You are on page 1of 26

BAB I PENDAHULUAN

Praktek kedokteran dilakukan oleh para profesional kedokteran lazimnya dokter dan kelompok profesi kedokteran lainnya yang meliputi perawat atau ahli farmasi. Berdasarkan sejarah, hanya dokterlah yang dianggap mempraktekkan ilmu kedokteran secara harfiah, dibandingkan dengan profesi-profesi perawatan kesehatan terkait. Profesi kedokteran adalah struktur sosial dan pekerjaan dari sekelompok orang yang dididik secara formal dan diberikan wewenang untuk menerapkan ilmu kedokteran. Di berbagai negara dan wilayah hukum, terdapat batasan hukum atas siapa yang berhak mempraktekkan ilmu kedokteran atau bidang kesehatan terkait.

Dalam suatu profesi, perlu adanya norma yang mengatur segala aspek dalam profesi tersebut. Kode etik profesi ini pada dasarnya mengatur hubungan antara profesional orang yang menguasai suatu bidang profesi!, dengan klien pihak yang menggunakan jasa profesional!. Profesional harus memberikan jasa atas keahliannya sebaik-baiknya kepada Klien. Begitu pula sebaliknya, Klien harus membayar sejumlah penghargaan atas jasa dari Profesional sesuai dengan kesepakatan. "da pesan moral dan tanggung jawab bagi yang menjalankan kode etik profesi ini.

Kode etik profesi tidak bersifat statis. #elalu ada perubahan ke arah yang lebih baik. Perubahan ini dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan. Pemerintah atau organisasi yang terkait, bisa melakukan perubahan dengan kon$ensi dari seluruh profesional bidang profesi. %api ada kalanya etika profesi dilanggar. &al ini biasanya dilakukan oleh para profesional yang kurang baik dalam memberikan jasa pada klien mereka. #angsi untuk pelanggaran ini dapat berupa sangsi moral dari masyarakat, atau bisa menjadi hukuman pidana.

BAB II LAPORAN KASUS #eorang pasien laki-laki datang ke praktek dokter. Pasien ini dan keluarganya adalah pasien lama dokter tersebut, dan sangat akrab serta selalu mendiskusikan kesehatan keluarganya dengan dokter tersebut. Kali ini pasien laki-laki ini datang sendirian dan mengaku telah melakukan hubungan dengan wanita lain seminggu yang lalu. #esudah itu, ia masih tetap berhubungan dengan istrinya. Dua hari terakhir ia mengeluh bahwa alat kemaluannya mengeluarkan nanah dan terasa nyeri. #etelah diperiksa ternyata ia menderita '(. Pasien tidak ingin istrinya tahu, karena bisa terjadi pertengkaran diantara keduanya. Dokter tahu bahwa mengobati penyakit tersebut pada pasien ini tidaklah sulit, tetapi oleh karena ia telah berhubungan juga dengan istrinya maka mungkin istrinya juga sudah tertular, istrinya juga harus diobati.

BAB III
2

PEMBAHASAN A. Kronologis Pak Boim adalah pemilik hotel bintang lima di salah satu jalan protokol ibu kota )akarta. #eminggu yang lalu pak Boim pergi ke diskotik bersama dengan temannya. Disana pak Boim berkenalan dengan perempuan yang sangat cantik, perempuan ini adalah perempuan penghibur di tempat tersebut. *alam itu pak Boim menghabiskan beberapa botol minuman-minuman keras bersama perempuan itu dan temannya. #etelah pak Boim dan perempuan itu memutuskan menginap di salah satu hotel di )akarta disalah satu hotel milik temannnya. Pagi harinya sekitar jam + pak Boim pulang ke rumah tanpa sepengetahuan istrinya. Beberapa hari setelah kejadian tersebut, pak Boim merasakan nyeri saat miksi dan keluar pus kental. #udah dua hari ini keluhan tersebut ia rasakan, karena itu ia memutuskan untuk berobat ke dokter keluarganya. #etelah diperiksa diketahui bahwa pak Boim menderita '(. Pak Boim lalu menceritakan kejadian tersebut pada dokter. Dokter menjelaskan bahwa penyakitnya dapat disembuhkan dengan pengobatan yang tidak begitu sulit, akan tetapi karena ia telah menderita sejak seminggu yang lalu serta selama seminggu tersebut masih berhubungan dengan istrinya maka kemungkinan istrinya juga sudah tertular '( sebab '( merupakan salah satu penyakit menular seksual. Dokter juga menegaskan bahwa istrinya perlu diperiksa apakah menderita '( dan bila positif maka harus segera diobati karena pada wanita penyakit tersebut tidak menampakkan gejala yang khas. Pak Boim kemudian menanyakan bagaimana bila ia saja yang diobati, tanpa memeriksa atau mengobati istrinya. Dokter pun menjelaskan bahwa meskipun ia telah diobati sampai sembuh, bila istrinya telah terkena '( dan tidak mendapat pengobatan maka ia akan terkena '( kembali dan begitu seterusnya karena terdapat fenomena ping pong pada kasus '(. Pak Boim kemudian meminta dokter merahasiakan hal tersebut. Dokter kemudian menyarankan agar pak Boim sendiri yang meminta istrinya datang ke dokter untuk diobati, sebab bukan wewenang dokter untuk memberitahukan kepada istrinya perihal penyebab penyakit '( yang kemungkinan akibat perbuatan suaminya. B. Peran dokter
3

Dalam kasus ini dokter berkewajiban menerapkan prinsip-prinsip etika kedokteran terutama dalam hal informed consent dan menjaga rahasia kedokteran yang telah dipercayakan pasien kepadanya. Dalam hal informed consent, pasien ini perlu mendapat penjelasan yang lengkap dan sejelas-jelasnya mengenai penyakit '( yang dideritanya, kemungkinan penyebabnya, pengobatan yang diperlukan serta kemungkinan adanya penularan pada istri serta pentingnya pengobatan pada istrinya bila terkena '( juga, lengkap dengan penjelasan mengenai konsekuensi apabila istrinya tidak diobati. Kemudian setelah penjelasan tersebut dokter kemudian akan meminta consent terhadap tindakan terapi yang akan diberikan. ,nformed consent tersebut dapat diberikan secara lisan atau tertulis. Dalam hal menjaga rahasia kedokteran, pasien pada kasus ini ingin agar dokter tidak memberitahukan kepada istrinya bahwa ia menderita '( karena ia takut akan terjadi pertengkaran. Pasien berhak untuk merahasiakan penyakitnya tersebut dan kewajiban dokter adalah menjaga rahasia tersebut dan hanya boleh membocorkannya dengan izin pasien. #ehingga dokter tidak berhak memberitahukan hal tersebut pada istri pasien. Demi kebaikan pasien maka istrinya tersebut harus tetap diobati, akan tetapi sebaiknya yang meminta istri pasien datang berobat adalah pasien sendiri. Perihal bagaimana cara menjelaskannya itu diserahkan kepada pasien. Dengan kata lain dokter hanya mengobati istrinya, tetapi bila istrinya tersebut menanyakan penyakitnya maka dokter dapat memberitahu bahwa ia menderita '( akan tetapi dokter tidak berhak memberitahu bahwa penyebab dari '( pada dirinya tersebut adalah akibat perbuatan suaminya. -ang pasti dokter tidak diperkenankan untuk membuka rahasia pasien serta tidak juga diperbolehkan untuk membohongi istrinya tersebut.

