You are on page 1of 28

+.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 2.1.1

Kebijakan Publik Pengertian Kebijakan Publik Istilah kebijakan dalam bahasa Inggris policy yang dibedakan dari kata

wisdom yang berarti kebijaksanaan atau kearifan. Kebijakan merupakan pernyataan umum perilaku daripada organisasi. Menurut pendapat Alfonsus Sirait dalam bukunya Manajemen mendefinisikan kebijakan, sebagai berikut:

Kebijakan merupakan garis pedoman untuk pengambilan keputusan Sirait, !""!:!!#$. Kebijakan merupakan sesuatu yang bermanfaat dan juga merupakan penyederhanaan system yang dapat membantu dan mengurangi masalah%masalah dan serangkaian tindakan untuk meme&ahkan masalah tertentu, oleh sebab itu suatu kebijakan dianggap sangat penting. 'iliiam (. )unn menyebut istilah kebijakan publik dalam bukunya yang berjudul Analisis Kebijakan Publik, pengertiannya sebagai berikut: Kebijakan *ublik Public Policy$ adalah pola ketergantungan yang kompleks dari pilihan%pilihan kolektif yang saling bergantung, termasuk keputusan%keputusan untuk tidak bertindak, yang dibuat oleh badan atau kantor pemerintah )unn, +,,-:!-+$. Kebijakan publik sesuai apa yang dikemukakan oleh )unn

mengisyaratkan adanya pilihan%pilihan kolektif yang saling bergantung satu dengan yang lainnya, dimana didalamnya keputusan%keputusan untuk melakukan tindakan. Kebijakan publik yang dimaksud dibuat oleh badan atau kantor pemerintah. Suatu kebijakan apabila telah dibuat, maka harus diimplementasikan

+6

untuk dilaksanakan oleh unit%unit administrasi yang memobilisasikan sumber daya finansial dan manusia, serta die/aluasikan agar dapat dijadikan sebagai mekanisme penga0asan terhadap kebijakan tersebut sesuai dengan tujuan kebijakan itu sendiri. 1d0ard III dan Sharkansky mengemukakan kebijakan publik adalah: What government say and do, or not to do, it is the goals or purpose of government programs apa yang dikatakan dan dilakukan, atau tidak dilakukan. Kebijakan merupakan serangkaian tujuan dan sasaran dari program%program pemerintah$ )alam 'idodo, +,,!:!",$. *endapat 1d0ard III dan Sharkansky mengisyaratkan adanya apa yang dilakukan atau tidak dilakukan. 2al ini berkaitan dengan tujuan dan sasaran uang termuat dalam program%program yang telah dibuat oleh pemerintah. Miriam 3udiarjo mengemukakan pengertian kebijakan !policy" adalah suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh seorang pelaku atau oleh kelompok politik dalam usaha memilih tujuan%tujuan dan &ara%&ara untuk men&apai tujuan itu 3udiardjo, +,,,:#.$. 3erdasarkan pengertian di atas, kebijakan merupakan suatu kumpulan keputusan. Keputusan tersebut diambil oleh seorang pelaku atau oleh kelompok politik yaitu pemerintah. Keputusan tersebut berusaha untuk memilih tujuan dan &ara untuk men&apai tujuan yang ingin di&apai. Inu Ken&ana Syafie dalam bukunya yang berjudul Pengantar #lmu Pemerintahan mengutip pendapat 2arold 4as0ell, kebijakan adalah: 5ugas intelektual pembuatan keputusan meliputi penjelasan tujuan, penguraian ke&enderungan, penganalisaan keadaan, proyeksi pengembangan masa depan dan penelitian, penilaian dan penelitian, serta penilaian dan pemilihan kemungkinan )alam Syafie, !""+:-#$.

+8

Menurut pendapat 2arold 4as0ell tersebut, kebijakan diartikannya sebagai tugas intelektual pembuatan keputusan yang meliputi berbagai hal yaitu

penjelasan mengenai tujuan yang ingin di&apai dari suatu kebijakan yang telah dibuat, penguraian ke&enderungan untuk memilih beberapa tujuan yang sesuai dengan keadaan, pengembangan dampak dan kinerja kebijakan di masa depan, serta melakukan penelitian dan e/aluasi. Adapun )a/id 1aston, sebagaimana yang dikutip oleh Mu&hsin dan 7adillah *utra dalam buku $ukum dan Kebijakan Publik, mendefinisikan kebijakan publik adalah sebuah proses pengalokasian nilai%nilai se&ara paksa kepada seluruh masyarakat yang dilakukan oleh lembaga yang ber0enang seperti pemerintah )alam Mu&hsin dan 7adillah, +,,+:+-$. Kebijakan publik dapat dikatakan mempunyai sifat paksaan yang se&ara potensial sah dilakukan. Sifat memaksa ini tidak dimiliki oleh kebijakan yang diambil oleh organisasi%organisasi s0asta. 2al ini berarti bah0a kebijakan publik menuntut ketaatan yang luas dari masyarakat. Sifat inilah yang membedakan kebijakan publik dengan kebijakan lainnya. *emahaman ini, pada sebuah kebijakan umumnya harus dilegalisasikan dalam bentuk hukum, dalam bentuk *eraturan )aerah misalnya. Sebab, sebuah proses kebijakan tanpa adanya legalisasi dari hukum tentu akan sangat lemah dimensi operasionalisasi dari kebijakan publik tersebut. *erlu diperhatikan, kebijakan publik tidaklah sama dengan hukum, 0alaupun dalam sasaran praktis di lapangan kedua%duanya sulit dipisah%pisahkan.

+"

2.1.2

Perumusan Kebijakan Publik *erumusan masalah merupakan langkah a0al dalam pembuatan suatu

kebijakan publik. Menurut 'illiam (. )unn suatu perumusan masalah dapat memasok pengetahuan yang rele/an dengan kebijakan yang mempersoalkan asumsi%asumsi yang mendasari definisi masalah dan memasuki proses pembuatan kebijakan melalui penyusunan agenda agenda setting$ )unn, +,,-: +.$. 2al tersebut menyimpulkan bah0a kebijakan publik dibuat dikarenakan adanya masalah publik yang terjadi, sehingga permasalahan tersebut dapat diantisipasi dan men&apai tujuan yang diharapkan. )unn pun menjelaskan bah0a: *erumusan masalah dapat membantu menemukan asumsi%asumsi yang tersembunyi, mendiagnosis penyebab%penyebabnya, memetakan tujuan% tujuan yang memungkinkan memadukan pandangan%pandangan yang bertentangan, dan meran&ang peluang%peluang kebijakan yang baru )unn, !""-: +.$. 3erdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bah0a langkah a0al dari pembuatan kebijakan publik adalah perumusan kebijakan publik dengan menyusun setiap permasalahan publik yang terjadi seperti suatu agenda. 9ontohnya :an&angan ;ndang%;ndang. Merumuskan masalah publik yang benar dan tepat dapat didasarkan atau melihat dari karakteristik masalah publik, yaitu: !. Saling ketergantungan !interdependence" antara berbagai masalah. +. Subyekti/itas dari masalah kebijakan. -. Artificiality masalah. <. )inamika masalah kebijakan Subarsono, +,,#: +< dan +#$. Merumuskan masalah dapat dikatakan tidaklah mudah karena sifat dari masalah publik bersifat kompleks. =leh sebab itu lebih baik dalam merumuskan masalah mengetahui lebih dulu karakteristik permasalahannya. *ertama, suatu

