Professional Documents
Culture Documents
Diagnosis komunitas digunakan untuk menentukan dan menggambarkan status kesehatan penduduk atau health status of the population (HSP). Status kesehatan penduduk terlihat melalui beberapa indikator kesehatan di masyarakat selama periode waktu tertentu. Dalam praktik kesehatan masyarakat, diagnosis masyarakat adalah alat untuk mengevaluasi HSP melalui identifikasi dalam angka dan kuantifikasi se ara dari masalah-masalah dalam dan
kesehatan terminologi
komunitas kematian,
menyeluruh kesakitan
angka
mengidentifikasi korelasi atau hubungannya dengan tu!uan untuk mengetahui faktor risiko atau keutuhan komunitas akan pelayanan kesehatan ("#). $paya yang dilakukan agar dapat mengidentifikasi masalah-masalah tersebut adalah dengan
ara dilakukan
penelitian terhadap sampel dari populasi yang telah ditetapkan. A. Populasi Populasi adalah keseluruhan sub!ek peneliti atau
pengumpulan data untuk suatu penelitian atau kegiatan yang didapat dari sumber data. Populasi dapat berupa seluruh
"%
"& benda, peristiwa dan individu yang didapat dan di!adikan sumber data dalam penelitian atau kegiatan survei ("'). Populasi pada kegiatan pengalaman bela!ar lapangan ( (P)* () yang ditentukan dan meru!uk pada pendapat diatas adalah seluruh masyarakat Desa +elayu (lir yang ber!umlah sebanyak ",, kepala keluarga (--). B. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang men!adi ob!ek penelitian. Hasil pengukuran atau karakteristik dari sampel disebut .statistik., yaitu / untuk harga rata-rata hitung dan S atau SD untuk simpangan baku ("0). 1lasan perlunya pengambilan sampel adalah sebagai berikut2 1. 2. 3. 4. -eterbatasan waktu, tenaga dan biaya. *ebih epat dan lebih mudah. +emberi informasi yang lebih banyak dan dalam. Dapat ditangani lebih teliti. Pengambilan sampel kadang-kadang merupakan satusatunya !alan yang harus dipilih, (tidak mungkin untuk mempela!ari seluruh populasi). Dalam kegiatan ini, untuk menentukan program sampel di Desa melayu (lir mengunakan simple
perhitungan
komputer
dengan
rumus
"" n3
)erdasarkan perhitungan tersebut didapatkan sampel atau responden di Desa +elayu (lir sebanyak 4& -- dengan distribusi normal 56 %& sebanyak &' --, 56 %" sebanyak "7 --, dan 56 %7 sebanyak 77 --. C. Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan pada kegiatan ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dengan pengumpulan langsung kepada masyarakat menggunakan kuesioner dan hasil focus discussion group (89D) terhadap sasaran yang ditentukan. Data sekunder didapatkan dari profil ke amatan +artapura 6imur, Profil Desa +elayu (lir, Puskesmas +artapura 6imur, bidan desa dan -$1 +artapura 6imur. -uesioner adalah se!umlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden ("4). -uesioner dalam kegiatan ini digunakan untuk melakukan analisa komunitas, dan difokuskan pada data mengenai -(1 dan kesehatan reproduksi. D. Teknik Pengolahan dan Pena si!an Data 6eknik pengolahan data dilakukan dengan tahapantahapan sebagai berikut2
"7 &. Persiapan Pengumpulan data *angkah-langkah yang dilakukan dalam persiapan
pengumpulan data, yaitu2 a. Penyusunan instrumen berupa kuesioner dengan fokus pertanyaan yang bertu!uan untuk mengumpulkan data terkait -(1 serta kesehatan reproduksi. b. Penyebaran instrumen dan pengambilan data primer melalui dengan wawan ara terpimpin terhadap
ara datang ke
rumah responden di Desa +elayu (lir. 5esponden masyarakat yang memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut2 &) 1da anggota rumah tangga sedang hamil dan mempunyai anak dibawah ' tahun. ") )ersedia men!adi responden dalam kegiatan ini. 7) Penduduk asli Desa +elayu (lir. ". Pengolahan Data Penelitian +enurut Hasan ("%%02 "#), pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan rumus-rumus tertentu. Pengolahan ara- ara atau data bertu!uan
pengka!ian lebih lan!ut (":). Pengolahan data yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner diolah berdasarkan instrumen yang disebarkan melalui beberapa tahap. 6ahap pengolahan data yang digunakan meru!uk pada pendapat Hasan ("%%02 "#) meliputi kegiatan (":)2 1. Editing Editing adalah penge ekan atau pengoreksian data yang telah terkumpul, tu!uannya untuk
menghilangkan
pada pen atatan dilapangan dan bersifat koreksi. ". Coding (Pengkodean) Coding adalah pemberian kode-kode pada tiaptiap data yang termasuk dalam kategori yang sama. -ode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk angka atau huruf yang memberikan petun!uk atau identitas pada suatu informasi atau data yang akan dianalisis. 7. 6abulasi 6abulasi adalah pembuatan tabel-tabel yang
berisi data yang telah diberi kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. Dalam melakukan tabulasi diperlukan ketelitian agar tidak ter!adi kesalahan.
"' 6abulasi data dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai frekuensi !awaban responden. 6abulasi data !uga digunakan untuk melihat perbandingan besar ke ilnya frekuensi !awaban dalam kuesioner yang dihitung dalam !umlah persentase. 5umus untuk menghitung persentase adalah2 P3 ;&%%<
-eterangan2 P 3 Persentase (!umlah persentase yang di ari) f 3 8rekuensi !awaban responden n = =umlah responden &%%< 3 )ilangan tetap ". #asil Pengumpulan Data $. Kuesione! a. Diagnosa Komunitas )erdasarkan hasil kuesioner, berikut persentase peker!aan, pendidikan, status kehamilan, !arak rumah ke pelayanan kesehatan angkutan dan umum, waktu tempuh,
ketersediaan
pemanfaatan
pelayanan kesehatan, !enis pemberian layanan pada layanan kesehatan, serta kendala utama masyarakat yang tidak menggunakan layanan kesehatan. &) Peker!aan
"0 )erdasarkan hasil kuesioner diketahui bahwa sebanyak 4& responden (&%%<) merupakan ibu rumah tangga ((56).
") Pendidikan )erikut persentase pendidikan responden di desa +elayu (lir. Ta%el &.$ Pe!sentase Pendidikan 'esponden di Desa Mela(u Ili! N Pe!senta Pendidikan )umlah No. se *+, $. SD #" 0&,40< -. S+P &4 "',%%< &. S+1 &" &4,0'< =umlah 4& &%% )erdasarkan tabel, diketahui bahwa responden yang memiliki pendidikan terakhir Sekolah Dasar (SD) adalah sebanyak #" orang ('4,7'<), Sekolah +enengah Pertama (S+P) sebanyak &4 orang
("'<), dan Sekolah +enengah 1tas (S+1) sebanyak &" orang (&4,0'<). Sehingga dapat disimpulkan, bahwa tingkat pendidikan responden sebagian
besar masih rendah. )esarnya tingkat pendidikan yang rendah tidak memiliki hubungan yang
signifikan terhadap kepatuhan kun!ungan pelayanan kesehatan. Hal ini dibuktikan dengan masih ukup
"4 tinggi kun!ungan masyarakat Desa +elayu (lir ke tempat pelayanan kesehatan, yaitu sebesar :4,7"< responden. >amun sangat berpengaruh pada
pengetahuan akan kesehatan, yang menyebabkan rendahnya perilaku hidup sehat ("%). 7) Status kehamilan Ta%el No . $. -. &.- Pe!sentase Status Kehamilan 'esponden di Desa Mela(u Ili! Status Kehamilan Hamil 6idak Hamil =umlah )umlah 'espond en 7 0: 4& Pe!sent ase *+, #,"7 ,',44 &%%
)erdasarkan tabel, diketahui responden yang berstatus dalam masa kehamilan adalah sebanyak 7 orang (#,"7<) sedangkan yang tidak berstatus dalam masa kehamilan adalah sebanyak 0: orang (,',44<).
%. Akses dan Peman aatan Pela(anan Kesehatan &) =arak dan ?aktu 6empuh antara 5umah 5esponden dan Pelayanan -esehatan
&.& )a!ak Tempuh anta!a 'umah 'esponden dan Pela(anan Kesehatan )umlah Pe!sent )a!ak Tempuh 'espond ase *+, en
70 ": 4 4& '%,4% 7,,## ,,:0 &%%
)erdasarkan
tabel,
diketahui
bahwa
!arak
antara rumah responden dan pelayanan kesehatan memiliki !arak kurang dari & -m adalah sebanyak 70 orang ('%,4%<), !arak antara &-" -m adalah
sebanyak ": orang (7,,##<), dan !arak yang lebih dari " -m sebanyak 4 orang (,,:0<). 6ingkat aksebilitas termasuk ketersediaan angkutan umum terhadap tempat pelayanan minat kesehatan akan untuk
mempengaruhi
masyarakat
mengun!ungi tempat pelayanan kesehatan (",). ") ?aktu 6empuh antara 5umah 5esponden dengan Puskesmas
rumah responden ke pelayanan kesehatan di desa +elayu (lir. Ta%el &.. /aktu Tempuh anta!a 'umah 'esponden dan Pela(anan Kesehatan )umlah No Pe!sent /aktu Tempuh 'espond . ase *+, en
$. -. &. -urang dari &' menit 1ntara &'-7% menit *ebih dari 7% menit =umlah 70 ": 4 4& '%,4% 7,,## ,,:0 &%%
)erdasarkan
tabel,
diketahui
bahwa
waktu
tempuh antara rumah responden dan pelayanan kesehatan yang memiliki !arak kurang dari &' menit adalah sebanyak 70 orang ('%,4%<), !arak antara &'-7% menit adalah sebanyak ": orang (7,,##<), dan !arak yang lebih dari 7% menit sebanyak 4 orang (,,:0<).
7) -etersediaan 1ngkutan $mum )erdasarkan hasil kuesioner !arak dan waktu tempuh diketahui bahwa sebesar 4& responden (&%%<) mengatakan bahwa tidak ada angkutan umum yang dapat mengantarkan masyarakat
7% menu!u instansi layanan kesehatan. +asyarakat Desa +elayu (lir rata-rata menggunakan kendaraan pribadi untuk datang ke instansi layanan kesehatan. )erdasarkan hasil wawan ara diketahui bahwa kendaraan pribadi semakin mempermudah akses pelayanan kesehatan seperti posyandu dan
puskesmas karena !alur dari Desa +elayu (lir menu!u Pelayanan -esehatan bebas dari
kema etan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Sari ("%&7) yang menyatakan bahwa pelayanan akses terhadap pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh !enis transportasi dan kondisi geografis wilayah (7%).
#) Pemanfaatan Pelayanan -esehatan Ta%el &.0 Peman aatan Pela(anan Kesehatan Selama & Bulan Te!akhi! 'esponden Peman aatan Pe!senta No. Pela(anan )umlah se *+, Kesehatan &. @a 0" :4,7"
)erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak 0" orang (:4,7"<) memanfaatkan pelayanan
kesehatan selama 7 bulan terakhir, sedangkan responden yang tidak memanfaatkan layanan
kesehatan selama 7 bulan terakhir adalah sebanyak , orang (&",0:<). )erdasarkan hasil wawan ara diketahui bahwa masyarakat yang tidak karena
memanfaatkan
pelayanan
kesehatan
mereka berpendapat bahwa mereka dalam keadaan tidak sakit. 1lasan lain kurangnya pemanfaatan pelayanan kesehatan berupa posyandu oleh masyarakat
khususnya oleh ibu dan balita adalah tidak adanya informasi yang !elas mengenai !adwal pelaksanaan posyandu dan sarana prasarana posyandu yang terbatas sehingga mempengaruhi !enis pelayanan yang diberikan. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat =uniari 8rans ("%&7) bahwa masyarakat tidak menggunakan pelayanan kesehatan
dipengaruhi oleh kurangnya informasi, rendahnya kualitas pelayanan kesehatan seperti di posyandu
7" dan kurang ber!alannya pelayanan se ara optimal (7&). )erikut tabel pelayanan kesehatan yang
diterima responden pada pelayanan kesehatan. Ta%el &.1 No . $. -. &. .. 0. 1. 3. 4. 5. $6 . $$ . $. $& . )enis Pela(anan Kesehatan (ang Dite!ima 'esponden )umlah )enis )a2a%an Pe!senta Pela(anan
'espond en #0 " % "# "% 7" ## "" % &0 % % & se *+, "&,"% %,," % &&,%0 ,,"" &#,4' "%,": &%,&# % 4 % % %,#0
Penimbangan Penyuluhan (munisasi -(1 -) Pengobatan Pemberian makanan tambahan Suplementasi (Ait 1, 8e, multi giBi mikro) -onsultasi risiko penyakit Pemeriksaan kehamilan Persalinan -onsultasi ibu nifas Pemeriksaan neonatus (C& bulan)
77 $. . Pemeriksaan bayi (&&& bulan) danDatau anak balita (&-# tahun) =umlah )erdasarkan tabel diatas
&%
#,0&
"&4 !enis
&%% pelayanan
kesehatan yang paling banyak digunakan adalah penimbangan "&,"%< tambahan di posyandu dengan dengan pemberian persentase makanan -(1
diikuti
"%,":<,
pengobatan
&#,4'<,
&&,%0<, dan suplementasi (vitamin 1, 8e, multi giBi mikro) &%,&#<. Sedangkan untuk pelayanan
penyuluhan dan konsultasi yang merupakan upaya preventif berpotensi masih untuk sangat rendah. Hal ini akan buruk
memberikan
dampak
terhadap status kesehatan di Desa +elayu (lir. Penelitian Hobbert Pasaribu ("%%') telah
membuktikan bahwa penyuluhan dengan metode konsultasi termasuk konseling telah memberikan dampak peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku yang memperbaiki dera!at kesehatan (7"). Eleh karena itu, diperlukan upaya peningkatan kegiatan penyuluhan dengan metode konsultasi. 7. Kuesione! Indi8idu
7# $,ISPA Ta%el &.3 Dist!i%usi Pen(akit In eksi Salu!an Pe!napasan Akut *ISPA, 'esponden Selama $ Bulan Te!akhi! No Pe!senta ISPA )umlah . se *+, &. @a #7 0%,'0 ". 6idak ": 7,,## =umlah 4& &%% )erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak #7 orang (0%,'0<) mengalami (SP1 !ika
dibandingkan prevalensi nasional (SP1 (berdasarkan diagnosis responden) tenaga masih kesehatan diatas dan keluhan pravelensi
standar
nasional, yaitu "','%< dan sebanyak 7,,##< tidak mengalami (SP1. Penderita (SP1 di Desa +elayu (lir pada
umumnya anak-anak dan balita. Hal ini dapat dipengaruhi oleh kebiasaan merokok bapak di dalam rumah. Hal ini sesuai dengan !urnal penelitian +asFudatul ("%&") bahwa faktor yang
mempengaruhi ter!adinya (SP1 pada balita, antara lain2 faktor lingkungan, faktor individu anak serta faktor perilaku. 8aktor lingkungan meliputi2
pen emaran udara dalam rumah (asap rokok dan asap hasil pembakaran bahan dapur dengan
7' konsentrasi yang tinggi). Dampak rokok tidak hanya mengan am perokok tetapi !uga orang disekitarnya atau perokok pasif (Detik )adan health, *ingkungan Protection "%&&). Hidup
)erdasarkan 1merika
laporan
(GP1DEnvironmental
Agency)
men atat tidak kurang dari 7%% ribu anak berusia &' tahun menderita karena turut bronkhitis dan pneumonia, rokok yang
menghisap
asap
dihembuskan orang disekitarnya terutama ayah dan ibunya (77). Selain itu, balita yang terkena (SP1 dapat dipengaruhi oleh status giBi balita yang rendah, pengetahuan ibu yang rendah, pemberian 1S( dan faktor lingkungan seperti kepadatan hunian dan luas ventilasi yang kurang (7#). -, Pneumonia Ta%el &.4 Dist!i%usi Pen(akit Pneumonia atau 'adang Pa!u 'esponden Selama $ Bulan Te!akhi! No Pneumonia9'adang Pe!senta )umlah . Pa!u se *+, &. @a # ',07 ". 6idak 04 ,#,74 =umlah 4& &%% )erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak # orang (',07<) mengalami pneumonia atau radang
mengalami pneumonia atau radang paru. 1ngka ini merupakan lingkungan, pembuktian keadaan dari hasil observasi perumahan
lingkungan
masyarakat Desa +elayu (lir tidak memenuhi syarat kesehatan, kondisi ventilasi kurang, dan serta
sistem pembuangan yang masih sembarangan dan adanya anggota keluarga yang merokom dalam rumah. Hal ("%%:), ini se!alan dengan penelitian bahwa @uwono ke!adian
yang
menyebutkan
pneumonia atau radang paru ada hubungan yang erat dengan faktor lingkungan fisik terutama
lingkungan fisik rumah seperti !enis lantai, kondisi dinding tembok, luas ventilasi, kelembaban, luas hunian, kepadatan hunian dan faktor lainnya seperti asap kayu bakar dan anggota keluarga yang
merokok (7'). &,Dia!e Ta%el &.5 Dist!i%usi Pen(akit Dia!e 'esponden Selama $ Bulan Te!akhi! No Pe!senta Dia!e9Men7!et )umlah . se *+, $. @a &0 "",'# -. 6idak '' 44,#0 =umlah 4& &%%
74 )erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak &0 orang ("",'#<) mengalami diare atau men ret dan sebanyak '' orang (44,#0<) tidak mengalami diare atau men ret. Perilaku masyarakat Desa +elayu (lir kurang dalam perilaku hidup bersih dan sehat (PH)S), kebiasaan men u i tangan masih minim, masih banyak masyarakat yang tidak
men u i tangan sebelum menyiapkan makanan, dan setelah memegang binatang serta setelah buang air besar ()1)). Perilaku ini men!adi faktor risiko ke!adian diare di Desa +elayu (lir 8aktor-faktor yang
mempengaruhi ke!adian diare pada balita adalah rendahnya pengetahuan pengasuh, status giBi yang kurang, dan tidak memanfaatkan air bersih (70). Pernyataan ini didukung oleh -ementrian -esehatan 5( ("%&&) yang menyatakan bahwa ada hubungan negatif antara ibu ke!adian dan diare dengan tingkat kuantil.
pendidikan
indeks
kekayaan
Semakin pendidikan ibu meningkat dan semakin tinggi indeks kekayaan kuantil rumah tangga,
semakin rendah prevalensi diare. 6idak ada pola yang khas antara prevalensi diare dan sumber air
persentase diare lebih rendah pada anak yang tinggal di rumah dengan fasilitas kakus sendiri. Seperti yang diprediksi prevalensi diare paling tinggi ter!adi pada anak yang tinggal di rumah tanpa akses air bersih, yaitu yang memakai fasilitas kakus di sungaiDkolamDdanau (&:,#<) (74). Penelitian 1bdullah ("%&") !uga menyatakan bahwa faktor risiko tinggi diare pada balita adalah apabila !enis kelamin laki-laki, status giBi C,%< berdasarkan hasil pengukuran berat badan ())) dan tinggi badan yang ditentukan dengan rumus )) aktualD)) ideal dikalikan &%%<, tidak mendapatkan 1S( eksklusif (%-0 bulan), pendapatan keluarga C upah minimum regional ($+5), pendidikan formal ibu maksimal sekolah dasar (SD) atau tidak tamat sekolah lan!utan tingkat pertama (S*6P), tidak men u i tangan menggunakan sabun sebelum
menyiapkan atau memberi makan pada anak, luas bangunan untuk tiap anggota keluarga kurang dari &% m", menggunakan air yang tidak bersumber dari perusahaan air minum (P1+) untuk kebutuhan sehari-hari, serta tidak memiliki !amban atau
7, memiliki !amban tetapi tidak bersih, berbau, dan tidak tertutup (7:). )erdasarkan kuesioner, diketahui !umlah
responden yang menggunakan oralit atau larutan garam gula (*99) untuk menanggulangi penyakit diare tersebut. )erikut tabel penggunaan oralit oleh responden. Ta%el &.$6 Penggunaan O!alit atau :a!utan Ga!am Gula *:GG, oleh 'esponden Pende!ita Dia!e No Pe!senta Pem%e!ian O!alit )umlah . se *+, &. @a : '% ". 6idak : '% !umlah &0 &%% )erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak : orang ('%<) mengalami diare atau men ret menggunakan oralit atau larutan garam gula (*99) dan sebanyak : orang ('%<) tidak menggunakan oralit atau larutan garam gula (*99). )erdasarkan hasil wawan ara, diketahui bahwa responden yang tidak menggunakan oralit sebagai obat diare adalah karena mereka telah mendapatkan obat lain berupa antibiotik yang diberikan oleh bidan desa dan kurangnya pemahaman mengenai penggunaan
#% menyatakan bahwa minimnya penggunaan oralit dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti perilaku masyarakat terhadap penyakit diare yang dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan,
lingkungan, sosial ekonomi, dan peran tenaga penyuluh kesehatan (7,) .,Campak Ta%el &.$$ Dist!i%usi Pen(akit Campak 'esponden Selama $ Bulan Te!akhi! No Pe!senta Campak9 Mo!%ili )umlah . se *+, $. @a 4 ,,:0 -. 6idak 0# ,%,&# =umlah 4& &%% )erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak 4 orang (,,:0<) mengalami ampak dan sebanyak
0# orang (,%,&#<) tidak mengalami ampak. Dari 4 responden responden ampak yang tidak # pernah pernah menderita men!alani pernah ampak, 7
imunisasi men!alani
dan
responden
adalah sebanyak ,,:0<, nilai ini berada diatas prevalensi ampak nasional ,,"&<, dan !uga diatas prevalensi ampak di -alimantan Selatan 7,&4<.
