You are on page 1of 35

Pedoman Penjaminan

Mutu Sekolah Bertaraf


Internasional
Depertemen Pendidikan Nasional, Direktorat
Jenderal Manajemen Dikdasmen
Direktorat Pembinaan SMA
Tahun 2008

1
Landasan Kebijakan
1. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dalam pasal 50 ayat
(3)
2. UU Nomor 17 tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional tahun 2005-2025.
3. PP No.19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
4. PP No. 38 tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan
Pemerintahan(Pemerintah,Pemerintah
Propinsi,Pemerintah Kabupaten/Kota.
5. Rencana Strategis Depdiknas tahun
2005-2009.
Tujuan

Memberikan penjelasan dan ketentuan


secara umum bagi para pemangku
kepentingan pendidikan di tingkat pusat,
provinsi, kab/kota, dan sekolah dalam
menyelenggarakan sekolah Bertaraf
Internasional yang berlandaskan pada
peraturan Undang-Undang.
Konsepsi dan Karakteristik
SBI
1. Memenuhi seluruh Standar Nasional
Pendidikan
2. Diperkaya dgn mengacu pada standar
pendidikan salah satu negara anggota
OECD atau negara maju lainnya yang
mempunyai keunggulan tertentu dalam
bidang pendidikan.
3. Memiliki daya saing global, yaitu siswa
lulusan SBI dapat :
a. lulus/diterima di perguran tinggi bertaraf
internasional di dalam/luar negeri.
a. Mengikuti sertifikasi bertaraf internasional
b. Meraih medali tingkat internasional pada
berbagai kompetisi sains/teknologi.
Karakteristik
Pengakuan internasional terhadap proses
dan hasil atau keluaran pendidikan yang
berkualitas dan teruji dalam berbagai aspek.

Pengakuan internasional: penggunaan


standar pendidikan internasional

Bukti : hasil sertifikasi berpredikat baik dari


salah satu negara anggota OECD/negara
maju lainnya yg memiliki keunggulan
tertentu dlm bidang pendidikan
Penjaminan Mutu
Sekolah Bertaraf Internasional
1. Akreditasi
2. Kurikulum
3. Proses Pembelajaran
4. Penilaian
5. Pendidik
6. Tenaga Kependidikan
7. Sarana dan Prasarana
8. Pengelolaan
9. Pembiayaan
I. Akreditasi
 Mutu SBI dijamin dengan keberhasilan
memperoleh akreditasi yang sangat baik.

