Professional Documents
Culture Documents
Bab I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Strategi pembangunan kesehatan menuju "Indonesia Sehat 2010" mengisyaratkan bahwa seluruh pembangunan kesehatan ditujukan kepada upaya menyehatkan bangsa. Indikator keberhasilan penyehatan bangsa antara lain adalah angka mortalitas dan morbiditas, angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Selama kurun waktu tiga dasawarsa terakhir, terlihat adanya penurunan angka mortalitas dan morbiditas neonatal secara bermakna di seluruh dunia, namun penurunan tersebut lebih terlihat nyata di negara-negara maju dibanding di negara sedang berkembang. Indonesia sebagai negara sedang berkembang, mempunyai angka kematian bayi !"#$ %1,% per 1.000 kelahiran hidup tahun 1&&'$ yang diproyeksikan akan menjadi 1( per 1.000 kelahiran hidup tahun 202)$, sehingga perlu upaya yang keras dalam mencapai sasaran tersebut. Salah satu upaya menurunkan !"# adalah dengan mencegah terjadinya perdarahan otak pada bayi baru lahir sebagai akibat kekurangan *itamin "1. +i beberapa negara !sia angka kesakitan bayi karena perdarahan akibat de,isiensi *itamin " -+."$ berkisar 1/1.200 sampai 1/1.%00 kelahiran hidup 0hailand$. !ngka tersebut dapat turun menjadi 10/100.000 kelahiran hidup dengan pemberian pro,ilaksis *itamin "1 pada bayi baru lahir.1,2 -ermasalahan akibat -+." adalah terjadinya perdarahan otak dengan angka kematian 10-)01 yang umumnya terjadi pada bayi dalam rentang umur 2 minggu23 bulan, dengan akibat angka kecacatan 40-)01. +ata -+." secara nasional di Indonesia belum tersedia. Sedangkan data dari #agian Ilmu "esehatan !nak 5"6I 7S89 tahun 1&&0-2000$ menunjukkan terdapatnya 21 kasus, 1' (11$ di antaranya mengalami komplikasi perdarahan intrakranial catatan medik I"! 7S89 2000$. 0erdapat berbagai penyebab terjadinya -+." pada bayi, antara lain rendahnya kandungan *itamin " pada air susu ibu !SI$ serta belum sempurnanya ,ungsi hati pada bayi baru lahir terutama bayi kurang bulan. :leh karena itu dibutuhkan suatu kebijakan nasional penambahan *itamin " pada bayi guna menunjang program pemberian !SI eksklusi, di Indonesia dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi baru lahir.
I.2. Permasalahan
#ayi baru lahir cenderung memiliki kadar *itamin " dan cadangan *itamin " dalam hati yang relati, lebih rendah dibanding bayi yang lebih besar. Sementara itu pasokan *itamin " dari !SI rendah, sedangkan pasokan *itamin " dari makanan tambahan dan sayuran belum dimulai. ;al ini menyebabkan bayi baru lahir cenderung mengalami de,isiensi *itamin " sehingga berisiko tinggi untuk mengalami perdarahan intrakranial. +i Indonesia pemberian *itamin " pada bayi baru lahir sudah dilakukan, namun belum ada laporan resmi secara regional maupun nasional mengenai pemberian pro,ilaksis *itamin " pada bayi baru lahir, dan apakah pemberian *itamin " ini merupakan suatu standar pelayanan yang harus diberikan kepada semua bayi baru lahir atau hanya diberikan kepada bayi yang memiliki risiko saja bayi dengan berat lahir rendah < ##=7, bayi lahir dengan tindakan yang traumatis, bayi lahir dengan ibu yang mengkonsumsi obat antikoagulan, obat antikon*ulsan, dll$ masih merupakan kontro*ersi. Sampai saat ini Indonesia belum mempunyai suatu penuntun baku mengenai cara pemberian pro,ilaksis *itamin " pada bayi baru lahir. ;al ini memunculkan pertanyaan mengenai apakah *itamin " lebih e,ekti, diberikan secara intramuskular I9$ atau oral, bilamana waktu pemberian, berapa dosis pemberian, siapa yang berwenang memberikan, apakah diberikan secara massal atau pada kasus tertentu saja, dan berapa biayanya. Sediaan *itamin " yang ada di Indonesia adalah *itamin " 4 menadione$ dan *itamin "1 phytomenadione$. #anyak negara di dunia merekomendasi *itamin "1. !ustralia sudah menggunakan *itamin "1 "onakion>$ sebagai regimen pro,ilaksis *itamin " pada bayi baru lahir sejak tahun 1&31$, sehingga diperlukan kajian tentang pemberian pro,ilaksis dengan *itamin " 1 sebagai preparat yang mungkin lebih stabil.4 +i lain pihak terdapat kekhawatiran tentang hubungan antara pro,ilaksis *itamin " dengan kejadian kanker pada anak. "ekhawatiran ini muncul setelah adanya penelitian yang dipublikasikan oleh ?olding dkk pada tahun 1&&2 yang menyatakan adanya peningkatan risiko terjadinya kanker anak pada bayi yang mendapat pro,ilaksis *itamin " intramuskular, namun penelitianpenelitian lain membantah hal ini.),(,20,21 +alam ":@I"! "ongres @asional Ilmu "esehatan !nak$ AI tahun 1&&& di Bakarta dan "ongres -erhimpunan ;ematologi dan 0rans,usi +arah Indonesia -;0+I$ ke .III tahun 1&&( di Surabaya dan ke IA tahun 2001 di Semarang telah dibahas dan direkomendasikan pemberian pro,ilaksis *itamin " pada bayi baru lahir. ;al inilah yang mendorong dilakukannya kajian terhadap pemberian pro,ilaksis *itamin "1 pada bayi baru lahir.
