You are on page 1of 28

A. ANATOMI MATA 1.

Anatomi Makroskopik Mata Yang termasuk media refraksi antara lain kornea, pupil, lensa, dan vitreous. Media refraksi targetnya di retina sentral (macula). Gangguan media refraksi menyebabkan visus turun (baik mendadak aupun perlahan). Bagian berpigmen pada mata: uvea bagian iris, warna yang tampak tergantung pada pigmen melanin di lapisan anterior iris (banyak pigmen = coklat, sedikit pigmen = biru, tidak ada pigmen = merah / pada albino).

Media Refraksi Hasil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan yang terdiri atas kornea, aqueous humor (cairan mata), lensa, badan vitreous (badan kaca), dan panjangnya bola mata. Pada orang normal susunan pembiasan oleh media penglihatan dan panjang bola mata sedemikian seimbang sehingga bayangan benda setelah melalui media penglihatan dibiaskan tepat di daerah makula lutea. Mata yang normal disebut sebagai mata emetropia dan akan menempatkan bayangan benda tepat di retinanya pada keadaan mata tidak melakukan akomodasi atau istirahat melihat jauh.

Kornea Kornea (Latin cornum=seperti tanduk) adalah selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus cahaya. Kornea merupakan lapisan jaringan yang menutupi bola mata sebelah depan dan terdiri atas 5 lapis, yaitu: 1. Epitel
1

Tebalnya 50 m, terdiri atas 5 lapis selepitel tidak bertanduk yang saling tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel gepeng. Pada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini terdorong ke depan menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke depan menjadi sel gepeng, sel basal berikatan erat berikatan erat dengan sel basal di sampingnya dan sel poligonal di depannya melalui desmosom dan makula okluden; ikatan ini menghambat pengaliran air, eliktrolit, dan glukosa yang merupakan barrier. Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat kepadanya. Bila terjadi gangguan akan mengakibatkan erosi rekuren. Epitel berasal dari ektoderm permukaan 2. Membran Bowman Terletak di bawah membran basal epitel kornea yang merupakan kolagen yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma. Lapisan ini tidak mempunyai daya regenerasi. 3. Stroma Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sadangkan dibagian perifer serat kolagen ini bercabang; terbentuknya kembali serat kolagen memakan waktu lama yang kadangkadang sampai 15 bulan. Keratosit merupakan sel stroma kornea yang merupakan fibroblas terletak di antara serat kolagen stroma. Diduga keratosit membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio atau sesudah trauma. 4. Membran Descement Merupakan membran aselular dan merupakan batas belakang stroma kornea dihasilkan sel endotel dan merupakan membran basalnya. Bersifat sangat elastis dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai tebal 40 m. 5. Endotel Berasal dari mesotelium, berlapis satu,bentuk heksagonal, besar 20-40 m. Endotel melekat pada membran descement melalui hemi desmosom dan zonula okluden. Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf siliar longus, saraf nasosiliar, saraf V. saraf siliar longus berjalan supra koroid, masuk ke dalam stroma kornea, menembus membran Boeman melepaskan selubung Schwannya. Seluruh lapis epitel dipersarafi samapai kepada kedua lapis terdepan tanpa ada akhir saraf. Bulbus Krause untuk sensasi dingin ditemukan di daerah limbus. Daya regenerasi saraf sesudah dipotong di daerah limbus terjadi dalam waktu 3 bulan. Trauma atau panyakkit yang merusak endotel akan mengakibatkan sistem pompa endotel terganggu sehingga dekompresi endotel dan terjadi edema kornea. Endotel tidak mempunya daya regenerasi. Kornea merupakan bagian mata yang tembus cahaya dan menutup bola mata di sebelah depan. Pembiasan sinar terkuat dilakukan oleh kornea, dimana 40 dioptri dari 50 dioptri pembiasan sinar masuk kornea dilakukan oleh kornea. Aqueous Humor (Cairan Mata) Aqueous humor mengandung zat-zat gizi untuk kornea dan lensa, keduanya tidak memiliki pasokan darah. Adanya pembuluh darah di kedua struktur ini akan mengganggu lewatnya cahaya ke fotoreseptor. Aqueous humor dibentuk dengan kecepatan 5 ml/hari oleh jaringan kapiler di dalam korpus siliaris, turunan khusus lapisan koroid di sebelah anterior. Cairan ini mengalir ke suatu saluran di tepi kornea dan akhirnya masuk ke darah. Jika aqueous humor tidak dikeluarkan sama cepatnya dengan pembentukannya (sebagai contoh, karena sumbatan pada saluran keluar), kelebihan cairan akan tertimbun di rongga anterior dan
2

menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler (di dalam mata). Keadaan ini dikenal sebagai glaukoma. Kelebihan aqueous humor akan mendorong lensa ke belakang ke dalam vitreous humor, yang kemudian terdorong menekan lapisan saraf dalam retina. Penekanan ini menyebabkan kerusakan retina dan saraf optikus yang dapat menimbulkan kebutaan jika tidak diatasi. Lensa Jaringan ini berasal dari ektoderm permukaan yang berbentuk lensa di dalam bola mata dan bersifat bening. Lensa di dalam bola mata terletak di belakang iris dan terdiri dari zat tembus cahaya (transparan) berbentuk seperti cakram yang dapat menebal dan menipis pada saat terjadinya akomodasi. Lensa berbentuk lempeng cakram bikonveks dan terletak di dalam bilik mata belakang. Lensa akan dibentuk oleh sel epitel lensa yang membentuk serat lensa di dalam kapsul lensa. Epitel lensa akan membentuk serat lensa terus-menerus sehingga mengakibatkan memadatnya serat lensa di bagian sentral lensa sehingga membentuk nukleus lensa. Bagian sentral lensa merupakan serat lensa yang paling dahulu dibentuk atau serat lensa yang tertua di dalam kapsul lensa. Di dalam lensa dapat dibedakan nukleus embrional, fetal dan dewasa. Di bagian luar nukleus ini terdapat serat lensa yang lebih muda dan disebut sebagai korteks lensa. Korteks yang terletak di sebelah depan nukleus lensa disebut sebagai korteks anterior, sedangkan dibelakangnya korteks posterior. Nukleus lensa mempunyai konsistensi lebih keras dibanding korteks lensa yang lebih muda. Di bagian perifer kapsul lensa terdapat zonula Zinn yang menggantungkan lensa di seluruh ekuatornya pada badan siliar.

Secara fisiologis lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu: Kenyal atau lentur karena memegang peranan terpenting dalam akomodasi untuk menjadi cembung Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan, Terletak ditempatnya, yaitu berada antara posterior chamber dan vitreous body dan berada di sumbu mata.

Keadaan patologik lensa ini dapat berupa:


3

Tidak kenyal pada orang dewasa yang mengakibatkan presbiopia, Keruh atau apa yang disebut katarak, Tidak berada di tempat atau subluksasi dan dislokasi Lensa orang dewasa dalam perjalanan hidupnya akan menjadi bertambah besar dan berat Badan Vitreous (Badan Kaca) Badan vitreous menempati daerah mata di balakang lensa. Struktur ini merupakan gel transparan yang terdiri atas air (lebih kurang 99%), sedikit kolagen, dan molekul asam hialuronat yang sangat terhidrasi. Badan vitreous mengandung sangat sedikit sel yang menyintesis kolagen dan asam hialuronat (Luiz Carlos Junqueira, 2003). Peranannya mengisi ruang untuk meneruskan sinar dari lensa ke retina. Kebeningan badan vitreous disebabkan tidak terdapatnya pembuluh darah dan sel. Pada pemeriksaan tidak terdapatnya kekeruhanbadan vitreous akan memudahkan melihat bagian retina pada pemeriksaan oftalmoskopi.Vitreous humor penting untuk mempertahankan bentuk bola mata yang sferis. Panjang Bola Mata Panjang bola mata menentukan keseimbangan dalam pembiasan. Panjang bola mata seseorang dapat berbeda-beda. Bila terdapat kelainan pembiasan sinar oleh karena kornea (mendatar atau cembung) atau adanya perubahan panjang (lebih panjang atau lebih pendek) bola mata, maka sinar normal tidak dapat terfokus pada mekula. Keadaan ini disebut sebagai ametropia yang dapat berupa miopia, hipermetropia, atau astigmatisma (H. Sidarta Ilyas, 2004). Lapisan Mata Lapisan mata dari luar ke dalam adalah: (1) tunika fibrosa, terdiri dari sklera di bagian belakang dan kornea di bagian depan; (2) tunika vascular berpigmen, di bagian belakang terdapat koroid, dan di bagian depan terdapat badan siliaris dan iris; dan (3) tunika nervosa, retina.

