You are on page 1of 22

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

(UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA)


Jl. Terusan Arjuna No.6 Kebun Jeruk Jakarta Barat
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
SMF ILMU PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOJA
Nama Mahasiswa

: Eka Putra

NIM

: 11.2012.041

Dr. Pembimbing

: dr. Haryono Sp,PD

Tanda Tangan :

dr. Fajar R. Sp. PD


IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. SN
Tempat / tanggal lahir : Panjang/ 18 Maret
1989
Status Perkawinan : Belum menikah
Pekerjaan : Mahhasiswa
Alamat : Karang Maritim, Panjang

Jenis Kelamin : Wanita


Suku Bangsa : Batak
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : Universitas
Tanggal Masuk RS : 4 Maret 2013

A. ANAMNESIS
Diambil dari : Autoanamnesis
Tanggal : 6 Maret 2013
Jam : 07.00 WIB
Keluhan Utama :
Batuk sejak 1 minggu yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang :
Sejak 1 minggu yang lalu pasien batuk. Batuk berdahak berwarna kuning, tidak ada
darah. Pasien tidak sesak nafas. Dan tidak ada nyeri dada. Pasien juga demam, demam naik

turun, meningkat pada malam hari dan berkurang saat pagi hari. Pasien tidak ada sakit
kepala. Pasien merasakan pada malam hari sering berkeringat banyak dan berat badan
menurun. Kemudian pasien berobat ke dokter umum dan diberikan obat demam. Demam
masih dirasakan.
4 hari sebelum masuk rumah sakit batuk sertai nyeri pada dada sebelah kanan atas.
Nyeri timbul saat batuk dan saat memiringkan badan ke sebelah kanan saat tidur. Buang air
besar dan buang air kecil normal tidak ada keluhan.
2 jam sebelum masuk rumah sakit, badan pasien terasa sangat lemas dan batuk
dirasakan bertambah berat.
Di rumah dan di lingkungan tempat tinggal pasien tidak ada yang sakit tbc. Tetapi
kakek pasien meninggal dikarenakan batuk-batuk yang tidak diketahui. Pasien juga tidak
sedang mengikuti pengobatan paru.
Penyakit Dahulu
(-) Cacar

(-) Malaria

(-) Batuginjal/Sal.kemih

(+) Cacar Air(8th)

(-) Disentri

(-) Burut (Hemia)

(-) Difteri

(-) Hepatitis

(-) Penyakit Prostat

(-) Batuk Rejan

(-) Tifus Abdominalis

(-) Wasir

(-) Campak

(-) Skrofula

(-) Diabetes

(-) Influenza

(-) Sifilis

(-) Alergi

(-) Tonsilitis

(-) Gonore

(-) Tumor

(-) Khorea

(-) Hipertensi

(-) Penyakit Pembuluh

(-) Demam Rematik Akut

(-) Ulkus Ventrikuli

(-) Pendarahan Otak

(-) Pneumonia

(-) Ulkus Duodeni

(-) Psikosis

(-) Pleuritis

(-) Gastritis

(-) Neurosis

(-) Tuberkulosis

(-) Batu Empedu

Lain-lain :

(-) Operasi
(-) Kecelakaan

Riwayat Keluarga
Hubungan

Umur (Tahun)

Jenis Kelamin

Keadaan

Penyebab

Kakek(ayah)
Nenek(ayah)
Kakek(ibu)

64 tahun
Tidak diketahui
68

Laki-laki
Perempuan
Laki-laki

Kesehatan
meninggal
meninggal
meninggal

Meninggal
Batuk-batuk
Stroke
Sakit tua

Nenek(ibu)
Ayah
Ibu
Saudara (Kakak ke-1)
Saudara (Adik ke-1)

Tidak diketahui
53 tahun
50 tahun
27 tahun
19 tahun

Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki

sehat
sehat
sehat
sehat
Sehat

Adakah Kerabat yang Menderita:


Penyakit
Alergi
Asma
Tuberkulosis
Artritis
Rematisme
Hipertensi
Jantung
Ginjal
Lambung
Diabetes Melitus

