You are on page 1of 12

2012 WebMD, LLC. All rights reserved.

Diabetic Foot Care (cont.)


Medical Author: Robert Ferry Jr., MD Medical Editor: Melissa Conrad Stppler, MD, Chief Medical Editor
Diabetes Perawatan Kaki Penyebab Beberapa faktor resiko meningkatkan kemungkinan seseorang dengan diabetes mengembangkan masalah kaki diabetik dan infeksi di kaki dan kaki . Sepatu : sepatu buruk pas adalah penyebab umum masalah kaki diabetik . o Jika pasien memiliki bintik-bintik merah , bintik-bintik sakit , lecet , jagung , kapalan , atau nyeri yang konsisten terkait dengan mengenakan sepatu , alas kaki benar pas baru harus diperoleh sesegera mungkin . o Jika pasien memiliki kelainan kaki yang umum seperti kaki datar , bunions , atau hammertoe , sepatu resep atau sisipan sepatu mungkin diperlukan . Kerusakan saraf : Orang dengan diabetes yang berlangsung lama atau kurang terkontrol beresiko untuk mengalami kerusakan pada saraf di kaki mereka . Istilah medis untuk ini adalah neuropati perifer . o Karena kerusakan saraf , pasien mungkin tidak dapat merasakan kaki mereka secara normal . Juga, mereka mungkin tidak dapat merasakan posisi kaki dan jari kaki mereka sambil berjalan dan menyeimbangkan . Dengan saraf normal, seseorang biasanya dapat merasakan jika sepatu mereka menggosok pada kaki atau jika salah satu bagian dari kaki menjadi tegang sambil berjalan . o Seseorang dengan diabetes mungkin tidak benar merasakan luka ringan ( seperti luka , goresan , lecet ) , tanda-tanda memakai normal dan air mata ( yang berubah menjadi kapalan dan jagung ) , dan ketegangan kaki . Biasanya , orang bisa merasa jika ada batu dalam sepatu mereka , kemudian hapus segera . Seseorang yang memiliki diabetes mungkin tidak mampu melihat batu . Menggosok konstan dapat dengan mudah membuat sakit. sirkulasi yang buruk : Terutama ketika tidak terkontrol , diabetes dapat menyebabkan percepatan pengerasan arteri atau atherosclerosis . Ketika aliran darah ke jaringan yang terluka miskin , penyembuhan tidak terjadi dengan benar . Trauma pada kaki : Setiap trauma kaki dapat meningkatkan risiko untuk masalah yang lebih serius untuk mengembangkan .

Infeksi o kaki Atlet, infeksi jamur pada kulit atau kuku kaki , dapat menyebabkan infeksi bakteri yang lebih serius dan harus segera diobati . o tumbuh ke dalam kuku kaki harus ditangani langsung oleh spesialis kaki . Jamur kuku juga harus dirawat . Merokok : Merokok bentuk tembakau menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah kecil di kaki dan kaki . Kerusakan ini dapat mengganggu proses penyembuhan dan merupakan faktor risiko utama untuk infeksi dan amputasi . Pentingnya berhenti merokok tidak bisa terlalu ditekankan .

Dek kalo mau liat lengkap ini linknya.. http://www.emedicinehealth.com/diabetic_foot_care/p age2_em.htm

PATOFISIOLOGI. Destruksi sel Beta pulau Langerhans Resistensi insulin Defisiensi relatif insulin Kegagalan pengambilan glukosa oleh jaringan perifer ( akibat peningkatan glikogenolisis dan glukoneogenesis ) Peningkatan kecepatan lipolisis dan ketogenesis. Ekskresi ke ginjal dan timbul manifestasi klinis ( polidipsi, polipaghi, poliuri sebagai kompensasi )