I.3. Tujuan
Tujuan Umum 9encegah kejadian, menurunkan angka kesakitan, angka kematian dan angka kecacatan pada bayi akibat -+." dengan cara pemberian pro,ilaksis *itamin "1 pada bayi baru lahir di Indonesia. Tujuan Khusus 0erwujudnya kajian ilmiah sebagai dasar rekomendasi pemerintah dalam menetapkan kebijakan program pemberian pro,ilaksis *itamin "1 pada bayi baru lahir di Indonesia.
II.2. E(')em'*l*g'
+i !merika Serikat, ,rekuensi -+." yang dilaporkan ber*ariasi antara 0,2)-1,'1. !ngka kejadian -+." ditemukan lebih tinggi pada daerah-daerah yang tidak memberikan pro,ilaksis *itamin " secara rutin pada bayi baru lahir.& Sur*ei di Bepang menemukan kasus ini pada 1/%.)00 bayi, (11 di antaranya ditemukan komplikasi perdarahan intrakranial, sedangkan di 0hailand angka -+." adalah 1/1.200 bayi. 10 !ngka kejadian pada kedua negara ini menurun setelah diperkenalkannya pemberian *itamin " pro,ilaksis pada semua bayi baru lahir. 1,2 !ngka kejadian perdarahan intrakranial karena -+." di 0hailand dilaporkan sebanyak (21 atau )2% kasus dari 3%1 penderita -+.", sedangkan di Inggris 10 kasus dari 2' penderita atau sebesar 4'1. Sedangkan di India angka kejadian -+." dilaporkan sebanyak 1 kasus tiap 1%.000 bayi yang tidak mendapat *itamin " pro,ilaksis saat lahir.11 #erikut ini adalah hasil penelitian di beberapa negara mengenai insidens -+." lambat pada bayi baru lahir baik yang telah mendapat pro,ilaksis *itamin " atau belum (Tabel 1).12
TABEL 1. INSIDENS PDVK LAMBAT DI BERBAGAI NEGARA No 1 # ! ) " 0 % 9 Nama Ungchusak K. Khan$anathiti P 'huansumrit ( Isarangkura P Naka,ama K 1ana2a 3 1ana2a 3 4on Kries 5 4ictora '7 Tahun penelitian 19 ! 19%%&% 19%%& % 19 &9" 19% & 0 19 1& " 19 "& 199 199 Negara Thailand Thailand Thailand Thailand -epang -epang -epang 6ropa (* Pemberian profilaksis vitamin K Tidak Tidak Tidak *ebagian besar & .tidak diketahui/ *ebagian 3a Tidak 3a dan tidak Insidens per 100.000 kelahiran !" 0 0 )+#&%+ #" #0 0 )&10 )+)&%+#
.8ikutip dari Isarangkura P9+ 'huansumrit (. 4itamin K deficienc, in infants. 1ematolog, 1999 6ducational Program and *cientific *upplement of the I: 'ongress of the International *ociet, of 1aematolog,+ (sian&Pacific 8ivision. 9angkok+ Thailand. 1999/
+ata dari #agian Ilmu "esehatan !nak 5akultas "edokteran 6ni*ersitas Indonesia-7umah Sakit 8ipto 9angunkusumo tahun 1&&0-2000 terdapat 21 kasus -+.". 0ujuh belas kasus (11$ mengalami komplikasi perdarahan intrakranial dengan angka kematian 1&1 8atatan 9edik I"!-7S89 tahun 2000$.
