You are on page 1of 33

LAPORAN KASUS TUMOR PHYLLOIDES

Oleh Ninditha Retno Pradani 082011101049

Dokter Pembimbing dr. Duriyanto Oesman, Sp.B

Disusun untuk memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Madya Lab/SMF Ilmu Penyakit Bedah FK UNEJ RSD dr. Soebandi Jember

SMF BEDAH RSD dr. SOEBANDI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2013

I.Anatomi Payudara 2 Kelenjar susu merupakan sekumpulan kelenjar kulit pada bagian lateral atasnya. Jaringan kelenjar ini keluar dari bulatan kearah aksila, disebut penonjolan Spence atau disebut ekor payudara. Setiap payudara terdiri atas 12 sampai 20 lobulus kelenjar yang masing-masing memiliki saluran sampai ke kelenjar mamae, yang disebut duktus laktiferus. Diantara kelenjar susu dan fasia pektoralis, juga diantara kulit dan kelenjar tersebut terdapat jaringan lemak. Diantara lobulus tersebut terdapat jaringan ikat yang disebut ligamentum cooper yang memberikan rangkaian pada payudara. 2

Payudara terdiri dari jaringan kelenjar,fibrosa,dan lemak. Jaringan ikat memisahkan payudara dengan otot-otot dinding dada, otot pektoralis dan muskulus seratus anterior. Sedikit dibawah pusat payudara dewasa terdapat putting (papilla mamaria interna ), tonjolan berpigmen di kelilingi oleh aerola. Putting mempunyai perforasi pada ujunya dengan beberapa lubang kecil, yaitu aperture duktus laktiferus. Tuberkel tuberkel Montgemery adalah kelenjar sebasea pada permukaan areola. 1 Jaringan kelenjar membentuk 25 hingga 20 lobus yang tersusun secara radier di sekitar putting dan di pisahkan oleh jaringan lemak yang bervariasi jumlahnya, yang mengelilingi jaringan ikat (stroma) di antara lobus-lobus. Setiap lobus berbeda, sehingga penyakit yang menyerang satu lobus tidak menyerang lobus yang lain.1

Perkembangan dan struktur dari glandula mamaria interna berkaitan dengan kulit. Fungsi utamanya adalah sekresi air susu untuk nutrisi bayi. Fungsi ini di perantarai oleh hormonehormon yang sama dengan mengatur sistem reproduksi. Oleh Karena itu glandula mamaria mencapai penuh saat menarke. 1 Perdarahan payudara terutama berasal dari cabang arteria perforantes anterior dari arteria mamaria interna , arteria torakalis lateralis yang bercabang dari arteria aksilaris dan beberapa arteria interkostalis. Sedangkan persarafan kulit payudara diurus oleh cabang plexus servikalis dan nervus interkostalis. Jaringan kelenjar payudara sendiri diurus oleh saraf simpatik. Dan terdapat lagi beberapa sistm saraf yang menginervasi. 2 Penyaliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke kelenjar aksila, sebagian lagi ke parasternal. Terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula penyaliran ke kelenjar interpektoralis. Pada aksila terdapat rata-rata 50 ( berkisar 10 sampai 90) buah kelenjar getah bening yang berada di sepanjang arteri dan vena brakialis.2

II. FISIOLOGI 2 Payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipengaruhi oleh hormone. Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai klimekterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh estrogen dan progesterone yang diproduksi dalam ovarium dan juga hormone hipofise telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.2 Perubahan kedua adalah perubahan sesuai daur haid sekitar hari ke -8 haid, payudara jadi lebih besar dan beberapa hari sebelum haid berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadangkadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Setelah beberapa hari menjelang haid. Payudara menjadi tegang dan nyeri, sehingga pada waktu pemeriksaan fisik terutama palpasi tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto mamografi tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Perubahan yang ketiga terjadi pada masa hamil dan menyusui . pada kehamilan payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru. Setelah hormone prolaktin dari hipofisa anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke putting susu. 2 III. Keadaan-keadaan yang bisa terjadi pada payudara1 a. Infeksi Infeksi- infeksi bacterial (mastitis) sering terjadi pada payudara terutama terjadi pada pascapartum semasa awal laktasi. Organisme berhasil masuk dan mencapai jaringan
4

payudara melalui fisura pada putting. Gejalanya berupa payudara bengkak, panas, demam tinggi , nyeri tekan, menggigil. Kuman penyebab tersering adalah stafilokokua aureus. Pengobatannya dengan antibiotika oral dan bila terdapat abses maka dilakukan aspirasi pada abses dengan insisi dan drainase, kemudian diberikan antibiotika dosis tinggi dan dilakukan pemeriksaan histologik.

