You are on page 1of 0

MEKANISME PENGENAAN DAN PEMBAYARAN PAJAK REKLAME

PADA PEMERINTAH KOTA SEMARANG




Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Studi Program
Diploma III Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Katolik
Soegijapranata Semarang











Disusun oleh :
LIA DWI INDRIYANI
05.31.0017


PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2008



Perpustakaan Unika
ii

HALAMAN PERSETUJUAN KERTAS KARYA


Nama : LIA DWI INDRIYANI
NIM : 05.31.0017
Fakultas : Ekonomi
Program Studi : D3 Perpajakan
J udul : MEKANISME PENGENAAN DAN PEMBAYARAN PAJAK
REKLAME PADA PEMERINTAH KOTA SEMARANG





Disetujui di,
Semarang, J uli 2008
Pembimbing




(Agnes Arie Mientarry Christy,SE,Akt.)














Perpustakaan Unika
iii

HALAMAN PENGESAHAN KERTAS KARYA

KERTAS KARYA DENGAN J UDUL :

MEKANISME PENGENAAN DAN PEMBAYARAN PAJAK REKLAME
PADA PEMERINTAH KOTA SEMARANG

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

Nama : LIA DWI INDRIYANI
NIM : 05.31.0017

Telah diuji dan dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal Dan
dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk mencapai gelar Ahli Madya Perpajakan.

Pembimbing, Koordinator Penguji



(Agnes Arie Mientarry Christie,SE,Akt.) ( )


Dekan Fakultas Ekonomi


(Drs. Sentot Suciarto A,MP,PhD)



Perpustakaan Unika
iv

PERNYATAAN KEASLIAN KERTAS KARYA

Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : LIA DWI INDRIYANI
NIM : 05.31.0017
Fakultas : Ekonomi
Program Studi : D3 Perpajakan


Menyatakan bahwa Kertas Karya ini adalah hasil karya saya sendiri. Apabila
dikemudian hari ditemukan adanya bukti plagiasi, manipulasi, dan atau dalam
bentuk-bentuk kecurangan yang lain, saya bersedia untuk menerima sanksi
apapun dari Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.




Semarang, J uli 2008



( LIA DWI INDRIYANI )
Perpustakaan Unika
v

KATA PENGANTAR

Segala syukur penulis panjatkan kehadhirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala karunia dan kasih sayang-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Kertas Karya
ini tepat pada waktunya dengan baik.Kertas Karya ini merupakan syarat untuk
menyelesaikan Studi Program Diploma III Perpajak Fakultas Ekonomi
Universitas Soegijapranata Semarang.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas semua
bantuan yang diberikan selama pembuatan Kertas Karya ini, pada pihak-pihak
sebagai berikut
1. Bapak Sentot Suciarto A, MP,PhD selaku Dekan Fakutlas Ekonomi
Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
2. Ibu Eny Trimeyningrum, SE, Msi selaku Ketua J urusan Perpajakan
Program Diploma 3 Fakultas Ekonomi Universitas Katolik
Soegijapranata Semarang.
3. Ibu Agnes Arie Mientarry Christie,SE,Akt. selaku pembimbing
sekaligus Dosen Wali Perpajakan angkatan 2005 Fakultas Ekonomi
Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang telah banyak
membantu, memberikan masukan,bimbingan serta arahan hingga
terselesainya kertas karya ini.
4. Mbak Fifin, selaku Sekretaris J urusan Perpajakan Fakultas Ekonomi
Universitas Katolik Soegijapranata yang telah banyak membantu
dalam kegiatan perkuliahan dan dalam penulisan kertas karya ini.
5. Kepada yang tercinta Bapak,Ibu,Kakakku yang telah banyak
memberikan dorongan,semangat dan doanya selalu hingga
terselesaainya kertas karya ini. I love You.
6. Kekasih sekaligus sahabat dalam segala hal baik susah maupun
senang,makasih buat cinta,pengertian,kesabaran,dorongan,dan doanya
"Thank You So Much Everythink "Luv u sayang....
Perpustakaan Unika
vi

7. Sahabat - sahabat tercinta,Pipit,Anis;Nira,Rizka terima kasih buat hari
- hari gilanya saat bersama - sama kalian,kenangan akan selalu ada dan
tak akan terlupa untuk selamanya. Mizzz U All....
8. Teman - teman angkatan 2005 makasih untuk pertemanannya selama
ini, sukses selalu.
Semua pihak yang telah memberikan banyak bantuan yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Penulis berharap dari uraian singkat ini dapat memberikan manfaat kepada
penulis sendiri maupun kepada yang membutuhkan.Akhir kata dengan segala
kerendahan hati penulis mengharapkan semoga Kertas Karya ini bermanfaat bagi
semua pihak.
Semarang, J uli 2008


PENULIS

Perpustakaan Unika
vii

DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN J UDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJ UAN......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN.................................................... iv
KATA PENGANTAR..................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL............................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xi
ABSTRAKSI ................................................................................................... xii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................ 1
1.2 Perumusan Permasalahan...................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian................................................................. 5
1.5 Sistematika Penulisan............................................................ 5
BAB II. LANDASAN TEORI
2.1 Pajak...................................................................................... 8
2.2 Fungsi Pajak.......................................................................... 11
2.3 Pajak Daerah.......................................................................... 12
2.4 Pajak Reklame....................................................................... 14
2.5 Mekanisme Pajak................................................................... 15
Perpustakaan Unika
viii

BAB III. GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
3.1 Gambaran Singkat Dari Obyek Penelitian............................. 17
3.2 Struktur Organisasi ................................................................ 18
3.3 Tugas..................................................................................... 20
3.4 Metode Penelitian .............................................................. 21
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1 Pengenaan Pajak Reklame Kota Semarang........................... 23
4.2 Mekanisme Kerja Pembayaran Pajak Reklame..................... 27
4.3 Penetapan Harga Lelang Titik Reklame................................ 31
4.4 Sanksi Pajak Reklame........................................................... 36
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan............................................................................ 38
5.2 Saran...................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA
Perpustakaan Unika
ix

DAFTAR TABEL

Hal

4.1 Daftar Harga Dasar Lelang Titik Reklame 31
4.2 Tabel Daftar Harga Sewa Lahan Reklame Sementara (Sewa Panggung) 32
4.3 Tabel Daftar Harga Pemasangan Reklame Sementara . 32
4.4 Tabel Daftar Harga Dasar Reklame Bando 33
4.5 Tabel Daftar Harga Pemasangan Reklame Tetap. 35






























Perpustakaan Unika
x

DAFTAR GAMBAR


Hal

3.1 Struktur Organisasi 19
4.1 Bagan Kerja pengenaan dan perijinan Reklame... 28






























Perpustakaan Unika
xi

DAFTAR LAMPIRAN



1. Foto Kopi Kartu Bimbingan Kertas Karya
2. Foto Kopi Keputusan Walikota Semarang No.973/288 tanggal 29 November
2007 tentang penetapan kawasan dan kelas jalan reklame di Kota Semarang
3. Foto Kopi daftar harga sewa lahan titik reklame tetap
4. Foto Kopi daftar harga sewa lahan titik reklame sementara
5. Foto Kopi formulir penyelenggaraan reklame
6. Foto Kopi perpanjangan izin penempatan dan pemasangan reklame