 Sertifikat akreditasi “predikat A” dari Badan


Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah menjadi
prasyarat utama

 Pencapaian indikator kinerja kunci tambahan,


yaitu hasil akreditasi yang baik dari salah satu
negara anggota Organization for Economic Co-
operation and Development (OECD) dan/atau
negara maju lain yang mempunyai keunggulan
tertentu bidang pendidikan.
II. Kurikulum
 Mutu SBI dijamin dengan keberhasilan
melaksanakan kurikulum secara tuntas.
 Pencapaian indikator kerja kunci minimal:
 Menerapkan KTSP
 Menerapkan sistem SKS di SMA
 Memenuhi Standar Isi
 Memenuhi Standar Kompetensi Lulusan
 Pencapaian indikator kinerja kunci
tambahan:
 Sistem administrasi akademik berbasis TIK
 Muatan mata pelajaran setara atau lebih tinggi
dari sekolah unggul pada salah satu negara
anggota OECD atau negara maju lainnya.
 Menerapkan standar kelulusan sekolah yang lebih
tinggi dari Standar Kompetensi Lulusan.
III. Proses Pembelajaran
 Mutu SBI dijamin dengan keberhasilan
melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan
efisien.
 Ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci
minimal, yaitu memenuhi Standar Proses.
 Ditandai pula dengan Pencapaian indikator kinerja
kunci tambahan:
 PBM semua Mapel menjadi teladan bagi sekolah lainnya
dalam pengembangan akhlak mulia, budi pekerti luhur,
kepribadian unggul, kepemimpinan, jiwa entrepreneural,
jiwa patriot dan jiwa inovator.
 Diperkaya dengan model proses pembelajaran dari sekolah
unggul dari salah satu negara OECD dan atau negara maju
lainnya.
 Menerapkan pembelajaran berbasis TIK pada semua mata
pelajaran.
 Pembelajaran MIPA (Matematika, Fisika, Kimia, Biologi) dan
Bhs. Inggris menggunakan pengantar Bahasa Inggris atau
bilingual. Mata Pelajaran lainnya menggunakan Bahasa
IV. Penilaian
 Mutu SBI dijamin dengan keberhasilan
menunjukkan kinerja pendidikan yang optimal
melalui penilaian.
 Penilaian Utk mengendalikan mutu peddkan sbg
btk akuntabilitas kinerja peddkan kpd pihak yg
berkentingan.
 Penilaian dilkukan oleh guru utk mantau proses,
kemajuan dan perbaikan hasil belajar siswa
secara berkesinambungan.
 Pencapaian indikator kerja kunci minimal, yaitu
memenuhi Standar Penilaian.
 Pencapaian indikator kinerja kunci tambahan,
yaitu memperkaya penilaian kinerja pendidikan
dengan model penilaian dari sekolah unggul dr
negara anggota OECD atau negara maju lainnya
yg punya keunggulan dalam bidang pendidikan.
V. Pendidik
 Mutu SBI dijamin dari aspek guru yang
menunjukkan kinerja optimal sesuai dengan
tugas profesionalnya ( merencanakan dan
melaksanakan PBM,menilai hasil pembelajaran
serta melakukan bimb dan pelatihan ).
 Pencapaian indikator kinerja kunci minimal,
yaitu memenuhi Standar Pendidik.
 Pencapaian indikator kinerja kunci tambahan:
 Semua guru mampu memfasilitasi pembelajaran
berbasis TIK.
 Guru mata pelajaran kelompok sains, dan matematika
mampu mengampu pembelajaran berbahasa inggris.
 Minimal 30% guru berpendidikan S2/S3 dari perguruan
tinggi yang prog.studinya berakreditasi A.
Selain menggunakan B.Indo dan B.Inggris jg bisa
menggunakan
Bahasa asing lainnya yg sering digunakan di forum
VI. Tenaga Kependidikan
 Mutu SBI dijamin dari aspek kepala sekolah
yang menunjukkan kinerja optimal sesuai
dengan tugas profesionalnya, yaitu sebagai
pemimpin manajerial-administratif dan
pemimpin manajerial-edukatif.
 Pencapaian indikator kinerja kunci minimal,
yaitu memenuhi Standar Kepala Sekolah.
 Keberhasilan ditandai juga dengan Pencapaian
indikator kinerja kunci tambahan:
 Minimal S2 dari perguruan tinggi yg prog.studinya
berakreditasi A dan telah menempuh pelatihan kepala
sekolah dari lembaga pelatihan yang diakui oleh
Pemerintah.
 Mampu berbahasa Inggris secara aktif.
 Bervisi internasional, mampu membangun jejaring
internasional, memiliki kompetensi manajerial, serta
jiwa kepemimpinan dan entrepreneural yang kuat.
VII. Sarana dan Prasarana
 Mutu SBI dijamin dengan kewajiban sekolah memiliki dan
memelihara sarana prasarana pendidikan yang diperlukan
untuk menunjang PBM yang teratur dan
berkesinambungan.
 Pencapaian indikator kerja kunci minimal, yaitu memenuhi
Standar Sarana Prasarana.
 Keberhasilan tsb ditandai dengan Pencapaian indikator
kinerja kunci tambahan:

 Setiap ruang kelas dilengkapi dengan sarana pembelajaran


berbasis TIK.
 Perpustakaan dilengkapi dengan sarana digital yang
memberikan akses ke sumber pembelajaran berbasis TIK di
seluruh dunia.
 Dilengkapi ruang multimedia, ruang unjuk seni budaya,
fasilitas olahraga, klinik dsb.
VIII. Pengelolaan
 Mutu SBI dijamin dengan pengelolaan yang
menerapkan manajemen berbasis sekolah.
 Pencapaian indikator kinerja kunci minimal,
yaitu memenuhi Standar Pengelolaan.
 Pencapaian indikator kinerja kunci tambahan:
 Meraih sertifikat ISO 9001 versi 2000 atau sesudahnya
dan ISO 14000.
 Merupakan sekolah multikultural.
 Menjalin hubungan “sister school” dengan SBI di luar
negeri.
 Bebas narkoba dan rokok.
 Bebas kekerasan( bullying )
 Menerapkan prinsip kesetaraan gender dalam segala
aspek pengelolaan sekolah.
 Meraih medali tingkat internasional pada berbagai
kompetisi sains, matematika,teknologi seni dan
olahraga.
IX. Pembiayaan
 Mutu SBI dijamin dengan pembiayaan
yang sekurang-kurangnya terdiri atas
biaya investasi, biaya operasional, dan
biaya personal.
 Pencapaian indikator kinerja kunci
minimal, yaitu memenuhi Standar
Pembiayaan.
 Pencapaian indikator kinerja kunci
tambahan, yaitu menerapkan model
pembiayaan yang efisien untuk
mencapai berbagai target indikator kunci
tambahan.
Model Penyelenggaraan SBI
 Model “Terpadu - Satu Sistem atau
Satu Atap - Satu Sistem”
 Model “Terpisah – Satu Sistem atau
Tidak Satu Atap – Satu Sistem”
 Model “Terpisah – Beda Sistem atau
Tidak Satu Atap – Beda Sistem”
 Model “Entry – Exit”
 Model “Terpadu - Satu Sistem atau Satu Atap - Satu Sistem”
Penyelenggaraan SBI pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah di dalam satu lokasi dengan menggunakan sistem
pengelolaan pendidikan yang sama.Model ini dipimpin oleh seorg
Direktur/Manajer mengkoordinasikan 3 Kepsek yg mimpin tiap
satuan pendidikan.
 Model “Terpisah – Satu Sistem atau Tidak Satu Atap – Satu
Sistem”
Penyelenggaraan SBI pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah di dalam lokasi yang berbeda atau terpisah dengan
menggunakan sistem pengelolaan pendidikan yang
sama.Dipimpin seorg Direktur/Manajer mengkoordinasikan 3
Kepsek yg mimpin satuan pendidikan.
 Model “Terpisah – Beda Sistem atau Tidak Satu Atap – Beda
Sistem”
Penyelenggaraan SBI pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah di lokasi yang berbeda atau terpisah dengan sistem
pengelolaan pendidikan yang berbeda.Model ini disarankan
hanya pd fase Rintisan dalam kurun waktu tertentu hrs
ditingkatkan secara bertahap ke model terpadu atau model
terpisah.
 Model “Entry – Exit”
Penyelenggaraan SBI pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah dengan cara mengelola kelas-kelas reguler dan kelas-
Prosedur Penyelenggaraan
 Pendirian
1. Mengajukan proposal SBI ke Pemerintah dan
atau Pemerintah Daerah.
2. Mendapat nilai akreditasi “A” atau skor
serendah-rendahnya 95 dari BAN.
3. Memperoleh ijin resmi untuk
menyelenggarakan SBI dari Pemerintah dan
atau Pemerintah Daerah.

