You are on page 1of 10

1.

DEFINISI TRAKSI Traksi merupakan suatu tenaga/tahanan yang diberikan pada tulang sebagai penyeimbang terhadap tarikan sekelompok otot. Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk menangani kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot.

2. TUJUAN TRAKSI Untuk mencegah atau mengurangi spasme otot dan nyeri Untuk mengimobilisai fraktur Untuk mengurangi deformitas Untuk menambah ruangan diantara kedua permukaan patahan tulang Untuk mempertahankan kesejajaran tulang Mencegah cedera jaringan

3. INDIKASI PEMASANGAN TRAKSI KULIT Adanya spasme otot Mengurangi nyeri sebelum pembedahan pada fraktur pinggul Menstabilkan pada fraktur pinggul maupun femur pada periode yang pendek Treatment pada gangguan saraf

4. KONTRAINDIKASI TRAKSI KULIT Pasien dengan adanya laserasi dan infeksi di area yang akan dipasang traksi Pasien dengan masalah sirkulasi

5. KOMPLIKASI Iritasi kulit karena pemasangan traksi Luka karena penekanan diarea tertentu yang terlalu kuat Gangguan saraf peroneus. Gangguan ini terjadi pada titik ketika melintasi sekitar leher fibula tepat dibawah lutut dan dapat menyebabkan footdrop. Terjadinya pressure ulcers akibat imobilisasi Kerusakan sirkulasi, ditandai dengan adanya nyeri tekan pada betis dan adanya tanda Homan positif yang merupakan tanda adanya thrombosis venan dalam Sindrom kompartemen Komplikasi system respirasi

6. PERSIAPAN ALAT Tempat tidur yang dilengkapi dengan frame atau trapeze Tali Katrol Beban Skin traction strap Foam rubber Boot with footplate Stocking antiemboli Sarung tangan bersih Bahan pembersih kulit

7. PERSIAPAN PASIEN a. Sebelumnya, pemasangan traksi kulit tidak bisa dilakukan pada pasien mengalami luka terbuka b. Pertama, dilakukan pengkajian meliputi: Status neurovaskuler (warna, suhu, pengisian kapiler, denyut nadi, edema, kemampuan bergerak) dievaluasi dan dibandingkan dengan yang sehat. Komplikasi imobilitas diantaranya fungsi eliminasi, respirasi, kontraktur dan thrombosis vena Adanya nyeri Posisi kesiapan klien Adanya alergi dengan bahan perekat Tingkat ansietas dan respon psikologis klien c. Menjelaskan prosedur kepada klien d. Kolaborasi dengan dokter terkait pemberian analgesik sebelum dilakukan tindakan.

8. PERSIAPAN LINGKUNGAN a. Dalam prosedur pemasangan diperlukan lingkungan yang aman dan nyaman b. Menyiapkan posisi klien dengan tepat sesuai kebutuhan

