You are on page 1of 17

Pajak Bumi dan Bangunan

dan Pajak Penghasilan


Kelompok Duck :
2.Candy Wulan Mahardhika
3.Ibnu Sheedy
4.Sulaiman Maharshiyam
5.Tonny B.W
6.Yohannes S.Z.M
PAJAK BUMI DAN
BANGUNAN
A.DASAR HUKUM
• Undang-undang No. 12 Tahun 1985
• Undang-undang No. 12 1994
B. PENGERTIAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
• Pajak adalah kewajiban daripada orang atau badan
untuk menyerahkan sebagian dari pada kekayaan
kepada negara disebabkan oleh suatu keadaan,
kejadian atau perbuatan yang memberikan kedudukan
tertentu, tetapi bukan suatu hukuman dan ditetapkan
dengan peraturan hukum sehingga pelaksanaannya
dapat dipaksakan dan tidak mendapat imbalan jasa.
• Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang
ada dibawahnya.
• Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam
atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan atau
perairan.
• Pajak Bumi dan Bangunan adalah kewajiban
daripada orang atau badan untuk menyerahkan
sebagian daripada kekayaan kepada negara karena
secara nyata mempunyai hak atau memperoleh
manfaat atau mendapatkan kenikmatan atas sebidang
tanah dan atau sebuah bangunan.
• Subyek Pajak adalah orang atau badan yang secara
nyata mempunyai suatu hak atas bumi dan atau
memperoleh manfaat bangunan dan disebut juga
Wajib Pajak.
C. Tata Cara Pendaftaran Obyek PBB
• Subyek pajak mendaftarkan/mengisi data
obyek pajaknya sendiri dengan mengisi
SPOP (Surat Pemberitahuan Obyek Pajak)
dengan jelas, benar dan lengkap dan harus
dikembalikan ke KP PBB (Jl. Cendana 1/2
Yogyakarta) paling lama 30 hari sejak
diterima SPOP.
• Pengisian SPOP harus dilampiri foto copy :
• KTP
• Surat tanah dan surat ijin bangunan kalau
tidak ada surat keterangan dari Lurah dan
Camat
• Kontrak sewa menyewa, bila yang
bersangkutan menyewa. 
dari SPOP tersebut KP PBB dapat
menentukan atau menerbitkan SPPT (Surat
Pemberitahuan Pajak Terhutang)
D. Cara Menghitung Pajak Bumi dan Bangunan
Unsur dalam penghitungan Pajak :
1. Tarip : sebesar 0.5% 
2. Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP)
Adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transasksi jual beli
yang terjadi secara wajar, dan bilamana tidak terdapat transaksi
jual beli NJOP ditentukan melalui perbandingan harga dengan
obyek lain yang sejenis atau nilai perolehan baru, atau nilai NJOP
pengganti
3. Nilai Jual Kena Pajak (NJKP)
Ditentukan serendah-rendahnya 20% dan setinggi-tingginya
100%. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.12 Tahun 1994
bahwa untuk obyek pajak perumahan yang wajib pajaknya
perseorangan dengan NJOP sama atau lebih besar Rp. 1 milyard
ditetapkan sebesar 40%, sedang diluar yang dimaksud diatas
ditetapkan sebesar 20%.
4. Nilai Jual Obyek Tidak Kena Pajak
Untuk setiap wajib pajak diberikan Nilai Jual Obyek Tidak Kena
Pajak sebesar Rp. 8.000.000,- (delapan juta rupiah). Apabila
seorang wajib pajak mempunyai beberapa obyek pajak yang
diberikan Nilai Jual Obyek Pajak Tidak Kena Pajak hanya salah satu
obyek pajak yang nilainya terbesar, sedangkan obyek pajak
lainnya tetap dikenakan secara penuh tanpa dikurangi Nilai Jual
Obyek Pajak Tidak Kena Pajak.
E. KEBERATAN/PENGURANGAN
Dari pengisian SPOP maka KP PBB dapat menetapkan SPPT
tidak ada permasalahan wajib pajak wajib melunasi
pajaknya sebelum 6 bulan sejak diterimanya SPPT, jika
setelah 6 bulan belum dibayar maka dikenakan sanksi
denda 2%/bulan sampai jangka waktu 24 bulan
 