II.+. Klas','kas'
-+." dibagi menjadi early, clasiccal dan late berdasarkan pada umur saat kelainan tersebut bermani,estasi Sutor dkk 1&&&, .on "ries 1&&&$. 4-10,12 Early VKDB -+." dini$, timbul pada hari pertama kehidupan. "elainan ini jarang sekali dan biasanya terjadi pada bayi dari ibu yang mengkonsumsi obat-obatan yang dapat mengganggu metabolisme *itamin ". Insidens yang dilaporkan atas bayi dari ibu yang tidak mendapat suplementasi *itamin " adalah antara 3-121 tinjauan oleh Sutor dkk 1&&&$. Classical VKDB -+." klasik$, timbul pada hari ke 1 sampai ' setelah lahir dan lebih sering terjadi pada bayi yang kondisinya tidak optimal pada waktu lahir atau yang terlambat mendapatkan suplementasi makanan. Insidens dilaporkan ber*ariasi, antara 0 sampai 0,%%1 kelahiran. 0idak adanya angka rata-rata kejadian -+." klasik yang pasti karena jarang ditemukan kriteria diagnosis yang menyeluruh. Late VKDB -+." lambat$, timbul pada hari ke ( sampai 3 bulan setelah lahir, sebagian besar timbul pada umur 1 sampai 4 bulan. "ira-kira setengah dari pasien ini mempunyai kelainan hati sebagai penyakit dasar atau kelainan malabsorpsi. -erdarahan intrakranial yang serius timbul pada 40-)01. -ada bayi berisiko mungkin ditemukan tanda-tanda penyakit hati atau kolestasis seperti ikterus yang memanjang, warna ,eses pucat, dan hepatosplenomegali. !ngka rata-rata kejadian -+." pada bayi yang tidak mendapatkan pro,ilaksis *itamin " adalah )-20 per 100.000 kelahiran dengan angka mortalitas sebesar 401 =oughnan dan 9c+ougall 1&&4$.
II.-. Pat*,'s'*l*g'
.itamin " adalah *itamin yang larut dalam lemak, merupakan suatu na,tokuinon yang berperan dalam modi,ikasi dan akti*asi beberapa protein yang berperan dalam pembekuan darah, seperti protrombin atau ,aktor II,.II,IA,A dan antikoagulan protein 8 dan S, serta beberapa protein lain seperti protein F dan 9 yang belum banyak diketahui perannya dalam pembekuan darah. 12-1% !da tiga bentuk *itamin " yang diketahui yaitu/ 12-1% .itamin "1 phytomenadione$, tedapat pada sayuran hijau. Sediaan yang ada saat ini adalah cremophor dan vitamin K mixed micelles "99$. .itamin "2 menaquinone$ disintesis oleh ,lora usus normal seperti Bacteriodes fragilis dan beberapa strain E. coli. .itamin "4 menadione$ merupakan *itamin " sintetik yang sekarang jarang diberikan pada neonatus karena dilaporkan dapat menyebabkan anemia hemolitik.