C. Infor ed !onsent Dalam aspek hukum kesehatan hubungan dokter terjalin dalam ikatan transaksi atau kontrak terapeutik. %iap-tiap pihak yaitu yang memberi pelayanan dan yang menerima pelayanan mempunyai hak dan kewajiban yang harus dihormati. ,nformed artinya diberitahukan, telah disampaikan, atau telah di informasikan. .onsent artinya
4

persetujuan yang diberikan kepada seseorang untuk berbuat sesuatu. Dengan demikian, informed consent adalah persetujuan yang diberikan pasien kepada dokter setelah diberi penjelasan./ -ang dimaksud dengan informed atau memberi penjelasan adalah keadaan yang berhubungan dengan penyakit pasien dan tindakan medik apa yang akan dilakukan dokter serta hal-hal lain yang perlu dijelaskan dokter atas petanyaan pasien atau keluarga. Dalam Permenkes 0omor 123 tahun /323 dijelaskan bahwa Persetujuan %indakan Dokter informed consent! adalah persetujuan pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut. Dari pengertian demikian, informed consent bisa dilihat dari 4 sudut yaitu membicarakan informed consent dari pengertian umum dan yang kedua membicarakan informed consent dari pengertian khusus. Dalam pengertian umum, informed consent adalah persetujuan yang diperoleh dokter sebelum melakukan pemeriksaan, pengobatan, dan tindakan medik apapun yang akan dilakukan. 0amun dalam pelayanan kesehatan sering pengertian kedua lebih dikenal, yaitu informed consentyang dikaitkan dengan persetujuan atau izin tertulis dari pasien atau keluarga pada tindakan in$asif operatif atau tindakan in$asif lain yang beresiko. %erdapat + elemen dalam informed consent, yaitu 5 1. Threshold elements Pemberian consent haruslah seorang yang kompeten. Kompeten disini diartikan sebagai kapasitas untuk membuat keputusan medis!. #ecara hukum seseorang dianggap cakap kompeten! adalah apabila telah dewasa , sadar dan berada dalam keadaan mental yang tidak dibawah pengampunan. Dewasa diartikan sebagai usia telah mencapai 4/ tahun atau telah pernah menikah. 2. Information elements 6lemen ini terdiri dari 4 bagian, yaitu disclosure understanding pengungkapan! dan

pemahaman!. Pengertian berdasarkan pemahaman yang adekuat

membawa konsekuensi kepada tenaga medis untuk memberikan informasi disclosure! sedemikian rupa agar pasien dapat mencapai pemahaman yang adekuat. 3. Consent elements 6lemen ini juga terdiri dari dua bagian yaitu $oluntariness kesukarelaan, kebebasan! dan authorization persetujuan!. Kesukarelaan mengharuskan tidak adanya tipuan, misrepresentasi ataupun paksaan. Pasien juga harus bebas dari tekanan yang dilakukan tenaga medis yang bersikap seolah-olah akan dibiarkan apabila tidak enyetujui tawarannya. .onsent dapat diberikan dengan 4 cara, yaitu5 a. Dinyatakan e7pressed! Dinyatakan secara lisan

Dinyatakan secara tertulis pernyataan tertulis diperlukan apabila dibutuhkan bukti dikemudian hari, umumnya pada tindakan in$asif atau yang beresiko mempengaruhi kesehatan pasien secara bermakna. Permenkes tentang Persetujuan %indakan *edis menyatakan bahwa semua jenis tindakan operatif harus memperoleh persetujuan tertulis. b.%idak dinyatakan implied! Pasien tidak menyatakannya, baik secara lisan maupun tertulis, namun melakukan tingkah laku gerakan! yang menunjukkan jawabannya. *eskipun consent jenis ini tidak memilik bukti, namun consent jenis inilah yang paling banyak dilakukan dalam praktek sehari-hari. *isalnya adalah seorang yang menggulung lengan bajunya dan mengulurkan lengannya ketika akan diambil darahnya. Pada kasus ini, mengingat pasien sudah kompeten dewasa dan tidak memiliki gangguan kejiwaan atau keterbelakangan mental! maka informed consent tentu harus diberikan kepada pasien sebelum ia mendapat pengobatan '(. ,nformed consent tersebut diberikan setelah sebelumnya pasien mendapat penjelasan tentang penyakit '(, kemungkinan penyebab, kemungkinan adanya penularan terhadap istrinya dan perlunya
6

pengobatan yang bukan hanya perlu diberikan pada pasien tetapi juga pada istrinya untuk menghindari adanya fenomena ping pong. "dapun dasar hukum dari perlunya pemberian informed consent pada kasus ini adalah sebagai berikut Pasal " Per enkes No #$#%MenKes%Per%I&%"'$'( a. Persetujuan tindakan medik8informed consent adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut. b. %indakan medik adalah suatu tindakan yang dilakukan terhadap pasien berupa diagnostik atau terapeutik. c. %indakan in$asif adalah tindakan medik ynag langsung dapat mempengaruhi keutuhan jaringan tubuh. d. Dokter adalah dokter umum8dokter spesialis dan dokter gigi8dokter gigi spesialis yang bekerja di rumah sakit, puskesmas, klinik atau praktek perorangan8bersama. Pasal ( Per enkes No #$#%MenKes%Per%I&%"'$' /! #emua tindakan yang akan dilakukan terhadapa pasien harus mendapat persetujuan. 4! Persetujuan dapat diberikan secara tertulis maupun lisan. +! Persetujuan sebagaimana dimaksud dalam ayat /! diberikan setelah pasien mendapat informasi yang adekuat tentang perlunya tindakan medik yang bersangkutan serta resiko yang dapat ditimbulkannnya. 9! .ara penyampaian dan isi informasi harus disesuaikan dengan tingkat pendidikan serta kondisi dan situasi pasien. Pasal ) Per enkes No #$#%MenKes%Per%I&%"'$' /! ,nformasi tentang tindakan medik harus diberikan kepada pasien, baik diminta maupun tidak diminta.
7