b. Fibroadenomama Adalah tumor jinak berbatas tegas dengan konsistensi padat kenyal.penanganannya dilakukan pembedahan dan pengangkatan pada tumor. c. Papiloma intraduktal Lesi jinak yang berasal dari duktus laktiferus dan 75 % tumbuh dari dibawah aerola mamae dan memberikan gejala berupa sekresi cairan berdarah pada putting susu. d. Penyakit fibrokistik pada payudara Pembentukkan kista , proliferasi duktus epithelial, papilomatosis difusa dan adenosis duktus dengan pembentukkan jaringan fibrosa, secara klinis ditandai dengan

pembentukkan nodula yang teraba massa, dan keluar cairan serosanguinus dari areola mamae.

e. Karsinoma payudara Keganasan dari parenkim ,stroma, areola dan papilla mamma. IV. Tumor phylloides 1,2,3 4.1 Definisi Cystosarcoma phyllodes (CSP) adalah Adalah Suatu tumor fibroepitelial yang jarang dan hanya didapatkan pada payudara. Predominan tumor jinak yang sering

diderita kaum wanita. Nama Cystosarkoma filodes berasal dari bahasa yunani , dari kata sarcoma sama dengan tumor besar dan phylodes artinya daun., Tumor ini memilki ciri sebagai sarcoma yang besar dan secara histologist tumor ini jinak tapi klinis tampak ganas. 3 (Sistosarkoma filodes) merupakan suatu neoplasma jinak yang bersifat menyusup secara local dan bersifat ganas (10-15 %). Pertumbuhannya cepat dan dapat ditemukan dalam ukuran besar. Tumor ini dijumpai pada usia sekitar 45 tahun.2

4.2 Batasan dan gambaran klinik3,4 Klasifikasi dibagi dalam 3 : Jinak (diameter 5,75cm atau uk 3x11cm)-boderline (rata- rata 10,25cm atau uk 7,25 x 12 Cm) dan ganas (15,3cm uk 10x37cm) Dan diperkirakan tipe yang ganas kira-kira 25 % dari kasus kejadian. 3,15 Tumor ini bersifat agresif lokal dan dapat bermetastasis, Umumnya tumor ini berdiameter 3 hingga 4 cm, namun dapat tumbuh hingga berukuran besar, masif sehingga payudara membesar. Sebagian mengalami lobulasi dan menjadi kistik. Perubahan yang

paling merugikan adalah terjadinya peningkatan selularitas stroma disertai anaplasia dan aktivitas mitotik yang tinggi, selain itu peningkatan ukuran secara pesat, biasanya dengan invasi jaringan payudara di sekitarnya oleh stroma maligna. Sebagian besar tumor ini tetap lokalisata. 3 4.3 Epidemiologi 3,5 Tumor filodest adalah neoplasma nonepithelial yang berasal dari payudara, di laporkan kira-kira satu persen tumor ini berada dipayudara. Tidak disebutkan tentang frekuensi pasien dengan tumor filodest di Amerika dan dibeberapa daerah. Kejadian dengan filodes atau neoplasma payudara ini kurang dari satu persen. Dilaporkan tumor ini sering dijumpai pada wanita, dengan usia pertengahan antara 40 tahun keatas. 3 Ahli patologi menyampaikan bahwa tidak selalu secara klinis tumor ini baik, Beberapa kasus tumor sering mengalami rekuren dan bersifat maligna karena pertumbuhannya agresif.5 Beberapa kasus menemukan bahwa tumor ini pernah mengalami metastase ke tulang, jantung dan hati serta paru-paru. Beberapa pasien dengan metastase tumor pernah dilaporkan meninggal setelah 3 tahun pengobatan. Tiga puluh persen pasien dengan phylodes maligna meninggal akibat dari penyakit ini.3

