You are on page 1of 30

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk menangani kerusakan ataugangguan pada tulang dan otot. Traksi adalah pemasangan gaya tarikan ke bagian tubuh. Traksi digunakan untuk meminimal kanspame otot, untuk mereduksi, mensjajarkan, dan mengimubilisasi fraktur; untuk mengurangi deformitas, danuntuk menambah ruangan di antara kedua permukaan patahan tulang. Traksi harus diberikan dengan arahdan besaran yang diinginkan untuk mendapatkan efek terapeutik. Faktor-faktor yang mengganggu keefektifantarikan traksi harus dihilangkan.Kadang, traksi harus dipasang dengan arah yang lebih dari satu untuk mendapatkan garis tarikan yangdiinginkan. Dengan cara ini, bagian garis tarikan yang pertama berkontraksi terhadap garis tarikan lainnya.Garis-garis tarikan tersebut dikenal sebagai vektor gaya. Resultanta gaya tarikan yang sebenarnya terletak ditempat di antar kedua garis tarikan tersebut. Efek traksi yang dipasang harus dievaluasi dengan sinar-X, danmungkin diperlukan penyesuaian. Bila otot dan jaringan lunak sudah rileks, berat yang digunakan harusdiganti untuk memperoleh gaya tarikan yang diinginkan. A. Jenis-jenis Traksi Traksi lurus atau langsung memberikan gayatarikan dalam satu garis luru dengan bagian tubuhberbaring di tempat tidur. Traksi ekstensi Buck dan traksi pelvis merupakan contoh traksi lurus.

Traksi suspensi seimbang memberi dukungan pada ekstremitas yang sakit di atas tempattidur sehingga memungkinkan mobilisasi pasien sampai batas tertentu tanpa terputusnya garis tarikan. Traksi dapat dilakukan pada kulit (traksi kulit) atau langsung ke skelet tubuh (traksi skelet). Cara pemasangan ditentukan oleh tujuan traksi. Traksi dapat dipasang dengan tangan (traksi manual). Ini merupakan traksi yang sangat sementarayang bisa digunakan pada saat pemasnagan gips, memberikan perawatan kulit dibawa boot busa ekstensi Buck, atau saat menyesuaikan dan mengatur alat traksi. 1. Traksi kulit Traksi kulit menggunakan plaster lebar yang direkatkan pada kulit dan diperkuat dengan perban elastis. Berat maksimum yang dapat diberikan adalah 5 kg yang merupakan batas toleransi kulit. a. Jenis-jenis traksi kulit. Beberapa jenis traksi kulit, yaitu : 1). Traksi ekstensi dari Buck adalah traksi kulit dimana plaster melekat secara sederhana dengan memakai katrol. Traksi Buck adalah traksi kulit seimbang dengan menggunakan dorongan padasatu tempat terhadap ekstremitas bawah melalui perluasan kulit. Traksi Buck digunakansebagai pengukuran jangka pendek dengan tahanan traksi yang dibutuhhkan untuk imobilisasi fraktur panggul sebelum pembedahan dan mengurangi spasme otot. Hal ini juga bisa digunakan untuk dislokasi panggul,kontraktur panggul dan lutut, fraktur tidak berpindah asetabulum dan nyeri pinggang bawah bilateral. Pasien diposisikan dalam posisi supine dengan kaki lurus pada posisi alami, dimana

melalaikan abduksi. Pembungkus kemudian diaplikasikan dan tahanan traksi digunakan segaris dengan panjang aksis kakimelalui tali yang diikat di kaki dari perluasan melewati katrol pada akhir tempat tidur yang dihubungkan dengan pemberat. Katrol tidak mempunyai efek pada tahanan traksi tetapi bertindak untuk merubah arah dorongan untuk bekerja dengan gravitasi. Kontertraksi dicapai dengan mengelevasikan kaki dari tempat tidur pada ketinggiantertentu untuk mencegah pasien terjatuh dar tempat tidur.Untuk mengoptimalisasi kenyamanan pasien adalah hal yang penting

untuk mempunyai keseimbangan antara tahanan traksi dengan tahanan kontertraksi. Jika tempattidur butuh untuk dielevasikan terlalu tinggi untuk mencegah pasien terdorong daritempat tidur maka pemberat dapat terlalu berat dan perlu untuk ditinjau ulang

Gambar 1. Traksi Bucks extension

2). Traksi dari Dunlop, dipergunakan pada fraktur suprakondiler humeri anakanak. Lengan tangan digantung dengan skin traksi.

Gambar 2. Dunlop traction 3). Traksi dari Gallow atau traksi dari Brayant, dipergunakan pada fraktur femur anak-anak usia di bawah 2 tahun. Traksi ini digunakan pada bayi dan anakanak dengan fraktur femur .Indikasi Traksi GallowsBerat anak-anak harus kurang dari 12 kg. Fraktur femur Kulit harus intak. Kedua dari femur yang fraktur dan yang baik ditempatkan dalam traksi kulit dan bayiditahan dari sudut yang istimewa. Compromise vascular merupakan bahaya terbesar. Periksa sirkulasi dua kali sehari. Pantatnya harus diangkat jangan mengenai tempat tidur. 4). Traksi dari Hamilton Russel, digunakan pada anak-anak usia lebih dari 2 tahun. Kegunaannya pada orangtua dengan fraktur pelvis dan pada anakanak dengan fraktur femur.

Gambar 3. Russell traction

B. DEFINISI Traksi adalah Suatu pemasangan gaya tarikan pada bagian tubuh. Traksi digunakan untuk meminimalkanspasme otot ; untuk mereduksi, mensejajarkan, dan mengimobilisasi fraktur ; untuk mengurangi deformitas,dan untuk menambah ruangan diantara kedua permukaan patahan tulang. Traksi harus diberikan dengan arahdan besaran yang diinginka untuk mendapatkan efek terapeutik. Faktor-faktor yang mengganggu keefekktifantarikan traksi harus dihilangkan. Traksi merupakan metode lain yang baik untuk mempertahankan reduksi ektermitas yang mengalami fraktur. Keuntungan pemakaian traksi 1. Menurunkan nyeri spasme

2. Mengoreksi dan mencegah deformitas 3. Mengimobilisasi sendi yang sakit Kerugian pemakaian traksi 1. Perawatan RS lebih lama 2. Mobilisasi terbatas 3. Penggunaan alat-alat lebih banyak. Beban traksi 1. Dewasa = 5 - 7 Kg 2. Anak = 1/13 x BB (Barbara, 1998). C. INDIKASI 1. Traksi rusell digunakan pada pasien fraktur pada plato tibia 2. Traksi buck, indikasi yang paling sering untuk jenis traksi ini adalah untuk mengistirahatkan sendi lututpasca trauma sebelum lutut tersebut diperiksa dan diperbaiki lebih lanjut 3. Traksi Dunlop merupakan traksi pada ektermitas atas. Traksi horizontal diberikan pada humerus dalamposisi abduksi, dan traksi vertical diberikan pada lengan bawah dalm posisi flexsi. 4. Traksi kulit Bryani sering digunakan untuk merawat anak kecil yang mengalami patah tulang paha 5. Traksi rangka seimbang ini terutama dipakai untuk merawat patah tulang pada korpus pemoralis orang dewasa 6. Traksi 90-90-90 pada fraktur tulang femur pada anak-anak usia 3 thn sampai dewasa muda (Barbara,1998).