4! Dokter harus memberikan informasi selengkap-lengkapnya, kecuali bila dokter menilai bahwa informasi tersebut dapat merugikan kepentingan kesehatan pasien atau pasien menolak diberikan informasi. +! Dalam hal sebagaimana dimaksud ayat 4! dokter dengan persetujuan pasien dapat memberikan informasi tersebut kepada keluarga terdekat dengan didampingi oleh seorang perawat atau paramedik lainnya sebagai saksi. Pasal # Per enkes No #$#%MenKes%Per%I&%"'$' /! ,nformasi yang diberikan mencakup keuntungan dan kerugian dari tindakan medik yang akan dilakukan, baik diagnostik maupun terapeutik. 4! ,nformasi diberikan secara lisan. +! ,nformasi harus diberikan secara jujur dan benar kecuali bila dokter menilai bahwa hal itu dapat merugikan kepentingan kesehatan pasien. 9! Dalam hal-hal sebagaimana dimaksud ayat +! dokter dengan persetujuan pasien dapat memberikan informasi tersebut kepada keluarga terdekat pasien. D. H*k* +ada dokter

Di dalam praktek kedokteran terdapat aspek etik profesi, disiplin profesi dan aspek hukum yang sangat luas, yang sering tumpang-tindih pada suatu issue tertentu, seperti pada informed consent, wajib simpan rahasia kedokteran, profesionalisme, dll. 0orma etik profesi disiplin profesi dan hukum pidana memang berada dalam satu garis, dengan etik profesi di satu ujung dan hukum pidana di ujung lainnya. Disiplin profesi terletak diantaranya dan kadang membaur dari ujung ke ujung. Bahkan di dalam praktek kedokteran, aspek etik profesi dan8atau disiplin profesi seringkali tidak dapat dipisahkan dari aspek hukumnya, oleh karena banyaknya norma etik profesi yang telah diangkat menjadi norma hukum, atau sebaliknya norma hukum yang mengandung nilai-nilai etika. "spek etik profesi yang mencatumkan juga kewajiban memenuhi standar profesi mengakibatkan penilaian perilaku etik profesi seorang dokter yang diadukan tidak dapat dipisahkan dengan penilaian perilaku disiplin profesinya. 6tika profesi yang memiliki
8

sanksi moral dipaksa berbaur dengan keprofesian yang memiliki sanksi disiplin profesi yang bersifat administratif. Keadaan menjadi semakin sulit sejak para ahli hukum menganggap bahwa standar prosedur dan standar pelayanan medis dianggap sebagai domain hukum, padahal selama ini profesi menganggap bahwa memenuhi standar profesi adalah bagian dari sikap etis dan sikap profesional. Dengan demikian pelanggaran standar profesi dapat dinilai sebagai pelanggaran etik profesi, disiplin profesi dan juga sekaligus pelanggaran hukum. Pada kasus ini terdapat dua kewajiban utama yang harus dipenuhi doketr yaitu memberikan informed consent kepada pasien serta menjaga rahasia penyakit pasien. Dokter berkewajiban memberikan terapi dengan disertai informed consent yang telah disetujui oleh pasien sebab pasien sudah kompeten untuk memberikan consent. Dokter tidak diperkenankan untuk memberikan pengobatan tanpa seizin pasien tersebut. Dasar hukumnya adalah pasal /+ Permenkes 0o 1218*enKes8Per8,:8/323 ;%erhadap dokter yang melakukan tindakan medik tanpa adanya persetujuan dari pasien atau keluarganya dapat dikenakan sanksi administratif berupa pencabutan surat izin prakteknya.< Perihal penyakit yang dideritanya pasien meminta dokter untuk merahasiakannya dari istrinya karena khwatir terjadi pertengkaran, maka dalam hal ini dokter wajib merahasiakan hal tersebut dan tidak diperbolehkan memembocorkannya tanpa seizin pasien. "pabila dokter membocorkannya, maka dokter dapat dikenai sanksi sesuai dengan dasar hukum yang tercantum dalam pasal +44 K=&P /! Barang siapa dengan sengaja membuka rahasia yang wajib disimpannya karena jabatan atau pencariannya baik yang sekarang maupun yang dahulu diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak sembilan ribu rupiah. 4! )ika kejahatan dilakukan terhadap seorang tertentu, maka perbuatan itu hanya dapat dituntut atas pengaduan orang itu.

)adi, keberadaan informed consent mutlak diperlukan sebelum pemberian tindakan medik pada pasien, yang meliputi penjelasan dokter tentang informasi penyakit pasien serta persetujuan pasien terhadap terapi yang akan diterimanya. Kewajiban menjaga rahasia kedokgteran yang telah diamanatkan oleh pasien juga diperlukan oleh seorang dokter. Pemberian informed consent dan kewajiban menjaga rahasia pasien tersebut berkaitan dengan kewajiban dokter dan hak pasien. Dalam == Kesehatan disebutkan bahwa pasien memiliki hak yang meliputi hak atas informasi, hak atas second opinion, hak untuk memberikan persetujuan atau menolak suatu tindakan medis, hak untuk kerahasiaan, hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan, dan hak untuk memperoleh ganti rugi apabila ia dirugikan akibat kesalahan tenaga kesehatan. #elain itu dalam == Praktik Kedokteran pasal 91 ayat +, pasien berhak untuk mendapat penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis dimana penjelasan tersebut sekurang-kurangnya meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis yang akan dilakukan, alternatif tindakan lain dan resikonya, resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan yang akan dilakukan. #edangkan kewajiban dokter sebagaimana diatur dalam == no 43 tahun 4>>9 tentang Praktik Kedokteran pasal 1>-1+ antara lain, dokter berkewajiban untuk memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien, merujuk pasien apabila tidak mampu melaksanakan suatu pemeriksaan atau pengobatan, merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia, melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan kecuali bila ia yakin ada orang yang bertugas dan mampu melakukannya dan menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran.