Tunika fibrosa (tunica fibrosa oculi) Sklera dan kornea membentuk tunika fibrosa bola mata; sklera berada di lima perenam bagian posterior dan opak; kornea membentuk seperenam bagian anterior dan transparan. Sklera memiliki densitas yang tinggi dan sangat keras, merupakan membran solid yang berfungsi mempertahankan bentuk bola mata. Sklera lebih tebal di bagian belakang
4

daripada di depan; ketebalan di bagian belakang 1 mm. Permukaan eksternal sklera berwarna putiih, dan menempel pada permukaan dalam fascia bulbi; bagian anterior sklera dilapisi membran konjungtiva bulbi. Di bagian depan, sklera berhubungan langsung dengan kornea, garis persatuannya dinamakan sclero-corneal junction atau limbus. Pada bagian dalam sklera dekat dengan junction terdapat kanal sirkular, sinus venosus sclera (canal of Schlemm). Pada potongan meridional dari bagian ini, sinus tampak seperti cekungan (cleft), dinding luarnya terdiri dari jaringan solid sklera dan dinding dalamnya dibentuk oleh massa triangular jaringan trabekular. Aqueous humor direasorbsi menuju sinus skleral oleh jalur pectinate villi yang analog dengan struktur dan fungsi arachnoid villi pada meninges serebral menuju pleksus vena sklera. Kornea merupakan bagian proyeksi transparan dari tunika eksternal, dan membentuk seperenam permukaan anterior bola mata. Kornea berbentuk konveks di bagian anterior dan seperti kubah di depan sklera. Derajat kelengkungannya berbeda pada setiap individu. Tunika vaskular (tunica vasculosa oculi) Tunika vaskular mata terdiri dari koroid di bagian belakang, badan siliaris serta iris di bagian depan. Koroid berada di lima perenam bagian posterior bola mata, dan memanjang sepanjang ora serrata. Badan siliaris menghubungkan koroid dengan lingkaran iris. Iris adalah diafragma sirkular di belakang kornea, dan tampak di sekeliling pusat, apertura bundar, pupil. Koroid merupakan membran tipis, vaskular, warna coklat tua atau muda. Di bagian belakang ditembus oleh nervus optikus. Lapisan ini lebih tebal di bagian belakang daripada di bagian depan. Salah satu fungsi koroid adalah memberikan nutrisi untuk retina serta menyalurkan pembuluh darah dan saraf menuju badan siliaris dan iris. Badan siliaris (corpus ciliare) merupakan terusan koroid ke anterior yang terdapat processus ciliaris serta musculus ciliaris. Iris dinamakan berdasarkan warnanya yang beragam pada individu berbeda. Iris adalah lempeng (disk) kontraktil, tipis, sirkular, berada di aqueous humorantara kornea dan lensa, dan berlubang di tengah yang disebut pupil. Di bagian perifernya, iris menempel dengan badan siliaris, dan juga terkait dengan; permukaannya rata, bagian anterior menghadap ke kornea, bagian posterior menghadap prosesus siliaris dan lensa. Iris membagi ruangan antara lensa dan kornea sebagai ruang anterior dan posterior. Ruang anterior mata dibentuk di bagian depan oleh permukaan posterior kornea; di bagian belakang oleh permukaan anterior iris dan bagian tengah lensa. Ruang posterior adalah celah sempit di belakang bagian perifer iris, dan di depan ligamen suspensori lensa dan prosesus siliaris. Tunika nervosa (Tunica interna) Retina adalah membran nervosa penting, dimana gambaran objek eksternal ditangkap. Permukaan luarnya berkontak dengan koroid; permukaan dalamnya dengan membran hialoid badan vitreous. Di belakang, retina berlanjut sebagai nervus optikus; retina semakin tipis di bagian depan, dan memanjang hingga badan siliaris, dimana ujungnya berupa cekungan, ora serrata. Disini jaringan saraf retina berakhir, tetapi pemanjangan tipis membran masih memanjang hingga di belakang prosesus siliaris dan iris, membentuk pars ciliaris retina danpars iridica retina. Tepat di bagian tengah di bagian posterior retina, pada titik dimana gambaran visual paling bagus ditangkap, berupa area oval kekuningan, makula lutea; pada makula terdapat depresi sentral, fovea sentralis. Fovea sentralis retina sangat tipis, dan warna gelap koroid dapat terlihat. Sekitar 3 mm ke arah nasal dari makula lutea terdapat pintu masuk nervus optikus (optic disk), arteri sentralis retina menembus bagian tengah discus.
5

Bagian ini satu-satunya permukaan retina yang insensitive terhadap cahaya, dan dinamakan blind spot. 2. Anatomi Mikroskopik Mata Bola mata terdiri dari dinding bola mata, ruang-ruang berisi cairan (aqueus humor), cornea, lensa, corpus vitreous. a. Kornea

Transparan, avaskular, 1/6 anterior bola mata. Lapisan kornea terdiri dari epitel kornea berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk, lapisan basal terdiri dari sel-sel silindris. Membrana bowman (membrana limitans anterior) terdapat dibawah membrana basalis, homogen, teridiri dari microfibril-microfibril, ditembus saraf-saraf yang menuju epitel cornea. Substansia propia/stroma cornea terdiri dari lamel-lamel kolagen yang sejajar permukaan kornea, diantara lamel terdapat celah sempit berisi fibroblast yang terjepit yang disebut keratocyte. Memproduksi kolagen dan substansia dasar glikosaminoglikan, juga terdapat limfosit dan makrofag. Membrana descement(membrana limitans posterior) merupakan membrana basalis endotel kornea yang bersifat elastis. Endotel kornea selapis sel gepeng, lebih cenderung ke arah mesothel, sel-selnya dihubungkan oleh zonula oc;udens. b. Retina Retina berbatas dengan koroid dengan sel pigmen epitel retina, dan terdiri atas lapisan: Lapis fotoreseptor, merupakan lapis terluar retina terdiri atas sel batang yang mempunyai bentuk ramping dan sel kerucut. Membran limitans eksterna yang merupakan membran ilusi.

