You are on page 1of 10

PENTINGNYA EVALUASI LAHAN DALAM PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH KHUSUSNYA BIDANG TATA RUANG

Setiap makhluk hidup memerlukan ruang untuk hidup dan memenuhi kebutuhannya seperti manusia membutuhkan tempat tinggal dan segala macam untuk memenuhi kebutuhannya yang tak terbatas, hal ini secara tidak langsung mengisyaratkan bahwa kebutuhan akan lahan khususnya yang banyak dimanfaatkan manusia guna kelangsungan hidupnya tentu menjadi perhatian yang cukup penting di era sekarang ini. Jumlah penduduk yang terus meningkat sedangkan luas lahan tidak bertambah menjadi sebuah tantangan untuk perencana dalam merencanakan pola penggunaan lahan maupun pengelolaan lahan secara optimal yang tentu saja tetap memperhatikan fungsi ekonomi, ekologi dan keberlanjutan. Menurut Nasution (2005), Pengembangan lahan akan sangat penting ketika fungsi lahan akan berubah menjadi fungsi lainnya. Adaptasi manusia terhadap alam akan memicu manusia memanfaatkan semaksimal mungkin potensi yang ada pada alam dan bahkan tidak peduli akan dampak yang ditimbulkan akibat perbuatan tersebut. Kebanyakan arti lahan bagi masyarakat

dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan ekonominya saja dan belum memperhatikan kelestarian ekologis namun dalam beberapa dekade ini, kondisi lingkungan yang sudah berubah menyebabkan perilaku manusia terhadap alam sedikit berubah yang tadinya acuh tak acuh terhadap kelestarian alam berubah menjadi upaya-upaya menjaga kelestarian alam. Lahan tidak hanya memiliki keuntungan ekonomis semata melainkan keuntungan yang lebih dari itu jauh lebih besar tersimpan didalamnya seperti sebagai suatu habitat atau tempat hidup makhluk hidup, menjadi suatu ekosistem yang saling menunjang dengan factor-faktor pembatas tertentu, kemanfaatan dalam menjaga keseimbangan lingkungan merupakan salah satu contoh dari sangat berharganya lahan. Selain fungsinya yang begitu banyak, pada kenyataannya permasalahan tentang halhal yang berkaitan dengan lahan masih cukup banyak antara lain degradasi tanah, erosi, alih fungsi lahan yang tidak berwawasan lingkungan serta pengendalian dalam pemanfaatan lahan. Isu-isu ini tentu perlu ditanggapi dengan serius, salah satu upaya untuk mengurangi dampak negative dari penggunaan lahan yang tidak benar maka evaluasi sumberdaya lahan sangat perlu dilakukan agar pemanfaatan lahan tidak sembarangan sesuai dengan kesesuaian lahannya yang cocok ataupun kemampuan lahannya.

Pengembangn Wilayah dan Kota

Page 1

Evaluasi lahan sangat penting bagi pengembangan suatu wilayah.

Evaluasi lahan

diperlukan dalam beberapa hal untuk perencanaan tata ruang. Hal tersebut mengacu pada pertimbangan berikut: 1. Lahan berbeda mempunyai sifat berbeda yang dapat menjadi pertimbangan seorang perencana dalam menata ruang. 2. Variasi mempengaruhi penggunaan lahan. 3. Variasi kenampakan lahan sebagian penggunaannya telah sesuai daya dukung. 4. Keragaman lahan ketika digunakan untuk tipe penggunaan lahan tertentu dapat diprediksi pada beberapa tingkat. 5. Variasi-variasi dapat dipetakan 6. Daya dukung dapat dideskripsikan dan dipetakan. 7. Pembuat keputusan harus menggunakan prediksi tersebut untuk arahan perencanaan, pelayanan informasi, dan penggunaan lahan.

Evaluasi lahan berfungsi untuk menjawab berbagai pertanyaan yang sangat berguna untuk perencanaan wilayah, yaitu: Perbaikan yang bisa dilakukan pada praktek pengelolaan pada penggunaan lahan sekarang. Jenis penggunanaan yang dapat memberikan potensi produksi yang menguntungkan dan berkelanjutan. Jenis penggunaan yang secara fisik memungkinkan dan relevan secara sosial ekonomi. Pengaruh yang berhubungan dengan tiap penggunaan lahan. Masukan yang dibutuhkan secara berulang untuk mencapai produksi dan meminimalkan pengaruh merusak. Keuntungan tiap bentuk penggunaan. Perubahan kondisi lahan yang layak. Masukan untuk implementasi perubahan kondisi lahan.

