Professional Documents
Culture Documents
Oleh: Fia Rahma Muwachchidatul Ummah Yeni Puri Rahayu (105020301111006) (105020301111027) (105020301111030)
OVERVIEW
OVERVIEW (cont.)
Pengertian Manajemen laba adalah pilihan yang dilakukan oleh manajer mengenai pemilihan kebijakan akuntansi, atau tindakan yang berdampak terhadap laba, untuk mencapai beberapa tujuan spesifik dari pelaporan laba.
OVERVIEW (cont.)
Sudut Pandang Manajemen Laba
Pelaporan Keuangan
Perspektif Kontrak
4
OVERVIEW (cont.)
Dua perspektif Manajemen Laba :
Sudut pandang pelaporan keuangan
Manajer dapat menggunakan manajemen laba untuk membuat analisis tentang peramalan laba, untuk dapat menghindari kerusakan reputasi dan reaksi harga saham yang negative yang dengan cepat juga mengikuti kegagalan untuk memenuhi harapan investor.
OVERVIEW (cont.)
Pemilihan Kebijakan Akuntansi Tindakan Nyata (real variables) Pemilihan metode akuntansi per seDiscretionary accrual
Income Minimization Pola tersebut dapat dipilih oleh perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi. Kebijakan tersebut menyarankan meminimalisasi pendapatan termasuk dengan cepat menghapus asset baik itu tangible maupun intangible.
7
Income smoothing
Dari sudut pandang kontrak, manajer yang menghindari resiko lebih menyukai meratakan pelaporan laba dari waktu ke waktu sehingga mendapatkan kompensasi yang relative konstan.
8
Skema Bonus
10
Item akrual: Beban Amortisasi Peningkatan dalam piutang bersih Peningkatan persediaan Penurunan piutang usaha
12
1.
2.
3.
14
Sweeney (1994): Perusahaan-perusahaan yang melakukan pelanggaran kontrak utang cenderung untuk melakukan adopsi lebih awal standar akuntansi baru ketika hal ini dapat meningkatkan laba bersih yang dilaporkan (reported net income). DeFond dan Jiambalvo (1994): Ditemukan bukti empiris penggunaan discretionary accruals untuk meningkatkan laba yang dilaporkan pada tahun sebelumnya, serta untuk rentang waktu yang lebih pendek yaitu pada tahun 15 terjadinya pelanggaran perjanjian.
16
Maintain Reputation Manajemen Laba dilakukan, untuk mencapai harapan laba perusahaan. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga reputasi perusahaan bahwa perusahaan terlihat dapat memenuhi harapan labanya atau tidak, sehingga masyarakat akan melihat perusahaan tersebut berhasil atau tidak dalam kinerjanya untuk mencapai laba perusahaan.
17
Hughes (1986), menunjukkan bahwa informasi seperti laba bersih dapat berguna dalam membantu perusahaan memberikan sinyal nilai dari perusahaan pada investor. Clarkson, Dontoh, Richardson dan Sefcik (1992), adanya bukti empiris bahwa pasar merespon secara positif terhadap perikiraan laba sebagai sinyal nilai perusahaan. Sehingga menimbulkan kemungkinan bahwa manajer dari perusahaan yang go public akan dapat mengelola laba yang teradapat dalam prospektus mereka sebagai harapan untuk menerima harga saham yang lebih tinggi untuk saham mereka. 18
Menunujukkan kondisi dimana informasi dari dalam yang dimiliki oleh manajemen selalu dapat disampaikan di dalam manajemen laba.
Dimana di dalam perusahaan, manajer memiliki informasi khusus yang merupakan bagian dari keahlian mereka, biasanya informasi tersebut merupakan informasi yang sangat mahal untuk dikomunikasikan pada investor sehingga perlu adanya blocked communication. Manajemen laba, dapat membuka blocked communication agar dapat mengkomunikasikan beberapa informasi kepada pasar.
19
20
Cont..
Dechow, Sloan dan Sweeney (1996), penelitian ini menunjukkan bahwa ada beberapa motivasi dilakukannya manajemen laba. Yang paling umum adalah karena kendala kontrak utang jangka panjang.
Motivasi lain dilakukannya manajemen laba adalah ketika manajer akan meningkatkan modal saham baru dan ingin memaksimalkan hasil dari penerbitan saham tersebut.
Kebijakan akuntansi akrual dapat digunakan untuk menaikkan laba bersih yang dilaporkan, seperti menaikkan pengakuan pendapatan, memperpanjang umur ekonomis asset tetap, dan lain-lain.
21
Cont..
Menurut Hanna (1999), investor dan analis lebih melihat ke laba inti, dan mengabaikan pos luar biasa. Secara tidak langsung bonus manajer tidak terpengaruh oleh biaya non-inti, seperti writedown, dan penyisihan untuk restrukturisasi. Tapi biaya non-inti saat ini meningkatkan penghasilan inti di masa mendatang, melalui amortisasi yang lebih rendah dan penyerapan biaya masa depan. Akibatnya manajer tergoda untuk memanipulasi biaya non- inti. dalam konteks Internasional dipelajari oleh Leuz, Nanda dan Wysocki (2003). Pengukuran mereka terhadap manajemen laba berbeda dari kebijakan pendekatan akrual oleh Jones. Pengukuran: 1. variabilitas laba bersih 2. korelasi antara akrual dan arus kas 3. besarnya total akrual Mereka menghitung rasio terhadap small earnings losses to small gains pada setiap Negara. Rasio yang rendah menganjurkan untuk melakukan manajemen laba agar menghindari small losses.
22
Implikasi akuntan untuk mengurangi manajemen laba yang buruk adalah dengan meningkatkan pengungkapan yang lengkap (full disclosure). Full disclosure akan membantu investor untuk mengevaluasi laporan keuangan dengan mengurangi kerentanan terhadap perilaku yang bias, mengurangi kemampuan manajer untuk mengeksploitasi poor corporate governance dan pasar yang tidak efisien.
24
KESIMPULAN
1 2 3
Memberi keleluasaan bagi manajer untuk bertindak terhadap realisasi yang tidak diantisipasi ketika kontrak sangat ketat dan tidak lengkap.
Manajemen laba dapat menyajikan sebagai sarana komunikasi yang dapat dipercaya untuk diinformasikan kepada investor. Manajemen laba, apakah baik atau buruk tergantung bagaimana penggunaannya. Akuntan dapat mengurangi tingginya manajemen laba yang buruk dengan menerapkan full disclosure.
25
Thank You.....
26