You are on page 1of 34

TUGAS BACA JURNAL PERANAN DIET PADA AKNE : SEBUAH PENELITIAN DESKRIPTIF

Pembimbing : dr. Fitriyanti, Sp. KK

Oleh : Nandy Hermawan G1A 107004

ABSTRAK
Latar Belakang Banyak bukti yang menunjukkan makanan tertentu dan bahan dari makanan secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi proliferasi keratinosit folikuler, diferensiasi, inflamasi, dan keseimbangan hormon steroid, serta menyebabkan perkembangan akne

Jenis makanan yang memiliki hubungan dengan terjadinya akne, termasuk susu dan produk olahannya, cokelat, dan sebagainya

Tujuan Untuk menilai hubungan asupan makanan pada pasien akne dengan berat-ringannya akne

Pasien dan Metode Penelitian Kuesioner frekuensi makanan yang berisi 32 jenis makanan dibagikan kepada 100 pasien akne Pasien ditanya jenis makanan apa yang dikonsumsi dan seberapa sering, serta ukuran porsi makanan. Lalu dicari korelasi antara asupan makanan dengan derajat jerawat yang terbentuk

Hasil Terdapat korelasi positif yang signifikan antara frekuensi konsumsi kacang, cokelat, permen, dan teh merah dengan lesi akne yang berat. Terdapat korelasi negatif yang signifikan antara frekuensi konsumsi sayuran segar dengan beratnya akne.

Kesimpulan Beberapa makanan mungkin dapat mengakibatkan munculnya akne pada pasien akne. Konsumsi kacang, permen cokelat, dan teh merah mungkin memiliki hubungan dengan bentuk akne yang berat, sebaliknya, konsumsi sayuran segar memiliki hubungan dengan bentuk akne yang lebih ringan

PENDAHULUAN
Akne merupakan penyakit pada unit pilosebasea kulit, dan dinilai sebagai penyakit yang paling banyak mengenai segala usia dan kelompok etnis Penelitian terbaru menginvestigasi pengaruh diet pada akne yang hasilnya masih diperdebatkan, dengan beberapa tanda bahwa diet tinggi karbohidrat dan lemak memperberat akne Walaupun hasil dari serangkaian penelitian secara tidak konsisten mendorong beberapa faktor diet, namun konsensus terkini oleh ahli dermatologi menyarankan pasien akne menghindari makanan yang mereka percaya mempengaruhi atau memperberat kondisi akne

Penelitian berbasis bukti menunjukkan beberapa makanan dan bahan makanan secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi proliferasi keratinosit folikuler dan diferensiasi, inflamasi, serta keseimbangan hormon steroid, dan sintesis sebum

Makanan dengan beban glikemik yang tinggi cenderung meningkatkan level glukosa darah, berikut hiperinsulinemia, perubahan respon endokrin yang tersebut mendorong disregulasi perkembangan jaringan dan memicu sintesis androgen, yang berdampak pada perkembangan akne termasuk mediator seperti andogen, insulin like growth factor-1 (IGF-1), insulin like growth factor binding protein-3, dan jaras jaringan retinoid. IGF-1 terdapat dalam kebanyakan susu

Perkembangan hiperinsulinemia dan resistensi insulin memicu timbulnya kelaianan pada konsentrasi serum asam lemak bebas nonesterifikasi, menyebabkan ekspresi yang berlebihan pada reseptor faktor pertumbuhan epidermal, dimana jika keratinosit distimulasi, akan terjadi peningkatan proliferasi keratinosit dan penurunan apoptosis keratinosit, yang kemudian berkontribusi pada pathogenesis akne.

Hubungan antara konsumsi susu dengan akne lebih kuat pada susu skim. Spekulasi ini terjadi karena proses pembuatan susu skim mungkin relatif mengubah bioavalabilitas dari molekul bioaktif atau interaksinya dengan binding protein.

Beberapa susu juga berisi lebih banyak estrogen dari pada susu skim, dan estrogen cendrung mengurangi akne. Iodine yang terdapat pada susu juga berperan pada perkembangan akne. Seperti yang telah dipublikasikan bahwa asupan iodine dapat menyebabkan eksaserbasi akne

Diet juga diketahui memodulasi respon imflamasi sistemik. Satu dari faktor diet yang paling penting dalam mempengaruhi inflamasi adalah asupan omega-6 relatif (-6) dan omega-3 (-3) asam lemak tidak jenuh.