D. MANIFESTASI KLINIK. Polipaghi, polidipsi, poliuri, lemah dan penurunan berat badan. Gangguan lain dapat berupa kesemutan, gatal, mata kabur, impotensi pada pria, pruritus vulva pada wanita. E. KOMPLIKASI. 1. Akut. a. Koma hipoglikemi. b. Ketoasidosis. c. Koma hiperosmolar non ketotik. 2. Kronik. a. Makrongiopati dan mikrongiopati. b. Neuropati diabetik. c. Rentan infeksi : TBC, ginggivitis, ISK. d. Kaki diabetik. Ganggren basah, merupakan akibat penutupan arteri yang mendadak terutama pada anggota bawah dimana aliran darah sebelumnya mencukupi, misalnya terjadi emboli yang akut. Daerah yang terkena berbercak-bercak dan bengkak. Kulit kerapkali menjadi melepuh dan menjadi port d entre, infeksi kerapkali terjadi supra infeksi, bisa terjadi melalui daerah yang baru saja mengalami epidermophyyosis. Sifat khas pada ganggren basah sebagian disebabkan oleh infeksi sehingga terdapat beberapa tingkatan infeksi kemerahan, pembengkakan dan edema yang progresif di atas daerah yang terkena pada jaringan yang nekrotik oleh karena pembentukkan gas oleh mikroorganisme meskipun bukan merupakan faktor utama. Ganggren circulatoir pada penderita diabetes, baik berbentuk basah maupun kering dapat mengalami infeksi oleh karena jaringan tersebut rentan. Pada umumnya, proses septik menjadi dominan, sehingga ganggren dan nekrose menjadi lebih luas daripada kegagalan aliran darah itu sendiri. Diabetik ganggren menjadi istilah untuk menandai bahwa infeksi memegang peranan penting dan menonjol. F. PENATALAKSANAAN. 1. Perencanaan makan ( Meal Planning ). Karbohidrat : 60 70 % Lemak : 20 25 % Protein : 10 15 % 2. Latihan jasmani 3 4 kali tiap minggu selama setengah jam. 3. Obat hipoglikemik contoh : Sulfaniturea, Biguanid, Inhibitor Alpha Glukosidase, Insulin Sensitizing Agent. KONSEP DASAR GANGGREN

A. DEFINISI. Suatu daerah nekrose ( kematian jaringan sebagian yang mengenai suatu bagian badan ), misalnya jari dan tungkai. B. ETIOLOGI. Kekurangan aliran darah. Infeksi bakteri. Trauma. C. MACAM-MACAM GANGGREN. 1. Ganggren circulatoir. Tipe ganggren : a. Ganggren kering. Penyumbatan arteria terjadi secara perlahan-lahan, mula-mula terlihat anemis lambat laun akan terjadi mummifikasi. Akhirnya ekstremitas akan susut, layu, berwarna hitam. Jika permukaan kulit tidak rusak, biasanya tidak akan kena infeksi. Bentuknya khas dan merupakan akibat penutupan arteria yang perlahalahan tetapi progresif. b. Ganggren basah. Merupakan akibat penutupan arteri yang mendadak terutama pada anggota bawah dimana aliran darah sebelumnya mencukupi, misalnya terjadi emboli yang akut. Daerah yang terkena berbercak-bercak dan bengkak. Kulit kerapkali menjadi melepuh dan menjadi port d entre, infeksi kerapkali terjadi supr a infeksi, bisa terjadi melalui daerah yang baru saja mengalami epidermophyyosis. Sifat khas pada ganggren basah sebagian disebabkan oleh infeksi sehingga terdapat beberapa tingkatan infeksi kemerahan, pembengkakan dan edema yang progresif di atas daerah yang terkena pada jaringan yang nekrotik oleh karena pembentukkan gas oleh mikroorganisme meskipun bukan merupakan faktor utama Ganggren circulatoir pada penderita diabetes, baik berbentuk basah maupun kering dapat mengalami infeksi oleh karena jaringan tersebut rentan. Pada umumnya, proses septik menjadi dominan, sehingga ganggren dan nekrose menjadi lebih luas daripada kegagalan aliran darah itu sendiri. Diabetik ganggren menjadi istilah untuk menandai bahwa infeksi memegang peranan penting dan menonjol. 2. Ganggren traumatik. Adalah destruksi jaringan yang disebabkan oleh kontusi langsung dengan kerusakan pembuluh darah lokal daripada trauma yang mengenai vasa utama ke ekstremitas. Pada beberapa perlukaan komplikasi berupa spasme arteri atau oklusi vena, super infeksi dapat mengakibatkankehilangan ekstremitas, tapi dapat diselamatkan bila infeksi dapat dicegah. Beberapa kasus ganggren traumatik dapat mengalami

