You are on page 1of 0

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Memasuki era ASEAN Free Trade Area ( AFTA ) menyebabkan
persaingan yang semakin sengit dikalangan dunia industri. Peningkatan
kualitas amat sangat dibutuhkan agar dapat bersaing dengan produk produk
yang datang dari luar negeri. Tidak terkecuali dengan industri protesa kaki
palsu, riset dan pengembangan teknologi sangatlah diperlukan guna
meningkatkan daya saing.
Menurut badan kesehatan se dunia WHO menyebutkan bahwa jumlah
penyandang cacat di Indonesia 10% dari penduduknya atau sekitar 23.000.000
jiwa. Kecacatan yang paling banyak dialami di 9 propinsi di Indonesia adalah
cacat kaki (21,86%), mental retardasi (15,41%) dan bicara (13,08%) (data
penyandang cacat klasifikasi ICF bekerjasama dengan PT. Surveyor Indonesia
(Persero) - 2009). Data di atas menunjukkan bahwa tingginya kebutuhan akan
protesa kaki palsu di Indonesia.
Selama ini sebagian besar kaki palsu adalah tipe eksoskeletal yang
lebih ditujukan untuk pemenuhan kosmetik (metanews.com). Minimnya
penelitian tentang protesa kaki palsu endoskeletal menyebabkan protesa tipe
ini kurang populer. Padahal protesa endoskeletal adalah yang paling banyak

2
digunakan pada negara maju dan berkembang karena lebih mengutamakan
fungsi selain dari kosmetiknya. Teknologi protesa di luar sudah jauh lebih
maju daripada di Indonesia, oleh karena itu kita bisa megadopsi teknologi
tersebut untuk kebutuhan dalam negeri.
Reverse engineering, adalah merupakan solusi yang dapat
dipertimbangkan untuk permasalahan pengembangan teknologi protesa kaki
palsu ini. reverse engineering atau perancangan terbalik merupakan rekayasa
dari produk, system, atau prototype yang sudah ada menjadi blue print,
formula, atau model, atau pada tahapan tahapan pendek rekayasa, missal
dari pembangunan ke perancangan saja. Rekayasa dikalukan mulai dari
abstaksi yang lebih tinggi menuju ke setingkat atau beberapa tingkat lebih
rendah ( stefanus 2005 ).
Digital prototyping merupakan prototype yang memiliki sifat analitik.
Kelebihan prototype analitik dibandingkan prototype fisik adalah biaya yang
dikeluarkan untuk prototyping lebih murah dan waktu pembuatan juga relatif
lebih singkat. Hal ini dikarenakan perancang bebas mensimulasikan dan
bereksperimen di dunia maya, tanpa harus khawatir akan kerugian biaya atau
rusaknya produk ketika dilakukan perancangan. Dengan CAD/CAE dalam
bentuk computer aided engineering prosthesis ( CAE Prothesis ),kita dapat
mendapatkan suatu desain protesa yang baik ( accuracy, reproducibility, dan
simplicity ), serta menurunkan waktu proses perancangan atau penyesuaian . (
Isa - 2007 )Dengan hasil desain dan analisa yang didapat dari penggunaan

3
CAE, diharapkan dapat memberikan masukan kepada perusahaan khususnya
mengenai perancangan desain produk, analisa kekuatan bahan, serta simulasi
gerak benda .

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah
Setelah melakukan observasi pada klinik ORPROST dan melakukan
wawancara dengan ahli OP, identifikasi masalah difokuskan pada
pengembangan komponen protesa atas lutut tipe endoskeletal yang merupakan
tipe yang masi belum banyak mendapat perhatian dalam segi pengembangan.
diharapkan dengan penelitian ini bisa menambahkan pengetahuan tentang
teknologi protesa atas lutut yang bisa di adopsi di klinik ORPROST maupun
di industri protesa lainnya.
Sebelum dilanjutkan pada tahap pembahasan berikutnya, adapun
beberapa perumusan masalah yang akan dijawab yaitu :
1. Apakah kebutuhan pasien dan pembuat protesa terhadap protesa atas lutut
tipe endoskeletal ?
2. Teknologi protesa manakah yang bisa dilakukan pengembangan lebih
lanjut ?
3. Material apakah yang paling cocok untuk pembuatan komponen protesa
yang dikembangkan ?
4. Bagaimanakan proses pembuatan komponen protesa ?

4
5. Apakah penelitian dapat menghasilkan digital prototype untuk produk
protesa atas lutut yang dapat memenuhi kebutuhan pasien dan pembuat ?

