You are on page 1of 7

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Apendiksitis merupakan suatu keadaan yang sering terjadi dan membutuhkan operasi kegawatan perut pada anak. Diagnosisnya sulit pada anak-anak, merupakan faktor yang memberikan angka perforasi 30-60%. esiko untuk perforasi terbanyak pada anak usia !-" tahun #$0-$%%& dan terendah pada remaja #30-"0%&, yang insiden tertingginya menurut umur adalah masa anak. 'ejadian apendiksitis meningkat dengan bertambahnya usia, memun(ak pada remaja dan jarang terjadi pada anak kurang dari ! tahun. )erjelekan sejak mulainya gejala sampai perforasi biasanya terjadi setelah 36"* jam. +ika diagnosis terlambat setelah 36-"* jam, angka perforasi menjadi 6%%. ,erdasarkan hal tersebut, peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan sangat penting untuk meminimalkan dampak penyakit yang lebih lanjut. ,. TUJUAN !. -ujuan .mum /etelah mengikuti program pendidikan belajar #),'& pada stase anak, saya mampu memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan post apendiktomi. 0. -ujuan 'husus Dapat melakukan pengkajian, analisa data, memprioritaskan diagnosa keperawatan serta melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan post apendiktomi.

BAB II TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI Appendisitis adalah peradangan dari appendiks 1ermoformis #kantung buntu diujung sekum&. #Donna 2 3ong, 000"& ,. PATOFISIOLOGI 4iperplasia folikel limfoid, fekalid, (a(ing, striktur, kanker dapat menyebabkan obstruksi apendik yang mengakibatkan mukus yang diproduksi mukosa terbendung. 5akin lama mukus yang terbendung makin banyak dan menekan dinding apendiks sehingga mengganggu aliran limfe dan menyebabkan dinding apendiks oedem, serta merangsang tonika serosa dan peritonium 1e(eral. )ersarafan appendiks sama dengan usus, yaitu torakal 6 #1agus& maka rangsangan itu dirasakan sebagai rasa sakit sekitar umbilikus, mukus yang terkumpul lalu terinfeksi oleh bakteri dan menjadi nanah, kemudian timbul gangguan aliran 1ena, sedangkan arteri belum terganggu peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritonium bawah. ,ila dinding appendiks yang telah rapuh pe(ah maka dinamakan appendikitis perforasi. )ada anak-anak karena omentum masih pendek dan tipis, appendiks yang relatif lebih panjang, dinding apendiks yang lebih tipis dan daya tahan tubuh yang madsih kurang, maka perforasi akan lebih (epat.

7. PATHWAY

D. MANIFESTASI KLINIK 8ejala utama dari appendiks adalah nyeri perut, rasa sakit ini disebabkan karena penyumbatan appendiks. )ada mulanya nyeri perut ini hilang timbul dan terasa di epigastrium atau regioumbilukus. -iga gejala klasik terdiri atas nyeri, mual dan panas, ,iasanya disertai anore9ia, dan muntah, diare jarang terjadi terdiri dari sedikit tinja berlendir yang disebabkan oleh iritasi kolon sigmoid. +ika terjadi iritasi pada kandung kemih bisa menimbulkan gejala ken(ing seperti sering dan terburu-buru. ,ila proses radang telah menjalar ke peritonium perietal setempat, maka akan timbul nyeri lokal pada perut kanan bawah didaerah 5(. ,urney seperti nyeri tekan. )ada perforasi, nyeri menjadi menyeluruh. 8ejala umum lainnya adalah bising usus menurun atau hilang sama sekali, demam, mula-mula demam tidak begitu tinggi tetapi menjadi hiperpireksia bila terjadi perforasi, bila proses appendiksitis menjadi kronis maka gejala-gejala menjadi tidak jelas. :. PEMERIKSAAN PENUNJANG !. 4itung darah lengkap, didapatkan leukositosis, neutropilia. 0. .ltrasound, didapatkan fekalit nonkalsifikasi, apendiks nonperforasi, abses apendiks. 3. )emeriksaan foto abdomen, didapatkan fekalit berkalsifikasi. ;. FOCUS PENGKAJIAN !. Anamnesis dan pemeriksaan fisik diarahkan pada penentuan tanda apendiksitis. Aspek yang terkait riwayat yang mendukung diagnosis apendiksitis meliputi mulainya nyeri sebelum muntah dan diare, kehilangan nafsumakan, berpindahnya nyeri dari periumbilikus ke kuadran kanan bawah dan nyeri bertambah parah dengan pergerakan. )emeriksaan fisik harus dimulai dengan inspeksi tingkah laku anak dan keadaan perutnya. Anak dengan apendiksitis sering bergerak dengan berlahan dan terbatas, membungkuk ke depan dan sedikit pin(ang. Anak tersebut akan memegang kuadran kanan bawah. )erut kembung menunukkan suatu

