You are on page 1of 9

BPS PROVINSI JAWA BARAT

No. 19/08/32/Th. IX, 15 Agustus 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN II / 2007

Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat pada triwulan II tahun 2007 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) meningkat sebesar 3,96 persen terhadap triwulan I tahun 2007. Hampir semua sektor mengalami pertumbuhan positif, kecuali sektor pertambangan dan penggalian, sektor LGA dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Pertumbuhan tertinggi di sektor pertanian sebesar 23,85 persen dan terendah di sektor pertambangan dan penggalian sebesar 2,40 persen. PDRB Jawa Barat pada triwulan II tahun 2007 atas dasar harga berlaku mencapai 133,53 triliun, dengan PDRB terbesar dicapai oleh sektor industri pengolahan sebesar 55,95 triliun atau sebesar 41,90 persen, dan share terkecil ada pada sektor pertambangan dan penggalian sebesar 2,29 persen (3,06 triliun), sedangkan atas dasar harga konstan 2000 mencapai 68,16 triliun. Pertumbuhan PDRB jika dilihat secara year on year (yoy), yaitu dibandingkan dengan triwulan II tahun 2006 meningkat sebesar 6,19 persen. Pertumbuhan yoy tertinggi di sektor perdagangan, hotel dan restoran mencapai 15,81 persen, sedangkan pertumbuhan terendah di sektor pertambangan dan penggalian mencapai 6,21 persen. Pertumbuhan PDRB tanpa migas pada triwulan II tahun 2007 mencapai 4,19 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan PDRB secara keseluruhan yang besarnya mencapai 3,96 persen. Selanjutnya pertumbuhan sektor rill (semua sektor kecuali sub sektor bank dan sub sektor lembaga keuangan bukan bank) dalam PDRB Jawa Barat selama triwulan II tahun 2007 mencapai 3,89 persen. Bila dibandingkan dengan periode yang sama yaitu triwulan II tahun 2006 mengalami pertumbuhan sebesar 5,77 persen atau 0,42 point lebih rendah dari pertumbuhan PDRB keseluruhan yang besarnya mencapai 6,19 persen. PDRB atas dasar harga berlaku triwulan II tahun 2007 senilai Rp. 133,53 triliun, sebagian besar digunakan untuk konsumsi rumahtangga sebesar Rp. 83,70 triliun. Komponen lainnya meliputi pengeluaran untuk konsumsi pemerintah sebesar Rp. 11,05 triliun, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik sebesar Rp. 21,66 triliun, perubahan inventori sebesar Rp. 4,56 triliun, transaksi ekspor sebesar Rp. 57,09 triliun dan impor sebesar Rp. 45,93 triliun.

Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Barat No. 19/08/32/Th. IX, 15 Agustus 2007

1. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II Tahun 2007


Kinerja perekonomian Jawa Barat pada triwulan II tahun 2007 yang tergambarkan oleh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan mengalami pertumbuhan sebesar 3,96 persen bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mengalami perlambatan sebesar -0,51 persen. Hal yang sama juga terlihat dari besaran laju pertumbuhan ekonomi jika dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2006, kinerja perekonomian Jawa Barat mampu tumbuh sebesar 6,19 persen (lihat Tabel 1). Dari 9 sektor yang mendukung perkembangan perekonomian Jawa Barat, 3 sektor diantaranya pada triwulan kedua tahun 2007 ini pertumbuhannya negatif. Sektor-sektor tersebut adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor listrik, gas dan air bersih, serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Sedangkan 6 sektor lainnya mampu tumbuh positif bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Keenam sektor tersebut adalah sektor Pertanian tumbuh sebesar 23,85 persen, sektor industri pengolahan tumbuh sebesar 1,64 persen, sektor bangunan/konstruksi tumbuh sebesar 2,10 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran tumbuh sebesar 1,45 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan tumbuh sebesar 2,52 persen dan sektor jasa-jasa mampu tumbuh sebesar 1,00 persen.
Tabel 1 Laju Pertumbuhan PDRB Jawa Barat Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000
Lapangan Usaha [1] 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Pertanian,Perkebunan,Peternakan,Kehutanan dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan/Konstruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa Triwln I 2007 Terhadap Triuln IV 2006 [2] 14,89 -4,55 -1,79 1,45 0,80 -5,06 -1,27 2,10 -0,81 Triwln II 2007 Terhadap Triwln I 2007 [3] 23,85 -2,40 1,64 -0,97 2,10 1,45 -0,18 2,52 1,00 Sumber Pertumbuhan Tri II 07 [4] 2,81 -0,06 0,73 -0,02 0,07 0,30 -0,01 0,08 0,07 Triwln II 2007 Terhadap Triwln II 2006 [5] -0,45 -6,21 4,79 4,87 10,08 15,81 12,06 12,87 0,89

PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS

-0,51 -0,41

3,96 4,19

3,96 -

6,19 6,61

Bila dilihat dari sumber pertumbuhannya, sektor pertanian memberikan andil paling besar yaitu sebesar 2,81 persen, disusul oleh sektor industri pengolahan sebesar 0,73 persen dan sektor perdagangan, 2
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Barat No. 19/08/32/Th. IX, 15 Agustus 2007

hotel dan restoran sebesar 0,30 persen. Sedangkan tiga sektor lainnya yaitu sektor pertambangan dan penggalian, sektor LGA dan sektor pengangkutan dan komunikasi sumber pertumbuhannya negatif, masing-masing -0,06 persen, -0,02 persen dan -0,01 persen. PDRB triwulan II tahun 2007 bila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya menunjukkan adanya peningkatan di semua sektor, kecuali sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian. PDRB triwulan II tahun ini meningkat sebesar 6,19 persen bila dibandingkan dengan triwulan II tahun 2006. Peningkatan ini dipengaruhi oleh peningkatan sektor industri pengolahan sebesar 4,79 persen, sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 4,87 persen, sektor bangunan/konstruksi sebesar 10,08 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 15,81 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 12,06 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 12,87 persen dan sektor jasa-jasa sebesar 0,89 persen.

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Barat Triwulan II Tahun 2007 Atas Dasar Harga Konstan 2000

0.07 Jasa-jasa 1.00 0.08 Keuangan 2.52

(0.01) Angkutan (0.18) 0.30 Perdagangan 1.45 0.07 Bangunan 2.10

Sumber LPE

(0.02) LGA

(0.97) 0.73

Industri

1.64

Pertambangan

(0.06) (2.40) 2.81

Pertanian

23.85

Persen
(5.00) 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00

Memasuki triwulan II tahun 2007, sektor pertanian secara qtq menunjukan pertumbuhan yang signifikan. Dampak pergeseran misim tanam di triwulan IV 2006 masih mempengaruhi kinerja pertanian triwulan II 2007. Tingginya pertumbuhan sektor ini lebih disebabkan karena pencapaian volume produksi di triwulan I belum optimal. Bila dibandingkan dengan triwulan II 2006, sektor pertanian masih tumbuh negatif 0,45 persen. Perlambatan kinerja ini hampir terjadi di semua sub sektornya kecuali sub sektor tabama yang mampu tumbuh sebesar 1,07 persen, sedangkan sub sektor yang lainnya seperti:
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Barat No. 19/08/32/Th. IX, 15 Agustus 2007

perkebunan mengalami perlambatan sebesar -4,50 persen, peternakan sebesar -4,49 persen, kehutanan sebesar -1,56 persen dan sub sektor perikanan mengalami perlambatan sebesar -7,10 persen. Sementara itu, pertumbuhan sektor riil dalam PDRB, yaitu pertumbuhan semua sektor kecuali sub sektor bank dan sub sektor lembaga keuangan bukan bank pada triwulan kedua tahun 2007 mengalami pertumbuhan sebesar 3,89 persen, yang berarti lebih rendah dibanding pertumbuhan PDRB Jabar secara keseluruhan yaitu sebesar 3,96 persen (lihat Tabel 2).

Tabel 2 PDRB Sektor Riil Jawa Barat Triwulan I 2007 dan Triwulan II 2007, Menurut Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Triliun Rupiah)
Uraian [1] 1. 2. 3 PDRB sub sektor bank dan sub sektor lembaga keuangan bukan bank PDRB Sektor Riil* Total PDRB Triwulan I 2007 Berlaku [2] Konstan [3] Triwulan II 2007 Berlaku [4] Konstan [5] Laju Pertumbuhan (%) Berlaku [6] Konstan [7]

1,71 124,79 126,51

0,85 64,70 65,56

1,90 131.62 133,53

0,93 67,22 68,16

10,99 5,48 5,55

9,28 3,89 3,96

* PDRB sektor riil : seluruh sektor-sektor dalam PDRB kecuali sub sektor bank dan sub sektor lembaga keuangan bukan bank.

2. Nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Triwulan I Tahun 2007 dan Triwulan II Tahun 2007
Pada triwulan II tahun 2007, PDRB atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 133,53 triliun, sedangkan pada triwulan I tahun 2007 hanya mencapai Rp. 126,51 triliun. Apabila PDRB ini dinilai dengan harga pada tahun 2000 (tahun dasar), maka triwulan I tahun 2007 mencapai Rp. 65,56 triliun sedangkan triwulan II tahun 2007 mencapai Rp. 68,16 triliun. Dari Tabel 3, sektor ekonomi yang menunjukkan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku terbesar pada triwulan II tahun 2007 adalah sektor industri pengolahan yang mencapai Rp. 55,95 triliun, atau memiliki andil sebesar 41,90 persen terhadap total PDRB. Kemudian sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp. 27,28 triliun, sektor pertanian mencapai Rp. 17,79 triliun, sektor jasa-jasa mencapai Rp. 10,83 triliun dan sektor pengangkutan dan komunikasi mencapai Rp. 7,63 triliun. Keempat sektor tersebut memiliki andil terhadap pembentukan PDRB masing-masing sebesar 20,43 persen, 13,32 persen, 8,11 persen dan 5,72 persen. Selanjutnya kontribusi juga diberikan oleh sektor bangunan sebesar Rp. 3,96 triliun (2,97 persen), sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar Rp. 3,73 triliun (2,80 persen), sektor listrik, gas dan air bersih sebesar Rp. 3,30 triliun (2,47 persen) dan sektor pertambangan dan penggalian sebesar Rp. 3,06 triliun atau 2,29 persen. Pada penghitungan PDRB menurut harga konstan 2000, sektor-sektor dengan kontribusi yang relatif besar antara lain sektor industri pengolahan Rp. 29,59 triliun, sektor perdagangan, hotel dan 4
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Barat No. 19/08/32/Th. IX, 15 Agustus 2007

restoran sebesar Rp. 13,88 triliun, sektor pertanian Rp. 9,55 triliun dan sektor jasa-jasa sebesar Rp. 4,69 triliun. Sedangkan sektor-sektor ekonomi yang lainnya rata-rata kontribusinya dibawah Rp. 4,00 triliun.

Tabel 3 PDRB Jawa Barat Menurut Lapangan Usaha Triwulan I 2007 dan Triwulan II 2007 Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Triliun Rupiah)

Lapangan Usaha [1] 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Pertanian,Perkebunan,Peternakan,Kehutanan dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan/Konstruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa [2]

Triwulan I 2007 Berlaku Konstan [3] 7,71 1,69 29,12 1,49 2,14 13,68 3,02 2,07 4,64

Triwulan II 2007 Berlaku [4] 17,79 3,06 55,95 3,30 3,96 27,28 7,63 3,73 10,83 Konstan [5] 9,55 1,65 29,59 1,48 2,18 13,88 3,02 2,12 4,69

14,49 3,12 54,70 3,33 3,85 26,27 7,59 3,57 9,59

PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS

126,51 120,46

65,56 63,44

133,53 127,65

68,16 66,10

3. Struktur Ekonomi Menurut Lapangan Usaha Triwulan I tahun 2007 dan Triwulan II Tahun 2007
Berdasarkan Tabel 4, pada triwulan II tahun 2007, sektor yang memiliki peranan terbesar dalam pembentukan PDRB Jawa Barat berturut-turut adalah sektor industri pengolahan sebesar 41,90 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 20,43 persen, sektor pertanian sebesar 13,32 persen dan sektor jasa-jasa serta sektor pengangkutan dan komunikasi masing-masing sebesar 8,11 persen dan 5,72 persen. Sedangkan sektor-sektor yang memiliki peranan relatif kecil dalam pembentukan PDRB triwulan II tahun 2007 adalah sektor pertambangan dan penggalian sebesar 2,29 persen, sektor LGA sebesar 2,47 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 2,80 persen dan sektor bangunan sebesar 2,97 persen.

Tabel 4
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Barat No. 19/08/32/Th. IX, 15 Agustus 2007

Struktur Ekonomi Jawa Barat Menurut Lapangan Usaha Triwulan I 2007 dan Triwulan II 2007 (Persentase)
Lapangan Usaha [1] 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Pertanian,Perkebunan,Peternakan,Kehutanan dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan/Konstruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa Triwulan I 2007 [2] Triwulan II 2007 [3]

11,45 2,47 43,24 2,63 3,05 20,76 6,00 2,82 7,58

13,32 2,29 41,90 2,47 2,97 20,43 5,72 2,80 8,11

PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS

100.00 95,22

100.00 95,59

Apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, yaitu triwulan I tahun 2007 tampak sektor pertanian mengalami peningkatan terbesar dalam memberikan andilnya yaitu dari 11,45 persen menjadi 13,32 persen. Sedangkan peranan PDRB Tanpa Migas terhadap pembentukan total PDRB Jawa Barat pada triwulan II 2007 mengalami peningkatan sebesar 0,37 poin bila dibandingkan dengan triwulan I 2007, yaitu dari 95,22 persen menjadi 95,59 persen.

