You are on page 1of 9

USULAN PENELITIAN RESPON PRODUKTIVITAS TANAMAN KEDELAI (Glycine max) TERHADAP PEMBERIAN VARIASI PUPUK DAN DITANAM PADA

JENIS TANAH YANG BERBEDA

Oleh: Rani Wulandari Dwi Eliana Isti Khosiyatun Fransisca Dita Siti Nur Azizah B1J011010 B1J011046 B1J011028 B1J011064 B1J011086

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2013

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Kedelai merupakan salah satu komoditi pangan utama. Kedelai merupakan sumber protein nabati yang menyehatkan karena mengandung protein tinggi dan memiliki kadar kolesterol rendah serta berperan penting dalam meningkatkan gizi masyarakat (Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, 2012). Kebutuhan kedelai terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, berkembangnya industri bahan pangan (tahu, tempe, susu, pangan, dan olahan lainnya), dan pakan ternak. Konsumsi kedelai perkapita saat ini mencapai 8 kg/kapita/tahun. Diperkirakan setiap tahunnya kebutuhan biji kedelai adalah mencapai 1,8 juta ton dan bungkil kedelai kurang lebih sebesar 1,1 juta ton (Biro Pusat Statistik, 2005). Menurut BPS (2004), kemampuan produksi kedelai nasional pada tahun 2004 adalah sebesar 0, 723 juta ton, sedangkan jumlah konsumsi adalah 2,015 juta ton. Keadaan ini mengindikasikan bahwa produksi kedelai nasional masih sangat jauh untuk dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri. Semakin banyaknya industri pengolahan berbahan baku kedelai, seperti industri tahu, kecap, tempe, tauco dan lain-lain mengakibatkan permintaan terhadap kedelai tidak bisa terpenuhi oleh produksi domestik. Oleh karena itu, sangat diperlukan bebagai upaya dalam rangka meningkatkan produksi kedelai nasional sehingga dapat mencukupi kebutuhan masyarakat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan melalui berbagai penelitian seperti mengenai Respon Produktivitas Tanaman Kedelai (Glycine Max) Terhadap Pemberian Variasi Pupuk dan Ditanam Pada Jenis Tanah Yang Berbeda. Unsur hara merupakan salah satu faktor yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang optimal. Penggunaan pupuk sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan produksi kedelai sudah sangat membudaya dan para petani telah menganggap bahwa pupuk dan cara pemupukan sebagai salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan usaha taninya (Parman, 2007). Penggunaan pupuk kandang atau kompos selama ini diyakini dapat mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh pupuk anorganik. Pupuk kandang atau kompos disamping

mempunyai kelebihan juga masih banyak kekurangannya. Pupuk organik ini dapat diolah dari bahan baku berupa kotoran ternak (Parman, 2007). Pupuk kandang ayam mempunyai kadar hara P yang relatif lebih tinggi dari pupuk kandang lainnya. Kadar hara ini sangat dipengaruhi oleh jenis konsentrat yang diberikan. Selain itu, dalam kotoran ayam tersebut tercampur sisa-sisa makanan ayam serta sekam sebagai alas kandang yang dapat memberikan tambahan hara ke dalam pupuk kandang terhadap tanaman. Beberapa hasil penelitian aplikasi pupuk kandang ayam selalu memberikan respon tanaman yang terbaik pada musim pertama. Hal ini terjadi karena pupuk kandang ayam relatif lebih cepat terdekomposisi serta mempunyai kadar hara yang cukup pula jika dibandingkan dengan jumlah unit yang sama dengan pupuk kandang lainnya (Widowati et al., 2005). Pupuk kandang sapi mempunyai kadar serat yang tinggi seperti selulosa, hal ini terbukti dari hasil pengukuran parameter C/N rasio yang cukup tinggi yaitu >40. Tingginya kadar C dalam pupuk kandang sapi menghambat penggunaan langsung ke lahan pertanian karena akan menekan pertumbuhan tanaman utama. Penekanan pertumbuhan terjadi karena mikroba dekomposer akan menggunakan N yang tersedia untuk mendekomposisi bahan organik tersebut sehingga tanaman utama akan kekurangan N. Pemanfaatan pupuk kandang sapi secara langsung juga berkaitan dengan kadar air yang tinggi. Jika pupuk kandang dengan kadar air yang tinggi diaplikasikan secara langsung akan memerlukan tenaga yang lebih banyak serta proses pelepasan amoniak masih berlangsung (Widowati et al., 2005). Beberapa studi telah menjelaskan tentang kemampuan pupuk kandang dalam meningkatkan pertumbuhan pada tanaman. Tanah merupakan media tanam yang memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman sehingga akan berpengaruh pula terhadap produksi. Tanah Alfisol dan Vertisol memiliki sifat fisik yang cukup berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Di Indonesia, luas lahan vertisol mencapai 1,8 juta hektar dan dari luas tersebut hanya sekitar 30 % yang dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya tanaman dan sebagian besar merupakan tanaman pangan (Adisarwanto, 1993; Munir, 1996). Oleh karena itu supaya lahan yang cukup luas tersebut bisa betul-betul berpotensi untuk penanaman kedelai maka perIu dilakukan suatu tindakan sehingga dapat mengatasi permasalahan sifat fisik tanah. Tindakan yang dapat dilaksanakan adalah dengan penambahan pupuk

