Professional Documents
Culture Documents
= 6,8 %
Sedangkan hasil pengamatan kadar asam
urat akibat pemberian ekstrak rimpang temu putih
dibandingkan dengan kontrol natrium CMC dan
alopurinol (7 mg/kgBB) pada kelinci, disajikan pada
tabel 1 dan gambar 1.
Tabel 1. Data Perubahan Kadar Asam Urat Pada Kelinci
Yang Diberi Perlakuan Dengan Ekstrak Etanol Rimpang
Temu Putih (Curcuma zedoaria) dibandingkan dengan
kontrol
Perlakuan /
Dosis
Ulang-
an
Kadar asam urat (mg/dl)
Penurun-
an kadar
setelah 3
jam
Awal
Ter-
induksi
Setelah
3 jam
Kontrol
Negatif
(Natrium
CMC 1%)
1 0,7 2,3 1,9 0,4
2 0,9 2,1 1,6 0,5
3 0,8 2,2 1,9 0,3
Rata-2 0,8 2,2 1,8 0,4
Ekstrak 0,9
g/1,5 kg BB
1 0,8 2,0 1,1 0,9
2 0,5 1,4 0,9 0,5
3 0,6 1,9 0,8 1,1
Rata-2 0,6 1,7 0,9 0,8
Ekstrak 1,8
g/1,5 kg BB
1 0,6 1,8 0,6 1,2
2 0,4 1,7 0,6 1,1
3 0,6 1,5 0,4 1,1
Rata-2 0,5 1,6 0,5 1,1
Ekstrak 3,6
g/1,5 kg BB
1 0,2 2,0 0,4 1,6
2 0,5 1,6 0,5 1,1
3 0,7 2,2 0,8 1,4
Rata-2 0,4 1,9 0,6 1,4
Kontrol
Positif
(Allopurinol)
1 0,5 1,9 0,9 1,0
2 0,7 2,0 0,8 1,2
3 0,9 2,2 1,1 1,0
Rata-2 0,7 2,0 0,9 1,1
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efek menurunkan kadar asam urat dari pemberian
rimpang temu putih (Curcuma zedoaria). Penelitian
dilakukan pada kelinci dengan kadar asam urat
darah sebelumnya diinduksi dengan kalium bromat
dengan dosis 111 mg/1,5 kg bobot badan. Dosis
yang diujikan dalam penelitian ini adalah 0,9 g, 1,8
g, 3,6 g/1,5 bobot badan kelinci yang mengacu
pada penelitian sebelumnya (10) dan berdasarkan
orientasi prapenelitian.
Gambar 1. Diagram perbandingan penurunan rata-rata
kadar asam urat kelinci yang diberi perlakuan dengan
ekstrak etanol rimpang temu putih, dibandingkan dengan
kontrol.
Sebanyak 15 ekor kelinci dibagi ke dalam
5 kelompok. Mula-mula kadar asam urat awal di-
ukur, lalu diinduksi untuk menaikkan kadar asam
urat dengan kalium bromat (KBrO
3
) dosis 111 mg/
1,5 kg bobot badan. Adapun mekanisme dari ka-
lium bromat dalam menaikkan asam urat yaitu de-
ngan mempercepat metabolisme purin dengan me-
ningkatkan aktifitas xantin oksidase. Setelah di-
induksi dengan kalium bromat selama 72 jam, ke-
mudian diukur kadar asam urat setelah induksi.
Setelah pengambilan darah untuk kadar
terinduksi, dilanjutkan dengan pemberian perlaku-
an untuk setiap kelompok. Penelitian ini meng-
gunakan allopurinol sebagai pembanding karena
allopurinol merupakan obat pilihan untuk pengo-
batan gout. Allopurinol merupakan inhibitor xantin
oksidase yang mempengaruhi perubahan hipo-
xantin menjadi xantin dan xantin menjadi asam
urat. Allopurinol merupakan obat pilihan untuk pa-
sien dengan gangguan fungsi ginjal. Pengukuran
kadar asam urat selanjutnya dilakukan 3 jam
setelah pemberian ekstrak temu putih untuk setiap
perlakuan pada masing-masing kelompok.