#& Hal ini menun!ukkan bahwa angka ke!adian ampak di Desa +elayu (lir masih tinggi (#%). 0,Tu%e!kulosis Pa!u Ta%el &.$- Dist!i%usi Pen(akit Tu%e!kulosis Pa!u 'esponden Selama $ Bulan Te!akhi! No Pe!senta Tu%e!kulosisi Pa!u )umlah . se *+, $. @a & &,#& -. 6idak 4% ,:,', =umlah 4& &%% )erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak & orang (&,#&<) mengalami 6) paru dan sebanyak &% orang (,:,',<) tidak mengalami 6) paru. 1ngka ke!adian 6) paru pada Desa +elayu (lir adalah &,#&<, nilai ini masih dibawah nilai prevalensi 6) Paru per =uni "%&", yaitu untuk (ndonesia #",7"< dan untuk -alimantan Selatan "",44<. Hal ini menun!ukkan bahwa angka ke!adian 6) paru di Desa +elayu (lir masih tergolong rendah (#&).
1,#epatitis Ta%el &.$& Dist!i%usi 'esponden Te!akhi! Pen(akit Selama )umlah " 0, #epatitis $ Bulan Pe!senta se *+, ",:" ,4,&:
No #epatitis . $. @a -. 6idak
)erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak " orang (",:"<) mengalami hepatitis dan sebanyak 0, orang (,4,&:<) tidak mengalami hepatitis.
Prevalensi responden yang mengalami hepatitis ",:"<, masih diatas prevalensi nasional hepatitis (berdasarkan keluhan diagnosis tenaga kesehatan %,0%<. Hal dan ini
responden)
sebanyak
menun!ukkan bahwa angka ke!adian hepatitis di Desa +elayu (lir tergolong tinggi (#"). 3,Asma Ta%el &.$. Dist!i%usi Pen(akit Asma 'esponden Selama $ Bulan Te!akhi! No Pe!senta Asma )umlah . se *+, &. @a : &&,"4 ". 6idak 07 ::,47 =umlah 4& &%% )erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak : orang (&&,"4<) mengalami asma dan sebanyak 07 orang (::,47<) tidak mengalami asma. Prevalensi nasional penyakit asma adalah 7,'<, sedangkan prevalensi penyakit asma di Desa +elayu (lir
sebanyak &&,"4< !auh di atas prevalensi nasional. Hal ini menun!ukkan bahwa angka ke!adian asma di Desa +elayu (lir masih sangat tinggi (#7).
#7 4,Pengetahuan Mengenai #I;9AIDS Ta%el &.$0 Pengetahuan #I;9AIDS 'esponden No Pengenalan Pe!sent )umlah . Te!hadap #I; ase *+, $. 6ahu ## 0&,,4 -. 6idak 6ahu "4 7:,%7 =umlah 4& &%% )erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak ## orang (0&,,4<) H(AD1(DS responden sebanyak mengetahui "4 orang
mengenai
dan
(7:,%7<) responden tidak tahu mengenai H(AD1(DS. )erdasarkan prevalensi Data nasional 5iskesdas pernah "%&% mengenai
mendengarDtahu
mengenai H(AD1(DS yaitu 4',%<, sedangkan di +elayu (lir hanya 0&,,4<. Hal ini menun!ukkan bahwa tingkat pengetahuan responden mengenai H(AD1(DS di Desa +elayu (lir masih rendah (##). a) Penularan H(AD1(DS )erdasarkan pengetahuan penularan !umlah kuesioner diketahui !enis
responden )erikut
mengenai tabel
H(AD1(DS.
mengenai
responden
berdasarkan
pengetahuan
mengenai penularan H(AD1(DS. Ta%el &.$1 )umlah 'esponden Be!dasa!kan Pengetahuan Mengenai Penula!an #I;9AIDS
## No . &. ". 7. #. '. 0. 4. )umlah )a2a%an 'esponde n "" " &: : % % % '% diketahui !enis Pe!sent ase *+,
##,%% #,%% 70,%% &0,%% % % %
)enis Penula!an Hubungan seksual (bu ke bayi selama hamil =arum suntik 6ransfusi Darah Penggunaan pisau ukur bersama Penularan (bu melalui 1S( Penularan (bu saat persalinan =umlah )erdasarkan
tabel
responden
yang
mengetahui
melalui hubungan seksual adalah sebanyak "" orang (##,%%<), melalui ibu ke bayi selama kehamilan adalah sebanyak " orang (#,%%<), melalui !arum suntik adalah sebanyak &: orang (70,%%<), dan melalui tranfusi darah adalah
sebanyak : orang (&0,%%<). Sebanyak ## orang (0&,,4<) yang tahu tentang H(AD1(DS, sebanyak #4,47< responden tidak mengetahui ara penularan H(AD1(DS.
Sebanyak '","4< responden yang mengetahui ara penularan H(AD1(DS, berada diatas prevalensi nasional yaitu &,#<. Hal ini menun!ukkan bahwa
penularan H(AD1(DS di Desa +elayu (lir tergolong baik (#'). Sedangkan mengetahui hubungan !enis seksual responden penularan adalah yang H(AD1(DS sebanyak tidak melalui 0,,&"<,
melalui ibu ke bayi selama hamil adalah sebanyak ,4,%0<, melalui !arum suntik 47,'7<, melalui tranfusi darah adalah sebanyak ::,"#<, melalui penggunaan pisau ukur bersamaan adalah
sebanyak &%%<, melalui 1S( ibu sebanyak &%%<, dan melalui ibu saat persalinan adalah sebesar &%%<. +enurut penelitian Sudikno dkk ("%&&), masih minimnya informasi tentang H(A dan 1(DS yang diperoleh men!adi salah satu faktor
kurangnya pengetahuan mengenai penularan H(A dan 1(DS. Padahal pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi sikap dan benar
perilaku
seseorang.
Pengetahuan yang
tentang penularan H(A dan 1(DS diharapkan dapat menghindarkan seseorang dari perilaku berisiko
(#').
mengenai
pen egahan H(AD1(DS. )erikut tabel mengenai !umlah responden berdasarkan H(AD1(DS. Ta%el &.$3 )umlah 'esponden Be!dasa!kan Pengetahuan Mengenai Ca!a Pen7egahan #I;9AIDS No )umlah . )a2a%an Pe!sent )enis Penula!an 'esponde ase *+, n &. 6idak berhubungan seksual dengan "" '",7: orang yang bukan pasangan ". 6idak melakukan % hubungan seksual % sama sekali 7. 6idak menggunakan "0,&, && !arum suntik bersama #. 6idak berhubungan ,,'" # seksual dengan pengguna narkoba '. +enggunakan &&,,% ' kondom 0. 6idak menggunakan % % pisau ukur bersama =umlah #" &%% ara pen egahan
#4 Dari #" responden yang mengetahui tentang H(AD 1(DS, sebanyak ara "" orang ('",7:<) tidak
mengetahui
pen egahan
dengan
berhubungan seksual dengan orang yang bukan pasangannya, sebanyak && orang ("0,&,)
mengetahui dengan
!arum suntik bersama, # orang (,,'") mengetahui dengan ara tidak berhubungan seksual dengan narkoba, dan ' orang (&&,,%)
pengguna
mengetahui dengan ara mnggunakan kondom. +enurut penelitian dari 5irin dkk ("%&"), pen egahan H(AD1(DS umumnya masih terkait dengan pengetahuan yang dimiliki seseorang terhadap H(AD1(DS. 1gar seseorang dapat
terhindar dari resiko penularan H(AD1(DS orang tersebut harus mempunyai pengetahuan yang ukup dan informasi kesadaran yang untuk benar, sehingga
mempunyai
mengupayakan
pen egahan penularan H(AD1(DS (#0). ) Sikap terhadap H(AD1(DS )erdasarkan responden kuesioner anggota diketahui keluarga sikap yang
terhadap
Ta%el &.$4 )umlah 'esponden Be!dasa!kan Sikap te!hadap #I;9AIDS No Pe!sent Sikap te!hadap #I; )umlah . ase *+, &. +erahasiakan & &,#& -onseling dan ". ", #%,:' pengobatan 7. =aga !arak & &,#& #. ?aspada & &,#& '. 6idak tahu 7, '#,,7 =umlah 4& &%% )erdasarkan tabel, diketahui bahwa
sebanyak & orang (&,#&<) merahasiakan, nilai ini dibawah standar nasional yaitu sebesar "&,4< yang bersikap HmerahasiakanF apabila ada
anggota keluarga terinfeksi H(A. Sebanyak ", orang (#%,:'<) memilih konseling dan
pengobatan, sedangkan standar nasional sebesar '7,, < bersikap akan men ari konseling dan pengobatan apabila ada anggota keluarga
terinfeksi virus H(A. Sebanyak masing-masing & orang (&,#&<) memilih !aga !arak dan waspada,
sebesar 4,&<. Hal ini menun!ukkan sikap yang dilakukan responden terhadap penderita H(AD1(DS tergolong baik (##). )erdasarkan penelitian 1 hmad ("%&"),
menun!ukkan bahwa ada hubungan antara sikap responden dengan upaya pen egahan H(A dan 1(DS, adanya sikap negatif atau kurang baik seseorang semakin kurang baik pula upaya yang dilakukan untuk men egah H(A dan 1(DS.
)egitupun sebaliknya, sikap baik dari responden di +elayu (lir menun!ukkan adanya upaya yang baik untuk men egah H(AD1(DS (##). 5, Pen(akit )antung Ta%el &.$5 Dist!i%usi Pen(akit )antung 'esponden Selama $ Bulan Te!akhi! No Pe!sent )antung )umlah . ase *+, $. @a & &,#& -. 6idak 4% ,:,', =umlah 4& &%% )erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak & orang (&,#&<) mengalami penyakit !antung dan sebanyak 4% orang (,:,',<) tidak mengalami penyakit !antung !antung. sebanyak 1ngka &,#&< prevalensi ini masih penyakit dibawah
'% prevalensi nasional penyakit !antung (berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan ge!ala) yaitu
sebanyak 4,"<. Hal ini menun!ukkan bahwa angka ke!adian penyakit !antung di Desa +elayu (lir masih rendah (#7).
$6,
Dia%etes Melitus Dist!i%usi Pen(akit Dia%etes Melitus 'esponden Selama $ Bulan Te!akhi! No Pe!sent Dia%etes Melitus )umlah . ase *+, &. @a # ',07 ". 6idak 04 ,#,74 =umlah 4& &%% )erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak # &.-6
Ta%el
orang
(',07<)
responden
mengalami
diabetes
melitus dan sebanyak 04 orang (,#,74<) responden tidak mengalami diabetes melitus. 1ngka prevalensi diabetes melitus di Desa +elayu (lir sebanyak ',07< ini berada diatas prevalensi nasional penyakit
diabetes melitus (berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan ge!ala) yaitu #<. Hal ini
melitus di Desa +elayu (lir masih tinggi (#4). $$, Pen(akit Ketu!unan Dist!i%usi Pen(akit Ketu!unan 'esponden )umlah & 4% 4& Pe!sent ase *+, &,#& ,:,', &%%
)erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak & orang (&,#&<) mengalami penyakit keturunan dan sebanyak 4% orang (,:,',<) tidak mengalami penyakit keturunan. =enis penyakit keturunan yang ditemukan pada & orang (&,#&<) tersebut adalah alergi dermatitis. 1lergi dermatitis atau atopi dermatitis
merupakan !enis alergi yang didapat dari keturunan atau bakat, bisa dari ibu atau bapak, dapat pula dari kakek dan neneknya. Pada bayi sering orang awam menilainya sebagai tanda di pipi, padahal itu adalah tanda atopi dari ibunya (#:). $-, #ipe!tensi
Ta%el &.-Dist!i%usi Pen(akit #ipe!tensi 'esponden Selama $Bulan Te!akhi! No #ipe!tensi )umlah Pe!sent
'" . $. -. @a 6idak =umlah && 0% 4& ase *+, &',#, :#,'& &%%
)erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak && orang (&',#,<) 0% orang mengalami (:#,'&<) hipertensi responden dan tidak
sebanyak
mengalami hipertensi. 1ngka prevalensi hipertensi di Desa +elayu (lir sebanyak &',#,< ini masih dibawah prevalensi nasional hipertensi
(berdasarkan pengukuran) yaitu 7&,4<. Hal ini menun!ukkan bahwa angka ke!adian hipertensi di Desa +elayu (lir ukup rendah (#:). 5endahnya angka hipertensi di +elayu (lir dapat disebabkan oleh kondisi geografis desa yang !auh dari pantai sehingga masyarakat memiliki risiko yang lebih rendah untuk mengalami
hipertensi. Pernyataan ini didukung oleh )ustan dalam -artikasari ("%&") yang menyatakan bahwa masyarakat yang bertempat tinggal di daerah pantai memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi dibandingkan dengan masyarakat yang berada di daerah pegunungan (#,).
'7 Selain itu, persentase responden yang berusia #'-'' dan '' tahun keatas adalah sebesar %<, sehingga risiko masyarakat untuk mengalami
hipertensi tergolong lebih rendah. Pernyataan ini didukung oleh Sihombing ("%&%) yang menyatakan bahwa berdasarkan kelompok umur diketahui
bahwa penyakit hipertensi risiko tertinggi ada pada kelompok umur '' tahun ke atas yaitu :,, kali dibandingkan kelompok umur &:-"# tahun ('%). Penelitian yang dilakukan Pratiwi ("%&7) yang
menyatakan bahwa se ara alami hipertensi pada wanita lebih besar pada usia #'-'' tahun ('&).
$&,
St!oke &.-& Dist!i%usi Pen(akit 'esponden Selama $Te!akhi! St!oke @a 6idak )umlah % 4& St!oke Bulan Pe!sent ase *+, %,%% &%%,%%
)erdasarkan tabel, diketahui bahwa tidak ada responden mengalami stroke. Hal ini menun!ukkan bahwa angka ke!adian stroke di Desa +elayu (lir ukup rendah, dibawah prevalensi nasional yaitu :,7< (#7). -e!adian stroke di Desa +elayu (lir sama sekali tidak ditemukan pada responden, padahal ada sebanyak &',#,< penderita hipertensi. +enurut penelitian Syafitri ("%%,), hipertensi merupakan faktor risiko yang kuat untuk ter!adinya stoke hemoragik. 1pabila tekanan darah meningkat ukup tinggi selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, akan menyebabkan disfungsi endotel yang
membuat dinding arteri menipis dan rapuh. )ila ter!adi kenaikan tekanan darah sistemik, maka tekanan perfusi pada dinding kapiler men!adi tinggi. Pembuluh darah dapat pe ah dan ter!adi
perdarahan diotak. -emungkinan pada responden yang menderita hipertensi rutin melakukan kontrol tekanan darah, sehingga mengurangi risiko
'' Ta%el &.-. Pe!sentase Ketanggapan Pela(anan 'a2at Inap 'esponden Selama 0 Tahun Te!akhi! No 'a2at inap 0 tahun Pe!senta )umlah . te!akhi! se *+, 5umah sakit &. &' "&,&7 pemerintah ". 5umah sakit swasta & &,#& 7. 6idak #7 44,#0 =umlah 4& &%% )erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak &' orang ("&,&7<) men!alani rawat inap di rumah sakit pemerintah, sebanyak & orang (&,#&<)
men!alani di rumah sakit swasta dan sebanyak ## orang (44,#0<) tidak men!alani rawat inap selama ' tahun terakhir. Persentase tempat rawat inap yang dipilih responden berada diatas persentase nasional yaitu, rumah sakit pemerintah 7,&< dan rumah sakit swasta ",%<. Hal ini menun!ukkan bahwa ketanggapan rawat inap responden di Desa +elayu (lir sangat baik. 5awat inap dilakukan responden guna mengobati penyakit dalam seperti tipes, radang paru, gin!al, dan sebagian melakukan rawat inap selama proses persalinan. )erdasarkan hasil kuesioner terhadap
&0 responden yang telah men!alani rawat inap, diketahui sumber biaya rawat inap tersebut. )erikut
'0 persentase mengenai sumber biaya rawat inap responden. Ta%el &.-0 Pe!sentase Ketanggapan Pela(anan 'a2at Inap 'esponden Selama 0 Tahun Te!akhi! No Pe!senta Sum%e! Bia(a )umlah . se *+, &. )iaya sendiri &" 4' ". =amkesmas # "' =umlah &0 &%% )erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak &" orang (4'<) men!alani rawat inap dengan sumber biaya sendiri dan sebanyak # orang ("'<) men!alani rawat inap dengan sumber biaya
=amkesmas. Persentase ini berada diatas angka nasional yaitu dari biaya sendiri (4&,%<) dan 1skes, =amsostek, ataupun =amkesmas (&',0<). Hal ini menun!ukkan bahwa biaya sendiri dan =amkesmas yang dikeluarkan untuk ketanggapan pelayanan rawat inap di Desa +elayu (lir ukup tinggi. Sebanyak 4'< responden yang memakai biaya sendiri, diketahui karena tidak memiliki kartu
=amkesmas atau kartu !aminan kesehatan lainnya. $mumnya responden dari kalangan menengah
kebawah, dan tidak mengurus Surat -eterangan 6idak +ampu (S-6+) dengan alasan sulitnya
'4 mengurus surat tersebut dengan petugas yang berwenang. Petugas sangat berpengaruh terhadap lan arnya suatu proses pembuatan S-6+. Sulitnya pengurusan administrasi tersebut dapat disebabkan oleh minimnya komunikasi antara masyarakat
dengan petugas. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh =ulianstutik ("%&&) yang
menyatakan bahwa petugas yang mempunyai sifat mementingkan dirinya sendiri dan memiliki
komunikasi yang rendah dengan masyarakat dapat menghambat proses penggunaan =amkesmas ('7). $0, Pela(anan 'a2at )alan &.-1 Pe!sentase Ketanggapan Pela(anan 'a2at )alan 'esponden Selama $ Tahun Te!akhi! 'a2at )alan $ tahun te!akhi! )alai Pengobatan Pengobatan 6radisional Praktek >akes Puskesmas 5SP 5SS 6idak ada =umlah )umlah
' & "7 &% # " "0
Pe!senta se *+,
4,7' &,#4 77,:" &#,4& ',:: ",,# 7:,"#
4&
&%%
)erdasarkan tabel, diketahui bahwa responden yang memanfaatkan pelayanan rawat !alan dalam &
': tahun terakhir di balai pengobatan sebanyak ' orang (4,7'<), pengobatan tradisional sebanyak & orang (&,#4<), praktek tenaga kesehatan sebanyak "7 orang (77,:"<), puskesmas sebanyak &% orang (&#,4&<), rumah sakit pemerintah sebanyak # orang (',::<), rumah sakit swasta sebanyak " orang (",,#<), dan yang tidak mengun!ungi sama sekali pelayanan rawat !alan sebanyak "0 orang (7:,"#<). Hal kesadaran ini menun!ukkan Desa bahwa +elayu persentase (lir dalam
penduduk
memeriksakan kesehatan ke pelayanan kesehatan yang profesional dikategorikan baik dibandingkan dengan angka provinsi -alimantan Selatan yang memanfaatkan praktek tenaga kesehatan sebanyak &",:<, puskesmas sebanyak %,0<, rumah sakit pemerintah sebanyak &,&<, rumah sakit swasta sebanyak %,#<, dan yang tidak mengun!ungi sama sekali pelayanan rawat !alan sebanyak 4&,4<, serta angka nasional yang memanfaatkan praktek tenaga kesehatan sebanyak &7,%<, puskesmas sebanyak &,7<, rumah sakit pemerintah sebanyak &,0<, rumah sakit swasta sebanyak &,%<, dan yang tidak
', mengun!ungi sama sekali pelayanan rawat !alan sebanyak 0',0<, ke uali persentase pemanfaatan pengobatan tradisionalDbatra yang masih diatas angka provinsi -alimantan Selatan yaitu &,%< dan angka nasional yaitu %,#< (#"). )erdasarkan responden yang hasil kuesioner terhadap #' telah men!alani rawat !alan,
diketahui sumber biaya rawat !alan tersebut. )erikut persentase mengenai sumber biaya rawat !alan responden. Ta%el &.-3 Pe!sentase Ketanggapan Pela(anan 'a2at )alan 'esponden Selama $ Tahun Te!akhi! No Pe!senta Sum%e! Bia(a )umlah . se *+, &. )iaya sendiri 7' 4' ". =amkesmas &% "' =umlah #' &%% )erdasarkan tabel diketahui bahwa sebanyak 7' orang (4'<) menggunakan biaya sendiri untuk pelayanan rawat !alan dengan alasan pengurusan administrasi !aminan kesehatan kompleks. Selain itu, mereka berasumsi bahwa harga tersebut masih bisa di!angkau dengan biaya sendiri. Hal ini
membuktikan bahwa program Direktorat =enderal )ina -efarmasian dan alat kesehatan untuk
0% mewu!udkan masyarakat sehat yang mandiri telah berhasil dilakukan dengan melakukan peningkatan ketersediaan, pemerataan, dan keter!angkauan obat dan alat kesehatan serta men!amin
keamaanDkhasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan ('#). $1, Ke%iasaan Cu7i Tangan Menggunakan
Sa%un Ta%el &.-4 Pe!sentase <!ekuensi Ke%iasaan Men7u7i Tangan 'esponden )umlah No Ke%iasaan )a2a%an Pe!sentas . Men7u7i tangan 'espond e *+, en &. Sebelum +akan 0' #%,07 ". Setelah )1) '# 77,4' Sebelum 7. menyiapkan 7, "#,7: makanan Setelah memegang #. " &,"' binatang =umlah &0% &%% )erdasarkan tabel, diketahui bahwa responden yang men u i tangan sebelum makan sebanyak 0' orang (#%,07<), setelah )1) sebanyak '# orang (77,4'<), sebelum menyiapkan makanan sebanyak 7, orang ("#,7:<), sebanyak " dan setelah memegang +en u i
binatang
orang
(&,"'<).