Penelitian epidemiologi menunjukan bahwa komunitas yang mengkonsumsi diet tinggi asam lemak -3 seperti ikan dan makanan laut, memiliki rata-rata kejadian akne yang rendah. Asupan asam lemak -3 telah sering digunakan untuk menekan interleukin 1 (IL-1), IL-1, TNF-, IL-6, dan IL-8 pada monosit darah perifer.

Penekanan pada IL-1 dengan diet -3 asam lemak tidak jenuh secara positif dapat mempengaruhi diferensiasi korneosit dengan cara mencegah atau menekan hiperkornifikasi dan membersihkannya selama pembentukan mikrokomedogenesis. Selanjutnya, diet asam lemak -3 juga diketahui dapat menghambat sintesis prostaglandin eikosanoid E2 proinflamasi dan leukotrien B4

PASIEN DAN METODE PENELITIAN


100 pasien akne vulgaris yang terdaftar sebagai pasien rawat jalan pada Klinik Dermatologi di Rumah Sakit Universitas Kairo diikutsertakankan dalam penelitian ini. Penelitian berlangsung selama 6 bulan dari Februari 2009 hingga Juli 2009

Penelitian meliputi: Kuesioner oleh ahli diet, yang mana mencakup beberapa area:
Wawancara personal dan informasi sosial Informasi medis termasuk menstruasi yang tidak teratur, hirsutisme, onset dan lamanya akne, obat yang dikonsumsi, dan riwayat akne dalam keluarga Kebiasaan diet utama, makan utama, makanan yang teratur di konsumsi dan yang tidak teratur dikonsumsi, makanan antara menu utama, makan dirumah atau tidak dan metode memasak makanan yang paling sering digunakan. Lembran frekuensi makanan berisi 32 jenis makanan dibagikan kepada seluruh pasien

Untuk mengukur berapa sering konsumsi untuk setiap jenis makanan, digunakan istilah
sering (1-4 kali perhari) sedang (2-4 kali perminggu) sedikit ( sekali seminggu,1-3 kali perbulan) tidak menkonsumsi (<1kali sebulan, jarang, dan tidak menkonsumsi).

32 jenis makanan dikelompokan dalam 9 kategori : susu dan produk olahan susu, lemak, karbohidrat, protein dengan nilai biologis tinggi, minuman, kacang-kacangan, permen coklat dan makanan asin

Pemeriksaan klinis dilakukan untuk mengevaluasi jenis dan berat ringannya lesi akne
ringan; komedo dan papul sedang; komedo, papul dan pustul berat; semua yang disebut diatas ditambah nodul dan kista

Sampel darah dikumpulkan dari semua pasien untuk menganalisis kolesterol serum dan trigliserida, jika semua atau satu dari yang disebut diatas meningkat, kami menganalisa HDL dan LDL

Seluruh data dianalisis dengan software statistik SPSS versi 15 (IBM Co, New York, USA). Perbandingan antar variabel dianalisis dengan test -2 Nilai P sama atau kurang dari 0,05 dianggap signifikan secara statistik.

HASIL
Dari 84 partisipan wanita, 19 orang (22,6%) menstruasinya tidak teratur dan 10 orang (11,9%) menderita hirsutisme dan alopesia androgenetik. Riwayat akne dalam keluarga positif pada 49 (49%) partisipan, dan hanya 34 (34%) partisipan yang sedang menjalani terapi akne.