Lapis nukleus luar, merupakan susunan lapis nukleus sel kerucut dan batang. Ketiga lapis diatas avaskular dan mendapat metabolisme dari kapiler koroid. Lapis pleksiform luar, merupakan lapis aselular dan merupakan tempat sinapsis sel fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal. Lapis nukleus dalam, merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal dan sel Muller. Lapis ini mendapat metabolisme dari arteri retina sentral. Lapis pleksiform dalam, merupakan lapis aselular merupakan tempat sinaps sel bipolar, sel amakrin dengan sel ganglion. Lapis sel ganglion yang merupakan lapis badan sel daripada neuron kedua. Lapis serabut saraf, merupakan lapis akson sel ganglion menuju ke arah saraf optik. Di dalam lapisan-lapisan ini terletak sebagian besar pembuluh darah retina. Membran limitan interna, merupakan membran hialin antara retia dan badan kaca. c. Corpus vitreous Badan transparan seperti gel. Terdiri dari air dan hyaluronan, juga terdapat makrofag dan hialocyte ( sel stellata)

d. Lensa Transparan, elastis, biconvex Tidak mempunyai pembuluh darah (makanan dari aqueus humor) Tergantung pada corpus ciliaris melalui zonula zinii Bagian-bagian lensa: - Capsula lensa : merupakan lamina basal, transparan, elastis, membungkus ke seluruh lensa. Terdiri dari serat kolagen halus tipe III & IV, tertanam dalam matrix yang kaya dengan glikosaminoglikan. - Epithelium subscapular : pada permukaan anterior tdd epitel cuboid rendah, ke arah equator tinggi epitel meningkat menjadi columnar yang kemudian beralih menjadi serat lensa.
7

- Serat lensa : panjang, kurus. Serat-serat lensa membentuk substansia lensa. Organ asesorius mata Terdiri atas Conjungtiva bulbar : epitel berlapis gepeng tandukConjungtiva palpebra : epitel berlapis columnar dengan sel goblet. B. FISIOLOGI PROSES PENGLIHATAN Refraksi

tanpa

lapisan

Cahaya adalah sebuah bentuk radiasi elektromagnetik yang terdiri atas paketpaket individual seperti partikel yang disebut foton yang berjalan menurut caracara gelombang. Jarak antara dua puncak gelombang dikenal sebagai panjang gelombang. Fotoreseptor di mata peka hanya pada panjang gelombang antara 400 dan 700 nanometer. Cahaya tampak ini hanya merupakan sebagian kecil dari spektrum elektromagnetik total. Cahaya dari berbagai panjang gelombang pada pita tampak dipersepsikan sebagai sensasi warna yang berbeda beda. Panjang gelombang yang pendek dipersepsikan sebagai ungu dan biru, panjang gelomang yang panjang diinterpretasikan sebagai jingga dan merah. Pembelokan sebuah berkas cahaya (refraksi) terjadi ketika suatu berkas cahaya berpindah dari satu medium dengan tingkat kepadatan tertentu ke medium denagn tingkat kepadatan yang berbeda. Cahaya bergerak lebih cepat melalui udara daripada melalui medium transparan lainnya seperti kaca atau air. Ketika suatu berkas cahaya masuk ke sebuah medium yang lebih tinggi densitasnya, cahaya tersebut melambat (begitu pula sebaliknya). Berkas cahaya mengubah arah perjalanannya ketika melalui permukaan medium baru pada setiap sudut kecuali sudut tegak lurus. Dua faktor berperan dalam derajat refraksi : densitas komparatif antara dua media dan sudut jatuhnya benda ke madium kedua. Pada permukaan yang melengkung seperti lensa, semakin besar kelengkungan, semakin besar derajat pembiasan dan semakin kuat lensa. Suatu lensa dengan permukaan konveks (cembung) menyebabkan konvergensi atau penyatuan, berkasberkas cahaya, yaitu persyaratan untuk membawa suatu bayangan ke titik fokus. Dengan demikian, permukaan refraktif mata besifat konveks. Lensa dengan permukaan konkaf (cekung) menyebabkan divergensi (penyebaran) berkasberkas cahaya, suatu lensa konkaf berguna untuk memperbaiki kesalahan refrektif mata tertentu, misalnya berpenglihatan dekat.

Cahaya yang sampai di retina tersebut akan mengakibatkan hiperpolarisasi dari reseptor pada retina. Hiperpolarisasi ini akan mengakibatkan timbulnya potensial aksi pada sel-sel ganglion, yang aksonnya membentuk nervus optikus. Kedua nervus optikus akan bertemu pada kiasma optikum, di mana serat nervus optikus dari separuh bagian nasal retina menyilang ke sisi yang berlawanan, yang kemudian akan menyatu dengan serat nervus optikus dari sisi temporal yang berlawanan, membentuk suatu traktus optikus. Serat dari masing-masing traktus optikus akan bersinaps pada korpus genikulatum lateralis dari thalamus. Kemudian serat-serat tersebut akan dilanjutkan sebagai radiasi optikum ke korteks visual primer pada fisura calcarina pada lobus oksipital medial. Serat-serat tersebut kemudian juga akan diproyeksikan ke korteks visual sekunder. Selain ke korteks visual, serat-serat visual tersebut juga ditujukan ke beberapa area seperti: (1)nukleus suprakiasmatik dari hipotalamus untuk mengontrol irama sirkadian dan perubahan fisiologis lain yang berkaitan dengan siang dan malam, (2) ke nukleus pretektal pada otak tengah, untuk menimbulkan gerakan refleks pada mata untuk fokus terhadap suatu obyek tertentu dan mengaktivasi refleks cahaya pupil, dan (3) kolikulus superior, untuk mengontrol gerakan cepat dari kedua mata.

Pembentukan bayangan di retina memerlukan empat proses : 1. Pembiasan sinar atau cahaya.apabila perantaraan yang berada kepadatannya dengan kepadatan udara. 2. Akomodasi lensa yaitu proses lensa menjadi cembung dan cekung,tergantung pada objek yang di lihat itu dekat atau jauh. 3. Konstriksi pupil,yaitu pengecilan garis pusat pupil agar cahaya tepat di retina sehingga penglihatan tidak kabur.pupil juga mengecil apabila cahaya yang terlalu terang memasukinya ataumelewatinya. 4. Pemfokusan yaitu pergerakan kedua bola mata sedimikian rupa sehingga kedua bola mata terfokus kea rah objek yang sedang terlihat.

Terdiri dari empat perbatasaan refraksi: 1. Perbatasan antara permukaan anterior kornea dan udara. 2. Perbatasan antara permukaan posterior kornea dan udara. 3. Perbatasan antara humor aqueous dan permukaan anterior lensa kristalina. 4. Perbatasan antara permukaan posterior lensa dan humor vitrous. Masing-masing memiliki indeks: Kornea : 1,38 Aqueous humor : 1,33 Lensa : 1,40 Vitrous humor : 1,34 Bila semua permukaan refraksi mata di jumlahkan secara aljabar dan bayangan sebagai sebuah lensa.susunan optic mata normal akan terlihat sederhana dan skema ini disebut REDUCED EYE. Manusia mempunyai daya bias total 59 dioptri pada saat mata melihat jauh.Daya bias mata bukan dihasilkan oleh lensa kristalina melainkan oleh permukaan anterior kornea.karena indeks bias kornea jauh berbeda dari indeks bias udara. Sebaliknya,lensa dalam mata,yang secara normal bersinggungan dengan cairan di setiap permukaannya memiliki daya bias total hanya 20 dioptri,yaitu kira-kira sepertiga dari daya bias total susunan lensa mata.
10

Bila lensa ini di ambil dari mata dan kemudian lingkungan nya adalah udara,maka daya biasnya akan menjadi 6 kali lipat.Sebab dari perbedaan ini adalah karena cairan yang mengelilingi lensa mempunyai indeks bias yang tidak jauh berbeda dari indeks bias lensa. Susunan lensa mata membentuk bayangan di retina.bayangan ini terbalik dari benda aslinya namun demikian presepsi otak terhadap benda tetap dalam keadaan tegak,tidak terbalik seperti bayangan yang terjadi di retina,karena otak sudah dilatih menangkap bayangan yang terbalik itu sebagai keadaan normal.Untuk melihat benda,cahaya harus jatuh pada pusat penglihatan nya dan di perlukan ketajaman penglihatan(visus).Visus dipengaruhi oleh: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Besarnya pupil Komposisi cahaya Elastisitas otot Mekanisme akomodasi Intensitas cahaya Faktor retina