komplikasi ganggren iskemik karena terkenanya arteri yang besar sehingga diperlukan perbaikan arteri atau amputasi. 3. Ganggren bakterial. Adalah nekrose jaringan akibat bakteri didahului oleh beberapa derajat ganggren iskemik initial yang mengakibatkan terjadinya jaringan nekrotik yang penting bagi bakteri untuk tumbuh dengan cepat. Ada 2 bentuk berlainan dari ganggren bakterial yaitu : a. Infeksi Clostridium Anaerob dan Ganggren. Harus ditekankan penemuan organisme penghasil spora yang anaerob termasuk Clostridium Perfringens pada luka tidak ada. Gambaran klasik infeksi clotridia : Diffuse Clostridial Myositis ( gas ganggren ) - Bentuk letal dan fulminan timbul dalam beberapa jam atau hari setelah terjadi luka. Jika debridement tidak memadai dapat timbul dalam hari ke 10 atau ke 13, bisa juga terjadi kerusakan arteriil yang tidak diketahui terutama jika luka dibungkus dengan plester yang ditekan kuat. - Keadaan umum penderita mendadak berubah dan merupakan pertanda akan adanya serangan gas ganggren. - Penderita pucat. - Kebiru-biruan. - Gelisah. - Merasa sangat nyeri pada anggota yang terkena. - Temperatur naik ( sub normal). - Pada stadium permulaan nadi dan TD tidak mencerminkan beratnya penyakit tetapi kemudian terjadi takikardi dan hipertensi, kolaps, sianosis dan dingin pada ekstremitas. Muka asianotik atau menjadi coklat, pucat karena hemolisa yang hebat. - Perubahan pada ekstremitas yang bersangkutan adalah khas, sangat bengkak, edema, berubah warna, mula-mula berwarna biru atau berbercak kemerahan, pucat seperti kadaver, bau seperti bau kamar mayat. - Sering merembes sedikit discharge, serosanguineus yang cair, krepitasi jaringan meluas keseluruh anggota badan dan merupakan suatu tanda klasik adanya gas dalam jaringan. - Kerusakan otot yang luas dan kerusakan pembuluh darah besar, sifat luka mengenai penyediaan darah yang bersangkutan, toxaemia beratt, pembengkakan yang luas ditungkai dan perkembangan cepat penyakit tersebut. Edematus Ganggren Disebabkan oleh clostridium novyi, tidak dihasilkan gas tetapi terjadi odem otot yang masif tanpa kerusakan vaskular primer. Perjalanan penyakit fulminans dan terapi yang efektif yaitu debridement yang awal dan luas.

Localized Clostridium Myositis Luka yang pertama biasanya terbatas, kerusakan otot ringan dan terjadi hanya pada sebagian kecil otot dan tidak terjadi kerusakan pada arteri besar. Didapatkan discharge serosanguinis cair pada luka. Pada tepi luka terdapat edema, nyeri tekan, warna kemerahan, pada palpasi sering adanya krepitasi yang luas sedikit jauh dari luka, kadang-kadang demam tinggi dan takikardi, penyediaan darah ke ekstremitas tetap utuh. Daerah tungkai disebelah distal injeksi tetap hangat dan pulsus perifer tetap normal. Keadaan ini dapat ditolong dengan eksisi terhadap berkas-berkas otot yang terkena infeksi dan nekrose. Clostridial Cellulitis Suatu infeksi anaerob dijaringan subkutan yang terus mengadakan perluasan. Pada kasus yang lanjut terjadi edematus, bengkak dan pucat, warna kulit berubah, nekrotik, krepitasi terdapat diseluruh ektremitas. Clostridium Cellulitis merupakan suatu proses yang berkembang agak lambat, tampak 10 hari atau lebih setelah terjadi luka. Luka pertama tidak disertai perlukaan muskulus yang luas. Luka biasanya dipermukaan dan tidak ada kerusakan pembuluh darah besar. Pada pemeriksaan menunjukkan adanya sirkulasi yang sempurna pada ekstremitas. Penyembuhan akan segera terjadi setelah dilakukan drainase dan eksisi jaringan nekrotik Hiperbarik terapi adalah baik untuk semua infeksi anaerob tetapi tidak dapat untuk menggantikan debridement yang awal dan luas terhadap jaringan yang terkena. O2 dapat menghambat pembentukkan lecithinase oleh clostridia tetapi tidak berefek terhadap toksin, dapat pula menghambat bakteriaemi tapi juga tidak berefek terhadap organisme dalam otot yang nekrose dan abses. Penicillin dosis tinggi untuk menghambat pertumbuhan organisme lain. b. Infeksi Streptococcus dan Ganggren. Dikenal dengan istilah necrotizing erysipelas. Dengan adanya antibiotoka. Lesi ini jarang diketemukan lagi. Lesi ini dapat berhubungan dengan infeksi streptococcus yang sekunder terhadap ulcerasi lokal akibat epidermophytosis. Gambaran pokok adalah cellulitas yang menyebar dilapisan fasela dan bukan pada kulit sendiri. Dapat disertai dengan kelemahan umum yang hebat. Kulit pada ekstremitas terkena menunjukkan warna suram dan akhirnya bergelembung-gelembung dan terjadi nekrose. c. Mycetoma ( Madura Foot ) Adalah lesi karena jamur yang jarang ini supaya dipertimbangkan kemungkinannya apabila didapati suatu lesi yang destruktif dengan perkembangan yang lambat dan tidak nyeri. Terjadi sesudah adanya trauma ringan, seperti menginjak duri. Mycetoma disebabkan oleh fungus spesifik, madurella mycetomi, dan disebabkan oleh fungus lain seperti jenis actinomyces. Lesi ini dimulai sebagai pembengkakan tanpa rasa nyeri dengan daerah undurasi lebih dalam dibawahnya. Perjalanan penyakitnya tidak dapat dihentikan. Kemudian terjadi destruksi yang progresif pada jaringan lunak dan tulang, pembengkakan setempat dan tampak ulserasi kecil dan sinus-sinus., oleh karena rasa nyeri yang minimal, maka penderita biasanya tetap mampu berdiri meskipun telah