9. LANGKAH PROSEDUR PEMASANGAN TRAKSI BUCK a. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan R: mencegah penyebaran mikroorganisme b. Jelaskan prosedur kepada pasien R: penjulasan dapat mengurangi ansietas pada pasien c. Pastikan terlebih dahulu semua peralatan traksi terpasang dengan baik di tempat tidur. Periksa ulang pemasangannya di tempat tidur R: mengkaji pemasangan peralatan traksi di tempat tidur dan berat meningkatkan keamanan d. Diperiksa apakah tali dapat bergerak bebas dan penarik harus bebas dari linen R: mengecek tali dan penarik memastikan pembebanan yang maksimal dan fungsi traksi yang optimal e. Memposisikan pasien tidur terlentang dengan bagian kaki dari tempat tidur dianikkan kira-kira 100 R: posisi pasien yang tepat mempertahankan counterbalance dan meningkatkan keamnaan f. Bersihkan area yang akan dipasang traksi, pasang stocking elastic pada area yang akan dipasang R: perawatan kulit yang baik akan mencegak kerusakan kulit. Penggunaan stocking akan mencegah terjadinya edema dan gangguan neurovasculer g. Lakukan pemasangan skin traksi dan lakukan balutan. Yakinkan bahwa pembalutan tidak terlalu ketat melintasi bagian punggung kaki. Penekanan yang terlalu kuat dapat mengakibatkan komplikasi R: pemasangan yangb baik memastikan tarikan yang baik h. Ketika pemasangan, diperhatikan pada daerah tumit untuk tidak menekan tempat tidur, jika perlu dapat diletakkan foam kecil dibawah tumit karena hal ini dapat mengakibatkan iritasi dan kerusakan pada kulit R: mencegah penekanan berlebihan yang dapat mengakibatkan kerusakan pada kulit i. Dan dipastikan juga tidak adanya penekanan di area personal nerve agar tidak terjadi footdrop R: adanya penekanan di nervus peroneal mengakibatkan gangguan ekstremitas j. Pasang beban dan dipastikan menggantung bebas dan tidak menyentuh lantai R: beban yang menggantung dengan bebas akan menghasilkan tarikan yang adekuat

k. Memberikan posisi ekstremitas daerah yang terkena dengan memposisikan posisi pasien di tempat tidur R: posisi yang tidak baik dapat memicu terjadinya komplikasi dan tarikan yang tidak efektif l. Periksa berat dan sistem traksi. Beban harus menggantung dengan bebas dan tidak menyentuh lantai R: pemeriksaan beban dan system traksi memastikan pemasangan yang benar dan menurunkan resiko pasien mengalami cedera akibat pemasangan traksi m. Melakukan aktivitas ROM sesuai dengan yang dapat ditoleransi R: ROM berfungsi menjaga fungsi sendi n. Tinggikan penghalang sisi temapt tidur. Memposisikan tempat tidur pada ukuran paling rendah tetapi beban masih tetap menggantung dengan bebas R: meninggikan penghalang tempat tidur dapt meningkatkan keamanan pasien. Pengaturan tempat tidur yang sesuai memastikan efektifitas penggunaan traksi tanpa menyebabkan cidera pada pasien. o. Lepas sarung tangan dan cuci tangan. R: mencegah penyebaran mikroorganisme

10. EVALUASI Mempertahankan posisi tubuh yang baik selama terpasng traksi Melakukan pengecekan secara berkala mulai dari pengecekan posisi memastikan countertraction tetap efektif, beban tetap, katrol bekerja secara tepat, serta kesejajaran pasien Status neurovaskuler meliputi pain, pulseness, pallor, paresthesia, paralysis, pressure untuk mengetahui status sirkulasi perifer Kondisi kulit dipertahankan integritas yang adekuat Mempertahankan fungsi otot melalui ROM

DEFINISI GIPS Gips adalah alat imobilisasi eksternal yang kaku yang dicetak sesuai kontur tubuh dimana gips ini dipasang. Gips terbuat dari bahan mineral yang terdapat di alam dengan tipe plester atau fiberglass.

TUJUAN PEMASANGAN GIPS Tujuan pemasangan gips adalah untuk mengimobilisasi bagian tubuh dalam posisi tertentu dan memberikan tekanan ynag merata pada jaringan lunak yang terletak di dalamnya. Dapat digunakan untuk mengimoblisasi fraktur yang telah direduksi, mengoreksi deformitas, memberikan tekanan merata pada jaringan lunak dibawahnya atau memberikan sukungan dan stabilitas bagi sendi yang mengalami kelemahan. Secara umum, gips memungkinkan mobilisasi pasien sementara membatasi gerakan pada bagian tubuh tertentu. INDIKASI PEMASANGAN GIPS Pasien dengan dislokasi Pasien dengan fraktur Penyakit tulang misalnya spondilitis TBC CTEV (Conginetal Talipes Equino Varus) dan skoliosis