4.4. Etiologi dan patofisiologi3 Etiologi tidak diketahui. Diduga Tumor ini bisa berasal dari stroma intralobulus. Terjadi Diferensiasi dari stroma, pleomorfisme selular, inti hiperkromatik dan gambaran mitosis dalam jumlah yang bermakna. Kebanyakan penulis berpendapat bahwa tumor phylloides berasal dari parenkim payudara. Khas pada filodes yaitu massa polopoid dengan stroma hiperplastik ke dalam kanalikuli yang tertekan menghasilkan penampilan seperti daun yang menggambarkan istilah filodes.3 Reseptor hormone terhadap estrogen dan progesterone ternyata sangat bervariasi dan hanya terdapat pada komponen epitelialnya. Sehingga pengobatan hormonal pada kasus metastase tidak banyak gunanya.
8

4.5 Gejala klinis3 Pasien dengan tumor ini mengeluh adanya benjolan di payudara. Tumor dengan ukuran kecil dapat tumbuh menjadi besar dalam waktu minggu atau bulan. Tumor

mengakibatkan areola dan putting masuk kadang terjadi ulserasi dari kulit. Pasien dengan metastase tumor akan mengalami gejala sesak , dan nyeri pada tulang. Dari pemeriksaan fisik didapatkan: 1. Usia lebih dari 40 tahun 2. Benjolan sudah diderita lama dan dapat sangat besar disertai nyeri, cepat besar dan disertai ulkus. Benjolan berdungkul-dungkul dengan konsistensi heterogen, ada bagian yang padat dan terdapat bagian yang kistik. 3. Benjolan mobile,vaskularisasi baik 4. Cystosarkoma biasanya ada di salah satu payudara bisa payudara kanan atau payudara kiri.(bilateral) 5. Kulit permukaan payudara menjadi pucat atau tranlusent dan dibawah terjadi pelebaran vena-vena. Vena subkutan melebar. 6. Secara umum tumor filodest bermanifestasi berupa massa yang besar dengan pertumbuhan yang cepat. Meskipun benjolannya besar (mudah digerakkan) dari jaringan sekitarnya dengan kulit 7. Tidak ditemukan pembesaran KGB aksila ipsilateral walaupun benjolan sudah sangat besar dan terdapat ulkus. 8. Tidak melekat dengan kulit atau Musculus pektoral sangat mobil dalam korpus mamma. 9. Tumor maligna dapat rekurent sedangkan tumor local (jinak) pertumbuhanya agresif. 10. Pada Phylodes maligna : Paru adalah metastase pertama tumor ini, dari hasil follow up dikatakan bahwa tumor juga dapat bermetastase ke tulang, jantung dan hati. 11. Banyak pasien dengan metastase mengalami kematian setelah menjalani pengobatan selama tiga tahun. 12. Tiga puluh persen pasien dengan filodes maligna meninggal karena penyakitnya. tetapi masih mobile

5.5 Pemeriksaan fisik 5.1 Pemeriksaan Dan Diagnosis Diagnosis tumor filodes dapat dibuat dari pasien dengan pembesaran payudara secara cepat. Setelah itu dilakukan pemeriksaan fisik yaitu palpasi teraba densitas massa dan jaringan kulit sekitarnya. Setelah palpasi, akan dilakukan biopsi untuk pemeriksaan sitologi dari sel payudara. Atau dapat melakukan mammogram atau ultrasound hal ini penting untuk mengetahui lokasi tumor serta ukuran dari tumor. Setelah itu dapat dapat dilakukan biopsy terbuka untuk menegakkan diagnosis definitive.

5.1.2 Types of Breast Biopsy prosedure6,13,14 FNAB (Fine needle aspiration biopsy (FNAB): prosedur ini menggunakan jarum kecil ( ukuran 22 atau 25). FNAB dapat menetukan sel dari suatu massa yang teraba. Area disinfektan dan sampel jaringan dikirim ke patologi anatomi. FNAB adalah dasar pemeriksaan dokter di klinik. Local anastesi tidak dianjurkan, setelah FNAB pasien dapat beraktivitas normal seharihari. 6

10

Image guided biopsy digunakan ketika suatu benjolan yang mencurigakan tidak teraba. Stereotactic Core Biopsy ( menggunakan X-ray untuk menentukan jaringan yang akan diambil ) atau Vacuum-Assisted Biopsy ( menggunakan jarum yang tebal untuk mengambil beberapa macam jaringan inti yang luas ). Dalam melakukan prosedur ini, jarum biopsy untuk menuju area yang dimaksud, dibantu oleh mammography, USG atau MRI. 10