0& tangan dengan sabun sebelum makan, sebelum menyiapkan makanan, setelah buang air besar, setelah men eboki bayiDanak, dan setelah
memegang unggasDbinatang. Hal ini menun!ukkan bahwa persentase penduduk Desa +elayu (lir dalam kebiasaan u i tangan yang benar digolongkan
masih rendah karena masih berada dibawah angka di nasional '0,"<, di Provinsi -alimantan Selatan 4",0<, tahun "%&" ('< kalsel '%,,< (#&). $3, Tempat Mem%uang Ai! Besa!
Ta%el &.-5 Pe!sentase Tempat Pem%uangan Tin=a 'esponden No Tempat Pe!senta )umlah . Pem%uangan Tin=a se *+, &. =amban 77 #0,#:< ". Sungai 7: '7,'"< =umlah 4& &%% )erdasarkan tabel, diketahui bahwa responden yang membuang tin!a di !amban adalah sebanyak 77 orang (#0,#:<), dan membuang tin!a di sungai sebanyak 7: orang ('7,'"<). Perilaku membuang tin!a yang dianggap benar adalah bila penduduk melakukannya di !amban. Hal ini menun!ukkan bahwa persentase penduduk +elayu (lir dalam membuang tin!a yang benar digolongkan rendah karena masih berada dibawah angka Provinsi
0" -alimantan Selatan yaitu '%,,< dan angka nasional yaitu '','< (#&).
$4,
Ta%el &.&6 Pe!sentase <!ekuensi Ke%iasaan Menggosok Gigi 'esponden No Pe!sent /aktu Kegiatan )umlah . ase *+, &. Pagi : &&,"4 ". Pagi dan sore #: 04,0& 7. Pagi dan malam 4 ,,:0 #. Pagi, sore, dan malam : &&,"4 =umlah 4& &%% )erdasarkan tabel, diketahui bahwa frekuensi kebiasaan responden dalam menggosok gigi pada pagi hari sebanyak : orang (&&,"4<), menggosok gigi pada pagi dan sore hari sebanyak #: orang (04,0&<), menggosok gigi pada pagi dan malam hari sebanyak 4 orang (,,:0<), dan yang
07 sebanyak : orang (&&,"4<). $ntuk mendapatkan hasil yang optimal, menggosok gigi yang benar adalah menggosok gigi setiap hari pada waktu pagi hari sesudah makan dan malam sebelum tidur. Hal ini menun!ukkan bahwa persentase penduduk Desa +elayu (lir dalam kebiasaan menggosok gigi yang benar digolongkan rendah karena masih berada dibawah angka Provinsi -alimantan Selatan yaitu &',7< menggosok gigi setelah makan pagi dan ##,#< menggosok gigi sebelum tidur, serta dibawah angka nasional yaitu &",0< menggosok gigi setelah makan pagi dan ":,4< menggosok gigi sebelum tidur (#"). $5, Penggunaan Tem%akau Bagi Bapak
Ta%el &.&$ Pe!sentase Ke%iasaan Me!okok %agi Suami 'esponden No Ke%iasaan Me!okok Pe!senta )umlah . se *+, $. @a, Setiap hari #0 0#,4, -. @a, kadang-kadang & &,#& 6idak, sebelumnya &. pernah " ",:" .. 6idak Pernah "" 7%,,, =umlah 4& &%% )erdasarkan tabel diketahui bahwa persentase suami perokok pada responden Desa +elayu (lir adalah sebanyak #0 orang (00,4,<). Persentase ini
nasional terhadap penduduk umur &' tahun ke atas yang merokok tiap hari adalah sebesar ":,"< (##). Ta%el &.&- Pe!sentase Ke%iasaan )enis 'okok (ang Digunakan %agi Suami 'esponden No Pe!sent )enis 'okok )umlah . ase *+, $. -retek dangan filter #' ,4,:7< -. -retek tanpa filter " #,7'< =umlah #4 &%% )erdasarkan hasil kuesioner terhadap #4 orang (00,"<) yang memiliki suami perokok, diketahui bahwa sebanyak #' orang kretek suami dengan (,4,:7<) filter dan
mengonsumsi
rokok
sebanyak " orang suami (#,7'<) mengonsumsi rokok kretek tanpa filter. )erdasarkan tabel 7.7& diketahuai #4 orang (00,"<) yang memiliki suami perokok dan berikut persentase penerimaan responden terhadap
kebiasaan suami merokok di dalam rumah. Ta%el No. $. -. &.&& Pe!sentase Ke%iasaan Suami Me!okok di Dalam 'umah Ke%iasaan Me!okok Pe!senta )umlah Suami se *+, +erokok dalam rumah 6idak merokok dalam rumah =umlah #" ' #4 :,,70 &%,0# &%%
0' )erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak #" orang (:,.70) merokok dapat suami dalam responden rumah. memiliki -ebiasaan banyaknya
kebiasaan merokok
men!adi
penyebab
responden yang mengalami gangguan pernapasan atau infeksi saluran napas ((SP1) yaitu sebanyak #7 orang (0%,'0<) sesuai tabel 7.4. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh >aria ("%%:) yang menyatakan bahwa ke!adian (SP1 dipengaruhi oleh ventilasi yang tidak yang memenuhi padat syarat
kesehatan,
kamar
tidur
penghuni,
banyaknya sumber bahan pen emar dalam ruangan seperti bahan bakar untuk memasak yang
menggunakan kayu, adanya asap rokok di dalam rumah, dan bahan pengendali serangga (''). d. Gi>i I%u $, Usia Pe!nikahan Ta%el &.&. Pe!sentase Klasi ikasi Pe!nikahan Usia Dini 'esponden Menu!ut UNIC"< Pe!sent No. Usia Pe!nikahan )umlah ase *+, &. C&: tahun &: "',7' ". I&: tahun '7 4#,0# =umlah 4& &%% )erdasarkan tabel, diketahui bahwa responden yang menikah dengan usia di bawah usia &: tahun
00 adalah sebanyak &: orang ("',7'<), sedangkan responden yang menikah dengan usia di atas usia &: tahun adalah sebanyak '7 orang (4#,0#<). Pernikahan dini tersebut dapat disebabkan oleh sosial budaya maupun adat istiadat, minimnya minat melan!utkan pendidikan, dan tingkat ekonomi serta minimnya pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi. Pernyataan ini di dukung oleh penelitian yang dilakukan *andung ("%%,) yang menyatakan bahwa alasan dilakukannya pernikahan usia dini oleh masyarakat adalah dorongan membantu keluarga di bidang ekonomi, di pernikahan masyarakat, dini dan yang
membudidaya pengetahuan
minimnya kesehatan
masyarakat
tentang
reproduksi sehubungan dengan pernikahan usia dini ('0). Ditin!au berdasarkan prevalensi, "',7'<
melebihi prevalensi pernikahan usia dini -alimantan Selatan yang memiliki persentase sebesar ,< ('4). -, Konsumsi Ta%let <e Ta%el &.&0 Ke!utinan Konsumsi Ta%let <e 'esponden Selama Kehamilan No. Konsumsi <e )umlah Pe!sent
04 Penggun a #" &: && 4& ase *+, ',,&' "',7' &',#, &%%
&. ". 7.
)erdasarkan tabel, diketahui bahwa responden yang rutin mengkonsumsi tablet 8e selama
kehamilan adalah sebanyak #" orang (',,&'<), tidak rutin sebanyak &: orang ("7,7'<), dan yang tidak sama sekali mengkonsumsi tablet 8e adalah sebanyak && orang (&',#,<). Persentase pemberian tablet 8e selama kehamilan di Desa +elayu (lir tergolong baik karena berada diatas angka Provinsi -alimantan Selatan yaitu :#,'< dan angka nasional yaitu :7,7< (#%). )erdasarkan hasil wawan ara dengan bidan desa, setiap ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan akan diberikan tablet 8e sebanyak ,% tablet yang harus dikonsumsi selama masa
kehamilan. (nformasi yang diperoleh dari responden diketahui bahwa responden yang tidak
mengkonsumsi tablet 8e kurang memahami fungsi tablet penambah darah saat hamil dan berasumsi
0: hanya meminum tablet 8e !ika merasa kurang darah. +enurut penelitian 1hmadi dalam (swanto
("%&") konsumsi tablet tambah darah (tablet 8e) kurang dari ,% tablet akan meningkatkan risiko ter!adi anemia &,:& kali, karena besi merupakan komponen hemoglobin. penting 5endahnya dalam tingkat pembentukan kepatuhan ibu
hamil mengkonsumsi tablet besi menurut penelitian (swanto ("%&") dipengaruhi oleh tingkat
pengetahuan tentang pentingnya konsumsi tablet 8e selama hamil (':). +enurut !urnal penelitian, bahwa selama masa kehamilan ibu wa!ib mengkonsumsi ,% tablet besi. Dengan demikian perilaku responden yang hanya mengkonsumsi tablet besi !ika ada ge!ala kurang darah itu tidak dapat dibenarkan (':). &, Penggunaan Imunisasi TT Ta%el &.&1 )umlah Imunisasi Dilakukan 'esponden )umlah No )umlah Imunisasi TT Penggu . na "7 &. & kali ". " kali "4 TT (ang
0, 7. #. I" kali 6idak imunisasi 66 =umlah &# 4 4& &,,4"< ,,:0< &%%
)erdasarkan tabel, diketahui bahwa responden yang melakukan imunisasi 66 & kali adalah
sebanyak "7 orang (7",7,<), melakukan imunisasi 66 " kali sebanyak "4 orang (7:,%7<), dan yang melakukan imunisasi 66 lebih dari " kali sebanyak &# orang (&,,4"<). Sedangkan responden yang tidak melakukan imunisasi 66 sama sekali adalah sebanyak 4 orang (,,:0<). Hal ini menun!ukkan bahwa akupan imunisasi
66 pada ibu hamil di Desa +elayu (lir dapat dikatagorikan rendah dibandingkan dengan akupan Provinsi -alimantan Selatan yaitu ':,0< pada
imunisasi 66&, '7,%< pada imunisasi 66", 4,#< pada imunisasi 667, #,'< pada imunisasi 66#, dan ",4< pada imunisasi 66' (#%). )erdasarkan hasil wawan ara, diketahui bahwa responden yang tidak mendapatkan imunisasi 66 se ara lengkap dikarenakan banyaknya pasangan suami isteri yang nikah se ara tidak resmi atau
responden
!uga
sangat
mempengaruhi
imunisasi 66. +enurut penelitian +islianti ("%&"), hal yang berhubungan dengan status imunisasi 66 pada wanita usia subur (?$S) adalah pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, perilaku petugas (#%). ., Stike! Pe!en7anaan Pe!salinan dan Pen7egahan Komplilkasi *P.K, Ta%el &.&3 Pe!sentase Kepemilikian Stike! P.K 'esponden )umlah No Pe!sent Kepemilikian Kepemilik . ase *+, Stike! P.K an &. @a 70 '%,4 ". 6idak 7' #,,7% =umlah 4& &%% )erdasarkan hasil kuesioner terhadap 70
responden yang memiliki stiker P#-, diketahui !umlah responden yang telah menempel stiker tersebut. )erikut persentase mengenai keterangan penempelan stiker P#- di rumah responden.
Ta%el &.&4 Pe!sentase Penempelan Stike! P.K 'esponden )umlah No Penempelan stike! Pe!sent Penempel P.K . ase *+, an
4& &. ". @a 6idak =umlah 0 0' 4& :,77< ,&,04< &%%
6u!uan penempelan stiker P#- adalah untuk mengetahui nama ibu hamil, taksiran persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan,
pendamping persalinan, transport yang digunakan dan alon donor darah sebagai upaya per epatan
penurunan angka kematian bayi (1-)) dan angka kematian ibu (1-() (',). )erdasarkan tabel, diketahui bahwa responden yang menempelkan stiker P#- sebanyak 0 orang (:,77<) dan sebanyak 0' orang (,&,04<) tidak menempelkan stiker P#- tersebut di depan rumah. 5endahnya tingkat partisipasi responden untuk
menempelkan stiker P#- di depan rumah karena kurangnya informasi dari bidan desa tentang
4"
0, Kelas I%u #amil Ta%el &.&5 Pe!sentase Kegiatan Kelas I%u #amil 'esponden Selama Kehamilan No Pe!sent Kelas I%u #amil )umlah . ase *+, $. Satu -ali &" &0,,% -. Dua -ali 7 #,"7 &. 6idak mengikuti '0 4:,:4 =umlah 4& &%% )erdasarkan tabel, diketahui bahwa persentase responden yang mengikuti kelas ibu hamil sebanyak satu kali adalah sebesar &" orang (&0,,<),
responden yang mengikuti kelas ibu hamil sebanyak dua kali adalah sebesar 7 orang (#,"7<), sedangkan responden yang tidak mengikuti kelas ibu hamil sama sekali adalah sebesar '0 orang (4:,:4<). )erdasarkan hasil wawan ara, diketahui bahwa minimnya responden yang pernah mengikuti kelas ibu hamil disebabkan oleh kegiatan kelas ibu hamil yang sebenarnya tidak pernah diren anakan
maupun dianggarkan dalam program desa. Program tersebut dilaksanakan oleh instansi-instansi terkait pada periode tertentu sa!a. -elas ibu untuk bela!ar hamil bersama ini merupakan sarana
meningkatkan
perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran (0%). 1, Buku KIA Ta%el &..6 Pe!sentase Kepemilikian Buku KIA 'esponden No . &. ". Kepemilikan Buku KIA @a 6idak =umlah )umlah 0& &% 4& Pe!senta se *+, :,77 ,&,04 &%%
)erdasarkan tabel, diketahui bahwa responden yang memiliki buku -(1 adalah sebanyak 0& orang (,&,04<), dan yang tidak memiliki buku -(1
sebanyak &% orang (:,77<). Hal ini menun!ukkan bahwa persentase kepemilikan buku -(1 di Desa +elayu (lir dapat dikategorikan baik dibandingkan dengan persentase provinsi -alimantan Selatan, yaitu 70,'< dan persentase nasional yaitu (#"). "4,7<
4# )erdasarkan responden keterangan yang hasil kuesioner )uku terhadap -(1, 0&
memiliki
mengenai
kelengkapan
tersebut. )erikut persentase mengenai keterangan penempelan kelengkapan buku -(1 responden. Ta%el &..$ Pe!sentase Kelengkapan Buku KIA 'esponden No Kelengkapan Buku Pe!senta )umlah . KIA se *+, &. @a &7 :,77 ". 6idak #: ,&,04 =umlah 0& &%% )erdasarkan tabel !umlah persentase
responden yang memiliki buku -(1 sebanyak #: orang (,&,04<) tidak terisi se ara lengkap. Hal tesebut ter!adi karena saat respoden memeriksakan kehamilanya sering tidak membawa buku tersebut karena lupa. 3, Kada! #% i%u Ta%el &..Pe!sentase Status Kada! #% 'esponden Selama Kehamilan No Pe!senta Kada! #% )umlah . se *+, $. >ormal '' 44,#0 -. 5endah &0 "",'# =umlah 4& &%% )erdasarkan tabel, diketahui bahwa responden yang memiliki kadar hemoglobin normal adalah
4' sebanyak '' orang (44,#0<), dan kadar hemoglobin rendah sebanyak &0 orang ("",'#<). -adar
hemoglobin pada darah dikatakan anemia pada ibu hamil apabila C&& grD<. )erdasarkan wawan ara, ibu hamil tidak meminum tablet 8e teratur, dengan alasan mereka tidak merasakan anemia atau
sebelum hamil ibu sudah mendapatkan indikasi anemia sehingga saat hamil anemia ibu akan semakin berat. Hasil ini sesuai dengan penelitian Solihah ("%&%), anemia bisa ter!adi sebelum kehamilan atau timbul setelah kehamilan berlangsung. =ika sebelum kehamilan sudah anemia, maka pada saat hamil akan bertambah berat. 1nemia defisiensi Bat besi paling sering dialami ibu hamil. )isa akibat
minimnya pemasukan unsur besi dari makanan ke tubuh atau akibat makanan tersebut memang kurang unsur besinya. 6ingkatan pengetahuan ibu !uga mempengaruhi perilaku, makin tinggi
makin tinggi
kesadaran untuk men egah ter!adinya anemia (0&). -urangnya kadar hemoglobin pada ibu hamil dapat mengakibatkan, abortus, persalinan yang lama,
40 perdarahan pas a melahirkan, kelahiran prematur di bawah 74 minggu, berat bayi lahir rendah ())*5 )
(0").