Perpustakaan Unika
xii

ABSTRAKSI


Pajak Reklame ini termasuk dalam pajak daerah dimana wewenang
pemungutannya ada di tangan pemerintah daerah. Tujuan dikenainya pajak
terhadap pribadi maupun kelompok adalah untuk mewujudkan kemandirian dalam
pembiayaan pembangunan. Adapun hasil penerimaan Pajak Reklame yang
merupakan penerimaan pemerintah daerah lebih diarahkan untuk kepentingan
pembiayaan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di Pemerintahan Daerah
Tingkat II. Di Kota Semarang peraturan yang mengatur tentang reklame adalah
Peraturan Walikota Semarang No 21 Tahun 2007 tentang perubahan atas
Peraturan Walikota No.2 Tahun 2005 tentang J uklak Peraturan Daerah Kota
Semarang No 7 Tahun 2003 tentang Reklame dan Peraturan Daerah No 7 Tahun
2003 tentang Reklame. Pajak dipungut dimaksudkan untuk membiayai prasarana
atau pelayanan di daerah, sehingga pelayanannya lebih bersifat personal.Sehingga
penetapan dan pemungutan pajak harus di dukung dengan sistem pengawasan
yang efisien.
Perpustakaan Unika
17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Pembangunan yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia, tentunya
memiliki suatu tujuan yaitu sebagaimana yang disebutkan oleh Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 alinea IV, yakni : Melindungi segenap bangsa dan
seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Untuk
mewujudkan hal tersebut, tentunya dibutuhkan pembiayaan yang menjamin
ketercapaian pembangunan. Untuk membiayai pembangunan tidak hanya
mengandalkan sumber daya alam, tetapi seluruh potensi dan kemampuan
penerimaan negara harus dimaksimalkan, salah satunya adalah dengan
meningkatkan penerimaan negara melalui perpajakan.
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang,
sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung.
Pajak dipungut penguasa berdasarkan norma-norma hukum guna menutup biaya
produksi barang-barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum
(wikipedia.org/wiki/Pajak, 2007).
Sebagai sebuah kewajiban yang harus dilakukan oleh seluruh warga
negara Indonesia, maka pengenaan pajak berlaku bagi semua unsur yang
terdapat dalam Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam yang memiliki
Perpustakaan Unika
18
nilai produksi dan potensi bagi pembiayaan pembangunan. Upaya memperluas
(ekstensifikasi) pendapatan perpajakan, terus digenjot pemerintah.
Ekstensifikasi ini merupakan suatu keharusan karena penerimaan pajak
mestinya sama dengan basis pajak kali tarif. Dalam arti, bahwa pemasukan dari
sektor pajak, dihasilkan dari berapa jumlah pajak yang dibebankan kepada
masyarakat dikalikan dengan besarnya tarif pajak yang dibebankan atas pajak
itu sendiri, berdasarkan peraturan dan Undang-Undang yang berlaku. Formula
itu, berlaku di seluruh dunia. Hal itu untuk rangsangan bagi pihak investor
untuk melakukan kegiatan bisnis yang lebih menjanjikan. Ditjen Pajak
menargetkan jumlah wajib pajak 10.000.000 hingga pertengahan 2008. J umlah
itu bisa lebih besar berpotensi 30.000.000 saat efektifnya Undang-Undang baru.
Pemerintah optimis pada 2007 ini bisa menjaring 1.000.000 orang wajib pajak
di DKI J akarta dan 5.000.000 di luar DKI J akarta. J umlah wajib pajak sekarang
diperkirakan 3.600.000 orang. (Sumber : Rakyat Merdeka, 18 April 2007).
Target penerimaan negara Indonesia di sektor pajak tahun 2006 secara
nasional sebesar Rp 362.000.000.000.000,- atau mengalami peningkatan 20
persen dari 2005 lalu. Angka tersebut terdiri Rp 325.000.000.000.000,- dari
pajak dan Rp 37.000.000.000.000,- dari Pajak Penghasilan (PPh) Migas
(wikipedia.org/wiki/Pajak,2007).
Fungsi dari pajak di Indonesia adalah (B.Usman dan K.Subroto 1980 :20)
:
1. Fungsi Budgetair, yaitu fungsi pajak untuk memasukkan uang ke Kas
Negara
Perpustakaan Unika
19
2. Fungsi mengatur (regulerend), yaitu fungsi pajak untuk mengatur sesuatu
keadaan di masyarakat di bidang sosial/ ekonomi sesuai dengan
kebijaksanaan Pemerintah
Contoh : Pemberian fasilitas pajak (misalnya tax holiday dalam rangka
penanaman modal)
Pengenaan pajak di Indonesia dikelompokkan menjadi 2 bagian,yaitu
Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh
pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara. Pajak
Daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan
untuk membiayai rumah tangga daerah. Penerimaan Pajak Daerah diperoleh
salah satunya dengan memungut pajak reklame yang sering terpampang di
seluruh pojok kota dan bahkan secara umum ada di seluruh alat media cetak dan
elektronik sebagai bentuk propaganda yang tentunya dapat memberikan
kontribusi bagi pembanguna di Indonesia, apabila sistem pembayaran pajak
yang dikenakan lancar.
Pajak reklame dipungut oleh Pemerintah Daerah dari pemasangan iklan
oleh pemilik produk guna memperkenalkan produknya., karena pajak iklan
merupakan salah satu sumber dari Pendapatan Daerah. Untuk itu, peran serta
masyarakat sangat dibutuhkan dalam pemenuhan kewajiban pajaknya yaitu
dengan membayar kewajiban pajaknya sebagai wajib pajak.
Dari konsep tersebut, maka di dalam Karya Ilmiah ini penulis akan
mencoba mengkaji pelaksanaan pajak reklame yang merupakan salah satu
pemasukan asli daerah, dengan judul MEKANISME PENGENAAN DAN
Perpustakaan Unika
20
PEMBAYARAN PAJ AK REKLAME PADA PEMERINTAH KOTA
SEMARANG.
1.2 Perumusan Permasalahan
Dari latar belakang masalah yang dikemukakan pada latar belakang
masalah tersebut, dibuatlah satu bentuk pertanyaan yang menjadi perumusan
masalah agar dapat dikembangkan pada bab berikutnya dengan suatu bentuk
pertanyaan:
1. Bagaimanakah pelaksanaan pengenaan dan pembayaran pajak reklame di
Pemerintah Kota Semarang
2. Berapakah besar pengenaan pajak reklame yang ada di Pemerintah kota
Semarang
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui sistem pelaksanaan pengenaan dan pembayaran pajak
reklame pada Pemerintah Kota Semarang
2. Untuk mengetahui besarnya pengenaan pajak reklame pada Pemerintah
Kota Semarang.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Pemerintah Kota Semarang
Dapat memberikan masukan bagi Pemerintah Kota Semarang untuk lebih
meningkatkan pendataan, pengawasan dan pemeriksaan terhadap
pelaksanaan pajak reklame di Pemerintah Kota Semarang.

