You are on page 1of 11

1. 2. 3. 4. 5.

Syok sirkulasi arteri < metabolisme Hipovolemik Kardiogenik Septik Anafilaktik Neurogenik Syok anafilaktik reaksi alergi yg mengancam jiwa, bersifat umum dan akut terjadi pada 1:10000 orang/tahun dan penyebab 1 dari 2700 kasus MRS

Pratek kedokteran
penuh risiko Cedera, syok, kematian

Prinsip: reaksi tubuh seseorang terhadap pengobatan tidak dapat diramalkan Malpraktek

kelalaian besar (pulpa lata), kecerobohan yang nyata atau kesengajaan

yang tidak mungkin dilakukan oleh dokter pada umumnya, pasiennya mengalami kerugian karenanya

Syok anafilaktik suatu risiko pemberian obat baik melalui suntikan atau cara lain. Reaksi dapat berkembang menjadi suatu kegawatan berupa syok, gagal nafas, henti jantung dan kematian

Pelepasan sistemik cepat sejumlah besar mediator aktif biologis dari sel mast dan basofil Interaksi alergen - antibody Ig E spesifik yang terikat pada membrane sel. Aktivasi sel pelepasan mediator (diantaranya histamine, triptase, dan kimase) serta mediator yang baru terbentuk (diantaranya prostaglandin dan leukkotrin). Mediator-mediator ini menyebabkan kebocoran kapiler, edem mukosa dan kontraksi otot polos

Obat-obat golongan antibiotik penisilin, ampisilin, sefalosporin, neomisin, tetrasiklin, kloramfenikol, sulfonamide, kanamisin, serum antitetanus, serum antidifteri, dan antirabies. Gigitan serangga, kuman-kuman, insulin, ACTH, zat radiodiagnostik, enzim-enzim, bahan darah, obat bius (prokain, lidokain), vitamin, heparin, makan : telur, susu, coklat, kacang, ikan laut, mangga, kentang, dan lain-lain

Reaksi lokal: urtikaria dan edem setempat, tidak fatal. Reaksi sistemik : saluran nafas bagian atas, kardiovaskuler ,gastrointestinal, dan kulit. Reaksi timbul segera atau 30 menit setelah terpapar antigen.

Ringan : mata bengkak, hidung tersumbat, gatal-gatal

dikulit dan mukosa, bersin-bersin,biasanya timbul 2 jam setelah terpapar alergen. Sedang : >>berat bronkospasme, edema laring, mual, muntah, biasanya terjadi dalam 2 jam setelah terpapar allergen. Berat : terjadi langsung setelah terpapar allergen. bronkospasme, edem laring, stridor, napas sesak, sianosis, henti jantung, disfagia, nyeri perut, diare, muntah-muntah, kejang, hipotensi, aritmia jantung, syok, dan koma. Kematian disebabkan oleh edema laring dan aritmia jantung.

Penanganan Utama dan segera : Hentikan pemberian obat / antigen penyebab. Baringkan penderita dengan posisi tungkai lebih tinggi dari kepala. Berikan Adrenalin 1 : 1000 ( 1 mg/ml ) Segera secara IM pada otot deltoideus, dengan dosis 0,3 0,5 ml (anak : 0,01 ml/kgbb), dapat diulang tiap lima menit, pada tempat suntikan atau sengatan dapat diberikan 0,1 0,3 ml Pemberian adrenalin IV apabila terjadi tidak ada respon pada pemberian secara IM, atau terjadi kegagalan sirkulasi dan syok, dengan dosis ( dewasa) : 0,5 ml adrenalin 1 : 1000 ( 1 mg / ml ) diencerkan dalam 10 ml larutan garam faali dan diberikan selama 10 menit. Bebaskan jalan napas dan awasi vital sign (Tensi, Nadi, Respirasi ) sampai syok teratasi. Pasang infus dengan larutan Glukosa faali bila tekanan darah systole kurang dari 100 mmHg. Pemberian oksigen 5-10 L/menit Bila diperlukan rujuk pasien ke RSU terdekat dengan pengawasan tenaga medis.

Penanganan Tambahan :Pemberian Antihistamin

:Difenhidramin injeksi 50 mg, dapat diberikan bila timbul urtikaria. Pemberian Kortikosteroid : Hydrokortison inj 7 10 mg / kg BB, dilanjutkan 5 mg / kg BB setiap 6 jam atau deksametason 2-6 mg/kgbb. untuk mencegah reaksi berulang. Antihistamin dan Kortikosteroid tidak untuk mengatasi syok anafilaktik. Pemberian Aminofilin IV, 4-7 mg/kgbb selama 10-20 menit bila terjadi tanda tanda bronkospasme, dapat diikuti dengan infuse 0,6 mg /kgbb/jam, atau brokodilatator aerosol (terbutalin, salbutamol ).

Penanganan penunjang :

Tenangkan penderita, istirahat dan hindarkan pemanasan. Pantau tanda-tanda vital secara ketat sedikitnya pada jam pertama.

Dokter Pasien Kontrak terapeutik Respon tubuh manusia tk dapat diramalkan Syok anafilaktik Penatalaksaan dokter Dokter bebas tuntutan

Syok anafilaktik risiko pemberian obat baik melalui suntikan atau cara lain. syok, gagal nafas, henti jantung dan kematian. Prinsipnya reaksi tubuh setiap orang terhadap pengobatan tidak dapat diramalkan. Hasil pengobatan yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan belum tentu terjadi akibat kelalaian atau kesalahan dokter. Timbulnya syok anfilaktik tidak dapat dipersalahkan kepada dokternya, karena merupakan suatu akibat yang tidak dapat diketahui sebelumnya. Bukan kelalaian dokter asalkan ia sudah memberikan antidotumnya (adrenalin).

You might also like