Secara ,isiologis kadar ,aktor koagulasi yang bergantung pada *itamin " dalam tali pusat sekitar )01 dan akan menurun dengan cepat mencapai titik terendah dalam %(-'2 jam setelah kelahiran. "emudian kadar ,aktor ini akan bertambah secara perlahan selama beberapa minggu tetapi tetap berada di bawah kadar orang dewasa. -eningkatan ini disebabkan oleh absorpsi *itamin " dari makanan. Sedangkan bayi baru lahir relati, kekurangan *itamin " karena berbagai alasan, antara lain simpanan *itamin " yang rendah pada waktu lahir, sedikitnya perpindahan *itamin " melalui plasenta, rendahnya kadar *itamin " pada !SI dan sterilitas saluran cerna. 40 0empat perdarahan utama adalah umbilikus, membran mukosa, saluran cerna, sirkumsisi dan pungsi *ena. Selain itu perdarahan dapat berupa hematoma yang ditemukan pada tempat trauma, seperti hematoma se,al. !kibat lebih lanjut adalah timbulnya perdarahan intrakranial yang merupakan penyebab mortalitas atau morbiditas yang menetap.4-3
II./. D'agn*s's
+iagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan ,isik dan pemeriksaan penunjang. -enurunan kompleks protombin ,aktor II,.II,IA,A$ ditandai oleh pemanjangan masa pembekuan, masa protrombin dan masa tromboplastin parsial. 9asa perdarahan, jumlah leukosit dan trombosit biasanya normal. "ebanyakan kasus disertai anemia normokromik normositik.2,4,12
-emeriksaan yang lebih spesi,ik yaitu pemeriksaan dekarboksilasi kompleks protrombin protein induced y vitamin K a sence ! "#VK$%##$, pengukuran kadar *itamin " 1 plasma atau pengukuran areptilase time yang menggunakan bisa ular Echis crinatum.12,1)-13 -emeriksaan tersebut saat ini belum dapat dilakukan di Indonesia. -erdarahan intrakranial dapat terlihat jelas dengan pemeriksaan 6S? kepala, 80-Scan, atau 97I. -emeriksaan ini selain untuk diagnostik, juga digunakan untuk menentukan prognosis. &,1)
II.0. K*m(l'kas'
"omplikasi pemberian *itamin " antara lain reaksi ana,ilaksis bila diberikan secara I.$, anemia hemolitik, hiperbilirubinemia dosis tinggi$ dan hematoma pada lokasi suntikan. &
Level of evidence:
Ia. Ib. 9eta-analisis randomi0ed controlled trials. 9inimal satu randomi0ed controlled trials.
9inimal satu non%randomi0ed controlled trials. Studi kohort dan < atau studi kasus-kontrol Studi cross%sectional Seri kasus dan laporan kasus "onsensus dan pendapat ahli
Rekomendasi/ $. Evidence yang termasuk dalam level Ia atau Ib B. Evidence yang termasuk dalam level IIa atau II b C. Evidence yang termasuk dalam level IIIa, IIIb, atau I.
.itamin " yang digunakan untuk pro,ilaksis adalah *itamin "1. 8ara pemberian dapat dilakukan baik secara I9 ataupun oral. 13,(,&,12,1'-22
Intramuskular, dengan dosis 1 mg pada seluruh bayi baru lahir. -emberian dengan dosis tunggal diberikan pada waktu bayi baru lahir. :ral, dengan dosis tunggal 2 mg diberikan tiga kali, yaitu pada saat bayi baru lahir, pada umur 4-' hari, dan pada umur %-( minggu.
-emberian *itamin " pro,ilaksis I9 menunjukkan insidens -+." lambat lebih kecil dibandingkan dengan cara pemberian oral (Tabel 2). "onsensus berbagai organisasi pro,esi di Selandia baru dokter anak, dokter umum, dokter kebidanan, bidan dan perawat$ merekomendasikan bahwa semua bayi seharusnya mendapat pro,ilaksis *itamin ". 8ara pemberian yang direkomendasikan adalah secara I9 1 mg bagi bayi prematur K 0,) mg$ diberikan pada waktu lahir. Bika orang tua tidak setuju dengan pemberian secara I9, maka bayi diberikan *itamin " oral 2 mg yang diberikan 4 kali yaitu pada waktu baru lahir, umur 4-) hari dan %-3 minggu. Bika bayi muntah dalam waktu satu jam setelah pemberian oral maka pemberiannya harus diulang.% ;al ini juga direkomendasikan oleh @;978 pada tahun 2000, 'e( orn *ervices &edical +uidelines Selandia #aru$ pada tahun 2000 dan British Colum ia /eproductive Care "rogram pada tahun 2001.),( TABEL 2. INSIDENS PDVK LAMBAT DENGAN VITAMIN K PROFILAKSIS IM VS ORAL 'ara pemberian IM: K1 1 mg pada 2aktu lahir+ dosis tunggal Oral: K1 1 mg+ !=+ 10+ >1+ >)&0 K1 1 mg+ !=+ 11+ 1!+ >!&) K>> # mg 11+ 1) K1 1mg 10+#"ug;1+ selama ! bulan K1 # mg< dosis tunggal di Thailand Tanpa vitamin K profilaksis di Thailand Insidens -umlah P84K per 100.000 kelahiran lambat;total kelahiran 0<!#".000 1<!%."00 1<)0.0#" 1<#0.%"0 1< %. 00 )&%<100.000 !"& 0<100.000 0 #+% #+" )+ 1+1 )&% !0& 0
.dikutip dari Isarangkura P9+ 'huansumrit (. 4itamin K deficienc, in infants. 1ematolog, 1999 6ducational Program and *cientific *upplement of the I: 'ongress of the International *ociet, of 1aematolog,+ (sian&Pacific 8ivision. 9angkok+ Thailand. 1999/
#nternational *ociety on 3hrom osis and .aemostasis, "ediatric4"erinatal *u committee seperti yang dilaporkan oleh Sutor dkk2% tahun 1&&&$ menyatakan bahwa pemberian *itamin " baik secara oral maupun I9 sama e,ekti, dalam mencegah -+." klasik, tetapi *itamin " I9 lebih e,ekti, dalam mencegah -+." lambat. I,ikasi pro,ilaksis oral meningkat dengan pemberian berulang 4 kali daripada dosis tunggal, dan e,ikasi lebih tinggi bila diberikan dalam dosis 2 mg daripada dosis 1 mg. -emberian *itamin " oral yang diberikan tiap hari atau tiap minggu sama e,ekti, dengan pro,ilaksis *itamin " I9.