4, Tekanan Da!ah Selama Kehamilan Ta%el &..& Pe!sentase Status Tekanan Da!ah 'esponden Selama Kehamilan No Tekanan Da!ah Pe!senta )umlah . Saat Kehamilan se *+, $. >ormal 0% :#,'& -. 5endah # ',07 &. 6inggi 4 ,,:0 =umlah 4& &%% 6ekanan darah dalam kehamilan mempunyai pengaruh terhadap berat badan lahir. )erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak # orang (',07<) memiliki tekanan darah rendah saat kehamilan, rendahnya dengan tekanan gangguan darah ibu hamil yang nutrisi berkaitan dapat dan
vaskular
mengakibatkan
rendahnya
asupan
44 oksigen yang dibutuhkan oleh !anin. Sedangkan, sebanyak 4 orang (,,:0<) memiliki tekanan darah tinggi saat kehamilan. 6ekanan darah ibu hamil yang tinggi (J&#%D,% gangguan mmHg) !uga dapat !anin
mengakibatkan
pertumbuhan
intrauterin yang tentunya akan berdampak terhadap berat badan lahir (07).
5, Penam%ahan %e!at %adan Ta%el &... Pe!sentase Klasi ikasi penam%ahan Be!at Badan 'esponden Selama Kehamilan No Penam%ahan Be!at Pe!senta )umlah . Badan se *+, $. C&",' kg 04 ,:,'7 -. &",'-&4,' kg " ",,# &. I&4,' kg " ",,# =umlah 4& &%% )erdasarkan tabel diketahui bahwa responden yang mengalami kenaikan berat badan sebesar kurang dari &",' kg sebanyak 04 orang (,:,'7<), kenaikan antara &",'-&4,' kg sebanyak " orang (",,#<), dan kenaikan lebih dari &4,' kg sebanyak "
4: orang (",,#<). -urangnya kenaikan berat badan responden dapat disebabkan oleh kurangnya
asupan makanan, pola makan yang salah, dan komplikasi kehamilan seperti mual dan muntah. Pernyataan ini didukung oleh Sannita ("%&") yang menyatakan bahwa kenaikan berat badan kurang dari &",' kg disebabkan oleh beberapa faktor seperti pola makan yang salah dan muntah yang berlebihan pada saat hamil atau diare maupun penyakit defisiensi giBi lain (0#).
$6,
Konsumsi Kehamilan &..0 Pe!sentase Klasi ikasi Asupan Makanan 'esponden Selama Kehamilan No Pe!senta Asupan Makanan )umlah . se *+, &. >asi dan lauk 7 #,"7 ". >asi dan sayur & &,#& 7. #. >asi, lauk, dan sayur >asi, lauk, sayur, dan susu hamil =umlah '% &4 4& 4%,#" "7,,# &%%
Ta%el
)erdasarkan tabel, diketahui bahwa responden yang yang mengkonsumsi nasi dan lauk sa!a adalah sebanyak 7 orang (#,"7<), konsumsi nasi dan sayur
4, sa!a sebanyak & orang (&,#&<), konsumsi nasi, lauk, dan sayur sebanyak '% orang (4%,#"<), dan
responden yang mengkonsumsi nasi, lauk, sayur, dan susu hamil adalah sebanyak &4 orang ("7,,#<). )erdasarkan hasil wawan ara, minimnya
konsumsi makanan berupa sayuran maupun lauk disebabkan oleh penolakan responden terhadap sayuran tersebut. Sedangkan, minimnya konsumsi susu hamil disebabkan oleh terbatasnya ekonomi masyarakat dan sebagian ke il menolak atau tidak bisa meminum susu hamil. Pola makan tersebut dinilai belum seimbang !enis asupan karena yang tidak
memperhatikan
dikonsumsi
seperti lemak nabati, protein, dan kalsium. Pernyataan ini didukung oleh Khairiah ("%&7) yang menyatakan bahwa pola makan ibu hamil perlu memperhatikan keseimbangan mengenai
!umlah, mutu, dan susunan menu makanan. 1dapun menu ibu hamil yang seimbang setara dengan nasiDpengganti '-0 piring, lauk hewani #-' potong, lauk nabati 7-# potong, sayuran "-7 mangkuk, buahbuahan 7 potong dan dian!urkan minum :-&" gelasDhari (0').
:% =umlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil adalah :' gram per hari. Sumber protein tersebut dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan (ka angka angan) atau hewani (ikan, ayam, ke!u, susu, telur). Defisiensi protein dapat menyebabkan
kelahiran prematur, anemia dan edema. -ebutuhan kalsium ibu hamil adalah &,' gram per hari. -alsium dibutuhkan untuk pertumbuhan !anin, terutama bagi pengembangan otot dan rangka. Sumber kalsium yang mudah diperoleh adalah susu, ke!u, yogurt, dan kalsium karbonat (0'). Defisiensi kalsium dapat menyebabkan riketsia pada bayi atau osteomalasia pada ibu. +etabolisme yang tinggi pada ibu hamil memerlukan ke ukupan oksigenasi !aringan yang diperoleh dari pengikatan dan pengantaran melalui hemoglobin di dalam selsel darah merah. $ntuk men!aga konsentrasi
hemoglobin yang normal, diperlukan asupan Bat besi bagi ibu hamil dengan !umlah 7% mgDhari. Lat besi yang diberikan dapat berupa ferfous gluconate, ferrous fumarate atau ferrous sulphate. -ekurangan Bat besi pada ibu hamil dapat menyebabkan anemia defisiensi Bat besi. Selain Bat besi, sel-sel darah
:& merah !uga memerlukan sel. =umlah asam asam folat folat bagi yang
pematangan
dibutuhkan oleh ibu hamil adalah #%% mikrogram per hari (0'). $$, Pantangan kehamilan
Ta%el &..1 Pe!sentase Pantangan Makanan 'esponden Selama Kehamilan No Pantangan Pe!senta )umlah . Kehamilan se *+, &. 1da "' 7',"& ". 6idak ada #0 0#,4, =umlah 4& &%% )erdasarkan tabel, diketahui bahwa responden yang tidak memiliki pantangan makan selama kehamilan adalah sebanyak #0 orang (0#,4,<), sedangkan responden yang memiliki pantangan makanan adalah sebanyak "' orang (7',"&<). )erdasarkan hasil wawan ara, diketahui bahwa pantangan dihindari makanan responden maupun selama minuman yang berupa
kehamilan
manisan, air gula, dan air es. 5esponden !uga menghindari makanan seperti buah durian, ikan rawa seperi ikan papuyu, ikan gabus, dan ikan lainnya. 5esponden menghindari makanan maupun minuman berdasarkan an!uran bidan desa karena
:" air es identik dengan air yang mengandung kadar gula yang tinggi seperti es krim, es teler, maupun minuman lain yang dapat dapat mempengaruhi berat badan lahir !abang bayi sesuai kadar gula dan kondisi responden. 6indakan tersebut sesuai dengan -eputusan +enteri -esehatan 5( >omor
70,D+enkesDS-D(((D"%%4 mengenai standar profesi kebidanan yang memberikan pelayanan khusus men akup pendidikan antenatal dan persiapan
kehamilan !ika terdapat komplikasi seperti diabetes (00). 1lasan responden menghindari makanan yang disebutkan diatas karena pantangan yang sudah ber!alan turun temurun dari keluarga.
$-,
Tenaga
Kesehatan
(ang
Mem%antu
Pe!salinan Ta%el &..3 Pe!sentase Tenaga (ang Mem%antu 'esponden Selama Pe!salinan No Penolong Pe!senta )umlah . Pe!salinan se *+, &. 6enaga medis 0" ,&,&: ". Dukun beranak 0 :,:" =umlah 0: &%%
:7 )erdasarkan tabel, diketahui bahwa responden yang melakukan persalinan ditolong oleh tenaga medis dalam hal ini bidan adalah sebanyak 0" orang (,&,&:<), dan sebanyak 0 orang (:,:"<) ditolong oleh dukun beranak. 1ngka ini
menun!ukkan bahwa kesadaran ibu hamil di Desa +elayu (lir untuk memanfaatkan tenaga kesehatan di desa tersebut dapat dikatakan ukup baik,
dibandingkan dengan angka nasional yaitu, ibu hamil yang melahirkan di rumah, sebanyak '&,,< ditolong oleh bidan dan #%,"< ditolong oleh dukun beranak (##).
$&,
Tempat Pe!salinan
:# No . 1. 2. 3. 4. 5. 6. Tempat Melakukan Pe!salinan 5umah sakit pemerintah 5umah sakit swasta Puskesmas 5umah bidan desa 5umah sendiri *ain-lain =umlah )umlah 4 0 0 1 62 1 68 Pe!senta se *+, 5,88 0 0 1,47 91,18 1,47 100
)erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak # orang (',::<) responden bersalin di rumah sakit pemerintah, sebanyak 0" orang (,&,&:<)
responden bersalin di rumah sendiri sedangkan sebanyak & orang (&,#4<) responden bersalin di rumah bidan desa, dan responden yang tidak memanfaatkan orang (&,#4<). $., Sum%e! Dana Pe!salinan &..5 Pe!sentase Sum%e! Dana 'esponden Selama Pe!salinan No Sum%e! Dana Pe!senta )umlah . Pe!salinan se *+, $. =ampersal & &,#4 -. =amkesmas " ",,# &. +andiri 0' ,',', .. Swasta % % =umlah 0: &%% Salah satu faktor untuk menurunkan angka -()D-(1 adalah perlunya meningkatkan akses layanan kesehatan sebanyak &
Ta%el
:' masyarakat terhadap persalinan yang sehat dengan ara memberikan kemudahan pembiayaan kepada seluruh ibu hamil yang belum memiliki !aminan persalinan. =aminan Persalinan ini diberikan kepada semua ibu hamil agar dapat mengakses
pemeriksaan persalinan, pertolongan persalinan, pemerikasaan nifas dan pelayanan -) oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan sehingga pada gilirannya dapat menekan angka kematian ibu dan bayi (04). )erdasarkan wawan ara, hal ini belum banyak diketahui masyarakat, ini terlihat dari
persentase yang diperoleh, bahwa ,',',+ sumber dana persalinan bersifat mandiri. )erdasarkan hasil observasi diketahui bahwa penyebab masyarakat tidak menggunakan
=ampersal adalah karena kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai program tersebut, sehingga masyarakat seringkali tidak memenuhi persyaratan untuk mendapatkan =ampersal tersebut. Syaratsyarat pengunaan =ampersal yaitu dokumen klaim yang lengkap berupa salah satu dokumen seperti -6P ibu yang melahirkan, kartu -6P suami, surat i!in
keterangan
domisili,
keluarga,
surat
:0 mengemudi, kartu mahasiswaDpela!ar dan paspor. Portabilitas pelayanan dapat ber!alan baik apabila pelayanan diberikan di fasilitas kesehatan yang telah ditentukan, klien tidak di!amin oleh
pihakDasuransi lain, dan telah diverifikasi oleh 6im Pengelola -abupatenD-ota (0:). $0, P!oses pe!salinan i%u
Ta%el &.06 Pe!sentase )enis P!oses Pe!salinan 'esponden No Pe!senta P!oses Pe!salinan )umlah . se *+, $. >ormal 04 ,:,'7 -. Caesar & &,#4 =umlah 0: &%% )erdasarkan tabel, diketahui bahwa responden yang melakukan proses persalinan se ara normal adalah sebanyak 04 orang (,:,'7<), sedangkan responden caesar yang melakukan sebanyak & persalinan orang se ara (&,#4<).
adalah
)erdasarkan hasil wawan ara, diketahui bahwa persalinan se ara caesar dipilih karena responden telah mengalami partus lama dan bayi tidak bisa keluar atau partus tak ma!u, serta kondisi ibu yang tidak memungkinkan
:4 . $1, Status Peme!iksaan Neonates Pe!sentase Status Peme!iksaan Neonates 'esponden Pas7a Pe!salinan No Status Peme!iksaan Pe!senta )umlah . Neonatus se *+, &. *engkap '' :%,:: ". 6idak *engkap &7 &,,&" 7. 6idak Sama Sekali % %,%% =umlah 0: &%% )erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak '' orang (:%,::<) status pemeriksaan neonatus lengkap dengan asuhan bayi baru lahir meliputi (0,)2 a) Pen egahan infeksi (P() b) Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayi ) Pemotongan dan perawatan tali pusat d) (nisiasi +enyusu Dini ((+D) e) Pen egahan kehilangan panas melalui tunda mandi selama 0 !am, kontak kulit bayi dan ibu serta menyelimuti kepala dan tubuh bayi. f) Pen egahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin -& dosis tunggal di paha kiri
Ta%el &.0$
:: g) h) Pemberian imunisasi Hepat paha kanan Pen egahan infeksi mata melalui pemberian salep mata antibiotika dosis tunggal i) !) Pemeriksaan bayi baru lahir Pemberian 1S( eksklusif Sedangkan sebanyak &7 orang (&,,&"<) status pemeriksaan neonatus tidak lengkap. )erdasarkan hasil wawan ara yang diketahui tidak bahwa pemeriksaan oleh
neonatus
lengkap
disebabkan
perawatan tali pusar bayi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tidak sampai tali pusar bayi benar-benar putus serta inisiasi menyusu dini ((+D) yang tidak dilakukan karena air susu ibu (1S() tidak keluar. $3, Komplikasi Ni as &.0Pe!sentase Komplikasi Ni as 'esponden Pas7a Pe!salinan No Pe!senta Komplikasi Ni as )umlah . se *+, $. @a " ",,# -. 6idak 00 ,4,%0 =umlah 0: &%% )erdasarkan tabel, diketahui bahwa responden yang adalah tidak mengalami 00 komplikasi selama nifas
Ta%el
sebanyak
orang
,4,%0<,
sedangkan
:, adalah sebanyak " orang (",,#<). )erdasarkan hasil wawan ara, diketahui bahwa komplikasi yang ter!adi selama nifas adalah perdarahan. Perdarahan dapat ter!adi oleh kurangnya asupan giBi ibu. Pernyataan ini didukung oleh ?uryanto ("%&") yang menyatakan bahwa perdarahan dapat
disebabkan oleh pola makan ibu nifas yang tidak seimbang. 1pabila ibu tidak memperoleh makanan dengan pola giBi seimbang, maka ibu akan
kekurangan giBi yang bisa menyebabkan terkena kurang darah (anemia) dan penyakit lainnya.
-enyataan lain bahwa banyak diantara penduduk (ndonesia yang kurang mengkonsumsi makanan
tertentu, padahal bahan-bahan makanan tersebut terkenal bergiBi dan telah dian!urkan oleh
pemerintah seperti diatas telah turun temurun yang telah diwariskan yang oleh leluhurnya kaya seperti bahan dan
makanan
mengandung
vitamin
prevalensi perdarahan desa yang memiliki nilai sebesar ",,#< berada dibawah prevalensi nasional.
$4,
Inisiasi Men(usui Dini Pe!sentase Inisiasi Men(usui Dini *IMD, 'esponden Pas7a Pe!salinan No Inisiasi Men(usui Pe!senta )umlah . Dini *IMD, se *+, &. @a '0 :",7' ". 6idak &" &4,0' =umlah 0: &%% )erdasarkan tabel diketahui bahwa persentase
Ta%el &.0&
responden yang melakukan (+D adalah sebanyak '0 orang (:",7'<), sedangkan persentase
responden yang tidak melakukan inisiasi dini adalah sebanyak &" orang (&4,0'<). )erdasarkan hasil wawan ara, tidak dilakukannya (+D disebabkan oleh tidak keluarnya 1S( responden dan bahkan menggantikannya dengan susu formula. 6indakan ini dinilai tidak baik karena tidak menun!ang
Pemerintah >o.77 6ahun "%&" tentang pemberian 1ir Susu (bu Gkslusif yang menyatakan bahwa 1S( harus diberikan kepada bayi se!ak dilahirkan selama 0 bulan, tanpa menambahkan danDatau mengganti dengan makanan atau minuman lain (4").
$5,
Pantangan Ni as Pe!sentase Pantangan Asupan Makanan 'esponden Pas7a Pe!salinan No Pantangan Pas7a Pe!senta )umlah . Pe!salinan se *+, &. 1da 0% :','& ". 6idak ada && &',#, =umlah 4& &%% )erdasarkan tabel, diketahui bahwa responden
Ta%el &.0.
yang tidak memiliki pantangan makan selama kehamilan adalah sebanyak 0% orang (:','&<), sedangkan responden yang memiliki pantangan makanan adalah sebanyak && orang (&',#,<). +akanan yang dihindari oleh responden adalah berupa ikan seperti papuyu, baung, dan lain-lain. Pantangan tersebut dilakukan atas dasar
budaya dan kurangnya pengetahuan ibu mengenai pentingnya protein hewani yang dikandung oleh
," ikan. Pernyataan ini di dukung oleh -homsan ("%%0) yang menyatakan bahwa faktor makan sosial yang adalah dan
mempengaruhi ketersediaan
kebiasaan pola
pangan,
budaya,
-6,
Ta%el &.00 Pe!sentase #u%ungan Suami Ist!i 'esponden Pas7a Pe!salinan No #u%ungan Suami Pe!senta )umlah . Ist!i se *+, &. @a 7 #,#&< ". 6idak 0' ,',',< =umlah 0: &%% )erdasarkan tabel, dapat diketahui bahwa
responden yang melakukan hubungan suami istri selama nifas adalah sebanyak 7 orang (#,#&<). )erdasarkan hasil wawan ara, responden
melakukan kegiatan tersebut karena a!akan suami dan tidak mengetahui Diketahui dampak suami dari tindakan
tersebut.
bahwa
berpengaruh
penting terhadap kesehatan isteri terutama pada masa nifas. -urangnya pengetahuan suami dapat
,7 dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang rendah. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Solihah ("%%,) yang menyatakan bahwa media informasi dan pendidikan merupakan faktor
dominan yang berhubungan dengan pengetahuan suami tentang tanda bahaya pada masa kehamilan, persalinan, nifas dan neonates (4#). )erdasarkan tabel, !uga dapat diketahui bahwa responden yang tidak melakukan hubungan suami istri selama nifas adalah sebanyak 0' orang
(,',',<). )erdasarkan hasil wawan ara, diketahui bahwa tindakan tersebut tidak dilakukan karena mereka berasumsi bahwa tindakan tersebut
berbahaya dilakukan selama nifas. -$, Makanan selama ni as Pe!sentase Klasi ikasi Asupan Makanan 'esponden Pas7a Pe!salinan No Pe!senta Asupan Makanan )umlah . se *+, &. >asi dan lauk 0 :,#'< ". >asi dan sayur &" &0,,%< 7. >asi, lauk, dan sayur '% 4%,#"< =umlah 0: &%% )erdasarkan tabel, diketahui bahwa responden yang yang mengkonsumsi nasi dan lauk sa!a adalah sebanyak 0 orang (:,#'<), konsumsi nasi dan sayur
Ta%el &.01
,# sa!a sebanyak &" orang (&0,,%<), dan responden yang mengkonsumsi nasi, lauk, dan sayur adalah sebanyak '% orang (4%,#"<). )erdasarkan hasil wawan ara, diketahui bahwa tindakan responden yang hanya mengkonsumsi nasi dan lauk, disebabkan oleh penolakan makanan berbahan Sedangkan, sayur bagi oleh responden itu yang sendiri. hanya
responden
mengkonsumsi nasi dan sayur, dilatarbelakangi oleh pantangan mengkonsumsi ikan selama nifas. --, Pen(akit Menula! Seksual *PMS,9 Sexually transmitted diseases *STD, Ta%el &.03 Pe!sentase Keluhan PMS pada 'esponden )umlah No )a2a%an Pe!sent Keluhan PMS . 'espond ase *+, en &. -eputihan &' #',#' ". 9atal pada kemaluan , "4,"4 +asalah hubungan 7. % % seksual -eluhan buang air #. , "4,"4 ke il ()1-) =umlah 77 &%% )erdasarkan tabel, diketahui bahwa keluhan P+S berupa keputihan adalah sebanyak &' orang (#',#'<), gatal pada kemaluan adalah sebanyak , orang ("4,"4<), dan keluhan buang air ke il
,' wawan ara, mengalami tempat diketahui keluhan bahwa responden tidak yang ke
tersebut
berobat
pengobatan.
