You are on page 1of 1

Tujuan : Membandingkan ketepatan pemeriksaan sitologi sputum induksi NaCl 3% dengan sitologi sputum post bronkoskopi secara fiksasi

Saccomanno dalam membantu penegakan diagnosis kanker paru. Metode : Studi analitik, yang dilakukan secara observasional, dengan pendekatan cross-sectional yang bersifat uji diagnostik. Hasil : Penderita rawat inap yang dicurigai menderita kanker paru dalam penelitian ini adalah sebanyak 55 orang dengan proporsi pasien laki-laki sebesar 80.0% dan perempuan sebesar 20.0%. Kasus paling banyak ditemukan pada pasien dengan kelompok umur 4160 tahun yaitu sebesar 60.0%, baik laki-laki maupun perempuan, dengan umur yang paling tua adalah 81 tahun dan yang paling muda adalah 38 tahun. Secara radiologi kasus tumor letak sentral adalah sebesar 61.8% dan tumor letak perifer sebesar 38.2%. Jumlah kasus yang menunjukkan hasil sitologi sputum induksi NaCl 3% dengan fiksasi Saccomanno sebesar 47.3%, dimana tumor letak sentral sebesar 36.4% dan tumor letak perifer sebesar 10.9% dengan jenis karsinoma sel skuamosa paling banyak (36.4%) dan karsinoma sel kecil (10.9%). Sedangkan proporsi sitologi sputum post bronkoskopi dengan fiksasi Saccomanno sebesar 47.3%, dengan kasus tumor sentral 34.5% (jenis karsinoma sel skuamosa 23.6%, karsinoma sel kecil 9.1%, adenokarsinoma 1.8%) dan tumor letak perifer sebesar 12.7% (jenis karsinoma sel skuamosa). Ketepatan (sensitivitas) pemeriksaan sitologi sputum induksi NaCl 3% dengan fiksasi Saccomanno adalah 42.8%. Ketepatan (sensitivitas) pemeriksaan sitologi sputum post bronkoskopi dengan fiksasi Saccomanno adalah 44.1%. Kesimpulan : Ketepatan (sensitivitas) sitologi sputum induksi NaCl 3% dengan fiksasi Saccomanno tidak berbeda secara signifikan dengan ketepatan (sensitivitas) sitologi sputum post bronkoskopi.

You might also like