Ya

Tidak

ANAMNESIS SISTEM
Kulit
(-) Bisul

(-) Rambut

(-) Keringat malam

(-) Kuku

(-) Kuning/Ikterus

(-) Sianosis

(-) Lain-lain
Kepala
(-) Trauma

(-) Sakit kepala

(-) Sinkop

(-) Nyeri pada sinus

Mata
(-) Nyeri

(+) Conjunctiva anemis

(-) Sekret

(-) Gangguan penglihatan

(-) Kuning/Ikterus

(-) Ketajaman penglihatan

Telinga
(-) Nyeri

(-) Gangguan Pendengaran

(-) Sekret

(-) Kehilangan Pendengaran

(-) Tinitus
Hidung
(-) Trauma

(-) Gejala Penyumbatan

Hubungan

(-) Nyeri

(-) Gangguan Penciuman

(+) Sekret

(-) Pilek

(-) Epistaksis
Mulut
(-) Bibir

(-) Lidah kotor

(-) Gusi

(-) Gangguan pengecap

(-) Selaput

(-) Stomatitis

Tenggorokan
(-) Nyeri Tenggorokan

(-) Perubahan Suara

Leher
(-) Benjolan

(-) Nyeri Leher

Dada ( Jantung / Paru paru )


(+) Nyeri dada (IC 2,3 Lin. Midclavicula dex.)

(-) Sesak Napas

(-) Berdebar

(-) Batuk Darah

(-) Ortopnoe

(-) Batuk

Abdomen ( Lambung/Usus )
(-) Rasa Kembung

(-) Wasir

(-) Mual

(-) Mencret

(-) Muntah

(-) Tinja darah

(-) Muntah darah

(-) Tinja berwarna dempul

(-) Sukar menelan

(-) Tinja berwarna ter

(-) Nyeri Perut

(-) Benjolan

(-) Perut membesar


Haid
(+) Haid terakhir(2 minggu)

(-) Jumlah dan lamanya

(+) Teratur

(-) Nyeri

(-) Ganngguan haid

(-) Pasca menopause

Saluran kemih / Alat Kelamin


(-) Disuria

(-) Kencing Nanah

(-) Stranguri

(-) Kolik

(-) Poliuria

(-) Oliguria

(-) Polakisuria

(-) Anuria

(-) Hematuria

(-) Retensi urin

(-) Kencing batu

(-) Kencing menetes

(-) Ngompol (tidak disadari)

(-) Penyakit prostat

Saraf dan Otot


(-) Anestesi

(-) Sukar mengingat

(-) Parestesi

(-) Ataksia

(-) Otot lemah

(-) Hipo / Hiper-esthesi

(-) Kejang

(-) Pingsan

(-) Afasia

(-) Kedutan (tick)

(-) Amnesia

(-) Pusing (vertigo)

(-) lain-lain

(-) Gangguan bicara (Disartri)

Ekstremitas
(-) Bengkak

(-) Deformitas

(-) Nyeri

(-) Sianosis

BERAT BADAN
Berat badan rata rata (kg)

: 46 kg

Berat tertinggi kapan (kg)

: 48 (2 tahun lalu)

Berat badan sekarang (kg)

: 45 kg

(Bila pasien tidak tahu dengan pasti)


( ) Tetap

() Turun

( ) Naik

RIWAYAT HIDUP

Riwayat Kelahiran
Tempat Lahir : ( ) Di rumah ( ) Rumah Bersalin

() R.S Bersalin

Ditolong oleh : ( ) Dokter

() Bidan

( ) Dukun

( ) lain - lain
Riwayat Imunisasi
Riwayat imunisasi : (tidak tahu dengan pasti)
( ) Hepatitis

(+) BCG

( ) Campak

( ) DPT

( ) Polio

( ) Tetanus

Riwayat Makanan
Frekuensi / Hari

: 3 kali sehari, kadang 2 kali sehari (kurang teratur)

Jumlah / Hari

: 1 piring tiap makan

Variasi / hari

: variasi makanan cukup baik

Nafsu makan

: biasa

Pendidikan
( ) SD

( ) SLTP

( ) SLTA

() Universitas

Kesulitan
Keuangan : tidak ada faktor penyulit
Pekerjaan : Skripsi (kurang menjaga kesehatan)
Keluarga : tidak ada faktor penyulit

B. PEMERIKSAAN JASMANI
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 6 Maret 2013, pukul 07.00 WIB.
Pemeriksaan Umum
Tinggi Badan

: 163 cm

Berat Badan

: 45 kg

Tekanan Darah

: 110/70 mmHg

Nadi

: 108x/menit,kuat,regular,ekual

Suhu

: 38,4C

Pernapasaan

: 23x/menit, torakoabdominal (teratur)

