You are on page 1of 4

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Manusia dan lingkungan memiliki hubungan yang tidak dapat terpisahkan. Manusia sangat bergantung pada lingkungan yang memberikan sumberdaya alam untuk tetap bertahan hidup. Adanya keterbatasan daya dukung (carrying capacity) lingkungan, menyebabkan manusia harus memperhatikan kelestarian lingkungan agar fungsi-fungsi lingkungan dapat berjalan sehingga dapat mendukung penghidupan berkelanjutan (1,2). Sampah merupakan salah satu masalah penting dalam permasalahan lingkungan hidup yang harus mendapat penanganan sehingga tidak menimbulkan dampak lanjutan yang membahayakan. Permasalahan sampah akibat pengelolaan yang kurang baik menimbulkan dampak pada kesehatan, lingkungan dan estetika. Selain permasalahan sampah, limbah juga merupakan masalah lingkungan yang harus ditangani. Pengelolaan terhadap limbah perlu dilakukan dengan cara yang tepat dan mudah bahkan dapat dimanfaatkan. Salah satu limbah yang perlu penanganan khusus ialah limbah cair. Oleh sebab itu setiap kegiatan yang menimbulkan limbah cair harus dikelola terlebih dahulu dalam suatu sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sebelum kemudian dikembalikan ke lingkungan sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 112 Tahun 2003 Pasal 8 tentang baku air limbah domestik (3,4). Kota Banjarmasin merupakan salah satu kota yang mempunyai kepadatan penduduk sekitar 84 jiwa/ha dengan jumlah penduduk 649.725. Berdasarkan data kependudukan tersebut dan jika perkiraan setiap orang dalam sehari

2 menghasilkan 0,5 kilogram limbah tinja per hari, maka total produksinya sekitar 301 ton per hari. Jumlah ini belum termasuk limbah domestik lain seperti buangan dapur, cucian dan kamar mandi. Masalah pencemaran lingkungan di Kota Banjarmasin telah menunjukkan gejala yang cukup besar, khususnya masalah pencemaran air. Penyebab dari pencemaran air tersebut tidak hanya berasal dari buangan industri yang membuang begitu saja air limbahnya tanpa pengolahan lebih dahulu ke sungai, tetapi yang paling besar memegang andil baik secara sengaja atau tidak adalah air limbah dari warga Banjarmasin itu sendiri. Yakni akibat air buangan rumah tangga yang jumlahnya makin hari makin besar sesuai dengan perkembangan penduduk maupun perkembangan Kota Banjarmasin. Di tambah lagi rendahnya kesadaran masyarakat yang langsung membuang kotoran/tinja maupun limbah padat/sampah ke dalam sungai, menyebabkan proses pencemaran sungai-sungai yang ada di Banjarmasin bertambah cepat. Apabilla kondisi ini tidak menjadi perhatian serius maka lingkungan serta sungai akan semakin tercemar. Penyakit yang menggunakan media air pun dapat mengancm masyarakat setiap saat. Bahkan ikan yang hidup diair secara perlahan akan punah. Padahal sungai merupakan urat nadi keperluan dan aktivitas masyarakat Banjarmasin (5, 6) Oleh karena itu, dalam rangka mengatasi permasalahan pengolahan air limbah tersebut didirikan PD PAL di Kota Banjarmasin pada tanggal 24 Agustus 2006. Hal ini berdasarkan PERDA No. 3 Tahun 2006 tentang Pembentukan PD PAL Kota Banjarmasin. PD PAL merupakan perusahaan milik daerah yang berkedudukan di Kota Banjarmasin dan bertanggung jawab kepada walikota serta mempunyai tugas pokok membangun, memelihara, membuat suatu sistem pengoperasian dan pengolahan air limbah melalui jaringan pipa dan non perpipaan (off site/on site) sesuai dengan standar baku mutu. Sedangkan untuk pengelolaan sampah, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pengelolaan

3 Persampahan/Kebersihan dan Pertamanan. Dalam peraturan ini dijelaskan bahwa pengolahan sampah yang dilakukan meliputi Pengurangan; Penanganan Sampah; dan Pengelolaan sampah spesifik. Namun, dalam pelaksanaanya pengelolaan sampah ini masih menghadapi kendala utama, yaitu rendahnya kesadaran masyarakat untuk memilah sampah (5,6,7). Salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut yaitu melalui pengembangan Bank Sampah. Bank sampah adalah salah satu strategi penerapan 3R (Reuse, Reduce, Recycle) dalam pengelolaan sampah pada sumbernya di tingkat masyarakat. Pelaksanaan bank sampah pada prinsipnya adalah satu rekayasa sosial (social engineering) untuk mengajak masyarakat memilah sampah. Pelaksanaan bank sampah dapat memberikan output nyata bagi masyarakat berupa kesempatan kerja dalam melaksanakan manajemen operasi bank sampah dan investasi dalam bentuk tabungan. Pembangunan bank sampah ini harus menjadi momentum awal membina kesadaran kolektif masyarakat untuk memulai memilah, mendaur-ulang, dan memanfaatkan sampah, karena sampah mempunyai nilai jual yang cukup baik, sehingga pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan (8,9)

B. Tujuan Kegiatan Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka tujuan penulisan laporan kegiatan ini adalah: 1. Tujuan Umum Tujuan umum penulisan laporan skill lapangan ini adalah untuk mengetahui pengelolaan limbah dan sampah di PD PAL Kota Banjarmasin dan Bank Sampah Gemilang Berseri. 2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui: a. Sistem Pengelolaan Limbah di PD PAL Kota Banjarmasin

4 b. Sistem Pengelolaan Sampah di Bank Sampah Gemilang Berseri. c. Menganalisis kesenjangan antara teori proses pengelolaan limbah dan sampah d PiD PAL Kota Banjarmasin dan Bank Sampah Gemilang Berseri.

A. Manfaat Kegiatan Manfaat yang diharapkan dari penulisan laporan ini, yaitu: 1. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa dan pembaca mengenai pengelolaan limbah dan sampah di PD PAL Gemilang Berseri. 2. Memberikan rekomendasi kepada pihak PD PAL Kota Banjarmasin dan Bank Sampah Gemilang Berseri sehingga dapat meningkatkan kualitas dalam pengelolaan air limbah dan sampah. Kota Banjarmasin dan Bank Sampah

You might also like