You are on page 1of 11

LAPORAN UAS REKAYASA STRUKTUR DAN SIFAT MATERIAL

MATERIAL AKUSTIK STUDIO REKAMAN

Oleh: Aditya Muhtadi Lasimun Ainur Rofiq Firdaus (33979) (33963) (34098)

PROGRAM STUDI FISIKA TEKNIK JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2011

A. STUDIO MUSIK/REKAMAN Menurut wikipedia, studio musik adalah ruangan atau sekelompok ruangan yang digunakan untuk berlatih musik. Sebagian besar studio musik memiliki alat-alat musik lengkap seperti: drum, guitar, keyboard, bass, amplifier, mixer, microphone. Biasanya kebanyakan orang menggunakan studio musik sebagai sarana latihan, dan ada juga orang yang menggunakan studio musik sebagai tempat rekaman kebanyakan orang di sekitar kita membuat studio musik sebagai tempat rental. Semakin banyak orang membuat studio musik maka semakin banyak musisi di dunia, tapi jangan salah kemungkinan besar studio musik yang dicari merupakan studio musik yang memiliki kualitas yang bagus dan tempatnya nyaman, karena itu masih banyak studio musik yang tidak memiliki pelanggan. Studio rekaman merupakan tempat untuk merekam musik yang sudah dibuat yang kemudian siap dikemas dan kemudian akan dijual. Studio ini berisikan alat musik yang hanya di pakai untuk kegiatan rekaman dengan tambahan ruangan untuk operator (orang yang mengawasi selama kegiatan rekaman

berlangsung). Studio rekaman memerlukan penanganan akustik yang berbeda karena ruangan ini harus dapat mendukung tiap frekuensi suara yang bermacam-macam dari alat-alat musik yang terlibat dalam proses rekaman. Oleh karena itu studio rekaman ini dibagi menjadi dua area: live area dan dead area. Live area adalah suatu daerah pada studio musik yang cukup memantulkan suara, sementara dead area adalah area yang menyerap suara dan cenderung memperkuat suara bass dengan resonansi dindingnya. Studio rekaman merupakan salah satu contoh ruang anechoic (anechoic chamber), yakni suatu ruangan dimana permukaan dalam ruang seluruhnya sangat menyerap, sehingga komponen suara yang sampai ke pendengar hanyalah komponen langsung saja. Untuk studio, pada umumnya memang tidak diperlukan dengung yang panjang, baik untuk musik maupun speech, biasanya memang berada pada orde 0,3 0,4 detik. Untuk waktu dengung, RT pada frekuensi 500 Hz atau 1000 Hz, biasanya digunakan sebagai standar desain, tetapi karena secara natural suara merupakan fungsi frekuensi, maka

perhitungan RT secara broadband (pada umumnya 1 oktaf band) juga diperlukan, terutama apabila ruangan digunakan untuk keperluan-keperluan khusus dan critical yang memerlukan perhatian pada frekuensi rendah (2000 Hz) (Sarwono, 2008).

Sumber: Atmaja, Y. D (2010) B. PRINSIP & TEKNIK PEREDAM SUARA Teknik peredam suara adalah bagaimana material yang dipasang pada permukaan ruangan dan memblok suara dari dalam maupun luar dari berbagai macam frekuensi suara dan kekuatannya. Material yang digunakan adalah kombinasi dari material keras dan lembut. Material yang keras digunakan untuk memblok suara frekuensi tinggi 800 Hz 1,5 KHz, sedangkan material yang lembut digunakan untuk menyerap suara, digunakan untuk memblok frekuensi rendah 400 Hz - 800 Hz. Adalah mungkin untuk memblok 100 persen suara didalam ruangan, apabila 2 (dua) kondisi tercapai, antara lain: Adanya indikator stimulus suara dari luar ruangan yang berkisar antara 50 70 dB, dari berbagai frekuensi. Frekuensi tinggi antara 800 Hz 1,5 KHz, dapat diblok secara bagus. Tetapi, sangat tidak mungkin pada ruangan musik dan musik terbuka, yang mana suara yang keluar sangat bervariatif. Selain kondisi diatas, kata soundproof ataupun peredam suara, pada dasarnya tergantikan oleh insulasi suara, yang mana suara tidak dapat 100 persen terblok (http://www.peredam.com/).

C. KARAKTERISTIK AKUSTIK STUDIO REKAMAN Ruang ini dibuat tanpa bukaan, untuk menghindari suara dari luar masuk ke studio dan sebaliknya. Membutuhkan sound proofing yang baik. Adanya ruang perantara untuk menambah perlindungan akustik ruang. Ukuran dan bentuk studio yang optimum harus diadakan. Derajat difusi yang tinggi harus dijamin. Karakteristik dengung harus ideal. Cacat akustik harus ditiadakan. Bising dan getaran harus diminimalisir.