Gerakan cahaya ke depan(berkas cahaya)harus dibelokkan kea rah dalam untuk di fokuskan ke retina agar dihasilkan suatu bayangan yang akurat.jadi pembelokkan suatu berkas cahaya(refraksi)terjadi ketika berkas berpindah dari suatu medium dengan densitas tertentu ke densitas yang lain.Ada dua factor yang berperan dalam derajat refraksi: 1. Densitas komparatif antara dua media 2. Sudut jatuhnya berkas cahaya Rasio perbandingan sel batang dan sel kerucut adalah 18:1.sel batang merupakan selsel yang paling sensitive karena walaupun hanya ada sedikit cahaya,sel-sel ini msh tetap dapat mendeteksinya.sel-sel ini masih tetap dapat mendeteksinya dan dapat memproduksi gambar hitam putih tanpa memerlukan banyak cahaya.Sel kerucut berfungsi saat ada cukup cahaya dan memberikan secara detail objek berserta warna nya.Faal penglihatan yang normal dapat membedakan bentuk,warna dan intensitas cahaya.Visus yang normal dapat terjadi apabila disertai dan proyeksi yang normal.Seorang bayi yang baru lahir hanya dapat membedakan gelap dan terang karena belum ada daya fiksasi.perkembangan fovea sentralis terbaik terdapat pada umur 3-6 bulan setelah lahir. Agar terjadi penglihatan binocular yang normal,diperlukan persayaran utama,berupa: 1. Bayangan yang jatuh pada kedua fovea sebanding dalam ketajaman maupun ukuran nya. 2. Posisi kedua mata dalam setiap arah penglihatan adalah sedimikian rupa sehingga bayangan benda yang menjadi perhatiannya akan selalu jatuh tepat pada kedua fovea. 3. Susunan saraf pusat mampu menerima rangsangan yang dating dari kedua retina dan mensitesa menjadi suatu sensasi berupa bayangan tunggal. Akomodasi meningkatkan kekuatan lensa untuk penglihatan dekat Kemampuan menyesuaikan lensa sehingga baik sumbar cahaya dekat maupun jauh dapat difokuskan di retina dikenal sebagai akomodasi. Kekuatan lensa bergantung pada bentuknya, yang diatur oleh otot siliaris. Otot siliaris adalah bagian dari korpus siliaris, suatu spesialisasi lapisan koroid di sebelah anterior. Korpus siliaris memiliki dua komponen utama yaitu otot siliaris dan jaringan kapiler (yang menghasilkan aqueous humor). Otot siliaris adalah otot polos melingkar yang melekat ke lensa melalui ligamentum suspensorium. Ketika otot siliaris melemas, ligamentum suspensorium tegang dan menarik lensa sehingga lensa berbentuk gepeng dengan kekuatan refraksi minimal. Ketika berkontraksi, garis tengah otot ini berkurang dan tegangan di ligamentum suspensorium mengendur. Sewaktu lensa kurang mendapat tarikan dari ligamentum suspensorium, lensa mengambil
11

bentuk yang lebih sferis (bulat) karena elastisitas inherennya. Semakin besar kelengkungan lensa (karena semakin bulat), semakin besar kekuatannya, sehingga berkas cahaya lebih dibelokkan.

Pada mata normal, otot siliaris melemas dan lensa mendatar untuk penglihatan jauh, tetapi otot tersebut berkontraksi untuk memungkinkan lensa menjadi lebih cembung dan lebih dekat untuk penglihatan dekat. Otot siliaris dikontrol oleh sistem syaraf otonom. Seratserat saraf simpatis menginduksi relaksasi otot siliaris untuk penglihatan jauh, sementara sistem syaraf parasimpatis menyebabkan kontraksi otot untuk penglihatan dekat. Lensa adalah suatu struktur elastis yang terdiri dari seratserat transparan. Kadang kadang serat ini menjadi keruh (opaque), sehingga berkas cahaya tidak dapat menembusnya, suatu keadaan yang dikenal dengan katarak. Lensa detektif ini biasanya dapat dikeluarkan dengan secara bedah dan penglihatan dipulihkan dengan memasang lensa buatan atau kacamata kompensasi. Seumur hidup hanya selsel ditepi luar lensa yang diganti. Selsel di bagian tengah lensa mengalami kesulitan ganda. Selsel tersebut tidak hanya merupakan sel tertua, tetapi juga terletak paling jauh dari aquoeus humor, sumber nutrisi bagi lensa. Seiring dengan pertambahan usia, selsel di bagian tengah yang tidak dapat diganti ini mati dan kaku. Dengan berkurangnya kelenturan, lensa tidak lagi mampu mengambil bentuk sferis yang diperlukan untuk akomodasi saat melihat dekat. Penurunan kemampuan akomodasi yang berkaitan dengan usia ini, presbiopia, yang mengenai sebagian besar orang pada usia pertengahan (45 sampai 50 tahun), sehingga mereka memerlukan lensa korektif untuk penglihatan dekat. Jaras Penglihatan Akibat refraksi, berkas-berkas cahaya dari separuh kiri lapangan pandang jatuh di separuh kanan retina kedua mata [separuh medial (bagian dalam) retina kiri dan separuh lateral (bagian luar) retina kanan]. Demikian juga sebaliknya. Kemuadian tiap-tiap syaraf optikus keluar dari retina membawa informasi dari kedua belah retina yang dipersyarafi. Informasi yang dipisahkan ini kemudian bertemu di kiasma optikum yang terletak dibawah dibawah hipotalamus.

12

Didalam kiasma optikus ini, serat-serat dari separuh medial kedua retina bersilangan kesisi yang berlawanan, tetapi serat-serat separuh lateral tetap disisi yang sama. Berkasberkas serat yang telah direorganisasi dan meninggalkan kiasma optikum dikenal sebagai traktus (jaras) optikus. Tiap-tiap traktus optikum membawa informasi dari separuh lateral salah satu retina dan separuh medial retina lain. Perhentian pertama diotak untuk informasi dalam jalur penglihatan adalah nucleus genikulatus lateralis di thalamus. Nucleus ini memisahkan informasi yang diterima dari mata dan memncarkannya melalui berkas serat yang dikenal dengan radiatio optikus ke bagian-bagian korteks yang berlaina, yang masing-masing mengolah aspek rangsangan penglihatan yang berbeda-beda (misalnya warna, bentuk, kedalaman, pergerakan). Mekanisme protektif membantu mencegah cedera mata Beberapa mekanisme membantu melindungi mata dari cedera. Kecuali bagian anteriornya, bola mata dilindungi oleh kantung tulang tempat mata berada. Kelopak mata berfungsi sebagai shutter (daun penutup) untuk melindungi bagian anterior mata dari gangguan luar. Kelopak mata menutup secara refleks untuk melindungi mata pada saatsaat yang mengancam, misalnya bendabenda yang datang cepat, cahaya yang sangat menyilaukan, dan keadaankeadaan sewaktu kornea atau bulu mata tersentuh. Kedipan kelopak mata secara spontan berulangulang membantu menyebarkan air mata yang melumasi, membersihkan dan bersifat bakterisidal. Air mata diproduksi secara terus menerus oleh kelenjar lakrimalis di sudut lateral atas dibawah kelopak mata. Cairan pembersih mata ini mengalir melalui permukaan kornea dan bermuara ke saluran alus di sudut kedua mata dan akhirnya dikosongkan ke belakang saluran hidung. Sistem drainase ini tidak dapat menangani produksi air mata yang berlebihan sewaktu menangis, sehingga air mata membanjir dari mata. Mata juga dilengkapi dengan bulu mata protektif yang menangkap bendabenda halus di udara seperti debu sebelum masuk ke mata.