D. TUJUAN PEMASANGAN Traksi digunakan untuk meminimalkan spasme otot, untuk mereduksi, mensejajarkan, dan mengimobilisasifraktur, untuk mengurangi deformitas, untuk menambah ruang diantara dua permukaan antara patahantulang. Traksi harus diberikan dengan arah dan besaran yang diinginkan untuk mendapatkan efek terapeutik, tetapi kadang-kadang traksi harus dipasang dengan arah yang lebih dari satu untuk mendapatkan garistarikan yang diinginkan. E. JENIS- JENIS TRAKSI 1. Traksi kulit Traksi kulit digunakan untuk mengontrol sepasme kulit dan memberikan imobilisasi . Traksi kulit apendikuler ( hanya pada ektermitas digunakan pada orang dewasa) termasuk traksi ektensi Buck, traksi russell, dantraksi Dunlop. a. Traksi buck Ektensi buck ( unilateral/ bilateral ) adalah bentuk traksi kulit dimana tarikan diberikan pada satu bidang bilahanya imobilisasi parsial atau temporer yang diinginkan. Digunakan untuk memberikan rasa nyaman setelah cidera pinggul sebelum dilakukan fiksasi bedah. Traksi buck merupakan traksi kulit yang paling sederhana, dan paling tepat bila dipasang untuk anak mudadalam jangka waktu yang pendek. Indikasi yang paling sering untuk jenis traksi ini adalah untukmengistirahatkan sendi lutut pasca trauma sebelum lutut tersebut diperiksa dan diperbaiki lebih lanjut. Mula- mula selapis tebal semen kulit, tingtura benzoid atau pelekat elastis dipasang pada kulit penderita dibawah lutut. Kemudian disebelah distal dibawah lutut diberi stoking tubular yang digulung, kemudian

plesterdiberikan pada bagian medikal dan lateral dari stoking tersebut lalu stoking tersebut dibungkus lagi denganperban elastis. Ujung plester traksi pada

pergelangan kaki di hubungkan dengan blok penyebar gunamencegah penekanan pada maleoli. Seutas tambang yang diikat ketengah blok penyebar tersebut kemudiandijulurkan melalui kerekan pada kaki tempat tidur. Jarang dibutuhkan berat lebih dari 5 lb. penggunaan traksi kulit ini dapat menimbulkan banyak komplikasi. Ban perban elastis yang melingkar dapat mengganggusirkulasi yang menuju kekaki penderita, yang sebelumnya sudah menderita penyakit vaskular. Alergi kulitterhadap plester juga dapat menumbuhkan masalah. Kalau tidak dirawat dengan baik mungkin akanmenimbulkan ulserasi akibat tekanan pada maleolus. Traksi berlebih dapat merusak kulit yang rapuh padaorang yang berusia lanjut. Bahkan untuk peenderita dewasa lebih disukai traksi pin rangka, terutama bilaperawatan harus dilakukan selama beberapa hari. b. Traksi Russell Dapat digunakan pada fraktur plato tibia, menyokong lutut yang fleksi pada penggantung dan memberikangaya tarik horizontal melalui pita traksi balutan elastis ketungkai bawah. Bila perlu, tungkai dapat disangga dengan bantal agar lutut benar- benar fleksi dan menghindari tekanan pada tumit. Masalah yang paling sering dilihat pada traksi Russell adalah bergesernya penderita kebagian kaki ketempat tidur, sehingga kerekan bagian distal saling berbenturan dan beban turun kelantai. Mungkin perlu ditempatkanblok-blok dibawah kaki tempat tidur sehingga dapat memperoleh bantuan dari gaya tarik bumi. Walaupun traksi rangka seimbang dapat digunakan untuk menangani hampir semua fraktur femur, reduksiuntuk fraktur panggul mungkin lebih sering diperoleh dengan memakai traksi Russell dalam keadaan ini pahadisokong oleh beban. Traksi longitudinal diberikan dengan menempatkan pin dengan posisi tranversal melaluitibia dan

fibula diatas lutut. Efek dari rancangan ini adalah memberikan kekuatan traksi ( berasal dari gayatarik vertikal beban paha dan gaya tarik horizontal dari kedua tali pada kaki ) yang segaris dengan tulangyang cidera dengan kekuatan yang sesuai. Jenis traksi paling sering digunakan untuk memberi rasa nyamanpada pasien yang menderita fraktur panggul selama evaluasi sebelum operasi dan selama persiapan pembedahan. Meskipun traksi Russell dapat digunakan sebagai tindakan keperawatan yang utama danpenting untuk patah tulang panggul pada penderita tertentu tetapi pada penderita usia lanjut dan lemah biasanya tidak dapat mengatasi bahya yang akan timbul karena berbaring terlalu lama ditempat tidur seperti dekubitus, pneumonia, dan tromboplebitis. c. Traksi Dunlop adalah traksi pada ektermitas atas. Traksi horizontal diberikan pada lengan bawah dalam posisi fleksi. d. Traksi kulit bryant Traksi ini sering digunakan untuk merawat anak kecil yang mengalami patah tulang paha. Traksi Bryant sebaiknya tidak dilakukan pada anakanak yang berat badannya lebih dari 30 kg. kalau batas ini dilampauimaka kulit dapat mengalami kerusakan berat. 2. Traksi skeletal. Traksi skeletal dipasang langsung pada tulang. Metode traksi ini digunakan paling sering untuk menangani fraktur femur, tibia, humerus dan tulang leher. Kadang- kadang skelet traksi bersifat seimbang yang menyokong ekstermitas yang terkena, memungkinkan gerakan pasien sampai batas-batas traksi yang tertentu efektif dan tetapi

memungkinkan

kemandirian

pasien,

sementara

dipertahankan yang termasuk skelet traksi adalah sebagai berikut:

a. Traksi rangka seimbang, traksi rangka seimbang ini terutama dipakai untuk merawat patah tulang pada korpus femoralis orng dewasa. Sekilas pandangan traksi ini tampak komplek, tetapi sesunguhnya hanyalah satu pin rangka yang ditempatkantramversal melalui femur distal atau tibia proksimal. Dipasang pancang traksi dan tali traksi utama dipasang pada pancang tersebut. Ektermitas pasien ditempatkan dengan posisi panggul dan lutut membentuk sekitar 35 , kerekan primer disesuaikan sedemikian sehingga garis ketegangan koaksial dengan sumbu longitudinal femur yang mengalami fraktur. Beban yang cukup berat dipasang sedemikian rupa mencapai panjangnormalnya. Paha penderita disokong oleh alat parson yang dipasang pada bidai tomas alat parson danektermitas itu sendiri dijulurkan dengan tali, kerekan dan beban yang sesuai sehingga kaki tergantung bebasdiudara. Dengan demikian pemeliharaan penderita ditempat tidur sangat mudah. Bentuk traksi ini sangatberguna sekali untuk merawat berbagai jenis fraktur femur. Seluruh bidai dapat diadduksi atau diabduksiuntuk memperbaiki deformitas angular pada bidang medle lateral fleksi panggul dan lutut lebih besar ataulebih kecil memungkinkan perbaikan lateral posisi dan angulasi alat banyak memiliki keuntungan antara laintraksi elefasi keaksial. Longitudinal pada tulang panjang yang patah, ektermitas yang cidera mudah dijangkau untuk pemeriksaan ulang status neuro vascular, dan untuk merawat luka lokal serta mempermudahperawatan oleh perawat. Seperti bentuk traksi yang mempergunakan pin rangka, pasien sebaiknya diperiksasetiap hari untuk mengetahui adanya peradangan atau infeksi sepanjang pin, geseran atau pin yang kendordan pin telah tertarik dari tulang (Wilson, 1995 ).