kandang. Pemberian pupuk kandang ditinjau dari aspek fisika tanah dapat memperbaiki struktur dan aerasi tanah dan dari aspek biologi dapat menjadi penyangga terhadap kelangsungan hidup mikroorganisme tanah, sehingga tanah dapat menyediakan unsur hara dalam jumlah berimbang untuk tanaman (Pumawanto dan Gayuh, 2006). Oleh karena perbedaan sifat dari masing-masing media tanah, maka dengan melakukan penelitian ini akan dapat diketahui media tanam yang paling tepat untuk digunakan penanaman tanaman kedelai yang diberikan pupuk. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas muncul beberapa permasalahan : 1. Manakah jenis tanah yang berpengaruh secara nyata terhadap produktivitas tanaman kedelai. 2. Manakah jenis pupuk yang berpengaruh secara nyata terhadap produktivitas tanaman kedelai. 3. Interaksi antara dua faktor manakah yang paling berpengaruh dalam produksi kedelai.

1.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini antara lain : 1. Mengetahui respon pemberian pupuk yang berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. 2. Mengetahui respons tanaman kedelai yang ditanam pada jenis tanah yang berbeda. 3. Mengetahui interaksi terbaik antara jenis tanah dan pupuk terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai.

1.4. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap industri bahan pangan yang berbahan dasar kedelai. 1.5. Hipotesis

Hipotesis penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut: 1. Tanah yang paling berpengaruh terhadap produktivitas tanaman kedelai adalah tanah alfisol. 2. Jenis pupuk yang paling berpengaruh terhadap produktivitas tanaman kedelai adalah pupuk kandang ayam. 3. Interaksi yang paling baik untuk digunakan adalah interaksi antara pupuk kandang ayam dengan tanah jenis alfisol.

II.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

2.1 Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah polybag, cangkul, timbangan, cetok, sprayer, dan karung goni. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kedelai (Gycine max), 2 jenis pupuk (pupuk kandang sapi dan kandang ayam), 2 jenis tanah (tanah jenis vertisol dan tanah jenis alfisol dari Desa Dukuhwaluh, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas), dan air. Penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan Januari 2013 sampai dengan bulan April 2014 di Green House, Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.

2.2 Metode Penelitian Percobaan disusun dengan menggunakan rancangan acak lengkap, rancangan perlakuan adalah split plot dengan variasi jenis pupuk sebagai petak utama dan jenis tanah sebagai anak petak dengan 3 ulangan. Petak utama dengan tiga taraf yaitu : a1 = tanpa pupuk, a2 = pupuk kandang sapi, a3 = pupuk kandang ayam. Anak petak dengan 2 taraf yaitu b1 = Tanah Alfisol, b2 = Tanah Vertisol, sehingga terdapat 18 unit percobaan.