Stereotatic core biopsy asisted biopsy

vacuum-

Metal clip kecil bisa diletakkan pada bagian dari payudara yang akan dilakukan biopsy. Dalam kasus ini apabila jaringan itu membuktikan adanya kanker, maka segera diadakan operasi tambahan. Keuntungan teknik ini adalah bahwa pasien hanya butuh sekali operasi untuk menetukan pengobatan dan menetukan stadium. Open surgical biopsy; Selama beberapa tahun, biopsy pembedahan terbuka salah satu metode untuk menganalisa sampel jaringan. Akuransi dengan metode ini seratus persen sebab jaringan yang diambil cukup besar. Pada needle biopsy lesinya invasive dan punya sejumlah komplikasi.14

11

Surgical Biopsy (biopsy dengan cara operasi) mengambil sejumlah besar jaringan. Biopsy ini bisa incisional (mengambil sebagian dari benjolan ) atau excisional ( mengambil seluruh benjolan). Biopsy bedah terbuka dilakukan di rumah sakit. Secara umum menggunakan anastesi. Biopsy bedah buka ini menggunakan local anastesi dengan efek sedasi untuk pasien. massa di palpasi, lokasinya di tandai dengan bolpent, pasien di tempatkan dikamar operasi, insisi dilakukan dengan ukuran 1,5-2 inci. Massa di pindahkan dengan portio jaringan kemudian jaringan yang diambil di bawa ke patologi anatomi. Bekas insisi, diatas luka ditutup dengan kasa sterile. Jaringan yang didapat dari biopsy akan di ditest untuk menentukan pengobatan.Test itu untuk melihat Ciri-ciri tumor. Apakah tumor itu Invasive ( biasanya menyebar ) atau In situ ( biasanya tidak menyebar ). Ductal ( dalam saluran susu ) atau lobular ( dalam kelenjar susu ). Grade ( seberapa besar perbedaan sel kanker itu dari sel sehat ) dan apakah sel kanker telah menjalar ke pembuluh darah atau pembuluh getah bening. Margin dari tumor juga di amati. 5.2 IMAGING TEST7,10,11 5.2.1 DIAGNOSTIC MAMOGRAPHY10 Dengan screening mammography pada test ini lebih banyak gambar yang bisa diambil. Biasanya digunakan pada wanita dengan tanda-tanda, diantaranya putting mengeluarkan cairan atau ada benjolan baru. Diagnostic mammography bisa juga digunakan apabila sesuatu yang mencurigakan ditemukan pada saat pemeriksaan fisik.

12

Mammogram

Mammogram dan ultrasonography penting untuk diagnosis lesi payudara secara umum. Dapat dibedakan antara lesi jinak phylodes dari fibroadenoma, juga dapat membedakan lesi maligna filodes. Merupakan Salah satu pemeriksaan penunjang untuk diagnostic penyakit ini. 5.2.2 ULTRASONOGRAPHY7

Suatu pemeriksaan ultrasound adalah menggunakan gelombang bunyi dengan frekuensi tinggi untuk mendapatkan gambaran jaringan pada payudara. Gelombang bunyi yang tinggi ini bisa membedakan suatu massa yang solid, yang kemungkinan kanker, dan kista yang berisi cairan, yang kemungkinannya bukan kanker. 5.2.3 MRI 10 MRI menggunakan magnetic, bukan X-ray, untuk memproduksi images ( gambaran ) detail dari tubuh. MRI bisa digunakan, apabila sekali seorang wanita, telah didiagnose mempunyai kanker, maka untuk mencek payudara lainnya bisa digunakan MRI. Tapi ini tidak mutlak. Bisa juga untuk screening saja. MRI biasanya lebih baik dalam melihat suatu kumpulan
13

massa yang kecil pada payudara yang mungkin tidak terlihat pada saat USG atau mammogram. Khususnya pada wanita yang mempunyai jaringan payudara yang padat. Kelemahan MRI juga ada, kadang jaringan padat yang terlihat pada saat MRI bukan kanker, atau bahkan MRI tidak bisa menunjukkan suatu jaringan yang padat itu sebagai in situ breast cancer maka untuk memastikan lagi harus dilakukan biopsy. 5.2.4 Histologic Findings11 Semua csp mengandung komponen stroma jika di lihat secara histologist. Secara umum lesi jinak csp selnya terdiri dari stroma dan fibroblast. Observasi dilakukan pada Sel CSP yang mengalami anaplastik. Tipe grade tinggi dengan tingkat selularitas pada sel stroma yang mengalami mitosis merupakan lesi CSP yang mengalami proses maligna.