13

Pemeriksaan Visus Pemeriksaan mata biasanya dengan inspeksi, palpasi dan juga dengan alat-alat bantuan seperti pen-light, fundudkopi atau peta Snellen. Alat2 yang dibutuhkan untuk refraksi adalah : a. Kartu Snellen, bisa berupa Echart, Alphabet, dan gambar binatang. Ada 3 jenis : o Kertas o Elektrik o Proyektor b. Lensa coba (Trial Lens Set) c. Gagang coba Trial (Frame)

Snellen Chart Untuk pemeriksaan visus bila penderita tidak bisa membaca kartu Snellen maka dilakukan dengan : a. hitung jari b. goyangan tangan c. Cahaya gelap / terang Untuk prosedur pemeriksaan visus dengan menggunakan peta snellen yaitu: Memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud tujuan pemeriksaan. Meminta pasien duduk menghadap kartu Snellen dengan jarak 6 meter. Memberikan penjelasan apa yang harus dilakukan (pasien diminta mengucapkan apa yang akan ditunjuk di kartu Snellen) dengan menutup salah satu mata dengan tangannya tanpa ditekan (mata kiri ditutup dulu). Pemeriksaan dilakukan dengan meminta pasien menyebutkan simbol di kartu Snellen dari kiri ke kanan, atas ke bawah. Jika pasien tidak bisa melihat satu simbol maka diulangi lagi dari barisan atas. Jika tetap maka nilai visus oculi dextra = barisan atas/6. Jika pasien dari awal tidak dapat membaca simbol di Snellen chart maka pasien diminta untuk membaca hitungan jari dimulai jarak 1 meter kemudian mundur. Nilai visus oculi dextra = jarak pasien masih bisa membaca hitungan/60. Jika pasien juga tidak bisa membaca hitungan jari maka pasien diminta untuk melihat adanya gerakan tangan pemeriksa pada jarak 1 meter (Nilai visus oculi dextranya 1/300). Jika pasien juga tetap tidak bisa melihat adanya gerakan tangan, maka pasien diminta untuk menunjukkan ada atau tidaknya sinar dan arah sinar (Nilai visus oculi dextra 1/tidak hingga). Pada keadaan tidak mengetahui cahaya nilai visus oculi dextranya nol. Pemeriksaan dilanjutkan dengan menilai visus oculi sinistra dengan cara yang sama.

14

Melaporkan hasil visus oculi sinistra dan dextra. (Pada pasien vos/vodnya x/y artinya mata kanan pasien dapat melihat sejauh x meter, sedangkan orang normal dapat melihat sejauh y meter.

Visus dengan rangsangan makula dimulai pada usia 3 tahun, (periode kritis). Pemeriksaan visus untuk usia <3 tahun yakni dengan pemeriksaan obyektif (oftalmoskop, retinoskop), observasi perhatian anak terhadap sekelilingnya, optokinetik drum, oklusi. Untuk usia 3-5 tahun yakni dengan e chart, gambar dari Ffooks, observasi perhatian anak terhada sekelilingnya, optokinetik drum, oklusi. Umur >5 tahun seperti pada dewasa (anak mencapai visus normal 6/6 pada usia 5 tahun). Penilaian tajam penglihatan Jika ditulis Visus 6/6, artinya angka 6 di atas (pembilang) menunjukkan kemampuan jarak baca penderita, sedangkan angka 6 di bawah menunjukkan kemampuan jarak baca orang normal Visus 6/60 artinya penderita hanya dapat menghitung jari pada jarak 6 meter, sedangkan pada orang normal bisa menghitung dalam jarak 60 meter, begitu juga penilaian visus 5/60, 4/6, 3/60, 2/60, 1/60. Jika LP + berarti bisa membedakan gelap terang dan sebaliknya PROSES MELIHAT Proses melihat diawali ketika cahaya masuk, kemudian melalui kornea lalu ke iris lensa bayangan jatuh di retina ( tepatnya di fovea centralis), lalu impuls saraf berjalan ke belakangmelalui nervus opticus chiasma opticum tractus opticus serabut- serabut di tractusopticus bersinaps di nucleus geniculatum laterale dorsalis tractus geniculo calcarina korteks penglihatan primer di calcarina lobus oksipitalis. Dari tractus opticus berjalan ke nucleus suprachiasmatik di hipothalamus ( untuk pengaturanirama sirkadian) nervus pretektalus ( untuk mendatangkan gerakan refleks mata agar matadapat difokuskan kearah objek yang penting dan untuk mengaktifkan refleks pupil terhadapcahaya) colliculus superior untuk pengaturan arah gerakan cepat kedua mata menujunucleus geniculatum lateral ventralis pada thalamus dan kemudian kedaerah basal otak sekitarnya diduga untuk membantu mengendalikan beberapa fungsi sikap tubuh. Korteks penglihatan di Lobus occipitalis di otak dibagi menjadi korteks penglihatan primer dankorteks penglihatan sekunder : -Korteks penglihatan primer : Korteks penglihatan primer terletak pada fissura calcarinameluas bersama dengan area kortikal 17 Broadman ( area penglihatan 1) - Area penglihatan sekunder pada korteks/ area asosiasi penglihatan, terletak di sebelahlateral, anterior, superior dan inferior terhadap korteks penglihatan primer. PROSES LAKRIMASI Proses lakrimasi merupakan mekanisme fisiologis yang berguna untuk membantu melindungimata kita dari cedera. Kedipan kelopak mata secara spontan berulang-ulang membantumenyebarkan air mata yang melumasi, membersihkan, dan bersifat bakterisidal ( membunuhkuman-kuman). Air mata diproduksi secara terus-menerus oleh kelenjar lakrimalis
15

di sudutlateral atas dibawah kelopak mata.Cairan Pembasuh mata ini mengalir melalui permukaankornea dan bermuara ke dalam saluran halus disudut kedua mata, dan akhirnya dikosongkankebelakang saluran hidung. Sistem drainase ini tidak dapat menangani produkai air mata yang berlebihan sewaktu menangis, sehingga air mata membanjiri mata. Glandula lacrimalis terdiri atas pars orbitalis yang besar dan pars palpebralis yang kecil. Keduanaya saling berhubungan pada ujung lateral M. Levator palpebrae superioris. Glandula initerletak diatas bola mata , dibagian anterior dan superior orbita, posterior terhadap septumorbitale. Kira-kira 12 ductus keluar dari permukaan bawah kelenjar dan bermuara pada bagianlateral fornix superior konjungtiva. Persarafan Glandula lacrimalis; Saraf sekremotorik parasimpatis berasal dari nucleus lacrimalis n. facialis. Serabutserabut preganglionik mencapai ganglion pterygopalatinum ( sphenopalatinum) melalui n.intermediusdan ramus petrosus magnus serta n.canalis pterygoidei. Serabut-serabut postganglionik meninggalkan ganglion dan bergabung dengan n.maxillaris.Kemudian serabut ini berjalan didalam ramus zygomaticum serta n.zygomaticotemporalis, danmencapai glandula lacrimalis melalui n.lacrimalis. Serabut postganglionik simpatis berjalan didalam plexus carotis internus, n.petrosus profundus,n.canalis pterygoidei, n.maxillaris, n.zygomaticus, n.zygomaticotemporalis, dan akhirnyan.lacrimalis. Air mata membasahi cornea dan berkumpul didalam lacus lacrimalis. Dari sini, air mata masuk ke canaliculi lacrimales melalui puncta lacrimalia. Canaliculi lacrimales berjalan kemedial dan bermuara ke dalam saccus lacrimalis, yang terletak didalam alur lacrimalis dibelakangligamentum palpebra mediale dan merupakan ujung atas yang buntu dari ductus nasolacrimalis. Ductus nasolacrimalis panjangnya lebih kurang 0,5 inchi ( 1,3 cm) dan keluar dari ujung bawahsaccus lacrimalis. Ductus berjalan kebawah, belakang dan lateral didalam canalis osseosa dan bermuara kedalam meatus nasi inferior. Muara ini dilindungi oleh lipatan membrana mucosayang dikenal sebagai plica lacrimalis. Lipatan ini mancegah udara masuk melalui ductuskedalam saccus lacrimalis pada waktu membuang sekret hidung ( ingus)