Perpustakaan Unika
21
2. Bagi Masyarakat
Dapat menambah informasi bagi masyarakat mengenai tata cara pengenaan
dan pembayaran pajak reklame di Pemerintah Kota Semarang
3. Bagi Penulis
Dapat memperkaya pengetahuan, terutama mengenai pengenaan,
pembayaran dan penghitungan pajak reklame
1.5 Sistematika Penulisan
Secara garis besar, penulisan Karya Ilmiah ini tersusun sebagai berikut:
Bab I : PENDAHULUAN, yang terdiri dari latar Belakang Masalah,
Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian,
serta Sistematika Penulisan
Bab II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini, diuraikan tentang landasan teori yang berkaitan
dengan pembahasan, kerangka pemikiran dan apabila memang
diperlukan, diuraikan hipotesa
Bab III : GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. Pada bab ini
akan dikemukakan mengenai gambaran singkat dari obyek
penelitian, struktur organisasi, tugas dan fungsi yang ada dalam
bagian organisasi tersebut dan Metode pengumpulan data.
Bab IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL
PENELITIAN, meninjau tentang hasil penelitian dan membahas
hasil penelitian
BAB V : PENUTUP, yang berisi Kesimpulan dan Saran
Perpustakaan Unika
22
BAB II
LANDASAN TEORI

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang menjunjung tinggi hak dan
kewajiban warga negara, karena pajak merupakan salah satu sumber penerimaan
negara yang harus berkembang dan meningkat, sesuai dengan perkembangan
kemampuan riil rakyat dan laju pembangunan nasional, sangatlah disadari oleh
bangsa Indonesia saat ini.
Pajak dari perspektif ekonomi dipahami sebagai beralihnya sumber daya dari
sektor privat kepada sektor publik. Pemahaman ini memberikan gambaran, bahwa
adanya pajak menyebabkan dua situasi menjadi berubah. Pertama, berkurangnya
kemampuan individu dalam menguasai sumber daya untuk kepentingan penguasaan
barang dan jasa. Kedua, bertambahnya kemampuan keuangan negara dalam
penyediaan barang dan jasa publik yang merupakan kebutuhan masyarakat.
Sebagaimana halnya perekonomian dalam suatu rumah tangga atau keluarga,
perekonomian negara juga mengenal sumber-sumber penerimaan dan pos-pos
pengeluaran. Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara. Tanpa pajak,
sebagian besar kegiatan negara sulit untuk dapat dilaksanakan. Penggunaan uang
pajak meliputi mulai dari belanja pegawai sampai dengan pembiayaan berbagai
proyek pembangunan. Pembangunan sarana umum seperti jalan-jalan, jembatan,
sekolah, rumah sakit/puskesmas, kantor polisi dibiayai dengan menggunakan uang
yang berasal dari pajak. Uang pajak juga digunakan untuk pembiayaan dalam rangka
Perpustakaan Unika
23
memberikan rasa aman bagi seluruh lapisan masyarakat. Setiap warga negara mulai
saat dilahirkan sampai dengan meninggal dunia, menikmati fasilitas atau pelayanan
dari pemerintah yang semuanya dibiayai dengan uang yang berasal dari pajak.
Dengan demikian, jelas bahwa peranan penerimaan pajak bagi suatu negara menjadi
sangat dominan dalam menunjang jalannya roda pemerintahan dan pembiayaan
pembangunan.
Disamping fungsi budgetair (fungsi penerimaan) di atas, pajak juga
melaksanakan fungsi redistribusi pendapatan dari masyarakat yang mempunyai
kemampuan ekonomi yang lebih tinggi kepada masyarakat yang kemampuannya
lebih rendah. Oleh karena itu tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan
kewajiban perpajakannya secara baik dan benar merupakan syarat mutlak untuk
tercapainya fungsi redistribusi pendapatan. Sehingga pada akhirnya kesenjangan
ekonomi dan sosial yang ada dalam masyarakat dapat dikurangi secara maksimal.
2.1 Pajak
Pemungutan Pajak sebagai realisasi dari amanat Garis Kebijkan
pemerintah merupakan satu sumber yang sangat dibutuhkan kesadarannya
dalam pembayaran. Pengenaan pajak yang baik merupakan bagian dari paket
pembaruan sistem perpajakan nasional ini bertujuan untuk meningkatkan
penerimaan pajak sehingga negara mampu membiayai pembangunan dari
sumber-sumber penerimaan dalam negeri. Dengan demikian pembangunan itu
sendiri terjamin kelangsungannya.
Terdapat bermacam-macam batasan atau definisi tentang "pajak".
Menurut Pius. A. Partanto dan M. Dahlan Al Barry (1994 : 559), yang dimaksud
Perpustakaan Unika
24
dengan pajak adalah iuran yang harus dibayarkan oleh seluruh rakyat sebagai
sumbangan pada negara.
Sementara pemahaman pajak dari perspektif hukum menurut Soemitro
merupakan suatu perikatan yang timbul karena adanya undang-undang yang
menyebabkan timbulnya kewajiban warga negara untuk menyetorkan sejumlah
penghasilan tertentu kepada negara, negara mempunyai kekuatan untuk
memaksa dan uang pajak tersebut harus dipergunakan untuk penyelenggaraan
pemerintahan. Dari pendekatan hukum ini memperlihatkan bahwa pajak yang
dipungut harus berdasarkan undang-undang sehingga menjamin adanya
kepastian hukum, baik bagi fiskus sebagai pengumpul pajak maupun wajib
pajak sebagai pembayar pajak.
Beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya
adalah (wikipedia.org/wiki/Pajak, 2007).
1. Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani
Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat
dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut
peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi
kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk
menyelenggarakan pemerintahan.