• KEBERATAN
Apabila dalam SPPT tersebut terdapat kesalahan data maka
wajib pajak dapat mengajukan keberatan.
Syarat pengajuan keberatan :
• Diajukan secara tertulis dengan bahasa Indonesia dan
dijelaskan alasan-alasannya bagaimana seharusnya
• Melampirkan photo copy SPPT yang bersangkutan serta
surat-surat bukti resmi lain yang memperkuat
• Dikirimkan selambat-lambatnya 3 bulan sejak tanggal
diterimanya SPPT
• Satu surat keberatan hanya untuk satu SPPT dan untuk
satu tahun pajak
• Pengajuan keberatan tidak menunda pembayaran
1) PENGURANGAN
Wajib pajak diperbolehkan mengajukan permohonan
pengurangan apabila :
• Obyek pajaknya terkena bencana alam atau sebab
lain yang luar biasa
• Karena kondisi tertentu dimana obyek pajaknya
terletak dilokasi yang nilai jualnya tinggi sedang
mata pencahariannya hanya didapat dari satu
tempat dan tidak mampu untuk memenuhi
kewajibannya
 
Syarat Pengajuan Pengurangan
• Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dan
dijelaskan alasan-alasannya
• Melampirkan photo copy SPPT yang bersangkutan
dan bukti-bukti lain yang memperkuat
• Surat pengajuan pengurangan hanya untuk 1 (satu)
tahun pajak dan satu obyek yang ditempati
• Dikirim selambat-lambatnya 60 hari sejak tanggal
diterimanya SPPT oleh wajib pajak
F. PEMBAGIAN HASIL
PENERIMAAN PBB
berdasarkan PP No.47 Tagun
1985 dan SK Men.Keu. No.
1009
Pemerintah 10 %
Pusat
Pemerintah 18 %
Daerah Tk. I
Pemerintah 72 %
Daerah Tk. II
G. PELAKSANAAN PENAGIHAN PAKSA/PENYITAAN
2) SISTEM DAN PROSEDUR PELAKSANAAN PENAGIHAN PAKSA
• Sebagai kelanjutan dari pelaksanaan Surat Tagihan Pajak (STP),
akan dilaksanakan penagihan paksa dengan mengeluarkan Surat
Tagihan Paksa
Sesudah lewat jatuh tempo STP yaitu 1 (satu) bulan ditunggu 7
hari untuk diterbitkan Surat Tegoran.  Surat Tegoran akan
diterbitkan 3x terbit selama 21 hari berarti 7 hari belum dilinasi
diterbitkan Surat Penagihan Paksa.  Surat Tagihan Paksa adalah
surat perintah dengan paksa kepada wajib pajak/penanggung
pajak untuk melunasi pajaknya.
Surat Tagihan Paksa dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pelayanan
Pajak Bumi dan Bangunan sesuai surat Keputusan Menteri
Keuangan No. 158638/J.N tanggal 26 Agustus 1967
4) SISTEM DAN PROSEDUR PELAKSANAAN PENAGIHAN
PENYITAAN/SITA
• Penagihan Sita merupakan kelanjutan dari surat paksa.  Jika
dalam tempo 1 x 24 jam wajib pajak/penanggung pajak belum
melunasi pajaknya akan diterbitkan Surat Sita. 
• Surat Sita adalah surat perintah untuk menyita harta/kekayaan
wajib pajak karena tidak melunasi pajaknya.
Surat perintah melakukan penyitaan ini dikeluarkan oleh Kepala
Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan.  Sebelum
melaksanakan penyitaan terhadap barang-barang wajib
pajak/penanggung pajak perlu mempelajari data mengenai harta
kekayaan/aktiva yang akan disita
 