C. KERATITIS 1. Definisi Keratitis adalah infeksi pada kornea yang biasanya diklasifikasikan menurut lapisan kornea yang terkena; yatu keratitis superfisialis apabila mngenai lapisan epitel atau Bowman dan keratitis profunda atau kreatitis intertisialis (parenkimatosa) yang mengenai lapisan stroma. 2. Patofisiologi
16

Pada keratitis bakteri, terdapat gangguan dari epitel kornea yang intak dan atau masuknya mikroorganisme abnormal ke stroma kornea, dimana akan terjadiproliferasi dan menyebabkan ulkus. Factor virulensi dapat menyebabkan invasi mikrobaatau molekul efektor sekunder yang membantu proses infeksi. Beberapa bakterimemperlihatkan sifat adhesi pada struktur fimbriasi dan struktur non fimbriasi yangmembantu penempelan ke sel kornea. Selama stadium inisiasi, epitel dan stroma pada areayang terluka dan infeksi dapat terjadi nekrosis. Sel inflamasi akut (terutama neutrofil)mengelilingi ulkus awal dan menyebabkan nekrosis lamella stroma.Difusi produk-produk inflamasi (meliputi cytokines) di bilik posterior, menyalurkan sel-sel inflamasi ke bilik anterior dan menyebabkan adanya hypopyon. Toksin bakteri yanglain dan enzim (meliputi elastase dan alkalin protease) dapat diproduksi selama infeksikornea yang nantinya dapat menyebabkan destruksi substansi kornea.Grup bakteri yang paling banyak menyebabkan keratitis bakteri adalah Streptococcus,Pseudomonas, Enterobacteriaceae (meliputi Klebsiella, Enterobacter, Serratia, andProteus) dan golongan Staphylococcus. Lebih dari 20 kasus keratitis jamur (terutamacandidiasis) terjadi komplikasi koinfeksi bakteri 3. Klasifikasi A. Keratitis Superfisialis Bentuk-bentuk kreatitis superfisialis antara lain adalah : Keratitis pungtata superfisialis : berupa bintik-bintik putih pada permukaan kornea yang dapat disebabkan oleh berbagai penyakit infeksi virus antara lain virus herpes simpleks, herpes zoster, dan vaksinia. Keratitis flikten : benjolan putih yang bermula di limbus tetapi mempunyai kecenderungan untuk menyerang kornea. Keratitis sika : suatu bentuk keratitis yang disebabkan oleh kurangnya sekresi kelenjar lakrimal atau sel goblet yang ada di konjungtiva Keratitis lepra : suatu bentuk keratitis yang diakibatkan oleh gangguan trofik saraf, disebut juga keratitis juga keratitis neuroparalitik Keratitis nummularis : bercak putih berbentuk bulat pada permukaan kornea biasanya multiple dan banyak didapatkan pada petani. B. Keratitis Profunda Bentuk keratitis profunda antara lain : Keratitis intertisial luteik atau keratitis sifilis congenital Keratitis sklerotikans 4. Manifestasi klinis Keratitis merupakan kelainan akibat terjadinya infiltrasi sel radang pada kornea yang mengakibatkan kornea menjadi keruh. Akibat terjadinya kekeruhan pada media kornea ini, maka tajam penglihatan akan menurun. Mata akan merah yang terjadi akibat injeksi pembuluh darah perikorneal yang dalam atau injeksi siliar.

17

Pasien dengan keratitis bakteri biasanya mengeluh nyeri dengan oncet cepat, fotophobia dan menurunnya visus. Penting untuk mengetahui riwayat penyakit sistemik lengkap dan riwayat penyakit mata pada pasien tersebut untuk mengidentifikasi factor resiko potensial yang mungkin mengakibatkan perkembangan infeksi seperti: Pemakaian lensa kontak (catat tipe lensa, waktu penggunaan dan cara disinfeksi) Trauma (meliputi bedah kornea sebelumnya) Penggunaan obat-obatan mata Penurunan imunitas tubuh Kekurangan cairan air mata Penyakit kornea sebelumnya (keratitis herpetic, keratopathy neurotrophik) Perubahan structural dan malposisi kelopak mata

5. Pemeriksaan dan Diagnosis Pemeriksaan mata (penilaian dari visus) dan pemeriksaan eksternal mata seperti : 1. Kondisi umum pasien 2. Penilaian sklera 3. Konjungtiva 4. Apparatus nasolakrimalis 5. Pemeriksaan kornea 6. Biomikroskopi slit lamp Keratitis bakterial kultur identifikasi bakteri sensitivitas antibiotik Diagnosis : Anamnesis (riwayat penyakit terdahulu) Pemeriksaan fisik Pemeriksaan Lab Kultur 6. Diagnosis Banding No. Gejala Subjektif 1. 2. 3. Injeksi silier Injeksi konjungtiva Kekeruhan kornea Keratitis +++ ++ +/++ Glaukoma akut + ++ +++ Uveitis ++ ++ 18

4. 5. 6. 7. 8.

Kelainan pupil Keadalam COA Tekanan Intra Okuler Sekret Kelenjar pre-aurikuler

Normal/miosis N N + -

Midriasis Dangkal Tinggi -

Miosis iregular Normal Rendah -

7. Penatalaksanaan Penatalaksaan keratitis pada prinsipnya sesuai dengan etiologinya : Virus : Idoxuridine, trifluridin, atau aciclovir Bakteri ; Gram (-) : cafazolin, penisilin G atau vancomisin Gram (+) : tobramisin, gentamisin, atau polimiksin B Jamur : Natamisin, amfoterisin, atau fluconazol Pengobatan ditambah dengan pemberian air mata buatan, siklopegik, dan analgetik. Keratitis Bakterial Pengobatan antibiotika dapat diberikan pada keratitis bakterial dini. Biasanya pengobatan dengan dasar berikut : o Gram negatif : tobramisin, gentamisin, polimiksin o Gram positif : cefazolin, vancomyxin, basitrasin Biasanya pengobatan diberikan setiap 1 jam. Siklopegik diberikan untuk istirahat mata. Keratitis Jamur Pada pasien dengan infeksi jamur sebaiknya dirawat dan diberi pengobatan natamisin 5% setiap 1-2 jam. Anti jamur lain seperti miconazole, amfoterisin , nistatin dapat digunakan. Diberikan siklopegik disertai obat oral antiglaukoma bila timbul peningkatan tekanan intraokular. Bila tidak berhasil diatasi maka dapat dilakukan keratoplasti. Keratitis Virus a. Keratitis herpetik IDU (iodo 2 dioxyuridine) merupakan obat antiviral yang murah bersifat tidak stabil. Bekerja dengan menghambat sintesis DNA virus dan manusia, sehingga bersifat toksik untuk epitel normal dan tidak boleh digunakan lebih dari 2 minggu. Terdapat dalam larutan 1% dan diberikan setiap jam. Salep 0,5% diberikan setiap 4 jam. Vibrabin sama dengan IDU, akan tetapi hanya terdapat dalam bentuk salep. Trifluorotimidin (TFT) sama dengan IDU, diberikan 1% setiap 4 jam. Acyclovir bersifat selektif terhadap sensitif DNA virus. Dalam bentuk salep 3% yang diberikan setiap 4 jam. Sama efektif dengan antivirus lain tetapi dengan efek samping yang kurang. b. Infeksi Herpes Zooster Pengobatan biasanya tidak spesifik dan hanya pada simptomatik untuk mencegah infeksi sekunder. Pengobatan dengan acyclovir dan pada usia lanjut dapat diberi steroid. c. Keratitis dendritik Pengobatan kadang-kadang tidak diperlukan karena dapat sembuh spontan atau dapat sembuh dengan menggunakan debridement. Dapat juga dengan memberikan obat antivirus dan siklopegik, antibiotika dengan bebat tekan. Antivirus seperti trifluorotimidin, IDU 0,1% dapat diberikan setiap 1 jam atau asiklovir. Steroid pada penderita herpes sangat berbahay karena gejala akan sangat berkurang tapi proses berjalan terus akibat daya tahan tubuh yang berkurang. Keratitis Pungtata
19