Intramuskular $merican $cademy of "ediatricians !!-$ tahun 2004$ merekomendasikan bahwa .itamin " harus diberikan kepada semua bayi baru lahir secara I9 dengan dosis 0,)-1 mg.2) Canadian "aediatric *ociety 1&&'$ juga merekomendasikan pemberian *itamin " secara I9. 9etode ini lebih disukai di !merika 6tara karena e,ikasi dan tingkat kepatuhan yang tinggi.3 1ral !!- juga menyatakan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang e,ikasi, keamanan, bioa*ailabilitas dan dosis optimal *itamin " oral sediaan baru "99$ untuk mencegah -+." lambat.2) 8ara pemberian oral merupakan alternati, pada kasus-kasus bila orangtua pasien menolak cara pemberian I9 untuk melindungi bayi mereka dari nyeri karena injeksi I9.4,) +i samping itu untuk keamanan, bayi yang ditolong oleh dukun bayi, sebaiknya diberikan secara oral. 8ara pemberian *itamin " secara I9 lebih disukai dengan alasan berikut ini/4,%,),12 !bsorpsi .itamin "1 oral tidak sebaik *itamin "1 I9, terutama pada bayi yang menderita diare. #eberapa dosis *itamin "1 oral diperlukan selama beberapa minggu. Sebagai konsekuensinya, tingkat kepatuhan orang tua pasien merupakan suatu masalah tersendiri. 9ungkin terdapat asupan *itamin " 1 oral yang tidak adekuat karena absorpsinya atau adanya regurgitasi. I,ekti*itas *itamin "1 oral belum diakui secara penuh.
Harga vitamin K profilaksis IM 1 mg berkisar antara US$ 0,5-1 per dosis untuk setiap ba i baru la!ir" #ank $unia mengklasifikasikan intervensi disa ility% ad5usted life years %$&'() kurang dari US$ 100 adala! paling efektif"1* I#.3. Hubungan Pr*,'laks's #'tam'n K )an Kanker (a)a Anak
0idak ada cukup bukti yang mendukung hubungan pro,ilaksis *itamin " dengan insidens kanker pada anak di kemudian hari. ;al ini berdasarkan pada satu penelitian yang melibatkan )%.000 kelahiran di !merika Serikat, satu penelitian yang melibatkan 1.4(4.000 bayi di Swedia, dua penelitian case control terhadap 142 dan 2'2 anak dengan kanker, penelitian case control berbasis pada populasi pada )1) anak di Skotlandia, dan penelitian case control lain atas 3() anak penderita kanker.),(,23,2' -enelitian case control dilakukan oleh .on "ries dkk2( 1&&3$ terhadap 2'2 anak yang menderita leukemia dan kanker lainnya untuk mengetahui hubungan antara pemberian
pro,ilaksis *itamin " I9 dengan terjadinya kanker pada anak. +idapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara pemberian pro,ilaksis *itamin " I9 dengan terjadinya kanker pada anak. "elompok kerja *itamin " !!- meninjau ulang laporan yang dikemukakan oleh ?olding dkk serta in,ormasi lain, juga menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pemberian *itamin " I9 dengan leukemia pada anak atau kanker anak lainnya. 2)
Bab # BIA4A