terjadi destruksi kaki sebagian ataupun total. Penyembuhan penyakit ini cukup dengan tindakan excici, karena sifat perkembangan penyakit itu hanya setempat. Untuk mencegah terjadinya perluasan luka ( ganggren ) maka perlu dilakukan perawatan luka dan tindakan asepsis. Aturan dalam perawatan luka : a. Menghindari terjadinya pencemaran. b. Mengusahakan balutan tetap kering. c. Proses perkembangan aliran darah lokal. d. Mengembangkan kondisi yang baik. e. Selalu berusaha agar luka bersih. f. Penyokong yang baik untuk luka. g. Menghindari kondisi luka yang makin memburuk. h. Menghindari rasa sakit yang tidak perlu. PROTAP PERAWATAN LUKA Pengertian. Merawat luka terinfeksi : a. Luka + serum. b. Luka + pus. c. Luka + pus + nekrose. Tujuan. a. Mempercepat penyembuhan. b. Mencegah gangguan rasa nyaman bagi yang bersangkutan maupun bagi pasien lain terutama bila luka nekrose dan berbau. Perincian Tugas. a. Menyiapkan alat-alat ; 1. Alat-alat steril ( dalam tempat steril ). Pinset anatomis 1 buah. Pinset chirurgis 2 buah. Gunting lurus / bengkok. Kapas lidi. Kasa penekan / kapas bulat. Kasa steril secukupnya. Mangkok kecil 2 buah.

2. Alat-alat tidak steril ( diletakkan pada baki atau kereta pembalut ) Gunting pembalut. Plester. Botol berisi alkohol 70 % dan bethadine. Bensin dalam tempatnya. Obat-obatan desinfektan : perhydrol, savlon, PK. Pembalut secukupnya. Bengkok / kantong plastik. b. Menyiapkan pasien. Memperkenalkan diri. Menjelaskan tujuan dilakukannya prosedur. Menjelaskan langkah perasat. Meminta persetujuan pasien. Menyiapkan pasien sesuai kebutuhan. c. Pelaksanaan. 1. menempatkan alat-alat kedekat pasien. 2. mencuci tangan sebelumdan sesudah melakukan perasat. 3. alat-alat disiapkan sesuai kebutuhan. 4. pembalut dibuka dengan pinset dan dubuang pada tempatnya. 5. bekas plester dibersihkan dengan yodi bensin. 6. luka dicuci / dibersihkan dengan kapas desinfektan sesuai advis dokter ( perhydrol, savlon, PK ) sampai bersih, bila perlu dilakukan juga nekrotomi, kemudian bilas dengan bwc/pz. 7. kompres luka dengan bwc / bethadine sesuai advis dokter, kemudian tutup dengan kasa steril lalu dibalut / diplester rapi. 8. pasien dirapikan. 9. alat-alat dibereskan. 10. mengamati respon pasien baik verbal maupun non verbal. d. Mencatat perkembangan keadaan luka. I. Tanggung jawab perawat A. Tanggung jawab perawat terhadap klien 1. Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya, senantiasa berpedoman pada tanggung jawab yang bersumber dari adanya kebutuhan terhadap perawatan individu, keluarga dan masyarakat 2. Perawat dalam melaksanakan pengabdian di bidang keperawatan, memelihara suasana lingkungan