E. ,indakan ter-ada+ istri +asien Pada kasus ini setelah dilakukan pemeriksaan, pasien positif menderita '(. '( tersebut merupakan penyakit menular seksual yang kemungkinan dapat ditularkan kepada istri pasien. (leh karena itu istri pasien juga harus diperiksa, dan bila terbukti menderita
10

'( juga maka harus dilakukan pengobatan. "kan tetapi, pasien meminta dokter untuk merahasiakan penyakitnya kepada istrinya. Dalam hal ini, mengingat salah satu hak pasien adalah hak atas kerahasiaan dan salah satu kewajiban dokter adalah merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien bahkan sampai ia meninggal. *aka dokter tidak berhak memberitahu istrinya bahwa suaminya menderita '(. #ebab bila istrinya tersebut mengetahui bahwa suaminya menderita '( maka ia akan dapat mengetahui bahwa penyebab '( yang dideritanya adalah akibat perbuatan yang tidak terpuji dari suaminya. -ang memiliki kewajiban mengajak istri pasien datang ke dokter untuk berobat adalah pasien sendiri walaupun dalam hal ini dokter tersebut merupakan dokter keluarganya yang sudah sangat akrab dengan pasien maupun istrinya. #ehingga pasien harus menjelaskan kepada istrinya bahwa istrinya tersebut perlu datang ke dokter untuk menerima pengobatan, perihal alasan apa yang dikatakan pasien pada istrinya untuk mengajaknya datang berobat adalah tergantung pasien dan dokter tidak berwenang untuk melibatkan dirinya. #ebab wewenang dokter adalah sebatas mengobati pasien dan menjaga rahasia penyakit pasien tersebut. "pabila nantinya istri pasien bersedia datang berobat, kemudian ia menanyakan apa penyakit yang dideritanya maka dokter diperbolehkan menjawab bahwa ia menderita '( dan bila nantinya ia meminta penjelasan tentang penyakit '( maka dokter juga wajib untuk menjawab dan menerangkannya sebab dalam == Kesehatan disebutkan bahwa salah satu hak pasien adalah hak atas informasi. "kan tetapi, apabila istrinya tersebut menanyakan apakah suaminya juga menderita '( dan apakah ia kemungkinan tertular '( dari suaminya, maka dokter tidak berhak untuk menjawab pertanyaan tersebut sebab terbentur oleh kewajiban menjaga rahasia pasien bila pasien tidak mengijinkan. #ebaiknya dokter menyarankan agar istrinya menanyakan langsung hal tersebut kepada suaminya. Perihal jawaban yang diberikan oleh pasien kepada istrinya bukanlah wewenang dokter, dan terlepas nantinya ia berbohong atau tidak pada istrinya itu semua diserahkan kepada pasien sendiri karena dokter wajib menjaga rahasia bila pasien tidak memberikan izin untuk membocorkannnya.

11

"pabila pasien menolak memberitahu istrinya dan menolak istrinya dilakukan pemeriksaan '( karena ia yakin istrinya belum tertular, maka hal tersebut menjadi kewenangan pasien, yang terpenting dokter telah menjelaskan sebelumnya bahwa kemungkinan besar istrinya sudah tertular kalau pun tidak ada keluhan dari istrinya maka perlu pula dijelskan bahwa pada wanita '( umumnya tidak menampakkan gejala. Dan bila pasien tetap tidak ingin istrinya diperiksa '( maka dapat diperhatikan bahwa bila setelah pasien mendapat pengobatan dan sembuh, tetapi beberapa hari kemudian ia mengalami keluhan yang serupa nyeri pada genitalia dan terdapat pus! padahal ia tidak lagi berhubungan dengan wanita lain selain istrinya maka dapat disimpulkan bahwa secara tidak disadari istrinya tersebut telah menderita '( atau dengan kata lain telah terjadi fenomena ping pong. Bila telah terjadi hal tersebut maka tidak ada cara lain yang lebih baik selain mengobati pasien dan juga istrinya, sebab bila istrinya tidak diobati maka pasien akan dapat terkena '( lagi. #elain resiko terkena '( lagi akibat adanya fenomena ping pong, istri pasien juga akan beresiko mengalami komplikasi akibat '( yang tidak diobati. Komplikasi yang dapat timbul pada istrinya antara lain adalah P,D pel$ic inflammatory disease! yang gejalanya dapat ringan atau berat berupa demam dan nyeri abdomen. "kibatnya, bila telah terjadi P,D dapat terjadi kerusakan pada tuba uterina yang bisa menyebabkan infertilitas dan meningkatkan resiko kehamilan ektopik. + #erta apabila nantinya istrinya masih menderita '( saat hamil maka dapat menularkan '( kepada bayinya tersebut terutama melalui jalan lahir, yang dapat menyebabkan kebutaan, infeksi sendi dan juga infeksi sistemik yang dapat mengancam jiwa bayinya tersebut. #ehingga istrinya harus diperiksa dan diobati bila terbukti terkena '( juga. "pabila pada kasus ini pasien bukan menderita '( melainkan ",D#, maka dokter perlu menjelaskan bahwa kemungkinan istrinya juga terkena ",D#. Dalam kasus ",D#, untuk dilakukan pemeriksaan pasien harus mendapat penjelasan yang lengkap terlebih dahulu tentang apa itu tes &,?, apa manfaat dan kerugiannya, apa yang harus dilakukan bila hasilnya positif atau negatif dan yang lebih penting adalah harus ada informed consent dari istrinya tersebut bahwa ia akan menjalani dan bersedia di tes &,?. #ebab semua orang yang melakukan tes &,? harus memberikan izin sebelum dites. &asil tes
12

harus mutlak dijaga kerahasiaannya. Para ahli kesehatan yang menangani tes &,? menyimpan hasil tes dalam data medis secara rahasia. &asil tidak dapat dibagi kepada orang lain tanpa izin tertulis dari orang yang dites.9 %erdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebelum seseorang melakukan tes &,?, antara lain51 - %es harus dilaksanakan sepengetahuan dan dengan seizin dari pasien, hal ini sering disebut sebagai informed consent. - #ebelum menjalani tes &,?, pasien harus paham mengenai &,?8",D#. Biasanya konseling diberikan pada pasien sebelum tes untuk membantu pasien membuat pertimbangan yang bijaksana sebelum memutuskan akan bersedia dites atau tidak. - %es &,? harus dirahasiakan oleh dokter dan konselor. &asilnya tidak boleh dibocorkan kepada orang lain kecuali oleh pasien sendiri atau dengan persetujuan dari pasien.
- #etelah tes, konseling harus diberikan lagi agar pasien dapat memahami hasil tes dan