a1b2 a1b1

a3b2 a3b1

a2b1 a2b2

a1b2 a1b1

a3b1 a3b2

a2b2 a2b1

a2b2 a2b1

a1b1 a1b2

a3b2 a3b1

Kombinasi perlakuan sebagai berikut: a1b1: Tanpa pupuk pada Tanah Alfisol a2b1: Pupuk kandang sapi pada Tanah Alfisol a3b1: Pupuk kandang ayam pada Tanah Alfisol a1b2: Tanpa pupuk pada Tanah Vertisol a2b2: Pupuk kandang sapi pada Tanah Vertisol a3b2: Pupuk kandang ayam pada Tanah Vertisol

2.3 Pelaksanaan Percobaan 1. Tanah diolah menggunakan cangkul pada masing-masing lokasi sumber tanah penelitian yakni berupa jenis tanah Alfisol dan Vertisol. 2. Setelah diperoleh kondisi tanah yang bersih dan cukup gembur maka selanjutnya tanah hasil olahan tersebut dibawa ke lokasi penanaman (sesuai kebutuhan) untuk kemudian dimasukkan ke dalam polybag yang berukuran r = 20 cm , t = 20 cm. 3. Masing-masing polybag diisi dengan media tanam hingga batas 5 cm dari ujung polybag. 4. Setelah itu polybag tersebut disusun pada lahan percobaan dengan jarak antar ulangan adalah 30 cm. 5. Polybag diisi dengan tanah, dikombinasikan dengan pupuk kandang disesuaikan dengan pengacakan dalam unit percobaan. 6. Biji kedelai ditanam sebanyak 10 biji setiap polybag. 7. Penyiraman dilakukan setiap hari. 8. Pengamatan dilakukan selama 3 bulan. 9. Tinggi tanaman, panjang akar, jumlah daun dan panjang daun tanaman kedelai setiap 2 minggu sekali. 10.

2.4 Metode Analisis Variabel yang diamati pada percobaan ada 2 yaitu variabel bebas berupa pupuk dan media tanah yang digunakan, sedangkan variabel tergantung adalah produktivitas tanaman kedelai. Parameter utama adalah produksi per hektar yang dihasilkan dan parameter pendukung berupa tinggi tanaman, panjang akar, jumlah daun, dan panjang daun tanaman kedelai. Data pertumbuhan tanaman dianalisis dengan menggunakan uji F untuk mengetahui perbedaan, antara perlakuan dan apabila berbeda nyata, maka dilanjutkan dengan uji BNT untuk mengetahui perlakuan yang terbaik.

III. JADWAL KEGIATAN Kegiatan Persiapan Pelnelitian Penulisan Seminar Bulan 1

DAFTAR REFERENSI

Adisarwanto, 1993. Pencegahan Klorosis Daun pada Tanaman Kedelai di Lahan Vertisol dengan Pemberian Unsur Mikro dan Makro. Prosiding Lokakarya Penelitian Komoditas dan Studi Khusus 1992. AARP.Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Deptan, Jakarta. Badan Pusat Statistik. 2004. Survey Penduduk antar Sensus tahun 2004. BPS, Jakarta. Badan Pusat Statistik. 2005. Survey Penduduk antar Sensus tahun 2005. BPS, Jakarta. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. 2012. Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi KacangTanah, Kacang Hijau dan Aneka Kacang Tahun 2012. Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, Jakarta. Munir, Moeh. 1996. Tanah-Tanah Utama Indonesia : Karakteristik, Klasifikasi Dan Pemanfaatannya. Pustaka Jaya, Jakarta. Parman, S. 2007. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kentang (Solanum tuberosum L.). Buletin Anatomi dan Fisiologi 15 (2): 21-31. Pumawanto, A.M. dan G.P. Budi. 2006. Kajian Pengembangan Bawang Merah Pada Lahan Berkadar Liat Tinggi (Vertisol) Dengan Penambahan Pupuk Organik. Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Purwokerto. Widowati, L.R., Sri Widati, U. Jaenudin, dan W. Hartatik. 2005. Pengaruh Kompos Pupuk Organik yang Diperkaya dengan Bahan Mineral dan Pupuk Hayati terhadap Sifat-sifat Tanah, Serapan Hara dan Produksi Sayuran Organik. Laporan Proyek Penelitian Program Pengembangan Agribisnis, Balai Penelitian Tanah.

You might also like