1.3 Ruang Lingkup
Untuk menjawab permasalah diatas maka dibuat ruang lingkup yang
akan dibahas antara lain :
Produk yang diobservasi hanya komponen dari jenis protesa atas lutut
tipe endoskeletal
Teknologi yang dijadikan acuan adalah teknologi dari Otto Bock
company.
Pemodelan komponen dibuat secara menyeluruh namun detail analisa
hanya pada teknologi komponen yang terpilih.
Penggunaan material hanya terbatas pada katalog material yang ada
pada software Inventor 2010.
Simulasi yang dilakukan pada software Inventor 2010 diasumsikan
bahwa semua parameter berjalan dengan yang seharusnya.



5
1.4 Tujuan dan Manfaat
1.4.1 Tujuan
Berikut ini adalah tujuan dari penelitian yang dilakukan pada klinik
ORPROST, antara lain :
Untuk mengetahuin kebutuhan pasien dan pembuat protesa terhadap
protesa atas lutu tipe endoskeletal.
Untuk mengetahui teknologi apa yang dapat dicoba untuk
dikembangkan di klinik ORPROST.
Untuk mengetahui material apa yang dapat digunakan dalam
pembuatan komponen protesa
Menghasilkan digital prototype untuk produk protesa atas lutut yang
dapat memenuhi kebutuhan pasien dan pembuat.
Untuk mengetahui proses pembuatan protesa atas lutut endoskeletal

1.4.2 Manfaat
Adapun manfaat yang bisa didapat dari penelitian di klinik
ORPROST antara lain :
Menambah dan memperkaya hasil penelitian yang nantinya akan
memberikan kontribusi bagi kemajuan industri protesa di Indonesia
Mengaplikasikan teori digital prototyping dalam pengembangan
produk sehingga kita dapat mendapatkan suatu desain protesa yang

6
baik ( accuracy, reproducibility, dan simplicity ), serta menurunkan
waktu proses perancangan atau penyesuaian.
Dengan analisa CAE kita dapat melihat melalui simulasi terhadap
teknologi yang ingin kita adaptasi apakah memungkinkan untuk
dikembangkan atau tidak.

1.5 Gambaran Umum Objek Penelitian dan Perusahaan
1.5.1 Sejarah Singkat
Ortotik Prostetik sesungguhnya sudah ada / sudah dimulai sejak Jaman
Kuno yaitu kira-kira 2500 tahun sebelum masehi (2500 SM ), ini dapat
dibuktikan dengan adanya Mumi yang menggunakan Splint / alat penguat atau
pengeras yang ada dan tersimpan sampai sekarang di museum Negara Mesir.
Sedangkan orang-orang Romawi dan Yunani telah menggunakan
Ortosa Prostesa kira-kira 900 tahun sebelum masehi ( 900 SM ) yaitu salah
satu contohnya adalah pemakaian baju-baju besi yang digunakan oleh
tentara-tentara Yunani Romawi yang berfungsi sebagai pelindung tubuh dari
serangan senjata musuh.
Perkembangan Ortotik Prostetik mengalami kemajuan yang sangat
pesat baik dilihat dari bidang teknologi maupun sosial yaitu mulai pada abad
ke 16.

7
Sedangkan di Indonesia pada khususnya dan di kawasan Asia pada
umumnya alat-alat Ortotik Prostetik dimulai sesudah perang Dunia ke II
dimana pada saat itu pemberian Ortosa Prostesa dimaksudkan untuk
menolong tentara-tentara yang cacat / sakit akibat perang.
Di Indonesia kota Solo adalah merupakan kota yang pertama kali bagi
perkembangan Ortotik Prostetik yang dirintis dan dibina oleh Prof. Dr.
Soeharso. Pada saat itu (tahun 1946) Prof. Dr. Soeharso mendirikan bengkel
Ortotik Prostetik di sebuah garasi yang kecil yang terletak di samping Rumah
Sakit ( Sekarang RSUD Dr. Soewardi )
Dari Sejak dirintis oleh Prof. Dr. Soeharso (tahun 1946) sampai sekitar
tahun 1982 belum ada sekolah formal yang khusus mempelajari ilmu Ortotik
Prostetik, yang ada hanya kursus-kursus tentang pembuatan alat-alat Ortosa
Prostesa, baru pada pertengahan tahun 1982 dibuka sekolah OP setingkat
sarjana muda yaitu program DIII/OP Akademi Fisioterapi Surakarta dan pada
tahun 1986 meluluskan 15 alumni DIII/OP.
ORPROS'T lahir dari alumni-alumni DIII/OP tahun 1986 antara lain
Sutardi SpOTek, Hari Setiawan SMOP, dan lain-lain yang saat itu ingin sekali
mempraktekan dan sekaligus mengabdikan ilmu OP yang didapat di bangku
kuliah kepada masyarakat umum yang memerlukan.
Seiring dengan perjalanan waktu dan kecanggihan tehkologi maka
ORPROS'T semakin berkembang baik berupa peralatan, mesin, material /
komponen mapun SDM nya, sehingga produk-produk yang dibuat menjadi

8
produk yang bermutu tinggi dan berkualitas dengan tetap memikirkan daya
beli masyarakat. Untuk menciptakan SDM yang terampil dan berkualitas,
maka kami mengirimkan ahli-ahli kami untuk belajar ke luar negeri seperti ke
Swedia, Jerman dan negara-negara maju lainnya dan tetap menjalin hubungan
kerja sama dengan ahli-ahli ortotik prostetik di luar negeri dalam rangka tukar
menukar teknologi.