agar dapat membantu pasien menyusun rencana serta langkah-langkah selanjutnya sesuai hasil tes. "kan tetapi, dalam kasus pasien &,? positif pembeberan informasi kepada pasangan atau partner seksnya bukanlah sesuatu yang tidak etis, dan bahkan dibenarkan jika pasien tidak bersedia menginformasikannya kepada orang orang-orang! tersebut bahwa dia mereka! dalam resiko. Pembenaran dari pembeberan informasi harus berdasarkan partner beresiko terinfeksi &,? namun tidak mengetahui kemungkinan terinfeksi, pasien menolak memberi tahu pasangan seksnya, pasien menolak bantuan dokter untuk melakukannya, dan dokter telah mengatakan kepada pasien untuk memberitahu pasangannya. Dokter berhak dan bahkan harus mengungkapkan status penderita &,? pada anak, orangtua, pengasuh atau pasien itu sendiri. Perlu dilakukan konseling untuk mengatasi efek psikologis dan efek medis dari penyakit &,? tersebut termasuk didalamnya diskusi antara pasien dan konselor. Pasien harus melaporkan dan mengungkapkan mengenai penyakitnya baik kepada keluarga, teman, dan lainnya karena penting dalam pencegahan penularan &,? tersebut. Dalam kaitannya dengan pengungkapan informasi &,? ",D# terdapat + masalah etik, yaitu pelanggaran prinsip kebutuhan untuk mengetahui need13

to-know principle!, penyalahgunaan surat persetujuan atau otorisasi yang tidak tertentu blanket authorization) dan pelanggaran pri$asi yang terjadi sebagai akibat dari prosedur pengungkapan sekunder secondary release!. Pelepasan informasi pasien menular maupun &,? ",D# dapat diberikan dengan tetap memperhatikan tujuan maupun kegunaan dari pelepasan informasi tersebut. &al ini sesuai dengan == Praktik Kedokteran 0o. 43 %ahun 4>>9 memberikan peluang pengungkapan informasi kesehatan secara terbatas, yaitu dalam pasal 92 ayat 4!5 /. untuk kepentingan kesehatan pasien 4. untuk memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum +. permintaan pasien sendiri 9. berdasarkan ketentuan undang-undang )adi pada kasus ini pasien yang menderita '( dan ingin hal tersebut dirahasiakan, maka dokter wajib merahasiakannya. 0amun,tetap membrikan pengobatan kepada pasien dan istrinya tanpa memberitahu istrinya bahwa ia kemungkinan terkena '( akibat perbuatan suaminya. "kan tetapi, hal tersebut berbeda bila yang diderita pasien bukan '( melainkan ",D#. @alaupun pasien meminta dokter merahasiakan pada istrinya bahwa ia menderita ",D#, dokter boleh memberitahukan istrinya sebab bila istrinya akan melakukan pemeriksaan &,? maka diperlukan informed consent langsung dari istrinya, istrinya tersebut harus mendapat penjelasan dan konseling sebelum dan sesudah pemeriksaan, dan untuk kasus ",D# maka dokter diperbolehkan membeberkan bahwa pasien menderita ",D# kepada pasangannya istri pasien!, sebab ",D# merupakan suatu penyakit berbahaya dan sangat menular yang dapat menimbulkan wabah bila kasusnya dibiarkan, dan dokter diperbolehkan membuka rahasia jabatan bila kaitannya untuk mencegah terjadinya wabah tersebut. %etapi tentu saja pembebberan rahasia tersebut harus beralasan dan memiliki dasar yang kuat.

14

.. Etika +rofesi kedokteran 6tika adalah disiplin ilmu yang mempelajari baik dan buruk atau benar salahnya suatu sikap dan atau perbuatan seseorang indi$idu dan institusi dilihat dari moralitas. Penilaian baik buruk dan benar salah dari sisi moral tersebut menggunakan teori etika yang cukup banyak jumlahnya. 6tika kedokteran adalah pengetahuan tentang perilaku profesional para dokter dan dokter gigi dalam menjalankan pekerjaannya sebagaimana tercantum dalam lafal sumpah dan kode etik masing-masing yang telah disusun oleh organisasi profesinya bersama-sama pemerintah. 6tika kedokteran didasarkan pada sumpah &ipokrates, dimana sumpah tersebut berisikan kewajiban - kewajiban dokter dalam berperilaku dan bersikap, atau semacam code of conduct bagi dokter. @orld *edical "ssociation dalam Deklarasi 'enewa tahun /3A2 menghasilkan sumpah dokter dunia! dan Kode 6tik Kedokteran ,nternasional. #elanjutnya Kode 6tik Kedokteran ,ndonesia dibuat dengan mengacu kepada Kode 6tik Kedokteran ,nternasional. %erdapat /B pasal yang tentukan menurut Kode 6tik Kedokteran ,ndonesia K(D6K,! yang secara besar menyentuh tentang kewajiban umum dokter pasal / C 3!, dan kewajiban dokter terhadap pasien pasal />-/B!. ,D, ,katan Dokter ,ndonesia! memiliki system pengawasan dan penilaian pelaksanaan etik profesi, yaitu melalui lembaga kepengurusan pusat, wilayah dan cabang, serta lembaga *K6K *ajelis Kehormatan 6tik Kedokteran! di tingkat pusat, wilayah dan cabang. Pelanggaran etik profesi dapat dikenai sanksi disiplin profesi, dari mulai bentuk peringatan hingga ke bentuk yang lebih berat seperti kewajiban menjalani pendidikan atau pelatihan tertentu bila akibat kurang kompeten! dan pencabutan haknya berpraktek profesi. #anksi tersebut diberikan oleh *K6K setelah dalam rapat8sidangnya dibuktikan bahwa dokter tersebut melanggar etik profesi! kedokteran. Beuchamp dan .hildress /339! menguraikan bahwa untuk mencapai keputusan etik diperlukan 9 kaidah dasar moral moral principle! dan beberapa rules dibawahnya, ke-9 kaidah dasar moral tersebut adalah5

15

/.

