Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 10
Riska Nur Amalia Rabiatul Adawiyah Emelya Mad Arab
Ligaments
Muscles
Nerves
Blood vessels
Biomekanik
NO
1. 2. 3. 4.
Gerakan
Plantar fleksi Dorso fleksi Eversi Inversi
ROM
0 55o 0 15o 0 - 100 0 200
Pathoanatomy
joint
Bone Posterior displacement Lat. Malleolus Medial rotation & inversion talus Medial angulation of neck of talus Medial rotation, equinus Calcaneus Medial rotation, equinus of navicular
Ligaments Contracture of Bifurcarcated Y lig Deltoid lig. Calcaneo-fibular lig Talo fibular lig. Tendons Tibialis posterior FHL (Flexor Hallucis Longus) FDL (flexor digitorum longus) FDB (Flexor Digitorum Brevis) Tendo Achillis Abductor hallucis Plantar aponeurosis Tibialis anterior EHL (Extensor hallucis longus)
Pendahuluan
Bayi yang lahir dengan keadaan sehat serta memiliki anggota tubuh yang lengkap dan sempurna merupakan harapan dari seorang Ibu dan
kaki yang sering dijumpai pada bayi yaitu kaki bengkok atau
CTEV(Congenital Talipes Equino Varus). CTEV atau biasa disebut Clubfoot merupakan istilah umum untuk
membengkok ke dalam.
longitudinal kakinya tinggi secara abnormal dan tumit terpuntir ke dalam dari garis tengah tubuh
Definisi
Congenital Talipes Equinovarus (CTEV) adalah deformitas/kelainan bawaan
sejak lahir pada kaki yang ditandai dengan plantar fleksi pergelangan kaki (talo cruralis), adduksi dan supinasi mid tarsal joint yang membentuk posisi atau sikap kaki dalam keadaan inversi. Sehingga anak berjalan dengan bagian luar kaki. (buku fisioterapi pediatrik,poltekkes 2011). CTEV berasal dari bahasa latin, dimana congenital berarti sesuatu yang sudah ada sejak lahir, talipes berasal dari kata talus yang berarti tulang talus (tulang
pergelangan kaki) dan dari kata pes yang artinya kaki, equinus berarti posisi kaki dan
pergelangan kaki yang mengarah ke bawah dan belakang dan varus berarti posisi kaki yang memutar ke dalam sehingga telapak kaki menghadap bagian dalam.
Patofisiologi
Ahli lain mengatakan bahwa kelainan terjadi karena perkembangan embryonic yang
abnormal
saat perkembangan kaki ke arah fleksi dan eversi pada bulan ke-7 kehamilan. Pertumbuhan yang terganggu pada fase tersebut akan menimbulkan deformitas dimana dipengaruhi pula oleh tekanan intrauterine. Menyebabkan posisi kaki bayi berputar ke bawah dan dalam kaki berposisi plantar fleksi, adduksi supinasi dan inversi, cenderung terjadi penguluran/kelemahan otot-otot kaki bagian lateral otot-otot kaki bagian dalam (medial) mengalami kontraktur atrofi dan kontraktur dari struktur atrogen (ligament dan capsul sendi sisi medial diikuti dengan peubahan posisi/bentuk dari tulang/sendi dari kaki ke arah club foot yang dapat bersifat permanen.
Gejala
Kedua atau salah satu kaki menunjuk ke arah bawah dan berputar ke dalam. Pergelangan kaki dalam keadaan equinus=dalam
kaki.
Gambar CTEV
Etiologi
1. Sampai sekarang penyebab pasti dari Congenital Pes Equinovarus (CTEV) belum diketahui. Beberapa ahli berpendapat akibat posisi fetus/janin dalam kandungan yang kurang baik. 2. Faktor genetik ikut berperan dalam menimbulkan CTEV.
3.
4.
5.
Saat/selama janin dalam kandungan terjadi kompressi atau penekanan baik dari dalam atau akibat trauma dari luar serperti ibu terjatuh
6.
Kurang sempurnanya perkembangan janin pada trisemester I, akibat asupan gizi dari ibu kurang memadai
Klasifikasi CTEV
Literature medis menguraikan tiga kategori utama clubfoot, yaitu : Clubfoot ringan atau postural dapat membaik secara spontan atau memerlukan latihan pasif atau pemasangan gips serial. Tidak ada deformitas tulang. Clubfoot tetralogic terkait dengan anomaly congenital seperti mielodisplasia atau artogriposis. Kondisi ini biasanya memerlukan koreksi bedah dan memiliki insidensi kekambuhan yang yang tinggi. Clubfoot idiopatik congenital, atau clubfoot sejati hampir selalu memerlukan intervensi bedah karena terdapat abnormalitas tulang.