b. Traksi 90-90-90 Traksi 90-90-90 sangat berguna untuk merawat anak- anak usia 3 tahun sampai dewasa muda. kontrolterhadap fragmen fragmen pada fraktur tulang femur hamper selalu memuaskan dengan traksi 90-90-90 penderita masih dapat bergerak dengan cukup bebas diatas tempat tidur . F. PRINSIP PEMASANGAN TRAKSI Traksi harus dipasang dengan arah lebih dari satu untuk mendapatkan garis tarikan yang diinginkan. Dengan cara ini, bagian garis tarikan yang pertama berkontraksi terhadap garis tarikan lainnya. Garis-garis tersebutdikenal sebagai vektor gaya. Resultanta adalah gaya tarikan yang sebenarnya terletak di tempat diantarakedua garis tarikan tersebut. Efek traksi yang dipasang harus dievaluasi dengan sinar X, dan mungkin diperlukan penyesuaian. Bila otot dan jaringan lunak sudah rileks, berat yang digunakan harus diganti untukmemperoleh gaya tarikan yang diinginkan. Traksi lurus atau langsung memberikan gaya tarikan dalam satu garis lurus dengan bagian tubuh berbaring ditempat tidur. Traksi ektensi buck dan traksi pelvis merupakan contoh traksi lurus. Traksi suspensi seimbang memberikan dukungan pada ektermitas yang sakit diatas tempat tidur sehinggamemungkinkan mobilisasi pasien sampai batas tertentu yanpa terputus garis tarikan. Tarikan dapat dilakukanpada kulit ( traksi kulit ) atau langsung kesekelet tubuh (traksi skelet). Cara pemasangan ditentukan oleh tujuan traksi. Traksi dapat dipasang dengan tangan (traksi manual). Ini merupakan traksi yang sangat sementara yang bisadigunakan pada saat pemasangan gips, harus dipikirkan adanya kontraksiPada setiap pemasangan traksi, harus dipikirkan adanya kontraksi adalah gaya

yang bekerja dengan arahyang berlawanan ( hukum Newton III mengenai gerak, menyebutkan bahwa bila ada aksi maka akan terjadireaksi dengan besar yang sama namun arahnya yang berlawanan ) umumnya berat badan pasien danpengaturan posisi tempat tidur mampu memberikan kontraksi.Walaupun hanya traksi untuk ektermitas bawah yang dijelaskan secara terinci, tetapi semua prinsip-prinsip iniberlaku untuk mengatasi patah tulang pada ektermitas atas.Imobilisasi dapat menyebabkan

berkurangnya kekuatan otot dan densitas tulang dengan agak cepat, terapifisik harus dimulai segera agar dapat mengurangi keadaan ini.misalnya, seorang dengan patah tulang femurdiharuskan memakai kruk untuk waktu yang lama. Rencana latihan untuk mempertahankan pergerakanektermitas atas, dan untuk meningkatkan kekuatannya harus dimulai segera setelah cedera terjadinya. Prinsip traksi efektif : 1. Kontraksi harus dipertahankan agar traksi tetap efektif 2. Traksi harus berkesinambungan agar reduksi dan imobilisasi fraktur efektif. 3. Traksi kulit pelvis dan serviks sering digunakan untuk mengurangi spasme otot dan biasanya diberikansebagai traksi intermiten. 4. Traksi skelet tidak boleh terputus. 5. Pemberat tidak boleh diambil kecuali bila traksi dimaksudkan intermiten. Setiap faktor yang dapatmengurangi tarikan atau mengubah garis resultanta tarikan harus dihilangkan. 6. Tubuh pasien harus dalam keadaan sejajar dengan pusat tempat tidur ketika traksi dipasang. 7. Tali tidak boleh macet

8. Pemberat harus tergantung bebas dan tidak boleh terletak pada tempat tidur atau lantai 9. Simpul pada tali atau telapak kaki tidak boleh menyentuh katrol atau kaki tempat tidur. 10. Selalu dikontrol dengan sinar roentgen.

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. Pemeriksaan foto polos sevikal. Tes diagnostic pertama yang sering dilakukan pada pasien dengan keluhan nyeri leher. Foto polos sevikalsangat penting untuk mendeteksi adanya fraktur dan subluksasi pada pasien dengan trauma leher. 2. CT ScanPemeriksaan ini dapat memberikan visualisasi yang baik komponen tulang sevikal dan sangat membantu bilaada fraktur akut. 3. MRI ( Magnetic resonance imaging ), pemeriksaan ini sudah menjadi metode imajing pilihan untuk daerah sevikal MRI dapat mendeteksi kelainanligament maupun discus.MRI menggunakan medan magnet kuat dan frekuensi radio dan bila bercampurdengan frekuensi radio yang dilepaskan oleh jaringan tubuh akan menghasilkan citra MRI yang berguna dalam mendiagnosis tumor, infrak, dan kelainan pada pembuluh darah. Pada pemeriksaan ini, penderita tidakterpajan oleh radiasi dan tidak merasa nyeri walaupun pasien dapat mengeluh klaustrofobia dan suara logamyang mengganggu selama prosedur ini. 4. Elektrokardiografi (EMG), pemeriksaan ini membantu mengetahui apakah suatu gangguan bersifat neurogenik atau tidak. Karena pasiendengan spasme otot, atritis juga mempunyai gejala yang sama. Selain itu juga untuk menentukan level dariiritasi/

kompresi radiks, membedakan lesi radiks dan lesi saraf perifer, membedakan adanya iritasi ataukompresi.

H. PRISIP PERAWATAN TRAKSI 1. Berikan tindakan kenyamanan ( contoh: sering ubah posisi, pijatan punggung ) dan aktivitas terapeutik 2. Berikan obat sesuai indikasi contoh analgesik relaksan otot. 3. Berikan pemanasan lokal sesuai indikasi. 4. Beri penguatan pada balutan awal/ pengganti sesuai dengan indikasi, gunakan teknik aseptic dengan tepat. 5. Pertahankan linen klien tetap kering, bebas keriput. 6. Anjurkan klien menggunakan pakaian katun longgar. 7. Dorong klien untuk menggunakan manajemen stress, contoh: bimbingan imajinasi, nafas dalam. 8. Kaji derajat imobilisasi yang dihasilkan 9. Identifikasi tanda atau gejala yang memerlukan evaluasi medik, contoh: edema, eritema