Metode pengukuran kadar asam urat yang
digunakan pada penelitian ini adalah metode en-
0,0
0,2
0,4
0,6
0,8
1,0
1,2
1,4
1,6
R
a
t
a
-
r
a
t
a
p
e
n
u
r
u
n
a
n
k
a
d
a
r
a
s
a
m
u
r
a
t
(
m
g
/
d
l
)
Perlakuan
92 Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 15, No. 2 Juli 2011, hlm. 89 94
zimatik dengan menggunakan alat humalyzer. Me-
kanisme yang terjadi adalah asam urat dioksidasi
oleh enzim urikase dengan bantuan H
2
O dan O
2
menjadi allantoin, karbondioksida dan hidrogen
peroksida. Hidrogen peroksida yang terbentuk
akan bereaksi dengan suatu reagen asam urat
menghasilkan kuinonimin yang berwarna merah
violet yang reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim
peroksidase (POD). Besarnya intensitas warna
yang dihasilkan oleh kuinonimin tersebut ekuivalen
dengan kadar asam urat dalam darah.
Berdasarkan penurunan kadar asam urat
dari data pengamatan terlihat bahwa ekstrak etan-
ol dengan dosis 3,6 g/1,5 kgBB mampu memberi-
kan efek penurunan terbesar. Berdasarkan hasil
analisa secara statistik dengan menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) pada perlakuan
setelah 3 jam menunjukkan bahwa perbedaan do-
sis pemberian menghasilkan efek yang sangat ber-
beda dalam menurunkan kadar asam urat kelinci.
Dosis 0,9 - 3,6 g/1,5 kgBB memberikan efek menu-
runkan kadar asam urat yang sangat nyata dengan
kontrol negatif. Dosis 3,6g/1,5 kgBB memiliki efek
yang lebih besar daripada kontrol positif, sehingga
perlu dipertimbangkan kemungkinan toksisitasnya.
Mekanisme penurunan kadar asam urat
pada penelitian ini belum diketahui secara pasti.
Efek menurunkan kadar asam urat dari ekstrak
rimpang temu putih diduga disebabkan oleh ada-
nya penghambatan aktivitas enzim xantin oksidase
oleh senyawa flavonoid seperti yang telah dilaku-
kan pada beberapa penelitian terdahulu, atau da-
pat disebabkan oleh adanya peningkatan ekskresi
urin ataupun kombinasi keduanya yaitu antara
penghambatan aktivitas xantin oksidase dan pe-
ningkatan ekskresi urin. Oleh karena itu perlu di-
lakukan penelitian lebih lanjut mengenai mekanis-
me penurunan kadar asam urat dengan pemberian
ekstrak temu putih.
Beberapa tanaman yang telah diuji dapat
menurunkan kadar asam urat pada penelitian ter-
dahulu di antaranya akar tempuyung (Sonchus
arvensis), daun dewa (Gynura pseudochina (L)
DC), herba meniran (Phyllanthus niruri L.) dan
daun salam (Eugenia polyantha Wight). Daun
dewa (Gynura pseudochina (L) DC) dosis 53,33
mg/kgBB dapat menurunkan kadar asam urat se-
rum darah ayam leghorn yang telah diinduksi de-
ngan pemberian jus hati ayam mentah. Kandung-
an flavonoid dalam daun dewa dapat menurunkan
kadar asam urat karena aktivitasnya sebagai anti-
oksidan yang dapat menghambat kerja xantin oksi-
dase sehingga asam urat tidak terbentuk. Demi-
kian juga infusa daun salam (Eugenia polyantha
Wight) 1,25 g/kgBB; 2,5 g/kgBB dan 5,0 g/kgBB
mampu menurunkan kadar asam urat darah men-
cit yang diinduksi potasium oksonat dosis 300
mg/KgBB. Pada herba meniran (Phyllanthus niruri
L.), senyawa yang bertanggung jawab dalam me-
nurunkan kadar asam urat adalah lignan (phyllan-
tin, hypophyllantin, dan phyltetralin), dan phyllantin
yang paling berpotensi dalam menurunkan kadar
asam urat (11,12,13).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, analisa sta-
tistik dan pembahasan dapat disimpulkan :
1. Perbedaan dosis perlakuan memberikan efek
yang sangat berbeda terhadap penurunan ka-
dar asam urat kelinci.