Berikut hubungan antara Evaluasi lahan dan perencanaan penggunaan lahan: Evaluasi lahan memberikan pengetahuan seberapa besar kebutuhan perubahan lahan Evaluasi lahan memberianpenjelasan tentang identitas tujuan penggunaan lahan Evaluasi lahan meberikan formulasi usulan, pilihan penggunaan, dan pengenalan persyaratan Evaluasi lahan memberikan definisi berbagai tipe lahan untuk perencanaan

Pengembangn Wilayah dan Kota

Page 2

Evaluasi lahan dapat memberi pembandingan dari tiap lahan peruntukkan beberapa penggunaan Evaluasi lahan memungkinkan pemilihan yang paling cocok untuk tiap tipe lahan Evaluasi lahan membantu memudahkan desain proyek Evaluasi lahan dapatmemberikan keputusan untuk implementasi, dan pemnatauan pekerjaan perencanaan.

Prinsip-prinsip evaluasi lahan: Kesesuaian lahan dinilai dan diklasifikasikan sesuai dengan peggunaan lahan yang direncanakan Evaluasi memerlukan suatu perbandingan antara keuntungan yang akan diperoleh dan masukan yang diberikan terhadap lahan Pendekatan multi disiplin Evaluasi dilaksanakan berdasarkan pertimbangan berbagai faktor fisik, kimia tanah, ekonomi dan sosial Kesesuaian telah memperhitungkan keberlanjutan penggunaan lahan Evaluasi meliputi berbagai pilihan penggunaan lahan

Metode yang digunakan dalam evaluasi lahan: a. Metode Faktor Pembatas Setiap lahan atau kualitas lahan disusun berurutan mulai dari yang terbaik (yang memiliki faktor pembatas paling rendah) hingga yang terburuk (yang terbesar penghambatnya) Masing-masing kelas disusun tabel kriteria untuk penggunaan, sehingga faktor pembatas terkecil untuk kelas terbaik, terbesar, terburuk. Contoh: Klasifikasi kemampuan lahan, Evaluasi Lahan FAO b. Metode Parametik Sifat dua lahan yang menentukan kualitas lahan diberi nilai (10-100) Setiap nilai digabung dengan jalan penambahan, pengurangan, atau perkalian dan ditentukan selang nilai tiap kelas Nilai tertinggi untuk kelas terbaik, terendah untuk kelas terburuk Contoh: Indeks Storie, Indeks Produktivitas Riquer

Pengembangn Wilayah dan Kota

Page 3

Beberapa hal yang perlu diketahui sebagai dasar evaluasi lahan, sebagai berikut: 1. Pengertian Lahan Para ahli mendefinisikan Lahan dengan berbagai versi. Berikut pengertian lahan dari berbagai sumber, diantaranya: FAO, 1976 mendefisikan Lahan sebagai bagian dari bentang alam (landscape) yang mencakup pengertian lingkungan fisik termasuk iklim, topografi, tanah, hidrologi, bahkan keadaan vegetasi alami yang semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan. Lahan dalam pengertian yang lebih luas termasuk yang telah dipengaruhi oleh berbagai aktivitas flora,fauna, dan manusia baik dimasa lalu maupun saat sekarang, seperti lahan rawa, dan pasang surut yang telah direklamasi atau tindakan konservasi tanah pada suatu lahan tertentu. Notohadiprawiro, 1991 mengatakan sifat dan karakteristik yang berbeda pada lahan akan ditentukan oeh interaksi komponen sumberdaya yang ada pada suatu lahan sehingga lahan yang satu dengan lahan yang lain akan berbeda baik dari segi ruang dan waktu. Oleh karena itu, lahan sebenarnya memiliki sifat yang dinamis yang akan selalu berkaitan dengan kepentingan dan keperluan manusia seiring dengan perubahan aktivitas manusia seperti perubahan sosial, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi. Notohadiprawiro, 1992 mengatakan bahwa cara pandang akan lahan antara satu lokasi dengan lokasi lain tentu berbeda terutama dalam peruntukkan lahan walaupun lahan mungkin memiliki karakteristik yang sama. Hal ini disebabkan oleh komponen pendamping dari lahan berbeda sehingga interaksinya pun berbeda. Nasution, 2005 mengatakan pengertian evaluasi lahan adalah suatu proses analisis untuk mengetahui potensi lahan untuk penggunaan tertentu yang berguna untuk membantu perencanaan penggunaan dan pengelolaan lahan. Soemarno, 2007 mendefinisikan lahan sebagai kesatuan sumberdaya daratan yang merupakan suatu sistem yang tersusun atas komponen struktural (karakteristik lahan) dan komponen fungsional (kualitas lahan). Ritung, 2007 mengartikan evaluasi lahan sebagai suatu proses penilaian sumberdaya lahan untuk tujuan tertentu dengan menggunakan suatu pendekatan atau cara yang sudah teruji. Hasil evaluasi lahan akan memberikan informasi atau arahan penggunaan lahan sesuai keperluan. Ruang lingkup sumberdaya lahan meliputi segala kondisi, sifat, proses-proses karakteristik dan fenomena lahan yang dapat digunakan untuk mememuni kebutuhan manusia (Soemarno, 2007). Kondisi sumberdaya lahan yang berbeda akan menentukan potensi lahan itu sendiri sehingga akan berpengaruh terhadap Pengembangn Wilayah dan Kota Page 4

