You are on page 1of 23

DEMENSIA

Sindroma klinik penurunan progresif fungsi intelektual akibat penyakit di otak , ditandai dengan terganggunya fungsi daya ingat

(memori) ditambah dua atau lebih domain kognitif lainnya (seperti bahasa, visuospatial, fungsi eksekutif dan emosi) hingga tidak
mampu melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari / melakukan pekerjaan dan aktivitas sosial.

Prevalensi demensia :
Demensia Alzheimer 53 % Demensia Vaskuler 16 % Lain-lain 31 %

Demensia Alzheimer
Th 1907, dr Alois Alzheimer ahli neuropatologi Jerman menemukan neurofibrillary tangles dan plak senile pada seorang pasien wanita 55 tahun dengan demensia progresif selama 4 tahun

PENYAKIT ALZHEIMER (DEMENSIA ALZHEIMER)


ETIOLOGI:
Belum diketahui. Diketemukan adanya penurunan jumlah sel neuron di susunan saraf pusat, mungkin oleh gangguan sistem ensim intraselular yaitu ensim yang terlibat dalam sintesa asetilkolin. Penyakit Alzheimer merupakan kegagalan dari sistem kolinergik.

KRITERIA DIAGNOSIS KLINIS UNTUK DIAGNOSA MUNGKIN DEMENSIA ALZHEIMER:


1. Ada demensia dengan pemeriksaan klinis dan dipastikan melalui test mental dan test neuropsikologi (misalnya: test mini mental). 2. Didapatkan defisit pada 2 atau lebih bidang kognitif. 3. Perburukan memori dan fungsi kognitif lain yang progresif.

4. Tidak dijumpai adanya gangguan kesadaran. 5. Awitan (onset) antara usia 40-90 tahun, sering setelah usia 65 tahun. 6. Tidak dijumpai adanya gangguan sistemik atau penyakit otak lainnya yang dapat menyebabkan defisit memori dan kognitif yang progresif tersebut. Diagnosis pastinya memerlukan pemeriksaan post mortem (otopsi).

Penyakit Alzheimer dapat dibagi atas 3 stadium :


Stadium I (stadium amnesia) berlangsung 2-4 tahun dengan gejala-gejala: 1. Ada gangguan memori (daya ingat), terutama memori jangka pendek sehingga penderita misalnya: - Sering mengulang-ulang pertanyaannya. - Sering salah meletakkan barang.

2. Memori jangka panjang umumnya masih baik. 3. Kegiatan sehari-hari di lingkungan keluarga biasanya tidak terganggu. Ada gangguan kognitif yang dapat berupa: - Diskalkulia. - Kesulitan berfikir abstrak. - Kesulitan mengambil keputusan yang tepat.

Stadium II (stadium bingung) berlangsung selama 2-10 tahun. Gejala-gejalanya: 1. Gangguan memori bertambah berat sehingga penderita tidak mampu menyelesaikan satu kegiatan sampai selesai.

2. Ada gangguan kognitif yang memburuk secara proresif seperti: - Kesulitan berbicara-bahasa. - Disorientasi (gangguan pengenalan) waktu dan tempat, disorientasi spasial (ruangan). - Agnosia. - Apraksia.

3. Ada gangguan behavior (tingkah laku) seperti: - Bingung. - Agresif. - Ingin mengembara. 4. Dapat disertai perubahan keperibadian seperti sifat curiga yang tidak masuk akal.

Stadium III (stadium akhir) Gejala-gejalanya: Defisit memorinya terus bertambah berat sampai penderita tidak mengenal lagi istri atau suami serta anak-anaknya. Kebutuhan dasar dari kehidupannya sebagian besar bergantung pada orang lain. - Berak dan kencing tidak terkontrol. - Kematian biasanya terjadi karena penyulit infeksi atau trauma.

PENGOBATAN:
Dengan obat-obatan misalnya: Donepezil hidrokhlorida (Aricept) adalah suatu kolinesterase inhibitor generasi kedua yang dapat meningkatkan jumlah asetilkolin di sinaps. Dosis: 5 mgr/hari, sebaiknya diberikan selama 6 minggu.

Demensia Vaskuler
Meliputi semua kasus demensia yang disebabkan oleh : Gangguan serebrovaskuler, anoksik atau hipoksik otak. Dengan penurunan fungsi kognisi mulai dari yang ringan sampai paling berat dan meliputi semua domain, tidak harus gangguan memori yang menonjol. Dapat / tidak disertai gangguan kognitif yang menyebabkan perubahan tingkah laku .

Kriteria Demensia Vaskuler.

Probable demensia vaskuler Definite demensia vaskuler

Pembagian VaD secara klinis :


-VaD pasca Stroke Demensia infark strategis Multi Infark Demensia (MID) Perdarahan intraserebral

-VaD subkortikal Lesi iskemik substansia alba Infark Lakuner subkortikal Infark Non Lakuner subkortikal -VaD tipe campuran

Pemeriksaan Demensia:
Riwayat Medik Umum. Riwayat Neurologi Umum. Riwayat Neurobehavior. - Informasi keluarga mengenai penurunan fungsi kognisi,kemampuan intelektual. - Awitan yg perlahan, tidak jelas saat mulai awitan dg gangguan fungsi memori yang progresif (AD). - Awitan yang mendadak,fluktuatif dg progresivitas stepwise (VaD). Riwayat Psikiatrik.

Riwayat Keracunan,nutrisi, obat-obatan - Keracunan logam berat, pestisida, lem, pupuk pemakaian alcohol kronik - Pemakaian obat-obatan seperti benzodiazepin,antidepresan gol trisiklik,obat-obat herbal tertentu dapat mengganggu fungsi kognisi. Riwayat Keluarga - Kemungkinan insiden demensia di keluarga

Pemeriksaan objektif:

Pemeriksaan fisik umum Pemeriksaan neurologis Pemeriksaan status mental MMSE (Mini Mental State Examination). CDT (Clock Drawing Test). Trial Making Test A dan B. Skor Iskemik Hachinski.

Pemeriksaan aktivitas fungsional ADL (Activity of Daily Living). IADL (Instrumental Activity of Daily Living). FAQ (Functional Activities Questionnaire).

Untuk membedakan VaD dan AD


VaD Perjalanan penyakit Awitan Mendadak Stepwise Ggn kognisi berkaitan CVD Faktor Resiko Hipertensi,DM, Penj jantung Fakt resiko CVD lainnya Ggn psikomotor/perlambatan Ggn atensi Disfungsi kemampuan eksekutif. Daya ingat lebih baik Sulit menyusun kalimat Cenderung apatis,depresif, emosi labil, delirium. - Ada kelainan neurologis fokal DA Awitan tidak jelas Progresif riw kel Demensia cedera kepala Ggn recent memori. sulit temukan kata. kemunduran visuospasial. Daya ingat, orientasi menurun. - Sulit pahami kal, & mengingat nama. - waham & insight buruk. - Tidak ada kelainan Neurologis fokal

Gejala/keluhan

You might also like