-,

masalah tidak dapat berdiri sendiri oleh sebab itu, selalu ada keterkaitan antara masalah yang satu dengan yang lain. Sehingga dari hal tersebut mengharuskan dalam analisis kebijakan untuk menggunakan pendekatan holistik dalam meme&ahkan masalah dan dapat mengetahui akar dari permasalahan tersebut. Kedua, masalah kebijakan haruslah bersifat subyektif, dimana masalah tersebut merupakan hasil dari pemikiran dalam lingkungan tertentu. Ketiga, yaitu suatu fenomena yang dianggap sebagai masalah karena adanya keinginan manusia untuk mengubah situasi. Keempat, suatu masalah kebijakan solusinya dapat berubah%ubah. Maksudnya adalah kebijakan yang sama untuk masalah yang sama belum tentu solusinya sama, karena mungkin dari 0aktunya yang berbeda atau lingkungannya yang berbeda. 2.1.3 Implementasi Kebijakan Publik *rogram kebijakan yang telah diambil sebagai alternatif peme&ahan masalah harus diimplementasikan, yakni dilaksanakan oleh badan%badan administrasi maupun agen%agen pemerintah di tingkat ba0ah. 2ersel (ogi S. 5angkilisan mengutip pengertian implementasi menurut *atton dan Sa0i&ki dalam buku yang berjudul Kebijakan Publik yang Membumi bah0a: Implementasi berkaitan dengan berbagai kegiatan yang diarahkan untuk merealisasikan program, dimana pada posisi ini eksekutif mengatur &ara untuk mengorganisir, menginterpretasikan dan menerapkan kebijakan yang telah diseleksi )alam 5angkilisan, +,,-:"$. 3erdasarkan pengertian di atas, implementasi berkaitan dengan berbagai kegiatan yang diarahkan untuk merealisasikan program, dimana pada posisi ini eksekutif mengatur &ara untuk mengorganisir. Seorang eksekutif mampu

-!

mengatur se&ara efektif dan efisien sumber daya, unit%unit dan teknik yang dapat mendukung pelaksanaan program, serta melakukan interpretasi terhadap peren&anaan yang telah dibuat, dan petunjuk yang dapat diikuti dengan mudah bagi relisasi program yang dilaksanakan. )unn mengistilahkan implementasi dengan lebih khusus dengan menyebutnya implementasi kebijakan !policy

implemtation" adalah pelaksanaan pengendalian aksi%aksi kebijakan di dalam kurun 0aktu tertentu )unn, +,,-:!-+$. *engertian di atas dapat disimpulakn bah0a implementasi kebijakan merupakan pelaksanaan dari pengendalian aksi kebijakan dalam kurun 0aktu tertentu. *endapat :iant (ugroho ). dalam bukunya yang berjudul Kebijakan Publik %ormulasi, #mplementasi dan &valuasi. Ia mengemukakan bah0a: Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah &ara agar sebuah kebijakan dapat men&apai tujuannya. 5idak lebih dan tidak kurang. ;ntuk mengimplemntasikan kebijakan publik, maka ada dua pilihan langkah yang ada, yaitu langsung mengimplementasikan dalam bentuk program% program atau melalui formulasi kebijakan derivate atau turunan dari kebijakan publik tersebut (ugroho, +,,<:!#8$. Implementasi kebijakan menurut pendapat di atas, tidak lain berkaitan dengan &ara agar kebijakan dapat men&apai tujuan. Kebijakan publik tersebut diimplementasikan melalui bentuk program%program serta melalui turunan. 5urunan yang dimaksud adalah dengan melalui proyek inter/ensi dan kegiatan inter/ensi. Menurut )ar0in terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan proses implementasi yang perlu dilakukan, setidaknya terdapat empat hal penting dalam proses implementasi kebijakan, yaitu pendayagunaan sumber, pelibatan orang atau sekelompok orang dalam implementasi, interpretasi,

-+

manajemen program, dan penyediaan layanan dan manfaat pada publik 'idodo, +,,!:!"<$. *ersiapan proses implementasi kebijakan agar suatu kebijakan dapat me0ujudkan tujuan yang diinginkan harus mendayagunakan sumber yang ada, melibatkan orang atau sekelompok orang dalam implementasi,

menginterprestasikan kebijakan, program yang dilaksanakan harus diren&anakan dengan manajemen yang baik, dan menyediakan layanan dan manfaat pada masyarakat. 3erkaitan dengan faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan suatu program, Subarsono mengutip pendapat >. Shabbir 9heema dan )ennis A. :ondinelli dalam bukunya yang berjudul Analisis Kebijakan Publik !Konsep, 'eori dan Aplikasi", mengemukakan bah0a terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan program%program pemerintah yang bersifat desentralistis. 7aktor%faktor tersebut adalah: !. Kondisi lingkungan. 4ingkungan sangat mempengaruhi implementasi kebijakan, lingkungan tersebut men&akup lingkungan sosio &ultural serta keterlibatan penerima program. +. 2ubungan antar organisasi. Implementasi sebuah program perlu dukungan dan koordinasi dengan instansi lain. ;ntuk itu diperlukan koordinasi dan kerjasama antar instansi bagi keberhasilan suatu program. -. Sumberdaya organisasi untuk implementasi program. Implementasi kebijakan perlu disukung sumberdaya, baik sumberdaya manusia !human resources" maupun sumberdaya non%manusia !non human resources" <. Karakteristik dan kemampuan agen pelaksana. Maksudnya adalah men&akup struktur birokrasi, norma%norma dan pola%pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi dimana semua itu akan mempengaruhi implementasi suatu program )alam Subarsono, +,,#:!,!$. 3erdasarkan faktor di atas, yaitu kondisi lingkungan, hubungan antar organisasi, sumberdaya organisasi untuk mengimplementasi program,

--

karakteristik dan kemampuan agen pelaksana merupakan hal penting dalam mempengaruhi suatu implementasi program. Sehingga faktor%faktor tersebut menghasilkan kinerja dan dampak dari suatu program yaitu sejauh mana program tersebut dapat men&apai sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan.

