You are on page 1of 1

BAB IV ANALISA KASUS

Preeklamsia adalah sindrom spesifik kehamilan berupa berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan aktivitas endotel. Proteinuria adalah tanda penting preeklamsia. Proteinuria didefinisikan sebagai terdapatnya 300 mg atau lebih protein dalam urin 24 jam menetap.3 Pada kenyataannya, preeklamsia secara klinis mulai tampak hanya menjelang akhir suatu proses patologis yang mungkin sudah mulai 3-4 bulan sebelum timbulnya hipertensi. Semakin parah hipertensi atau proteinurianya, semakin pasti diagnosis preeklamsi. Proteinuria +2 atau lebih yang menetap, atau ekskresi protein urin 24 jam sebesar 3 g atau lebih, adalah preeklamsi berat.3 Penatalaksanaan selanjutnya bergantung pada keparahan preeklamsia. Ditentukan oleh ada atau tidaknya keadaan-keadaan yang telah disebutkan, durasi gestasi dan keadaan serviks.3 Anestesia spinal diperoleh dengan cara menyuntikkan anestetik lokal ke dalam ruang subarakhnoid. Tekhnik ini sederhana, cukup efektif dan mudah dikerjakan. Pada pasien ini diberikan terapi Oksigen dengan menggunakan simple mask 6L/mnt. Sebagai premedikasi diberikan Ranitidine 4 mg dan Ondansetron 4 mg. Tujuannya untuk meminimalkan pneumonitis asam yang disebabkan oleh cairan lambung 25 ml dengan pH 2,5. Kemudian medikasi diberikan Lidokain atau 30mg/dl (+1 pada dipstick) secara

HCL 1,5 ampul sebelum tindakan anestesi, Loading cairan dengan RL 2 kolf, Fimahes 1 kolf. Kemudian induksi dengan Buvanest 10 mg, catapres, dan

fentanil 2,5 mg. Pada pasien ini juga diberikan phytogin dan Lasix. Untuk analgetik diberikan Tramadol 100 mg + ketorolac 30 mg dalam RL ke 3 sebanyak 30 tetes/mnt, serta pemberian ketoprofen suppositoria.

19

You might also like