You are on page 1of 2

Gambaran klinis Perdarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama dan pertama dari

plassenta previa. Perdarahan dapat terjadi selagi paenderita tidur atau bekerja biasa. Perdarahan pertama biasanya tidak banyak, sehingga tidak akan berakibat fatal. Akan tetapi, perdarahan berikutnya hamper selalu lebih banyak daripada sebelumnya, apalagi sebelumnya telah dilakukan pemeriksaaan dalam. Walaupun perdarahannya sering dikatakan terjadi pada triwulan ketiga, akan tetapi tidak jarang oula dimulai sejak kehamilan ke 20 minggu karena sejak itu segmen-bawah uterus telah terbentuk dan mulai elebar serta menipis. Dengan bertambah tuanya kehamilan, segmen-bawah uterus akan lebih melebar lagi, dan serviks mulai membuka. Apabila plasenta tumbuh pada segmen bawah uterus, pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat di situ tanpa terlepasnya sebagian plasenta dari dinding uterus. Pada saat ini mulailah terjadi perdarahan. Darahnya berwarna merah segar, berlainan dengan darah yang disebabkan oleh solusio plasenta yang berwarna kehitam-hitaman. Sumber perdarahannya ialah sinus uterus yang terobek karena terlepasnya plasenta dari dinding uterus, atau karena robekan sinus arginalis dari plasenta. Perdarahannya tidak dapat dihindarkan karena ketidakmampuan serabut ott segmen bawah uterus untuk berkontraksi menghentikan perdarahan itu, tidak sebagaimana serabut otot uterus enghentikan perdarahan pada kala III dengan plasenta letaknya normal. Makin rendah letak plasenta, makin dini perdarahan terjadi. Oleh karena itu, perdarahan pada plasenta previa totalis akan terjadi lebih dini daripada plasenta letak rendah, yang mungkin baru berdarah setelah persalinan mulai. Turunnya bagian terbawah janin ke dalam pintu-atas panggul akan terhalang karena adanya plasenta dibagian bawah uterus. Apabila janin dalam presentasi kepala, kepalanya akan didapatkan belum masuk ke dla pintu-atas panggul yang mungkin karena plasenta previa sentralis; mengolak ke samping karena plasenta previa partialis; menonjol di atas simfisis karena plasecta previa posterior; atau bagian terbawah janin sukar diditentukan karena plasenta previa anterior. Tidak jarang terjadi kelainan letak, seperti letak-lintang atau letak-sunsang. Nasib janin tergantung dari banyaknya perdarahan, dan tuanya kehailan pada waktu persalinan. Perdarahan mungkin masih dapat diatasi dengan transfuse darah, akan tetapi persalinan yang terpaksa diselesaikan dengan janin yang masih premature tidak selalu dapat dihindarkan. Apabila janin telah lahir, plasenta tidak selalu mudah dilahirkan karena sering mengadakan perlekatan yang erat dengan dinding uterus. Apabila plasenta telah lahir, perdarahan postpartum sering kali terjadi karena kekurang-mampuan serabut-serabut otot segmen-bawah uterus untuk berkontraksi menghentikan perdarahan dari bekas insersio plasenta; atau, karena perlukaan serviks dan segmenbawah uterus yang raput dan mengandung banyak pembuluh darah besar, yang terjadi bila persalinan berlansung pervaginam.1 Patofisiologi Implantasi plasenta diprakarsai oleh embrio ( embrio plate ) menempel di bagian bawah ( caudad ) rahim . Denganpertumbuhan dan perlekatan plasenta , plasenta berkembang mungkin menutupi os serviks . Namun, diperkirakan bahwa suatu vaskularisasi desidua yang rusak terjadi pada serviks ,

mungkin ini sekunder terhadap inflamasi atau perubahan atrofik . Dengan demikian , bagian dari plasenta memiliki perubahan atrofi mengalami bisa bertahan sebagai vasa previa . Sebuah penyebab utama perdarahan trimester ketiga , plasenta previa menyajikan klasik perdarahan tanpa rasa sakit . Perdarahan diduga terjadi berhubungan dengan perkembangan segmen bawah rahim pada trimester ketiga . Perlengketan plasenta terganggu karena daerah ini secara bertahap menipis dalam persiapan awal persalinan . Ketika ini terjadi, perdarahan terjadi di lokasi implantasi sebagai rahim tidak dapat berkontraksi dengan cukup kuat dan menghentikan aliran darah dari pembuluh terbuka . Thrombin yang dilepaskan dari area perdarahan mempromosikan kontraksi rahim dan mengarah ke lingkaran setan perdarahan - kontraksi - pemisahan plasenta perdarahan.2

Patogenesis Patogenesis plasenta previa tidak diketahui. Satu hipotesis adalah bahwa kehadiran area endometrium suboptimal dalam rongga rahim bagian atas karena operasi sebelumnya atau kehamilan mempromosikan implantasi trofoblas, atau pertumbuhan searah trofoblas terhadap rongga rahim yang lebih rendah. Hipotesis lain adalah bahwa luas permukaan plasenta sangat besar, seperti pada kehamilan multipel atau sebagai respons terhadap penurunan perfusi uteroplasenta, meningkatkan kemungkinan bahwa plasenta akan menutupi atau mengganggu pada os serviks.3

Daftar pustaka 1. Hanifa Wiknjosastro. Perdarahan antepartum: plasenta previa. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. 2007. P362-376 2. Saju J., Lorene T. dan Ryan A. S. Placenta previa. Accessed on 1 december 2013 at: http://emedicine.medscape.com/article/262063-overview#showall. 3. Charles J. K., Karen R., Deborah L. dan Susan M. R. Clinical features, diagnosis, and course of placenta previa. Accessed on 1 december 2013 at: http://www.uptodate.com/contents/clinicalfeatures-diagnosis-and-course-of-placenta-previa.

You might also like