Perpustakaan Unika
25
2. Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH.
Pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang-
undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra
prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk
membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut kemudian dikoreksinya
yang berbunyi sebagai berikut: Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak
rakyat kepada Kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan
surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama
untuk membiayai public investment.
Dari definisi yang diberikan terhadap pajak baik pengertian secara
ekonomis (pajak sebagai pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor
pemerintah) atau pengertian secara yuridis (pajak adalah iuran yang dapat
dipaksakan) dapat ditarik kesimpulan tentang ciri-ciri yang terdapat pada
pengertian pajak antara lain sebagai berikut:
1. Pajak dipungut oleh negara baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah berdasarkan atas undang-undang serta aturan pelaksanaannya.
2. Pemungutan pajak mengisyaratkan adanya alih dana (sumber daya) dari
sektor swasta (wajib pajak membayar pajak) ke sektor negara (pemungut
pajak/administrator pajak).
3. Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum
pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin
maupun pembangunan.
Perpustakaan Unika
26
4. Tidak dapat ditunjukkan adanya imbalan (kontraprestasi) individual oleh
pemerintah terhadap pembayaran pajak yang dilakukan oleh para wajib
pajak.
5. Selain fungsi budgeter (anggaran) yaitu fungsi mengisi Kas
Negara/Anggaran Negara yang diperlukan untuk menutup pembiayaan
penyelenggaraan pemerintahan, pajak juga berfungsi sebagai alat untuk
mengatur atau melaksanakan kebijakan negara dalam lapangan ekonomi dan
sosial (fungsi mengatur / regularend).
2.2 Fungsi Pajak
Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan
bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak
merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran
termasuk pengeluaran pembangunan. Berdasarkan hal diatas maka pajak
mempunyai beberapa fungsi, yaitu (wikipedia.org/wiki/Pajak,2007)
1. Fungsi anggaran (budgetair), Sebagai sumber pendapatan negara, pajak
berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk
menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan pembangunan,
negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan
pajak.
2. Fungsi mengatur (regulerend). Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan
ekonomi melalui kebijaksanaan pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak bisa
digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Contohnya dalam rangka
Perpustakaan Unika
27
menggiring penanaman modal, baik dalam negeri maupun luar negeri,
diberikan berbagai macam fasilitas keringanan pajak.
3. Fungsi stabilitas. Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk
menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga
inflasi dapat dikendalikan, Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan
mengatur peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan
pajak yang efektif dan efisien.
4. Fungsi redistribusi pendapatan. Pajak yang sudah dipungut oleh negara
akan digunakan untuk membiayai semua kepentingan umum, termasuk juga
untuk membiayai pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan kerja,
yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
2.3 Pajak Daerah
Menurut Undang-Undang No 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah dan telah diubah dengan Undang-Undang No 34 Tahun 2000,
pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan
kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang (Kesit Bambang
Prakoso, 2005 : 2).
Pajak daerah menurut Diktat Perkuliahan Pajak Daerah sendiri adalah
pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai
APBD (Drs. Kasno, 2004: 2). Pajak yang dikelola daerah seperti PKB (Pajak
Kendaraan Bermotor), pajak hiburan dan pajak reklame dan sebagainya. Pajak
daerah dapat dipaksakan berdasar peraturan perundang-undangan yang berlaku,
dimana hasilnya digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan
Perpustakaan Unika
28
daerah dan pembangunan daerah. Pemungutan pajak tersebut dilaksnakan oleh
Departemen Keuangan yang secara langsung oleh Direktorat J enderal Pajak
sesuai dengan garis kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
Secara umum, pajak yang berlaku di Indonesia dapat dibedakan menjadi
Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia
No. 34 Tahun 2000, Pasal 2 pajak daerah dibedakan menjadi (Drs. Kasno, 2004
: 2) :
1. Pajak Propinsi (pajak daerah yang dipungut oleh pemerintah daerah tingkat
propinsi) :
a. Pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air (PKB)
b. Bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air (BBNKB)
c. Pajak bahan baker kendaraan bermotor (PBBKB)
d. Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan
(ABT dan AP)
2. pajak Kabupaten/ Kota (pajak daerah yang dipungut oleh pemerintah daerah
tingkat kabupaten/ kota) :
a. Pajak Hotel
b. Pajak Restoran
c. Pajak Hiburan
d. Pajak Reklame
e. Pajak Penerangan J alan
f. Pajak pengambilan Bahan Galian Golongan C
g. Pajak Parkir
Perpustakaan Unika
29
2.4 Pajak Reklame
Dalam rangka upaya peningkatan pembinaan, pengaturan, pengendalian
dan pengawasan terhadap pembayarannya, pajak terbagi dalam berbagai kelas
dan jenis, bergantung dari fungsi dan manfaatnya serta penggunaannya oleh
masyarakat. Pajak-pajak tersebut diberi maksud dan kriteria yang
memungkinkan masyarakat memahaminya. Seperti halnya pajak reklame.
Menurut Kesit Bambang Prakoso (2005 : 125) yang dimaksud dengan
pajak reklame adalah pajak atau penyelenggaraan reklame. Reklame sendiri
adalah benda, alat, perbuatan atau media yang menurut bentuk dan corak
ragamnya untuk tujuan komersial. Dipergunakan untuk memperkenalkan,
menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa atau orang, ataupun untuk
menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang yang
ditempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca dan atau didengar dari suatu tempat
oleh umum, kecuali yang dilakukan oleh pemerintah.
Obyek pajak dalam pajak reklame adalah semua penyelenggaraan
reklame, yaitu orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan atau
melakukan pemasangan reklame. Sedangkan yang dimaksud dengan Pengusaha
adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan
usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor
barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud
dari luar Daerah Pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari
luar Daerah Pabean. Dan yang dimaksud dengan Pengusaha Kena Pajak adalah
Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah Pengusaha yang melakukan penyerahan
Perpustakaan Unika
30
Barang Kena Pajak dan atau penyerahan J asa Kena Pajak yang dikenakan pajak
berdasarkan Undang-undang dan perubahannya, tidak termasuk Pengusaha
Kecil yang batasannya ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan,
kecuali Pengusaha Kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha
Kena Pajak. (wikipedia.org/wiki/Pajak, 2007).
2.5 Mekanisme Pajak
Wajib pajak harus memahami tentang pengertian, fungsi, kedudukan,
kegunaan, proses pembayaran, dan perhitungan reklame yang menjadi tanggung
jawabnya. Dalam hal ini adalah penyelenggara perusahaan jasa periklaman atau
pemasangan reklame (advertising) dan pengusaha pemilik perusahaan pengguna
jasa periklanan atau jasa advertising.
Mekanisme pemungutan, penyetoran dan pelaporan pajak reklame ada
pada pengusaha pengguna jasa reklame dan pengusaha pengelola jasa reklame.
Agar dalam pelaksanaan pembayaran dan pengelolaan pajak tidak menimbulkan
satu urusan yang berkenaan dengan sanksi administrasi dan sanksi pidana,
karena pelanggaran yang berkenaan dengan pajak dapat dikenakan KUHP.
Masyarakat pun harus mengetahui macam-macam pajak yang ada di Indonesia.
Komponen yang menentukan potensi reklame adalah (Kesit Bambang Prakoso,
2005 : 151):
1. J umlah reklame
2. Luas atau ukuran reklame
3. J umlah dari atau waktu pemasangan
4. Tarif
Perpustakaan Unika
31
Sedangkan Potensi reklame non selebaran atau sejenisnya adalah :
jumlah reklame dikalikan ukuran/ luas, dikalikan dengan jumlah hari dikalikan
tariff atau (Kesit Bambang Prakoso, 2005 : 151) :


Keterangan : PPrk : Potensi rekleme
R : J umlah reklame
S : Ukuran/ Luas reklame
D : J umlah hari
Pr : Tarif reklame
Dasar pengenaan pajak reklame di Kota Semarang adalah Peraturan
Walikota Semarang No. 21 Tahun 2007. Pada mekanismenya, secara umum
(nasional), pajak reklame dibebankan sebesar 25 % dari biaya yang ditetapkan
oleh penyelenggara reklame. Tetapi di Kota Semarang, nilai sewa reklame
yang dibebankan kepada subyek pajak reklame, memperhitungkan lokasi,
waktu, jenis dan ukuran.
PPRk = R x S x D x Pr
Perpustakaan Unika
32
BAB III
GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

Reklame memberikan keuntungan dan kedudukan sosial ekonomi yang lebih
baik bagi orang atau badan yang mempunyai suatu hak atasnya atau memperoleh
manfaat, daripadanya, dan oleh karena itu wajar apabila mereka diwajibkan
memberikan sebagian dari manfaat yang diperolehnya kepada negara melalui pajak.
Sistem perpajakan yang berlaku selama ini khususnya pajak kebendaan dan
pajak kekayaan telah menimbulkan beban pajak berganda bagi masyarakat. Oleh
karena itu, perlu diakhiri melalui pembaharuan sistem perpajakan sederhana, mudah,
adil, dan memberi kepastian hukum.
3.1 Gambaran Singkat Dari Obyek Penelitian
Sebagaimana kita ketahui bahwa yang dimaksud dengan Reklame
menurut Pasal 1 Peraturan Walikota Semarang No. 21 Tahun 2007 adalah
benda, alat atau perbuatan yang menurut bentuk susunan dan atau corak
ragamnya dengan maksud untuk mencari keuntungan (sales promotion),
digunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan, atau memujikan suatu
barang, jasa atau seseorang yang ditempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca,
dan atau didengar dari suatu tempat oleh umum. Obyek dalam penelitian ini
adalah pengenaan pajak reklame di wilayah kerja kota Semarang.
Pemerintah bersama DPRD untuk dapat memfungsikan diri dalam
mengelola keuangan daerah merancang peraturan tentang reklame dan
kemudian dijadikan acuan untuk memperoleh pendapatan, setiap tahun
Perpustakaan Unika
33
pendapatan dari reklame di target, karena reklame termasuk Pendapatan Asli
Daerah (PAD).
Pengenaan pajak di kota Semarang saat ini dikelola oleh Dinas
Pendapatan Daerah atau saat ini disebut dengan BPKD (Badan Pengelolaan
Keuangan Daerah), yang berada di lantai 8 gedung Balaikota J alan Pemuda
Semarang. Kantor ini merupakan pusat pemerintahan kota Semarang.
Dinas Pendapatan Daerah kota Semarang mencatat semua reklame di
kota ini dan bertugas melakukan penarikan pajak yang dibebankan atas reklame
tersebut. Dinas Pendapatan Daerah sendiri berada di bawah kendali
pemerintahan kota Semarang. Di Indonesia, pajak yang dikenakan atas reklame
memiliki banyak kendala yang telah mengakibatkan trauma dan sindrom pajak,
dimana pembayarannya masih ada kenakalan. Demikian juga di kota
Semarang.
3.2 Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan gambaran secara sistematis mengenai
hubungan dan kerjasama sekelompok orang dalam usaha mencapai tujuan
bersama. Dengan adanya struktur organisasi yang jelas, maka pimpinan
karyawan suatu perusahaan akan dapat mengetahui tugas-tugas apa yang harus
dikerjakan dan kepada siapa harus bertanggung jawab serta sejauh mana batas
dan wewenang yang diberikan dalam melaksanakan pekerjaan
Perpustakaan Unika
34
Struktur Organisasi









