You are on page 1of 3

Frambusia Frambusia disebut juga patek atau puru, disebabkan oleh Treponema pertenue, dan hanya terdapat di daerah

tropis yang tinggi kelembabannya serta pada masyarakat dengan sosio-ekonomi rendah. Penyakit ini menyerang kulit umumnya di tungkai bawah, bentuk destruktif menyerang juga tulang dan periosteum. Penyakit frambusia ditandai dengan munculnya lesi primer pada kulit berupa kutil (papiloma) pada muka dan anggota gerak, terutama kaki, lesi ini tidak sakit dan bertahan sampai berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Lesi kemudian menyebar membentuk lesi yang khas berbentuk buah frambus (raspberry) dan terjadi ulkus (luka terbuka). Stadium lanjut dari penyakit ini berakhir dengan kerusakan kulit dan tulang di daerah yang terkena dan dapat menimbulkan kecacatan 10-20 persen dari penderita yang tidak diobati akan cacat. Penyakit ini bisa bersifat kronik apabila tidak diobati, dan akan menyerang dan merusak kulit, otot serta persendian sehingga menjadi cacat seumur hidup. Pada 10% kasus frambusia, tanda-tanda stadium lanjut ditandai dengan lesi yang merusak susunan kulit yang juga mengenai otot dan persendian. Frambusia umumnya menyerang anak-anak berusia dibawah 15 tahun. Rata-rata terjadi antara usia 6 10 tahun. Jenis kelamin tertentu tidak terkait dengan penyakit ini. Terdapat 3 stadium frambusia yang dikenal, yakni : Stadium Primer. Setelah masa inkubasi antara 9-90 hari (rata-rata 3 minggu), lesi primer atau induk frambusia berkembang pada sisi yang terkena penularan berupa gigitan, goresan dan gesekan dengan kulit yang terkena frambusia. Umumnya terjadi di daerah anggota gerak (lengan dan kaki). Lesi berwarna kemerahan, tidak nyeri dan kadang-kadang gatal-gatal berbentol/kutil (papul). Papul-papul tersebut akan meluas dengan diameter 1-5 cm untuk kemudian menjadi ulkus (luka terbuka) dengan dasar berwarna kemerahan seperti buah berry. Lesi-lesi satelit bisa bersatu membentuk plak. Karena jumlah treponema yang banyak, maka lesi tersebut sangat menular. Pembesaran kelenjar limfa, demam serta rasa nyeri merupakan tanda dari stadium ini. Induk frambusia akan pecah dalam 2-9 bulan yang meninggalkan bekas dengan bagian tengah yang bersifat hipopigmentasi. Stadium Sekunder. Sekitar 6-16 minggu setelah stadium primer. Lesi kulit atau lesi anakan yang menyerupai lesi induk tapi berukuran lebih kecil yang biasanya ditemukan dipermukaan tubuh dan sebagian di rongga mulut atau hidung. Lesi anakan ini akan meluas, membentuk ulkus dan menghasilkan cairan-cairan fibrin yang berisi treponema, yang kemudia mengering menjadi krusta. Cairan tersebut menarik lalat-lalat untuk hinggap dan kemudian menyebarkannya ke orang lain. Kadang-kadang bentuk serupa infeksi jamur dapat terlihat. Kondisi ini diakibatkan proses penyembuhan inti dari papiloma atau gabungan dari lesi yang membentuk bundaran. Lesi di aksila atau di lipat paha menyerupai condylomatalata. Papil-papil di telapak kaki berberntuk tipis, hiperkeratosis yang akan menjadi erosi. Rasa nyeri menandai stadium ini.

Stadium Tersier. Pada stadium ini, sekitar 10% kasus setelah 5-15 tahun akan kembali kambuh, yang ditandai dengan lesi kulit yang destruktif, lesi pada tulang dengan kemungkinan terkenanya jaringan saraf dan penglihatan penderita. Bertambahnya ukuran, tidak nyeri, perkembangan nodul-nodul dibawah kulit dengan penampakan nanah nekrosis dan ulkus. Ulkus tersebut terinfeksi karena rusaknya struktur kulit dibawahnya. Bentuk hiperkeratosis dan keratoderma pada telapak tangan dan kaki sangat jelas terlihat. Stadium ini dapat menyerang tulang dan persendian. Infeksi tulang (osteitis) yang terutama menyerang tulang kaki dan tangan. Infeksi ini apabila tidak terkendali akan menyebabkan hancurnya struktur tulang, dan berakhir dengan kecacatan dan kelumpuhan. Penatalaksanaan - Obat terpilih adalah penisilin prokain 2,4 juta IU dosis tunggal untuk dewasa. - Program pemberantasan penyakit frambusia memberikan obat alternatif sebagai berikut : a. Aureomisin. Anak-anak : 0,75 1,5 gr selama 4 hari. Dewasa : 2 gr selama 5 hari. b. Teramisin (dalam dosis dibagi 3 hari berturut-turut) 3 gr pada hari I 2 gr pada hari II 2 gr pada hari III c. Tetrasiklin. Anak-anak : 25 mg/kgBB selama 5 hari. Dewasa : 2 gr /hari selama 5 hari d. Obat pilihan lain eritromisin 1 2 gram/hari atau tetrasiklin 1 2gram/hari selama 2 minggu.

You might also like