2. Dosis antara 0,9 3,6 g/1,5 kgBB memberikan
efek menurunkan kadar asam urat yang sangat
nyata dibandingkan kontrol negatif.
3. Dosis 3,6 g/1,5 kgBB memiliki efek yang jauh
lebih besar daripada kontrol positif sehingga
perlu dipertimbangkan kemungkinan toksisitas-
nya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Mellado, V.J., Hernandes, A.E., & Vargas,
B.R., 2004. Primary Prevention in Rheumato-
logy: The Importance of Hyperuricemia. Best
Practise & Research Clinical Rheumatology.
Vol 18, No.2. pp.111-124.
2. Sarawek, S., 2007. Xanthine Oxidase Inhi-
bition and Antioxidant Activity Of An Artichoke
Leaf Extract (Cynara scolymus L.) And its
Compounds. A Dissertation Presented To The
Graduate School Of The University Of Florida
In Partial Fulfillment Of The Requirements For
The Degree Of Doctor Of Philosohy. University
Of Florida. pp. 25
3. Murray, R.K., Granner, D.K., Mayes, P.A., &
Rodwell, V.W., 2003. Biokimia Harper. Ed. 24.
Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
hal.378-393.
4. Schuind, A.F., Remmelink, M., & Pasteels,
L.J., 2003. Co-Existent Gout and Septic Arth-
ritis at The Wrist: A Case Report. Department
of Orthopedics and Traumatology, and Histolo-
gy Cliniques Universitaires de Bruxelles, Uni-
versite Libre de Bruxelles Erasme University
Hospital, Brussels, Belgium. Hand Surgery,
Vol 8, No 1. pp. 107-109.
5. Ganiswarna, S.G., 1995. Farmakologi dan Te-
rapi. ed.4. Bagian Farmakologi, Fakultas Ke-
dokteran, Universitas Indonesia. Jakarta. hal.
243.
6. Lelyana, R., 2008. Pengaruh Kopi Terhadap
Kadar Asam Urat Darah. Studi Eksperimen
Pada Tikus Rattus Norwegicus Galur Wistar.
Program Pascasarjana Magister Ilmu Biomedik
Universitas Diponegoro.Semarang.
7. Yamrewaf, H.P., Hardjono,A., Wahyuni., 2004.
Ekstraksi Kurkumin Dari Temu. Prosiding Se-
minar Nasional Rekayasa Kimia Dan Proses,
Jurusan Teknik Kimia, Sekolah Tinggi Tekno-
logi Nasional Yogyakarta.
8. Rita, S.W., 2010. Isolasi, Identifikasi, dan Uji
Aktivitas Antibakteri Senyawa Golongan Triter-
penoid Pada Rimpang Temu Putih (Curcuma
zedoaria (Berg.) Roscoe). Jurusan Kimia
FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran.
hal 20-26.
Dewi Alexander, Pengaruh Ekstrak Rimpang Temu Putih Terhadap Kadar Asam Urat Kelinci 93
9. Backer, C.A., van den Brink, R.C.B., 1963.
Flora of Java. Vol. 3. Groningen The
Netherlands: N.V.P Noorhof.
10. Gunawan, D., Sudarsono., Wahyuono, S.,
Donatus, I.A., Purnomo., 2001, Tumbuhan
Obat 2 : Hasil Penelitian, Sifat-sifat dan Peng-
gunaan. Unversitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
11. Retnowati, K., 2009. Pengaruh Infusa Akar
Tempuyung (Sonchus arvensis) Terhadap
Penurunan Kadar Asam Urat Pada Tikus Putih
(Rattus norvegicus). Skripsi. Fakultas Kedok-
teran Universitas Muhammadiyah Surakarta.
12. Astari, E.Y., 2008. Pengaruh Pemberian
Decocta Daun Dewa (Gynura pseudochina (L)
DC ). Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
13. Kurniastuti, A., 2008. Pengaruh Pemberian
Fraksi Etil Asetat Ekstrak Etanol 70% Herba
Meniran (Phyllanthus niruri L.) Tehadap Penu-
runan Kadar Asam Urat Mencit Putih Jantan
Galur BALB-C Hiperuricemia. Skripsi. Fakultas
Farmasi Universitas Muhammadiyah Sura-
karta.
94 Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 15, No. 2 Juli 2011, hlm. 89 94
Halaman ini sengaja dikosongkan