Keadaan gizi

: gizi kurang (IMT : 16,9 sangat kurus)

Kesadaran

: compos mentis

Sianosis

: tidak ada

Edema umum

: tidak ada

Habitus

: astenikus

Cara berjalan

: normal

Mobilitas ( aktif / pasif )

: aktif

Umur menurut taksiran pemeriksa

: sesuai dengan usia sebenarnya

Aspek Kejiwaan
Tingkah laku

: wajar/gelisah/tenang/hipoaktif/hiperaktif

Alam perasaan

: biasa/sedih/gembira/cemas/takut/marah

Proses pikir

: wajar/cepat/gangguan waham/fobia/obsesi

Kulit
Warna

: sawo matang

Jaringan Parut

: tidak ada

Pertumbuhan rambut

: distribusi merata

Suhu raba

: normal

Keringat

: Umum (+)
Setempat ()

Lapisan Lemak

: distribusi merata

Effloresensi

: tidak ada

Pigmentasi

: merata

Pembuluh darah

: teraba pulsasi

Lembab/kering

: lembab

Turgor kulit

: baik

Ikterus

: tidak ada

Edema

: tidak ada

Lain-lain

:-

Kelenjar Getah Bening


Submandibula

: tidak membesar

Leher

: tidak membesar

Supraklavikula

: tidak membesar

Ketiak

: tidak membesar

Lipat paha

: tidak membesar

Kepala
Ekspresi wajah : normal

Simetri muka : simetris

Rambut

Pembuluh darah temporal : teraba pulsasi

: hitam, distribusi merata

Mata
Exophthalamus

: tidak ada

Enopthalamus

: tidak ada

Kelopak

: tidak ptosis dan tidak ada edema

Lensa

: jernih

Konjungtiva

: anemis +/+

Visus

: kurang

Sklera

: tidak ikterik

Gerakan Mata

: normal (bisa ke segala arah)

Lapangan penglihatan

: normal

Tekanan bola mata

: normal

Deviatio konjugae

: tidak ada

Nystagmus

: tidak ada

Hidung
(-) Trauma

(-) Gejala Penyumbatan

(-) Nyeri

(-) Gangguan Penciuman

(-) Sekret

(-) Pilek

(-) Epistaksis

(-) nafas cuping hidung

Telinga
Tuli

: tidak ada -/-

Selaput pendengaran

: utuh, tidak hiperemis, refleks cahaya baik

Lubang

: liang telinga lapang, serumen +/+

Penyumbatan

: tidak ada -/-

Serumen

: tidak ada -/-

Pendarahan

: tidak ada -/-

Cairan

: tidak ada -/-

Mulut
Bibir

: tidak kering

Tonsil

: T1-T1, tidak hiperemis

Langit-langit

: tidak ada celah (normal)

Bau pernapasan

: tidak berbau

Gigi geligi

: sedikit pucat, carries (-)

Trismus

: tidak ada

Faring

: tidak hiperemis

Lidah

: tidak kotor

Leher
Tekanan Vena Jugularis (JVP)

: 5+0 cmH2O

Kelenjar Tiroid

: tidak membesar

Kelenjar Limfe

: tidak membesar

Trakea

: tidak ada deviasi

Dada
Bentuk

: normal, simetris

Pembuluh darah : tidak tampak


Buah dada

: normal, simetris dan tidak teraba adanya massa

Paru-paru
Pemeriksaan
Inspeksi

Belakang
Simetris saat statis dan dinamis

Kiri

Depan
Simetris saat statis dan
dinamis
Simetris saat statis dan
dinamis
Sela iga normal, benjolan (-),
nyeri tekan (-), vokal fremitus
kanan>kiri
Sela iga normal, benjolan (-),
nyeri tekan (+),vokal fremitus
kanan>kiri
Sonor di seluruh lapang paru

Kanan

Sedikit hipersonor di IC 2,3

Sonor di seluruh lapang paru

Kiri
Kanan

Palpasi

Kiri
Kanan

Perkusi

Simetris saat statis dan dinamis


Sela iga normal, benjolan (-),
nyeri tekan (-),vokal fremitus
kanan>kiri
Sela iga normal, benjolan (-),
nyeri tekan (-),vokal fremitus
kanan>kiri
Sonor di seluruh lapang paru