I. KOMPLIKASI Dekubitus, kulit pasien diperiksa sesering mungkin mengenai tanda tekanan atau lecet. Perhatian khusus diberikan pada tonjolan tulang. Perlu diberikan intervensi awal untuk mengurangi tekanan. Perubahan posisi pasien perlu sering dilakukan dan memakai alat pelindung kulit sangat membantu. Bila risiko kerusakan kulitsangat tinggi,

seperti pada pasien trauma ganda atau pada pasien lansia yang lemah, perawat harusberkonsultasi dengan dokter mengenai penggunaan tempat tidur khusus untuk membantu mencegahkerusakan kullit. Bila telah terbentuk ulkus akibat tekanan, perawat harus berkonsultasi dengan doktermengenai penanganannya.Kongesti paru/pneumonia. Paru pasien diauskultasi untuk mengetahui status pernapasannya. Pasien diajariuntuk menarik napas dalam dan batuk-batuk untuk membantu pengembangan penuh paru-paru danmengeluarkan skresi paru. Bila riwayat pasien dan data dasar pengkajian menunjukkan bahwa pasienmempunyai resiko tinggi mengalami komplikasi respirasi, perawat harus berkonsultasi dengan doktermengenai penggunaan terapi khusus. Bila telah terjadi masalah respirasi, perlu diberikan terapi sesuai resep. Konstipasi dan anoreksia. Penurunan motilitas gastrointestinal menyebabkan anorekksia dan

konnstipasi. Diettnggi serat dan tinggi cairan dapat membantu merangsanng motilitas gaster. Bila telah terjadi konstipasi,perawat dapat berkonsultasi dengan dokter mengenai penanganannya, yang mungkin meliputi pelunak tinja, laksatif, supositoria, dan enema. Untuk memmperbaiki nafsu makan pasien, harus dicatat makanan apa yangdisukai pasien dan dimasukkan dalam program diet, sesuai kebutuhan.Stasis dan infeksi saluran kemih. Pengosongan kandung kemih yang tak tuntas, karena posisi pasien di tempattidur dapat mengakibatkan stasis dan infeksi saluran kemih. Selain itu pasien mungkin merasa bahwamenggunakan pispot di tempat tidur kurang nyaman dan membatasi cairan masuk untuk mengurangifrekuensi berkemih. Perawat harus memantau masukan cairan dan sifat kemih. Perawat harus mengajarpasien untuk meminum cairan dalam jumlah yang cukup dan berkemih tiap 2 sampai 3 jam sekali. Bila pasien memperlihatkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih, perawat segera berkonsultasi dengan doktermengenai

penanganan masalah ini. Trombosi vena profunda. Stasis vena terjadi akibat imobilitas. Perawat harus mmengajar pasien untukmalakuka latihan tumit dan kaki dalam batas terapi traksi secara teratur sepanjang hari untuk mencegahterjadinya trombosis vena provunda (DVT). Pasien didorong untuk meminum air untuk mencegah dehidrasidan hemokonsenntrasi yang menyertainya, yang akan mengakibatkan stasis. Perawat memantau pasien terhadap terjadinya tanda DVT dan melaporkan hasil temuannya segera mungkin ke dokter untuk evaluasi definitive dan terapi.

Penyebab fraktur terbanyak adalah karena kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan lalu lintas ini,selain menyebabkan fraktur, menurut WHO, juga menyebabkan kematian 1,25 juta orang setiap tahunnya,dimana sebagian besar korbannya adalah remaja atau dewasa muda. Terdapat beberapa pengertian mengenai fraktur, sebagaimana yang dikemukakan para ahli melalui berbagailiterature. Menurut FKUI (2000), fraktur adalah rusaknya dan terputusnya kontinuitas tulang, sedangkanmenurut Boenges, ME., Moorhouse, MF dan Geissler, AC (2000) fraktur adalah pemisahan atau patahnyatulang. Back dan Marassarin (1993) berpendapat bahwa fraktur adalah terpisahnya kontinuitas tulang normalyang terjadi karena tekanan pada tulang yang berlebihan. TRAKSI Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk menangani kerusakan atau gangguanpada tulang dan otot. Tujuan dari traksi adalah untuk menangani fraktur, dislokasim atau spasme otot dalamusaha untuk memperbaiki deformitas dan mmpercepat penyembuhan. Ada dua tipe utama dari traksi : traksiskeletal dan traksi kulit, dimana didalamnya terdapat sejumlah penanganan.Prinsip Traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada bagian tubuh, tungkai, pelvis atau tulangbelakang dan menarik tahanan yang diaplikasikan pada arah yang berlawanan yang

disebut dengancountertraksi. Tahanan dalam traksi didasari pada hokum ketiga (Footner, 1992 and Dave, 1995). Traksi dapatdicapai melalui tangan sebagai traksi manual, penggunaan talim splint, dan berat sebagaimana pada traksikulit serta melalui pin, wire, dan tongs yang dimasukkan kedalam tulang sebagai traksi skeletal (Taylor, 1987and Osmond, 1999).Penggunaan traksi telah dimulai 3000 tahun yang lalu. Suku Aztec dan mesir menggunakan traksi manual danmembuat splint dari cabang pohon (Styrcula, 1994 a and Osmond, 1990) dan Hippocrates (350 BC) menulistentang traksi manual dan tahanan ekstensi dan ekstensi yang berlawanan (Styrcula, 1994 a: 71). Pada tahun1340 ahli bedah Perancis bernama Guy de Chauliac menulis tentang traksi isotonic dengan berat yang ditahanpada kaki tempat tidur pasien, tetapi akibat pertimbangan praktek hal ini dilakukan hingga tahun 1829 ketikatraksi berkesinambungan diaplikasikan secara luas (Peltier, 1968: 1603). Sekitar tahun 1848 Josiah Crosbyseorang klinisi amerika merupakan orang yang pertama mempromosikan dan menunjukkan traksi kulit yanglebih efektif tidak hanya sebagai terapi dari fraktur melainkan juga untuk menanani deformitas panggul (Peltier, 1968: 1609). Hal ini meripakan aplikasi yang membuat perhatian Gurdon Buck yang pada tahun 1861melalui pengetahuannya terhadap kerja Crosby mempunyai traksi kulit yang dinamakan nama dirinya sendiri.Hal ini tidak dilakukan hingga pada tahun 1921 seorang ahli bedah Australia Hamilton Russel meluaskankonsep traksi Buck dengan menggunakan doktrin Potts (1780) bahwa fraktur tungkai harus ditempatkan padaposisi pada otot yang relaksm dinamakan fleksi panggul dan lutut, dengan mengembangkan traksi HamiltonRussel (Peltier, 1968: 1612). 26 tahun sebelumnya, pada bulan desember 1895, seorang professor Germanbernama Rntgen

mempublikasikan observasinya dengan tipe baru X-Ray dimana dimulai era baru dalampenelitian fraktur (Peltier, 1968:1613). Dengan menggunakan X-Ray untuk menilai

terapi fraktur, duniaortopedi berhadapan dengan kenyataan dimana terapi traksi Buck tidak memuaskan 100% pada semua kasusdan tahun 1907 Fritz Steinmann secara sukses mengembangkan traksi skeletal dengan menggunakan pinyang dimasukkan kedalam kondylus femur. (Peltier, 1968: 1615). Traksi telah menjadi sebuah ketetapan dalam management ortopedi hingga 1940 ketika fiksasi internalmenggunakan nail, pin dan plate menjadi praktek yang sering. Pengembangan ini berpasangan dengankurangnya pembedahan fraktur dengan kebutuhan ekonomi untuk perawatan rumah sakit yang lebihPenggunaan Traksi telah didokumentasikan melalui banyak literature : traksi digunakan untukmempromosikan istirahat/imobilisasi, dimana membuat keurusan tulang dan jaringan lunak menyembuh. Hal ini menolong untuk mengistirahatkan inflamasi yang adadan mengurangi nyeri (Taylor, 1987; Dave, 1995 and Osmond, 1999). Osmond (1999) Menyatakan bahwa halini mengurangi subluksasi atau dislokasi dari sendi dan Styrcula (1994a) serta Rosen, Chen, Hiebert dan Koval(2001) memberikan kredit dalam penggunaan traksi dengan reduksi tahanan yang dibutuhkan ketikamelakukanreduksi fraktur selama pembedahan. Akhirnya, traksi juga dikatakan untuk membantu pergerakandan latihan (Dave, 1995 and Redemann, 2002).Mekanisme traksi meliputi tidak hanya dorongan traksi sebenarnya tetapi juga tahanan yang dikenal sebagaikontertraksi, dorongan pada arah yang berlawanan, diperlukan untuk keefektifan traksi, kontertraksimencegah pasien dari jatuh dalam arah dorongan traksi. Tanpa hal itu, spasme otot tidak dapat menjadi lebihbaik dan semua keuntungan traksi hanya menjadi lewat saja. Ada dua tipe dari mekanik untuk traksi, dimanamenggunakan Kontertraksi dalam dua cara yang berbeda. Yang pertama dikenal dengan traksi keseimbangan, juga dikenal sebagai traksi luncur atau berlari. Disini traksi diaplikasikan melalui kulit pasien atau dneganmetode skeletal. Berat dan katrol digunakan