2.1.4

!aluasi Kebijakan Publik

2.1.4.1 Pengertian !aluasi Kebijakan Publik 1/aluasi merupakan salah satu tingkatan di dalam proses kebijakan publik, e/aluasi adalah suatu &ara untuk menilai apakah suatu kebijakan atau program itu berjalan dengan baik atau tidak. 1/aluasi mempunyai definisi yang beragam, 'illiam (. )unn, memberikan arti pada istilah e/aluasi bah0a: Se&ara umum istilah e/aluasi dapat disamakan dengan penaksiran !appraisal$, pemberian angka !rating" dan penilaian !assessment$, kata% kata yang menyatakan usaha untuk menganalisis hasil kebijakan dalam arti satuan nilainya. )alam arti yang lebih spesifik, e/aluasi berkenaan dengan produksi informasi mengenai nilai atau manfaat hasil kebijakan )unn, +,,-:.,8$. *engertian di atas menjelaskan bah0a e/aluasi kebijakan merupakan hasil kebijakan dimana pada kenyataannya mempunyai nilai dari hasil tujuan atau sasaran kebijakan. 3agian akhir dari suatu proses kebijakan adalah e/aluasi kebijakan. Menurut 4ester dan Ste0art yang dikutip oleh 4eo Agustino dalam bukunya yang berjudul (asar)(asar Kebijakan Publik bah0a e/aluasi ditujukan untuk melihat sebagian%sebagian kegagalan suatu kebijakan dan untuk mengetahui apakah kebijakan telah dirumuskan dan dilaksanakan dapat menghasilkan dampak yang diinginkan )alam 4eo, +,,.:!8.$. ?adi, e/aluasi dilakukan karena tidak semua program kebijakan publik dapat meraih hasil yang diinginkan.

-<

Adapun menurut 5ali@iduhu (draha dalam buku Konsep Administrasi dan Administrasi di #ndonesia berpendapat bah0a e/aluasi merupakan proses perbandingan antara standar dengan fakta dan analisa hasilnya (draha,

!"8":+,!$. Kesimpulannya adalah perbandingan antara tujuan yang hendak di&apai dalam penyelesaian masalah dengan kejadian yang sebenarnya, sehingga dapat disimpulkan dengan analisa akhir apakah suatu kebijakan harus dire/isi atau dilanjutkan. Sudar0an )anim mengemukakan definisi penilaian !evaluating" adalah: *roses pengukuran dan perbandingan dari hasil%hasil pekerjaan yang nyatanya di&apai dengan hasil%hasil yang seharusnya. Ada beberapa hal yang penting diperhatikan dalam definisi tersebut, yaitu: !. 3ah0a penilaian merupakan fungsi organik karena pelaksanaan fungsi tersebut turut menentukan mati hidupnya suatu organisasi. +. 3ah0a penilaiaan itu adalah suatu proses yang berarti bah0a penilaian adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan oleh administrasi dan manajemen -. 3ah0a penilaian menunjukkan jurang pemisah antara hasil pelaksanaan yang sesungguhnya dengan hasil yang seharusnya di&apai )anim, +,,,:!<$. *endapat di atas dapat diperoleh gambaran bah0a e/aluasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur serta membandingkan hasil%hasil pelaksanaan kegiatan yang telah di&apai dengan hasil yang seharusnya menurut ren&ana. Sehingga diperoleh informasi mengenai nilai atau manfaat hasil kebijakan, serta dapat dilakukan perbaikan bila terjadi penyimpangan di dalamnya. Menurut Mu&hsin, e/aluasi kebijakan pemerintah adalah sebagai hakim yang menentukan kebijakan yang ada telah sukses atau gagal men&apai tujuan dan dampak%dampaknya Mu&hsin dan 7adillah, +,,+:!!,$. 1/aluasi

-#

kebijakan pemerintah dapat dikatakan sebagai dasar apakah kebijakan yang ada layak untuk dilanjutkan, dire/isi atau bahkan dihentikan sama sekali.

2.1.4.2 "ungsi #an Karakteristik !aluasi Kebijakan Publik 1/aluasi memainkan sejumlah fungsi utama dalam analisis kebijakan. Menurut 'illiam (. )unn fungsi e/aluasi, yaitu: *ertama, dan yang paling penting, e/aluasi memberi informasi yang /alid dan dapat diper&aya mengenai kinerja kebijakan. Kedua, e/aluasi memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai%nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target. Ketiga, e/aluasi memberi sumbangan pada aplikasi metode%metode analisis kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi )unn, +,,-:.," dan .!,$. 3erdasarkan pendapat 'illiam (. )unn di atas dapat disimpulkan bah0a e/aluasi merupakan suatu proses kebijakan yang paling penting karena dengan e/aluasi kita dapat menilai seberapa jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan dengan melalui tindakan publik, dimana tujuan%tujuan tertentu dapat di&apai. Sehingga kepantasan dari kebijakan dapat dipastikan dengan alternatif kebijakan yang baru atau mere/isi kebijakan. 1/aluasi mempunyai karakteristik yang membedakannya dari metode%metode analisis kebijakan lainnya yaitu: !. %okus nilai 1/aluasi berbeda dengan pemantauan, dipusatkan pada penilaian menyangkut keperluan atau nilai dari sesuatu kebijakan dan program. +. #nterdependensi %akta)*ilai. 5untutan e/aluasi tergantung baik fakta maupun nilai. -. +rientasi Masa Kini dan Masa ,ampau 5untutan e/aluatif, berbeda dengan tuntutan%tuntutan ad/okat, diarahkan pada hasil sekarang dan masa lalu, ketimbang hasil di masa depan. <. (ualitas nilai (ilai%nilai yang mendasari tuntutan e/aluasi mempunyai kualitas ganda, karena mereka dipandang sebagai tujuan dan sekaligus &ara. )unn, +,,-:.,8%.,"$

-.

3erdasarkan penjelasan di atas, karakteristik e/aluasi terdiri dari empat karakter. Aang pertama yaitu fokus nilai, karena e/aluasi adalah penilaian dari suatu kebijakan dalam ketepatan pen&apaian tujuan dan sasaran kebijakan. Kedua yaitu interdependensi fakta%nilai, karena untuk menentukan nilai dari suatu kebijakan bukan hanya dilihat dari tingkat kinerja tetapi juga dilihat dari bukti atau fakta bah0a kebijakan dapat meme&ahkan masalah tertentu. Ketiga yaitu orientasi masa kini dan masa lampau, karena tuntutan e/aluatif diarahkan pada hasil sekarang dan masa lalu sehingga hasil e/aluasi dapat dibandingkan nilai dari kebijakan tersebut. Keempat yaitu dualitas nilai, karena nilai%nilai dari e/aluasi mempunyai arti ganda baik rekomendasi sejauh berkenaan dengan nilai yang ada maupun nilai yang diperlukan dalam mempengaruhi pen&apaian tujuan%tujuan lain.