Linea midclavicula sinistra


Auskultasi

Kiri

-suara napas vesikuler


-wheezing ( - )
- ronchi ( - )

-suara napas vesikuler


-wheezing ( - )
- ronchi ( - )

Kanan

- suara napas vesikuler


melemah
- wheezing ( - )
- ronchi ( - )

- suara napas vesikuler


-wheezing ( - )
- ronchi ( - )

Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi

Ictus cordis tampak, tidak ada lesi kulit, tidak ada bekas operasi
Ictus cordis teraba di linea midclavicularis sinistra
Batas kanan : sela iga 5, garis sternalis kanan
Batas kiri : sela iga 5, 1 cm sebelah medial garis midclavicularis kiri

Auskultasi

Batas atas : sela iga 2, garis parasternal kiri


BJ I-II normal, reguler, murmur (-), gallop (-)
Katup mitral : Bunyi jantung reguler
Katup aorta : Bunyi jantung reguler
Katup pulmonal : Bunyi jantung reguler
Katup trikuspid : Bunyi jantung reguler

Pembuluh Darah
Arteri Temporalis

: teraba pulsasi

Arteri Karotis

: teraba pulsasi

Arteri Brakhialis

: teraba pulsasi

Arteri Radialis

: teraba pulsasi

Arteri Femoralis

: teraba pulsasi

Arteri Poplitea

: teraba pulsasi

Arteri Tibialis Posterior : teraba pulsasi


Arteri Dorsalis Pedis

: teraba pulsasi

Perut
Inspeksi

- Simetris
- Tidak ada jaringan parut
- Vena kolateral (-)

Palpasi

Perkusi
Auskultasi

Dinding perut
Hati
Limpa

Lemas
Tidak teraba pembesaran
Tidak teraba membesar, ruang traube

Ginjal

kosong
- Ballotement (-/-)

- Nyeri ketok costovertebral (-/-)


Lain-lain
(-)
Shifting dullness (-)
Bising usus (+) normal

Alat Kelamin (atas indikasi): Tidak dilakukan karena tidak ada indikasi
Anggota Gerak
Lengan
Otot
Tonus
Massa
Gerakan
Sendi
Kekuatan
Lain-lain
Tungkai dan Kaki
Luka
Varises
Otot
Tonus
Massa
Gerakan
Sendi
Kekuatan
Edema

Refleks
Bisep
Trisep
Patella
Achilles
Kremaster
Refleks patologis

Kanan
Kiri
Normotonus
Normotonus
Normal
Normal
Aktif
Aktif
Normal
Normal
+5
+5
Clubbing finger (-) Jari sianosis (-)
Kanan
Kiri
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Normotonus
Normotonus
Normal
Normal
Aktif
Aktif
Normal
Normal
+5
+5
Tidak ada
Tidak ada

Kanan
(+)
(+)
(+)
(+)
Tidak dilakukan
(-)

Kiri
(+)
(+)
(+)
(+)
Tidak dilakukan
(-)

Colok Dubur
Colok dubur tidak dilakukan karena tidak ada indikasi.

Diagnosis klinis
-

Pneumonia

Diagnosis diferensial
-

Suspect TB paru

Bronkiektasis

Pemeriksaan yang dianjurkan


Hitung darah lengkap
Pemeriksaan sputum BTA
Tuberkulin tes
Tes spirometri
Rontgen thorax
C. LABORATORIUM & PEMERIKSAAN PENUNJANG LAINNYA
-Hitung darah lengkap (4-3-2013)
Hemoglobin: 7,8 g/dl (P 11-15)
Hematokrit: 29% (37-54)
Eritrosit: 5,0 juta/ul (3,5-5,5)
Trombosit: 617ribu/ul (150-350)
Lekosit: 26.900/ul (5000-10000)
Segment: 84% (50-70)
Limposit: 8% (25-40)
Monosit: 8% (2-8)
MCHC: 27g/dl (31-36)
MCH: 16 pg (27-32)
MCV: 57 fl (77-94)
MPV: 8 fl (6-12)
Gambaran eritrosit
Hipokormia

SEDIKIT

Anisositosis

SEDIKIT

Mikrositik

1+

Makrositik

1+

Trombosit

BANYAK

LED: 56/jam (P<15)


