You are on page 1of 18

TATALAKSANA PENANGANAN PENYAKIT FLU

Ricky Pangaribuan / A01010007 Annisa Nurramdhani B. / A01010008 Kana Lina Sinaga / A01010014 Astriani / A01010016 Herfina Tri K. / A01010019 Ratna Indah Wahyuni / A01010023 Dewi Sri Rahayu / A01010035

FLU
Penyakit

flu (Influenza) adalah salah satu penyakit

pernafasan yang disebabkan oleh virus RNA (virus influenza) dari famili Orthomyxoviridae.
Influenza merupakan penyakit menular yang menyerang

saluran napas, dan sering menjadi wabah yang diperoleh dari menghirup virus influenza.

Jenis Virus Penyebab Flu :


1. Virus Tipe A Genus ini memiliki satu spesiesvirus influenza A. Unggas akuatik liar merupakan inang alamiah untuk sejumlah besar varietas influenza A. Kadangkala, virus dapat ditularkan pada spesies lain dan dapat menimbulkan wabah yang berdampak besar pada peternakan unggas domestik atau menimbulkan suatu pandemi influenza manusia. Virus tipe A merupakan patogen manusia paling virulen di antara ketiga tipe influenza dan menimbulkan penyakit yang paling berat.

2. Virus Tipe B Genus ini memiliki satu spesies yaitu virus influenza B. Influenza B hampir secara eksklusif hanya menyerang manusia dan lebih jarang dibandingkan dengan influenza A. Hewan lain yang diketahui dapat terinfeksi oleh infeksi influenza B adalah anjing laut danmusang. Jenis influenza ini mengalami mutasi 2-3 kali lebih lambat dibandingkan tipe A dan oleh karenanya keragaman genetiknya lebih sedikit, hanya terdapat satu serotipe influenza B.

3. Virus Tipe C Genus ini memiliki satu spesies,virus influenza C, yang menginfeksi manusia, anjing, dan babi, kadangkala menimbulkan penyakit yang berat dan epidemi lokal. Namun, influenza C lebih jarang terjadi dibandingkan dengan jenis lain dan biasanya hanya menimbulkan

penyakit ringan pada anak-anak.

Tanda & Gejala


Biasanya tubuh akan demam,

Bersin-bersin
Hidung tersumbat dan keluar cairan Sakit kepala Nyeri otot Nyeri persendian Rasa tidak enak badan Lesu Kehilangan selera makan, Terkadang disertai juga dengan batuk dan sakit

tenggorokan.

Patofisiologi
Virus influenza A,B dan C masing-masing dengan banyak

sifat mutagenik yang mana virus tersebut dihirup lewat droplet mukus yang terarolisis dari orang-orang yang terinfeksi. Virus ini menumpuk dan menembus permukaan mukosa sel pada saluran napas bagian atas,

menghasilkan sel lisis dan kerusakan epithelium silia.

CONT
Neuramidase

mengurangi

sifat

kental

mukosa

sehingga

memudahkan penyebaran eksudat yang mengandung virus pada


saluran napas bagian bawah. Di suatu peradangan dan nekrosis bronchiolar dan epithelium alveolar mengisi alveoli dan exudat yang berisi leukosit, erithrosit dan membran hyaline. Hal ini sulit untuk mengontrol influenza sebab permukaan sel antigen virus memiliki kemampuan untuk berubah. Imunitas terhadap virus influenza A dimediasi oleh tipe spesifik immunoglobin A (lg A) dalam sekresi nasal. Sirkulasi lg G juga secara efektif untuk menetralkan virus. Stimulus lg G adalah dasar imunisasi dengan vaksin influenza A yang tidak aktif.

CONT
Setelah nekrosis dan desquamasi terjadi regenerasi

epithelium secara perlahan mulai setelah sakit hari kelima. Regenerasi mencapai suatu maximum kedalam 9 sampai 15 hari, pada saat produksi mukus dan celia mulai tamapk. Sebelum regenerasi lengkap epithelium

cenderung terhadap invasi bakterial sekunder yang

berakibat pada pneumonia bakterial yang disebabkan


oleh staphiloccocus Aureus.

CONT
Penyakit pada umumnya sembuh sendiri. Gejala akut

biasanya

sampai

hari

diikuti

oleh

periode

penyembuhan kira-kira seminggu. Penyakit ini penting karena sifatnya epidemik dan pandemik dan karena angka kematian tinggi bersama sekunder. Resiko tinggi pada orang tua dan orang yang berpenyakit kronik.

Penyebaran
Influenza dapat disebarkan dalam tiga cara utama :
Melalui penularan langsung (saat orang yang terinfeksi bersin,

terdapat lendir hidung yang masuk secara langsung pada mata, hidung, dan mulut dari orang lain);
Melalui udara (saat seseorang menghirup aerosol (butiran

cairan kecil dalam udara) yang dihasilkan saat orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau meludah), dan
Melalui penularan tangan-ke-mata, tangan-ke-hidung, atau

tangan-ke-mulut, baik dari permukaan yang terkontaminasi atau dari kontak personal langsung seperti bersalaman.

Penanganan non-farmakologi
Orang yang menderita flu disarankan untuk banyak beristirahat, meminum banyak cairan, menghindari

penggunaan alkoholol dan rokok

Penanganan farmakologi
Obat kumur, untuk menurunkan nyeri tenggorokan Antihistamin, untuk menurunkan rinorrhea Vitamin C dan ekspektoran; serta Vaksinasi

Pemberian

antibiotik

diberikan

untuk

mengatasi

infeksi

sekunder akibat bakteri, bila Influensa ditandai dengan perubahan warna lendir hidung dari jernih menjadi kuning atau kehijauan, suara menjadi serak dan nyeri menelan.
Dan jika diperlukan mengonsumsi obat seperti asetaminofen

(parasetamol) untuk meredakan gejala demam dan nyeri otot yang berhubungan dengan flu. Pengobatan antiviral dapat efektif, namun sebagian galur influenza dapat menunjukkan resistensi terhadap obat-obat antivirus standar.

Amantadin atau rimantadin merupakan 2 obat anti-virus yang

bisa melindungi terhadap influenza A saja.


Obat ini digunakan selama wabah influenza A untuk melindungi

orang-orang yang kontak dengan penderita dan orang yang memiliki resiko tinggi-yang belum menerima vaksinasi.
Pemakaian obat bisa dihentikan dalam waktu 2-3 minggu

setelah menjalani vaksinasi. Jika tidak dapat dilakukan vaksinasi, maka obat diberikan selama terjadi wabah, biasanya selama 6-8 minggu.

Studi kasus
Seorang ibu dan anak datang ke apotek, anaknya berusia

5 tahun. Sang ibu mengeluhkan anaknya sudah dua hari mengalami demam, bersin-bersin dan hidung tersumbat. Sang ibu ragu untuk memberikan obat untuk anaknya, karena anaknya memiliki alergi antibiotic golongan tertentu.
Bagaimanakah

manajemen

klinis

untuk

menangani

penyakit anak tersebut dilihat dari gejalanya?

Manajemen klinis
Dilihat dari gejalanya, anak tersebut menderita penyakit

flu. Pada pengobatannya jangan diberikan aspirin karena mengakibatkan Reye syndrome dan jangan diberikan antibiotic karena anak ini memiliki alergi terhadap antibiotik golongan tertentu. Oleh karena itu, untuk pengobatannya sebaiknya menggunakan parasetamol dengan dosis anak-anak, karena flu yang diderita anak ini masih tergolong ringan. Apabila flu berlanjut, sebaiknya menghubungi dokter.

THANKYOU

You might also like