Pada keratitis pungtata superfisialis pasien diberi air mata buatan, tobramisin tetes mata, dan siklopegik. Keratitis Marginal Pengobatan yang dilakukan adalah antibiotika yang sesuai dengan oenyebab infeksi lokalnya dan steroid dosis ringan. Pada pasien dapat diberikan vitamin B dan C dosis tinggi. Pada kelainan yang indolen dilakukan kauterisasi dengan listrik ataupun AgNO3 di pembuluh darahnya atau dilakukan flep konjungtiva yang kecil. Keratitis Interstisial Pengobatan keratitis interstisial tergantung paada penyebabnya. Dapat diberikan sulfas atropin tetes mata untuk mencegah sinekia akibat terjasinya uveitis dan kortikosteroid tetes mata. Keratojungtivitis epidemi Pengobatan pada keadaan akut sebaiknya diberikan kompres dingin dan pengibatan oenunjang laiinya. Lebih baik diobati secara konservatif. Bila terdapat kekeruhan pada kornea yang menyebabkan penurunan visus yang berat dapat diberikan steroid tetes mata 3 kali sehari. Pemberian IDU tidak memberikan hasil yang memuaskan. Keratitis Filamentosa Pengobatan dengan larutan hipertonik NaCl 5% air mata hipertonik. Mengankat filamen dan bila mungkin memasang lensa kontak lembek. Keratitis Alergi a. Keratitis flikten : dengan steroid dapat diberikan dengan berhati-hati. b. Ulkus fliktenular : dengan memberi steroid sistemik

Keratitis Lagoftalmos Pengobatannya ialah dengan mengatasi kausa dan air mata buatan. untuk mecegah infeksi sekunder siberikan salep mata. Keratitis Neuroparalitik Pengobatan diberikan untuk mencegah infeksi sekunder berupa pangobatan keratitis, tarsorafi, dan menutup pungtum lakrima. Keratokonjungtivitis Sika Pengobatan tergantung pada penyebabnya : Pemberian air mata tiruan bila kurang adalah komponen air Pemberian lensa kontak apabila komponen mukus yang berkurang Penutupan pungtum lakrima bila terjadi penguapan yang berlebihan. Keratitis Sklerotikan Pengobatannya dapat diberikan steroid dan akan memberikan prognosis yang baik serta fenilbutazon. Komplikasi Komplikasi yang paling ditakuti dari keratitis adalah penipisan kornea dan akhirnya perforasi kornea yang dapat mengakibatkan endophtalmitis sampai hilangnya penglihatan (kebutaan). Beberapa komplikasi yang lain diantaranya: Gangguan refraksi
20

Jaringan parut permanent Ulkus kornea Perforasi kornea Glaukoma sekunder

Pencegahan 1. Periksa teratur dengan deteksi dini Beberapa gangguan mata sama sekali tidak menimbulkan rasa sakit dan gangguan penglihatan bisa terjadi secara perlahan sehingga sulit dideteksi pada tahap awal. Karena itu, pemeriksaan mata secara teratur sangat dianjurkan. Jika dilakukan deteksi dini, penanganannya tentu jauh lebih mudah. Selain itu, jika Anda sudah mengenakan kaca mata atau lensa kontak, jangan lupa periksa teratur paling tidak sekali setahun. Hal ini untuk memastikan kalau-kalau Anda perlu mengganti lensa Anda. Jika merasa lensa Anda sudah tidak senyaman sebelumnya, mungkin penglihatan Anda sudah berubah dan Anda perlu perbaikan. Dalam kondisi ini, periksalah ke dokter meskipun belum 1 tahun. 2. Bekerja di depan komputer cobalah untuk sejenak Istirahatkan mata Anda Setiap 5-10 menit sekali, jauhkan pandangan Anda dari layar komputer. Fokuslah pada satu objek yang terletak jauh dari Anda. Cara ini bisa membantu untuk menyesuaikan kembali fokus mata Anda. Sekali-sekali, buka kemudian tutuplah mata Anda selama beberapa detik. Cara ini bisa membantu melembabkan mata dan mencegah mata kering. Selain itu, cobalah mengedipkan mata lebih sering. Jika Anda merasa sudah tidak sanggup lagi melihat layar, istirahatlah sebentar. Jika bekerja di depan komputer, Anda dianjurkan untuk istirahat selama 10 menit per jam. Tinggalkan komputer, berjalanlah keluar ruangan dan lihatlah pemadangan yang bisa menyegarkan mata. Cara ini tidak hanya bagus untuk mata tetapi juga bagus bagi kaki dan punggung Anda. Pastikan lampu di dekat Anda tidak terlalu terang. Jika menggunakan lampu meja, pastikan cahayanya tidak langsung ke mata Anda atau ke layar komputer Anda. Cara terbaik adalah meletakkan lampu ke samping. 3. Perhatikan makanan Anda Pilihan makanan juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan mata. Pilihlah makanan yang kaya akan vitamin-vitamin yang bagus untuk mata khususnya vitamin A, C, B dan E. Untuk mendapatkan semua asupan vitamin ini, perbanyak konsumsi sayur dan buah, khususnya jeruk dan wortel. Selain itu, seng juga dinyatakan baik untuk kesehatan mata. 4. Perhatikan perawatan lensa kontak Anda Jangan lupa cuci tangan sebelum memasukkan atau mengeluarkan lensa. Bersihkan, serta cuci lensa Anda dengan anti bakteri setelah dikeluarkan dan sebelum digunakan kembali. Gunakan solution standar, solution ini pasti lebih steril dibandingkan solution yang dibuat di rumah. Sering-seringlah cuci dan bersihkan tempat penyimpanan lensa Anda. Banyak orang yang betul-betul memperhatikan kebersihan lensanya tetapi mengabaikan tempat penyimpanan lensa.
21

5. Gunakan sunglasses yang dilengkapi dengan pelindung UV dan gunakan topi lebar sehingga bisa melindungi mata dari sinar matahari. 6. Jangan lupa mengenakan pelindung mata saat bekerja dengan zat-zat kimia atau di lapangan 7. Jangan lupa untuk segera periksa ke dokter jika Anda mengalami: Pandangan kabur Rasa sakit di mata Terjadi penumpukan deposit di mata Pandangan Anda menjadi ganda Mata merah atau pembengkakan di kelopak mata

Prognosis Keratitis dapat sembuh dengan baik jika ditangani dengan tepat dan jika tidak diobati dengan baik dapat menimbulkan ulkus yang akan menjadi sikatriks dan dapat mengakibatkan hilang penglihatan selamanya.Prognosis visual tergantung pada beberapa faktor, tergantung dari: Virulensi organisme Luas dan lokasi keratitis Hasil vaskularisasi dan atau deposisi kolagen D. Mata merah dengan visus normal dan mata merah dengan visus turun Mata merah dengan visus normal a. Pterygium Pterygium merupakan penebalan lipatan konjungtiva bulbi yang berbentuk segitiga dengan banyak pembuluh darah Penyebab pasti dari pterygium tidak diketahui. Tetapi, faktor penyebab yang paling umum adalah : 1. Terkena paparan sinar matahari yang berlebihan 2. Bekerja di luar rumah 3. Paparan berlebihan pada lingkungan yang keras seperti debu, kotoran, panas, angin, kekeringan dan asap. 4. Paparan berlebihan pada alergen seperti bahan kimia dan solvent