pemanfaatan penggunaan lahan. Keberagaman sumberdaya lahan akan sangat kompleks dalam susunan ruang dan waktu sehingga sumberdaya lahan akan selalu berfifat dinamis. Untuk itu, evaluasi lahan sangat diperlukan agar sumberdaya lahan dapat di inventarisasi sehingga potensi suberdaya lahan dapat diketahui dan dimanfaatkan sesuai porsinya.

Menurut Sitorus (1985), cara evaluasi lahan dibedakan atas dua macam yaitu cara langsung dan cara tidak langsung yang dapat diuraikan sebagai berikut: Cara langsung dilakukan dengan melihat kenampakan di lapangan namun hal ini akan terkendala dengan data. Data yang tidak lengkap akan membuat evaluasi dengan cara ini sukar dilakukan sehingga cara langsung ini sudah banyak ditinggalkan. Cara tidak langsung dinilai memiliki keunggulan baik dari segi biaya dan waktu karena pada cara ini digunakan suatu pembatas yaitu satuan pemetaan tanah dengan asumsi bahwa pada satu karakteristik akan mengasilkan produk yang sama ketika lahan digunakan untuk kepentingan tertentu.

2. Penggunaan Lahan Tipe penggunaan lahan menurut sistem dan modelnya dapat dibedakan atas dua macam, sebagai berikut: Tipe Multiple merupakan tipe penggunaan yang tergolong simpel. Terdiri lebih dari satu jenis penggunaan (komoditas) yang diusahakan secara serentak pada suatu areal yang sama dari sebidang lahan. Setiap penggunaan memerlukan masukan dan kebutuhan, serta memberikan hasil tersendiri. Tipe Compound merupakan tipe penggunaan lahan yang terdiri lebih dari satu jenis penggunaan (komoditas) yang diusahakan pada aeral-areal dari sebidang lahan yang untuk tujuan evaluasi diberlakukan sebagai unit tunggal. Perbedaan jenis penggunaan bisa terjadi pada suatu urutan waktu tetapi pada areal yang berbeda pada sebidang lahan yang dikelola dalam unit organisasi yang sama.

3. Karakteristik Lahan Karakteristik lahan merupakan sifat lahan yang dapat diukur ata diestimasi. Karakteristik lahan yang digunakan adalah temperatur udara, curah hujan, lamanya masa kering, kelembaban udara, drainase, tekstur, bahan kasar, kedalaman tanah, ketebalan gambut, kematangan gambut, kapasitas tukar kation liat, kejenuhan basa, pH H20, C- organik,

Pengembangn Wilayah dan Kota

Page 5

salinitas, alkalinitas, kedalaman bahan sulfidik, lereng, bahaya erosi, genangan, batuan di permukaan, dan singkapan batuan.

4. Kualitas Lahan Kualitas lahan dapat berperan positif atau negatif terhadap penggunaan lahan tergantung dari sifat-sifatnya. Kualitas lahan yang berperan positif sifatnya

menguntungkan bagi suatu penggunaan. Sebaliknya kualitas lahan yang bersifat negatif akan merugikan penggunaan tertentu sehingga merupakan faktor penghambat atau pembatas. Setiap kualitas lahan dapat berpengaruh terhadap satu atau lebih dari jenis penggunaannya. Kualitas lahan yang menentukan dan berpengaruh terhadap manajemen dan masukan yang diperlukan adalah sebagai berikut: Terrain berpengaruh terhadap mekanisasi dan pengelolaan lahan secara praktis, konstruksi dan pemeliharaan jalan penghubung. Ukuran dari unit potensial manajemen atau blok area lahan pertanian. Lokasi dalam hubungannya untuk penyediaan sarana produksi (input), dan pemasaran hasil (aspek ekonomi). Fasilitas yang berkaitan dengan aspek ekonomi merupakan penentu kesesuaian lahan secara ekonomi atau economy land suitability class (Rossiter, 1995). Hal ini dengan pertimbangan bagaimanapun potensialnya secara fisik suatu wilayah, tanpa ditunjang oleh sarana ekonomi yang memadai, tidak akan banyak memberikan kontribusi terhadap pengembangan wilayah tersebut.