4. PDRB Menurut Penggunaan


PDRB atas dasar harga berlaku triwulan II tahun 2007 senilai Rp. 133,53 triliun, sebagian besar digunakan untuk konsumsi rumahtangga sebesar Rp. 83,70 triliun. Komponen lainnya meliputi pengeluaran untuk konsumsi pemerintah sebesar Rp. 11,05 triliun, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik sebesar Rp. 21,66 triliun, perubahan inventori sebesar Rp. 4,56 triliun, transaksi ekspor sebesar Rp. 57,09 triliun dan impor sebesar Rp. 45,93 triliun.

Ditinjau dari sisi penggunaan atau permintaan, peningkatan pertumbuhan PDRB Propinsi Jawa Barat atas dasar harga konstan triwulan II tahun 2007 disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan semua komponen permintaan, yaitu pengeluaran konsumsi rumahtangga, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal atau investasi fisik, perubahan inventori kecuali ekspor. Pertumbuhan ekonomi 6
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Barat No. 19/08/32/Th. IX, 15 Agustus 2007

triwulan II tahun 2007 sebagian besar bersumber dari komponen konsumsi rumahtangga yang merupakan komponen terbesar PDRB menurut penggunaan. Dari peningkatan pertumbuhan sebesar 3,96 persen (qto-q), sebesar 2,39 persen dari komponen konsumsi rumahtangga. Sementara komponen konsumsi pemerintah memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan sebesar 1,67 persen, komponen pembentukan modal tetap bruto sebesar 0,41 persen. Sebaliknya komponen ekspor justru menjadi faktor penghambat pertumbuhan sebesar (-0,05) persen.

Tabel 5 PDRB Menurut Penggunaan Triwulan I dan Triwulan II Tahun 2007 (Triliun Rupiah)
Harga Berlaku Trw I 2007 (2) 80,29 7,91 20,95 3,84 -1,51 56,97 41,94 126,51 Trw II 2007 (3) 83,70 11,05 21,66 4,56 1,41 57,09 45,93 133,53 (4) 42,72 3,38 11,23 1,77 -2,22 35,86 27,19 65,56 Harga Konstan Trw I 2007 Trw II 2007 (7) 44,28 4,47 11,50 1,78 -0,37 35,83 29,33 68,16

Komponen Penggunaan (1) 1. Konsumsi Rumahtangga 2. Konsumsi Pemerintah 3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 4. Perubahan Inventori Deskrepansi Statistik 5. Ekspor 6. Dikurangi Impor PDRB

Pengeluaran konsumsi rumahtangga atas dasar harga berlaku meningkat dari Rp. 80,29 triliun pada triwulan I menjadi Rp. 83,70 triliun pada triwulan II tahun 2007. Komponen konsumsi rumahtangga merupakan pengeluaran terbesar, peranannya sebesar 62,68 persen. Jika dibandingkan dengan peranannya pada triwulan I turun dari 63,47 persen, dan lebih rendah dari peranan triwulan II tahun 2006 sebesar 65,50 persen. Pengeluaran konsumsi rumahtangga secara riil (atas dasar konstan 2000) mengalami peningkatan sekitar 3,67 persen pada triwulan II tahun 2007 (Rp 44,28 triliun) dibandingkan dengan triwulan I (Rp. 42,72 triliun). Peningkatan pengeluaran konsumsi rumahtangga tersebut terjadi pada komoditas makanan sebesar 3,12 persen dan bukan makanan 4,40 persen. Jika dilihat pertumbuhannya secara year on year meningkat sebesar 8,13 persen. Pada triwulan II tahun 2007 pengeluaran konsumsi pemerintah mengalami peningkatan dibandingkan triwulan I, baik untuk belanja barang maupun belanja pegawai. Besarnya pengeluaran konsumsi pemerintah atas dasar harga berlaku meningkat dari Rp.7,91 triliun pada triwulan I menjadi Rp. 11,05 triliun pada triwulan II tahun 2007. Peranannya pada triwulan II tahun 2007 sebesar 8,28 persen, lebih tinggi dari peranan triwulan I sebesar 6,25 persen. Sementara pada kurun waktu yang sama
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Barat No. 19/08/32/Th. IX, 15 Agustus 2007

pengeluaran konsumsi pemerintah atas dasar harga konstan 2000 meningkat sebesar 32,38 persen. Jika dibandingkan terhadap triwulan II tahun 2006 meningkat sebesar 5,85 persen.