$mumnya
mereka
beranggapan bahwa keluhan yang dirasakan masih normal dan belum mengganggu aktifitas sehari-hari. -eputihan membahayakan. melahirkan memang Saat hamil !ika tidak maupun ibu selalu setelah
adalah
normal
mengalami
keputihan. -e uali !ika keputihan tersebut terinfeksi oleh bakteri, !amur, dan virus yang biasanya
ditandai dengan keluhan gatal, bau tidak sedap, dan warnanya kekuningan, kehi!auan, atau ke oklatan. 1dapun sulitnya buang air ke il dapat disebabkan oleh infeksi pas a persalinan, maka harus diberikan antibiotik (4'). e. Gi>i Balita $, Pe!a2atan Tali Pusat Ba(i Ta%el &.04 Tenaga untuk Pe!a2atan Tali Pusa! I%u Pas7a Melahi!kan No Pe!senta Pe!a2at Tali Pusa! )umlah . se *+, &. 6enaga +edis '7 :",:& ". Dukun )eranak 0 ,,7: 7. Dilakukan Sendiri , &#,%0 =umlah 0: &%% Perawatan tali pusat adalah perbuatan merawat atau memelihara pada tali pusat bayi
,0 setelah tali pusat dipotong atau sebelum puput. Perawatan pengikatan tali tali pusat adalah pengobatan dan
pusat
yang
menyebabkan
pemisahan fisik terakhir antara ibu bayi, kemudian tali pusat dirawat dalam keadaan steril, bersih, kering, puput dan terhindar dari infeksi tali pusat. 6u!uan perawatan tali pusat adalah men egah ter!adinya penyakit tetanus pada bayi baru lahir, agar tali pusat tetap bersih, kuman-kuman tidak masuk sehingga tidak ter!adi infeksi pada tali pusat bayi. )erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak '7 orang (:",:&<) perawatan tali pusat bayi
dilakukan oleh tenaga medis sebanyak 0 orang (,,7:<) perawatan tali pusat bayi dilakukan oleh dukun beranak dan sebanyak , orang (&#,%0<) dilakukan sendiri. Hal tersebut sangat beresiko, karena apabila tali pusat tidak dirawat dengan baik, kuman-kuman bisa masuk sehingga ter!adi infeksi yang mengakibatkan penyakit tetanus neonatorum. Penyakit ini adalah salah satu penyebab kematian bayi yang terbesar di 1sia 6enggara dengan !umlah ""%.%%% kematian bayi, sebab masih banyak
,4 masyarakat yang belum mengerti tentang perawatan tali pusat yang baik dan benar (40). -, ASI "kslusi Ta%el &.05 Kete!angan pem%e!ian ASI "kslusi pada Balita 'esponden No Pe!senta Asi "kslusi )umlah . se *+, &. @a #: 4',%% ". -adang formula , &#,%0 7. 6idak && &4,&, =umlah 0: &%% 1ir susu ibu eksklusif yang selan!utnya disebut 1S( Gksklusif adalah 1S( yang diberikan kepada )ayi se!ak dilahirkan selama 0 (enam) bulan, tanpa menambahkan danDatau mengganti dengan ara
makanan atau minuman lain (44). +enurut Global Strategy on Infant and oung
Child !eeding dalam !urnal @ekti ?idodo ("%&&), pemberian makanan yang tepat adalah menyusui bayi sesegera mungkin setelah lahir, memberikan 1S( eksklusif sampai umur 0 bulan, memberikan makanan pendamping 1S( yang tepat dan adekuat se!ak usia 0 bulan, dan melan!utkan pemberian 1S( sampai umur " tahun atau lebih (44).
,: 1ir susu ibu (1S() diyakini dan bahkan terbukti memberi manfaat bagi bayi baik dari aspek giBi "hei#casein,
DH1 dan 11 dengan komposisi sesuai), aspek imunologik (selain (g1, terdapat laktoferin, lysosim dan 7 !enis leukosit yaitu )1*6, 91*6, +1*6 serta faktor bifidus), aspek psikologik (interaksi dan kasih sayang antara anak dan ibu), aspek aspek neurologik (aktivitas ke erdasan, 1S(
menyerap
(metode amenorea
aspek tersebut, dengan 1S( !uga dapat melindungi bayi dari sindrom kematian bayi se ara mendadak (sudden infant death syndromeDS(DS) (44). )erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak "% orang (7&,"'<) ibu tidak memberikan 1S( Gksklusif dengan alasan bayi tidak mau menyusu
ibu, ibu merasa anak menangis dikarenakan lapar dan 1S( Gkslusif tidak bisa mengenyangkan bayinya, serta masih banyak ibu yang membuang kolostrum dengan anggapan bahwa itu tidak baik untuk
,, yang tidak memberikan 1S( eksklusif adalah ibu dengan pendidikan tamat SD, dan berstatus sebagai peker!a lepas (buruh) serta masih banyak ibu yang membuang kolostrumnya. Hal ini akan berkontribusi terhadap rendahnya kualitas sumber daya manusia di masa mendatang serta berdampak pula terhadap tingginya angka kesakitan maupun angka kematian (4:). &, MP?ASI usia 1 %ulan Ta%el &.16 Pem%e!ian MP?ASI pada Balita 'esponden No Pe!senta MP?ASI usia 1 %ulan )umlah . se *+, $. @a 7& #',', -. 6idak 74 '#,#& =umlah 0: &%% 1nak membutuhkan asupan giBi yang ukup agar tumbuh kembang optimal )agi bayi usia %-0 bulan, pemberian 1S( sa!a sudah ukup, namun bagi bayi di atas 0 bulan diperlukan makanan selain 1S( yaitu berupa makanan pendamping 1S( atau +P-1S(. )erdasarkan tabel, diketahui bahwa pemberi +P-1S( di bawah 0 bulan masih tinggi sebanyak 74 orang ('#,#&<). Hal ini dipengaruhi budaya di dalam
&%% makanan se!ak bayi dengan alasan 1S( tidak ukup memenuhi kebutuhan bayi. Disamping itu memberi makan setelah bayi lahir merupakan kebiasaan turun temurun dalam keluarga dan !ika tidak
langsung memberikan makanan pada bayi setelah lahir maka dianggap melanggar kebiasaan dalam keluarga. -ebiasaan yang di!umpai dikalangan etnis
)an!ar adalah adanya pemberian +P-1S( pada bayi kurang dari 0 bulan, yaitu pemberian pisang kepok pada "-7 hari setelah bayi lahir dan ketika lahir langsung diolesi madu pada langit-langit rahangnya. Hal ini akan mempengaruhi status giBi bayi.
Seseorang berperilaku tertentu disebabkan dari pengetahuan yang dimilikinya yang diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain, dan dari media massa. Hal ini se!alan dengan teori ?HE (&,:#) dalam >otoadmod!o pengetahuan ("%%7), diperoleh yang dari
menyebutkan
&%& Ta%el &.1$ Cakupan Imunisasi BCG@ #B@ DPT@ Polio@ dan Campak te!hadap Balita 'esponden No Imunisa Pe!sent )umlah . si ase *+, @a #% ',,%, &. )K9 6idak ": #%,,& @a 7% #',#' ". H) & 6idak 70 '#,'' @a "7 7#,:' 7. H) " 6idak #7 0',&' @a "& 7&,:" #. H) 7 6idak #' 0:,&: @a "# 70,70 '. DP6 & 6idak #" 07,0# @a "" 77,77 0. DP6 " 6idak ## 00,04 @a &, ":,4, 4. DP6 7 6idak #4 4&,"& @a "4 #%,,& :. Polio % 6idak 7, ',,%, @a "7 7#,:' ,. Polio & 6idak #7 0',&' @a "& 7&,:" &%. Polio " 6idak #' 0:,&: @a &4 "',40 &&. Kampak 6idak #, 4#,"# )erdasarkan kuesioner diketahui bahwa balita yang telah melakukan imunisasi )K9 adalah
sebanyak #% orang (',,%,<), H) & sebanyak 7% orang (#',#'<), H) " sebanyak "7 orang (7#,:'<), H) 7 sebanyak "& orang (7&,:"<), DP6 & sebanyak "# orang (70,70<), DP6 " sebanyak "" orang (77,77<), DP6 7 sebanyak &, orang (":,4,<), Polio % sebanyak "4 orang (#%,,&<), Polio & sebanyak "7 orang (7#,:'<), Polio " sebanyak "& orang
&%" (7&,:"<), Polio 7 sebanyak 7&,:"<, dan Kampak sebanyak &4 orang ("',40<). Sedangkan yang tidak atau belum melakukan imunisasi )K9 adalah sebanyak ": orang (#%,,&<), H) & sebanyak 70 orang ('#,''<), H) " sebanyak #7 orang (0',&'<), H) 7 sebanyak #' orang
(0:,&:<), DP6 & sebanyak #" orang (07,0#<), DP6 " sebanyak ## orang (00,04<), DP6 7 sebanyak #4 orang (4&,"&<), Polio % sebanyak 7, orang
(',,%,<), Polio & sebanyak #7 orang (0',&'<), Polio " sebanyak #' orang (0:,&:<), dan ampak
sebanyak #, orang 4#,"#<. -eputusan +enteri -esehatan menyebutkan DP6DH)7, >omor bahwa dan
Polio,
Kampak di desa memiliki target minimal :%<. 1ngka ini masih belum terpenuhi !ika dibandingkan dengan persentase semua !enis imunisasi pada responden. )erdasarkan kuesioner, diperoleh !uga status kelengkapan imunisasi. )erikut tabel mengenai status kelengkapan imunisasi balita responden.
&%7 Ta%el Status Kelengkapan Imunisasi Balita 'esponden Desa Mela(u Ili! No Pe!senta Status Imunisasi )umlah . se *+, &. *engkap &# 7&,&& ". 6idak lengkap 7& 0:,:, =umlah #' #' )erdasarkan tabel diketahui bahwa sebanyak &# orang (7&,&&<) balita responden memiliki status imunisasi yang lengkap, sedangkan sebanyak 7& orang (0:,:,<) balita responden memiliki status imunisasi tidak lengkap. (ndikator keberhasilan imunisasi menga u pada 5P=+> 6ahun "%&%-"%&# yang menyebutkan bahwa pen apaian $niversal Child Immuni%ation ($K() &.1-
desaDkelurahan harus men apai ,'< pada tahun "%&7. Dapat diketahui bahwa status kelengkapan imunisasi responden masih sangat kurang
ketidaklengkapan status imunisasi balita responden disebabkan pendidikan oleh minimnya pengetahuan dan
responden
mengenai
pentingnya
imunisasi, tidak adanya sarana transportasi menu!u pelayanan kesehatan, dan rumor di kalangan
&%# masyarakat observasi yang ini di menentang dukung yang imunisasi. hasil Hasil
oleh
pelitian bahwa
?idyaningsih
("%&")
menyatakan
pendidikan dan pengetahuan ibu berbanding lurus dengan kelengkapan status imunisasi balita (4). 0, Ke!utinan Pos(andu Ta%el &.1& Status Ke!utinan Balita 'esponden ke Pos(andu No Ke!utinan Ke Pe!senta )umlah . Pos(andu se *+, &. 5utin "0 7,,7, ". 6idak 5utin ": #",#" 6idak pernah sama 7. sekali &# "&,"& =umlah 0: &%% )erdasarkan tabel, diketahui bahwa balita yang rutin ke posyandu adalah sebanyak "0 orang (7,,7,<), tidak rutin sebanyak ": orang (#",#"<), dan balita yang tidak pernah sama sekali ke posyandu adalah sebanyak &# orang ("&,"&<). )erdasarkan hasil observasi dan wawan ara, diketahui disebabkan mengenai menyeluruh sarana dan minimnya oleh tidak pemanfaatan tersebarnya posyandu desa yang dan posyandu informasi se ara
pelaksanaan ke pelosok
terbatasnya
prasarana
mengakibatkan
&%' terbatasnya pelayanan dan minimnya minat ibu untuk membawa balita ke posyandu. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Parulian ("%&&) yang menyatakan bahwa rendahnya minat masyarakat untuk menggunakan posyandu
disebabkan oleh rendahnya pelayanan maupun kiner!a kader dan pembinaan dari unsur pemerintah desa atau kelurahan dan dinas atau instansi atau lembaga terkait (4,). 1, Kepemilikan KMS Ta%el &.1. Status Kepemilikan KMS No Pe!senta Kepemilikan KMS )umlah . se *+, &. 1da '4 ,%.#: ". 6idak ada && &4.#0 =umlah 0: &%% )erdasarkan table, diketahui bahwa responden yang memiliki -+S adalah sebanyak '4 orang (,%,#:<). Sedangkan responden yang tidak memiliki -+S adalah sebanyak && orang (&4,#0<). 6idak dimilikinya oleh -+S oleh responden dapat
disebabkan
kurangnya
pemahaman
masyarakat mengenai pentingnya penggunaan -+S dan semakin meningkatnya usia balita yang dapat mengakibatkan responden tidak men!aga -+S
&%0 tersebut dengan baik. Hilangnya -+S ini dapat berakibat pada kurang terpantaunya status giBi maupun status imunisasi anak. Pernyataan ini di dukung oleh 5iskesdas
("%&%) yang menyatakan bahwa tidak semua balita dapat diketahui status imunisasi (missing). Hal ini disebabkan beberapa alasan, yaitu ibu lupa anaknya sudah diimunisasi atau belum, ibu lupa berapa kali sudah diimunisasi, ibu tidak mengetahui se ara pasti !enis imunisasi, lengkapDtidak terisi, lengkapDtidak -+SD)uku terisi, atatan dalam -+S tidak
atatan dalam )uku -(1 tidak tidak dapat menun!ukkan anak karena
-(1DKatatan
kesehatan
hilang atau tidak disimpan oleh ibu, subyek yang ditanya tentang imunisasi bukan ibu balita, memory recall bias dari ibu, ataupun proses ketidakakuratan wawan ara dan
saat
&.10 Status Gi>i Balita Be!dasa!kan BB9U )umlah 7& ", "
No Status Gi>i . &. 9iBi )aik ". 9iBi -urang 7. 9iBi )uruk
&%4 #. 9iBi *ebihnas =umlah )erdasarkan kuesioner, 0 0: diketahui :,4% &%% bahwa,
sebanyak 0 orang (:,4%<) memiliki status giBi lebih dan sebanyak 7& orang (##,,7<) balita responden memiliki status giBi yang baik, sedangkan sebanyak ", orang (#7,#:<) memiliki status giBi kurang dan sebanyak " orang (",,%<) memiliki status giBi buruk. Status giBi kurang pada responden masih tinggi !ika dibandingkan standar prevalensi 5en ana 1ksi >asional 6ahun "%&&-"%&', yaitu giBi kurang sebesar &',' < dan giBi buruk 7,0< (0). )anyaknya kasus giBi kurang dapat disebabkan oleh kurangnya asupan makanan dan pemahaman responden mengenai pentingnya konsumsi pangan yang berakar dari tingkat ekonomi dan ketersediaan pangan. Pernyataan ini didukung oleh 5en ana 1ksi >asional 6ahun "%&&-"%&' yang menyatakan bahwa banyaknya kasus giBi kurang bukan hanya
disebabkan rendahnya pemahaman pola konsumsi yang sehat oleh masyarakat, melainkan adanya pola yang salah dalam mengelola kebi!akan pangan dan pertanian (0).
&%: Struktur penguasaan tanah di (ndonesia se ara umum sangat timpang. 5ata-rata petani hanya menguasai %,7 hektar lahan pertanian, sementara perusahaan-perusahaan besar lewat hak guna
usaha (H9$) bisa menguasai ratusan ribu hektar sendirian. 1kibatnya petani yang ingin memproduksi tanaman pangan tidak mempunyai akses terhadap tanah-tanah pertanian. Dan pada akhirnya, mereka hanya men!adi buruh upahan yang ketika hargaharga pangan melambung tinggi, petani yang
berupah rendah tidak sanggup lagi memenuhi kebutuhan pangannya. (nilah yang menyebabkan bertambahnya angka giBi buruk di (ndonesia yang beru!ung pada kemiskinan dan kelaparan se ara massal. Hal tersebut diperparah dengan akses masyarakat terhadap bahan pangan yang belum merata (0). 4, :ama Pem%e!ian ASI pada Balita )erikut persentase lama pemberian 1S( pada )alita yang berumur " tahun atau lebih. Ta%el &.11 Pe!sentase :ama Pem%e!ian ASI pada Balita No Pe!sent :ama Pem%e!ian ASI )umlah . ase *+, &. C" tahun 4 "&,::
&%, ". 7. " tahun I" tahun =umlah "& # 7" 0',07 &",'% &%%
)erdasarkan tabel, diketahui bahwa balita yang mendapatkan 1S( selama " tahun adalah sebanyak "& orang (0',07<), sedangkan yang mendapatkan 1S( selama kurang dari " tahun adalah sebanyak 4 orang ("&,::<) dan yang lebih dari " tahun sebanyak # orang (&",'%<). +inimnya pemberian 1S( selama " tahun dapat disebabkan terhadap oleh kurangnya pengetahuan 1S( selama ibu "
pentingnya
pemberian
tahun. Pernyataan ini didukung oleh Pertiwi ("%%0) yang menyatakan bahwa pendidikan, pengetahuan dan peker!aan ibu mempengaruhi perilaku
menyusui (:%). . :ingkungan $, :antai 'umah )erdasarkan hasil kuesioner, diketahui bahwa sebanyak 4& responden (&%%<) rumah yang terbuat dari kayu. -, Sum%e! ai! Ta%el &.13 )enis Sum%e! Ai! 'esponden No Pe!senta Sum%e! Ai! )umlah . se *+, memiliki lantai
&&% $. -. &. .. +ata air SumurDpompa Sungai *ain-*ain =umlah % &' '0 % 4& % "&,&7 4:,:4 % &%%
)erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebagian besar atau sebanyak '0 orang (4:,:4<)
menggunakan sumber air yang berasal dari sungai dan sebanyak &' orang ("&,&7<) menggunakan sumber air yang berasal dari sumurDpompa. Sumber air yang digunakan responden dapat mempengaruhi kesehatan responden itu sendiri. Pernyataan ini didukung oleh +ulyadi ("%%,) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara lokasi di bantaran sungai maupun sumber mata air dengan penyakit penyakit bawaan air (diare dan penyakit kulit) (:&). &, Salu!an Pem%uangan Ai! Be!sih *SPA:, )erdasarkan hasil kuesioner, diketahui bahwa &%%< atau sebanyak 4& responden tidak memiliki saluran pembuangan sehingga untuk membuang limbah dilakukan se ara sembarangan, sehingga dapat men emari air, tanah, dan men!adi sumber penyakit. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan 5idwan ("%&&) yang menyatakan bahwa
&&& saluran pembuangan air limbah (SP1*) yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat men emari air, tanah, atau men!adi sumber penyakit. (:")
., Tempat pem%uangan tin=a Ta%el &.14 Tempat Pem%uangan Tin=a 'esponden No Tempat Pe!senta )umlah . Pem%uangan Tin=a se *+, &. Kemplung & &,#' ". Kubluk % %,%% 7. Sembarang tempat 7 #,7' #. Septic tan& "7 77,77 '. SungaiDselokan #" 0%,:4 =umlah 4& &%% )erdasarkan hasil kuesioner, diketahui bahwa sebanyak & orang (&,#'<) membuang tin!a melalui !amban emplung, sebanyak 7 orang (#,7'<)
membuang tin!a di sembarang tempat, sebanyak "7 orang (77,77<), dan sebanyak #" orang (0%,:4<) membuang tin!a di sungai. 0, Kandang
&&" Ta%el No . $ &.15 Kepemilikan Kandang #e2an Peliha!aan di 'umah 'esponden Kandang 1da 6idak ada =umlah )umlah 'umah &0 '7 4& Pe!senta se *+, "7,&, 40,:& &%%
)erdasarkan hasil kuesioner, diketahui bahwa sebanyak &0 orang ("7,&,<) memiliki kandang di rumah dan sebanyak '7 orang (40,:&<) tidak memiliki kandang.