5. Persyaratan Penggunaan Lahan Persyaratan penggunaan lahan digunakan sebagai pedoman untuk menerapkan suatu bentuk penggunaan lahan di suatu kawasan. Persayaratan diterapkan dengan menilai karakteristik lahan. Penggunaan lahan untuk kawasan lindung Lahan yang digunakan memiliki karakteristik kemiringan lereng sangat curam, yaitu >45%, tanah atau lahan peka terhadap erosi, curah hujan harian sangat tinggi, dan kawasan lindung dapat berupa jalur pengaman aliran sungai dan hutan lindung. Penggunaan lahan untuk kawasan penyangga Kawasan dengan karakteristik lahan seperti berikut ini merupakan kawasa yang harus dijadikan kawasan penyangga, yaitu kemiringan lereng 25-45% atau curam, lahan peka terhadap erosi, curah hujan harian sangat tinggi, dan memungkinkan

Pengembangn Wilayah dan Kota

Page 6

dimanfaatkan untuk bercocok tanam yang ekonomis dan mudah dikembangkan untuk kawasan penyangga lingkungan alam. Penggunaan lahan untuk kawasan budidaya dan tanaman tahunan Lahan yang dapat digunakan sebagai kawasan budidaya tanaman tahunan mempunyai karakteristik kemiringan lahan agak curam, yaitu 15-25%, lahan agak peka terhadap erosi, curah hujan harian sedang. Lahan untuk budidaya tanaman tahunan dapata berupa perkebunan, hutan tanaman industri (HTI), dan tanaman kayu-kayuan serta memenuhi kriteria untuk kawasan penyangga. Penggunaan lahan untuk kawasan budidaya tanaman semusim Lahan yang daoat digunakan mempunyai karakteristik kemiringan lereng ladai, yaitu 8-15%, lahan agak peka terhadap erosi, curah hujan rendah, dan memenuhi kriteria untuk kawasan budidaya tahunan. Penggunaan lahan untuk kawasan permukiman Lahan yang digunakan mempunyai criteria sesuai untuk kawasan budidaya tanaman semusim atau tahunan dengan kemiringan 0-8% atau datar. Adapun sistem klasifikasi penggunaan lahan sebagai berikut: Menggunakan sistem yang dikemukakan oleh Hockensmith dan Steele (1943) dan Klingebiel dan Montgomery (1973), lahan dibagi mejadi tiga kategori, yaitu Kelas, Sub Kelas, dan Satuan kemampuan atau pengolahan. Pengelompokan berdasarkan intensitas faktor penghambat. Tanah dikelompokkan kedalam 8 kelas yang ditandai dengan huruf Romawi. Semakin baik kelas suatu lahan maka pilihan tipe penggunaan semakin luas.

6. Kemampuan lahan Lahan diklasifikasikan menggunakan faktor penghambat sehingga dengan mengetahui faktor penghambatnya maka potensi yang menghambat pemanfaatan dapat direduksi. Hal ini dimaksudkan agar peruntukan lahan tidak melebihi kapasitas dan daya dukung lahan sehingga keselamatan lahan pun terjaga. Ada tujuh jenis penghambat yang dikenal, yaitu erosi, drainase, tanah, keasaman, kelerengan, kedalaman tanah dan iklim sehingga lahan menunjukkan karakteristik demikian dan upaya pemanfaatan yang optimal dapat dilakukan. Penilaian ini dapat juga digunakan untuk membenahi pengelolaan yang sudah ada sehingga dapat diperoleh bentuk konservasi yang tepat (Notohadiprawiro, 1991). Menurut Worosuprodjo (2005), kemampuan lahan merupakan cara sistematis untuk menilai potensi lahan agar dapat berproduksi secara lestari. Kelas kemampuan lahan dapat dibagi menjadi lima kelas sebagai berikut: Pengembangn Wilayah dan Kota Page 7

Kelas I- IV dapat digunakan untuk lahan sawah, tegalan atau tumpangsari Kelas V dapat digunakan untuk tegalan atau tumpangsari dengan tindakan konservasi tanah Kelas VI dapat digunakan untuk hutan produksi Kelas VII dapat digunakan untuk hutan produksi terbatas Kelas VIII dapat digunakan untuk hutan lindung