Ada 2 hal yang perlu diperhatikan saat membangun studio rekaman, yaitu: insulasi (membuat ruangan kedap suara atau soundproof), yaitu membuat ruangan terisolasi secara akustik dari lingkungan sekitarnya. pengendalian medan akustik ruangan, yaitu mengkondisikan ruangan agar berkinerja sesuai dengan fungsinya. Khusus untuk studio rekaman, diperlukan konstruksi bangunan dari bahan yang memiliki tingkat insulasi tinggi. Karena kebutuhan akan tingkat ketenangan sangat tinggi, maka ruang studio rekaman bisanya dirancang masif (tertutup) dengan menggunakan sistem ventilasi buatan. Namun demikian, bila studio tersebut tidak memiliki sumber listrik sendiri, maka perlu kiranya diantisipasi sebelumnya akan adanya lubang-lubang yang dapat dibuka saat aliran listrik terputus dan dapat dimanfaatkan untuk memasukkan cahaya. Penempatan dan bahan lubang seyogyanya dipilih untuk mengurangi kemungkinan masuknya kebisingan ke dalam studio.

D. MATERIAL AKUSTIK STUDIO REKAMAN


Material akustik adalah material teknik yang fungsi utamanya adalah untuk menyerap suara/bising. Setiap material akustik memiliki nilai kemampuan penyerapan bunyi yang berbedabeda, tergantung dari koefisien absorpsi/serapnya. Koefisien absorpsi adalah ukuran seberapa

besar efisiensi permukaan atau material dalam menyerap suara. Untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan, studio rekaman harus didesain untuk menyerap bunyi. Berikut adalah beberapa koleksi bahan yang cocok untuk studio rekaman:

1. Gypsum Penggunaan gypsum berfungsi sebagai dinding pertama (dibutuhkan material berat). Papan gypsum bersifat tahan api, awet, dan tidak menimbulkan emisi gas formaldehida.

sumber: woodsgold.com 2. Rock wool Penggunaan rock wool pada dinding studio musik dan lantai. Rock wool terbuat dari bahan tambang fiber ringan dengan inti berupa batu alam yang dipadukan dengan damar panas. Keunggulan dari rockwool, diantaranya: a) Memiliki daya konduksi termal yang rendah. b) Dapat digunakan pada suhu 1000C sampai 8200C. c) Tidak mudah terbakar. d) Kedap suara. e) Tidak berkarat/berjamur. sumber: indonetwork.co.id

3. Plywood Plywood terbuat dari beberapa lembaran tipis, atau lapisan yang arah seratnya disusun saling melintang antara lembaran bawah dengan lembaran bagian atas secara bersamaan dengan lem khusus di bawah tekanan besar sehingga didapatkan ketebalan tertentu. Lembaran-lembaran tersebut biasanya diperoleh dari proses pengupasan kayu log secara rotary. Dari proses ini diperoleh lembaran yang lebar dan panjang pada ketebalan yang kecil (0,3 mm - 3 mm). Dari konstruksi yang digunakan untuk membuat plywood, maka bahan ini sangat tahan terhadap resiko pecah/retak, melengkung atau melintir yang tergantung pula pada ketebalannya. Dimulai dari standar ketebalan 3 mm, 4 mm, 6, 9, 12, 15, 18 mm dan seterusnya. sumber: kaskus.us

Kelebihan plywood adalah karena daya tahannya terhadap penyusutan kayu dan ukuran panjang lebar yang tidak mungkin didapatkan dari kayu solid pada posisi kualitas yang sama. 4. Glass wool Glass wool merupakan material yang terbuat dari fiberglass. Glass wool dugunakan untuk

mengurangi pantulan dalam rongga atau untuk menyerap standing wave yang terjadi. Glass wool mempunyai keefektifan lebih tinggi dalam sumber: itrademarket.com

menyerap suara. 5. Karpet Penggunaan karpet berfungsi sebagai peredam

getaran/penyerap gema. Karpet tebal juga sangat efektif meredam bunyi diatas lantai yang tidak dikehendaki, seperti langkah kaki. sumber: indonetwork.co.id 6. Gabus/busa peredam Gabus/busa peredam memiliki fungsi yang dapat meredam bunyi (menyerap gelombang bunyi/suara dengan baik).

sumber: kaskus.us Kegunaan dari adanya peredam suara pada studio rekaman, yaitu: 1. Melindungi telinga dari risiko tuli (cacat pendengaran) efek dari frekuensi tinggi. 2. Menambah kualitas kenyamanan harmonisasi musik ( acoustical) terhadap gema. 3. Dengung (reverb), dan bising yang berasal dari musik dan pantulan dinding di dalam ruangan. 4. Menahan suara (block) di dalam ruangan sehingga suara mengurangi tingkat kebocoran suara yang keluar. 5. Menyerap gema (acoustical) guna meng-absorb kebisingan suara yang berlebih atau pantulan-pantulan suara. 6. Menambah kualitas suara pada musik sehingga musik dapat didengar dengan jelas dan dapat diserap dengan lebih baik oleh telinga.