yang menghormati nilai nilai budaya adat istiadat dah kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga dan masyarakat 3. Perawat dalam melaksanakan kewajibanya tehadap individu keluarga dan masyarakat senantiasa dilandasi rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur keperawatan 4. Perawat menjalin hubungan kerja sama dengan individu, keluarga dan masyarakat khususnya dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan serta apaya kesejahteraan pada umumnya sebagai bagian dari tugas dan kewajiban bagi kepentingan masyarakat B. Tanggung jawab perawat terhadap tugas 1. Perawat memelihara mutu pelayanan keperawatn yang tinggi disertai profesional dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatn sesuai dengan kebutuhan individu, kelurga dan masyarakat 2. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya sehunbunagn dengan tugas yang dipercayakan kepadanya, kecuali jika diperlukan oleh pihak yang berwenana sesuai dengan ketentuan hukum yang belaku 3. Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan keperawatan yang dimiliki untuk tujuan yang bertentangan dengan norma norma kemanusiaan 4. Perawat dalam menunaikan tugasnya dan kewajibanya senantiasa berusaha dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan, kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik, agama yang dianut, dan kedudukan sosial 5. Perawat mengutamakn perlindungan dan keselamatan pasien (klien) dalam melaksanakn tugas keperawatan, serta matang dalam mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau mengalih tugaskan tanggung jawab yang ada hubungannya dengan keperawatan II. Hak hak Pasien Menurut Nation League For Nursing (1997) hak hak pasien adalah 1. Hak memperoleh asuhan sesuai standar profesional tanpa memandang tatanan kesehatan yang ada 2. Hak untuk diperlakukan secara sopan santun, serta keramahan dari perawat yang bertugas tanpa membedakan ras, warna kulit, derajat di masyarakat , jenis kelamin kebangsaan dan sebagainya 3. Hak memperoleh informasi tentana diagnosis penyakitnya, prognosis pengobatan termasuk alternative pengibatan dan resiko yang mungkin terjadi agar pasien dan keluarga memberikan persetujuan medis yang akan dilakukan terhadapnya 4. Hak legal untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan tentang asuhan keperawatanyang akan diberikan kepadanya 5. Hak menolak obsevasi dari tim kesehatan yang tidak langsung terlibat dalam asuhan kesehatannya 6. Hak mendapat privasi selama wawancara, pemeriksaan kesehatan, dan pengobatan 7. Hak mendapat privasi untuk berkomunikasi dan menerima kunjungan dari orang orang yang disetujuinya 8. Hak menolak pengobatan untuk pcatisipasi dalam penelitian dan eksperimen yang dilakukan tanpa

jaminan hukum bila terjadi dampak yang merugikan 9. Hak menerima pendidikan / intruksi yang tepat dari petugas kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan tentang kebutuhan kesehatan dasar secara optimal 10. Hak terhadap koordinasi dan asuhan kesehatan yang berkelanjutan 11. Hak kerahasiaan terhadap dokumen serta hasil komunukasi baik secara lisan maupun tulisan yang diberikan kepada petugas kesehatan kecuali untuk kepentingan hukum III. Kewajiban Perawat a. Kewajiban Perawat 1. Perawat wajib mematuhi institusi yang bersangkutan 2. Perawat berhak memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai standar profesi dan batas batas kegunaanya 3. Perawat wajib menghormati hak hak pasien 4. Perawat wajib merujuk pasien kepada perawat atau tenaga kesehatan lain yang mempunyai keahlian dan kemampuan yang lebih baik bila yang bersangkutan tidak dapat mengatasi sediri 5. Perawat wajib memberi kesempatan pada klien / pasien untuk berhubungan dengan keluarganya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan dan standar profesi yang ada 6. Perawat wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadahnya sesuai agam dan kepercayaanya 7. Perawat wajib berkolaborasi dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan terkait lainnya dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasie4n 8. Perawat wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien sesuai batas kemampuannya 9. Perawat wajib membuat dokumentasi keperawatan secara akurat dan berkesinambungan 10. Perawat wajib meningkatkan mutu pelayanan keperawatan 11. Perawat wajib membuat dokumentasi asuhan keperawatan sesuai standar profesi keperawatan demi kepuasan pasien 12. Perawat wajib mengikuti perkembangan IPTEK keperawatan atau kesehatan secara terus menerus 13. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang klien, kecuali diminta keterangan oleh pihak berwenang 14. Perawat wajib memenuhi hal hal yang telah disepakati atau perjanjian yang telah dibuat sebelumnya terhadap institusi tempat kerja IV. Hubungan Perawat dengan Pasien Dasar hubungan perawat dengan klien adalah hubungan yang saling menguntungkan. Hubungan yang baik antara perawat dan pasien akan terjadi apabila 1. Terdapat saling percaya antara pasien dengan pasien 2. Perawat benar benar memahami tentang hak hak pasien dan harus melindungi hak tersebut ,