"

komplikasi seperti perforasi<obstruksi. Auskultasi bisa menunjukkan suara usus abnormal #hipoaktif& ketika terjadi perforasi. )alpasi abdomen harus dilakukan dengan lembut, kuadran kanan bawah #titik 5(,urney, yaitu perpotongan lateral dan duapertiga dari garis yang menghubungkan spina iliaka superior anterior kanan dan umbilikus&. -anda fisik yang paling penting pada apendiksitis adalah nyeri tekan menetap pada saat palpasi. 0. =bser1asi adanya tanda-tanda peritonitis. -anda terjadinya perforasi adalah demam, hilangnya nyeri se(ara tiba-tiba setelah perforasi, peningkatan nyeri yang biasanya menyebar dan disertai kaku abdomen, distensi abdmen progresif, menggigil. 8. FOCUS INTERVENSI !. esiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan adanya organisme infektif didalam abdomen, perforasi pada apendiks. Kriteria hasi > meningkatnya penyembuhan luka dengan benar, bebas tanda infeksi atau inflamasi. I!ter"e!si # )antau tanda-tanda 1ital dan jumlah leukosit. )erhatikan adanya demam, menggigil, berkeringat, meningkatnya nyeri abdomen. ,eri perawatan luka dan penggantian balutan dengan menggunakan teknik septik. 5inotor insisi dan balutan. 7atat karakteristik drainase luka, adanya eritema. ,eri antibiotik sesuai ketentuan. 0. 8angguan rasa nyaman > nyeri berhubungan dengan diskontinuitas jaringan. Kriteria hasi > nyeri dapat terkontrol, tampak rileks, dapat tidur se(ara (ukup. I!ter"e!si # 2akukan strategi nonfarmakologi untuk membantu anak mengatasi nyeri. 8unakan strategi yang dikenal anak atau gambarkan beberapa strtegi dan biarkan anak memilih salah satunya. 2ibatkan orang tua dalam pemilihan strategi.

5inta orang tua untuk membantu anak dengan menggunakan strategi selama nyeri aktual. ,eri obat analgesik sesuai ketentuan. 3. esiko tinggi (idera berhubungan dengan tidak adanya motilitas usus. Kriteria hasi > anak tidak menunjukkan tanda-tanda ketidaknyamanan, abdomen tetap lunak dan tidak distensi, anak tidak muntah I!ter"e!si > )ertahankan puasa pada pas(aoperasi. )ertahankan dekompresi selang ?8 'aji abdomen untuk adanya distensi, nyeri tekan dan bising usus. )antau keluarnya flatus dan feses. INTERVENSI PASCABEDAH # !. 7egah dan pantau adanya distensi abdomen a. )uasa b. )ertahankan tetap terbukanya tuba nasogastrik (. 'aji ketegangan dinding abdomen #keras, lunak& 0. 7egah penyebab infeksi a. 2akukan perawatan luka sesuai indikasi dan pembuangan balutan yang benar. b. ,erikan isolasi uni1ersal 3. )antau adanya tanda-tanda infeksi a. )antau tanda-tanda 1ital sesuai intruksi b. =bser1asi luka untuk adanay tanda-tanda infeksi > panas, nyeri, bengkak dan kemerahan. (. ,eri antibiotik > pantau respon anak d. )antau tempat pemasangan infus ". -ingkatkan penyembuhan luka a. 2akukan perawatan luka > jaga agar tempat tersebut tetap kering dan bersih. b. 2etakkan anak dalam posisi semi fowler untuk memudahkan drainase jika ada (airan.

%. 'aji nyeri dan lakukan tindakan penghilang nyeri a. Ajarkan teknik distraksi untuk mengurangi rasa sakit. b. 2akukan tindakan-tindakan pemberi rasa nyaman seperti masase dan pemberian posisi yang nyaman. 6. ,antu anak dan orang tua dalam mengatasi stress emosional karena hospitalisasi dan pembedahan.

You might also like