-Kimia darah
Urea:10.1mg/dl (10-50)
BUN: 4.74mg/dl (6-20)
Creatinin: 0.36mg/dl (P<1.1)
-Diabetes
Glukosa sewaktu: 119mg/dl (70-200)
-Elektrolit
Sodium/Na: 136Meq/L (137-150)
Potasium/K: 3.35Meq/L (3.6-5.2)
-Fungsi hati
SGOT: 15u/l (P<32)
SGPT:12u/l (P 9-43)
Kesan: anemia normositik hipokrom, trombositosis, leukositosis (shift to the left), LED
meningkat, hiponatremia, hipokalemia
-Bakteri
Cultur+sensitif darah 24jam=NEGATIF
AFB: tidak ditemukan BTA/100LBP

Radiologi
Ro. Thorax: 4/3/13
-

Cor tidak tampak membesar

Sinuses dan diafragma: normal

Pulmo: tampak konsolidasi opak di apex-lapang atas kanan dengan bercak infiltrat di
inferiornya & juga infiltrat tipis di paracardial kiri

Kesan:
-

Susp. Pneumonic type KP

Ro. Thorax: 5/3/13


-

Cor tidak tampak membesar

Sinuses diafragma: normal retrocardial space tampak normal

Pulmo: tampak konsolidasi opak berbatas tegas & reguler, di lobus superior. Di
inferiornya tampak sedikit bercak lunak

Kesan:
-

Gambaran pneumonia lobus superior disertai infiltrat suprahiler

Cor tampak dalam batas normal

D. RINGKASAN
Sejak 1 minggu yang lalu pasien batuk. Batuk berdahak berwarna kuning,
tidak ada darah. Pasien juga demam, demam naik turun, meningkat pada malam
hari dan berkurang saat pagi hari. Pasien merasakan pada malam hari sering
berkeringat banyak dan berat badan menurun. Kemudian pasien berobat ke dokter
umum dan diberikan obat demam. Demam masih dirasakan. 4 hari sebelum masuk
rumah sakit batuk sertai nyeri pada dada sebelah kanan atas. Nyeri timbul saat batuk
dan saat memiringkan badan ke sebelah kanan saat tidur. 2 jam sebelum masuk rumah
sakit, badan pasien terasa sangat lemas dan batuk dirasakan bertambah berat.
Pemeriksaan fisik: keadaan umum tampak sakit sedang, TD: 110/70 mmHg,
nadi: 108x/menit, kuat, regular, ekual, suhu: 38,4 oC, pernapasan: 23x/menit;
Conjunctiva anemis +/+, pernapasan torakoabdominal, vokal fremitus kanan>kiri,
nyeri pada dada sbelah kanan atas (+)
Pemeriksaan penunjang: Hemoglobin: 7,8 g/dl (P 11-15), Hematokrit: 29%
(37-54), Trombosit: 617ribu/ul (150-350), Lekosit: 26.900/ul (5000-10000), Segment:
84% (50-70), Limposit: 8% (25-40), MCHC: 27g/dl (31-36), MCH: 16 pg (27-32),
MCV: 57 fl (77-94), Sodium/Na: 136Meq/L (137-150), Potasium/K: 3.35Meq/L (3.6-

5.2). Bakteri; Cultur+sensitif darah 24jam=NEGATIF, AFB: tidak ditemukan


BTA/100LBP
E. DIAGNOSIS KERJA
-

TB Paru

Bronkopneumonia

Anemia defisiensi besi

Hiponatremia

Hipokalemia

F. DIAGNOSIS DIFERENSIAL
-

Bronkiektasis

1. RENCANA PENGELOLAAN
o Opname
o Inf. RL 500cc/8jam
o Transf. Pack cel darah PMI: SDH A + 220 CC
o Ceftriaxone Inj. 2x1 gr
o Fevrin (paracetamol) 4x1 tab
o Neurobion 5000 (multivitamin) 2x1
o Rimstar 4-FDC (Rifampisin 150 mg, INH 75 mg, Pirazinamid 400 mg,
Etambutol 275 mg) 1x2 tab
o Halmezin (dextrometorfan) 3x7,5mg
o Acitral (antasida) 3x10ml
o Cough en plus 3x10cc
o Suplemen FE (ferrous sulfat) 1x1 (tab 200mg)
2. PENCEGAHAN
Melindungi diri dan orang lain dengan memakai masker
Pola hidup sehat, makan teratur dan bergizi, istirahat cukup