Material/bahan penyerap suara umumnya bersifat lunak, berserat, dan banyak memiliki pori, sedangkan bahan pemantul biasanya keras dan tertutup porinya. Contoh bahan penyerap: rockwool, cellulose fibre, kapuk, acoustic tile, spons, karpet, dsb. Contoh bahan pemantul: beton, gypsum, batako, dsb. Saat kita mendesain porsi penyerapan dan pemantulan studio rekaman, maka medan suara yang kita kendalikan adalah yang berada dalam ruangan. Bila diinginkan suara dari dalam ruangan tidak ingin terdengar dari luar (dan sebaliknya suara dari luar tidak nyelonong masuk ruangan) maka perlu juga didesain sistem insulasi ruangan. Ide dasar insulasi adalah tutup semua celah yang memungkinkan suara lewat dan gunakan massa sebesar mungkin. Bahan yang efektif untuk menginsulasi suara adalah bahan dengan massa yang besar sehingga memiliki sound transmission loss yang cukup tinggi dan mampu mengurangi rambatan getaran. Salah satu contoh bahan yang memenuhi syarat tersebut adalah Acourete Mat yang memiliki sound transmission loss yang cukup besar yaitu 17 dB pada frekuensi 125 Hz, 31 db pada 1000 Hz dan 52 dB pada 4000 Hz. sumber: acousticrt60.com

E. PERANCANGAN STUDIO REKAMAN Andaikan kita memiliki suatu ruangan seperti di samping ini dimana kita memiliki keinginan untuk mengubahnya menjadi

sebuah studio rekaman. Hal yang perlu dilakukan ialah menyelesaikan persoalan

akustik pada lantai, plafon, dan dinding ruangan. Penyelesaian Akustik Lantai Studio Rekaman sumber: gearslutz.com

Untuk mengurangi masuk dan keluarnya getaran dari luar dan dari dalam studio, lantai studio sebaiknya dirancang dengan model lantai ganda (raised-floor). Sistem lantai ganda ini idealnya terbuat dari material yang berbeda agar getaran tidak mudah diteruskan. Sebagai contoh, lantai utama dipilih dari material beton cor, kemudian lantai kedua disusun dari rangka besi atau kayu, dan ditutup dengan papan kayu atau plywood. Faktor lainnya,

peletakan kedua lantai tersebut juga disusun tidak menempel satu dengan yang lain (ada ruang yang di antara keduanya yang berisi udara), sehingga peredaman getaran lebih maksimal. Di dalam rongga antara ini dapat diletakkan selimut akustik (misalkan glass wool atau rock wool). Ada baiknya pula pada lantai studio dilapisi dengan karpet tebal. Penggunaan karpet berfungsi sebagai peredam getaran/penyerap gema. Selain itu, karpet tebal juga sangat efektif meredam bunyi di atas lantai yang tidak dikehendaki, seperti langkah kaki. Penyelesaian Akustik Plafon Studio Rekaman Untuk mengurangi getaran, konstruksi plafon ruang studio idealnya tidak dipasang menempel pada rangka atap, namun dipasang menggantung. Rangka plafon dapat dibangun memakai bahan yang umum dipergunakan sepeti baja, alumunium, atau kayu. Selanjutnya rangka ini ditutup papan kayu atau plywood, dan dilapisi acoustic tile. Selain dilapisi acoustic tile yang secara umum hanya baik untuk menyerap bunyi berfrekuensi tinggi, untuk menyerap bunyi berfrekuensi rendah dapat pula dipasang papan penyerap dengan posisi sejajar dinding (tegak lurus plafon). Papan penyerap ini bisa jadi berupa panel-panel mendatar atau berbentuk bola-bola bersegi banyak seperti lampion. Penyelesaian Akustik Dinding Studio Rekaman Seperti halnya lantai, untuk mengurangi getaran, idealnya dinding studio dirancang sebagai dinding ganda dari bahan yang berbeda, dengan rongga antara berisi udara. Untuk meningkatkan kemampuan peredaman getarannya, maka dalam rongga udara juga dapat diletakkan glass wool. Selanjutnya finishing dinding dilakukan dengan bahan lunak yang menyerap bunyi, seperti acoustic tile, softboard, ataupun karpet yang ditempelkan pada dinding.

Model lantai ganda (rangka kayu)

Rock wool diletakkan di dalam rangka kayu

Lantai ditutup dengan plywood

Lantai ditutup dengan plywood

Studio rekaman

Studio rekaman

DAFTAR PUSTAKA Atmaja, Y. D. 2010. Waktu Dengung (Reverberation Time) http://infomedia.com Sarwono, 2008. Fenomena Akustik Dalam Ruang Tertutup http://jokosarwono.wordpress.com (diakses 14 Juni 2011 pukul 07.22 WIB) http://www.acousticrt60.com/acourete%20mat%20resin.html http://gearslutz.com http://id.wikipedia.org/wiki/Studio http://www.peredam.com/Techniques%20&%20Principles.html http://santii.blog.uns.ac.id/files/2010/11/kebisingan-di-studio-musik.pdf http://solfegio.indonesianforum.net http://www.tentangkayu.com/2008/01/memahami-plywood-sebagai-bahan.html http://tugasakhirstudiorekaman.wordpress.com http://vokuz.com

Sumber: solfegio.com

You might also like