You are on page 1of 15

Pemasangan Tampon Hidung

KELOMPOK 10
Dicky Yunanta Helmi Fatmajayanti Lintang Mareta Riska Triana M Deni Haryanto

Memasang tampon hidung adalah tindakan memasukkan kapas atau kassa yang dibuat secara khusus ke dalam rongga hidung untuk memberikan tekanan yang cukup dalam rongga hidung agar tidak terus menerus keluar sehingga perdarahan pada hidung berhenti. (Lembaga Ummu Shalihah, 2004)

1. Tampon Hidung Anterior Digunakan pada perdarahan hidung anterior. Perdarahan Hidung yang berasal dari bagian depan hidung dan dimulai dengan aliran darah keluar dari satu atau lubang hidung lainnya jika pasien duduk atau berdiri. Perdarahan berasal dari pleksus Kiesselbach (yang paling banyak terjadi dan sering ditemukan pada anak-anak), atau dari arteri etmoidalis anterior.
(Sumber:http://www.tht-dokter.com/faq/hidung-berdarah/)

2. Tampon Hidung Posterior Digunakan pada perdarahan hidung posterior yang datang dari dalam hidung dan mengalir ke bagian belakang mulut dan bahkan tenggorokan jika pasien duduk atau berdiri. perdarahan berasal dari arteri sfenopalatina dan arteri etmoidalis posterior.
(Sumber:http://www.tht-dokter.com/faq/hidung-berdarah/)

1. Menghentikan perdarahan, agar darah tidak terus-menerus keluar. 2. Mencegah komplikasi 3. Mencegah berulangnya epistaksis ( Sumber : Fakultas Kedokteran USU, 2005)

Pada klien dengan epitaksis bagian anterior maupun posterior.


(Sumber:http://www.tht-dokter.com/faq/hidung-berdarah/)

Hanya menggunakan kapas / kassa vaseline dengan antibiotik. (Sumber : Kedaruratan Medik ; Pedoman Penatalaksanaan Praktis)

Persiapan Alat

Kapas/kassa Kateter karet 3 utas benang Lampu kepala Spekulum Hidung Alat Penghisap Adrenalin 1/5000-1/10000 Pantokain/lidokain 2% Pelumas vaseline atau krim antibiotik

(Sumber : Kedaruratan Medik ; Pedoman Penatalaksanaan Praktis)

Persiapan Pasien Pasien diminta duduk tegak (agar tekanan vaskular berkurang dan mudah membatukkan darah di faring) Bila dalam keadaan lemah atau syok, pasien dibaringkan dengan bantal di belakang punggung Sumber perdarahan dicari dengan bantuan alat hisap agar hidung bersih dari bekuan darah.
(Sumber : Kedaruratan Medik ; Pedoman Penatalaksanaan Praktis)

Prosedure Pelaksanaan 1. Tampon ini terdiri dari gulungan kassa yang mempunyai 2 benang di satu ujung dan satu benang di ujung lain

(Sumber : Kedaruratan Medik ; Pedoman Penatalaksanaan Praktis)

2. Masukkan kateter karet dari nares anterior ke dalam sampai tampak di orofaring dan di tarik keluar melalui mulut. 3. Pada ujung kateter diikatkan salah satu dari dua benang yang ada pada satu ujung dan kateter ditarik kembali melalui hidung. Dengan cara yang sama benang yang lain dikeluarkan melalui lubang hidung yang lain. 4. Kemudian kedua benang yang telah keluar melalui lubang hidung itu ditarik, sedangkan telunjuk tangan yang lain membantu mendorong tampon ke arah nasofaring, sampai tepat menutup koana.

(Sumber : Kedaruratan Medik ; Pedoman Penatalaksanaan Praktis)

5. Lalu kedua benang itu diikatkan pada tampon lain terletak dekat dengan sekat rongga hidung. Benang dari ujung lain dikeluarkan melalui mulut dan dilekatkan secara longgar dipipi, benang ini berguna untuk menarik keluar tampon bila akan dilepas. 6. Penderita harus dirawat dan tampon diangkat setelah 1-2 hari. Berikan antibiotik yang sesuai. 7. Bila perdarahan menetap walaupun telah dilakukan tindakan diatas, pertimbangkan operasi ligasi arteri

(Sumber : Kedaruratan Medik ; Pedoman Penatalaksanaan Praktis)

(Sumber : Kedaruratan Medik ; Pedoman Penatalaksanaan Praktis)

You might also like