2.1.4.3 Kriteria !aluasi Kebijakan Publik Menge/aluasi suatu program atau kebijakan publik diperlukan adanya suatu kriteria untuk mengukur keberhasilan program atau kebijakan publik tersebut. Mengenai kinerja kebijakan dalam menghasilkan informasi terdapat kriteria e/aluasi sebagai berikut:

-6

Tabel 2.1 Kriteria !aluasi


5I*1 K:I51:IA *1:5A(AAA( I4;S5:ASI

1fekti/itas 1fisiensi

;nit biaya Manfaat bersih :asio biaya%manfaat Ke&ukupan 3iaya tetap masalah tipe I$ 1fekti/itas tetap masalah tipe II$ *erataan Apakah biaya dan manfaat Kriteria *areto didistribusikan dengan merata Kriteria kaldor%2i&ks kepada kelompok%kelompok Kriteria :a0ls tertentuB :esposi/itas Apakah hasil kebijakan Konsistensi dengan memuaskan kebutuhan, sur/ai 0arga negara preferensi atau nilai kelompok% kelompok tertentuB Ketepatan Apakah hasil tujuan$ yang *rogram publik harus diinginkan benar%benar berguna merata dan efisien atau bernilaiB Sumber: )unn, +,,-:.!,$ Kriteria%kriteria di atas merupakan tolak ukur atau indikator dari e/aluasi kebijakan publik. )ikarenakan penelitian ini menggunakan metode kualitatif maka pembahasan dalam penelitian ini berhubungan dengan pertanyaan yang dirumuskan oleh 'illiam (. )unn untuk setiap kriterianya. Sedangkan untuk ilustrasi dilihat dari tabel di atas pembahasannya lebih kepada metode kuantitatif. ;ntuk lebih jelasnya setiap indikator tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

Apakah hasil yang diinginkan telah di&apaiB Seberapa banyak usaha diperlukan untuk men&apai hasil yang diinginkanB Seberapa jauh pen&apaian hasil yang diinginkan meme&ahkan masalahB

;nit pelayanan

2.1.4.3.1

$ekti!itas

1fekti/itas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian di&apainya keberhasilan dalam men&apai tujuan yang telah ditetapkan. 1fekti/itas

-8

disebut juga hasil guna. 1fekti/itas selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya di&apai. Seperti yang dikemukakan oleh Arthur >. >edeian dkk dalam bukunya +rgani-ation 'heory and (esign yang mendefinisikan efekti/itas adalah 'hat is, the greater the e.tent it which an organi-ation/s goals are met or surpassed, the greater its effectiveness Semakin besar pen&apaian tujuan%tujuan organisasi semakin besar efekti/itas$ >edeian, !""!:.!$. 3erdasarkan pendapat di atas, bah0a apabila pen&apaian tujuan%tujuan daripada organisasi semakin besar, maka semakin besar pula efekti/itasnya. *engertian tersebut dapat disimpulkan adanya pen&apaian tujuan yang besar daripada organisasi, maka makin besar pula hasil yang akan di&apai dari tujuan% tujuan tersebut. 'illiam (. )unn dalam bukunya yang berjudul Pengantar Analisis Kebijakan Publik0 &disi Kedua, menyatakan bah0a: 1fekti/itas !effectiveness" berkenaan dengan apakah suatu alternati/e men&apai hasil akibat$ yang diharapkan, atau men&apai tujuan dari diadakannya tindakan. Aang se&ara dekat berhubungan dengan rasionalitas teknis, selalu diukur dari unit produk atau layanan atau nilai moneternya )unn, +,,-:<+"$. Apabila setelah pelaksanaan kegiatan kebijakan publik ternyata

dampaknya tidak mampu meme&ahkan permasalahan yang tengah dihadapi masyarakat, maka dapat dikatakan bah0a suatu kegiatan kebijakan tersebut telah gagal, tetapi adakalanya suatu kebijakan publik hasilnya tidak langsung efektif dalam jangka pendek, akan tetapi setelah melalui proses tertentu. Menurut pendapat Mahmudi dalam bukunya Manajemen Kinerja 1ektor Publik mendefinisikan efekti/itas merupakan hubungan antara output dengan tujuan,

-"

semakin besar kontribusi sumbangan$ output terhadap pen&apaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan Mahmudi, +,,#:"+$. )itinjau dari segi pengertian efekti/itas usaha tersebut, maka dapat diartikan bah0a efekti/itas adalah sejauhmana dapat men&apai tujuan pada 0aktu yang tepat dalam pelaksanaan tugas pokok, kualitas produk yang dihasilkan dan perkembangan. *endapat lain juga dinyatakan oleh Susanto, yaitu: efekti/itas merupakan daya pesan untuk mempengaruhi atau tingkat kemampuan pesan% pesan untuk mempengaruhi Susanto, !"6#:!#.$. 3erdasarkan definisi tersebut, peneliti beranggapan bah0a efekti/itas bisa ter&ipta jika pesan yang disampaikan dapat mempengaruhi khalayak yang diterpanya. Menurut pendapat )a/id Kre&h, :i&ard S. 9ruthfied dan 1gerton 4. 3alla&hey dalam bukunya #ndividual and 1ociety yang dikutip Sudar0an )anim dalam bukunya Motivasi Kepemimpinan dan &fektivitas Kelompok menyebutkan ukuran efekti/itas, sebagai berikut: !. ?umlah hasil yang dapat dikeluarkan, artinya hasil tersebut berupa kuantitas atau bentuk fisik dari organisasi, program atau kegiatan. 2asil dimaksud dapat dilihat dari perbandingan !ratio" antara masukan !input" dengan keluaran !output" +. 5ingkat kepuasan yang diperoleh, artinya ukuran dalam efekti/itas ini dapat kuantitatif berdasarkan pula jumlah atau banyaknya$ dan dapat kualitatif berdasarkan pada mutu$. -. *roduk kreatif, artinya pen&iptaan hubungannya kondisi yang kondusif dengan dunia kerja, yang nantinya dapat menumbuhkan kreati/itas dan kemampuan. <. Intensitas yang akan di&apai, artinya memiliki ketaatan yang tinggi dalam suatu tingkatan intens sesuatu, dimana adanya rasa saling memiliki dengan kadar yang tinggi. )alam )anim, +,,<:!!"%!+,$. 3erdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bah0a ukuran daripada efekti/itas diharuskan adanya suatu perbandingan antara masukan dan keluaran.

