You are on page 1of 4

A. Tipe Kontrol Internal. 1. Tipe Kontrol Internal Berdasarkan tujuannya.

Tipe Kontrol Deteksi Dipergunakan setelah terjadinya kesalahan perilaku. Kontrol tersebut dapat berjalan efektif jika deteksi dilakukan secara tepat waktu dan berhasil menghentikan perilaku tersebut serta memperbaiki efek yang ditimbulkannya.

Tipe Kontrol Pencegahan Dipergunakan untterjuk mencegah terjadinya kesalahan perilaku. Kontrol tersebut dijalankan ada tahapan awal dengan melakukan berbagai tidakan preventif untuk menghindari pengeluaran biaya akibat adanya perilakau yang tidak dibutuhkan.

2. Tipe Kontrol Internal Berdasarkan Intensitas Kontrol. Kontrol Spesifik Kontrol spesifik pada umumnya diterapkan pada proses transaksi dan penanganan asset dimana satu tipe kesalahan atau lebih dapat terjadi Kontrol Umum Kontrol ini ditujukan untuk menciptakan lingkungan yang kundusif bagi kontrol internal yang benar dan untuk mendukung serta menjamin fungsi kontrol spesifik. Dua cara pengklasifikasian kontrol internal ini dapat digambarkan dalam matrik sebagai berikut : Tujuan Pencegahan Deteksi

Spesifik Intensitas Umum

1 3

2 4

Penjelasan Matrik Sel 1 : Kontrol Spesifik Pencegahan 1. Pembatasan akses terhadap area diamana aset-aset berharga atau catatan-catatan penting disimpan. Pembatasan ini dapat berupa adanya akses keamanan atau password untuk mengakses data-data penting. 2. Pembagian tugas, pengendalian seperti ini dapat berupa memisahkan bagianbagian tertentu yang dianggap vital, contohnya bagian Kas dan Bagian Piutang. 3. Validasi data sebelum dimasukkan. Pemeriksaan otorisasi antara fisik maupun berkas untuk melihat kebenaran setiap transaksi. Sel 2 : Kontrol Spesifik - Deteksi

1. Perekonsiliasian perhitungan inventaris secara berkala bersama dengan pencatatan inventaris. Pengendalian ini dapat membantu terdeteksinya kesalahan-kesalahan perilaku, serta dengan cepat melakukan perbaikan terhadap dampak yang ditimbulkan. Contoh : Pencurian Inventaris. 2. Bentuk Prenumered. Dengan adanya pemberian nomor-nomor unik pada berkas ataupun aset berharga lainnya dapat menjamin bahwa tidak ada yang hilang atau disalahgunkan. 3. Rekonsiliasi pada Laporan Neraca dengan catatan yang berada pada kantor pusat. Dengan adanya pengendalian ini, maka akan diketahui kesalahan-kesalahan yang terjadi dengan membandingkan komputer di tiap divisi dengan komputer yang ada pusat. Sel 3 : Kontrol GeneralPencegahan 1. Pelatihan. Dengan adanya pelatihan, maka karyawan akan lebih kompeten, terlatih, dan berintegritas tinggi dalam menjalankan tugas sehingga sedikit sekali kesalahan yang akan terjadi. 2. Rencana Organisasi yang efektif. Dengan adanya rancangan organisasi, pembagian tugas yang jelas, pola organisasi, dan prosedur teknis, akan menjamin tugas-tugas penting tidak dijalankan oleh karyawan yang tidak tepat. 3. Kode Aturan. Kode etik yang diterapkan oleh suatu entitas akan menjadi acuan karyawan dalam bertindak, sehingga semua tindakan sedikit kemungkinan yang akan melenceng dari kode etik. Sel 4 : Kontrol GeneralPencegahan 1. Supervisi yang mendeteksi karyawan. Supervisi yang efektif dapat mengobservasi perilaku karyawan serta mendeteksi masalah secara tepat waktu. 2. Menggunakan Tenaga Audit dari luar. Auditor eksternal bermanfaat dalam pengidentifikasian masalah-masalah dalam skala luas. 3. Pemeriksaan laporan keuangan. Memperbandingkan laporan keuangan dengan anggaran, standart dan pengalaman terdahulu dapat mengidentifikasi masalah yang sifatnya materialitas. B. Pengaruh Situasi terhadap Pilihan Kontrol Internal.

Dalam merancang suatu sistem engendalian internal, maka para manajer harus memilih kombinasi alat-alat pengendaliannya. Tiap organisasi yang berbeda membutuhkan pemilihan kontrol yang berbeda pula. Pemilihan tersebut tergantung dari empat faktor, yaitu : 1. Tipe Kesalahan dan ketidaksesuaian yang mungkin dihadapi. 2. Biaya terhadap organisasi jika suatu kesalahan atau ketidaksesuaian terjadi. 3. Hubungan kejadian, dari masing-masing tipe kesalahan dan ketidaksesuaian. C. Solusi Terhadap contoh-contoh diatas Kasus pertama mengenai pencurian inventaris. Tindakan pencegahan pada masalah ini tidak jelas karena akses terhadap inventaris tersebut terbatas pada satu karyawan yang dipercaya. Langkah-langkah yang telah diambil perusahaan antara lain : 1. Penjaga bagian produksi yang mengakui telah mencuri inventaris diganti dengan karyawan baru yang lebih dipercaya. 2. Prosedur baru yang terbentuk meminta petugas pemeriksa angkutan untuk menghitung kuantitas muatang yang diangkut pada masing-masing truk dan menandatangani dokumen pengangkutan. 3. Penentuan jadwal perhitungan inventaris secara berkala maupun tiba-tiba.

You might also like