+i Indonesia terdapat 2 macam sediaan yaitu .itamin " 4 dan .itamin "1, namun demikian sediaan yang ada diperuntukkan orang dewasa. #eberapa perusahaan ,armasi yang memproduksi *itamin " 4 adalah "imia 5arma, b=ancet, Irella, sedangkan yang memproduksi *itamin "1 adalah -haros. #ila diasumsikan angka kelahiran penduduk adalah 4,1<100 penduduk< tahun, maka jumlah bayi lahir K 4,1<100 J 220 juta penduduk < tahun K 3.(20.000<tahun. .itamin " 1 yang saat ini beredar di Indonesia adalah *itamin " 1 I9 10 mg<ml seharga 7p 1.044,- dan oral dalam bentuk tablet salut gula 10 mg seharga 7p '4),- -edoman 6mum -engadaan :bat -elayanan "esehatan +asar tahun 2004$. -erhitungan biaya pemberian *itamin "1 pro,ilaksis adalah sebagai berikut: "ebutuhan biaya pro,ilaksis *itamin "1 I9 pada bayi baru lahir selama satu tahun adalah sebesar/ 3.(20.000 J 7p 1.044,- K 7p '.0%).030.000,;arga semprit 1 ml L 7p ).000,- maka biaya yang dikeluarkan adalah 3.(20.000 J 7p ).000,- K 7p 4%.100.000.000,Badi total biaya yang harus dikeluarkan per tahun K 7p '.0%).030.000,- M 7p 4%.100.000.000,- K 7p %1.1%).030.000, Sedangkan untuk sediaan tablet 10 mg dengan tiga kali pemberian adalah/ 3.(20.000 J 4 pemberian $ J 7p '4),- K 7p. 1).04(.100.000,-
#ila penderita -+." diperkirakan 1 per 1200 kelahiran hidup maka bayi yang menderita -+." adalah )3(4, maka jumlah kematian karena -+." adalah 201 dari )3(4 yaitu 1143 maka/ 'um er 'eeded to 3reat @@0$ K 3.(20.000<1143 K 3004 N 3000$ @@0 K 3000 berarti bahwa/ 6ntuk mencegah 1 kematian karena -+." harus diberikan pro,ilaksis kepada 3000 bayi baru lahir, #ila diterjemahkan dalam biaya, maka untuk mencegah 1 kematian akibat -+." diperlukan biaya sebesar 7p )000M1000$ J 3000 K 7p. 43.000.000,- bila diberikan secara
I9, atau sebesar 7p. '4) J 3000 K 7p. %.%10.000,- bila diberikan secara oral. ;al di atas tidak termasuk biaya transportasi, distribusi, penyimpanan dan aspek logistik lain.
Bab #I EK1$ENDA"I
+ari analisis di atas maka bersama ini diajukan rekomendasi sebagai berikut/ 1. 2. 4. %. Semua bayi baru lahir harus mendapat pro,ilaksis *itamin " 1. (Rekomendasi A) Benis *itamin " yang digunakan adalah *itamin " 1. (Rekomendasi A) 8ara pemberian *itamin "1 adalah secara intramuskular atau oral. (Rekomendasi A) +osis yang diberikan untuk semua bayi baru lahir adalah/ Intramuskular, 1 mg dosis tunggal atau :ral, 4 kali L2 mg, diberikan pada waktu bayi baru lahir, umur 4-' hari, dan pada saat bayi berumur 1-2 bulan. (Rekomendasi A) 6ntuk bayi yang lahir ditolong oleh dukun maka diwajibkan pemberian pro,ilaksis *itamin "1 secara oral. (Rekomendasi C) "ebijakan ini harus dikoordinasikan bersama +irektorat -elayanan 5armasi dan -eralatan dalam penyediaan *itamin " 1 dosis injeksi 2 mg<ml<ampul, *itamin " 1 dosis 2 mg<tablet yang dikemas dalam bentuk strip 4 tablet atau kelipatannya. (Rekomendasi C) -ro,ilaksis *itamin "1 pada bayi baru lahir dijadikan sebagai program nasional. (Rekomendasi C)
). 3.
'.
