You are on page 1of 6

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Saat ini penggunaan sistem pendingin menjadi hal yang sangat penting untuk sebuah kenyamanan hampir semua kantor, hotel, laboratorium dan bangunan-bangunan umum di Indonesia menggunakan sistem pendingin. Selain digunakan untuk mendukung aktifitas manusia di dalam ruang, sistem pendingin juga digunakan pada bidang industri seperti pengawetan makanan, perminyakan, dan petrokimia. Sistem pendingin yang umum dipakai selama ini adalah sistem pendingin kompresi uap di mana dalam pengoperasiannya membutuhkan daya listrik yang cukup besar untuk menggerakkan kompresor. Seperti halnya sistem pendingin kompresi uap, refrigerasi absorpsi beroperasi dengan kondensor, katup ekspansi, dan evaporator. Namun bedanya dengan sistem kompresi uap yang menggunakan kompresor untuk menaikkan tekanan refrigeran, pada sistem absorpsi uap komponen ini digantikan oleh generator, absorber, pompa dan katup ekspansi. Pada generator diberikan sejumlah kalor agar refrigeran (dalam bentuk larutan) menguap dan tekanannya meningkat, sedangkan pada absorber terjadi pelepasan kalor hasil dari reaksi absorpsi (eksoterm) dimana absorben (larutan lemah) menyerap refrigeran. Hal ini sangat menguntungkan karena energi kalor yang diperlukan untuk menjalankan proses pada generator dapat diperoleh dengan mudah, baik dari energi tingkat tinggi yang didapatkan langsung dari proses pembakaran ataupun dari energi panas sisa pembakaran sebelum dibuang ke stack, energi surya yang melimpah, energi panas geothermal dan lainnya.

Pengembangan sistem pendingin absorpsi salah satunya sistem pendingin absropsi difusi yang berbeda dengan sistem arbsorpsi konvensional. Pada sistem absorbsi konvensional dengan kapasitas pendinginan yang cukup besar penurunan tekanan refrigeran pada evaporatornya didapatkan dengan melewatkan refrigeran kondensat dari kondesor pada sebuah katup ekspansi sehingga temperatur refrigeran juga ikut mengalami penurunan. Sementara pada sistem pendingin absorpsi difusi, semua siklus di dalam sistem terjadi secara natural circulation dimana refrigeran bertekanan (parsial) rendah pada evaporator diperoleh dengan adanya bantuan dari gas inert yang dapat berupa hidrogen ataupun helium, yang mana gas ini bercampur dengan refrigeran namun tidak turut bereaksi. Gas ini berperan untuk mengendalikan tekanan total fluida di dalam evaporator sama dengan tekanan total pada komponen lain, serta tekanan parsial dari refrigeran cair tetap rendah. COP dari sistem pendingin difusi absorpsi sangat rendah dan salah satu komponen yang menentukan COP dari sistem difusi absorpsi adalah evaporator oleh karena itu dibuat modifikasi dari evaporator agar mendapatkan COP yang lebih tinggi selain itu perlu adanya suatu studi eksperimental untuk mengetahui lebih lanjut mengenai cara kerja, serta karakteristik perpindahan panas evaporator ini sehingga nantinya dapat membantu penelitian dan pengembangan sistem pendingin absorpsi difusi secara keseluruhan. 1.2 Rumusan Masalah Dalam penyusunan tugas akhir ini, rumusan masalah yang akan dibahas antara lain : 1. Bagaimana cara kerja dari evaporator pada sistem pendingin absorpsi difusi R22-DMF.

2. Bagaimana pengaruh daya generator terhadap kapasitas pendinginan serta laju alir massa refrigeran pada evaporator. 3. Bagaimana pengaruh beban pendinginan terhadap terhadap kapasitas pendinginan. 4. Mengetahui pengaruh daya generator terhadap laju alir massa refrigeran evaporator. 5. Bagaimana karakteristik perpindahan panas modifikasi evaportor pada sistem pendingin absorpsi difusi yang diteliti. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penulisan tugas akhir ini antara lain : 1. Mendesain ulang evaporator dengan kapasitas pendinginan yang lebih bagus dari yang ada di unit pendingin DAR di laboraturium Teknik Pendingin dan Pengkondisian Udara. 2. Mengetahui cara kerja evaporator sistem absorpsi difusi R22-DMF. 3. Mengetahui Pengaruh daya generator terhadap kapasitas pendinginan. 4. Mengetahui karakteristik perpindahan panas modifikasi evaporator sistem pendingin absorpsi difusi R22-DMF. 5. 1.4 Batasan Masalah Pada penelitian ini digunakan beberapa batasan masalah sehingga bahasan yang dilakukan tidak melenceng dari tujuan yang ada. Adapun batasan masalah yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Siklus diasumsikan berlangsung dalam keadaan tunak (steady state). 2. Material terbuat dari tembaga. 3. Perpindahan panas yang terjadi pada evaporator dilihat secara 1 dimensi saja, yaitu arah tegak lurus dengan plat datar vertikal evaporator. 4. Hal-hal yang berhubungan dengan analisa kimiawi tidak ikut dibahas. 5. Perpindahan panas dengan cara radiasi diabaikan. 6. Konsentrasi R22 melewati rectifier adalah 100%. 1.5 Manfaat Penelitian Dalam pelaksanaan tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Dapat memberikan solusi tentang teknologi sistem referigerasi yang hemat energi. 2. Dapat memberikan pengetahuan dan gambaran mengenai sitem refrigerasi absorpsi serta karakteristiknya kepada para pembaca. 3. Dapat mengetahui karakteristik perpindahan panas dari evaporator yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dari sistem pendingin absorpsi difusi R22-DMF. 4. Menjadi langkah awal peluang penghematan energi melalui pengembangan sistem absorpsi refrigerasi yang memanfaatan waste energy. 1.6 Sistematika Penulisan Metode penulisan yang digunakan dalam mengerjakan tugas akhir ini adalah studi pustaka, dimana dibutuhkan

beberapa referensi yang mendukung demi terselesaikannya tugas akhir. Adapun sistematika dalam penulisan ini adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini berisi latar belakang dibuatnya tugas akhir, rumusan masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, manfaat penulisan dan sistematika penulisan. BAB II : DASAR TEORI Pada bab ini berisi mengenai teori yang mendasari penyusunan laporan tugas akhir secara umum, khususnya yang berhubungan dengan sistem absorpsi refrigerasi dan tentang detail evaporator sistem. BAB III : METODOLOGI Pada bab ini membahas tentang metode penelitian, perhitungan, sasaran penelitian, teknik pengumpulan data, dan langkah analisis data. BAB IV : ANALISA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini menguraikan hasil perhitungan beban pendinginan, kapasitas pendinginan evaporator, laju alir massa refrigeran, koefisien konveksi natural sistem pendingin serta pembahasan tentang fenomena hasil perhitungan. BAB V : PENUTUP Pada bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan dari keseluruhan proses penyusunan Tugas Akhir dan hasil dari pengujian alat dalam hal ini alat refrigerasi absorpsi difusi R22-DMF.

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

You might also like