Epidemiologi
American Academy of Orthopaedic Surgeons menyatakan bahwa satu dari setiap 1.000 bayi yang baru lahir memiliki kaki pengkor,
Sebelumnya, harus dimengerti terlebih dahulu bahwa walaupun bayi dengan CTEV ditangani dengan baik, tetaplah tidak dapat dicapai
2.
3.
Non operatif
Adalah penanganan yang tidak menggunakan operasi, yaitu dengan melakukan koreksi dari kelainan yang ada dan kemudian dipertahankan dengan gips secara bertahap. Metode ini sebaiknya dilakukan sedini mungkin yaitu dalam minggu pertama setelah lahir,sebaiknnya setelah bayi berumur satu atau dua hari. Dilakukan manipulasi dan koreksi dari kelainan yang ada dan dipertahankan dengan gips yang dipasang mulai dari ujung-ujung kaki hingga pertengahan paha. Gips dibuka setiap 1 minggu, kemudian koreksi dilakukan kembali dan dipertahankan lagi dengan gips.
Non operatif
Demikian seterusnya hingga dicapai kaki yang mendekati bentuk dan posisi normal, biasanya selama 8-12 minggu. Bila perlu juga dilakukan operasi ringan untuk memanjangkan achiles tendon yang tegang dan menghambat koreksi. Apabila telah tercapai koreksi yang diinginkan, maka bayi tidak di gips lagi tetapi posisi kaki dipertahankan dengan menggunakan sepatu khusus yang disebut sepatu Dennis-Browne sepanjang hari selama 2-3 bulan. Setelahnya sepatu Dennis-Browne tersebut hanya dipakai dimalam hari sampai anak mencapai usia 3 tahun.
Dennis brown splint untuk kaki pengkor (CTEV) pada bayi / balita
Operatif
Postero medial release (Turco)
cincinati
Penangan secara operatif dilakukan apabila penanganan secara non operatif tidak berhasil atau bila terjadi kekambuhan setelah dilakukan penangan dengan metode non operatif atau pada kasus-kasus yang terlambat datang. Prinsipnya adalah membebaskan struktur-struktur di kaki atau memanjangkan otot-otot kaki yang menghambat koreksi
Definisi
Valgus adalah deformitas yang menyebabkan tulang membengkok menjauhi garis tengah tubuh (lateral)
Etiologi
Penyebab kelainan ini tidak diketahui, sebagian karena kelainan postral dalam masa kehamilan
Gambaran klinis
Satu atau kedua kaki dapat terkena. Kaki dalam posisi eversi dan dorsofleksi yang menetap,
ANAMNESIS UMUM
Nama Umur Sex Agama Alamat : xxx : 1 tahun : Laki-laki : Islam : Jl. Semaunya
Vital sign
Tekanan darah Denyut nadi Pola nafas Suhu badan : 90/60 mmHg : 115/ menit : 30-40/menit : 36,5
ANAMNESIS KHUSUS
Chief of Complain
Deformitas pada kaki/talipes equinovarus bilateral
History taking
Sejak kapan terjadi? Sejak 1 tahun yang lalu Kenapa bisa terjadi? Saya tidak tahu tapi kata dokter bawaan dari lahir Bagaimana proses kelahirannya? Normal-normal saja Apa ada keluarga sebelumnya yang seperti ini? Iya, kakek si Adik Apa ibu pernah terjatuh saat hamil? Tidak pernah Apa ibu mengkonsumsi obat-obatan saat hamil? Tidak pernah
Apa Ibu pernah bawa anak ibu ke dokter? Ya, baru 3 bulan ini sering ke dokter, dan dipasangi gips sejak lahir. kata dokter dia terkena pes equinovarus dan sekarang dirujuk ke FT Apa anak ibu mengkonsumsi obat? Tidak Apa anak ibu pernah melakukan foto x-ray atau rontgen? Iya Apa ibu sering merokok ? Tidak. Bagaimana dengan suami anda ? iya Apa ada keluhan lain? tidak
Assimetric:
Inspeksi
Statik
Struktur talipes equinusvarus (ankle plantarfleksi & midtarsal adduksi-inversi) Tungkai deformitas
Dinamis Jalan pincang pasien tidak dapat melakukan fase heel strike sempurna karena ankle tidak dapat dorsofleksi sempurna pasien tidak dapat melakukan foot flat sempurna karena mengalami keterbatasan dorsofleksi Pada swing fase tidak terjadi dorsofleksi sempurna Palpasi - M.tibialis anterior, Otot-otot peroneal Interpretasi Suhu normal Spasme (+) Tenderness (-)
Orientasi Test
Berjalan Tes jinjit Squat and Bounching
Interpretasi Pasien tidak mampu berjalan normal Pasien tidak mampu menekuk tumit & kaki secara optimal Pasien tidak mampu meluruskan tumit & kaki secara optimal Posisi berjinjit tidak sempurna Pasien tidak mampu berjongkok secara normal