untuk mengaplikasikan tahanan langsung sementara berat tubuhpasien dalam kombinasi dengan elevasi dari dorongan tempat tidur traksi untuk menyediakan

kontertraksinya(Taylor, 1987, Styrcula, 1994a; Dave, 1995 and Osmond, 1999). Traksi Buck akan menjadi contoh dari ha ini. Yang kedua dinamakan traksi fixed dan kontertraksi dimasukkan diantaran 2 point cocok yang tidakmembutuhkan berat atau elevasi tempat tidur untuk mencapai traksi dan kontertraksi. Splibt Thomasmerupakan contoh dari system traksi ini. Komponen Mekanis dari system traksi, katrol (pulley), tahanan vector dan friksi, terkait dengan beberapafactor : cara dimana kontertraksi diaplikasikan dan sudut, arah, serta jumlah tahanan traksi yang diaplikasikan(Taylor, 1987: 3). Sudut dan arah dorongan traksi bergantung pada posisi katrol dan jumlah efek katrol samadengan jumlah dorongan yang diaplikasikan. Ketika dua katrol segaris pada berat traksi yang sama makadisebut dengan block and tackle effect hamper menggandakan jumlah dari tahanan dorongan. Tahananvector diciptakan dengan mengaplikasikan tahanan traksi pada dua yang berebda tetapi tidak berlawananterhadap sisi tubuh yang sama. Hasil ini menghasilkan tahanan ganda untuk dorongan traksi yang actual. Friksi selalu ada dalam setiap system traksi. Friksi memberikan resistansi terhadap dorongan traksi malamengurangi tahanan traksi. Hal ini diperlukan untuk meminimalisir kapanpun dan bagaimanapun kemungkinan nantinya. Kita dapat mnggunakan traksi: 1. Untuk mendorong tulang fraktur kedalam tempat memulai, atau 2. Untuk menjaga mereka immobile sedang hingga mereka bersatu, atau, 3. Untuk melakukan kedua hal tersebut satunya diikuti dengan yang lain. Untuk mengaplikasikan traksi dengan sempurna, kita harus menemukan jalan untuk

mendapatkan tulang pasien yang fraktur dengan aman, untuk beberapa minggu jika diperlukan. Ada dua cara untuk melakukan hal tersebut : a. Memberi pengikat ke kulit (traksi kulit). b. Dapat menggunakan Steinmann pin, a Denham pin, atau Kirschner wire melalui tulangnya (traksi tulang). Tali kemudian digunakan untuk mengikat pengikatnya, pin atau wire, ditaruh melalui katrol, dan dicocokkan dengan berat. Berat tersebut dapat mendorong pasien keluar dari tempat tidurnya, sehingga kita biasanya membutuhkan traksi yang berlawanan dengan meninggikan kaki dari tempat tidurnya. Salah satu dari tujuan utama dari traksi adalah memperbolehkan pasien untuk melatih ototnya dan menggerakkan sedinya, jadipastikan bahwa pasien melakukan hal ini. Traksi membutuhkan waktu untuk diaplikasikan dan diatur, tetapihal ini dapat dengan mudah datur dengan asisten. Traksi kebanyakan berguna pada kaki. Dilengan hal inimasih kurang nyaman, tidak meyakinkan, sulit untuk dijaga, dan frustasi untuk pasien. Untuk kesemua alasanini, traksi lengan hanya digunakan dalam keadaan pengecualian yang lebih jauh. Mengelaborasikan Jenis daritraksi, seperti Hamilton dan Russel untuk kaki, membutuhkan peralatan yang tidak semuanya punya. Jadi,hanya dibahas alat-alat sederhana yang digunakan dimakalah ini. Klasifikasi Traksi didasari pada penahan tubuh yang dicapai : 1. Traksi Manual menunjukkan tahanan dorongan yang diaplikasikan terhadap seseorang di bagian tubuhyang terkena melalui tangan mereka. Dorongan ini harus constant dan gentle. Traksi manual digunakan untukmengurangi fraktur sederhana sebelum aplikasi plesrer atau selama pembedahan. Hal ini juga digunakanselama pemasangan traksi dan jika ada kebutuhan secara temporal melepaskan berat traksi

2. Traksi Sekeletal menunjukkan tahanan dorongan yang diaplikasikan langsung ke sekeleton melalui pin, wireatau baut yang telah dimasukkan kedalam tulang. Untuk melakukan ini berat yang besar dapat digunakan. Traksi skeletal digunakan untuk fraktur yang tidak stabil,untuk mengontrol rotasi dimana berat lebih besar dari 25 kg dibutuhkan dan fraktur membutuhkan traksi jangka panjang. 3. Akhirnya traksi kulit menunjukkan dimana dorongan tahanan diaplikasikan kepada bagian tubuh yangterkena melalui jaringan lunak. Hal ini bisa dilakukan dalamcara yang bervariasi : ekstensi adhesive dan non adhesive kulit, splint, sling, sling pelvis, dan halter cervical. Dikarenakan traksi kulit diaplikasikan kekulit kurang aman,batasi kekuatan tahanan traksi. Dengan kata lain sejumlah berat dapat digunakan. Berat harus tidak melebihi (3-4 kg). Traksi kulit digunakan untuk periode yang pendek dan lebih sering untuk manajemen temporer fraktur femur dan dislokasi serta untuk mengurangi spasme otot dan nyeri sebelum pembedahan. Traksi Kulit versus Traksi Tulang, hanya bisa dapat menahan sekitar 5 kg traksi pada orang dewasa. Jika lebih dari ini tahanan yang dibutuhkan untuk mendapatkan dalam menjaga reduksi, traksi tulang mungkin diperlukan. Hindari traksitulang pada anak-anakplate pertumbuhan dapat dengan mudah hancur dengan pin tulang. Indikasi untuk traksi kulit 1. Anak-anak 2. Traksi temporer- hanya untuk beberapa hari, missal pre operasi 3. Tahanan kecil dibutuhkan untuk menjaga reduksi 5kg 4. Kerusakan kulit atau adanya sepsis diarea tersebutIndikasi Traksi Skeletal 5. Orang dewasa membutuhkan > 5kg traksi

