You are on page 1of 11

CASE BASED DISCUSSION

EKTIMA
Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang

Periode 14 Oktober 2013 9 November 2013

Oleh: Donna Rachmawati 01.208.5637

Pembimbing: dr. Hesti WK, Sp.KK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2013

BAB I PENDAHULUAN

Ektima adalah pioderma ulseratif kulit yang umumnya disebabkan oleh Streptococcus -hemolyticus. Penyebab lainnya bisa Staphylococcus aureus atau kombinasi dari keduanya. Menyerang epidermis dan dermis membentuk ulkus dangkal yang ditutupi oleh krusta berlapis, biasanya terdapat pada tungkai bawah. Faktor predisposisi yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit ini adalah hygiene yang kurang, menurunnya daya tahan tubuh, atau jika telah ada penyakit lain di kulit. Insiden ektima di seluruh dunia tepatnya tidak diketahui. Frekuensi terjadinya ektima berdasarkan umur biasanya terdapat pada anak-anak dan orang tua, tidak ada perbedaan ras dan jenis kelamin (pria dan wanita sama). Pada anak-anak kebanyakan terjadi pada umur 6 bulan sampai 18 tahun. Streptococcus merupakan organisme yang biasanya menyebabkan infeksi pada ektima. Gambaran ektima mirip dengan impetigo, namun kerusakan dan daya invasifnya pada kulit lebih dalam daripada impetigo. Infeksi diawali pada lesi yang disebabkan karena trauma pada kulit, misalnya, ekskoriasi, varicella atau gigitan serangga. Lesi pada ektima awalnya mirip dengan impetigo, berupa vesikel atau pustul. Kemudian langsung ditutupi dengan krusta yang lebih keras dan tebal daripada krusta pada impetigo, dan ketika diangkat nampak lesi punched out berupa ulkus yang superficial. Ektima merupakan penyakit kulit berupa ulkus yang paling sering terjadi pada orangorang yang sering bepergian (traveler). Pada suatu studi kasus di Perancis, ditemukan bahwa dari 60 orang wisatawan, 35 orang (58%) diantaranya mendapatkan infeksi bakteri, dimana bakteri terbanyak yang ditemukan yaitu Staphylococcus aureus dan Streptococcus Bhemolyticus grup A yang merupakan penyebab dari penyakit kulit impetigo dan ektima. Dari studi kasus ini pula, ditemukan bahwa kebanyakan wisatawan yang datang dengan ektima memiliki riwayat gigitan serangga (73%).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA EKTIMA 1. Definisi Ektima adalah ulkus superfisial dengan krusta diatasnya disebabkan oleh infeksi Streptococcus.

2. Etiologi Penyebabnya adalah bakteri Streptococcus B-hemolyticus.

3. Epidemiologi Insiden ektima di seluruh dunia tepatnya tidak diketahui. Frekuensi terjadinya ektima berdasarkan umur biasanya terdapat pada anak-anak dan orang tua, tidak ada perbedaan ras dan jenis kelamin (pria dan wanita sama). Pada anak-anak kebanyakan terjadi pada umur 6 bulan sampai 18 tahun.

4. Faktor predisposisi Hiegene yang kurang Menurunnya daya tahan Misalnya: kekurangan giza, anemia, penyakit kronik, neoplasma ganas, diabeter melitus. Telah ada penyakit lain dikulit Karena terjadi kerusakan diepidermis, maka fungsi kulit sebagai pelindung akan terganggu sehingga memudahkan terjadinya infeksi.

5. Gejala klinis Penyakit ini dimulai dengan suatu vesikel atau pustul di atas kulit yang eritematosa, membesar dan pecah (diameter 0,5 3 cm) dan beberapa hari kemudian terbentuk krusta tebal dan kering yang sukar dilepas dari dasarnya. Biasanya terdapat kurang lebih 10 lesi yang muncul. Bila krusta terlepas, tertinggal ulkus superficial dengan gambaran punched out appearance atau berbentuk cawan dengan dasar merah dan tepi meninggi. Lesi cenderung menjadi sembuh setelah beberapa minggu

dan meninggalkan sikatriks. Biasanya lesi dapat ditemukan pada daerah ekstremitas bawah, wajah dan ketiak.

6. Gambaran histopatologi Gambaran histopatologi didapatkan peradangan dalam yang diinfeksi kokus, dengan infiltrasi PMN dan pembentukan abses mulai dari folikel pilosebasea. Pada dermis, ujung pembuluh darah melebar dan terdapat sebukan sel PMN. Infiltrasi granulomatous perivaskuler yang dalam dan superficial terjadi dengan edema endotel. Krusta yang berat menutupi permukaan dari ulkus pada ektima.

Gambar F: Pioderma
Neutrofil tersebar pada dasar ulserasi

7. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaaan penunjang yang dapat dilakukan. yaitu pewarnaan Gram, selain itu, juga dapat dilakukan pemeriksaan histopatologi.

8. Diagnosis banding Impetigo krustosa, didiagnosa banding dengan ektima karena memberikan gambaran Effloresensi yang hampir sama berupa lesi yang ditutupi krusta. Bedanya, pada impetigo krustosa lesi biasanya lebih dangkal, krustanya lebih mudah diangkat, dan tempat predileksinya biasanya pada wajah dan punggung serta terdapat pada anak-anak sedangkan pada ektima lesi biasanya lebih dalam berupa ulkus, krustanya lebih sulit diangkat dan tempat predileksinya biasanya pada tungkai bawah serta bisa terdapat pada usia dewasa muda.

9. Penatalaksanaan Jika terdapat sedikit, krusta diangkat lalu diolesi dengan antibiotik topikal. Jika lesi banyak dapat ditambahkan dengan antibiotik sistemik.