KONTRAINDIKASI PEMASANGAN GIPS Pasien dengan adanya laserasi dan infeksi di area yang akan dipasang gips Pasien dengan masalah sirkulasi

KOMPLIKASI PEMASANGAN GIPS 1. Sindrom kompartemen Sindrom kompartemene dapat trejadi bila adanya peningkatan tekanan jaringan dalam rongga yang terbtas (gips, kompartemen otot) yanga akan memperburuk peredaran darah dan fungsi jaringan dalam rongga tertutup. Sindrom kompartemen ditandai dengan adanya nyeri yang tidak dapat diobati, pembengkakan yang berlebihan, respon pengisian kapiler buruk, tidak mampu menggerakkan jari tangan dan kaki serta meningkatnya tekanan jaringan. Untuk mengurangi tekanan gips harus dilakukan bivalve (dipotong memanjang namun tetap mempertahankan kesejajaran) dan ekstremitas dinaikkan (tidak lebih tinggi dari

jantung. Bila tekaanan tidak menurun juga dan peredaran darah tak dapat diperbaiki maka perlu dilakukan fasiotomi untuk menurunkan tekanan di dalam kompartemen otot. 2. Dekubitus Tekanan gips pada jaringan lunak dapat mengakibatkan anoreksia jaringan dan ulkus Tekanan paling rentan terjadi di ekstremitas bawah yaitu tumit, maleolus, punngung kaki, kaput fibula, dan permukaan anterior patella, sedangkan pada ekstremitas atas terletak pada epikondilus medialis humeri dan prosesus stiloideus ulna. Pasien umumnya mengeluh nyeri dan rasa kencang di area tersebut. Bila tekanan tidak dihilangkan, daerah yang nekrotik akan meleleh, menodai gips dan mengeluarkan bau. Untuk mengurangi tekanan gips harus dilakukan bivalve atau menbuat lubang (jendela) pada gips. 3. Sindrom disuse Selama pemasangan gipspasien diajari untuk menegangkan atau melakukan kontraksi otot (misalnya kontraksi otot isometrik) tanpa menggerakkan bagian tersebut; ini dapat membantu mengurangi atrofi otot dan mempertahankan kekuatan otot, Pasien denga gips tungkai dapat dilakukan dengan meluruskan lutut , sedangkan pada pasien dengan gips lengan dilakukan dengan mengepalkan tangan. Latihan penegangan otot kuadrisep dan gluteus penting untuk menjaga otot yang penting untuk berjalan. Latihan isometrik dilakukan setiap 1 jam ketika pasien terjaga. Pada saat tertentu, perangsang otot elektrik dapat dilekatkan ke kulit di atas otot-otot besar sebelum pemasangan gips. Kontraksi otot dapat dirangsang secara elektris sekitar 8 jam per hari untuk mencegah terjadinya atrofi disuse. PERSIAPAN ALAT PEMASANGAN GIPS Baskom berisi air biasa (untuk merendam gips) Bahan gips Gunting perban Bengkok Perlak dan alasnya Washlap Pemotong gips Kasa dan tempatnya Sarung tangan bersih

Alat cukur Sabun dalam tempatnya Handuk Krim kulit Spons rubs (terbuat dari bahan yang menyerap keringat) Padding (pembalut terbuat dari bahan kapas sintetis)