Jangan merokok
Vaksinasi BCG

Vaksinasi untuk mencegah pneumonia (Haemophilus influenza type b


(Hib), Penumococcus (PCV), pertussis, dan vaksin campak
3. PROGNOSIS
Ad vitam: dubia ad bonam
Ad functionam: dubia ad bonam
Ad sanationam: dubia ad malam

Follow Up (6 maret 2013)

S : demam sejak pagi hari, dan masih ada batuk berdahak, nyeri dada kanan atas masih
dirasakan
O : Keadaan umum : tampak sakit sedang
Suhu : 38,4 0 C

Kesadaran : compos mentis


TD : 110/80 mmHg

Nadi : 108x/menit,kuat, reguler, ekual


RR : 23x/menit
Mata: conjunctiva anemis -/Paru: VF kanan>kiri, nafas vesikuler, rhonky -/-, wheezing -/Lab.(5Maret): Hemoglobin: 10.5g/dl
Hematokrit: 34.6%
Follow Up (7 maret 2013)
S : demam sejak pagi hari, dan masih ada batuk berdahak, nyeri dada kanan atas masih
dirasakan
O : Keadaan umum : tampak sakit sedang
Suhu : 37,2 0 C

Kesadaran : compos mentis


TD : 120/70 mmHg

Nadi : 120x/menit,kuat,reguler,ekual
RR : 20x/menit
Mata: conjunctiva anemis -/Paru: VF kanan>kiri, nafas vesikuler, rhonky -/-, wheezing -/Lab.(7maret): Hemoglobin: 10.1g/dl
Hematokrit: 33.8%

Analisa Kasus
1. Pendekatan klinis pada pasien batuk
Batuk adalah refleks fisiologis sebagai mekanisme pertahanan tubuh untuk
mengeluarkan benda asing dari saluran pernafasan. Batuk bukanlah merupakan suatu
penyakit, namun merupakan gejala adanya gangguan di saluran pernafasan. Namun bila
batuk itu berlebihan, maka batuk akan sangat mengganggu aktivitas. Refleks batuk dapat
ditimbulkan oleh berbagai sebab, diantaranya yaitu :
1.

Adanya infeksi bakteri atau virus, misalnya tuberkulosa, influenza

2.

Adanya factor alergi, seperti debu, hawa dingin, asap rokok.

3.

Asma

4.

Peradangan pada jaringan paru dan tumor.

5.

Efek samping obat, seperti obat anti hipertensi captopril.

6.

Adanya rangsangan kimiawi (gas, bau).

Mekanisme Batuk
Mekanisme terjadinya batuk dibagi menjadi 3 fase yaitu :
1. Fase Inspirasi
Pada fase ini paru-paru memasukkan udara kurang lebih 2,5 liter, oesofagus dan pita
suara menutup sehingga udara terjerat dalam paru-paru.
2. Fase Kompresi
Pada fase ini otot perut berkontraksi sehingga diafragma akan naik dan menekan paruparu, intercosta internus juga ikut berkontraksi sehingga menyebabkan peningkatan tekanan
pada paru-paru sampe 100mm/hg.
3. Fase Ekspirasi
Pada fase ini oesofagus dan pita suara terbuka secara spontan dan udara meledak
keluar dari paru-paru. Udara yang keluar akan menggetarkan jaringan saluran nafas sehingga
menimbulkan suara batuk. Saat udara keluar dari paru-paru dengan kecepatan yang relative
tinggi, udara dapat melalui celah-celah bronkus dan trakhea. Hal ini dapat membantu saluran
pernafasan untuk membersihkan atau mengeluarkan kotoran benda-benda asing.

Dari mekanisme terjadinya batuk di atas, dapat diketahui bahwa batuk bukanlah suatu
penyakit, melainkan sebagai suatu reaksi fisiologis tubuh untuk membersihkan saluran
pernafasan dari benda-benda asing.