6. Kerusakan kulit membutuhkan dressings 7. Jangka panjang Counter Traction Setiap tahanan diperlukan tahanan yang berlawanan. Jika traksi mendorong tungkai kedistal pasien akanmeluncur turun melalui katrol, dan traksi tidak akan menjadi efektif. Berikan tahanan yang berlawanandengan meninggikan kaki dari kasur pada blok tertentu. Dengan merubah tempat tidur pada arah berlainantendensi untuk meluncur akan ditahan. Pada traksi servikal sisi depan dari tempat tidur harus ditinggikan, dan dengan traksi Dunlop sisi tempat tidur dekat dengan luka membutuhkan elevasi. Sistem Katrol Multiple Dalam banyak keadaan katrol yang multioel digunakan, sehingga mengurangi berat amatlah diperlukan.Katrol multiple seringkali digunakan pada traksi pelvis dimana tahanan tinggi (biasanya lebih dari 40 kg) dapatdiperlukan. Jika triple dan dobel blok dgunakan dalam gambar hanya 405 atau 8 kg, dibutuhkan untuk dapatmencapai 40 kg. Penaikturun katrol diperlukan. Traksi Kulit Ekstremitas Bawah Traksi kulit Bucks paling sering digunakan pada tungkai bawah untuk fraktur femur, nyeri belakang,

frakturacetabulum dan pinggang. Traksi kulit jarangkali mengurangi fraktur, tetapi mengurangi nyeri dan menjagapanjangnya fraktur.Bucks Traction: Traksi Buck adalah traksi kulit seimbang dengan menggunakan dorongan pada satu tempat terhadapekstremitas bawah melalui perluasan kulit. Dinamakan setelah Gurdon Buck yang pada tahun 1861 mempublikasikan pengalamannya dengantrapi untuk dua puluh satu kasus dari fraktur (Peltier, 1968: 1610). Traksi Buck digunakan sebagai pengukuran jangka pendek dengan tahanan traksi yang dibutuhhkan untuk imobilisasi fraktur panggul sebelumpembedahan dan mengurangi spasme otot. Hal ini juga bisadigunakan untuk dislokasi panggul, kontraktur panggul dan lutut, fraktur tidak berpindah asetabulum dannyeri pinggang bawah bilateral. Meskipun

penggunaannya jarang terlihatpada akhir-akhir ini. Pasien diposisikan dalam posisi supine dengan kaki lurus pada posisi alami, dimanamelalaikan abduksi. Pembungkus kemudian diaplikasikan dan tahanantraksi digunakan segaris dengan panjang aksis kaki melalui tali yang diikat di kaki dari perluasan melewatikatrol pada akhir tempat tidur yang dihubungkan dengan pemberat. Katrol tidak mempunyai efek pada tahanan t=fraksi tetapi bertindak untuk merubah arahdorongan untuk bekerja dengan gravitasi. Kontertraksi dicapai dengan mengelevasikan kaki dari tempat tidur pada ketinggian tertentu untuk mencegah pasien terjatuh dar tempattidur. Untuk mengoptimalisasi kenyamanan pasien adalah hal yang penting untuk mempunyai keseimbangan antaratahanan traksi dengan tahanan kontertraksi. Jika tempat tidur butuh untuk dielevasikan terlalu tinggi untukmencegah pasien terdorong dari tempat tidur maka pemberat dapat terlalu berat dan perlu untuk ditinjau ulang. Hari ini Traksi Buck digunakan kebanyakan pada orang tua dan kontroversinya timbul melebihi kefektifitasannya. Metode Kulit dipersiapkan dan dicukur- harus sampai kering. Balsem Friar dapat digunakan untuk meningkatkanadhesi. Pengikat yang tersedia secara komersil diaplikasikan kekulit dan luka dengan lapisan yang overlap.Perban harus tidak melebihi diatas tinggi fraktur. Bahaya Traksi Kulit 1. Distal Oedema 2. Kerusakan vaskular 3. Peroneal nerve palsy 4. Nekrosis kulit melalui tulang-tulang prominen. Hindari timbulnya komplikasi dalam keinginan untuk mencoba meningkatkan adhesi dengan mengikat perbanlebih ketatPerfusi Jaringan yang Berubah, Bahaya untuk deep vein thrombosis (DVT) atau pulmonary

embolism (PE )merupakan masalah yang sering. Pernafasan yang dalam dan latihan pompa siku sama halnya dengan penggunaan stockingdan terapi antikoagulan merupakan cara untuk mencegah hal ini terjadi. Calves harus diinspeksi untuk kekakuan, hangat yang tidak biasa, dan kemerahan dan setiap tanda dispnea dan tachypnea dapat mengindikasikan. Ada juga akan resiko tinggginya disfungsi perifer seperti sindrom kompartemen atau paralisis saraf. Periksa neurovascular dan penilaian gerakan harus dilakukan sebelum mengaplikasikan traksi kemudian setiap jamselama 24 jam pertama dan jika baik dilakukan 4 jam sekali. Meskipun traksi dikatakan untuk mengurangi nyeri danspasme otot hal in dapat menjadi tidak cukup dan management nyeri untuk itu merupakan bagian penting dalam perawatan. Nyeri dapat dinilai denganmenggunakan skala 1-10 dan pasien harus diminta untukmengambil analgetik sebelum nyeri menjadi lebih parah. Edukasi untuk mencegah ketakutan dan resiko konstipasi sebaiknya juga dilakukan. Sama dengan pasien yang imobilisasi adatingginya resiko untuk konstipasi tidak hanya menghasilkan imobilitas tetapi juga kombinasinya denganambilan analgetik dan untuk pasien traksi terutama tantangan dalam nyeri, ditambah dengan malunyamereka untuk membuka ususnya ditempat tidur. Penggunaan dari alat fraktur, privasi, ambilan cairan yang tinggi, teratur dalam diet dapat menolong eliminasiuntuk mencapai usus yang normal. Pertukaran gas yang terganggu merupakan kesulitan pada pasien dengan traksi pada resiko masalahrespirasi. Posisi rekumben atai semirecumbent pasien ini diyakinkan untuk tidak diijinkan bergerak penuh pada diafragmanya yang bisa menyebabkan tidal kecul dan volume residu yang besar. Untuk mencegah masalah in elevasi reposisi yang sering dari kepala tempat tidur kapanpun memungkinkan dikombinasikan dengan batuk dan latihan nafas yang dalam dan penggunaan spirometer

kesemuanya dapatmembantu untuk menjaga pertukaran gas yang adekuat. Tingginya resiko untuk terluka terutama relevansinya pada pasien traksi sebagai management yang tidakbenar dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang harus dipertimbangkan. Traksi harus diperiksa melalui perbagian untuk menjamin tidak ada yang dapat membahayakan pasien,garis dorongan dijaga, semua clamps ketat dan tidak ada tali yang rapuh atau knot yang tidak aman. Talimusti dibebaskan melalui katrol, gars traksi harus dijaga setiap saat. Baik pemberat ataupun tali harusdisentuh oleh kasur. Bantal tidak ditaruh dibawah kaki yang sakit dan ketika menggerakkan pasien pemberattidak boleh dipindahkan. Ketika melakukan perluasan sekali traksi manual harus diaplikasikan. Traksi Gallows Traksi ini digunakan pada bayi dan anak-anak dengan fraktur femur . Indikasi Traksi Gallows: 1. Berat anak-anak harus kurang dari 12 kg 2. Fraktur femur 3. Kulit harus intak. Kedua dari femur yang fraktur dan yang baik ditempatkan dalam traksi kulit dan bayi ditahan dari sudut yangistimewa. Compromise vascular merupakan bahaya terbesar. Periksa sirkulasi dua kali sehari. Pantatnya harusdiangkat jangan mengenai tempat tidur. Anak lebih besar dengan fraktur femur dapat ditangani dengan traksi kulit dengan splint tHomas. Tidak sepertiorang dewasa lutut harus dijaga lurus pada splint Thomas. Cincin dari splint Thomas harus membuatpembersihan dua jari pada semua sisi- dicoba pada kaki yang sehat untuk dicocokkan sebelum diaplikasikan.Pengikatan kulit diaplikaskan dan splint Thomas dipasangkan. Tali dari pengikat di ikat hingga akhir dar splinttHomas. Yang paking kuar melewat jarak splint Thomas dan bagian dalam

