You are on page 1of 2

1.

Pendahuluan Preformulasi adalah tahap awal dalam rangkaian proses pembuatan sediaan farmasi yang berpusat pada sifat-sifat fisika kimia zat aktif dimana dapat mempengaruhi penampilan obat dan perkembangan suatu bentuk sediaan farmasi. Parameter fisiko kimia dalam formulasi obat diantaranya adalah Stabilitas kimia, Kelarutan/solubilitas, Kecepatan disolusi, Konstanta disosiasi, Koefisien partisi, Kristalinitas, Polimorfisme dan Ukuran partikel. Salah satu obat yang saat ini masih mempunyai sifat fisika kimia yang kurang baik adalah Saquinavir (SQV). SQV yang kelarutannya rendah terhadap air dapat membatasi penyerapan pada saluran gastrointestinal yang juga berhubungan dengan sifat fisikokimia SQV, sehingga dapat mengurangi bioavailabilitas oral. Keterbatasan ini dapat menyebabkan kegagalan selama pengembangan produk formulasi , dan pengemasan produk sehingga dapat mempengaruhi farmakokinetik dan farmakodinamika SQV. Studi preformulation bertujuan untuk merancang obat-obatan agar optimal dan efektif pada saat didistribusi didalam tubuh agar dapat meningkatkan profil bioavailabilitas. Secara umum bertujuan agar dapat memperbaiki siat fisikokimia (kelarutan air, laju disolusi, potensial ionisasi, titik leleh, koefisien partisi, kompatibilitas dengan eksipien lain), dosis antisipasi, ketersediaan dosis dan stabilitas formulasi yang harus dipastikan. Saquinavir, dengan rumus kimia (2S)-N-[(2S, 3R) -4 - [(3S) -3 - (tert-butylcarbamoyl)decahydroisoquinolin-2-yl]-3-hidroksil-1-phenylbutan-2-yl] -2 - (quinolin-2ylformamido) butanediamide, adalah sebuah peptidomimetic hydroxyethylamine sangat spesifik terhadap HIV-1 dan HIV-2 enzim inhibitor protease yang digunakan dalam pengobatan immunodeficiency manusia oleh virus HIV. Obat ini digunakan sendiri atau dalam kombinasi dengan obat antiretroviral lain. Kombinasi SQV dengan dua NRTI dianggap sebagai terapi standar pada pasien terinfeksi HIV. Kombinasi tersebut muncul karena dapat membatasi bioavailabilitas sekitar 4-12 persen, perluasan presistemik metabolisme oleh CYP3A4 di hati dan usus, P-glycoprotein memediasi SQV pada sistem pengeluaran dari sisi penyerapan dan konsentrasi plasma rendah yang diperlukan untuk meningkatkan jumlah CD4 T-sel. Pemasaran obat SQV dalam sediaan kapsul gel keras dan lembut tidak bisa memecahkan sepenuhnya masalah bioavailabilitas rendah dari obat SQV. meskipun Kombinasi SQV dengan ritonavir dosis rendah berhasil menurunkan frekuensi pemberian dari SQV setiap 8 jam untuk sekali atau dua kali sehari dan meningkatkan luas steady state SQV di bawah kurva (AUC) lebih dari 20-30 kali lipat. formulasi yang tersedia saat ini adalah garam mesylate memiliki farmakokinetik nonlinear dan masih tergantung pada kehadiran kalori yang tinggi, makanan tinggi lemak untuk meningkatkan penyerapan gastrointestinal. Sehingga masih diperlukan data preformulasi untuk memberikan arah yang lebih sesuai untuk membuat suatu rencana bentuk sediaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh PH kelarutan, koefisien partisi dan potensi ionisasi dalam formulasi SQV dalam peningkatan bioavabilitas dan stabilitasnya. Tiap parameter tersebut penting untuk memperoleh data preformulasi yang tepat, penentuan pKa (parameter fisika yang menggambarkan tingkat ionisasi kelompok fungsional terhadap pH), kelarutan (merupakan panduan untuk formulasi

dosis terutama untuk obat dengan kelarutan dan penyerapan terbatas) dan koefisien partisi (yang memberikan gagasan target rute dan bentuk pemberian obat dan memprediksi secara akurat tingkat penyerapan senyawa).

You might also like