PFGD
Gerak aktif: plantarfleksi dorsofleksi eversi inversi Gerak pasif: plantarfleksi dorsofleksi eversi inversi TIMT: plantarfleksi dorsofleksi eversi inversi : tak sempurna : sangat sukar/tak mampu : tak mampu : tidak nyeri :tidak terbatas :sangat terbatas : sangat terbats : tidak terbatas : lemah : lemah :lemah : lemah
Restrictive
1. Limitasi ROM 2. Limitasi ADL (berjalan dll)
Tissue impairment
Komponen musculotendinogen : Weakness : Otot-otot peroneal & M.Tibialis
Tes spesifik
1. Manual muscle testing (MMT) 2. Tes luas gerak sendi/ range of motion test (ROM) 3. Pemeriksaan Motorik Kasar 4. Gait test/ diagram of walking (diagram berjalan) 5. Tes kontraktur/ daya ulur otot 6. Antropometri 7. Tes club foot 8. Keseimbangan fungsional 9. Visual analogue scale (VAS) 10. Refleks primitif
kiri kanan
interpretasi :
- dorso fleksi, invesi = 1 - Plantar fleksi, eversi = 1 -dorso fleksi, inversi = 1 - Plantar fleksi, eversi = 1
otot m. Tibialis anterior, m. Extensor hallusis longus, mm. Extensor digitorum, Otot m. Peroneus longus dan brevis, m. Tibialis posterior , m gastroknemius dan soleus, mm. Fleksor digitorum mengalami keterbatasan gerak
sulit sulit
pasien tidak dapat melakukan fase heel strike sempurna karena ankle tidak dapat dorsofleksi sempurna pasien tidak dapat melakukan foot flat sempurna karena mengalami keterbatasan dorsofleksi Pada swing fase tidak terjadi dorsofleksi sempurna
Ulur otot m. Tibialis posterior, m. Soleus, m gastroknemius, mm.fleksor digitorum, dan group adduktor mid tarsal.
Antropometri
Pemeriksaan antropometri yang perlu dilakukan adalah : Leg length (pemeriksaan panjang tungkai) Pemeriksaan berat badan, panjang badan, dan diameter (circumference) knee dan ankle.
Pengukuran panjang tungkai Letakkan alat pngukur panjang badan pada meja atau tempat yang
Berat Badan menurut Umur (BB/U) Cara: menempatkan bayi, jika mungkin bajunya dibuka, dalam posisi tidur di atas timbangan khusus untuk bayi. Catatan: rata-rata berat usia 6 bulan adalah 2 kali berat lahir dan pada usia setahun menjadi 3 kali berat lahir. Tapi patut dicatat, hitung-hitungan tersebut bukan harga pas.
berat badan : 10 kg
Panjang Badan menurut Umur (PB/U) Cara: membaringkan bayi dalam posisi lurus, kemudian diukur panjang badannya dari ubun-ubun sampai ujung kaki dengan menggunakan alat ukur footboard (seperti penggaris kayu) yang dapat digerakkan agar mendapat hasil yang akurat. Catatan: secara kasar pada umur 1 tahun panjang bayi mencapai satu setengah
kali panjangnya waktu lahir, dan umur 4 tahun 2 kali panjang waktu lahir.
panjang badan : 75 cm Interpretasi BB dan PB : Normal
bulan, lingkar kepala akan bertambah kurang lebih 8,5 cm menjadi 43,5 cm dan pada usia setahun akan bertambah sekitar 12 cm dari waktu lahir, yaitu menjadi sekitar 47 cm.
lingkar kepala ini wajib dilakukan secara rutin pada bayi kurang dari usia 2 tahun.
Ukuran lingkar kepala ini penting karena berkaitan dengan volume otak. Jika ukuran kepala bayi membesar terlalu cepat, kemungkinan ia menderita hidrosefalus. Sedangkan jika ukuran lingkar kepala tak tumbuh-tumbuh, dikhawatirkan ia menderita mikrosefali. Keduanya adalah masalah serius yang berhubungan dengan otak, sehingga berhubungan dengan kecerdasannya kelak. lingkar kepala : 43 cm Interpretasi : Lingkar kepala Normal
Keseimbangan fungsional
Pemeriksaan ini dikhususkan untuk melihat keseimbangan saat anak melakukan aktifitas seperti duduk, merangkak, berlutut, berdiri dan berjalan
serta melompat pada anak., apakah aktifitas tersebut pada anak terganggu
atau normal. Sepetri halnya pemeriksaan DDST, pemeriksaan keseimbangan fungsional dilakukan saat anak sudah mulai belajar duduk sampai berjalan
+ + + + + +
Nyeri Gerak : 6,1 Nyeri Diam : 0 Nyeri Tekan : 0 interpretasi : ada nyeri hanya saat di gerakkan pasif. Jika pasien bergerak sendiri, tidak ada nyeri.