1.5.2 Pelayanan dan Produksi

1.5.2.1 Konsultasi
Untuk mendapatkan hasil pengobatan yang maximal dan akurat, maka
perlu adanya penatalaksanaan penanganan setiap pasien yang membutuhkan
pelayanan Ortotist Prostetist (Diagnosa yang akurat akan menghasilkan
terapi yang tepat). Untuk itu ORPROST selalu memberikan pelayanan
Konsultasi kepada pasien sebelum pasien menentukan pilihan alat-alat OP
yang akan dipakai, dengan demikian pasien akan merasa puas seperti yang
diharapkan. Komitmen kami adalah Kepuasan pelanggan adalah kepuasan
kami. Dan setiap masyarakat yang ingin berkonsultasi, ORPROST tidak
menarik pembayaran atau GRATIS.

9

Gambar 1.1 Proses konsultasi


1.5.2.2 Protesa
Prostesa atau alat anggota gerak palsu.
Prostesa ini dibagi menjadi :
a. Prostesa anggota gerak atas (tangan palsu atas situ, tangan
palsu bawah siku, kosmetik, fungsional dan lain lain)
b. Prostesa anggota gerak bawah (kaki palsu bawah lutut, kaki
palsu atas lutut, Endoskeletal, Eksoskeletal dan lain lain)
c. Prostesa partial (jari palsu, telinga palsu, mamae palsu,
hidung palsu dan lain lain )

10

Gambar 1.2 Produk protesa
1.5.2.3 Ortosa
Atau alat penguat tubuh yang berfungsi sebagai support, kareksi,
immobilisasi, fixasi mencegah kecacatan lebih lanjut untuk kasus-kasus :
Kelemahan kekuatan otot, kontraktur, salah bentuk, frakture, dislokasi dan
lain lain.
a. Ortosa Anggota Gerak Atas : Cock Up Splint, Aero Splint, Arm
Ortosis, Finger Ortosis, Shoulder Ortosis, Elbow Ortosis, dll.
b. Ortosa Tulang Belakang : Boston, Jewet / Extention Brace, Knight
Taylor, Mill Wauke Brace, Cervical Ortosis, korset lumbal, dan

11
kami mempunyai Ortosa Tulang Belakang / Punggung Unggulan
khususnya untuk kasus Scoliosis ( pembengkokan tulang belakang
ke arah samping ) dengan menggunakan alat ortosa terbaru yang
kita adopsi dari Jerman yaitu dengan menggunakan MSO (
Munster Scoliosis Ortosis ) dan kami adalah satu-satunya di
Indonesia.
c. Ortosa Anggota Gerak Bawah : Long Leg Brace, AFO, KAFO,
Short Leg Brace, Toe Raising Brace, Dorsi Flexi Splint, PTB
Brace, dll.

Gambar 1.3 Produk ortosa

1.5.2.4 Ortopaedie Shoes
Ortopaedie shoes adalah terapi dengan menggunakan modifikasi
sepatu, dan dengan tenaga tenaga terdidik yang profesional akan mampu
hanya dalam 2 hari pesanan sepatu ortopaedi yang sesuai dengan resep dokter

12
siap untuk digunakan, dan di ORPROST menyediakan berbagai material
dengan warna-warna yang menarik sesuai dengan selera dan keinginan pasien.

Gambar 1.4 Produk Ortopaedie shoes


1.5.2.5 Walking Aids
Alat-alat Bantu ambulasi,Tongkat Ketiak, Canadian, Kursi Roda,
Tripod, Paralel Bar, Stick, dan lain-lain dengan material / bahan sesuai dengan
keinginan pasien.

Gambar 1.5 Produk walking aids



13
1.5.26 HOME VISIT
Untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada setiap pasien,
ORPROST akan memberikan kemudahan bagi Pasien yang memiliki
keterbatasan waktu atau halangan tertentu sehingga pasien tidak
memungkinkan bisa berkunjung ke tempat workshop ORPROST. Pasien
cukup menghubungi kami lewat telephone, kami siap untuk mendatangi ke
alamat anda di manapun anda berada.

1.5.2.7 AKOMODASI
Bagi Pasien yang berdomisili di luar kota atau luar Jawa, ORPROST
akan memberikan kemudahan dalam transportasi. Kami akan memberikan
anda fasilitas antar jemput dari & ke bandara / stasiun dan kami juga
menyediakan akomodasi penginapan, dll.

You might also like