 Seleksi Calon Siswa


Prinsip penerimaan siswa baru sesuai
ketentuan yang berlaku ditambah dengan
hal-hal khusus yang ditentukan oleh sekolah.
Tahapan Penyelenggaraan SBI

 Pengembangan SBI perlu dilakukan secara


intens,terarah,terencana,bertahap dg skala
prioritas pertimbangan keberagaman, status
sekolah saat ini.
 Penyelenggaraan SBI melalui 2 tahapan/fase
 Fase Rintisan
1. Tahap pengembangan kemampuan/kapasitas SDM,
modernisasi manajemen dan kelembagaan.
2. Tahap konsolidasi
 Fase Kemandirian
Indikasi SBI yang telah mandiri:
2. Tumbuhnya prakarsa sendiri untuk memajukan SBI.
3. Kemampuan berfikir dan kesanggupan bertindak
secara orisinal dan kreatif (inisiatif).
4. Kemantapan SBI bersaing di forum internasional.
Pemantauan
Untuk mengetahui ketercapaian dan
kesesuaian antara rencana yang
telah ditetapkan dan hasil yang
dicapai berdasarkan program dan
kegiatan di setiap satuan
kependidikan. Serta memberi
peringatan dini jika ada
penyimpangan terhadap input dan
proses penyelenggaraan SBI.
Evaluasi
Untuk mengetahui dan mencari informasi mengenai
kekuatan dan kelemahan penyelenggaraan SBI
berdasarkan komponen penjaminan mutu SBI
Pelaksanaan Evaluasi atas dasar prinsip-prinsip
Sbb:
3. Kejelasan tujuan dan hasil yang hendak
diperoleh dari hasil evaluasi.
4. Pelaksanaan dilakukan secara komprehensif
(input, proses, dan output), objektif, transparan,
dan akuntabel.
5. Dilakukan oleh evaluator yang profesional.
6. Dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan
para pemangku kepentingan.
7. Dilaksanakan tepat waktu.
8. Dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan.
9. Mengacu pada indikator keberhasilan kinerja.
Peranan Institusi Terkait
 Pemerintah(Depdiknas) menetapkan ketentuan yg
berlaku secara nasional dalm peny. SBI. Ketentuan
tsb dilaksanakan oleh unit utama yg terkait yaitu:
Ditjen Mandikdasmen:
1. Merumuskan dan melaksanakan pengaturan dan perizinan
secara nasional.
2. Melakukan pembinaan teknis manajerial.
3. Mendukung upaya setiap sekolah untuk mengembangkan
dan atau memperkaya sarana dan prasarana, pengelolaan,
dan pembiayaan pendidikan.
4. Melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan
Provinsi/Kab/Kota.
5. Memberikan fasilitasi teknis terselenggaranya Ujian
Nasional
6. Membantu pemerintah prov/kab/kota dalam penjaminan
mutu infra struktur sekolah.
7. Melakukan pengawasan manajerial.
Ditjen Peningkatan Mutu Pendidik
dan Tenaga Kependidikan:
1. Melakukan pembinaan teknis profesi
dan kompetensi guru dan tenaga
kependidikan.
2. Mendukung upaya setiap
penyelenggara SBI untuk
mengembangkan dan atau
memperkaya kompetensi pendidik dan
tenaga kependidikan lainnya.
3. Membantu pemerintah prov/kab/kota
dalam penjaminan mutu pendidik dan
tenaga kependidikan.
Badan Penelitian dan Pengembangan:
1. Mendukung upaya untuk mengembangkan dan
memperkaya kurikulum, proses pembelajaran,
kompetensi lulusan dan penilaian.
2. Melakukan pengembangan model adaptasi dan
adopsi kurikulum, proses pembelajaran, dan
penilaian dengan mengacu pada standar
pendidikan salah satu negara anggota OECD atau
negara maju lainnya.
3. Mengembangkan dan mengujicobakan model-
model kurikulum inovatif.
4. Memberikan fasilitasi teknis terselenggaranya
Ujian Nasional.
5. Melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi
dan LPMP untuk melakukan pendampingan dalam
pengembangan kurikulum.
6. Memonitor dan mengevaluasi secara nasional
penyelenggaraan SBI dan mengusulkan
rekomendasi kebijakan kepada Menteri.
7. Mengembangkan pangkalan data dan layanan
 Pemerintah Provinsi
1. Menyusun kebijakan operasional SBI di
tingkat provinsi sesuai dengan kebijakan
nasional.
2. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi
kebijakan operasional dan program SBI antar
kab/kota.
3. Memberikan dukungan informasi dan layanan
mengenai peraturan dan perizinan pendirian
SBI.
4. Memberikan fasilitasi terselenggaranya Ujian
Nasional.
5. Melakukan pengawasan dalam rangka
penjaminan mutu.
6. Menyediakan layanan sistem informasi dan
data SBI di tingkat provinsi.
 Pemerintah Kabupaten/Kota
1. Menyusun kebijakan operasional SBI di
tingkat kab/kota sesuai dengan kebijakan
nasional dan provinsi.
2. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi
kebijakan operasional dan program antar SBI.
3. Memberikan dukungan informasi dan layanan
mengenai pengaturan dan perizinan
pendirian .
4. Memberikan fasilitasi terselenggaranya
Unjian Nasional.
5. Melakukan pengawasan dalam rangka
penjaminan mutu.
6. Menyediakan layanan sistem informasi dan
data SBI di tingkat kabupaten/kota
 Sekolah Bertaraf Internasional
1. Menyusun program sekolah jangka pendek,
menengah dan panjang.
2. Mengembangkan dan atau memperkaya SNP
dengan cara adaptasi atau adopsi yang mengacu
pada standar pendidikan salah satu negara anggota
OECD atau negara maju lainnya.
3. Mengadaptasi dan atau mengadopsi model
pengembangan dan atau pengayaan SNP yang
disusun oleh Ditjen Mandikdasmen mengenai
Standar Sarana dan Prasarana, Pengelolaan dan
Pembiayaan; Ditjen Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan mengenai Standar Pendidik
dan Tenaga Kependidikan; Balitbang mengenai
Standar Isi, Proses, Kompetensi Lulusan, dan
Penilaian.
4. Melaksanakan Ujian Nasional yang diselenggarakan
BSNP.
5. Memelihara dan meningkatkan mutu sekolah untuk
berdaya saing di tingkat nasional dan internasional.
6. Menyediakan layanan sistem informasi dan data di
PEMBAGIAN PERAN