melaluinya. Hal ini merotasikan kaki secara internal. Tungkai diistirahatkan pada tiga strip falnnerl untuk menjaga keamanan pin. Sling Master merupakan strip flannel yang diarahkan kedistal fraktur. Sling ini bisa ditambahkan sehingga garis akhir frakturpada ruang vertical. Traksi longitudinal membuthkan tambahan setiap haru pada minggu pertama. Simpul dariakhir splint Thomas dilonggarkan. Kualitas reduksi dikonfirmasikan dengan X ray.Splint Thomas ditahan dari Frame Balkan. Frame ini ditempelkan ke tempat tidur. Tungkai dengan splint Thomas ditahan dari puncak dengan maksut berat berlawanan. Traksi longitudinal menggunakan tekananpada sudut dan berat yang lebih jauh ditempatkan melalui katrol dari frame Balkan. Hal ini segaris denganpanjang aksis tungkai di kaki dari tempat tidur. Perlawanan ini bertindak sebagai tahanan reaktif dari sudutyang digenerasikan oleh traksi kulit. Fraktur Femur Pada Orang Dewasa Hal ini membutuhkan pin skeletal. Pada beberapa rumah sakit, pn Denham merupakan pin yang paling seringdigunakan, Ia mempunyai porsi tengah ulir yang dijaganya pada tibia. Untuk fraktur femur pin Denhammelalui tibia proksimal, Selalu memasukkan dari lateral ke medial pada tibia proksimal, sebagaimana saraf peroneal tidak terkenda dan tempat keluarnya tidak bisa diprediksikan. Pada beberapa keadaan femur distal, atau bahkan kalkaneus dapat digunakan.Splint Thomas, (periksa apakah cocok dengan mencoba pada kaki yang sehat) diaplikasikan. Tiga sling flannel diamankan dengan keamanan pin dibawah paha. Satu dari splint master dibawah fraktur. Tekanan yang benarpada sling ini akan menggarisi fraktur pada sisi lateral. Lutut dapat difleksikan dengan menggunakan splintfleksi Pearson yang ditempelkan ke splint Thomas pada daerah lutut. Fleksi lutut yang diinginkan dapat dijagadengan tali pada akhirnya dibawa dari splint Thomas ke Perlengketan Pearson. Tali dari pin Denham apakahharus diikat secara distal ke splnt Thomas (traksi statis) atau

mereka dapat dinaikkan melalui katrol pada akhirdari frame Balkan (traksi dinamis). Pada semua kasus diawali dengan 7 kg (atau 10% berat badan) pada panjang aksis femur. Hal ini melawan trakian dari otot paha. Sebagaimana halnya dnegan anak-anak, traksidbuat seimbang dengan sisitem katrol pada tungkai horizontal frma Bahkan untuk membuat pasien dapatmenggerakkan tungkainya. Garis Splint Thomas harus digariskan dengan menitikkan pada fragmen belakang searah dengan fragmen proksimal. Perpindahan-Fraktur Femur Proksimal 1. Prox. Femur Flexion 2. Prox. Femur Abduction 3. Frame Garis Flexion & AbductionFraktur mid shaft dijaga tetap relative sebagaimana otot proksimal dan distalnya seimbang Perpindahan Fraktur Femur Distal 1. Angulasi Posterior dorongan dari gastrocnimeus 2. Sousi fleksi lutut sejauh mungkin Block Tempat Tidur (bed block)Bed Blocks harus ditempatkan dibawah kaki dengan semua tipe traksi diatas. Meninggikan kaki dari tempat tidur beberapa sentimeter memberikan tahanan counter untuk mencegah pasien terdorong secara distal daritempat tidur oleh traksi longitudinal. Traksi Servikal Halter Traction Traksi halter digunakan untuk traksi servikal jangka pendek. Penggunaannya meliputi cedera leher minortanpa kejelasan adanya fraktur contoh spasme otot leher, terapi conservative dari lesi di diskus servikal. Anakdengan fraktur servikal juga dapat ditangani dtanpa pin skeletal sebagaimana tulang mereka terlalu rapuhterhadap pin.

Masalah dengan Traksi Halter 1. Tidak nyaman 2. Nyeri di Tempero-mandibular 3. Kontraoindikasi pada fraktur mandibula 4. Sulit untuk mengontrol fleksi dan ekstensi, Fleksi Extensi X Ray Cervical Jika pasien mempunyai x-ray cervical yang normal, tetapi mempunyai spasme otot leher, gambaran fleksiekstensi dapat diperlukan untuk menyingkirkan instabilitas yang serius dari tulang servikal. Traksi Halter merupakan cara yang baik untuk meredakan spasme sebelum XRay dapat dilakukan. Pasien yangdimasukkan dan ditempatkan dalam traksi Halter hingga leher bebas dari spasme otot. Pasien harus tidakmempunyai rasa nyeri ketika leher difelksikan ataupun diekstensikan. Jika gejala neurologis sepertiparaesthesia timbul maka X-Ray tidak perlu dilakukan. Traksi Skeletal Pada cedera servikal yang lebih serius, penjepit tulang kepala seperti caliper Cones diinndikasikan. Indikasitermasuk terapi konservatif dari fraktur servik dan dislokasi. Aplikasi Caliper Cones: 1. Cukur rambut dibawah area telinga 2. Anastesi Lokal 3. Hindari Masseter 4. Hindari arteri temporal 5. Insisi kecil dibawah telinga segars dengan meatus auditorius 6. Kaitkan pada pin hingga perforasi dari tulang luarl 7. Ikat pada taliArah dan Berat 8. Tahanan 2.5 kg untuk kepala dan 12 kg untuk setiap vertebra

9. Arah netral segaris dengan meatus auditorius 10. Diperlukan Fleksi tinggikan katrol 11. Diperlukan Ekstensi gunakan matras dobel yang berakhir pada bahuKomplikasi dari Traksi Cervical 12. Perdarahan arteri temporalis 13. Tekanan sangat sakit pada tulang 14. Sepsis dari kulit ke abses subdural 15. Perburukan status neurologis 16. Mata juling dari jatuhnya nervus kranialis ke 6Kontraindikasi Penjepit tulang kepala 17. Anak-anak 18. Sepsis Lokal 19. Fraktur tulang kepalaMetode dobel matras merupakan cara yang efektif untuk memperluas leher. Jangan pernah menempatkankatrol kepala terlalu rendah sebagaimana tekanan dapat dihasilkan pada occciput, terutama pada pasien yang tidak sadar. Reduksi dari Dislokasi Facet Traksi skeletal terhadap tulang tengkorak dapat digunakan untuk mengurangi dislokasi faset servikal. Beratbiasanya ditambahkan secara serial sementara leher diposisikan fleksi. Setelah setiap penambahan 2,5 kgberat, X-Ray lateral diambil untuk membedakan reduksinya. Dokter yang ada harus memeriksa tandaneurologis. Jika ada perubahan neurologis, berat tersebut dpindahkan hingga 20 kg. Traksi dapat digunakandalam hal ini hanya untuk beberapa jam. Setelah reduksi, leher dalam keadaan ekstensi dan beratmaintenance kemudian digunakan. Metode Traksi Lain Traksi Dunlop. Penggunaan utama dari Traksi Dunlop adalah untuk maintenance reduksi fraktur supracondylus humerus pada anak.