rinsip !tonomi, merupakan prinsip moral yang menghormati hak C hak pasien

terutama hak otonomi pasien the ri"hts to self determination!. Prinsip moral inilah yang kemudian melahirkan doktrin informed consent. 4. rinsip beneficence# merupakan prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang

ditujukan ke kebaikan pasien. Dalam beneficence tidak hanya dikenal perbuatan untuk kebaikan saja, melainkan juga perbuatan yang sisi baiknya manfaat! lebih besar daripada sisi buruknya. +. rinsip non-maleficence# merupakan prinsip moral yang melarang tindakan yang

memperburuk keadaan pasien. Prinsip ini dikenal sebagai Dprimum non nocereE atau Dabo$e all do no harmE. $. rinsip %ustice# merupakan prinsip moral yang mementingkan fairness dan keadilan

dalam bersikap maupun dalam mendistribusikan sumber daya distributi&e %ustice! #edangkan rules deri$atnya adalah &eracity berbicara benar, jujur dan terbuka!# pri&acy menghormati hak dan pri$asi pasien!# confidentiality menjaga kerahasiaan pasien!# dan fidelity loyalitas dan promise keeping!. Pada kasus ini, kita sebagai seorang dokter, harus tetap mengikuti etika kedokteran yang ada, dan juga mengikuti prinsip-prinsip dalam etika kedokteran. Dari segi prinsip a*tono /, dokter harus menghormati hak pasien pak Boim! tersebut dalam menentukan tindakan medis yang akan dipilih dan hak untuk menyimpan rahasia pasien tersebut. )adi dokter seharusnya tidak berhak memberitahu kepada istri pak Boim tentang penyakit yang dialami oleh Pak Boim, walaupun dokter tahu bahwa penyakit yang diderita pak Boim yaitu '( dapat juga sudah tertular kepada istrinya. Dari segi prinsip 0enefi!en!e, dokter harus mengambil tindakan yang terbaik dalam memberikan penyembuhan kepada pak Boim dan pada prinsip non1 alefi!en!e, dokter dilarang mengambil tindakan yang dapat memperburuk keadaan pak Boim. Kedua prinsip tersebut dapat dicapai dengan mengobati pasien dan istrinya agar tidak terjadi fenomena ping pong atau dengan kata lain agar pasien dapat sembuh sempurna tanpa harus terkena '( lagi. Disini dokter harus menjelaskan kepada pasien tentang '( dan
16

menjelaskan bahwa penyakit ini bisa ditularkan lagi kepadanya walaupun ia sudah berobat bila istrinya tidak diobati. *aka, dokter harus mengambil tindakan yang benar dengan mengobati pak Boim dan juga sang istrinya. Dari segi prinsip 2*sti!e# istri pak Boim juga mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan kesembuhan dari dokter tersebut. )adi dokter harus merawat keduakeduanya tanpa membuka rahasia pak Boim dengan meminta pak Boim sendiri yang memberitahukan ke istrinya. Perihal bagaimana cara ia menjelaskan pada istrinya adalah wewenang pasien sebab dokter tidak dapat membocorkan rahasia tentang penyakit yang diderita oleh pak Boim tersebut. 3. Ra-asia Fahasia kedokteran adalah suatu norma yang secara tradisional dianggap sebagai norma dasar yang melindungi hubungan dokter dengan pasien. #umpah Dokter ,ndonesia salah satunya bebunyi '(aya akan merahasiakan se"ala sesuatu yan" saya ketahui karena keprofesian saya), sedangkan Kode 6tik Kedokteran ,ndonesia merumuskannya sebagai '(etiap dokter wa%ib merahasiakan se"ala sesuatu yan" diketahuinya tentan" seoran" pasien# bahkan %u"a setelah pasien itu menin""al dunia). Peraturan Pemerintah 0o. /> tahun /3AA yang mengatur tentang wajib simpan rahasia kedokteran mewajibkan seluruh tenaga kesehatan untuk menyimpan segala sesuatu yang diketahuinya selama melakukan pekerjaan dibidang kedokteran sebagai rahasia. 0amun PP tersebut memberikan pengecualian sebagaimana terdapat dalam pasal 4, yaitu apabila terdapat peraturan perundang-undangan yang sederajat PP! atau yang lebih tinggi ==! yang mengaturnya lain. Baik == Kesahatan maupun == Praktik Kedokteran juga mewajibkan tenaga kesehatan untuk menyimpan rahasia kedokteran. #elanjutnya == Praktik Kedokteran memberikan peluang pengungkapan informasi kesehatan secara terbatas, yaitu dalam pasal 93 ayat 4!5 a. =ntuk kepentingan kesehatan pasien b. =ntuk memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum c. Permintaan pasien sendiri
17

d. Berdasarkan ketentuan undang-undang Ketentuan pasal 1> K=&P yang menyatakan bahwa seseorang tidak akan dipidana oleh karena melakukan suatu perbuatan untuk menjalankan undang-undang memperkuat peluang bagi tenaga kesehatan dalam keadaan dan situasi tertentu dapat membuka DFahasia KedokteranE tanpa diancam pidana. &al ini mengakibatkan DbebasnyaE para dokter dan tenaga administrasi kesehatan dalam membuat $isum et repertum kewajiban dalam K=&"P! dan dalam menyampaikan pelaporan tentang statistik kesehatan, penyakit wabah dan karantina diatur dalam == terkait!. "lasan lain yang memperbolehkan membuka rahasia kedokteran adalah adanya ijin atau persetujuan atau kuasa dari pasien itu sendiri, perintah jabatan pasal 1/ K=&P!, daya paksa pasal 92 K=&P!, dan dalam rangka membela diri pasal 93 K=&P!. #elain itu etika kedokteran umumnya membenarkan pembukaan rahasia kedokteran secara terbatas untuk kepentingan konsultasi profesional, pendidikan dan penelitian. Permenkes 0o. B93a juga memberi peluang bagi penggunaan rekam medis untuk pendidikan dan penelitian. Dalam kaitannya dengan keadaan yang memaksa dikenal dua keadaan, yaitu pengaruh daya paksa yang memadai *o&ermacht) dan keadaan yang memaksa *+oodtoestand). Pasal mengenai rahasia jabatan 5
Pasal " PP No "4%"'55

-ang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah segala sesuatu yang diketahui oleh orangorang tersebut dalam pasal + pada waktu atau selama melakukan pekerjaannya dalam lapangan kedokteran Pasal )$ KUHP

Barangsiapa melakukan perbuatan karena pengaruh daya paksa tidak dipidana. MA ""6 K%Kr%"'5$ ( 7*li "'5'

Dalam DnoodtoestandE keadaan terpaksa! harus dilihat adanya 5 - pertentangan antara dua kepentingan hukum. - pertentangan antara dua kepentingan hukum dan kewajiban hukum. 18

- Pertentangan antara dua kewajiban hukum Pasal )'

/! %idak dipidana, barang siapa melakukan perbuatan pembelaan terpaksa untuk diri sendiri maupun untuk orang lain, kehormatan kesusilaan atau harta benda sendiri maupun orang lain, karena ada serangan atau ancaman serangan yang sangat dekat pada saat itu yang melawan hukum. 4! Pembelaan terpaksa yang melampaui batas, yang langsung disebabkan oleh keguncangan jiwa yang hebat karena serangan atau ancaman serangan itu, tidak dipidana. Pasal #4

Barangsiapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan ketentuan undang-undang, tidak dipidana. Pasal #"

/! Barang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan perintah jabatan yang diberikan oleh penguasa yang berwenang, tidak dipidana. 4! Perintah jabatan tanpa wewenang, tidak menyebabkan hapusnya pidana, kecuali jika yang diperintah, dengan itikad baik mengira bahwa perintah diberikan dengan wewenang dan pelaksanaannya termasuk dalam lingkungan pekerjaannya.