PPh 21
Pajak Penghasilan
Setiap orang yang mendapatkan
penghasilan berupa gaji, upah,
honorarium, tunjangan dan
pembayaran lain dengan nama
apapun sehubungan dengan
pekerjaan, jabatan, jasa atau
kegiatan dikenakan pajak
penghasilan
A. Komponen Perhitungan Pajak
Penghasilan
• Penghasilan Bruto
Semua kenikmatan yang diterima seperti Gaji,
Bonus, THR, uang Pensiun
•  PTKP
Pendapatan Tidak Kena Pajak, pengurangan yang
berdasarkan jumlah tanggungan keluarga
Tidak Kawin Rp. 2.880.000,-
pertahun
Istri/Suami Rp. 1.440.000,-
Tanggungan Rp. 1.440.000,-
• Biaya Jabatan
5 % dari gaji bruto maksimum 1.296.000,- pertahun
 
B. PTKP (Pendapatan Tidak
Kena Pajak)

Status Tarif
K/- 4.320.000
K/1 5.760.000
K/2 7.200.000
K/3 8.640.000
TK/- 2.880.000
TK/1 4.320.000
TK/2 5.760.000
TK/3 7.200.000
C. Perhitungan PPh 21
Gaji setahun Rp. 1.500.000,- Rp.
18.000.000,-
Premi Asuransi Rp. 60.000,- Rp.
720.000,-
Penghasilan bruto Rp.
18.720.000,-

Pengurangan
Biaya Jabatan 5% * 18.720.000,- Rp.
936.000,-
Iuran THT Rp. 600.000,-
Rp. 1.536.000,-
Penghasilan Neto Rp.
17.184.000,-
PTKP Rp.
5.760.000,-
PKP Rp. 11.424.000,- 

PPh 21 5% * 11.424.000,- = Rp. 571.200,- 


1) Karyawan bekerja di tengah tahun atau berhenti bekerja di tengah
tahun :
• Perhitungan pajak dijumlahkan untuk selama satu tahun
• Perhitungan biaya jabatan berdasarkan bulanan dikali dengan
jumlah bulan bekerja

2) Karyawan meninggal dunia atau pergi keluar negeri selamanya :


• Gaji bruto di setahunkan, bila ada bonus/THR dikeluarkan terlebih
dahulu
• Tambahkan bonus
• Hitung Pajak
• Hitung sesuai dengan bulan kerja n/12

3) Karyawan Perempuan :
• Perhitungan status pajak selalu T/0
• Kecuali mendapatkan surat dari kelurahan yang menyatakan
bahwa suaminya tidak bekerja

4) Karyawan pindah cabang :


• Bila cabang yang baru mempunyai PTKP yang sama, perhitungan
sama seperti karyawan tidak pindah
• Bila KPP cabang baru dan lama tidak sama maka, perhitungannya
di setahunkan
• Pada kantor cabang yang baru, jumlah pajak yang sudah dibayar
ikut diperhitungkan
D. Perhitungan Pajak
Pesangon

Dari Sampai Tarif


- S/D 25.000.000 = 0%
25.000.001 S/D 50.000.000 = 5%
50.000.001 S/D 100.000.000 = 10%
100.000.001 S/D 200.000.000 = 15%
Diatas S/D seterusnya = 25%
200.000.001
E. Dasar Perhitungan PPh 21 per
Bulan
• Dasar perhitungan pajak adalah
penerimaan gaji setahun
• Pembayaran PPh 21 dilakukan setiap
bulan
• Harus dilakukan perhitungan setiap
bulan agar pembayaran pajak tidak
lebih
F. PPh 21 dibayar perusahaan
• Bila pajak penghasilan karyawan di
bayarkan oleh perusahaan dan akan
dimasukan kedalam biaya perusahaan,
harus berupa tunjangan

Sekian dari kelompok
kami
Wassalamualaikum Wr.Wb

You might also like