WALIKOTA SEMARANG DPRD KOTA SEMARANG
WAKIL WALIKOTA SEMARANG
ASS. WALIKOTA
SEMARANG
ASS. WALIKOTA
SEMARANG
ASS. WALIKOTA
SEMARANG
ASS. WALIKOTA
SEMARANG
KA DINAS
SEMARANG
KA DINAS
SEMARANG
KA DINAS
SEMARANG
C A M A T
KA DINAS
SEMARANG
KA DINAS
SEMARANG
KA DINAS
SEMARANG
KA DINAS
SEMARANG
KA DINAS
SEMARANG
KA DINAS
SEMARANG
KA DINAS
SEMARANG
KA DINAS
SEMARANG
KA DINAS
SEMARANG
B
A
G
I
A
N
-
B
A
G
I
A
N

KEPALA DESA/KELURAHAN
B
A
G
I
A
N
-
B
A
G
I
A
N

B
A
G
I
A
N
-
B
A
G
I
A
N

B
A
G
I
A
N
-
B
A
G
I
A
N

Sumber : Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Semarang 2007
P
e
r
p
u
s
t
a
k
a
a
n

U
n
i
k
a

35
3.3 Tugas
3.3.1. Walikota Semarang dan DPRD Kota Semarang
Merupakan perangkat utama dalam membuat kebijaksanaan
dan kebijakan di bidang pemerintahan khususnya Kota Semarang.
Memegang kekuatan kekuasaan pemerintahan dengan otonomi penuh
atau kekuasaan tertinggi di Kota Semarang. Bertanggung jawab atas
kelancaran tugas dalam mengatur dan mengendalikan pelaksanaan
kebijaksanaan dan kebijakan di bidang pemerintahan khususnya Kota
Semarang. Serta ikut melaksanakan keputusan untuk mencapai
objektivitas yang telah digariskan pemerintahan Kota Semarang.
3.3.2. Wakil Walikota Semarang
Membantu kinerja Walikota Semarang dalam melaksanakan
melaksanakan keputusan untuk mencapai objektivitas yang telah
digariskan pemerintahan Kota Semarang dan Bertanggung jawab
atas kelancaran tugas dalam mengatur dan mengendalikan
pelaksanaan kebijaksanaan dan kebijakan di bidang pemerintahan
khususnya Kota Semarang.
3.3.3. Assisten Walikota Semarang
Bertanggung jawab terhadap Walikota Kota Semarang atas
kelancaran kerja pemerintahan Kota Semarang.
3.3.4. Kepala Dinas
Bertanggung jawab atas kinerja Dinas-Dinas yang berada di
bawah garis kepemimpinan Walikota Kota Semarang.
Perpustakaan Unika
36
3.3.5. Kepala Bagian
a. Bertanggung jawab secara penuh pelaksanaan kerja di lapangan
dan
b. Bekerja sama dengan Camat dan Kepala Kelurahan sebagai
pelaksana atas kebijaksanaan dan kebijakan di bidang
pemerintahan khususnya Kota Semarang demi ketercapaian
kinerja Dinas-Dinas yang berada di bawah garis kepemimpinan
Walikota Kota Semarang.
3.4 Metode Penelitian
3.4.1 J enis Data
J enis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data
Sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku serta
peraturan daerah yang terkait dengan masalah yang dibahas dalam
kertas karya ini. Data yang digunakan adalah Peraturan Daerah Kota
Semarang No. 7 Tahun 2003 dan Peraturan Walikota Kota Semarang
No 21 Tahun 2007 tentang perubahan Peraturan Walikota Kota
Semarang No. 2 Tahun 2005 tentang J uklak Peraturan Daerah Kota
Semarang No. 7 Tahun 2003 tentang Reklame.
3.4.2 Metode Penelitian
1. Wawancara
Penilis melakukan Tanya jawab langsung dengan sumber
penelitian.
2. Dokumenter
Perpustakaan Unika
37
Dokumenter dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder
.Melalui data sekunder ini penulis dapat mengetahui informasi
informasi yang dapat dijadikan sebagai landasan dalam penyusuna
kertas karya ini.
3.4.3 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penyusunan kertas
karya ini adalah teknik deskriptif kualitatif. Teknik analisis deskriptif
kualitatif adalah teknik analisis dengan mengumpulkan,mengolah dan
menganalisis data berdasarkan teori serta kenyataan yang terjadi di
lapangan sehubungan dengan penelitian.