Tabel 6 Laju Pertumbuhan Komponen-Komponen PDRB Penggunaan (Persentase)


Laju Pertumbuhan (Persen) Komponen Penggunaan (1) 1. Konsumsi Rumahtangga 2. Konsumsi Pemerintah 3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 4. Perubahan Inventori 5. Ekspor 6. Dikurangi Impor PDRB Trw I 2007 thd Trw IV 2006 (2) -1,29 -30,83 -1,96 -8,73 -5,10 -14,63 -0,51 Trw II thd Trw I 2007 (3) 3,67 32,38 2,39 0,05 -0,10 7,88 3,96 Trw II 2007 thd Trw II 2006 (4) 8,13 5,85 4,86 -20,83 3,02 3,35 6,19 Sumber Pertumbuhan (Persen) Trw II07 (7) 2,39 1,67 0,41 0,00 -0,05 3,27 3,96

Pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan dari Rp. 20,95 triliun pada triwulan I menjadi Rp. 21,66 triliun pada triwulan II tahun 2007. Peranan PMTB pada triwulan II tahun 2007 sebesar 16,22 persen, sedikit lebih kecil dari triwulan sebelumnya yang sebesar 16,56 persen. PMTB atas dasar harga konstan 2000 pada triwulan II tahun 2007 sebesar Rp 11,50 triliun naik 2,39 persen bila dibandingkan dengan triwulan I Rp. 11,23 triliun. Secara year on year meningkat sebesar 4,86 persen.

Tabel 7 Distribusi Komponen-Komponen PDRB Penggunaan Triwulan I Triwulan Ii Tahun 2007 (Persentase)
Komponen Penggunaan (1) 1. Konsumsi Rumahtangga Trw I 2007 (3) 63,47 Trw II 2007 (4) 62,68

Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Barat No. 19/08/32/Th. IX, 15 Agustus 2007

2. Konsumsi Pemerintah 3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 4. Perubahan Inventori Deskrepansi Statistik 5. Ekspor 6. Dikurangi Impor PDRB

6,25 16,56 3,03 -1,19 45,03 33,15 100,00

8,28 16,22 3,41 1,06 42,75 34,40 100,00

Nilai ekspor atas dasar harga berlaku naik dari Rp. 56,97 triliun pada triwulan I menjadi Rp. 57,09 triliun pada triwulan II tahun 2007. Kontribusi nilai ekspor terhadap PDB atas dasar harga berlaku pada triwulan II tahun 2007 sebesar 42,75 persen lebih rendah jika dibanding dengan triwulan I sebesar 45,03 persen dan lebih rendah jika dibanding dengan triwulan II tahun 2006 sebesar 47,27 persen. Nilai ekspor pada triwulan II tahun 2007 berdasarkan harga konstan 2000 turun sebesar minus 0,10 persen dibanding triwulan I, yaitu dari Rp. 35,86 triliun menjadi Rp. 35,83 triliun. Apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2006, nilai ekspor atas dasar konstan 2000 triwulan II tahun 2007 meningkat sebesar 3,02 persen. Komponen ekspor memberikan kontribusi sebesar minus 0,05 persen terhadap LPE. Demikian pula dengan nilai impor Indonesia atas dasar harga berlaku naik dari Rp.41,94 triliun pada triwulan I menjadi Rp.45,93 triliun pada triwulan II tahun 2007. Besarnya peranan komponen impor pada triwulan II tahun 2007 sebesar 34,40 persen, lebih tinggi jika dibandingkan dengan peranan triwulan sebelumnya yang sebesar 33,15 persen. Nilai impor atas dasar harga konstan 2000 meningkat sebesar 7,88 persen, dari Rp. 27,19 triliun pada triwulan I menjadi Rp. 29,33 triliun pada triwulan II tahun 2007. Dan apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2006, nilai impor atas dasar konstan 2000 triwulan II tahun 2007 naik sebesar 3,35 persen.

Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Barat No. 19/08/32/Th. IX, 15 Agustus 2007

You might also like