Sejak Lahir
Sejak Lahir Sejak Lahir Sejak Lahir 8-9 Bulan 3 Bulan
6 bulan
9-10 bulan 3 bulan 5-6 bulan Seterusnya ada 21 bulan
interpretasi : normal
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
1. Pemeriksaan Ultrasound 2. Foto roentgen
Pemeriksaan US
Adalah pemeriksaan dengan menggunakan
FOTO ROENTGEN
Pada pemeriksaan ini diperoleh hasil yakni pada gambaran antero-posterior terlihat os. Talus bergeser ke arah lateral.
DIAGNOSIS
Gangguan gerak dan fungsi berjalan akibat pes equinovarus dextra 1 tahun yang lalu
Intervensi FT
Problematik FT Program pelaksanaan FT Intervensi FT
Problematik FT
Posisi equines kaki dengan kecenderungan pemendekan group otot plantar flexor dan ligamentum deltoideum. Keterbatasan sendi secara aktif dan pasif kearah eversi, abduksi, pronasi dan dorsi flexi Kelemahan group otot dorsi flexor Terganggunya ADL Tungkai dan kaki khususnya saat mulai berlutut, berdiri, berjalan dan melompat
Primer
Posisi equines kaki dengan kecenderungan pemendekan group otot plantar flexor dan ligamentum deltoideum
sekunder
Kompleks
Keterbatasan sendi secara aktif dan pasif kearah eversi/ abduksi/ pronasi dan dorsi flexi Kelemahan group otot dorsi flexor
Gangguan aktivitas fungsional pada tahap tumbuh kembang (saat mulai berdiri, berjalan, melompat & berlari)
Program pelakasanaa FT
Tujuan jangka Pendek: Mengoreksi posisi equinus dari kaki/tulang kaki Mencegah pemendekan otot/jaringan lunak lebih lanjut Mengeleminir deformitas aquinovarus Mencegah keterbatasan sendi dan meningkatkan/ mempertahankan LGS sendi pergelangan kaki dan kaki (Ankle dan Foot)
Tujuan Jangka Panjang: Mengembalikan posisi kaki kearah normal semaksimal mungkin Mengembalikan fungsi ADL kaki/tungkai dalam rangka mempersiapkan tumbuh kembang penderita saat mulai berdiri, berjalan atau melompat dan berlari.
Intervensi FT
No. 1 Problem FT Deformitas Pes Equinovarus Modalitas Terpilih Koreksi postur (Pes equinus) Dosis F : setiap hari I : 3 - 8 rpt T : manipulasi exc. T : 5 menit F : 1 x sehari I : 3x perlakuan (1x perlakuan, 8x hitungan) T : Pasif exercise movement T : 30 s F : 3x/minggu I : 3x8 rpt T : ROM Exrecise pasif 2) T : 10 menit
Stiffnes
Exercise
Exercise terapi
No. 4
Problem FT Kontraktur
Dosis F : 3 kali seminggu I : 2x10 rpt T: Eversi+Dorsoflexi Streching sisi medial kaki T : 10 detik F : 3x/minggu I : 3x8 rpt T : bermain T : 10 menit
Exercise terapi
6.
Gangguan ADL
ADL duduk
ADL berdiri
Tata cara
Buka spalak Traksi calcaneus + supinasi posisi netral (setiap hari) Traksi calcaneus + supinasi posisi netral (setiap hari) + dorso fleksi
Pasca operasi
Setelah operasi, dilakukan pemasangan Splinting atau gibs selama 3-4 bulan postoperation. Penggunaan splint pasca operasi biasanya menggunakan Denis Brown Splint
Evaluasi
Problem
Deformitas Pes Equinovarus Stiffnes Keterbatasan ROM Ankle and Foot Kontraktur Kelemahan Otot Gangguan ADL & koordinasi
Sebelum
Setelah
Parameter
Mirror? ROM Gonio
interpretasi
KEMITRAAN
Daftar Pustaka
Suharto, dkk. Fisioterapi pediatrik. Poltekes Makassar. 2011 Long M. Toby, dkk. Pediatric physical therapy. Lippincot william wilkinds. 2001 A.vizniak nikita. Muscle manual.
www.prohealthsys.com
Sugiarmin, M dan Muslim Ahmad (1996), Ortopedi Dalam Pendidikan Anak Tunadaksa. DIRJEN DIKTI, DEPDIKBUD