetapan dan pemungutan pajak harus didukung dengan system pengawasan yang efisien. Keterlambatan membayar pajak seringkali dikenakan dengan tindakan denda dalam bentuk persentase atas jumlah pajak yang terutang. Pengenaan sanksi administrasi terhadap reklame di Kota Semarang diatur dalam Pasal 23 Peraturan Walikota Kota Semarang No.21 Tahun 2007, yakni : Walikota dapat melakukan pencabutan ijin pemasangan reklame, pembongkaran atau penurunan terhadap reklame terpasang atau Sumber : Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Semarang 2007 Perpustakaan Unika 51 menghentikan pemasangan reklame yang sedang berlagsung apabila penyelenggara reklame: 1. Tidak melunasi sewa lahan 2. Tidak menempelkan plat/ label atau tanda lain yang ditetapkan oleh Walikota 3. Melalaikan kewajiban memelihara sarana yang digunakan untuk pemasangan reklame 4. Tidak membayar pajak reklame 5. Merubah naskah, ukuran, bentuk, jenis dan titik lokasi penempatan reklame 6. Memindahtangankan ijin kepada pihak lain 7. Merubah konstruksi reklame yang terutang dalam IMB Pertandaan 8. Belum mengasuransikan reklame 9. Belum menyerahkan uang jaminan pembongkaran Tindak pidana, pemutusan pelayanan pun dilakukan pada pelanggaran pajak reklame disamping tindakan perdata dalam bentuk sanksi denda seperti tersebut dalam peraturan yang ada. Sanksi Pidana yang diberlakukan di Kota Semarang adalah sesuai dengan Pasal 21 Peraturan Daerah Kota Semarang No. 7 Tahun 2003 yakni : 1. Barang siapa melanggar Peraturan daerah diancam pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau dengan sebanyak-banyaknya Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah) 2. Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah pelanggaran Perpustakaan Unika 52 Dalam hal pembongkaran reklame yang dianggap melanggar aturan ijin reklame ini, juga ditetapkan besarnya Rp. 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) per meter persegi dan dihitung dari luas bidang reklame. Dan jika konstruksi reklame ketinggiannya diatas 15 meter dari permukaan tanah, dikenakan tambahan uang jaminan 20 % dari keseluruhan nilai uang jaminan pembongkaran yang ditetapkan. Perpustakaan Unika 53 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan 1. Bentuk reklame yang ditarik pajak atau dikenai pajak di wilayah kota Semarang diatur menurut Peraturan Walikota Semarang Nomor 21 Tahun 2007 adalah Reklame Sementara, Reklame Papan, Reklame Kain, Reklame Poster, Reklame Kendaraan, Reklame Udara, Reklame Megatron, Panggung Spanduk, Baliho, Papan Nama, vertical Banner, Umbul umbul. 2. Pembayaran pajak reklame yang diselenggarakan baik oleh orang pribadi atau badan penyelenggara reklame dibayarkan melalui Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Semarang bagian Anggaran Daerah. 3. Besarnya tarif penyelenggaraan reklame adalah 25 % x Nilai Sewa Reklame x Luas Reklame x Lama Pemasangan Reklame 5.2 Saran 1. Karena dalam pemasangan reklame sering menggunakan jasa Advertising, maka kepada pengelola pajak reklame diharapkan agar lebih tegas dalam pengawasan pemasangan, sesuai atau tidak dengan perijinan. Perpustakaan Unika 54 2. Kepada pribadi atau badan penyelenggara reklame diharapkan untuk bisa lebih memperhatikan mekanisme pembayaran pajak reklame dan bisa lebih mentaati peraturan peraturan yang ada. 3. Kepada pengelola Advertising, pencabutan ijin reklame sering disebabkan pembayaran pajak reklame yang terlambat dari pihak Advertising, diharapkan agar lebih professional dalam kelancaran pembayaran kewajiban atas pemasangan reklame yang dipercayakan kepada pihak Advertising. 4. Karena dalam pencarian referensi pajak reklame termasuk kurang, kepada penulis berikutnya, materi pajak reklame ini agar dapat dijadikan bahan pertimbangan sumber materi, disamping juga agar lebih pandai dalam mencari sumber materi yang sejenis. Perpustakaan Unika 55 DAFTAR PUSTAKA
Penerimaan Pajak di Bawah Standar, Harian Rakyat Merdeka, 18 April 2007
Prakoso, Kesit Bambang. 2005. Pajak dan Retribusi daerah ( Edisi Revisi ). UII Press. Yogyakarta
Keputusan Walikota Semarang No. 510.1/319 , 29 Desember 2003
Partanto, Pius. A. dan M. Dahlan Al Barry. 1994. Kamus Ilmiah Populer.Penerbit Arkola. Surabaya
Peraturan Daerah Kota Semarang No. 7 Tahun 2003 tentang Reklame
Peraturan Walikota Semarang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Perubahan Peraturan Walikota Semarang No. 2 Tahun 2005 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Semarang No. 7 Tahun 2003 tentang Reklame.
Usman, B. dan K, Subroto. 1980. Pajak-Pajak Indonesia. PT. Eresco : Bandung
Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia.2007. <http://www.wikipedia.org/wiki/Pajak>( 2 April 2007)