Tampak gambaran sel-sel yang mengalami pleomorphisme dan mitotic. Maligna phylodes tumor

Benigna phylodes tumor

14

5.3 PENATALAKSANAAN DAN TERAPI3,12 1. Prinsip adalah eksisi luas, karena bila dilakukan eksisi seperti FAM maka angka kekambuhanya cukup besar. 2. Mastektomi sederhana dikerjakan bila a. Benjolan sudah menempati hampir seluruh payudara sehingga hanya tersisa sedikit jaringan payudara yang sehat. b. Benjolan reseditif dan ter bukti histopatologis berupa lesi yang maliga c. Benjolan residitif pada usia tua 3. Pada tumor phyllodes yang maligna,dilakuka radikal mastektomi sedangkan pada benigna, langsung mastektomi sederhana. Pembersihan KGB aksila , bila ditemukan metastase pada KGB aksila. 4. Radioterapi dan kemoterapi kurang berperanan.

15

5.3.1 Komplikasi operasi3,12 1. Perdarahan : hemostasis yang kurang baik akan menyebabkan perdarahan dan terjadi 2. hematom 3. Infeksi

5.3.2 Perawatan Pasca Bedah 1. Drain handschoen diangkat hari ke 2, drain continous dilepas bila produksi < 10 cc/24 jam 2. Jahitan diangkat pada hari ke 7 -10. 3. Bila masih ada seroma dapat dilakukan aspirasi. 4. Follow-Up 5. Pemeriksaan klinis 3-6 bulan pasca bedah, imaging kadang-kadang dilakukan terutama bila ada tumor yang residif 5.4 Diagnosis banding2 1. Untuk lesi jinak harus dibedakan dengan FAM (Giant FAM) 2. Mastitis 3. FIbrokistik disease 4. Pada keadaan tertentu harus dibedakan dengan Ca mamma 5.5 Prognosis3 Secara klinis CSP adalah tumor jinak. Rekurensi secara local sering terjadi. Sebagian lesi CSP adalah maligna. Tumor tidak diterapi dengan local eksisi karena sering terjadi rekurensi. Total mastektomi adalah terapi yang di berikan. Metastase dari tumor ini dapat ke paru-paru, mediastinum dan kerangka tulang. Variasi dari klinik menyebutkan bahwa: 1. Jika tumor jinak, prognosis baik pembedahan dapat dilakukan secara local eksisi atau mastektomi. 2. Jika tumor tumbuh lagi setelah eksisi maka dilakukan mastektomi total 3. Ukuran tumor lebih dari 15 cm maka prognosis buruk

16

4. Histologis, jika tipe hypercellular, mitotic dan pleomorphisme maka prognosa buruk.

5.6 Usaha-usaha Pencegahan 5.6.1 Langkah langkah Tehnik SADARI9,10

Langkah Pertama Berdiri didepan cermin, dada dibusungkan dan tangan diletakkan di

pinggang.Perhatikan UKURAN, BENTUK dan WARNA payudara, serta puting. Wajib memeriksakan ke dokter, jika ada kulit payudara pada satu tempat masuk kedalam, berkerut, kemerahan , terdapat luka yang sulit menyembuh atau membengkak. Puting susu retraksi/masuk kedalam atau letak abnormal.

Langkah Kedua Kemudian angkat tangan, perhatikan payudara seperti pada langkah pertama diatas. Kemudian tekan / pencet puting susu. Jika ada cairan abnormal yang keluar, maka segeralah periksakan diri ke dokter.