<,

;kuran daripada efekti/itas mesti adanya tingkat kepuasan dan adanya pen&iptaan hubungan kerja yang kondusif serta intensitas yang tinggi. Artinya ukuran daripada efekti/itas adalah adanya keadaan rasa saling memiliki dengan tingkatan yang tinggi. Adapun menurut pendapat 9ambell yang dikutip oleh :i&hard M. Steers dalam bukunya &fektivitas +rganisasi menyebutkan beberapa ukuran daripada efekti/itas, yaitu: !. Kualitas artinya kualitas yang dihasilkan oleh organisasiC +. *rodukti/itas artinya kuantitas dari jasa yang dihasilkanC -. Kesiagaan yaitu penilaian menyeluruh sehubungan dengan kemungkinan dalam hal penyelesaian suatu tugas khusus dengan baikC <. 1fisiensi merupakan perbandingan beberapa aspek prestasi terhadap biaya untuk menghasilkan prestasi tersebutC #. *enghasilan yaitu jumlah sumber daya yang masih tersisa setelah semua biaya dan ke0ajiban dipenuhiC .. *ertumbuhan adalah suatu perbandingan mengenai eksistensi sekarang dan masa lalunyaC 6. Stabilitas yaitu pemeliharaan struktur, fungsi dan sumber daya sepanjang 0aktuC 8. Ke&elakaan yaitu frekuensi dalam hal perbaikan yang berakibat pada kerugian 0aktuC ". Semangat kerja yaitu adanya perasaan terikat dalam hal pen&apaian tujuan, yang melibatkan usaha tambahan, kebersamaan tujuan dan perasaan memilikiC !,. Moti/asi artinya adanya kekuatan yang mun&ul dari setiap indi/idu untuk men&apai tujuanC !!. Kepaduan yaitu fakta bah0a para anggota organisasi saling menyukai satu sama lain, artinya bekerja sama dengan baik, berkomunikasi dan mengkoordinasikanC !+. Kelu0esan Adaptasi artinya adanya suatu rangsangan baru untuk mengubah prosedur standar operasinya, yang bertujuan untuk men&egah keterbekuan terhadap rangsangan lingkunganC )alam Steers, !"8#:<.%<8$. Sehubungan dengan hal%hal yang dikemukakan di atas, maka ukuran efekti/itas merupakan suatu standar akan terpenuhinya mengenai sasaran dan tujuan yang

<!

akan di&apai. Selain itu, menunjukan pada tingkat sejauhmana organisasi, programDkegiatan melaksanakan fungsi%fungsinya se&ara optimal. 2.1.4.3.2 $isiensi

1fekti/itas dan efisiensi sangatlah berhubungan. Apabila kita berbi&ara tentang efisiensi bilamana kita membayangkan hal penggunaan sumber daya !resources" kita se&ara optimum untuk men&apai suatu tujuan tertentu. Maksudnya adalah efisiensi akan terjadi jika penggunaan sumber daya diberdayakan se&ara optimum sehingga suatu tujuan akan ter&apai. Adapun menurut 'illiam (. )unn berpendapat bah0a: 1fisiensi !efficiency" berkenaan dengan jumlah usaha yang diperlukan untuk menghasilkan tingkat efekti/itas tertentu. 1fisiensi yang merupakan sinonim dari rasionalitas ekonomi, adalah merupakan hubungan antara efekti/itas dan usaha, yang terakhir umumnya diukur dari ongkos moneter. 1fisiensi biasanya ditentukan melalui perhitungan biaya per unit produk atau layanan. Kebijakan yang men&apai efekti/itas tertinggi dengan biaya terke&il dinamakan efisien )unn, +,,-:<-,$. Apabila sasaran yang ingin di&apai oleh suatu kebijakan publik ternyata sangat sederhana sedangkan biaya yang dikeluarkan melalui proses kebijakan terlampau besar dibandingkan dengan hasil yang di&apai. Ini berarti kegiatan kebijakan telah melakukan pemborosan dan tidak layak untuk dilaksanakan.

2.1.4.3.2

Ke%ukupan

Ke&ukupan dalam kebijakan publik dapat dikatakan tujuan yang telah di&apai sudah dirasakan men&ukupi dalam berbagai hal. 'illiam (. )unn mengemukakan bah0a ke&ukupan ade2uacy$ berkenaan dengan seberapa jauh suatu tingkat efekti/itas memuaskan kebutuhan, nilai, atau kesempatan yang

<+

menumbuhkan adanya masalah )unn, +,,-:<-,$. )ari pengertian di atas dapat disimpulkan bah0a ke&ukupan masih berhubungan dengan efekti/itas dengan mengukur atau memprediksi seberapa jauh alternatif yang ada dapat memuaskan kebutuhan, nilai atau kesempatan dalam menyelesaikan masalah yang terjadi. 2al ini, dalam kriteria ke&ukupan menekankan pada kuatnya hubungan antara alternatif kebijakan dan hasil yang diharapkan. Kriteria tersebut berkenaan dengan empat tipe masalah, yaitu: !$ Masalah 5ipe I. Masalah dalam tipe ini meliputi biaya tetap dan efekti/itas yang berubah dari kebijakan. ?adi, tujuannya adalah memaksimalkan efekti/itas pada batas risorsis yang tersedia. +$ Masalah 5ipe II. Masalah pada tipe ini menyangkut efekti/itas yang sama dan biaya yang berubah dari kebijakan. ?adi, tujuannya adalah untuk meminimalkan biaya. -$ Masalah 5ipe III. Masalah pada tipe ini menyangkut biaya dan efekti/itas yang berubah dari kebijakan. <$ Masalah 5ipe IE. Masalah pada tipe ini mengandung biaya sama dan juga efekti/itas tetap dari kebijakan. Masalah ini dapat dikatakan sulit dipe&ahkan karena satu%satunya alternatif kebijakan yang tersedia barangkali adalah tidak melakukan sesuatu pun. )unn, +,,-:<-,%<-!$ 5ipe%tipe masalah di atas merupakan suatu masalah yang terjadi dari suatu kebijakan sehingga dapat disimpulkan masalah tersebut termasuk pada salah satu tipe masalah tersebut. 2al ini berarti bah0a sebelum suatu produk kebijakan disahkan dan dilaksanakan harus ada analisis kesesuaian metoda yang akan dilaksanakan dengan sasaran yang akan di&apai, apakah &aranya sudah benar atau menyalahi aturan atau teknis pelaksanaannya yang benar.

<-

2.1.4.3.3

Perataan

*erataan dalam kebijakan publik dapat dikatakan mempunyai arti dengan keadilan yang diberikan dan diperoleh sasaran kebijakan publik. 'illiam (. )unn menyatakan bah0a kriteria kesamaan !e2uity" erat berhubungan dengan rasionalitas legal dan sosial dan menunjuk pada distribusi akibat dan usaha antara kelompok%kelompok yang berbeda dalam masyarakat )unn, +,,-:<-<$.