Perpustakaan Unika
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

4.1 Pengenaan Pajak Reklame Kota Semarang
Reklame memberikan keuntungan dan kedudukan sosial ekonomi
yang lebih baik bagi orang atau badan yang mempunyai suatu hak atasnya
atau memperoleh manfaat daripadanya. Oleh karena itu wajar apabila mereka
diwajibkan memberikan sebagian dari manfaat yang diperolehnya kepada
pemerintah melalui pajak. Sistem perpajakan yang berlaku selama ini
khususnya pajak kebendaan dan pajak kekayaan telah menimbulkan beban
pajak berganda bagi masyarakat. Oleh karena itu, perlu diakhiri melalui
pembaharuan sistem perpajakan sederhana, mudah, adil, dan memberi
kepastian hukum. Dengan mengadakan pembaharuan sistem perpajakan
melalui penyederhanaan yang meliputi macam-macam pungutan atas tanah
dan bangunan, tarif pajak dan cara pembayarannya diharapkan kesadaran
perpajakan dari masyarakat akan meningkat sehingga penerimaan pajak akan
meningkat pula.
Sebagaimana yang tertera dalam Peraturan Walikota Semarang
tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Semarang No. 7 Tahun
2003 tentang Reklame, maka yang mendapatkan tugas dalam fungsinya
untuk melaksanakan penarikan pajak reklame adalah Dinas Pertamanan dan
Pemakaman Kota Semarang.
Perpustakaan Unika
39
Bentuk reklame yang ditarik pajak atau dikenai pajak dalam Pasal 1
Peraturan Walikota Semarang No. 21 Tahun 2007, adalah:
1. Reklame sementara, adalah reklame yang diselenggarakan untuk
kegiatan-kegiatan tertentu dan berjangka waktu maksimal 3 (tiga) bulan,
bahan yang digunakan kain, tripleks dan sejenisnya.
2. Reklame papan (Billboard), adalah reklame yang diselenggarakan
dengan menggunakan bahan kayu, triplek, aluminium, bamboo, besi,
fiber glass, mika, plastik, kaca, batu, logam, alat penyinar atau bahan lain
sejenis yang berbentuk lampu pijar atau alat lain yang bersinar dipasang
pada tempat yang disediakan(berdiri sendiri) atau dengan cara
digantungkan atau ditempelkan.
3. Reklame kain, adalah reklame yang diselenggarakan dengan
menggunakan bahan kain atau bahan lain yang sejenis dan
pemasangannya pada panggung spanduk, panggung umbul-umbul, toko
dan tempat lain.
4. Reklame melekat (stiker) poster, adalah reklame yang berbentuk
lembaran lepas diselenggarakan dengan cara diberikan atau dapat diminta
ditempatkan, dipasang, dipersatukan pada suatu benda milik pribadi atau
umum.
5. Reklame kendaraan adalah reklame yang ditempatkan atau ditempelkan
pada kendaraan yang digerakkan oleh tenaga mekanik atau tenaga lain,
yang perusahaan dan atau perwakilannya berdomisili di wilayah kota
Semarang.
Perpustakaan Unika
40
6. Reklame udara adalah reklame yang diselenggarakan dengan
menggunakan gas, pesawat atau alat lain yang sejenis.
7. Reklame Megatron, adalah reklame yang diselenggarakan dengan
menggunakan alat elektronik audio visual berupa pesawat pemancar yang
menampilkan beberapa gambar/ naskah reklame secara sendiri-sendiri.
8. Panggung reklame, Umpak, Umbul-umbul, Papan nama, Vertikal
Banner, Reklame Bando dan Panggung spanduk.
Pengenaan terhadap reklame tersebut diatas, dipasang atau
dipergunakan sebagai sarana promosi dimana pemasangannya menggunakan
tanah atau bangunan yang dikuasai, dibangun dan atau dipelihara oleh
Pemerintah Kota Semarang. Bahkan untuk reklame yang dipasang di tanah
atau bangunan pihak lain yang berada di luar kekuasaan Pemerintah Kota
Semarang tetapi berada di wilayah kerja Pemerintah Kota Semarang.
Daerah pemasangan spanduk lain yang dijadikan sarana dan dapat
dikenai pajak adalah lahan yang disewa dan biaya yang dikenakan atas
pemanfaatan titik lokasi penempatan reklame yang berada di prasarana kota
yang dibayar ke kas daerah melalui Dinas Pertamanan dan Pemakaman.
Wajib pajak reklame adalah orang pribadi atau badan yang
menyelenggarakan reklame
Mengingat bahwa Pajak Reklame merupakan salah satu sumber
penerimaan daerah yang sebagian besar hasilnya diarahkan kepada tujuan
untuk kepentingan masyarakat di daerah, maka Pajak Reklame merupakan
pendapatan yang dapat diandalkan karena pasti diperoleh pemerintah daerah
Perpustakaan Unika
41
yang bersangkutan. Penggunaan pajak yang demikian oleh daerah akan
merangsang masyarakat untuk memenuhi kewajibannya membayar pajak
mereka sekaligus mencerminkan sifat kegotong-royongan rakyat dalam
pembiayaan pembangunan.
Adapun syarat-syarat ijin reklame di wilayah kerja Pemerintah Kota
Semarang berdasarkan Pasal 12 Peraturan Walikota Semarang No. 21 Tahun
2007, adalah:
1. Berdomisili di Kota Semarang
2. Mengisi formulir Permohonan
3. Melampirkan persetujuan titik reklame dan bukti lunas sewa lahan untuk
reklame yang dipasang pada sarana/ prasarana kota
4. Melampirkan tanda bukti kepemilikan tanah/ bangunan atau persetujuan
pemilik tanah/ bangunan serta membayar kontribusi untuk reklame yang
dipasang di luar sarana/ prasarana kota
5. Membayar pajak reklame
6. Menempatkan plat atau tanda lain yang ditetapkan oleh Walikota
7. Melampirkan polis asuransi konstruksi reklame
8. Menyerahkan bank garansi sebagai jaminan pembongkaran reklame
untuk reklame ukuran besar.
Untuk pemasangan reklame, tidak semua daerah strategis dapat
dimanfaatkan, karena masih banyak tempat yang memang dipertahankan
bersih dari reklame demi Keamanan dan Ketertiban Lingkungan.
Perpustakaan Unika
42
Penyelenggaraan reklame yang dilarang menurut Pasal 18 Peraturan
Walikota No. 21 Tahun 2007, adalah :
1. Persil-persil milik Pemerintah yang digunakan untuk kantor-kantor
Pemerintah
2. Pohon-pohon penghijauan jalan/ pelindung jalan
3. Kawasan Tugu Muda dengan radius 150 meter
4. Rambu-rambu lalu lintas, tiang listrik dan tiang telepon
5. Di lingkungan pendidikan/ sarana pendidikan, museum dan tempat
ibadah
6. Badan sungai dan saluran
7. Pagar Bumi
8. J embatan sungai
4.2 Mekanisme Kerja Pembayaran Pajak Reklame
Objek Pajak Reklame yang diberlakukan di kota Semarang adalah
mereka yang melakukan penyelenggaraan reklame untuk reklame papan,
billboard, megatron, videotron, large electronic display (LED). Atau
reklame kain, dan reklame melekat/ Sticker, kemudian reklame selebaran,
reklame berjalan termasuk pula pada kendaraan, reklame udara, reklame
suara, reklame film dan reklame peragaan, merupakan obyek yang harus
dikerjakan oleh Dinas Pendapatan Daerah kota Semarang. Dalam hal ini,
untuk tugas dan fungsi yang dibebankan kepada Dinas Pendapatan Daerah
Kota Semarang sesuai dengan ketentuan yang ada yaitu mengelola keuangan
Daerah, termasuk dari pendapatan reklame.
Perpustakaan Unika
43
Penentuan titik dan letak reklame baru ditentukan dengan persetujuan
Dinas Penataan Dan pengawasan Bangunan serta instansi terkait. Misalnya
pembangunan reklame di jalan atas izin Dinas Perhubungan atau jika di
taman, atas rekomendasi Dinas Pertamanan dan Pemakaman. Dinas
Pendapatan Daerah hanya melakukan fungsinya: menarik pajak daerah
reklame yang sudah terpasang. Apabila sebuah reklame mempunyai nilai dan
sifat komersial, reklame itu harus membayar kewajiban pajaknya.
Dalam melaksanakan pekerjaannya, pihak penyelenggara reklame
yang bertanggung jawab terhadap pihak pemerintah kota Semarang. Karena
selama ini mekanisme kerja dari pembayaran pajak bagi reklame adalah :
Gambar 2
Mekanisme Pembayaran Pajak Reklame