17

Langkah ketiga Berbaring dengan tangan , diletakkan dibawah kepala. Tangan kiri dipakai untuk memeriksa payudara kanan begitu sebaliknya. Raba seluruh payudara (seperti pada gambar) mulai dari atas kebawah, sisi kiri ke sisi dalam, dari lekukan ketiak sampai kearah payudara. Bisa juga mulai dari puting, dengan arah melingkar terus sampai ke sisi luar lingkaran payudara. Pastikan seluruh payudara terdeteksi, raba dengan kekuatan yang ringan, halus tapi mencapai seluruh kedalaman payudara (bisa merasakan tulang iga dibelakang payudara)

Langkah terakhir Lakukan dengan berdiri atau duduk. Lakukan perabaan seperti pada langkah ke tiga. Beberapa wanita sering melakukan pada waktu mandi, karena lebih mudah melakukan perabaan payudara dalam keadaan kulit payudara basah. Secara berkala memeriksakan diri ke dokter, terutama jika mempunyai faktor risiko terkena kanker payudara.

18

19

VII. DAFTAR PUSTAKA

1. Price SA: Wilson LM. Sistem reproduksi. Dalam konsep-konsep klinis proses-proses penyakit. PATOFISIOLOGI. Vol. 2. Edisi 6. EGC 2006. P .1301-1310. 2. De jong (Edit). Payudara. In Buku ajar Bedah.2004.Edisi 2. P 387-402. 3. Lanin RD, K Konstantakos, Cystosarkoma Phylodes overview .www. emedicine.com. 4. Anonymous. Breast cancer. diane.ponpines.com/what_is_breast_cancer.html. www.google.com 5. Irabor DO, CA. Okolo. An audit of 149 consecutive breast biopsies in Ibadan, Nigeria.
2008. Vol. 24 No. 2

257-262 pjms.com.pk/.../aprjun108/article/article14.html

6. Stephen. Fine Needle aspiration Of a Breast Cyst.Aug 2006. www. About.co

7. Anonymous. Clinical Evaluation of Breast masse. www tennesebrastcancer.com 8. Anonymous. Breast health and disease. www.nslij.com/body.cfm?id=284 9. Anonymous . Screening for Reproductive Cancer - Breast Cancer. www.myhealth.gov.my/myhealth/eng/dewasa_conte...
10.

Anonymous . Cancer and screening. www.merck.com/mmhe/sec22/ch251/ch251f.html

11. Anonymous . Breast cancer diagnostic. www.hologic.com/lc/bhbcdbb.htm 12. Ellen K. A left-over problem from a mastectomy. 2008. blog.healthtalk.com/.../ 13. Anonymous. Surgical breast biopsy. www.healthline.com/sw/khs-surgical-breast-bio... 14. Anonymous. Breast biopsy. ataahmadmd.com/.../tabid/60/Default.aspx

20

LAPORAN KASUS I.IDENTITAS PENDERITA Nama Umur Jenis Kelamin Alamat Pekerjaan Status Agama Suku No. Rekam medis Tgl. Masuk Tgl. Periksa : Ny. Hindri : 25 Th : Perempuan : Sidomukti 01/05, karangsari, sukodono - lumajang : Ibu Rumah Tangga : Menikah : Islam : Jawa : 45.03.56 : 20-08-2013 : 21-08-2013

II. Anamnesis Ku: Luka Berdarah pada payudara kiri RPS: 10 bulan yang lalu sebelum MRS pasien mengeluh ada benjolan di payudara kiri sebesar kelereng. Saat itu payudara hanya tidaknyeri, tidak ada luka, tidak ada nanah yang mengalir, dan permukaan payudara merah. 5 bulan kemudian benjolan tadi bertambah besar , yaitu sebesar telur ayam, Luka tidak ada , payudara tidak nyeri, dan tidak merah dipermukaannya. Satu bulan kemudian pasien mengeluh payudara kiri bertambah besar hampir sebesar Bola, (Ukurannya 2 kali payudara normal).saat itu pasien mengeluh ada luka diatas putting susu , payudara terasa nyeri serta permukaannya berwarna merah. Karena payudara keluar darah, akhirnya pasien membawanya ke RSUD DR. SOEBANDI.

21

Riwayat Penyakit Dahulu Pasien tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya Pasien tidak pernah ada benjolan abnormal dibagian tubuh manapun.