<. #asil <GD Salah satu kegiatan Pengalaman )ela!ar *apangan (P)*) ( -esehatan +asyarakat $niversitas *ambung +angkurat
1ngkatan "%&& di Desa +elayu (lir adalah mengadakan focus group discussion (89D). !ocus group discussion (89D) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tu!uan menemukan makna
sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. 6eknik ini digunakan untuk mengungkap pemaknaan dari suatu kelompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu. 89D !uga dimaksudkan untuk
&&7 menghindari pemaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap fokus masalah yang sedang diteliti (:7). Sesuai dengan permasalahan yang ditemukan pada kegiatan diagnosa komunitas di Desa +elayu (lir, yaitu tentang rendahnya status giBi bayi balita, rendahnya status imunisasi lengkap, status imunisasi 66, biaya persalinan, stiker P#-, dan rutinitas ke posyandu, maka sasaran utama dalam kegiatan 89D adalah ibu hamil dan ibu yang
mempunyai bayi balita di setiap 56. 89D harus dipersiapkan dengan baik dan teren ana sehingga setiap peserta mengemukakan pendapat se ara bebas, terbuka dan dalam suasana santai, tanpa ada perasaan khawatir (:#). Peserta mengikuti 89D sasaran hasil Desa diskusi yang diundang untuk +elayu (lir ditentukan dengan
berdasarkan
kelompok
mempertimbangkan tingkat pendidikan, tingkat ker!asama penduduk, dan public spea&ing yang ukup baik serta
permasalahan yang ditemukan. $paya yang dilakukan untuk lebih fokus dalam melaksanakan 89D di setiap 56 adalah dengan melakukan 7 kali 89D di tempat dan waktu
pelaksanaan yang berbeda, kemudian dilan!utkan dengan 89D bersama aparat dan 89D bersama kader. &. !ocus 'iscussion Group (
&&# 89D pertama dilakukan di wilayah 56 &. HariD6anggal 2SeninD&' =uli "%&7 ?aktu 6empat 1genda komunitas 89D yang dilaksanakan di wilayah 56 & membahas mengenai permasalahan status giBi bayi balita, status imunisasi, serta imunisasi 66, setelah itu di fokuskan ke permasalahan posyandu yang men!adi topik utama. 2Pukul &#.%% -&'.%% ?(61 2*anggar 5audatul 1dawiah 2Pembahasan tentang hasil diagnosa
)erdasarkan hasil diskusi dengan sasaran, didapatkan hasil bahwa Posyandu yang ada di wilayah 56 & tetap ber!alan setiap bulan, tetapi tidak sama dengan posyandu pada umumnya, karena !arang ada tenaga kesehatan yang datang pada saat kegiatan posyandu berlangsung dan hanya sebatas kegiatan penimbangan serta pemberian makanan tambahan sa!a. Selain itu, !uga diketahui bahwa masih kurangnya sarana penun!ang kegiatan posyandu. Hal ini dibuktikan dengan hanya ada timbangan da in yang tersedia di posyandu wilayah 56 &. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang responden 89D 56 &, yang menyebutkan bahwa
&&' (Posyandu "adah &ami tuh be)alan ha)a pang satiap bulan tapi &aya &ada sama la"an posyandu yang biasanya tuh... la"an di posyandu &ami nih ada panimbangan ha)a imbahnya babagi ma&anan*bubur &acang+ nintuh ha)a... timbangannya gin cuma timbangan badacin )a &ami beisi... )adi ra)in tuh banya& &ana&an ganal yang &ada mau ditimbang nai& dacin tuh, )erdasarkan hasil tersebut, !elas bahwa posyandu tidak ber!alan sesuai dengan fungsi yang seharusnya, yaitu ' me!a dengan langkah pertama pendaftaran, langkah kedua penimbangan, langkah ketiga yaitu pengisian -+S, langkah keempat kesehatan. penyuluhan, Pelayanan dan langkah kelima pelayanan lain,
kesehatan
tersebut
antara
imunisasi, pemberian vitamin 1 dosis tinggi berupa obat, tetes ke mulut tiap )ulan 8ebruari dan 1gustus, pembagian P(* -) atau kondom, pengobatan ringan, serta konsultasi -) kesehatan. (#,0) -egiatan posyandu pada me!a kedua adalah
penimbangan untuk bayi balita. Penimbangan tersebut biasanya menggunakan !enis timbangan yang berbeda-beda sesuai dengan umur bayi balita yang akan ditimbang. 1lat untuk menimbang berat badan pada bayi adalah timbangan detecto, timbangan anak ini balita. tidak dapat digunakan timbangan balita, untuk yang yaitu
menimbang biasanya
Sedangkan
digunakan
untuk
menimbang
minimum "% kilogram dan maksimum "' kilogram. Da in yang berkapasitas '% kilogram dapat digunakan, namun hasilnya kasar, karena angka ketelitiannya %,"' kilogram, sedangkan timbangan in!ak (bath room scale) akurasinya kurang karena menggunakan per, sehingga hasilnya dapat berubah-ubah. (:', :0). Petugas kesehatan seperti bidan biasanya datang tapi tidak rutin. Posyandu di wilayah 56 & hanya mempunyai & kader dan belum pernah mendapatkan pelatihan dari puskesmas maupun Dinas -esehatan -abupaten )an!ar. -arena kader tidak pernah mendapatkan pelatihan maka berdampak pada ketidaktahuan mengenai fungsi posyandu, misal dalam hal imunisasi. benar -ader tentang tidak bisa
menginformasikan
dengan
pentingnya
imunisasi kepada ibu hamil dan ibu yang mempunyai bayi balita. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang responden 89D 56 &, yang menyebutkan bahwa (-iasanya &alau ada &egiatan posyandu tuh dipadahi ha)a &abarataan rumah bah"a isu& ada &egiatan posyandu+ tapi bubuhan ibu#ibu yang dipantai tuh ta&adang pangoler mamba"a ana&nya &a posyandu+ ta&utan &alo ada imunisasi )ua )ar... sudah ai )ua dipadahi bah"a imunisasi tuh &ada papa tapi tatap aii orang ta&utan &alo ana&nya garing panas la"an cari"it )ar,
&&4 )erdasarkan permasalahan yang ter!adi di Desa +elayu (lir terkait kriteria kader, maka seorang kader posyandu sebaiknya mempunyai kriteria antara lain, dapat memba a dan menulis, ber!iwa sosial dan mau beker!a se ara relawan, mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat
diwilayah posyandu, berpenampilan ramah dan simpatik, dan masyarakat sekitar dapat menerima dengan baik (:4). Selain itu, terkait kurangnya pelatihan yang belum pernah di dapatkan oleh kader posyandu di Desa +elayu (lir, maka berdampak pada kurangnya pengetahuan tentang fungsi dan peran kader dalam kegiatan posyandu. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Harisman ("%&"), yang menyebutkan bahwa keberhasilan posyandu tidak lepas dari ker!a keras kader yang dengan sukarela mengelola posyandu di wilayahnya masing-masing.
-urangnya pelatihan dan pembinaan untuk meningkatkan keterampilan yang memadai bagi kader menyebabkan kurangnya pemahaman terhadap tugas kader, lemahnya informasi dengan sehingga serta kader kurangnya dalam koordinasi antara petugas posyandu tingkat
pelaksanaan
kegiatan rendahnya
dapat
mengakibatkan
&&: ini !uga akan menyebabkan rendahnya akupan deteksi dini tumbuh kembang balita (::). )iasanya posyandu di Desa +elayu (lir dilakukan antara tanggal "%-"" setiap bulannya. 6ergantung pengumuman dari pembakal. Posyandu di wilayah 56 & tersebut sangat !arang peminatnya, dengan alasan !arak menu!u posyandu lumayan !auh dan pengadaan kegiatan posyandu
tersebutpun terkadang !adwalnya tidak sesuai dengan kegiatan ibu-ibu yang mempunyai bayi balita. Selain itu, untuk ibu hamil tidak pernah mengun!ungi posyandu dengan alasan mereka menganggap posyandu hanya untuk anak bayiDbalita. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang responden 89D 56 &, yang menyebutkan bahwa (&ada suah nang batianan datang &a posyandu... gasan napa )ua. -iasanya nang batianan tuh langsung &a rumah ibu bidan ha)a, Seharusnya (bu hamil bisa mengun!ungi posyandu dan mendapatkan pelayanan. Sesuai dengan Pedoman $mum Pengelolaan Posyandu oleh Depkes 5( ("%%0), disebutkan bahwa salah satu kegiatan utama di posyandu adalah kesehatan ibu dan anak yang didalamnya terdapat
pelayanan untuk ibu hamil. Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil men akup penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang dilakukan oleh kader, untuk
&&, lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil maka sebaiknya !uga diselenggarakan kelompok ibu hamil pada setiap hari diadakannya kegiatan posyandu (#). Pemberian Aitamin 1 ber!alan normal pada bulan 8ebruari dan 1gustus di posyandu. )agi ibu yang tidak membawa anaknya ke posyandu untuk mendapatkan
Aitamin 1, maka kader yang berada di bagian 56 & melakukan door to door untuk memberikan vitamin 1 yang seharusnya didapat oleh bayi balita. Pemberian vitamin 1 seharusnya berada pada me!a ' setiap bulan diadakannya pembagian vitamin 1. @ang berada pada me!a ' adalah bidan, !uru imunisasi, dan petugas kesehatan dari puskesmas. =adi, sebenarnya para kader itu tidak ditugaskan dalam pemberian vitamin 1 (:4). 6erkait masalah rendahnya tingkat imunisasi lengkap pada bayi balita dikarena para ibu merasa takut setelah mendapat imunisasi anaknya men!adi sakit. -ategori
imunisasi 66pun rendah, selain karena ?$S yang ada di Desa +elayu (lir kekurangan informasi tentang pentingnya imunisasi 66 !uga ada sebagian ?$S di sana yang takut !arum suntik sehingga mereka malas atau bahkan tidak berani untuk melakukan imunisasi. Hal tersebut sesuai
&"% dengan kutipan dari salah seorang responden 89D 56 &, yang menyebutkan bahwa (bubuhan nang anum#anum &a"in tuh ta&utan basunti&+ ta&utan la"an )arum, (munisasi merupakan salah satu ara untuk
menimbulkan D meningkatkan kekebalan seseorang se ara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan (:,). Program (munisasi bertu!uan untuk
menurunkan angka kesakitan, ke a atan dan kematian dari penyakit-penyakit yang dapat di egah dengan imunisasi. $ntuk men apai hal tersebut, maka program imunisasi harus dapat men apai tingkat akupan yang tinggi dan
merata di semua wilayah dengan kualitas pelayanan yang memadai (:,). Dalam hal pelaksanaan kegiatan imunisasi 66 ibu hamil terdiri dari kegiatan imunisasi rutin dan kegiatan tambahan. -egiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang se ara rutin dan terus-menerus harus dilaksanakan pada periode waktu yang telah ditetapkan, yang pelaksanaannya dilakukan di dalam gedung (komponen statis) seperti puskesmas, puskesmas pembantu, rumah sakit, rumah bersalin dan di luar gedung seperti posyandu atau melalui
&"& kun!ungan rumah. -egiatan imunisasi tambahan adalah kegiatan imunisasi yang dilakukan atas dasar ditemukannya masalah dari hasil pemantauan atau evaluasi (:,). ?$S pada Desa +elayu (lir sangat !arang melakukan imunisasi men!adi 66. Sehingga tingkat akupan imunisasi 66 antara 66 lain
rendah.
5endahnya
akupan
disebabkan oleh pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi 66 masih kurang serta sikap yang belum mendukung untuk melaksanakan praktek imunisasi 66 (,%). Sebenarnya ter!adinya infeksi (mnunisasi yang berfungsi untuk oleh men egah 6etanus
disebabkan
6>.
>eonatorum (6>) adalah infeksi akut yang disebabkan oleh kuman Clostridium .etani memasuki tubuh bayi baru lahir melalui tali pusat yang kurang terawat dan ter!adi pada bayi se!ak lahir sampai umur ": hari, kriteria kasus 6> berupa sulit menghisap 1S(, disertai ke!ang rangsangan, dapat ter!adi se!ak umur 7 sampai ": hari tanpa pemeriksaan laboratorium. +eskipun 6etanus >eonatorum terbukti
sebagai salah satu penyebab kesakitan dan kematian neonatal, sesungguhnya dapat di egah, pen egahan yang dilakukan diantaranya adalah pemberian (munisasi 6etanus 6oksoid (66) serta perawatan tali pusat yang memenuhi syarat kesehatan (:,,,%).
&""
(munisasi 66 seharusnya diperoleh wanita usia subur (?$S) sebanyak ' kali, dengan !adwal (:,) 2 Pemberian (munisasi ( Status 66 ) 66 & 66 " 66 7 66 # 66 ' Pemberian (munisasi ( Status 66 ) # minggu setelah 66 & 0 bulan setelah 66 " & tahun setelah 66 7 & tahun setelah 66 # +asa Perlindungan 7 tahun ' tahun &% tahun "' tahunDseumur hidup Dosis
Pada kenyataannya, sekarang ini masih banyak ?$S yang tidak mendapat imunisasi 66, kalaupun pernah mendapat imunisasi 66 para ?$S tersebut hanya mendapat & sampai 7 kali masih kurang dari yang seharusnya. +enurut >otoadmo!o dalam penelitian +islianti ("%&"), masih kurang optimalnya pemberian imunisasi 66 pada ?$S dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, keper ayaan, tradisi orang D masyarakat yang bersangkutan, !uga lingkungan
&"7 fisik, ketersediaan saran kesehatan serta sikap dan perilaku petugas kesehatan itu sendiri (,%). Sesuai hal diatas maka +ilianti dalam penelitiannya ("%&") menyatakan bahwa se ara persentase ?$S yang berpengetahuan rendah lebih besar yang melakukan
imunisasi 66 se ara tidak lengkap dibandingkan dengan ?$S yang berpengetahuan tinggi. Se!alan dengan pemikiran tersebut, maka ada upaya untuk memberikan kesadaran dan pengetahuan yang bersifat intensif berkaitan dengan imunisasi 66 termasuk manfaatnya, upaya tersebut
diharapkan akan memberikan perubahan dan ketertarikan (interest) pada sasaran program, sehingga mereka berani untuk men oba dan mengadopsi se ara berkelan!utan perilaku yang diharapkan tersebut (,%). $ntuk sikap !uga dapat diketahui se ara persentase ?$S yang bersikap negatif lebih besar yang melakukan imunisasi 66 se ara tidak lengkap dibandingkan dengan ?$S yang bersikap positif. Sikap yang berhubungan dengan perilaku ibu untuk melakukan imunisasi 66 menun!ukkan bahwa seorang ibu yang telah menerima informasi tentang imunisasi 66 akan berpikir dan berusaha supaya dapat merasakan manfaat dari imunisasi 66 tersebut, sehingga ibu mau melakukan imunisasi 66 se ara lengkap (,%).