PERSIAPAN PASIEN 1. Dilakukan pengkajian pada pasien meliputi: Riwayat kesehatan pasien sebelumnya, termasuk kondisi yang mempengaruhi penyembuhan luka (diabetes, penyakit vaskuler perifer, malnutrisi dan usia) R; riwayat kesehatan dapat mempengaruhi proses penyembuhan pada orang yang terpasang gips. Pemahaman pasien dengan pemasangan gips R: menurunkan tingkat ansietas pada pasien dan menentukan informasi yang harus diberikan pada pasien. Kondisi jaringan lunak pada daerah yang akan dipasang gips, termasuk sirkulasi (nadi, warna dan temperature) ekstremitas yang terkena, ROM dan sensasi. Dokumentasikan adanya kerusakan kulit, rash, ruam dan iritasi. R: menentukan kebutuhan perawatan kulit sebelum pemasnagn gips dan memberikan informasi dasar yang harus diobservasi setelah gips terpasng. Skala nyeri pasien untuk pemberian analgesik sesuai order dokter. R: respon nyeri dapat bervariasi tergantung klian. Pemberian analgesik dapat mengurangi nyeri. Jenis gips yang akan dipasang R: menentukan bantuan yang diperlukan untuk perawatan setelah terpasang gips. 2. Perlu diperhatikan, pemasangan gips tidak boleh dilakukan pada kulit yang mengalami luka terbuka PERSIAPAN LINGKUNGAN a. Dalam prosedur pemasangan diperlukan lingkungan yang aman dan nyaman b. Menyiapkan posisi klien dengan tepat sesuai kebutuhan c. Diperhatikan kondisi kelembaban ruangan terkait dengan pengeringan gips

PROSEDUR PEMASANGAN GIPS 1. Cuci tangan dan menggunakan sarung tangan bersih. Gunakan sarung tang bebas latex jika terdapat risiko reaksi alergi R: menurunkan risiko transmisi mikroorganisme. Gips sintetik meninggalkan sisa seperti resin pada kulit. Mencegah allergen latex pada kulit. 2. Jelaskan prosedur kepada pasien R: terkait pengetahuan pasien dengan tindakan yang akan dilakukan 3. Mempersiapkan kulit yang akan dipasang gips: dicukur, dibersihkan dengan sabun dan air, dikeringkan dengan handuk dan diberi krim kulit. Dilakukan dengan lembut untuk tetap mempertahankan kulit dalam kondisi utuh R: menurunkan komplikasi jaringan tissue dibawah gips. Manipulasi dengan lembut mencegah nyeri dan cedera tambahan. 4. Sokong ekstremitas atau bagian tubuh yang akan dipasang gips R: meminimalkan gerakan; mempertahankan reduksi dan kesegarisan; meningkatkan kenyamanan 5. Posisisikan dan pertahankan bagian yang akan digips dalam posisi yang ditentukan dokter selama prosedur pemasangan gips R; memungkinkan pemasangan gips yang baik; mengurangi insidensi komplikasi (misalnya malunion, nonunion, kontraktur) 6. Pasang duk pada pasien R: menghindari pajanan yang tak perlu, melindungi bagian badan lain terhadap terhadap kontak dengan bahan gips 7. Pasang spongs rubs (bahan yang menyerap keringat) pada bagian tubuh yang akan dipasnga gips. Pasang dengan cara halus dan tidak mengikat. R: melindungi kulit dari bahna gips. Melindungi kulit dari tekanan. Lipatan di atas tepi gips; menciptakan tepi bantalan, lembut dan melindungi kulit dari abrasi 8. Balutkan gulungna bantalan dengan rata dan halus sepanjang bagian yang di gips. Tambahkan bantalan di daerah tonjolan tulang dan dan pada jalur saraf (misalnya olekranon, kaput fibula) R: melindungi kulit dari tekanan gips. Melindungi kulit pada tonjolan tulang. Melindungi saraf superfisial. 9. Masukkan gips dalam baskom berisi air, rendam beberapa saat sampai gelembunggelembung udara dari gips habis keluar. Selanjutnya diperas untuk mengurangu air dalam gips