DA!TA PU"TAKA
1. 2. +" Isarangkura -. .itamin " prophylaJis in newborn babies. B -aedtr :bstet ?ynecol 1&&1C1'/)-&. 8huansumrit !, Isarangkura -, ;athirat -. .itamin " de,iciency bleeding in 0hailand/ a 42 year history. Southeast !sian B 0rop 9ed -ublic ;ealth 1&&(C2&/3%&-)%. @ational health and medical research council !ustralia. Boint statement and recommendations on *itamin " to newborn in,ants to pre*ent *itamin " de,iciency bleeding in in,ancy. :ktober 2000. +idapat dari U,'- http/<<www.health. go*.au <nhmrc<publications<pd,<ch4&.pd, 5etus and @ewborn 8ommittee o, 0he -aediatric Society o, @ew Fealand, 0he @ew Fealand 8ollege o, 9idwi*es, 0he @ew Fealand @urses :rganisation, 0he 7oyal @ew Fealand 8ollege o, ?eneral -ractitioners, 0he 7oyal !ustralian and @ew Fealand 8ollege o, :bstetricians and ?ynaecologists. .itamin " prophylaJis in the newborn. -rescriber 6pdate @o.21/43-%0. +idapat dari 67=/http/<<www.medsa,e.go*t.nD<-ro,s<-6articles<*itk.htm #ritish 8olumbia 7eproducti*e 8are -rogram. .itamin " prophylaJis. 9aret 2001. +idapat dari 67=/http<<www.rcp.go*.bc.ca<?uideline<@ewborn<9aster.@b12..it".pd, 8anadian -ediatric Society 2002. .itamin " injection 2 best pre*ention. +idapat dari/ 67=/ http/<<www.cps.ca<english<8-S-<I,,ecti*e<highlightspch.htmO< .itamin"injection ;ey I. .itamin "2what, why, and when. !rch +is 8hild 5etal @eonatal Id. 2004C((/5(0-4. "night +. .itamin " prophylaJis and haemorrhagic disease o, the newborn. @ewborn Ser*ices 9edical ?uidelines. Banuari 2000. +idapat dari 67=/http/<<www.adhb.go*t.nD<newborn<9edical?uidelines<.itamin".ht m St Bohn I#. ;emorrhagic disease o, newborn. Buni 2002. +idapat dari 67=/http/<<www.emedicine.com .anderbilt 6ni*ersity 9edical 8enter. ;emorrhagic disease o, the newborn. +idapat dari 67=/http/<<www.nc.*anderbilt.edu<peds<pidl<gi<indeJ.htm Shendurnikar @, 7ana ;, ?andhi +B. =ate ;emorrhagic disease o, the newborn. Indian -ed 2001C4(/11&(-&. Isarangkura -#, 8huansumrit !. .itamin " de,iciency in in,ants. ;ematology 1&&& Iducational -rogram and Scienti,ic Supplement o, the IA 8ongress o, the International Society o, ;aematology, !sian-aci,ic +i*ision. #angkok, 0hailand. 1&&&/1)%-&. =ane !-, ;athaway IH. .itamin " in in,ancy. B -ediatr 1&()C103/4)1-&. 9arin B7. +e*elopment and disorders o, organ systems. +alam/ 5anaro,, !!, 9artin B7, penyunting. @eonatal-perinatal medicine disease o, the ,etus and in,ant. Idisi ke-3. St =ouis/ 9osbyC1&&'.h.12%2-%. 9oe -?, Seay !7. @eurologic and muscular disorders. +alam/ ;ay HH, ;ayward !7, =e*in 9B, penyunting. 8urrentPs pediatric/ diagnosis and treatment. Idisi ke-1). @ew Gork/ 9c?raw-;ill 8oC 2001. h. 343-3).
%.
5" ."
'.
/"
0" 10"
11. 12.
14. 1%.
1).
13. 1'.
1(. 1&.