Pada kasus ini pasien menderita '( dan ingin merahasiakannya, maka itu merupakan hak pasien yang wajib dijaga kerahasiaannya oleh dokter. "kan tetapi, dokter tetap harus memberitahukan pada pasien agar membawa istrinya untuk diobati karena jika tidak akan mendatangkan komplikasi bagi istrinya dan juga pasien akan mengalami '( kembali setelah ia sembuh bila istrinya ternyata terkena '( dan tidak diobati. 0amun, bila istrinya bertanya apakah suaminya terkena '( maka dokter tidak berwenang untuk menjawab. "pabila pasien tersebut menderita &,? ",D# dan ingin agar dokter merahasiakan hal tersebut dari istrinya, maka dalam hal ini dokter dapat membeberkan bahwa suaminya menderita ",D# terutama bila istrinya bertanya. #ebab ",D# merupakan penyakit yang penularannya mudah dan sulit untuk diterapi atau disembuhkan, sehingga sangat penting
19

untuk dilakukan pencegahan penularan terutama terhadap orang-orang disekitar pasien. #ebab untuk pencegahan tersebut maka pasangan pasien perlu tahu apakah pasien menderiata atau dalam resiko tinggi &,? ",D#. #elain itu, istrinya perlu tahu bila suaminya &,? ",D# sebab, ia harus segera dites &,? juga penanganan dini akan memperpanjang harapan hidup penderita ",D#!, dimana untuk melakukan tes tersebut orang yang akan dites harus memberikan informed consent dan harus tahu bahwa ia akan dites &,?, sehingga dokter diperbolehkan memberitahukannya kepada pasangan pasien yang menderita &,? ",D# tersebut.

20

BAB I8 ,IN7AUAN PUS,AKA

I. Diagnosis 3onorr-ea 'onorrhea '(! merupakan salah satu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh +eisseria "onorrhoeae yang dapat tumbuh dengan mudah di daerah yang hangat dan lembab seperti saluran reproduksi yang meliputi ser$iks, uterus, dan tuba uterina pada wanita serta uretra pada pria dan wanita. Bakteri tersebut juga dapat tumbuh di mulut, tenggorokan, mata dan anus. Penularan '( dapat melalui penis, $agina, mulut dan anus. Pada penularan '( tidak harus terjadi ejakulasi, selain itu '( juga dapat ditularkan dari ibu ke bayinya saat proses melahirkan. #eseorang yang telah sembuh dari '( dapat tertular '( kembali bila ia berhubungan kembali dengan orang yang menderita '(. 'ejala '( biasanya akan tampak lebih nyata pada pasien pria dibandingkan wanita.A Pada pria gejala akan tampak dalam waktu satu sampai empat belas hari setelah terinfeksi. 'ejala yang timbul dapat berupa rasa terbakar saat miksi yang dapat disertai adanya pus berwarna putih, kuning atau kehijauan serta pembengkakan testis. #edangkan pada wanita, gejala biasanya lebih ringan atau bahkan tanpa gejala. Kalaupun ada gejala dapat misdiagnosis sebagai infeksi $agina atau infeksi saluran kemih. 'ejala awalnya dapat berupa rasa terbakar saat miksi yang dapat disertai adanya sekret dari $agina atau perdarahan $agina diantara dua periode menstruasi. 'ejala '( pada pria dan wanita juga dapat timbul sebagai keluhan di daerah rectum seperti nyeri atau gatal pada anus disertai pus atau perdarahan, sedangkan pada tenggorokan biasanya tidak bergejala atau mungkin hanya berupa tenggorokan kering. Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis apakah seseorang terkena '( atau tidak adalah melalui pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah dengan pemeriksaan pewarnaan 'ram yang dilakukan dibawah mikroskop. Bahan yang diperiksa dapat berupa urin, pus atau swab ser$iks. Dapat dilakukan pula

21

pemeriksaan kultur untuk membantu menentukan antibiotik yang paling tepat bagi pasien.

II. Pe eriksaan HI8 dan as+ek etika /ang terkait &,? ",D# merupakan salah satu kasus etik yang sering terjadi. Permasalahan etik pada kasus &,? timbul karena &,? ",D# merupakan suatu penyakit yang sulit disembuhkan dan sangat mudah menular melalui berbagai cara, sehingga pada kasus &,? ",D# penting untuk melakukan upaya pencegahan agar pasien tidak menularkan penyakitnya tersebut kepada orang lain terutama orang yang dekat dengannya. &uman ,mmunodeficiency ?irus &,?! itu sendiri adalah $irus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan kemudian dapat menimbulkan ",D#. #edangkan "cGuired ,mmune Deficiency #yndrome ",D#! adalah suatu kondisi medis berupa kumpulan tanda dan gejala yang diakibatkan oleh menurunnya atau hilangnya kekebalan tubuh karena terinfeksi &,?, sering berwujud infeksi yang bersifat oportunistik dan belum ditemukan $aksin, serta pengobatannya yang saat ini ada pun belum begitu efektif. "pabila seseorang diduga menderita &,? ",D# maka sebaiknya orang tersebut menjalani pemeriksaan &,? yang merupakan pengujian untuk mengetahui apakah &,? ada dalam tubuh seseorang. %es &,? yang umumnya digunakan adalah yang mendeteksi antibodi yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh dalam merespons &,?, karena antibodi itu lebih mudah dan lebih murah! dideteksi dibanding pendeteksian $irus itu sendiri. "ntibodi diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh dalam merespons suatu infeksi. Bagi sebagian besar orang, antibodi tersebut memerlukan waktu tiga bulan untuk berkembang. Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, antibodi ini perlu sampai enam bulan untuk berkembang. #ebelum melakukan tes tersebut, pasien harus mendapat penjelasan yang lengkap mengenai pentingnya tes tersebut. "da dua keuntungan penting bila pasien mengetahui status &,?. Pertama, bila terinfeksi &,?, pasien dapat mengambil langkah-langkah yang
22