&"# Se ara persentase ?$S yang berpendapat bahwa perilaku petugas kesehatan tidak mendukung lebih besar yang melakukan imunisasi ?$S 66 se ara tidak lengkap bahwa
dibandingkan
dengan
yang
berpendapat
perilaku petugas kesehatan mendukung. Perilaku petugas kesehatan dapat dikatakan baik !ika petugas kesehatan men!elaskan tentang manfaat imunisasi 66, menyediakan waktu untuk berdiskusi tentang manfaat imunisasi 66, mengingatkan ibu untuk melakukan imunisasi 66 ulang sesuai !adwal, men!elaskan tentang imunisasi 66 dengan bahasa yang mudah dimengerti dan petugas kesehatan bersikap ramah setiap kali ibu datang untuk imunisasi 66 atau hanya sekedar untuk berkonsultasi. Peran petugas kesehatan dalam perubahan prilaku ?$S untuk melakukan imunisasi 66 adalah dengan memberikan informasi-
informasi tentang manfaat imunisasi 66, dengan demikian pengetahuan ?$S akan meningkat, selan!utnya dengan pengetahuan-pengetahuan itu akan menimbulkan
kesadaran mereka, dan akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya itu. 1danya dukungan berupa an!uran atau dukungan dari petugas kesehatan men!adi informasi yang akan
&"' termotivasi untuk melakukan imunisasi 66. Hasil penelitian +islianti ("%&") yang menun!ukkan baik selama bahwa perilaku petugas
kesehatan
melakukan
pemeriksan
kehamilan akan berdampak pada keinginan ibu untuk melakukan imunisasi 66 ulang sehingga ter apai imunisasi 66 yang lengkap (,%). )uku -(1 yang biasanya dimiliki oleh setiap ibu hamil dan yang mempunyai balita pada wilayah 56 & sangat !arang ditemui, dengan berbagai faktor, bisa dikarenakan buku -(1nya rusak di sobek oleh anak dan bisa !uga karena sudah lupa meletakkan sehingga untuk setiap rumah responden yang telah kami datangi untuk penyebaran kuesioner tidak ada satu rumahpun yang menempelkan stiker P#- di depan rumahnya. )uku -(1 merupakan alat untuk mendeteksi se ara dini adanya gangguan atau masalah kesehatan ibu dan anak, alat komunikasi dan penyuluhan dengan informasi yang penting bagi ibu, keluarga dan masyarakat mengenai pelayanan, kesehatan ibu dan anak termasuk ru!ukannya dan paket (standar) pelayanan -(1, giBi, imunisasi, dan tumbuh kembang balita +anfaat )uku -(1 se ara umum adalah ibu dan anak mempunyai atatan kesehatan yang
&"0 tahun sedangkan manfaat buku -(1 se ara khusus ialah untuk men atat dan memantau kesehatan ibu dan anak !uga sebagai alat komunikasi dan penyuluhan yang
dilengkapi dengan informasi penting bagi ibu, keluarga dan masyarakat tentang kesehatan, giBi dan paket (standar) pelayanan -(1 serta alat untuk mendeteksi se ara dini adanya gangguan atau masalah kesehatan ibu dan anak kemudian sebagai atatan pelayanan giBi dan kesehatan ibu dan anak termasuk ru!ukannnya (,&). Dalam buku -(1 ada diselipkan selembar stiker yang disebut stiker P#-. +enteri -esehatan pada tahun "%%4 men anangkan Pen egahan Program Peren anaan (P#-) Persalinan stiker dan yang
-omplikasi
dengan
merupakan upaya terobosan dalam per epatan penurunan angka kematian ibu (1-() dan bayi baru lahir sekaligus merupakan kegiatan yang membangun potensi masyarakat, khususnya keperdulian masyarakat untuk persiapan dan tindak dalam menyelamatkan ibu dan bayi baru lahir. P#merupakan suatu kegiatan yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu hamil, bayi baru lahir dan balita. Sesuatu yang baru bagi masyarakat, perlu adanya sosialisasi dan pembinaan se ara berkesinambungan agar yang diterapkan
&"4 sesuai dengan keinginan. -egiatan P#-, akan mendorong masyarakat untuk memeriksakan kehamilan, bersalin,
perawatan nifas, dan perawatan bayi yang dilahirkanya pada tenaga terampil. =ika hal ini ditambah dengan status imunisasi tetanus lengkap pada setiap ibu hamil, serta pemberian inisiasi menyusui dini. Selan!utnya pemberian 1S( eksklusif selam 0 bulan akan meningkatkan penyelamatan !iwa ibu dan bayi yang dilahirkan (',). Harapan ibu-ibu yang ada di wilayah 56 & agar petugas kesehatan baik dari balai ataupun dari puskesmas agar rutin datang ke posyandu wilayah 56 & yang mengadakan kegiatan. posyandu mempunyai =uga adanya keinginan untuk memperbaiki yang dan
posyandu bukan
seperti hanya
umumnya
penimbangan
pemberian makanan tambahan sa!a. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang responden 89D 56 &, yang menyebutkan bahwa (handa&nya tuh &ami nih bila posyandu rutin didatangi buhan tenaga &esehatan+ la"an handa& ai )ua &ami nih baisi alat yang leng&ap nang &aya posyandu#posyandu yang lain tu nah, -esimpulan untuk 89D ( Desa +elayu (lir, masyarakat sangat menginginkan adanya perbaikan sarana dan
&": informasi yang !elas untuk semua kegiatan posyandu. Selain informasi tentang kegiatan posyandu, mereka !uga ingin mendapatkan informasi yang !elas tentang buku -(1, tentang -+S, tentang imunisasi 66. (nformasi tersebut hendaknya diberitahukan oleh )idan dan dilan!utkan oleh para kader dalam penyampaian ke masyarakat ". !ocus Group 'isscusion (( 89D kepada sasaran yang kedua dilakukan di wilayah 56 7. Hari D6anggal 2Selasa, &0 =uli "%&7 ?aktu 6empat 1genda komunitas Saat 89D (( di wilayah 56 7, kegiatan pertama yang dilakukan terlebih dahulu adalah menyampaikan tentang hasil diagnosa komunitas seperti rendahnya status giBi bayi balita, rendahnya tingkat status imunisasi lengkap, !uga rendahnya tingkat imunisasi 66. -emudian berdasarkan diskusi yang ter!adi bersama sasaran saat 89D (( di wilayah 56 7, permasalahan di atas ter!adi karena rendahnya tingkat kun!ungan posyandu setiap bulannya. Hal tersebut 2Pukul %,.%% M &%.7% ?(61 2)alai Desa +elayu (lir 2Pembahasan tentang hasil diagnosa
&", tentang !adwal diadakannya kegiatan posyandu. 6idak meratanya informasi tentang !adwal kegiatan posyandu dikarenakan para kader tidak memberikan kabar
sebelumnya bahwa kegiatan posyandu akan diadakan pada hari yang bersangkutan. +asyarakat tidak terlalu dekat bahkan ada yang tidak mengetahui kader-kader yang ada di Desa +elayu (lir. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang responden 89D 56 7, yang menyebutkan bahwa (&ami ranca& &ada tahu bah"a ada posyandu ding ai+ &adada habarnya... &ami nih lumayan )auh rumah dari pusat /. tiga )adi )arang tahu habar masalah &egiatan posyandu+ mun dihabari ha &ami insyallah datang ha)a soalnya nginih gasan &ebai&an ana& &ita )ua &alo, +enurut pedoman umum pengelolaan posyandu
Depkes 5( "%%0, salah satu tugas kader pada hari di luar posyandu adalah memberikan informasi kepada kelompok sasaran agar berkun!ung ke posyandu saat hari diadakannya kegiatan. 6ugas lain kader pada saat bukan hari buka posyandu adalah pelayanan dengan kun!ungan rumah yang bertu!uan untuk peningkatan !angkauan layanan bermaksud agar ter!adi pemantauan, penyuluhan, dan memberikan motivasi kepada sasaran agar hadir pada !am buka
posyandu Desa +elayu (lir khususnya di wilayah 56 7 masih lumayan banyak sehingga apabila terdapat anak giBi
kurang yang terdata di posyandu, maka akan langsung dilakukan penanganan atau intervensi, sedangkan sekarang tidak lagi karena minat warga untuk berkun!ung ke
posyandu rendah dan menyebabkan status giBi anak bayi balita wilayah 56 7 sulit termonitor dan terawasi dengan baik. Sebenarnya, seorang pembakal mempunyai beberapa tanggung posyandu, !awab antara dalam lain, terselenggaranya mengkoordinasi kegiatan
penggerakan
masyarakat untuk dapat hadir pada hari diadakannya posyandu, mengkoordinasi peran kader posyandu, pengurus posyandu dan tokoh masyarakat untuk berperan aktif dalam penyelenggaran kebi!akan, posyandu sarana serta posyandu, dan dana memberikan untuk dukungan
penyelengggaraan untuk
melakukan
pembinaan
terselenggaranya kegiatan posyandu se ara teratur hal ini sesuai dengan pedoman umum pengelolaan posyandu Depkes 5( "%%0 (::). Sarana yang tersedia di posyandu wilayah 56 7 !uga sangat kurang, hanya ada timbangan da in dan timbangan
&7& berdiri serta untuk menu makanan tambahan yang biasanya ada di posyandu mestinya harus bervariasi setiap bulan, sedangkan kenyataannya hanya rutin diberikan bubur
ka ang sehingga masyarakat !uga berkurang antusiasnya untuk datang dalam kegiatan tersebut. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang responden 89D 56 7, yang menyebutkan bahwa (mun datang gin ra)in paling batimbang la"an dapat bubur &acang+ tiap bulan aur bubur &acang tarus..., +akanan tambahan yang bisa di berikan pada kegiatan posyandu antara lain, bubur singkong saus !eruk, bubur sumsum ka ang i!o, nasi tim ka ang merah, nasi tim kangkung tomat, nasi tim hati ayam, bubur semur ayam sayuran, bola tempe saus kuning, abon ayam suwir, telur dadar tempe, bakwan teri. Pemberian buah !uga dian!urkan untuk kegiatan posyandu, buah untuk dibawa pulang sebaiknya buah yang kering seperti pisang, !eruk, alpukat, dan sebagainya, sedangkan untuk dimakan di tempat posyandu berupa pepaya, semangka, dan se!enisnya. ?aktu pemberian makanan tamabahan diberikan pada pagi hari diantara makan pagi dan makan siang, sekitar pukul &%.%% sampai &&.%% atau diantara makan siang dengan makan malam sekitar pukul &#.%% sampai &0.%% hal ini sesuai
&7" dengan pedoman penyelenggaraan pemberian makanan tambahan dari -emenkes 5( ("%&&) (,"). -egiatan posyandu wilayah 56 7 bertempat di rumah Pembakal Desa +elayu (lir. -ebanyakan pelayanan kegiatan posyandu wilayah 56 7 hanya dilaksanakan kepada peserta P1$D karena P1$D tersebut berlokasi tepat di rumah
Pambakal. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang responden 89D 56 7, yang menyebutkan bahwa (i#ih disini ada aii posyandu tapi gasan &a&ana&an yang sa&ulah di"adah pamba&al ha)a+ )arang bahabar &a &ami#&ami, 6empat penyelenggaraan kegiatan posyandu sebaiknya berada pada lokasi yang mudah di !angkau oleh masyarakat. 6empat penyelenggaran tersebut dapat di salah satu rumah warga, halaman rumah, balai desa, balai 56, salah satu kios di pasar, salah satu ruangan perkantoran, atau tempat khusus yang dibangun se ara swadaya oleh masyarakat yang dapat disebut dengan nama H?isma PosyanduN (0). -alau sudah mempunyai tempat untuk kegiatan posyandu maka !angan hanya terfokus untuk anak-anak yang berada disekitar tempat tersebut sa!a, baiknya !uga memperhatikan anak bayi balita yang lain. Pembagian Aitamin 1 pada 56 7 !uga tidak pernah merata karena lebih mendahulukan anak-anak yang berada
pendidikan P1$D di rumah pambakal tersebut ada !uga yang berasal dari 56 lain bukan hanya anak-anak 56 7. -egiatan Posyandu wilayah 56 7 tidak pernah dihadiri )idan Desa ataupun tenaga kesehatan dari Puskesmas, berbeda dengan posyandu wilayah 56 lainnya, yang
sewaktu-waktu )idan Desa datang menghadiri kegiatan posyandu. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang responden 89D 56 7, yang menyebutkan bahwa (-iasanya -idan tuh ranca& &a /. 1 &arena mung&in Ibu /isna beranggapan bah"a /. 0 nih para& ha)a la"an rumah sidin )adi bai& sidin mendatangi "ilayah nang ta )auh, Dalam setiap kegiatan Posyandu seharusnya kehadiran tenaga kesehatan dari puskesmas diwa!ibkan satu kali dalam sebulan, dengan kata lain kalau di Desa +elayu (lir mengadakan 7 posyandu selama & hari dalam & bulan maka ada 7 petugas kesehatan yang harus datang di setiap lokasi posyandu Desa +elayu (lir. -edatangan para petugas kesehatan dari puskesmas berfungsi untuk membimbing para kader dalam
penyelenggaraan posyandu, menyelenggarakan penyuluhan yang men!adi langkah keempat dalam setiap kegiatan posyandu, serta menganalisa hasil kegiatan posyandu (::).
&7# =amkesmas adalah salah satu program pemerintah untuk warga yang kurang mampu dalam bidang kesehatan. Pemegang kartu =amkesmas bisa menggunakan untuk berobat gratis ataupun perawatan gratis di 5S pemerintah. $ntuk informasi masalah diadakannya =amkesmas warga 56 7 masih banyak yang belum mengetahui program tersebut karena kurangnya informasi tentang =amkesmas. -urangnya informasi tentang =amkesmas menyebabkan warga Desa +elayu (lir tidak pernah mendapat bantuan bila ter!adi masalah kesehatan. +anfaat !aminan yang diberikan ke peserta dalam bentuk pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh (komprehensif) berdasarkan kebutuhan medik sesuai
dengan standar pelayanan medik yang 1cost effective1 dan rasional, bukan berupa uang tunai sesuai pedoman
pelaksanaan !amkesmas, depkes 5( ("%%:) (,7). Posyandu di Desa +elayu (lir tidak melayani imunisasi, hanya ada kegiatan penimbangan sa!a, kalaupun ada yang mau memberikan imunisasi kepada anaknya maka harus pergi ke puskesmas terlebih dahulu Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang responden 89D 56 7, yang menyebutkan bahwa.
&7' (2ada suah ada imunisasi diposyandu+ yaa batimbang aur batimbang ngintu pang dan &egiatannya... bila handa& maimunisasi ana& &ami tula& &a pus&esmas ding ai, (munisasi termasuk kegiatan utama yang dilakukan di posyandu tetapi imunisasi hanya dapat dilaksanakan apabila ada petugas kesehatan dari puskesmas yang datang. =enis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program, baik terhadap bayi balitanya maupun terhadap ibu hamil (::). Harapan warga 56 7, mereka bisa mendapatkan informasi !elas mengenai !adwal pengadaan posyandu agar mereka rutin mengun!ungi kegiatan tersebut. +asyarakat wilayah 56 7 !uga setu!u dan tidak keberatan dengan diadakannya sumbangan dana untuk memperbaiki
posyandu didaerah mereka. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang responden 89D 56 7, yang menyebutkan bahwa (handa& &ami nih bilanya ada posyandu tuh dihabari sampai &a un)ut+ ma&lum ai &ami diam di un)ut sana... &ada papa %aa bila ada &umpulan+ &a"a %aa &ami asal babai& posyandunya, -esimpulan dari 89D (( yang dilakukan di 56 7 Desa +elayu (lir adalah masyarakat menginginkan adanya perbaikan sistem informasi untuk kegiatan posyandu !uga masyarakat meminta untuk tidak mendahulukan anak-anak P1$D yang berlokasi di rumah pembakal D kepala desa sa!a.
&70 7. !ocus Group 'iscussion ((( 89D ketiga dilakukan diwilayah 56 ". Hari D 6anggal2 Selasa D &0 =uli "%&7 ?aktu 6empat 1genda komunitas Sama halnya seperti 89D sebelumnya, hal pertama yang dilakukan dalam 89D ((( adalah penyampaian hasil diagnosa komunitas kepada warga 56 ". 6opik utama 89D ((( !uga sama yaitu tentang kegiatan posyandu. Permasalahan yang ditemukan di wilayah 56 " adalah kegiatan posyandu terlalu pagi dan terkadang informasi yang diberikan pada hari yang tidak menentu, sehingga warga banyak yang tidak datang karena !adwal bentrok. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang responden 89D 56 ", yang menyebutkan bahwa (acaranya tuh subuh bangat+ a&u balum tuntung baapa#apa dirumah+ ga"ian masih ada )adinya &oler ai lagi datang... satumatannya )ua acaranya... nyata aii satumat mun nang datang gin sadi&itannya, Dalam buku Pedoman 155(8 dikatakan bahwa frekuensi penyelenggaran posyandu ada &" kali setiap tahun dan sedikitnya dikatakan posyandu ukup baik bila frekuensi : 2&&.%% M &7.%% ?(61 2*anggar 1l-+uttaOin 2Pembahasan tentang hasil diagnosa
&74 kali setiap tahun. =ika kurang dari angka tersebut dianggap posyandu tersebut masih rawan. -egiatan posyandu
biasanya dilaksanakan pada hari dan !am ker!a (:7). ?ilayah 56 " sebenarnya mempunyai tempat posyandu khusus yang dibangun pun diatas dari tanah desa dan biaya tetapi
pembangunannya
pemerintah
akan
posyandu tersebut sekarang tidak bisa digunakan lagi, karena bangunannya rusak dan sulit ter!angkau karena !arak yang !auh. Posyandu tersebut berada di u!ung wilayah 56 ". Sekarang wilayah 56 " hanya mengandalkan teras salah sorang warga untuk melakukan kegiatan posyandu setiap bulan. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang responden 89D 56 ", yang menyebutkan bahwa (nih disebarang rumah Ibu /. ai &ami posyandu+ baamparan diambin, Posyandu wilayah 56 " bernama Sabar (( yang
mempunyai 7 orang kader. Posyandu 56 " masih beruntung karena sewaktu-waktu )idan Desa +elayu (lir datang mengun!ungi saat kegiatan berlangsung. (munisasi 66 hanya diberikan pada kehamilan pertama, dan untuk imunisasi 66 sebelum menikah banyak yang tidak melakukannya karena ada beberapa warga 56 " yang statusnya hanya nikah siri sehingga menurut mereka tidak
&7: penting untuk melakukan imunisasi 66 sebelum menikah. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang responden 89D 56 ", yang menyebutkan bahwa (&ada basusunti&an .. &ami nih+ ni&ah gin ni&ah siri )ua &ada ni&ah di pemerintah, 6u!uan dilakukan imunisasi 66 adalah untuk men egah ter!adinya penularan 6etanus >eonatorum (6>). Penularan 6> sebagai akibat memotong tali pusat dengan peralatan tidak steril dan terkontaminasi dengan ekskreta hewan atau tanah yang mengandung spora tetanus sebagai balutan atau tali akar untuk mengikat tali pusat. .etanus
3eonatorum penularannya se ara langsung atau tidak langsung melalui luka yang ada pada bayi, biasanya ter!adi akibat infeksi pada luka di pusar bekas pemotongan tali pusat dengan menggunakan alat yang terkontaminasi. Disamping itu infeksi dapat pula ter!adi !ika luka pusat bayi diobati atau diberi Bat-Bat yang terkontaminasi (:,). Pen egah tetanus pada bayi baru lahir dapat dilakukan dengan imunisasi aktif dengan toksoid tetanus pada ibu hamil men!elang kelahiran bayi dan seandainya kelahiran seorang bayi ditolong oleh dukun, bayi se epatnya dibawa ke dokterDpuskesmas untuk mendapat imunisasi pasif
&7, yang sangat tinggi dan pemberiannya mudah, sehingga tu!uan untuk melindungi bayi terhadap 6> dapat di apai dalam waktu yang relatif singkat. $ntuk mendapatkan perlindungan seumur hidup terhadap 6> maka diperlukan pemberian imunisasi 66 ' dosis dengan interval waktu sesuai ketentuan. $ntuk merekam pemberian imunisasi 66 tersebut diperlukan alat pantau yang dapat dipergunakan seumur hidup (:,). Sama halnya dengan 56 lain, posyandu di wilayah 56 " tidak melayani imunisasi, imunisasi hanya diberikan di puskesmas. ?arga malas ke puskesmas untuk memberikan imunisasi kepada anak karena kendala pada !arak dan transportasi, serta akses !alan menu!u puskesmas sangatlah memprihatinkan. +asyarakat berpendapat bahwa
masyarakat dapat hidup sehat walaupun tanpa imunisasi. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang responden 89D 56 ", yang menyebutkan bahwa (mun imunisasi ana& &a pus&esmas pang ra)in+ )auh tuh pus&esmasnya+ nang maantar a&u &adada... abahnya baga"i dah tula& subuh... )alannya li"ar sa&it bangat... mun &ada baimunisasi &ada papa )ua ganal ai )ua a&hirnya ana& &ami, (munisasi adalah suatu ara untuk menimbulkan atau
meningkatkan kekebalan seseorang se ara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila terpapar dengan penyakit
&#% tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan. (4) (munisasi sangat penting untuk meningkatkan kekebalan anak,
dengan imunisasi maka artinya ibu yang memiliki bayi balita telah melakukan pen egahan tanpa paksaan. (munisasi sebagai langkah langsung yang paling berhasil untuk men egah ter!adinya penyakit menular. Aitamin 1 tidak diberikan se ara merata karena hanya menunggu kedatangan pengun!ung posyandu, kader yang bertugas di wilayah 56 " tidak bergerak untuk door to door memberikan vitamin 1 bagi bayi balita yang tidak
mengun!ungi posyandu. Hal tersebut dikarenakan kader yang ada di wilayah 56 " bukan berasal atau bertempat tinggal di kawasan 56 " melainkan kader tersebut berasal dari 56 7 sehingga kadernya kurang begitu mengetahui ibuibu wilayah 56 " yang memiliki bayi balita. +eskipun kebanyakan warga wilayah 56 " mempunyai buku -(1 tetapi mereka beralasan bahwa )idan tidak pernah menginformasikan tentang penggunaan stiker P#-, malah menyarankan untuk menyimpan stiker tersebut di dalam buku. $ntuk sekarang -+S bayi balita sudah men!di satu paket diberikan tergabung didalam buku -(1 sehingga kalau bukunya hilang atau rusak maka -+S bayi balitapun tidak
&#& ditemukan. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang responden 89D 56 ", yang menyebutkan bahwa (bila bapari&sa a"al tuh dibari Ibu bidan bu&u nang habang anum tuh+ imbahnya disuruh sidin ba"a tiap &ali bapari&sa selan)utnya )ar... &adada sidin mamadahi tentang sti&er nang i&am sambat tadi tuh..., -arena salah satu tugas bidan desa adalah memberikan konseling terhadap ibu hamil dan ibu yang memiliki bayi balita, maka seharusnya yang dilakukan bidan saat
kun!ungan pertama ibu hamil dalam pemeriksaan kehamilan langsung diberikan buku -(1 dan !uga berikan informasi bahwa didalam buku -(1 tersebut ada selembar stiker, an!urkan ibu hamil untuk menempel stiker P#- didepan rumah dan pastikan bidan sebelumnya telah men!eleskan terlebih dahulu fungsi dari stiker tersebut. Posyandu yang tersedia tidak bisa dimanfaatkan ibu hamil, karena bidan !arang datang dan apabila datangpun bidan tidak dapat memeriksa ibu hamil dengan alasan tidak membawa peralatan lengkap. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang responden 89D 56 ", yang menyebutkan bahwa (bidannya ra)in datang balimbai tangan ha)a+ &ayapa handa& bapari&sa bubuhan nang batianan,
&#" )idan diakui sebagai tenaga ker!a professional yang bertanggung !awab dan akuntabel, yang beker!a sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung !awab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir dan bayi. 1suhan ini men akup upaya pen egahan, promosi
persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan. )idan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan tidak hanya kepada perempuan tetapi !uga kepada keluarga dan masyarakat. -egiatan ini harus
men akup pendidikan antenatal dan persiapan men!adi orang tua serta dapat meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan reproduksi dan asuhan anak (,&). Seperti yang disebutkan diatas salah satu tugas bidan adalah melakukan konseling, konseling bisa dilakukan dalam kegiatan posyandu yang sedang berlangsung agar ibu hamil atau ibu yang mempunyai bayi balita tidak kekurangan informasi. Seorang bidan !uga diharapkan pada saat
 -(6 agar kalau ada ibu hamil yang menghadiri kegiatan posyandu tersebut dapat diperiksa sebagaimana mestinya. Harapan timbangan (bu-ibu wilayah 56 ", selain memiliki
hendaknya
posyandu
memiliki
tensimeter.