Jenis batuk
Batuk berdasarkan Produktivitasnya
Berdasarkan produktivitasnya, batuk dapat dibedakan menjadi menjadi 2 jenis, yaitu
batuk berdahak (batuk produktif) dan batuk kering (batuk non produktif).
1. Batuk berdahak (batuk produktif)
Batuk berdahak ditandai dengan adanya dahak pada tenggorokan. Batuk berdahak
dapat terjadi karena adanya infeksi pada saluran nafas, seperti influenza, bronchitis, radang
paru, dan sebagainya. Selain itu batuk berdahak terjadi karena saluran nafas peka terhadap
paparan debu, polusi udara, asap rokok, lembab yang berlebihan dan sebagainya.
2. Batuk kering (batuk non produktif)
Batuk yang ditandai dengan tidak adanya sekresi dahak dalam saluran nafas, suaranya
nyaring dan menyebabkan timbulnya rasa sakit pada tenggorokan. Batuk kering dapat
disebabkan karena adanya infeksi virus pada saluran nafas, adanya faktor-faktor alergi
(seperti debu, asap rokok dan perubahan suhu) dan efek samping dari obat (misalnya
penggunaan obat antihipertensi kaptopril).

Batuk berdasarkan waktu berlangsungnya


Berdasarkan waktu berlangsungnya, batuk dapat dibedakan menjadi 3, yaitu batuk
akut, batuk sub akut dan batuk kronis.
1. Batuk Akut
Batuk akut adalah batuk yang gejala terjadinya kurang dari 3 minggu. Penyebab batuk
ini umumnya adalah iritasi, adanya penyempitan saluran nafas akut dan adanya infeksi virus
atau bakteri.
2. Batuk Subakut

Batuk akut adalah batuk yang gejala terjadinya antara 3 8 minggu. Batuk ini
biasanya disebabkan karena adanya infeksi akut saluran pernafasan oleh virus yang
mengakibatkan adanya kerusakan epitel pada saluran nafas.
3. Batuk Kronis
Batuk kronis adalah batuk yang gejala batuk yang terjadi lebih dari 8 minggu. Batuk
ini biasanya menjadi pertanda atau gejala adanya penyakit lain yang lebih berat seperti asma,
tuberculosis, bronchitis dan sebagainya.

Pada pasien ini ditemukan batuk berdahak dan batuk kronis yang sudah berlangsung
sejak 2 bulan yang lalu.

2. Membedakan antara pneumonia lobaris dengan tb paru


-Gejala klinis pneumonia lobaris secara umum dapat dibagi menjadi :
1.
Manifestasi nonspesifik infeksi : Panas yang bersifat remitten, takikardi,
gelisah, nafsu makan berkurang
2.
Gejala umum saluran pernafasan bagian bawah berupa batuk, sesak napas,
nafas cuping hidung, merintih dan sianosis, frekuensi nafas meningkat, jika memberat
dapat terjadi hipoksia. Tampak adanya retraksi suprasternal, intercosta, ataupun
pernafasan abdomen untuk mengkopensasi.
-Sedangkan keluhan yang dirasakan penderita tuberculosis dapat bermacam-macam atau
malah tanpa keluhan sama sekali. Keluhan yang terbanyak adalah:

1. Demam
Biasanya subfebril menyerupai demam influenza, tetapi kadang-kadang panas badan dapat
mencapai 40-41C. Serangan demam pertama dapat sembuh kembali. Bagitulah seterusnya
hilang timbulnya demam influenza ini, sehingga penderita merasa tidak pernah terbebas dari
serangan demam influenza. Keadaan ini sangat dipengaruhi daya tahan tubuh penderita dan
berat ringannya infeksi kuman tuberculosis yang masuk.
2. Batuk
Batuk dapat terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk
membuang produk-produk radang keluar. Sifat batuk mulai dari kering (non produktif)
kemudian setelah timbul peradangan menjadi produktif (menghasilkan sputum). Keadaan
yang lebih lanjut adalah berupa batuk darah (hemoptoe) karena terdapat pembuluh darah
yang pecah. Kebanyakan batuk darah pada tuberculosis terjadi pada kavitas, tetapi dapat juga
terjadi pada ulkus dinding bronchus.

3. Sesak nafas
Pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak nafas. Sesak nafas akan
ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, dimana infiltrasinya sudah setengah bagian paruparu.
4. Nyeri dada
Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul apabila infiltrasi radang sudah sampai
ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.
5. Malaise
Penyakit tuberculosis bersifat radang yang menahun. Gejala malaise sering ditemukan
berupa: anoreksia, tidak ada nafsu makan, badan makin kurus (berat badan turun), sakit
kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam, dll. Gajala malaise ini makin lama makin berat
dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur
3.

Penyebab anemia pada pasien berikut.