1. Pihak pemilik reklame akan menghubungi kantor atau usaha jasa
Advertising di kota Semarang (untuk baliho dan reklame besar lainnya)
2. Kemudian penentuan harga dan besarnya pajak akan dihitung oleh pihak
Advertising yang ditunjuk. Dengan ketentuan Tarif Pajak Reklame : 25%
Bagian Retribusi daerah
Pengguna jasa pelayanan
reklame
Advertising
a
c
d
Penentuan titik pemasangan
Penentuan pembayaran
Sumber : Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Semarang 2007
Perpustakaan Unika
44
(dua puluh lima persen) dari besarnya biaya operasional dan besarnya
papan reklame yang akan dipasang.
3. Perijinan dan pemasangan serta perjanjian lamanya pemasangan adalah
antara pihak Advertising dengan pemerintah Kota Semarang dalam hal ini
Kantor Dinas Pendapatan Kota Semarang. Demikian juga dengan
pembayaran yang seharusnya dilakukan oleh pihak usaha atau perusahaan
yang memasang reklame.
4. Untuk pemasangan spanduk dan lain sebagainya yang bersifat sementara,
barulah pihak pemasang reklame yang berkepentingan akan berhubungan
secara langsung dengan pemerintah kota Semarang, dan pemasangan
berdasarkan keperluan.
Dengan demikian pemasukan yang dikelola oleh pemerintah kota
Semarang, sampai saat ini masih banyak yang terutang, artinya dalam
pelaksanaannya saat ini pihak Advertising masih ada yang menggunakan
pola pembayaran mencicil. Bahkan masih ada pemasangan reklame yang
liar, artinya tidak melalui prosedur yang semestinya.
Saat Terutang Pajak Reklame adalah saat penyelenggaraan reklame
atau diterbitkannya SKPD (surat ketetapan pajak daerah).
Petunjuk Pelaksanaan (J uklak) Pajak Reklame kota Semarang adalah
Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2003, mengacu pada Undang-Undang No. 34
Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Suku Dinas Pendapatan Daerah kota Semarang biasanya dalam
menertibkan reklame liar bekerja sama dengan pihak Satuan Polisi Pamong
Perpustakaan Unika
45
Praja. Reklame itu akan dibawa ke kantor suku dinas. Jika pemiliknya ingin
memperolehnya kembali, dia harus datang dengan membawa surat
pembongkaran sekaligus memperpanjang masa izin. Dengan adanya
reklame seperti ini, pendapatan daerah akan sedikit mengalami pengurangan
atau kerugian.
Dalam Pasal 13 Peraturan Daerah Kota Semarang No. 7 Tahun 2003
disebutkan, jika penyelenggaraan reklame di atas tanah atau bangunan milik
pribadi, diwajibkan memberi kontribusi sebesar 25 % (duapuluh lima persen)
dari harga dasar sewa lahan dari titik terdekat dengan lokasi.
Kepala Daerah, dalam hal ini Walikota Semarang memiliki wewenang
menentukan tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak yang
terutang. Dalam Pasal 14 Peraturan Daerah Kota Semarang No. 7 Tahun
2003 ditetapkan bahwa jangka waktu pembayaran yang diberlakukan
terhadap reklame adalah :
1. Reklame kain paling lama 30 (tigapuluh) hari kalender
2. Reklame papan untuk jenis Baliho paling lama 90 (sembilanpuluh) hari
kalender
3. Reklame selain a, dan b paling lama 1(satu) tahun
Apabila pihak penyelenggara reklame atau pemasang reklame dalam
jangka waktu yang ditetapkan tidak mematuhi pembayaran, maka dikenai
sanksi administrasi, pidana atau perdata. Sedangkan apabila mereka masih
ingin memperpanjang ijin pemasangan reklame, maka perpanjangan ijin
Perpustakaan Unika
46
dapat dilakukan secara tertulis kepada Walikota Semarang setidaknya 30
(tigapuluh) hari kalender sebelum masa ijin berakhir.
4.3 Penetapan Harga Lelang Titik Reklame
Besarnya pajak atau harga dasar atau sewa lahan yang diberlakukan
untuk reklame pada pemerintahan kota Semarang ditetapkan dengan
Keputusan Walikota Semarang No. 510.1/319 yang ditetapkan pada tanggal
29 Desember 2003. Keputusan ini dibuat karena pemerintahan kota
Semarang dalam menyikapi otonomi Daerah, dimana daerah berhak untuk
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), maka reklame dianggap
sebagai salah satu sasaran yang dapat dipergunakan. Daftar harga tersebut
adalah :
Tabel 4.1. Daftar Harga Dasar Lelang Titik Reklame
Kawasan BillBoard (Rp/m
2
/Th)
Kawasan A 1.250.000,00
Kawasan B 750.000,00
Kawasan C 500.000,00
Kawasan D 250.000,00
Sumber : Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2003 tentang Reklame

Kawasan A dimaksud adalah kawasan khusus yang ada di Kota
Semarang, dengan anggapan, pada wilayah tersebut merupakan kawasan
yang memiliki nilai bisnis tinggi (Simpang Lima, Pandanaran I dan wilayah
sekitar A Yani, Gajah Mada, Pahlawan, Achmad Dahlan). Kawasan B
Perpustakaan Unika
47
merupakan kawasan sentral bisnis, di mana daerah ini banyak ditemui usaha-
usaha yang dianggap memiliki nilai keuntungan ekonomi yang tinggi, seperti
Pandanaran s.d. Tugu Muda, Agus Salim, Seroja, Anggrek, Bangkong, Imam
Barjo, Menteri Supeno, Bandara A. Yani. Pada beberapa wilayah itu, nilai
pajak reklame dibebankan lebih besar daripada kawasan lain.
Tabel 4.2. Daftar Harga Sewa Lahan Reklame Sementara
(Sewa Panggung)
Kawasan Panggung Umbul-
Umbul (Rp/bh/Th)
Panggung
Baliho
(Rp/ bh /Th)
Panggung Spanduk
(Rp/ bh /Th)
Kawasan A 200.000,00 - -
Kawasan B 150.000,00 5.000.000,00 365.000,00
Kawasan C 100.000,00 3.000.000,00 275.000,00
Kawasan D 75.000,00 1.000.000,00 225.000,00



Tabel 4.3. Daftar Harga Pemasangan Reklame Sementara
Kawasan Baliho (Rp/
bh /Th)
Rekl. Kain
(Rp/ bh
/Th)
Rekl.
MMT (Rp/
bh

/Th)
Spanduk
/Cover
(Rp/bh/Th)
Balon Udara
(Rp/bh/Th)
Kwsn A 0,00 400,00 1.000,00 750,00 1.000.000,00
Kwsn B 30.000,00 300,00 800,00 500,00 750.000,00
Kwsn C 25.000,00 250,00 600,00 300,00 500.000,00
Kwsn D 20.000,00 150,00 400,00 200,00 300.000,00
Sumber : Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2003 tentang Reklame
Perpustakaan Unika
48


Reklame sementara adalah yang dimaksud pada hasil penetapan
Keputusan Walikota No. 510.1/290 tertanggal 29 Nopember 2007, yang
berada pada lokasi dan kawasan dimaksud selama 7 (tujuh) hari dan paling
lama 30 (tigapuluh) hari untuk kain/mmt dan berada di lokasi lahan sewa
reklame selama 7 (tujuh) hari dan paling lama 90 (sembilanpuluh) hari untuk
baliho.
Tabel 4.4. Daftar Harga Dasar Reklame Bando
Kawasan Harga Dasar
(Rp/m
2
/Th)
Tarif Reklame
Dalam Kota 7.500.000,00
Batas Kota 2.500.000,00
HD X J T X TRB



Keterangan :
HD : Harga Dasar
J T : J arak Tiang
TRB : Tinggi Reklame bando (dihitung dari permukaan tanah)
Dengan suatu contoh perhitungan
Suatu perusahaan produk akan melakukan pemasangan reklame yang
di pasang di kawasan Simpang Lima (Kawasan A/ Kawasan Khusus).
Reklame ini dengan jenis Billboard, berbentuk persegi panjang dengan ukuran
Sumber : Peraturan Daerah No.7 Tahun 2003 tentang Reklame
Sumber : Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Semarang 2007
Perpustakaan Unika
49
P =5 m dan L =2,5 m, Tinggi papan dari permukaan tanah adalah 17 m.
Pemasangan selama 1 tahun. Maka perhitungannya adalah sebagai berikut :
Diketahui : Luas =p x l
Luas =5 m x 2,5 m
Luas =12,5 m
2