(nformasi tentang kegiatan posyandu seharusnya diberikan sehari sebelum pengadaan posyandu. Serta waktu
pemberian vitamin 1 seharusnya tepat dan semua bayi balita harus mendapatkannya. -esimpulan dari 89D 7 masyarakat 56 " Desa +elayu (lir adalah mereka ingin mendapat informasi yang !elas tentang kegiatan posyandu dan meminta menyesuaikan !adwal pelaksanaan kegiatan posyandu dengan !adwal kegiatan mereka supaya tidak bentrok dan mereka bisa menghadiri kegiatan posyandu tersebut. Perbaikan sara dan prasarana posyandu !uga sangat diharapkan oleh
#.
!ocus Group 'iscussion (A 89D keempat dilaksanakan bersama aparat desa yaitu
Kamat +artapura 6imur, -epala Puskesmas Dalam Pagar, -etua 56 & sampai 7, dan -epala )PD ()adan Perwakilan Desa). HariD6anggal 2-amisD&: =uli "%&7
&## ?aktu 6empat 1genda 2Pukul &4.%% -&,.%% ?(61 2)alai Desa +elayu (lir 2Pembahasan tentang hasil diagnosa
komunitas Desa +elayu (lir !uga )uka Puasa )ersama -egiatan dimulai dengan pembukaan dan pemba aan hasil kuesioner, kemudian dilan!utkan dengan diskusi dan pengambilan kesimpulan. Pemba aan hasil kuesioner dipaparkan berupa
gambaran : masalah terbanyak, yaitu masalah status giBi anak, minimnya kelengkapan imunisasi, minimnya konsumsi tablet 8e, minimnya kelengkapan status imunisasi 66, minimnya minimnya penggunaan penggunaan posyandu !ampersal , oleh masyarakat, angka
tingginya
pernikahan dini, dan minimnya penempelan stiker P#-. Hasil kuisioner di !abarkan berupa persentase besarnya masalah dan penyampaian faktor penyebab masalah tersebut serta pemaparan peme ahan masalah yang ditawarkan yaitu berupa revitalisasi posyandu. +enurut -epala Desa atau Pembakal, mengenai
minimnya penggunaan posyandu yang ter!adi disebabkan oleh kebiasaan masyarakat pada lokasi tertentu yang memang tidak ingin untuk mengikuti kegiatan tersebut. =adwal posyandu telah ditempel di papan balai desa. Hal
&#' tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang aparat yang mengikuti 89D, yang menyebutkan bahwa (4ad"al posyandu tu sudah ditempel di papan langgar situ nah ... .api buhan pantainya )ua ai yang &ada ha&un datang. 'asarnya pang buhan pantai tu .... buhannya ni &ada tahu pa ai 5pamba&al6, (nformasi diadakannya kegiatan posyandu harus di sebar luaskan kemasyarakat sehari sebelum kegiatan
berlangsung. Erang yang bertugas untuk menyebarluaskan informasi tersebut adalah kaderMkader di desa
bersangkutan. Pembakal !uga harus ikut berkontribusi dalam penyebaran informasi kegiatan posyandu, antara lain
dengan ara melakukan pengumuman melalui langgar, !uga menempel selebaran di tempat-tempat umum yang biasa di gunakan masyarakat desa. -emudian, berdasarkan keterangan kepala puskesmas mengenai masalah giBi kurang dan giBi buruk, diketahui bahwa semua kasus giBi kurang maupun giBi buruk sudah ditanggulangi sehingga tidak ada kasus yang lebih lan!ut berupa kematian. +asalah tingginya status giBi kurang dan giBi buruk, kepala puskesmas mengharapkan agar
perhitungan status giBi dengan menggunakan metode ))D6) agar lebih akurat serta melalui informasi mengenai bayi bawah garis merah ()9+). ?alaupun terdapat status giBi
� buruk, maka intervensi akan dapat dilakukan dengan mudah !ika anak tersebut tidak memiliki penyakit penyerta. Hal yang harus diperhatikan adalah mengenai adekuat pangan yang dikonsumsi masyarakat terutama ibu hamil agar anak yang dilahirkan !uga sehat dengan status giBi yang baik. Eleh agar karena kami itu, kepala men!alin puskesmas kemitraan
mengharapkan
mampu
dengan bidang peternakan dan pertanian maupun badan ketahanan pangan. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang aparat yang mengikuti 89D, yang
menyebutkan bahwa (.er&ait dengan gi%i buru&+ gi%i buru& itu sudah tertangani dan tida& ada yang death atau meninggal ... Perhitungan status gi%i itu harus dihitung pa&ai --7.-+ baru pa&ai 3C8S+ Standar deviasi+ supaya mengintervensinya tida& salah. 2arena gi%i &urang dan &urang gi%i itu beda. Gi%i buru& harus melalui -G. dulu+ -G.+ -G9+ baru gi%i &urang. Ade&uat ma&annya &urang+ ibu hamilnya &an tida& su&a ma&an sayur a&hirnya berdampa& pada bayi. 3ah ma&anya harus be&er)asama la"an balai peterna&an dan pertanian serta &etahanan pangan. :alaupun ada yang gi%i buru&+ gampang )a diatasi pa&ai tahap#tahap rehabilitasi+ stabilisasi+ la"an ma&anan tambahan yang &aya minya& plus protein tu. Sembuh+ asal &ededa penya&it penyerta... 2urangnya status gi%i tuh sudah &urang dari rahim+ %at pembangunnya tadi+ a&hirnya apa+ berdampa& la"an ana&nya pas sudah lahir 53I6, )erdasarkan artikel dari -artika 5atna Pertiwi dalam tulisan yang ber!udul +engenal Parameter Pertumbuhan
 8isik pada 1nak di sebutkan bahwa untuk mengetahui kategori giBi seorang maka sebaiknya menggunakan
perhitungan ))D6). Hal itu sesuai pengukuran antropometrik dengan kelompok tidak tergantung umur (,#). Hasil pengukuran antropometrik tersebut dibandingkan dengan suatu baku tertentu misalnya >KHS dari Harvard atau standar baku nasional ((ndonesia) seperti yang terekam pada kartu menu!u sehat (-+S). Dengan melihat
perbandingan hasil penilaian dengan standar baku tersebut maka dapat diketahui status giBi anak. >ilai perbandingan ini dapat digunakan untuk menilai pertumbuhan fisik anak karena menun!ukkan posisi anak tersebut pada persentil (<) keberapa untuk suatu ukuran antropometrik
pertumbuhannya, sehingga dapat disimpulkan apakah anak tersebut terletak pada variasi normal, kurang atau lebih. Selain itu !uga dapat diamati trend (pergeseran)
pertumbuhan anak dari waktu ke waktu (,#). +engenai puskesmas minimnya akupan bahwa imunisasi, minimnya kepala akupan
menyampaikan
imunisasi khususnya imunisasi 66 ter!adi karena tingginya angka pernikahan dini dan faktor dari masyarakat itu sendiri. Puskesmas !uga telah berupaya untuk memberikan imunisasi 66 pertama dengan merekomendasikan usulan
mewa!ibkan P$S agar melakukan konseling dengan dokter maupun bidan. Sedangkan penyebab masalah imunisasi dasar berdasarkan keterangan adalah kurangnya
pemahaman masyarakat mengenai pentingnya imunisasi. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang aparat yang mengikuti 89D, yang menyebutkan bahwa (2enapa .. rata#rata di 9artapura .imur itu rendah+ &enapa; 2ita mema&lumi begitu datang pada .. pertama+ mere&a memba"a surat pamba&al+ dia datang &e Pus&esmas+ sebelum pelayanan dasar+ betimbang berat+ tinggi+ te&anan darah. 2emudian diadopsi lagi oleh 2IA+ sebelum &e .. <+ mere&a di "a)ib&an &onseling &e do&ter ataupun bidan desa+ supaya mere&a di go)lo& lagi+ &an = minggu+ > Pus&esmas+ pa& Camat+ 2$A+ Pamba&al+ tida& bisa berbuat apa#apa+ rata#rata mere&a &a"in ni&ah dini. 2emarin+ ana& umur 10 tahun+ 1= tahun dini&ah&an+ sudah melanggar undang#undang ini+ ma&anya &ami minta re&omendasi 2$A+ supaya &ami bisa memberi&an. ?rang ni&ah tida& bisa &ita tahan# tahan+ &an orang sini ana& umur 1@ tahun+ orang tuanya ingin segera meni&ah&an. Permasalahan yang rumit se&ali. .er&ait imunisasi dasar itu "a)ar+ &arena yang dimasu&&an itu &uman yang dilemah&an. 9asyara&at banya& yang tida& ngerti ini ya. 53I6, -emudian mengenai pemanfaatan =ampersal, -epala Puskesmas menyampaikan bahwa minimnya pemanfaatan =ampersal ter!adi karena masyarakat takut !ika melahirkan di rumah sakit, maka bayinya akan meninggal karena
&#, tersebut menurut beliau berasal dari tenaga kesehatan atau oknum yang berada di rumah sakit itu sendiri. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang aparat yang mengikuti 89D, yang menyebutkan bahwa (2emarin ada &asus bayi meninggal+ padahal '44 nya bagus+ tapi setelah diru)u& &e /umah Sa&it+&arena tau itu 4ampersal+ mere&a meru)u& lagi &e rumah sa&it ulin+ a&hirnya bayinya meninggal. Inilah yang membuat masyara&at ta&ut. Padahal &ehamilan yang sungsang+ lintang tu tida& boleh dibantu oleh bidan+ harus do&ter speasialis obsgyn. 3ah untu& masyara&at yang tida& mau diru)u& tuh+ persalinan. Pemerintah padahal sudah benar Pemerintah sudah benar membuat program+ yang bermasalah adalah o&num#o&numnya yang &urang mengerti.53I6, Selain itu, masalah-masalah lain berupa pemasangan stiker P#- sudah men!adi permasalahan nasional. -epala puskesmas hanya dapat mengan!urkan kepada ibu hamil untuk menempel stiker tersebut lengap dengan identitas yang telah diisi dan tidak lupa meminta nomor telepon bidan desa. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang aparat yang mengikuti 89D, yang menyebutkan bahwa (Sering itu saya &alo dilapangan+ saya &asih tau ibu yang hamil itu untu& menempel sti&er P=2 itu &alo bisa plus sama nomor telepon bidan desa. Ini memang permasalahan nasional yang harus &ita hadapi bersama, Setelah dilakukan diskusi, diketahui aparat menyetu!ui dengan intervensi yang akan dilakukan. (ntervensi
&'% diharapkan dapat dikembangkan tidak sebatas posyandu sa!a, namun !uga dapat mengembangkan intervensi dengan !alinan kemitraan dan mengembangkan potensi masyarakat itu sendiri.
'.
!ocus Group 'iscusson A 89D ke-' dilaksanakan bersama bidan desa dan ,
kader dari " posyandu pada Desa +elayu (lir yaitu Posyandu Sabar dan Posyandu 1l +uttaOin yang tersebar di 7 56. HariD6anggal 2=umFatD&, =uli "%&7 ?aktu 6empat 1genda komunitas -egiatan penyampaian dimulai hasil rapat dengan bersama pembukaan aparat, dan 2Pukul &#.%% -&0.%% ?(61 2)alai Desa +elayu (lir 2Pembahasan tentang hasil diagnosa
kemudian
dilan!utkan dengan diskusi dan pengambilan kesimpulan. (nformasi yang disampaikan berupa kegiatan yang pelatihan kader yang akan dilakukan untuk melakukan kesepakatan mengenai tempat dan waktu pelatihan. -ader sepakat untuk memulai pelatihan pada hari -amis pada pukul %,.%% ?(61.
&'& )erdasarkan keterangan kader, diketahui bahwa sistem informasi posyandu telah diberikan beberapa hari sebelum pelaksaan oleh kepala desa, kemudian kader
menyampaikan kepada masyarakat. -ader menyebarkan informasi tersebut melalui mushola dan melalui ketua 56. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang kader yang mengikuti 89D, yang menyebutkan bahwa (Posyandu ni )ad"alnya dari pamba&al tu pang+ &ena bubuhan &ader yang menyampaia&an le"at langgar atau le"at /. 5&ader 16, )erdasarkan keterangan bidan, diketahui bahwa untuk mema u minat masyarakat untuk menghadiri posyandu, Puskesmas telah mengupayakan sesuatu untuk menarik minat berupa re"ard bagi ibu-ibu yang rutin datang ke
posyandu. >amun, karena a ara dana tidak ber!alan lan ar, maka program tersebut dihentikan. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari bidan desa yang mengikuti 89D, yang menyebutkan bahwa (-ahari tu ada program membari door pri%e la"an ibu#ibu yang ra)in &e posyandu. .api &arena dananya sandat+ laluai &ededa lagi 5bidan6, -emudian menurut bidan, konseling imunisasi di
+elayu (lir tergolong sulit dilakukan di posyandu. Hal ini ter!adi karena tidak adanya =urim (=uru imunisasi) yang bertugas di posyandu. )erdasarkan keterangan, !uga
&'" diketahui bahwa kegiatan konseling biasanya dilakukan di melalui Pusling (Puskesmas -eliling), tetapi karena Desa +elayu (lir dekat dengan Puskesmas yang terdapat di +elayu 6engah, maka Pusling di Desa +elayu (lir ditiadakan. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari bidan desa yang mengikuti 89D, yang menyebutkan bahwa (Imunisasi nih sulit lah+ soalnya &ededa )urimnya+ amun bidan &an ngalih )ua. Amun gasan &onseling tu biasanya pa&ai pusling+ tapi &arena 9elayu Ilir dianggap para& la"an 9elayu .engah+ Pusling nya dihilang&an 5bidan6, )erdasarkan keterangan bidan, minimnya pemanfaatan posyandu oleh masyarakat khususnya 56 7 disebabkan oleh !arak masyarakat yang dekat dengan rumah bidan desa, sehingga mereka memutuskan untuk berobat di rumah bidan sa!a. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari bidan desa yang mengikuti 89D, yang menyebutkan bahwa (/anca& "arga disini ni bepadahnya para& )a la"an bidan )ar+ &ena &a"a )a sore#sore beobat hehe 5bidan6, )erdasarkan keterangan bidan, diketahui pula bahwa anggaran posyandu per bulan berasal dari dana anggaran desa yang telah ditetapkan setiap tahun. Dana tersebut yang digunakan sebagai anggaran posyandu untuk
membuat makanan tambahan makanan berupa bubur ka ang yang biasanya diberikan pada setiap pelaksanaan
&'7 posyandu. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari bidan desa yang mengikuti 89D, yang menyebutkan bahwa ('uit posyandu tu dari anggaran desa tu pang &etua P22 yang mengaturnya. 9isalnya setahun tu )atah ABB.BBB+ )adi @B.BBB tiap bulannya gasan posyandu nih gasan beolah bubur 5bidan6, Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari swadaya masyarakat melalui gotong royong dengan kegiatan
pengumpulan beras dan hasil potensi desa lainnya serta sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang
dihimpunan melalui kegiatan Dana Sehat (:4). )erdasarkan keterangan kader, diketahui bahwa anakanak tidak mau menimbang mereka berat mengaku badan dengan
menggunakan
da in,
membutuhkan
timbangan berdiri karena anak-anak tersebut sudah mampu untuk berdiri sendiri di atas timbangan. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang kader yang mengikuti 89D, yang menyebutkan bahwa (/a)in &ana&an &ada ha&un timbangan yang beayun tuh+ sudah ganal )ar. Inya mencari yang be)a)a& tu nah 5&ader 16, -eterangan-keterangan lain yang didapatkan antara lain mengenai pelatihan kader dan distribusi pemberian vitamin 1. Diketahui bahwa dua kader pernah mendapatkan & kali pelatihan di Puskesmas sebagai perwakilan dari
&'# Posyandu +elayu (lir. -emudian, mengenai distribusi vitamin 1 telah dilakukan se ara merata pada bulan 8ebruari dan 1gustus. )iasanya kader memberikan vitamin 1 tersebut pada saat posyandu berlangsung. =ika anak tidak menghadiri posyandu, maka kader akan memberikan vitamin 1 tersebut ke rumah-rumah masyarakat yang tidak menghadiri
posyandu tersebut. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang kader yang mengikuti 89D, yang
menyebutkan bahwa (Ada semalam &ader se&ali di latih la"an Pus&esmas+ tapi bedua#bedua ha)a. Amun Citamin A tuh+ ra)in dibagi&an di posyandu ai+ amun urangnya &ada datDng &ami datangi &a rumah#rumah+ )adi dapat berataan. 5&ader6, Sebenarnya seorang kader tidak berhak untuk
memberikan vitamin 1 karena vitamin 1 berada pada me!a '. Pada +e!a ' merupakan me!a pelayanan paramedis yang di duduki oleh =uru imunisasi, bidan desa, perawat dan petugas -) (:4). +engenai permasalahan tentang minimnya
penggunaan -+S, bidan berpendapat bahwa sebenarnya -+S sudah terdapat di buku -(1 yang telah didapatkan ibu selama hamil, tetapi kadang buku -(1 tersebut telah dirusak atau dirobek oleh anak-anak sehingga tidak bisa lagi digunakan. Sebagai upaya untuk menyimpan pendataan,
&'' maka bidan men atat semua identitas balita yang ada di Desa +elayu (lir dan menyimpan atatan berupa berat
badan setiap balita yang datang ke posyandu. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari bidan desa yang mengikuti 89D, yang menyebutkan bahwa (3ah mun 29S tu+ ra)in ibu hamil tu dapat bu&u habang lo+ di bu&u habang tu sudah leng&ap la"an 29S. .api ibu#ibu ni ranca& &ada paham+ &ena bu&unya tuh dirabit la"an ana&nya+ timbul &ada &a"a tepa&ai lagi. $ntung ada daftar nama bayi la"an catatannya beratnya+ tapi bayi yang hanyar nih belum didata pang. 5bidan6, Sekarang kartu menu!u sehat (-+S) untuk bayi balita sudah tergabung di dalam buku kesehatan ibu dan anak (-(1), beda halnya dengan dahulu -+S terpisah, hanya berbentuk kertas selembar. )uku -(1 digunakan mulai dari awal kehamilan sampai anak berusia "# bulan. -ebanyakan para ibu tidak mengetahui kalau penggunaan buku -(1 berkelan!utan pemeriksaan bukan kehamilan hanya sa!a. digunakan (tu pada saat banyak
sebabnya
responden yang tidak mempunyai -+S pada saat survei dengan alasan buku -(1 sudah hilang atau rusak. Padahal -+S yang ada di dalam buku -(1 sangat berguna untuk pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak.
&'0 Setelah dilakukan diskusi, diketahui bahwa bidan desa dan kader setu!u dengan intervensi yang akan kami lakukan. Para kader bersedia untuk mengikuti pelatihan.