Anemia berdasarkan tipe dan penyebabnya


1. Anemia gizi
Anemia gizi umumnya terjad akibat adanya defisiensi zat gizi yang dibutuhkan tubuh
untuk membentuk dan memproduksi sel darah merah. Anemia gizi ini dikenal dengan
kekurangan sel darah merah atau kurang darah yang diakibatkan kurangnya pemenuhan
zat gizi dalam tubuh seperti zat besi, vitamin E, asam folat, vitamin B12 dan vitamin
B6. Kekurangan sumber zat besi inilah yang membuat seseorang mudah mengalami
anemia.
2. Anemia non gizi
Anemia non gizi merupakan penyakit anemia atau kurang darah yang diakibatkan
karena adanya perdarahan seperti luka, menstruasi yang mengeluarkan darah
menstruasi secara berlebihan. Adapula penyebab lainnya dari anemia nongizi yang juga
mempengaruhi seseorang mengalami anemia dalam kategori tersebut seperti terdapat
atau memiliki riwayat penyakit darah yang bersifat genetik seperti, hemofilia,
thalassemia yang merupakan penyakit genetik yang dapat memperburuk keadaan atau
kondisi anemia.
Jenis-jenis anemia, yakni:
1. Anemia mikrositik, hipokrom misalnya: anemia defisiensi besi, dan thalassemia,
sel-sel darah merah kecil mengandung hemoglobin dalam jumlah yang kurang dari
normal. Anemia defisiensi karena kekurangan faktor pematangan eritrosit (besi,
asam folat, vitamin B12, protein, piridoksin, eritropoetin, dan sebagainya)
2. Anemia normositik,normokrom misalnya: setelah kehilangan darah akut, adalah
ukuran dan bentuk sel-sel darah merah normal serta mengandung hemoglobin
dalam jumlah yang normal

3. Anemia makrositik, misalnya anemia megaloblastik, adalah ukuran sel-sel darah


merah lebih besar dari normal tetapi konsentrasi hemoglobin normal
4. Anemia hemolitik, terjadi akibat penghancuran (hemolisis) eritrosit berlebihan

Diduga penyebab anemia pada pasien ini adalah karena pola makan dan istirahat yang
kurang terjaga dikarenakan masalah pekerjaan (skripsi). Sehingga asupan zat-at
pembetuk tidak adekuat. Dan adanya riwayat menstruasi + 2minggu yang lalu.

4.Penanganan pada pasien ini

Pengobatan TBC
Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3
Selama 2 bulan minum obat INH(H), rifampisin(R), pirazinamid(Z), dan etambutol(E)
setiap hari (tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan rifampisin
tiga kali dalam seminggu (tahap lanjutan).Diberikan kepada:
Penderita baru TBC paru BTA positif.
Penderita TBC ekstra paru (TBC di luar paru-paru) berat.
Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3
o
o

Diberikan kepada:
Penderita kambuh.
Penderita gagal terapi.
Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat.
Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3
o
o
o

Diberikan kepada:
o

Penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung aktif.

Pengobatan Pneumonia
pengobatan pneumonia dapat dilakukan dengan cara pemberian antibiotik sesuai hasil
biakan atau berikan :
1. Untuk kasus pneumonia community base :

Ampisilin 100 mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian

Klorampenikol 75 mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian


2. Untuk pneumoni hospital base :

Sefotaksim 100 mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian

Amikasin 10 15 mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian

Penanganan Anemia
Pada pasien anemia terutama karena defisiensi besi, dianjurkan untuk mengkonsumsi
makanan nutrisi adekuat dan suplemen zat besi.

Pada pasien ini dianjurkan untuk melakukan pengobatan TB kategori 1, pengobatan


untuk kasus pneumonia community base, dan suplemen zat besi disertai asupan gizi
yang adekuat

Daftar Pustaka
1. Batuk, diunduh dari http://readyonline.wordpress.com/tag/batuk-sub-kronis/
2.
Tuberculosis Paru, diunduh dari http://medlinux.com/2009/02/tuberculosisparu.html
3.
Jenis-jenis Anemia, diunduh dari http://penyakitanemia.com/jenis-jenisanemia/
4. Pengobatan TBC, diunduh dari http://medicastore.com/tbc/pengobatan_tbc.htm
5.

Pneumonia, diunduh dari http://dr-suparyanto.com/2011/03/pneumonia.html

You might also like