10. Prognosis Prognosis pada penyakit ini umunya baik, jika terapi dilakukan dengan teratur.

BAB III LAPORAN KASUS A. IDENTITAS PENDERITA Nama : An. Dewi Hikmah

Jenis kelamin : Perempuan Umur Agama Alamat Pekerjaan B. ANAMNESIS Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis dengan ibu pasien pada tanggal 28 Oktober 2013 pukul 10.30 WIB di Poli Penyakit Kulit dan Kelamin RS. Islam Sultan Agung Semarang. : 7 tahun : Islam : Tambak rejo : Pelajar

Keluhan utama

: gatal pada kedua kaki dan lengan.

Riwayat Penyakit Sekarang Onset Lokasi Kualitas Kuantitas :Timbul sekitar 2 hari yang lalu. :Kedua kaki dan lengan :Gatal membuat penderita sulit tidur :Gatal dirasakan sering pada kedua kaki dan lengan

terutama pada malam hari. Tempat gatal lebih dari satu (multiple). Faktor memperingan :Tidak ada keadaan yang meperingan keluhan Faktor memperberat :Saat malam hari dan saat pasien berkeringat dan merasa kepanasan. Keluhan penyerta semlenget. Kronologis : :Sebelum gatal-gatal penderita mengalami demam

Pasien datang dengan keluhan gatal yang disertai luka pada kedua kaki dan tangan sejak 2 hari yang lalu. Setelah pasien bermain di luar rumah bersama adik dan temannya pasien demam semlenget kemudian malam harinya merasakan gatal pada kedua kakinya, terasa seperti bentol digigit semut yang gatal lalu penderita menggaruknya. Lalu dikedua kaki muncul gelembung putih seukuran biji jagung, gelembung ini disertai dengan

kemerahan pada bagian tepinya. Karena gatal pasien terus menggaruk kedua kakinya hingga menimbulkan luka seperti koreng. 1 hari sebelum dibawa ke dokter malam harinya pasien sulit tidur karena merasakan gatal dikaki dan tangannya. Kebiasaan pasien sehabis bermain pasien jarang mencuci kaki dan tangan. Ibu pasien mengaku belum memberikan obat apapun.

Riwayat Penyakit Dahulu Pasien belum pernah mengalami sakit seperti ini Riwayat alergi disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga Adik pasien mengalami keluhan yang sama

Riwayat Sosial-Ekonomi Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya dan satu orang adik. Orang tua pasien bekerja sebagai wiraswasta dan biaya pengobatan ditanggung oleh Jamsostek. Kesan ekonomi cukup.

C. PEMERIKSAAN FISIK 1. Status Generalis Tekanan darah Nadi Suhu Berat Badan Keadaan umum Thorak Abdomen Ekstremitas : tidak dilakukan : tidak dilakukan : tidak dilakukan : 19 kg : baik, compos mentis : tidak dilakukan : tidak dilakukan : pada kaki kanan dan kiri, tangan kanan dan kiri tampak

gelembung berisi nanah dan beberapa keropeng. 2. Status Dermatologik Inspeksi Lokasi I : Kedua tungkai bawah

UKK

: pustul multipel (0,5-0,8cm), krusta multipel berwarna

kecoklatan, terdapat juga beberapa krusta yang sudah mengelupas dan dasarnya ekskoriasi, papul multipel, skuama.

Lokasi II UKK

: Kedua lengan bawah : Pustul multipel (0,5 cm), papul multipel, skuama.

Distribusi Konfigurasi

: Regional, bilateral :: Tidak dilakukan : Tidak dilakukan

Palpasi Auskultasi

D. DIAGNOSIS BANDING Ektima Impetigo Krustosa

E. PEMERIKSAAN LAB (Termasuk yang Diusulkan) Pemeriksaan Gram

F. DIAGNOSIS KERJA Ektima

G. PENGOBATAN R/ Amoxicillin 500 mg tab No : V S 3 dd 1/2 tab _________________________________________ R/ Neomicyn cr 15g S.u.e _________________________________________ R/ CTM 4 mg S 2 dd tab _________________________________________ No : V No : I

H. PROGNOSIS Ad Vitam Ad Sanam Ad Kosmetikum : ad bonam : ad bonam : dubia ad bonam

I. ANJURAN / SARAN Mengkonsumsi dan mengaplikasikan obat sesuai anjuran dokter Menjaga kebersihan diri Makan makanan yang bergizi Hindari menggaruk agar penyakit tidak bertambah parah

BAB IV KESIMPULAN

Ektima adalah ulkus superfisial dengan krusta diatasnya disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus B-hemolyticus. Penyakit ini dimulai dengan suatu vesikel atau pustul di atas kulit yang eritematosa, membesar dan pecah (diameter 0,5 3 cm) dan beberapa hari kemudian terbentuk krusta tebal dan kering yang sukar dilepas dari dasarnya. Biasanya terdapat kurang lebih 10 lesi yang muncul. Bila krusta terlepas, tertinggal ulkus superficial dengan gambaran punched out appearance atau berbentuk cawan dengan dasar merah dan tepi meninggi. Lesi cenderung menjadi sembuh setelah beberapa minggu dan meninggalkan sikatriks. Biasanya lesi dapat ditemukan pada daerah ekstremitas bawah, wajah dan ketiak.

DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin ed.6.Jakarta: Badan Penerbit FKUI.2010 Ryan Edward T, et al. Ilness After International Travel. Agustus: Volume 347 / 515. The New England Journal of Medicine (NEJM). 2002. Siregar,R.S. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit ed.2. Jakarta: EGC. 2005

You might also like