22

b. Pseudopterigium c. Pinguekula dan Pinguekula iritan

d. Hematoma subkonjunctiva

e. Episkleritis dan Skleritis

episkleritis

23

Skleritis

Mata merah tanpa penurunan visus dan kotor

KONJUNGTIVITIS VIRUS GATAL HIPEREMI LAKRIMASI EKSUDAT (SEKRET) Minimal Menyeluruh ++ Minimal (serous, mukous) BAKTERI Minimal Menyeluruh + Banyak (mukopurulen/pur ulen) Jarang PMN ALERGI Berat Menyeluruh + Minimal (benang)

ADENOPATI SEL-SEL

+ Monosit

Eosinofil

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Konjungtivitis Bakteri Konjungtivitis Bakteri akut Konjuntivitis gonore Oftalmia neonatorum Konjungtivitis angular Konjungtivitis mukopurulen

24

7. Konjungtivitis virus akut : demam faringokonjungtiva, keratokonjungtivitis epidemi, konjungtivitis herpetik, konjungtivitis inklusi, konjungtivitis new castle, konjungtivitis hemoragik epidemik akut. 8. Konjungtivitis Menahun : konjungtivitis alergi 9. Konjungtivitis folikularis kronis 10. Trakoma 11. Mata kering 12. Def. Vitamin a 13. Toksik konjungtivitis folikular 14. Dll yang etiologinya tidak jelas Konjungtivi-tis Uveitis Glaukoma Keratitis / ulkus 1. Visus 2. TIO 3. Nyeri 4. Inj. Konj 5. Inj. Silier 6. Kornea 7. Pupil 8. Reaksi pupil 9. Smear N N rasa pasir + Jernih N N + < N/N + + Keruh Mengecil < >> ++ + Keruh Melebar < N + + Keruh N N + (Ulkus)

Mata merah dengan visus menurun 1) Diagnosis Mata merah 1. Injeksi konjungtiva (sentripetal) 2. Injeksi silier (sentrifugal) 3. Perdarahan subkonjungtiva - Pertusis, morbili, typoid - Trauma
25

- Kelainan darah, hipertensi

Visus menurun 1. Kelainan refraksi 2. Kekeruhan kornea a. Sikatriks : nebula (tipis), makula (masih terlihat pupil), leukoma (tebal sekali), stafiloma (menonjol dan iris tidak terlihat) b. Infiltrat (serbukan sel radang) c. Edema --> banyak kandungan air d. Distrofi (kongenital/herediter) 3. Kekeruhan BMD : - Darah (hifema) - Sel radang + protein (uveitis anterior) 4. Sumbatan pupil (oklusi pupil) : pupil menutup --> debris sel radang menutup pupil 5. Lensa : - Katarak (keruh) - Luksasio lentis --> lensa lepas 6. Kekeruhan korpus vitreous (badan kaca) - Sel radang - Pernanahan = endoftalmitis - Perdarahan 7. Kelainan retina dan makula 8. Kelainan saraf (N. II) dan kelainan SSP

Pemeriksaan : 1. Inspeksi umum Tes Hirschberg :

26

Pasien duduk dan melihat cahaya jarak 1 meter. Nilai letak refleks sumber cahaya di kornea --> kiri dan kanan simetris / tidak Normal : refleks cahaya ditengah 2. Visus = tajam penglihatan Persyaratan : - Jarak pemeriksa 5m atau 6m - Monokuler : tutup bergantian - Hurup terkecil yang masih terbaca - Penulisan / pencatatan : pecahan --> tidak boleh disederhanakan - Visus = 6/6 : baik, normal - Alat : optotipi Snellen - Bila jarak 6m, tidak terlihat --> maju 5m --> sampai 1m --> melihat jari (+) --> bila baru .terlihat : 1/60 - Bila lambaian tangan --> 1/300 --> proyeksi baik/buruk - Bila tidak terlihat --> harus persepesikan cahaya --> 1/tak hingga, proyeksi baik bila arah .diketahui, buruk bila salah

Tajam penglihatan tergantung pada : - Keadaan refraksi - Media refrakta (kornea sampai retina) E. MEMELIHARA KESEHATAN MATA SESUAI AJARAN ISLAM Mata sesungguhnya adalah gerbang maksiat, apabila tidak digunakan dengan baik sesuai tuntunan islam. Barang siapa yang tidak dapat menahan pandangan mata sangat mungkin akan menjerumuskan nya pada zina dan maksiat.

Allah ta'ala berfirman: "dan Dia yang memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kalian bersyukur" (QS An Nahl : 78) "dan Dialah yang menciptakan bagimu pendengaran, ,penglihatan, dan hati nurani, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur" (QS Al Mu'minun : 78).

27

Jika kita telah mengetahui akan nikmat yang agung ini, maka sudah semestinya kita malu terhadap Pemberi Nikmat ini, dan sudah semestinya kita menjaga pandangan terhadap perkara-perkara yang diharamkan-Nya, serta menggunakan nikmat ini untuk perkaraperkara yang diridhoi-Nya. Kita tau bahwa nikmat penglihatan ini akan ditanya di hari akhir kelak, sebagaimana firman-Nya, "sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya" (QS Al Isra' : 36). Allah taala telah memerintahkan kita untuk menjaga pandangan, Dia berfirman: Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh Allah Maha Mendengar apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandagannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa terlihat (QS An Nuur : 30-31) 10 faedah dari menjaga pandangan: 1. Melaksanakan perintah Allah yang mengantarkan puncak kebahagiaan seorang hamba di dunia dan akhiratnya. "Katakanlah kepada orang-orang yang beriman, mereka menundukkan pandangan mereka" 2. Menghadang pengaruh dari panah beracun (iblis) yang dapat menyebabkan kebinasaan pada hati. 3. Membuat hati dekat dengan Allah, sebaliknya mengumbar pandangan mengakibatkan hati terpisah dan jauh dari Allah. 4. Menguatkan hati dan menyenangkannya, sebaliknya mengumbar pandangan melemahkan hati dan membuatnya gundah. 5. Menyinari hati, oleh karena itu Allah menyebutkan cahaya setelah perintah menjaga pandangan. Allah ta'ala berfirman, "katakanlah kepada laki-laki yang beriman agar mereka menjaga pandangannya" (QS An-Nur: 30) kemudian Allah berfirman "Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. (QS An Nur: 35) 6. Memunculkan firasat yang benar, yang dapat membedakan antara kebenaran dan kebatilan. Allah ta'ala membalas amalan seorang hamba dengan apa-apa yang sesuai dengan amalan tersebut. Menjaga pandangan dari hal-hal yang Allah haramkan akan berdampak diberikannya cahaya di penglihatannya dan membukakan baginya ilmu dan iman serta pengetahuan dan firasat yang benar. 7. Membuat hati istiqomah, berani, dan kuat. 8. Menyulitkan syaitan untuk masuk ke dalam hati, karena syaitan masuk dengan sebab mengumbar pandangan dan syaitan akan lebih cepat menembus ke dalam hati melebihi kecepatan tembusnya udara ke dalam ruang hampa. 9. Akan menyibukkan hati kepada pemikiran yang membawa maslahat dan manfaat bagi hati. 10. Bahwa antara mata dan hati ada jendela dan jalan yang menghubungkan keduanya, akan baik salah satunya jika satu yang lain baik, dan akan rusak salah satunya jika satu yang lain rusak. Maka jika hatinya rusak, rusaklah pandangannya, dan jika pandangannya rusak, maka rusaklah hatinya. Demikian juga sebaliknya.

28

You might also like