Tinggi =17 m
2

Kelas jalan = Kawasan A (Kawasan Khusus )
Harga tarif dasar yang ditetapkan 1.250.000,00/ m
2
/ th
=25 % x (12,5 m
2
x 1 th x Rp. 1.250.000,00)
=25 % x 15.625.000,00
=3.906.250,00
J adi nilai pajak yang dibayarkan oleh perusahaan tersebut adalah
Rp.3.906.250,00/ tahun
Sedangkan dalam Keputusan Walikota Semarang Nomor 510.I/290
yang ditetapkan tanggal 29 Nopember 2007, ditambah dengan Kawasan
Khusus, Sentral Bisnis dan Bisnis. Penetapan harga diberlakukan hanya
untuk reklame tertentu saja, yakni :
Tabel 4.5. Daftar Harga Pemasangan Reklame Tetap
Kawasan
Kelas Jalan
Rekl. Papan
(Rp/m
2
/Th)
Rekl. Papan
di JPO
(Rp/m
2
/Th)
Rekl. Papan
Bando
(Rp/m
2
/Th)
Megatron
(Rp/m
2
/Th)
Rekl. Kendaraan
(berjalan)
(Rp/m
2
/Th)
Khusus
1.250.000,00 2.500.000,00 5.000.000,00 3.000.000,00
Sntrl Bisnis
750.000,00 1.500.000,00 3.000.000,00 2.000.000,00
Bisnis
500.000,00 1.000.000,00 2.000.000,00 1.000.000,00
500.000,00
Perpustakaan Unika
50
A
350.000,00 700.000,00 1.400.000,00 750.000,00
B
300.000,00 600.000,00 1.200.000,00 650.000,00
C
250.000,00 500.000,00 1.000.000,00 550.000,00


Reklame Tetap adalah yang dimaksud pada hasil penetapan
Keputusan Walikota No. 510.1/290 tertanggal 29 Nopember 2007, yang
berada pada lokasi dan kawasan dimaksud selama 7 (tujuh) hari dan paling
lama 1 (satu) tahun untuk kain/mmt dan berada di lokasi lahan sewa reklame
selama 7 (tujuh) hari dan paling lama 1 (satu) tahun untuk baliho.


4.4 Sanksi Pajak Reklame
Suatu pajak dipungut dimaksudkan untuk membiayai prasarana atau
pelayanan di daerah, sehingga penyerahannya lebih bersifat personal.
Sehingga penetapan dan pemungutan pajak harus didukung dengan system
pengawasan yang efisien. Keterlambatan membayar pajak seringkali
dikenakan dengan tindakan denda dalam bentuk persentase atas jumlah pajak
yang terutang.
Pengenaan sanksi administrasi terhadap reklame di Kota Semarang
diatur dalam Pasal 23 Peraturan Walikota Kota Semarang No.21 Tahun
2007, yakni : Walikota dapat melakukan pencabutan ijin pemasangan
reklame, pembongkaran atau penurunan terhadap reklame terpasang atau
Sumber : Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Semarang 2007
Perpustakaan Unika
51
menghentikan pemasangan reklame yang sedang berlagsung apabila
penyelenggara reklame:
1. Tidak melunasi sewa lahan
2. Tidak menempelkan plat/ label atau tanda lain yang ditetapkan oleh
Walikota
3. Melalaikan kewajiban memelihara sarana yang digunakan untuk
pemasangan reklame
4. Tidak membayar pajak reklame
5. Merubah naskah, ukuran, bentuk, jenis dan titik lokasi penempatan
reklame
6. Memindahtangankan ijin kepada pihak lain
7. Merubah konstruksi reklame yang terutang dalam IMB Pertandaan
8. Belum mengasuransikan reklame
9. Belum menyerahkan uang jaminan pembongkaran
Tindak pidana, pemutusan pelayanan pun dilakukan pada pelanggaran
pajak reklame disamping tindakan perdata dalam bentuk sanksi denda seperti
tersebut dalam peraturan yang ada. Sanksi Pidana yang diberlakukan di Kota
Semarang adalah sesuai dengan Pasal 21 Peraturan Daerah Kota Semarang
No. 7 Tahun 2003 yakni :
1. Barang siapa melanggar Peraturan daerah diancam pidana kurungan
selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau dengan sebanyak-banyaknya Rp.
5.000.000,00 (lima juta rupiah)
2. Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah pelanggaran
Perpustakaan Unika
52
Dalam hal pembongkaran reklame yang dianggap melanggar aturan
ijin reklame ini, juga ditetapkan besarnya Rp. 200.000,00 (dua ratus ribu
rupiah) per meter persegi dan dihitung dari luas bidang reklame. Dan jika
konstruksi reklame ketinggiannya diatas 15 meter dari permukaan tanah,
dikenakan tambahan uang jaminan 20 % dari keseluruhan nilai uang jaminan
pembongkaran yang ditetapkan.
Perpustakaan Unika
53
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
1. Bentuk reklame yang ditarik pajak atau dikenai pajak di
wilayah kota Semarang diatur menurut Peraturan Walikota
Semarang Nomor 21 Tahun 2007 adalah Reklame Sementara,
Reklame Papan, Reklame Kain, Reklame Poster, Reklame
Kendaraan, Reklame Udara, Reklame Megatron, Panggung
Spanduk, Baliho, Papan Nama, vertical Banner, Umbul
umbul.
2. Pembayaran pajak reklame yang diselenggarakan baik oleh
orang pribadi atau badan penyelenggara reklame dibayarkan
melalui Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Semarang
bagian Anggaran Daerah.
3. Besarnya tarif penyelenggaraan reklame adalah 25 % x Nilai
Sewa Reklame x Luas Reklame x Lama Pemasangan Reklame
5.2 Saran
1. Karena dalam pemasangan reklame sering menggunakan jasa
Advertising, maka kepada pengelola pajak reklame diharapkan agar lebih
tegas dalam pengawasan pemasangan, sesuai atau tidak dengan perijinan.
Perpustakaan Unika
54
2. Kepada pribadi atau badan penyelenggara reklame diharapkan untuk bisa
lebih memperhatikan mekanisme pembayaran pajak reklame dan bisa
lebih mentaati peraturan peraturan yang ada.
3. Kepada pengelola Advertising, pencabutan ijin reklame sering disebabkan
pembayaran pajak reklame yang terlambat dari pihak Advertising,
diharapkan agar lebih professional dalam kelancaran pembayaran
kewajiban atas pemasangan reklame yang dipercayakan kepada pihak
Advertising.
4. Karena dalam pencarian referensi pajak reklame termasuk kurang, kepada
penulis berikutnya, materi pajak reklame ini agar dapat dijadikan bahan
pertimbangan sumber materi, disamping juga agar lebih pandai dalam
mencari sumber materi yang sejenis.
Perpustakaan Unika
55
DAFTAR PUSTAKA




Penerimaan Pajak di Bawah Standar, Harian Rakyat Merdeka, 18 April 2007

Prakoso, Kesit Bambang. 2005. Pajak dan Retribusi daerah ( Edisi
Revisi ). UII Press. Yogyakarta

Keputusan Walikota Semarang No. 510.1/319 , 29 Desember 2003

Partanto, Pius. A. dan M. Dahlan Al Barry. 1994. Kamus Ilmiah Populer.Penerbit
Arkola. Surabaya

Peraturan Daerah Kota Semarang No. 7 Tahun 2003 tentang Reklame

Peraturan Walikota Semarang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Perubahan
Peraturan Walikota Semarang No. 2 Tahun 2005 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Semarang No. 7 Tahun 2003
tentang Reklame.

Usman, B. dan K, Subroto. 1980. Pajak-Pajak Indonesia. PT. Eresco : Bandung

Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia.2007.
<http://www.wikipedia.org/wiki/Pajak>( 2 April 2007)


Perpustakaan Unika

You might also like