*0"
*on "ries 7, ?reer 57, Suttie BH. !ssessment o, *itamin " status o, the newborn in,ant. B -ediatr ?astroenterol @utr 1&&4C13/ 241-(. -intadit -, Isarangkura -#, 8halermchandra ", -ongcharoen S, Sasanakul H, 8hulajat 7, dkk. .itamin " prophylaJis in the neonates by oral route with di,,erent dosages. B 9ed !ssoc 0hai. 1&(& BanC '2 Suppl 1/12)-&. Shendurnikar @, 7ana ;, ?andhi +B. =ate hemorrhagic disease o, the newborn. Indian -ed 2001C4(/11&(-&. -uckett 7m, :,,ringa 9. -rophylactic *itamin " ,or *itamin " de,iciency bleeding in neonates 8ochrane 7e*iew$. +alam/ 0he 8ochrane =ibrary, 2002. ?uideline ,or newborn administration o, *itamin ". Banuari 2004. +idapat dari/ 67=/http/<<www.midwi*es.mb.ca<Standards!nd-olicies<?dlnnewborn!dmin:,.itamin".htm .itamin " and the newborn. @IB9 1&&4C42&/&)'-(. Hariyar 6, ;ilton S, -agan B, 0in H, ;ey I. SiJ yearsP eJperience o, prophylactic o, oral *itamin ". !rch +is 8hild 5etal @eonatal 2000C(2/53%-(. 8ornelissen 9, *on "reis 7, =oughnan -, Schubiger ?. -re*ention o, *itamin " de,iciency bleeding/ e,,icacy o, di,,erent multiple oral dose schedules o, *itamin ". Iur B -ediatr 1&&'C1)3/123-40. Sutor !;, *on "ries 7, 8ornelissen I!, 9c@inch !H, !ndrew 9. .itamin " de,iciency bleeding ."+#$ in in,ancy. IS0; -ediatric<-erinatal Subcommittee. International Society on 0hrombosis and ;aemostasis. 0hromb ;aemost 1&&C(1/%)3-31. !merican !cademy o, -ediatrics. 8ontro*ersies concerning *itamin " and the newborn. -ediatrics 1&&4C&1/1001-4. -assmore SB, +raper ?, #rownbill -, "roll 9. 8ase-control studies o, relation between childhood cancer and neonatal *itamin " administration. #9B 1&&(C413/1'(-(%. -assmore SB, +raper ?, #rownbill -, "roll 9. Icological studies o, relation between hospital policies on neonatal *itamin " administration and subseQuent occurrence o, childhood cancer #9B 1&&(C413/1(%-&. *on "ries 7, ?obel 6, ;achmeister !, "aletsch 6, 9ichaelis B. .itamin " and childhood cancer/ a population based case-control study in =ower SaJony, ?ermany. +raper ?, 9c@inch !. .itamin " ,or neonates/ the contro*ersy. #9B 1&&%C40(C (3'-(. ?reer 57, 9arshall S-, Se*erson 77, Smith +!, Shearer 9B, -ace +?, dkk. ! new miJed micellar preparation ,or oral *itamin " prophylaJis/ randomised controlled comparison with an intramuscular ,ormulation in breast ,ed in,ants. !rch +is 8hild 1&&(C'&/400-). Fypursky !. .itamin " at birth. #9B 1&&3C414/1'&-(0. #arton BS, 0ripp B;, 9c@inch !H. @eonatal *itamin " prophylaJis in the #ritish Isles/ current practice and trends. #9B 1&&)C410/342-4. 8roucher 8, !DDopardi +. 8ompliance with recommendations ,or gi*ing *itamin " to newborn in,ants. #9B 1&&%C40(/(&%-).
PANEL AHLI 1. Prof. 85. 8r. >oeslichan+ >?+ *p(.K/ Perhimpunan 1ematologi dan Transfusi 8arah Indonesia .P1T8I/ *ubbagian 1ematologi+ IK(+ @KUI&5*UPN 'ipto >angunkusumo -akarta #. Prof. 8r. (chmad *ur$ono+ Ph8+ *p(.K/ UKK Perinatologi Ikatan 8okter (nak Indonesia .I8(I/ 9agian IK(+ @K U7>&5*UP 8r. *ard$ito 3og,akarta !. 8r. >. *holeh Kosim+ *p(.K/ Ketua UKK Perinatologi Ikatan 8okter (nak Indonesia .I8(I/ *ubbagian Perinatologi+ IK(+ @K UN8IP& 5*U 8r. Kar,adi *emarang ). 8r. 1. 8$a$adiman 7atot+ *p(.K/ Perhimpunan 1ematologi dan Transfusi 8arah Indonesia .P1T8I/ *ubbagian 1ematologi+ IK(+ @KUI&5*UPN.'ipto >angunkusumo -akarta ". 8r. @atimah Indarso+ *p (.K/ UKK Perinatologi Ikatan 8okter (nak Indonesia .I8(I/ 9agian IK(+ @K UN(I5&5*UP 8r. *oetomo *uraba,a UNIT PENGKAJIAN TEKNOLOGI KESEHATAN INDONESIA 1. Prof. 85. 8r. *udigdo *astroasmoro+ *p(.K/ Ketua #. 8r. *antoso *oeroso+ *p(.K/+ >(5* (nggota !. 8r. 5atna >ardiati+ *pK(nggota ). 8r. Au2uh Utami+ > Kes (nggota ". 8rg. 5arit 7empari+ >(5* (nggota 0. 8r. @rida *oesanti (nggota %. 8r. Nila Kusumasari (nggota