Kebijakan yang berorientasi pada perataan adalah kebijakan yang akibatnya atau usaha se&ara adil didistribusikan. Suatu program tertentu mungkin dapat efektif, efisien, dan men&ukupi apabila biaya%manfaat merata. Kun&i dari perataan yaitu keadilan atau ke0ajaran. Seberapa jauh suatu kebijakan dapat memaksimalkan kesejahteraan sosial dapat di&ari melalui beberapa &ara, yaitu: !. Memaksimalkan kesejahteraan indi/idu. Analis dapat berusaha untuk memaksimalkan kesejahteraan indi/idu se&ara simultan. 2al ini menuntut agar peringkat preferensi transitif tunggal dikonstruksikan berdasarkan nilai semua indi/idu. +. Melindungi kesejahteraan minimum. )i sini analis mengupayakan peningkatan kesejahteraan sebagian orang dan pada saat yang sama melindungi posisi orang%orang yang dirugikan !worst off" *endekatan ini didasarkan pada kriteria Pareto yang menyatakan bah0a suatu keadaan sosial dikatakan lebih baik dari yang lainnya jika paling tidak ada satu orang yang diuntungkan dan tidak ada satu orangpun yang dirugikan. *areto ortimum adalah suatu keadaan sosial dimana tidak mungkin membuat satu orang diuntungkan !better off" tanpa membuat yang lain dirugikan !worse off" -. Memaksimalkan kesejahteraan bersih. )i sini analisis berusaha meningkatkan kesejahteraan bersih tetapi mengasumsikan bah0a perolehan yang dihasilkan dapat digunakan untuk mengganti bagian yang hilang. *endekatan ini didasarkan pada kriteria Kaldor)$icks: Suatu keadaan sosial lebih baik dari yang lainnya jika terdapat perolehan bersih dalam efisiensi dan jika mereka yang memperoleh dapat menggantikan mereka yang kehilangan. ;ntuk tujuan praktis kriteria yang tidak mensyaratkan bah0a yang kehilangan se&ara nyata memperoleh kompensasi ini, mengabaikan isu perataan.

<<

<. Memaksimalkan kesejahteraan redistributif. )i sini analis berusaha memaksimalkan manfaat redistributif untuk kelompok%kelompok yang terpilih, misalnya mereka yang se&ara rasial tertekan, miskin atau sakit. Salah satu kriteria redistributif dirumuskan oleh filosof ?ohn :a0ls: Suatu situasi sosial dikatakan lebih baik dari lainnya jika menghasilkan pen&apaian kesejahteraan anggota%anggota masyarakat yang dirugikan !worst off" )unn, +,,-: <-#%<-.$ 7ormulasi dari :a0ls berupaya menyediakan landasan terhadap konsep keadilan, tapi kelemahannya adalah pengabaian pada konflik. *ertanyaan menyangkut perataan, ke0ajaran, dan keadilan bersifat politis &ara%&ara tersebut tidak dapat menggantikan proses politik, berarti &ara%&ara di atas tidak dapat dijadikan patokan untuk penilaian dalam kriteria perataan. 3erikut menurut 'illiam (. )unn: *ertanyaan menyangkut perataan, ke0ajaran, dan keadilan bersifat politisC dimana pilihan tersebut dipengaruhi oleh proses distribusi dan legitimasi kekuasaan dalam masyarakat. 'alaupun teori ekonomi dan filsafat moral dapat memperbaiki kapasitas kita untuk menilai se&ara kritis kriteria kesamaan, kriteria%kriteria tersebut tidak dapat menggantikan proses politik )unn, +,,-: <-6$. *elaksanaan kebijakan haruslah bersifat adil dalam arti semua sektor dan dari segi lapisan masyarakat harus sama%sama dapat menikmati hasil kebijakan. Karena pelayanan publik merupakan pelayanan dari birokrasi untuk masyarakat dalam memenuhi kegiatan masyarakat baik se&ara langsung maupun tidak

langsung. *elayanan publik sendiri menghasilkan jasa publik.

2.1.4.3.&

'esp(nsi!itas

:esponsi/itas dalam kebijakan publik dapat diartikan sebagai respon dari suatu akti/itas. Aang berarti tanggapan sasaran kebijakan publik atas penerapan

<#

suatu kebijakan. Menurut 'illiam (. )unn menyatakan bah0a responsi/itas !responsiveness" berkenaan dengan seberapa jauh suatu kebijakan dapat memuaskan kebutuhan, preferensi, atau nilai kelompok%kelompok masyarakat tertentu )unn, +,,-:<-6$. Suatu keberhasilan kebijakan dapat dilihat melalui tanggapan masyarakat yang menanggapi pelaksanaan setelah terlebih dahulu memprediksi pengaruh yang akan terjadi jika suatu kebijakan akan dilaksanakan, juga tanggapan masyarakat setelah dampak kebijakan sudah mulai dapat dirasakan dalam bentuk yang positif berupa dukungan ataupun 0ujud yang negatif berupa penolakan. )unn pun mengemukakan bah0a: Kriteria responsi/itas adalah penting karena analisis yang dapat memuaskan semua kriteria lainnya efekti/itas, efisiensi, ke&ukupan, kesamaan$ masih gagal jika belum menanggapi kebutuhan aktual dari kelompok yang semestinya diuntungkan dari adanya suatu kebijakan )unn, +,,-:<-6$. =leh karena itu, kriteria responsi/itas &erminan nyata kebutuhan, preferensi, dan nilai dari kelompok%kelompok tertentu terhadap kriteria efekti/itas, efisiensi, ke&ukupan, dan kesamaan.

2.1.4.3.)

Ketepatan

Ketepatan merujuk pada nilai atau harga dari tujuan program dan pada kuatnya asumsi yang melandasi tujuan%tujuan tersebut. 'illiam (. )unn menyatakan bah0a kelayakan !Appropriateness" adalah: Kriteria yang dipakai untuk menseleksi sejumlah alternatif untuk dijadikan rekomendasi dengan menilai apakah hasil dari alternatif yang direkomendasikan tersebut merupakan pilihan tujuan yang layak. Kriteria kelayakan dihubungkan dengan rasionalitas substantif, karena kriteria ini

<.

menyangkut substansi tujuan bukan &ara atau instrumen untuk merealisasikan tujuan tersebut )unn, +,,-:<""$. Artinya ketepatan dapat diisi oleh indikator keberhasilan kebijakan lainnya bila ada$. Misalnya dampak lain yang tidak mampu diprediksi sebelumnya baik dampak tak terduga se&ara positif maupun negatif atau dimungkinkan alternatif lain yang dirasakan lebih baik dari suatu pelaksanaan kebijakan sehingga kebijakan bisa lebih dapat bergerak se&ara lebih dinamis.