Klasifikasi kemampuan lahan dapat dilihat dari aspek-aspek berikut: Penilaian lahan (komponen-komponen lahan) secara sistematik dan

pengelompokannya ke dalam beberapa kategori berdasarkan sifat-sifat yang merupakan potensi dan penghambat dalam penggunaannya secara lestari Merupakan kapasitas lahan sendiri untuk suatu penggunaan

7. Kesesuaian Lahan Kesesuaian lahan lebih memfokuskan perhatiannya pada jenis tanaman tertentu saja yang pada intinya analisis kesesuaian lahan dilakukan dengan memadukan kebutuhan tanaman atau persyaratan tumbuh tanaman dengan karakteristik lahan. Kelas kesesuaian lahan. Kelas kesesuaian lahan juga menggunakan pembatas seperti dalam kemampuan lahan namun tidak dituliskan dalam klasifikasi. Kelas kesesuaian lahan yang diklasifikasi merupakan kelas terjelek dari kondisi lahan sehingga yang ditampakkan adalah kondisi yang paling buruk bagi suatu tanaman. Semakin rumit pengelolaan lahan yang diperlukan maka tingkat kesesuaian lahannya semakin rendah, hal ini juga berkaitan dengan konservasi yang hendak diterapkan.Klas kesesuaian lahan terbagi menjadi empat tingkat, yaitu : sangat sesuai (S1), sesuai (S2), sesuai marjinal (S3) dan tidak sesuai (N). Pengelolaan lahan sering menyebabkan terjadinya permasalahan yang berkaitan dengan pembangunan, para pembangun ingin terus membangun yang menandakan kemajuan pembangunan namun berkaitan dengan daya dukung lahan tentu hal ini akan menjadi masalah. Berdasarkan nilai lahan, terdapat faktor-faktor yang memepengaruhi yaitu kualitas fisik lahan, lokasi lahan terhadap pasar hasil-hasil produksi dan pasar sarana produksinya, dan interaksi di antara keduanya. (Soemarno, 2007)

Adapun klasifikasi kesesuaian lahan dapat dilihat dari aspek-aspek: Penilaian dan pengeompokan lahan dalam arti kesesuaian relatif atau kesesuaian absolut lahan bagi suatu penggunaan Kenyataan adapabilitas (kemungkinan penyesuaian) lahan bagi suatu penggunaan

Pengembangn Wilayah dan Kota

Page 8

8. Jenis informasi Sumberdaya Lahan yang perlu dievaluasi ada 5 kelompok, yaitu: Tanah, meliputi kedalaman efektif, drainase, kesuburan, retensi hara, salinitas, legas, unsur beracun, erosi, banjir Iklim, curah hujan, suhu, lama periode pertumbuhan LGP, neraca air Topografi dan geologi, meliputi kemiringan lereng bahan induk Vegetasi, tanaman indicator Sosial ekonomi, keuntungan Aspek non pertanian

Adapun tingkat intensitas dan pendekatan evaluasi lahan dapat diuraikan sebagai berikut: Tinjau (Reconnaissance), skala nasional, kualitatif Semi-detail (sedang), studi kelayakan proyek, kuantitatif Detail, perencanaan untuk implementasi, pembuatan desain atau rekomendasi, setelah ada kepastian proyek Dalam Evaluasi lahan terkadang terjadi perbedaan hasil evaluasi. Hal tersebut dapat disebabkan karena: a. Terhadap faktor yang dinilai (faktor yang mempengaruhi pertumbuhan sangat banyak) b. Pengharkatan dalam penilaian (perbedaan dari para peneliti) c. Dalam sistem klasifikasi (4, 6, 8 kelas) d. Dalam metode pengambilan keputusan (perbedaan metode : penghambat maksimum, parametik)

Pengembangn Wilayah dan Kota

Page 9

KESIMPULAN: Evaluasi Lahan merupakan salah satu metode yang sangat tepat bagi seorang perencana dengan pertimbangan bahwa dalam evaluasi lahan seorang perencana akan menemukan beberapa solusi yang tepat dalam merencanakan satu kawasan tertentu. Dalam evaluasi lahan, terdapat analisis kemampuan lahan yang dapat digunakan untuk menunjang kebijakan dan perencanaan penggunaan lahan yang optimal yang tujuannya harus berkesinambungan dan berkelanjutan.

Pengembangn Wilayah dan Kota

Page 10

You might also like