RENCANA IMPLEMENTASI
RINTISAN PROGRAM
SEKOLAH MENUJU SMA
BERTARAF INTERNASIONAL
STAKE HORLDER/
INSTANSI TERKAIT
 PUSAT

 DINAS PROVINSI

 DINAS KAB/KOTA

 SEKOLAH & KOMITE SEKOLAH


Pembagian tugas dan
Fungsi

 Pusat :
- Menentukan kuota
- Menyusun kriteria RSBI
- Menyeleksi calon RSBI
- Melakukan verifikasi calon RSBI
- Memberikan subsidi Blockgrant RSBI
- Menetapkan Rintisan SBI
- Memberikan bimbingan asistensi pelaksanaan
Rintisan
SBI melalui fasilitator sekolah
- Monitoring dan evaluasi penyelenggaraan RSBI
PROVINSI
 Mengusulkan calon RSBI
 Menyediakan dana sharing RSBI
 Memonitor pelaksanaan RSBI
 Mengkoordinasikan dan sinkronisasi
pelaksanaan RSBI di Kab/kota dengan
sekolah
KABABUPATEN/KOTA

 Menyediakan dana sharing RSBI


 Memonitor pelaksanaan RSBI
 Mengkoordinasikan dan sinkronisasi RSBI di
kab/kota dengan sekolah
SEKOLAH
 Menyusun RPS proposal 5 tahunan
 Menyusun Action plan (1 tahun)
 Koordinasi dengan pemerintah kab/kota dan
propinsi setempat serta DU/DI
 Melaksanakan RPS / Action plan
 Membuat laporan tengah tahunan dan
tahunan pelaksanaan RPS
SHARING COST/SUBSIDI
RINTISAN SMA BI PERLU DUKUNGAN :
 pusat
 dinas prop
 kab/kota ; gubernur; bupati
 swasta, dll

You might also like