2.2 2.2.1

Sistem In$(rmasi *anajemen +SI*, Pengertian Sistem In$(rmasi *anajemen +SI*, *emerintahan yang berbasis elektronik atau dikenal dengan &)government

menjadi popular seiring perkembangan dan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Sistem informasi manajemen terdiri dari kata sistem, informasi dan manajemen. Menurut 4u&as mendefinisikan bah0a sistem sebagai suatu komponen atau /ariabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling bergantung satu sama lain dan terpadu 4adjamudin, +,,#:-$. 3egitupun menurut )a/is yang mendefinisikan sistem sebagai bagian%bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk men&apai beberapa sasaran atau maksud )alam 'ahyono, +,,<:-$. *endefinisian tersebut mempunyai kesamaan arti bah0a sistem merupakan suatu bagian%bagian yang bergabung atau terorganisir yang saling berhubungan dan apabila ada salah satu tidak berfungsi, maka salah satu akan terpengaruh karena bagian%bagian tersebut saling tergantung. Menurut :aymond M&4eod ?r, informasi adalah data yang telah diproses, atau data yang memiliki arti M&4eod, !"".:!8$. Maksudnya adalah setelah data

<6

diproses dapat di&erna atau dimengerti sehingga dapat menimbulkan suatu arti maka dapat dikatakan sebuah informasi. Sedangkan menurut 'ahyono, informasi adalah hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya yang menggambarkan suatu kejadian%kejadian nyata yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mengambilan suatu keputusan 'ahyono, +,,<:-$. Kegunaan informasi yaitu untuk mengurangi ketidakpastian dalam proses pengambilan keputusan pada suatu keadaan sedangkan nilai daripada informasi tersebut maksudnya bah0a informasi dianggap bernilai apabila manfaatnya lebih efektif dibandingkan biaya yang dikeluarkan untuk

mendapatkannya. )ilihat dari ketiga kata dasar di atas, pengertian sistem informasi manajemen menurut 2aag yang dikutip oleh 2umdiana dan 1/i Indrayani, adalah: 3erhubungan dengan peren&anaan, pengembangan, manajemen dan menggunakan alat teknologi informasi untuk membantu orang melaksanakan semua tugas yang berkaitan dengan proses dan manajemen informasi )alam 2umdiana dan Indrayani, +,,.:-$. Sistem informasi manajemen dapat dikatakan suatu tindakan yang berhubungan pada peren&anaan dan pengembangan dengan menggunakan alat teknologi informasi yang bertujuan untuk mempermudah kinerja dalam proses dan manajemen informasi. *engertian yang sama didefinisikan oleh ?. =F3rien yang dikutip oleh 2umdiana dan 1/i Indrayani, bah0a: Sistem informasi manajemen SIM$ adalah informasi pendukung manajemen yang menghasilkan laporan, tampilan, dan respon yang telah dispesifikasi se&ara periodik, khusus berdasarkan permintaan dengan berbasis komputer dan pelaporan 0ajib )alam 2umdiana dan indrayani, +,,.:-$.

<8

3erdasarkan pendefinisian di atas kun&i utama dalam suatu sistem informasi manajemen yaitu informasi, teknologi informasi dan manusia. )imana ketiganya sangatlah berkaitan satu sama lain oleh sebab itu dikatakan suatu sistem.

2.2.2

Penerapan Sistem In$(rmasi *anajemen +SI*, Menurut >eorge M. S&ott dalam bukunya Prinsip)prinsip 1istem

#nformasi Manajemen, penerapan sistem adalah proses pemasangan sisitem yang baru diran&ang, termasuk semua perlengkapan dan perangkat lunak yang dibeli S&ott, +,,<:##8$. *enerapan sistem merupakan kegiatan yang berstruktur. Kegiatan%kegiatan pada fase penerapan adalah: !. +. -. <. *endidikan dan *elatihan personil *emrograman *enyiapan lokasi *emasangan dan *emeriksaan instalasi peralatan dan software yang dibeli #. Kon/ersi file .. *enggunaan sistem baru 6. *emeriksaan akhir dan serah%terima 8. )okumentasi S&ott, +,,<:##8$ 3erdasarkan pendapat di atas, pendidikan dan pelatihan terhadap pega0ai sangat diperlukan untuk mensosialisasikan pada sistem baru, sehingga pega0ai tersebut dapat bekerja sama dengan sistem baru itu dengan menggunakannya. *emrograman merupakan suatu bagian yang penting dari banyak sistem in/estigasi. Kegiatan pemrograman harus dipantau se&ara hati%hati, karena sering tidak memenuhi kualitas yang diharapkan. ?ika ada sistem baru maka, tempat untuk komputer harus dipersiapkan dengan baik, baik keamanan fisik maupun

<"

efisiensi operasi. Sedangkan dokumentasi esensial bertujuan untuk menyediakan pengertian mengenai sistem untuk memungkinkan sistem diaudit dan untuk mengajarkan pemakai bagaimana berinteraksi dengan sistem dan menjalankannya. 3erbeda dengan dokumentasi program yang menerangkan alasan%alasan dan logika mengenai suatu program yang mengandung deskripsi. M. 7akhri dan Amin menjelaskan faktor%faktor yang menyebabkan kegagalan dalam penerapan sistem informasi, yaitu: !. )esain Sistem informasi dikatakan gagal jika desainnya tidak &o&ok dengan struktur, budaya dan tujuan organisasi se&ara keseluruhan. 5anpa adanya kedekatan dan ke&o&okan dengan organisasi, sistem ini akan hanya memun&ulkan ketegangan%ketegangan, ketidakstabilan !instability" dan konflik. +. )ata )ata dalam sistem mempunyai tingkat ketidakakurasian dan konsistensi yang tinggi informasi dalam bidang%bidang tertentu bahkan membingungkan, atau tidak ditujukan se&ara tepat untuk tujuan%tujuan bisnis. Informasi yang dipersyaratkan dalam fungsi bisnis yang spesifik mungkin tidak dapat diakses karena datanya tidak &o&ok. -. 3iaya 3eberapa sistem arahnya bagus, tapi dalam implementasi dan pengoperasiannya memerlukan biaya di atas anggaran. Sementara itu, dalam sistem yang lain memerlukan biaya yang mahal untuk berfungsinya sistem tersebut. )alam kasus sema&am ini, pengeluaran yang demikian besar tidak dapat dipertimbangkan semata%mata dari nilai bisnis yang ditampilkan oleh sistem informasi tersebut, tapi juga harus diperhatikan manfaat se&ara keseluruhan. <. =perasi Sistem tidak akan berjalan dengan baik jika informasi tidak disediakan se&ara tepat 0aktu dan efisien karena operasi komputer yang mengendalikan pemprosesan informasi tidak berjalan semestinya. *ekerjaan%pekerjaan yang gagal sering mengakibatkan pengulangan% pengulangan atau penundaan%penundaan dan tidak dapat memenuhi jad0al penyampaian informasi. Sebuah sistem yang online se&ara operasional dikatakan tidak &ukup jika 0aktu responnya demikian lama. 7akhri dan Amin, +,,+:-!# dan -!.$

#,

3erdasarkan uraian di atas, apabila dari empat faktor yang menyebabkan kegagalan dari suatu sistem informasi dapat teratasi, maka penerapan sistem informasi dapat dikatakan mengalami kesuksesan. Keempat hal tersebut memiliki kriteria yang berbeda%beda. *ada desain suatu sistem informasi yang sukses adalah dapat memenuhi kebutuhan%kebutuhan penting dalam pelayanan publik, informasi disediakan dengan &epat dan tersedia dalam sebuah format, pengguna dapat memahami se&ara teknis dan dapat berinterkasi dengan suatu sistem, serta desain &o&ok dengan struktur, budaya dan tujuan organisasi se&ara keseluruhan. *ada data, dalam suatu sistem harus mempunyai keakurasian dan konsistensi ditujukan se&ara tepat dan dapat diakses. 7aktor yang ketiga yaitu biaya, dimana suatu sistem informasi yang ditampilkan harus sebanding dengan anggaran biaya$ yang dikeluarkan. Sedangkan faktor terakhir pada operasional suatu sistem informasi dapat dijalankan dengan baik, tepat 0aktu dan efisien.