salah satunya adalah hak untuk menjaga privasi klien 3. Perawat harus sensitif terhadap perubahan perubahan yang terjadi pada pribadi pasien yang disebabkan oleh penyakit yang dideritanya 4. Perawat harus memahami keberadaan pasien atau klien sehingga dapat bersikap sabar dan tetap memperhatikan timbangan etis dan moral 5. Dapat bertanggung jawab dan bertanggunga gugat atas segala resiko yang mungkin timbul selama pasien dalam perawatannya 6. Perawat sedapat mungkin untuk menghindari konflik antara nilai nilai pribadinya dengan nilai nilai pribadi pasien dengan cara membina hubungan yang baik antara pasien, keluarga dan teman sejawat serta dokter untuk kepentingan pasiennya VI. Peran Peawat Profesi perawat professional berartitampilan secara utuh dalam melakukan aktifitas keperawatan berdasarkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap professional yang sesuai kode etik keperawatan 1. Peran sebagai pelaksana, perawat bertindak sebagai a. Pemberi rasa nyaman (comforter) yang berusaha untuk memberi keterangan dan kenyamanan kepada pasien b. perlindungan (proteclor) san pembela (ascokad) yang berusaha untuk melindungi san membela kepentingan pasiwn agar dapat menggunakan hak haknya seoptimal mungkin c. komunikator yang berperan dalam memberi penjelasan dengan berkomunikasi kepada pasien dalam upaya meningkatkan kesehatannya d. mediator yang memberi kemudahan kepada pasien untuk mengatakan keluhannya kepada tim kesehatan dan kepada keluarganya agar dapat membantu kelancaran pelaksanaan asuhan keperawatannya e. Rehabilitator yang bertugas mengembalikan kepercayaan terhadap dirinya, baik semasa dirawat di rumah sakit atau setelah pulang ke rumah dan dapat diterima dengan baik oleh keluarga dan masyarakat dimana ia tinggal 2. Peran sebagai pendidik dan penyuluh Yaitu memberi penyuluhan kepada pasien, keluarga dan masyarakat yang ada di lingkup tanggung jawabnya tentang kesehatan dan keperawatan yang dibutuhkannya 3. Peran sebagai pengelola Yaitu dapat mengelola asuhan keperawatan dalam ruang lingkup tanggung jawabnya termasuk membuat catatan dan laporan pasien Nilai dan sikap yang sangat diperlukan oleh perawat a. Nilai yang sangat diperlukan oleh perawat 1. Kejujuran 2. Lemah lembut

3. Ketepatan setiap tindakan 4. Menghargai oaring lain b. Sikap seorang perawat 1. Memberi contoh , teladan atau model peran 2. Membujuk atau menyakinkan 3. Mangajarkan melalui budaya 4. Pilihan terbatas 5. Menetapkan melalui peraturan peraturan 6. Mempertimbangkan dengan hati nurani Undang Undang Republik Indonesia Nomoa 23 tahun 1992 tantang Kesehatan pasal 53 1. Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya 2. Tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien 3. Tenaga kesehatan, untuk kepentingan pembuktian dapat melakukan tindakan medis rehadap seseorang sengat memperhatikan kesehatan dan keselamatan yang bersangkutan 4. Ketentuan mengenali standar profesi dan hak hak pasien sebagai mana dimaksud dalam ayat 2 ditetapkan dengan peraturan pemerintah

You might also like