44% partisipan didiagnosis akne sedang, 17% akne berat dan akne 29% akne ringan

Lesi akne berat cenderung terjadi pada durasi yang lebih lama (P=0,006) Pasien wanita dengan hirsutisme menunjukkan derajat akne yang lebih berat dibandingkan dengan mereka yang tidak menderita hirsutisme (P=0,006) tidak ada hubungan yang signifikan antara derajat dengan menstruasi yang tidak teratur (P=0,825)

Kebiasaan Makan Tidak ada hubungan yang signifikan antara berat ringannya akne dengan kebiasaan makan pasien :
pasien makan 3x sehari atau tidak (P=0,454) makan diantara waktu makan (P=0,394) lebih memilih masakan rebus (P=213) makan goreng (P=0,898) makan panggang (P=0,312) makan pedas (P=0,743), atau makanan asin (P=0,454)

Profil Lipid Hanya 87 dari 100 partisipan yang memeriksakan profil lipidnya Tidak ada hubungan yang signifikan antara rata-rata kadar lipid serum dengan berat ringannya akne :
kolesterol serum (P=0,781) trigliserida (P=0,630) HDL (P=0,432) atau LDL (0,103).

Hubungan Derajat Akne dengan Frekuensi Jenis Makanan Yang Dikonsumsi Susu dan produk olahannya Tidak ada hubungan yang signifikan Lemak dan minyak Tidak ada hubungan yang signifikan Buah-buahan dan sayur-sayuran Terdapat korelasi negatif yang signifikan (r= -0,219, P= 0,028) Kacang-kacangan Terdapat korelasi positif secara signifikan (r= 0,265, P= 0,008)

Permen cokelat Terdapat korelasi positif yang signifikan (r= 0,236, P= 0,018) Asinan/acar Tidak ada korelasi

DISKUSI
Analisis kuisioner frekuensi makanan pada penelitian ini menghubungkan makanan tertentu dengan timbulnya akne pada beberapa pasien akne. Peningkatan konsumsi kacang, permen cokelat, dan teh merah berhubungan dengan berat ringannya akne, sedangkan konsumsi sayuran segar sepertinya berhubungan dengan bentuk akne yang lebih ringan.

Penelitian oleh Fulton dkk, Cordain, Adebamowo dkk, Adebamowo dkk, menunjukkan tidak ada hubungan antara akne dengan konsumsi cokelat batangan. Namun berbagai bahan yang ditambakan pada permen cokelat, baik secara terpisah ataupun kombinasi tidak dapat dikesampingkan pada etiologi akne

Korelasi positif antara frekuensi konsumsi kacang dengan berat ringannya akne pada pasien kami dapat dikaitkan dengan kandungan garam atau nilai kalori yang tinggi pada kacang. Namun, temuan ini berbeda dengan temuan oleh Anderson Kafein pada teh dapat dijadikan alasan dibalik asosiasi positif antara konsumsi teh dengan berat ringannya akne pada pasien kami. Namun, tidak ada korelasi signifikan pada jenis minuman lain

Kami tidak menemukan korelasi yang signifikan antara berat ringannnya akne pada tiap jenis susu dan produk olahan susu. Temuan tersebut berbeda dengan Robinson, dan Adebamowo dkk.

Korelasi negatif yang signifikan antara frekuensi konsumsi sayuran segar dengan berat ringannya akne, terlihat dengan konsumsi sayuran segar yg banyak mengurangi beratnya akne

Tami tidak menemukan korelasi antara berat ringannya akne dengan frekuensi mengkonsumsi jenis karbohidrat yang berbeda-beda seperti sereal, kacang, pemanis dan gula. Penelitian ini sesuai dengan temuan Kaymak dkk, namun berbeda dengan temuan Smith dkk Tidak ada hubungan yang signifikan antara normal atau tidaknya profil lipid dengan berat ringannya akne Tidak ada korelasi jam makan, dan metode memasak yang dipakai dengan berat ringannya akne

Pasien wanita yang menderita hirsutisme memiliki bentuk akne yang lebih berat dibandingkan dengan yang tidak menderita hirsutisme. DHT terbukti memperantarai penyakit kulit yang bergantung pada androgen seperti akne, hirsutisme, dan alopesia androgenetik

KESIMPULAN
Diperkirakan beberapa makanan dapat berdampak terhadap timbulnya akne pada pasien akne tertentu, beberapa makanan, jika dihilangkan dari diet pada pasien tersebut, dapat mempengaruhi hasil akhir pada penatalaksanaan akne.

Penelitian kami menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi kacang, permen cokelat, dan teh memiliki hubungan dengan bentuk akne yang lebih berat, sedangkan konsumsi sayuran segar sepertinya memiliki hubungan dengan bentuk akne yang lebih ringan

You might also like