Riwayat penyakit Keluarga Keluarga pasien tidak ada yang sakit seperti pasien Keluarga pasien tidak ada yang sakit tumor atau menjalani pengobatan, pembedahan dan kemoterapi Riwayat Pengobatan Sebelum dibawa ke Rumah sakit pasien pernah menjalani alternative selama satu Bulan ,dengan cara di pijat payudaranya dan minum ramuan, pasien merasa lebih baik Setelah terapi alternative, tapi benjolan tidak mengecil,nyeri masih terasa, sampai akhirnya payudara berdarah.

1. Pemeriksaan Fisik a. Pemeriksaan umum Keadaan Umum : Cukup Kesadaran Vital sign: Tensi Nadi Suhu Respiratory rate b. Pemeriksaan Khusus Kulit: Turgor kulit Normal, Ikterik (-) Mata: o Palpebra: oedem (-), Hematom (-) o Konjungtiva: anemis (+), perdarahan (-) o Sklera: Ikterik (-) perdarahan (-) Telinga: o Lubang telinga: sekret (-), darah (-), bau (-) o Pendengaran: dalam batas normal
22

: Kompos mentis

: 90-60 mmHg : 62x/menit : 36, 8 derajat : 18x/ menit

Hidung: sekret (-), darah (-) Mulut: o Bibir: sianosis (-), oedem (-) o Mukosa: hiperemis (-)

Leher: simetris, pembesaran KGB (-), kaku kuduk (-) Thorax o Cor Inspeksi: IC tidak tampak Palpasi: IC tidak teraba Perkusi: redup, batas jantung tidak melebar Auskultasi: S1S2 tunggal, e/g/m: -/-/-

o Pulmo Abdomen o Inspeksi: Cembung o Auskultasi: BU (+) Normal o Perkusi: timpani o Palpasi: soepel, nyeri tekan (-) Ekstremitas o Atas: akral hangat +/+, oedem -/o Bawah: akral hangat +/+, oedem -/ Status lokalis Regio mammaria sinistra terdapat massa dengan diameter 30x20x15cm, permukaan kulit berwarna kemerahaan terdapat ulkus berdarah, tapi sekarang mengeluarkan cairan warna kuning seperti serum. Tidak berbau, Inspeksi: simetris, retraksi (-) Palpasi: FR +/+ Perkusi: Sonor Auskultasi: vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-

23

payudarakiri terasa nyeri. Pembesaran KGB aksila sinistra (-), Pembesaran KGB kelenjar aksila dektra (-). Regio Coli tidak ada pembesaran KGB.

Assessment: Tumor Phyllodes mamae sinistra P :Inf RL20tpm Inj Cefotaxim 3x1gr Inj Antrain 3x1 A Inj Ranitidin 3x1 A Inj Kalnex 3x500mg Transfusi PRC 2 kolf Diet bebas

24

Objective

Tangga l Subject ive KU kes ada ran TD N RR Tax K/L: a/i/ c/d cor pul mo abd om en Extr emi tas Assess ment

22Agust lemah

23Agust

26Agust

27Agust

28-Agust

29-Agust

30-Agust

02-Sep

lemah

cukup

cukup

cukup

cukup

cukup

cukup

cm

cm

cm

cm

cm

cm

cm

cm

80/60 66 20 36,8

90/60 70 18 36,8

90/60 74 20 36,8

100/70 74 20 36,8

100/70 76 18 36,8

100/70 78 18 36,8

100/70 74 18 36,8

100/70 76 20 36,8

anemis S1S2 tunggal Ves+/+, Rh -/-, Wh -/cembung, BU +, timpani, soepel hangat, oedem Tumor Philoides mama sinistra inf. RL 1500 cc/hari inj. Ceftriaxon e 2x 1gr inj. Antrain 3x1 amp inj. Ranitidin 3x1 amp inj. Transamin 3x500mg diet bebas TKTP mobilisasi bebas transfusi PRC 2 kolf

S1S2 tunggal Ves+/+, Rh -/-, Wh -/cembung, BU +, timpani, soepel hangat, oedem Tumor Philoides mama sinistra inf. RL 1500 cc/hari inj. Ceftriaxon e 2x 1gr inj. Antrain 3x1 amp inj. Ranitidin 3x1 amp inj. Transamin 3x500mg diet bebas TKTP mobilisasi bebas cek HB