2.2.3

!aluasi Sistem In$(rmasi *anajemen +SI*, Setelah sistem informasi manajemen beroperasi lan&ar selama beberapa

0aktu, maka lebih baik dibuat suatu e/aluasi dari setiap langkah dalam desainnya, prestasi dari setiap langkah desainnya, serta prestasi kerja !performance" dalam prakteknya. 1/aluasi ini harus dilakukan oleh pemakainya dengan sama baiknya seperti yang dilakukan oleh peran&ang desainnya sendiri. )ari segi biaya sebaiknya juga dilakukan e/aluasi yang diren&anakan dibandingkan dengan biaya yang telah dikeluarkan untuk pembuatan desain, penerapannya dan

pengoperasiannya. Mereka yaitu pemakai sistem informasi manajemen juga harus

#!

berusaha untuk mengidentifikasi bidang mana yang telah memperoleh penghematan dalam biaya dan kenaikan keuntungan yang diakibatkan oleh penggunaan sistem informasi manajemen ini. 9ara yang jelas untuk menilai biaya dan keuntungan dari pemakaian sebuah sistem informasi manajemen, di ba0ah ini diuraikan sebuah struktur yang memungkinkan e/aluasi sebagian, bila diadaptasikan pada sebuah perusahaan tertentu: 9ara menilai biaya dan keuntungan dari sebuah sistem informasi manajemen adalah penilaian atas perubahan atau perbedaan dari lama dengan yang baru. *enilaian perubahan ini harus dikaitkan kepada sasaran pokok dari sistem informasi ini, kegiatan utama yang meningkatkan sasaran itu atau sekian banyak kegiatan ke&il yang meningkatkan sasaran itu, atau sekian banyak kegiatan ke&il yang meningkatkan sasaran tersebut Murdi&k dkk, !""-:-<!$. 1/aluasi dari segi biaya dapat dilakukan dengan membandingkan perubahan atau perbedaan antara sistem informasi yang lama dengan yang baru, atau sebelum ada sistem informasi dengan sesudahnya. Sehingga dapat diketahui keuntungan yang didapat dari penerapan sistem informasi manajemen. ;kuran yang dijadikan sebagai tolak ukur dari e/aluasi ini adalah tujuan a0al atau sasaran dari penerapan sistem informasi manajemen itu sendiri. *ada tingkat sistemnya penilaian atas konsep%konsep yang luas dapat digunakan: !. Keterpaduan sistemnya. Sejauh mana telah dilaksanakan integrasi dari semua subsistem ke dalam sistem menyeluruhnya, tanpa menimbulkan kapasitas yang berlebihanB +. Keterpaduan pengoperasiannya. Sampai di mana keterampilan yang dimiliki oleh para operator sistem iniB 9adangan apa yang tersedia untuk menghindari terjadinya gangguan dalam sistem ini, seandainya kehilangan pega0ai intinya atau terjadi kerusakan pada peralatannyaB -. Keterpaduan intern. Apakah hasil sistem ini sesuai dengan yang diren&anakan semulaB Apakah hasil sistem ini dapat digunakanB

#+

*engamanan apa yang ter&akup dalam sistem ini terhadap kekhilafan manusia, manipulasi, sabotase, atau pen&urianB <. Keterpaduan prosedur. Apakah dokumentasi sistim dan prosedurnya &ukup baikB Apakah bentuk prosedurnya dibuat sedemikian rupa, sehingga pega0ai diberi moti/asi untuk mengikutinyaB Sejauh mana prosedur itu diikuti di dalam praktekB Kontrol apa yang tersedia untuk menjamin, agar prosedurnya selalu diikutiB Murdi&k dkk, !""-:-<-$ *enilaian pada sistem informasi manajemen dapat dilakukan se&ara terkonsep yaitu berupa pertanyaan. Setelah semua kepentingan yang berbeda%beda dapat diidentifikasikan agar lebih mudah dapat dibentuk dalam sebuah tabel agar dapat diformulasikan &ara penilaian tersebut.

2.3

Pengujian Ken#araan Berm(t(r +PKB, Kendaraan bermotor disamping sebagai sarana angkutan transportasi, juga

memilki akibat negatif terhadap manusia, bila tidak diperlakukan dengan baik dan benar. Salah satu eliminasi untuk men&egah terjadinya ke&elakaan lalulintas adalah *engujian Kendaraan 3ermotor *K3$. *engertian dari *engujian

Kendaraan 3ermotor *K3$ berdasarkan *eraturan )aerah (o. +, 5ahun +,,tentang penyelenggaraan perhubungan di Kota 9imahi adalah serangkaian kegiatan menguji dan atau memeriksa bagian%bagian kendaraan bermotor dalam rangka memenuhi persyaratan teknis laik jalan *erda (o. +, 5hn. +,,-$. 3erdasarkan pengertian tersebut *K3 merupakan suatu kegiatan penyeleksian kendaraan yang dilakukan pemerintah untuk kelayakan jalan se&ara teknis. *enyelenggaraan *K3 merupakan suatu kenis&ayaan karena memiliki efek domino dalam menunjang perekonomian dan kesehatan masyarakat, terutama meminimalisir terjadinya ke&elakaan lalulintas. )alam *eraturan )aerah (o. +,

#-

5ahun +,,- tentang penyelenggaraan perhubungan di Kota 9imahi menyebutkan bah0a yang dimaksud dengan kendaraan 0ajib uji adalah setiap kendaraan yang berdasarkan peraturan perundang%undangan yang berlaku 0ajib diujikan untuk menentukan kelaikan jalan *erda (o. +, 5hn. +,,-$. ?adi kendaraan yang berdasarkan peraturan perundang%undangan yang berlaku 0ajib diujikan maka kendaraan tersebut disebut dengan kendaraan 0ajib uji yang akan diujikan kelayakan jalan se&ara teknis di ;*5) *K3 Kota 9imahi.

You might also like