1. Fraktur supracondylar pada anak 2. Membuat Siku bengkak menjadi tenang kembali 3. Dikontraindikasikan pada fraktur terbuka dan defek kulit. Traksi kulit ditempatkan pada lengan bawah dan frame khusus digunakan pada sisi tempat tidur. Traksi ditempatkan disepanjang aksis lengan bawah sebagaimana sudut kanan dari humerus dengan slingditempatkan disekitar lengan atas. Bed blocks dibutuhkan untuk sisi lateral (fraktur ditinggikan) dari tempat tidur. Jika fraktur supracondylar tidak dapat dikurangi hingga dibawah 90 derajat fleksi siku, metode traksi inmerupakan alternative terhadap metode invasive seperti percutaneous K-wires. Hal ini membuatpembengkakan sisi sebelahnya. Jangan bergantung pada metode ini untuk mengurangi fraktur supracondylar,sebuah manipulasi bagaimanapun tetap akan diperlukan. Traksi Pelvis untuk Nyeri PinggangPad skiatik dan penyembuhan pinggang lain dari nyeri dapat dicapai dengan maksud traksi pelvis. Traksi diaplikasikan ke pengikat pelvis dengan berat melebihi akhir tempat tidur. Dengan maksud bantal dibawahlutut, pinggul difleksikan mendekati sudut 90 derajat, sebagaimana halnya dengan lutut. Hal inimemperpendek nervus skiatika dan meredakan nyeri. Traksi Asetabulum Pada terapi konservatif dari fraktur acetabulum, traksi longitudinal pada panjang aksis tungkai seringkalidigunakan. Sebagai tambahan dari kepala femur dapat mempengaruhi acetabulum (dislokasi fraktur sentral) dengan maksud manipulasi dibawah anastesi. Reduksi ini dapat dijaga dengan membuat traksi lateral dari pinyang ditempatkan pada wilayah intertrochanter.

You might also like

  • Wahana Internsip
    Wahana Internsip
    Document3 pages
    Wahana Internsip
    Patricia Vanessa Antolis
    100% (2)
  • Gizi Lanjut Usia
    Gizi Lanjut Usia
    Document11 pages
    Gizi Lanjut Usia
    Rina Nur Apriyanti Chuabbie
    No ratings yet
  • Latar Belakang
    Latar Belakang
    Document3 pages
    Latar Belakang
    Rina Nur Apriyanti Chuabbie
    No ratings yet
  • Aaaa
    Aaaa
    Document7 pages
    Aaaa
    Rina Nur Apriyanti Chuabbie
    No ratings yet
  • Format Database Kasus
    Format Database Kasus
    Document1 page
    Format Database Kasus
    Rina Nur Apriyanti Chuabbie
    No ratings yet
  • Sabtu
    Sabtu
    Document9 pages
    Sabtu
    Rina Nur Apriyanti Chuabbie
    No ratings yet
  • Format Portofolio New
    Format Portofolio New
    Document9 pages
    Format Portofolio New
    Rina Nur Apriyanti Chuabbie
    No ratings yet
  • Efusi Pleura
    Efusi Pleura
    Document11 pages
    Efusi Pleura
    Bobi Wijaya
    No ratings yet
  • Tenosynovitis de Quervain Stenosing
    Tenosynovitis de Quervain Stenosing
    Document22 pages
    Tenosynovitis de Quervain Stenosing
    Rina Nur Apriyanti Chuabbie
    No ratings yet
  • Tifoid Anak
    Tifoid Anak
    Document5 pages
    Tifoid Anak
    Rina Nur Apriyanti Chuabbie
    No ratings yet
  • Pemeriksaan Fisik Ortopedi
    Pemeriksaan Fisik Ortopedi
    Document39 pages
    Pemeriksaan Fisik Ortopedi
    Supiyanti
    No ratings yet
  • Efusi Pleura
    Efusi Pleura
    Document11 pages
    Efusi Pleura
    Bobi Wijaya
    No ratings yet
  • JR Oa
    JR Oa
    Document33 pages
    JR Oa
    Supiyanti
    No ratings yet
  • Status Epileptikus
    Status Epileptikus
    Document3 pages
    Status Epileptikus
    Rina Nur Apriyanti Chuabbie
    No ratings yet
  • Cover Depan
    Cover Depan
    Document2 pages
    Cover Depan
    Rina Nur Apriyanti Chuabbie
    No ratings yet
  • Pneumothorax
    Pneumothorax
    Document14 pages
    Pneumothorax
    Rina Nur Apriyanti Chuabbie
    No ratings yet
  • Cover Depan
    Cover Depan
    Document2 pages
    Cover Depan
    Rina Nur Apriyanti Chuabbie
    No ratings yet
  • Sna 2003
    Sna 2003
    Document7 pages
    Sna 2003
    Rina Nur Apriyanti Chuabbie
    No ratings yet
  • Dengue Hemorrhagic Fever 2003
    Dengue Hemorrhagic Fever 2003
    Document2 pages
    Dengue Hemorrhagic Fever 2003
    Rina Nur Apriyanti Chuabbie
    No ratings yet
  • Stenosing Decuervain
    Stenosing Decuervain
    Document22 pages
    Stenosing Decuervain
    Rina Nur Apriyanti Chuabbie
    No ratings yet
  • Presentasi Vakum
    Presentasi Vakum
    Document31 pages
    Presentasi Vakum
    Rina Nur Apriyanti Chuabbie
    No ratings yet
  • Tugas Bobi Wijaya
    Tugas Bobi Wijaya
    Document7 pages
    Tugas Bobi Wijaya
    Rina Nur Apriyanti Chuabbie
    No ratings yet
  • Skeletal Traksi Dan Skin Traksi
    Skeletal Traksi Dan Skin Traksi
    Document31 pages
    Skeletal Traksi Dan Skin Traksi
    Rina Nur Apriyanti Chuabbie
    33% (3)
  • Episiotomi
    Episiotomi
    Document39 pages
    Episiotomi
    Rina Nur Apriyanti Chuabbie
    No ratings yet
  • Katara K
    Katara K
    Document16 pages
    Katara K
    Rina Nur Apriyanti Chuabbie
    No ratings yet
  • Tenosynovitis de Quervain Stenosing
    Tenosynovitis de Quervain Stenosing
    Document22 pages
    Tenosynovitis de Quervain Stenosing
    Rina Nur Apriyanti Chuabbie
    No ratings yet
  • Pemilihan Jenis Cairan
    Pemilihan Jenis Cairan
    Document1 page
    Pemilihan Jenis Cairan
    Rina Nur Apriyanti Chuabbie
    No ratings yet
  • Diare
    Diare
    Document12 pages
    Diare
    Afrida Sahestina
    No ratings yet
  • Perdarahan Subkonjungtiva
    Perdarahan Subkonjungtiva
    Document16 pages
    Perdarahan Subkonjungtiva
    Rina Nur Apriyanti Chuabbie
    No ratings yet