S1S2 tunggal Ves+/+, Rh -/-, Wh -/cembung, BU +, timpani, soepel hangat, oedem Tumor Philoides mama sinistra inf. RL 1500 cc/hari inj. Ceftriaxon e 2x 1gr inj. Antrain 3x1 amp inj. Ranitidin 3x1 amp inj. Transamin 3x500mg diet bebas TKTP mobilisasi bebas transfusi albumin 20% 100cc

S1S2 tunggal Ves+/+, Rh -/-, Wh -/cembung, BU +, timpani, soepel hangat, oedem Tumor Philoides mama sinistra inf. RL 1500 cc/hari inj. Ceftriaxon e 2x 1gr inj. Antrain 3x1 amp inj. Ranitidin 3x1 amp inj. Transamin 3x500mg diet bebas TKTP mobilisasi bebas cek albumin

S1S2 tunggal Ves+/+, Rh -/-, Wh -/cembung, BU +, timpani, soepel

S1S2 tunggal Ves+/+, Rh -/-, Wh -/cembung, BU +, timpani, soepel

S1S2 tunggal Ves+/+, Rh -/-, Wh -/cembung, BU +, timpani, soepel

S1S2 tunggal Ves+/+, Rh -/-, Wh -/cembung, BU +, timpani, soepel

hangat, oedem Malignant Tumor Philloides mamae sinistra inf. RL 1500 cc/hari inj. Ceftriaxone 2x 1gr inj. Antrain 3x1 amp inj. Ranitidin 3x1 amp inj. Transamin 3x500mg diet bebas TKTP mobilisasi bebas

hangat, oedem Malignant Tumor Philloides mamae sinistra inf. RL 1500 cc/hari inj. Ceftriaxone 2x 1gr inj. Antrain 3x1 amp inj. Ranitidin 3x1 amp inj. Transamin 3x500mg diet bebas TKTP mobilisasi bebas

hangat, oedem Malignant Tumor Philloides mamae sinistra inf. RL 1500 cc/hari inj. Ceftriaxone 2x 1gr inj. Antrain 3x1 amp inj. Ranitidin 3x1 amp inj. Transamin 3x500mg diet bebas TKTP mobilisasi bebas

hangat, oedem Malignant Tumor Philloides mamae sinistra inf. RL 1500 cc/hari inj. Ceftriaxone 2x 1gr inj. Antrain 3x1 amp inj. Ranitidin 3x1 amp inj. Transamin 3x500mg diet bebas TKTP mobilisasi bebas pro. SM

Plannin g

fnab

profilaksis ceftri 2 gr 1 jam pre op

25

26

27

28

29

Teknik Operasi Dr.bedah: dr.Adi Nugroho, Sp.B Dr.anastesi: dr. Erawati, Sp.An Tanggal operasi: tanggal 02 september 2013 Mulai jam: 09.35 WIB Selesai jam: 11.45 WIB Diagnosa Pra Operasi: tumor phylloides dengan ulkus Diagnosa Pasca Operasi: tumor phylloides dengan ulkus post SM dan axillary toillet Operasi; Simple mastektomi dan axillary toilet Uraian pembedahan: Insisi elips, buat flat Simple mastektomi, dilanjutkan dengan pengambilan kelenjar axilla kemudian dilakukan axillary toilet didapatkan tiga buah kelenjar getah benin axilla yang membesar Eksisi partial Atasi perdarahan , operasi selesai. Jaringan dikirim ke PA Terapi Post op: inf. RL:D5 = 1000:1000 inj. Ceftriaxone 2x1gr Inj. Antrain 3x1amp Cek HB

30

31

Tanggal Subjective KU kesadara n TD N RR Tax K/L: a/i/c/d cor pulmo abdome n Extremit as

03-Sep flatus +
cukup cm 90/60 74 20 36,8 S1S2 tunggal Ves+/+, Rh -/-, Wh -/cembung, BU +, timpani, soepel

04-Sep cukup cm 100/70 76 18 36,8 S1S2 tunggal Ves+/+, Rh -/-, Wh -/cembung, BU +, timpani, soepel

Objective

hangat, oedem malignant tumor philoides post simple mastektomy dan axilarry toilete H1

hangat, oedem malignant tumor philoides post simple mastektomy dan axilarry toilete H2

Assessment Planning

inf. RL 1000cc + D5 1000cc/ hari inj. Ceftriaxone 2x1 gr inj. Antrain 3x1 amp

aff infus pro.KRS

32

33

You might also like