R: reaksi kimia awal mengeluarkan panas dan mengeraskan plester gips 10. Pasang gips secar merata pada bagian tubuh. Pembalutan gips secra melingkar mulia dari distal ke proksimal tidak terlalu kendor atau ketat. Lakukan dengan gerakan berkesinambungan agar terjaga kontak yang konstan dengan bagian tubuh. R: menciptakan gips yang lembut, solid dengan kontur yang baik dan mengimobilisasi. Membentuk gips sedemikian rupa sehingga dapat member dukungan yang adekuat. Gips yang terlalu longgar tidak akan memberikan fungsi imobilisasi yang optimal, sedangkan gips yang terlalu ketat dapat menghambat sirkulasi ke perifer. 11. Setelah pemasangan, haluskan tepinya, potong serta bentuk dengan pemotong gips R: melindungi kulit dari abrasi. Menjamin kisaran gerakan sendi disekitarnya. 12. Bersihkan partikel bahan gips dari kulit R: menjaga agra partikel tidak lepas dan meluncur ke bawah gips 13. Sokong gips selama pergeseran dan pengeringan dengan telapak tangan ; jangan diletakkan pada permukaan keras atau pada pada tepi yang tajam; hindari tekanan pada gips R: bahan gips mengering dan mengeras dalam beberapa menit. Kekerasan maksimal pada gips terjadi bersama pengeringan (24 sampai 72 jam, tergantung tebalnya gips dan lingkungan). Mencegah lekukan dari daerah tekanan. 14. Cuci tangan R: menurunkan risiko transmisi mikroorganisme EVALUASI PEMASANGAN GIPS Mengobservasi tanda-tanda adanya nyeri dan ansietas pasien, observasi kemampuan menggerakkan bagian bagian distal yang terpasang gips. R: mengindentifikasi tanda-tanda sindrom kompartemen Melalukan pemeriksaan neurovaskuler setiap 1-2 jam selama 24 jam dibandingkan dengan kondisi sebelum digips R: status neurovaskuler dapat mereprsentasikan suplai vaskuler yang mengindikasikan fungsi jaringan Mengobservasi adanya pembengkakan pada bagian distal gips Edema dapat terjadi akibat stasis vena dan trauma. Panas akibat proses pengeringan gips dapat berkontrintbusi terhadap timbulnya edema Mengkaji temperature jaringan diatas dan dibawah gips

R: jaringan yang hangat pada bagian distal gips mengindikasikan adanya perfusi yang adekuat Menginspeksi kondisi kulit di tepi gips R: area ini berisiko mengalami penekanan dan gesekan dengan kulit Mengatakan pada pasien untuk tetap melakukan ROM semampunya R: ROM harus tetap dilakuakn walaupun terpasang gips untuk memperbaiki sirkulasi Bau tepi gips R: mendeteksi dini adanya infeksi

PERAWATAN GIPS Gips terbuat dari bahan kaku yang bertujuan untuk mengibolisasi tulang yang patah dan mempercepat penyembuhan. Sendi dibawah dan diatas tulang yang payah harus tertutup oleh gips sehingga tulang tidak berubah posisi selama masa penyembuhan. Gips menutup semua ekstremitas dengan didalamnya terdapat bantalan yang lembut untuk mempertahankan kontur bentuk tubuh yang normal. Sebelum gips mengering hindari untuk menyentuh gips, karena hal ini akan menimbulkan tekanan pada area yang terpasang.gips yang terbuat dari bahan plester membutuhkan waktu hingga 48 jam untuk mengering sedangkan bahan fiberglass membutuhkan waktu kurang dari 12 jam untuk mengering. Untuk membersihkan gips yaitu membersihkan kotoran pada permukaan dengan lap basah dan tempat yang ternoda dapat dihilangkan dengan selapis tipis semir sepatu putih. Pembengkakan yang signifikan pada pemasangan gips akan mengganggu aliran darah, saraf dan jaringan pada daerah ekstremitas. Bila hal ini terjadi dapat dilakukan bivalve gips. Pencegahan dapat dilakukan dengan meninggikan ekstremitas yang digips setinggi jantung sesering mungkin untuk mencegah pembengkakan. Hindari untuk menggaruk kulit di bawah gips. Tindakan ini dapat merusak kulit mengakibatkan terbentuknya ulkus.

You might also like