dipandang perlu sebelum gejala muncul, yang secara potensial dapat memperpanjang hidupnya selama beberapa tahun. Kedua, bila pasien tahu bahwa ia terinfeksi, maka pasien dapat mengambil segala kewaspadaan yang dipandang perlu untuk mencegah penyebaran &,? kepada orang lain terutama orang terdekatnya. Pemeriksaannya dapat dilakukan di di kantor praktek dokter swasta, departemen kesehatan setempat, rumah sakit, klinik keluarga berencana, dan tempat-tempat yang secara khusus dibangun untuk pengetesan &,?. Dokumen hasil pemeriksaan tes &,? sebenarnya adalah rahasia yang wajib disimpan oleh dokter yang memeriksa, akan tetapi dalam kasus &,? ",D# sangat penting bagi keluarga pasien serta pasangannya bahwa pasien menderita atau dalam resiko &,? ",D# sebab secara etik wabah &,? ",D# perlu dicegah. Pengecualian terhadap wajib simpan rahasia kedokteran juga berlaku pada kondisi-kondisi darurat seperti wabah dan bencana alam, kaitannya dalam masalah ini adalah wabah penyakit &,? ",D#. #eorang dokter maupun petugas kesehatan tidak boleh membiarkan bencana terjadi tanpa penanganan yang semestinya hal ini diatur dalam == 0o A %ahun /3A4 tentang wabah. =ndang-undang ini mewajibkan dokter dan petugs kesehatan lainnya untuk segera melaporkan kondisi-kondisi luar biasa karena wabah penyakit dan penyebarannya, sehingga segera bisa ditanggulangi. &,? dapat hidup di semua cairan tubuh tetapi hanya bisa menular melalui cairan tubuh tertentu, yaitu5 Darah "ir mani cairan, bukan sperma! .airan $agina "ir susu ibu "#,! "dapaun kegiatan yang dapat menularkan &,? adalah5 - &ubungan seks tidak aman8tanpa barrier - Penggunaan jarum suntik8tindik8rajah yang tidak steril secara bergantian - %indakan medis yang memakai peralatan yang tidak steril, misalnya, peralatan dokter gigi - Penerimaan transfusi darah yang mengandung &,?
23

- ,bu &,?-positif pada bayinya, waktu dalam kandungan, ketika melahirkan atau menyusui "kan tetapi perlu juga diingat bahwa sebelumnya pasien harus dihimbau agar memberitahukan perihal &,? ",D# yang dideritanya kepada keluarga dan orang terdekat termasuk pasangannya, serta agar dilakukan pemriksaan &,? dini terhadap pasangan apabila ia terbukti positif &,?. Karena perlunya upaya pencegahan wabah &,? yang terpadu maka dalam hal ini membeberkan hasil pemeriksaan &,? pasien kepada pasangannya dapat dibenarkan sebab pencegahan wabah dari penyakit &,? ",D# tersbeut sangat penting. Pemebeberan rahasia tersebut tetap didasarkan pada + syarat yaitu #ementara itu dokter dan petugas medis diperkenankan mebuka rahasia pasiennya secara terbatas kepada pihak tertentu asal memenuhi +, yaitu5 /. #yarat keterbatasan para pihak yang rele$an saja. *isalnya kepada suami 8 istri, pengadilan, pihak yang mungkin akan tertular atau terpapar penyakit tersebut. 4. #yarat keterbatasan informasi, yakni hanya dibuka sejauh yang diperlukan saja. +. #yarat keterbatasan persyaratan, yakni hanya dibuka informasi jika ada persyaratan-persyaratan tertentu saja seperti misalnya ada resiko penularan penyakit atau secara medis informasi tersebut layak dibuka.

24

BAB 8 KESIMPULAN

Dalam kasus ini dokter berkewajiban menerapkan prinsip-prinsip etika kedokteran terutama dalam hal informed consent dan menjaga rahasia kedokteran yang telah dipercayakan pasien kepadanya. ,nformed consent tersebut dapat diberikan secara lisan atau tertulis. Pada kasus ini juga terdapat dua kewajiban utama yang harus dipenuhi doketr yaitu memberikan informed consent kepada pasien serta menjaga rahasia penyakit pasien. Dokter berkewajiban memberikan terapi dengan disertai informed consent yang telah disetujui oleh pasien sebab pasien sudah kompeten untuk memberikan consent. Dokter tidak diperkenankan untuk memberikan pengobatan tanpa seizin pasien tersebut. Perihal penyakit yang dideritanya pasien meminta dokter untuk merahasiakannya dari istrinya karena khwatir terjadi pertengkaran, maka dalam hal ini dokter wajib merahasiakan hal tersebut dan tidak diperbolehkan memembocorkannya tanpa seizin pasien. "pabila dokter membocorkannya, maka dokter dapat dikenai sanksi sesuai dengan dasar hukum yang tercantum dalam pasal +44 K=&P

25

DA.,AR PUS,AKA /. #ampurna B, #yamsu H, #iswaja %D. Bioetik dan &ukum Kedokteran. )akarta 5 Bagian Kedokteran Iorensik IK=, J4>>1. p B3-24 4. Bagian Kedokteran Iorensik IK=,. Peraturan Perundang-undangan Bidang Kedokteran. )akarta 5 Bagian Kedokteran Iorensik Iakultas Kedokteran =ni$ersitas ,ndonesiaJ /339. p /B-2, 4>-4 +. .D.. #e7ually %ransmitted Diseases 'onorrhea. "$ailable at5 http588www.cdc.go$8std8gonorrhea8stdfact-gonorrhea.htm "ccessed on5 /3 "pril 4>/4 9. Komisi Penanggulangan ",D#. %es &,?. "$ailable at5 file5888658tes-hi$.htm "ccessed on5 /2 "pril 4>/4 1. 'reen .@. #eri Buku Kecil &,? K %B. "$ailable at5 http588www.aidsindonesia.or.id8dasar-hi$-aids8tes-hi$ "ccessed on5 /2 "pril 4>/4 A. ,annelli ?. 'onorrhea Diagnosis and %reatment. "$ailable at5 http588pediatrics.about.com8od8stds8a8>9Lgonorrhea.htm "ccessed on5 /3 "pril 4>/4

26

You might also like