You are on page 1of 14

MASALAH SAINTIFIKASI JAMU DAN PROGRAM MAGISTER HERBAL

I. 1.

PENDAHULUAN Latar Belakang Jamu adalah obat tradisional Indonesia yang dipakai sejak dahulu dan sudah terbukti

khasiatnya. Penggunaan jamu di Indonesia didukung oleh potensi alam negeri ini yang kaya akan keranekaragaman tanaman obat. Dinyatakan dalam laporan Menkes bahwa Indonesia memiliki lebih kurang 7.000 spesies tanaman obat, 1.000 diantaranya telah digunakan untuk pengobatan dan mengatasi masalah kesehatan. Jamu telah dikenal luas dan akrab dengan masyarakat sebagai buktinya data iskesdas !010 menyatakan bahwa Dari populasi di "" pro#insi, dengan sekitar 70.000 rumah tangga dan "1$.000 indi#idu, se%ara nasional $&,!& persen penduduk Indonesia pernah minum jamu dan sebanyak &",7' persen masyarakat yang pernah minum jamu menyatakan bahwa minum jamu memberikan man(aat bagi tubuh. Jika dilihat dari segi ekonomi, bisnis jamu merupakan bisnis yang berkembang luas di Indonesia. )aat ini di Indonesia rantai kegiatan dan distribusi perdagangan produk tanaman obat menyedot tenaga kerja lebih dari " juta orang. *ngka ini belum termasuk sebagian pelaku in(ormal seperti pengobat tradisional, bakul jamu gendong, petani dan pengumpul tanaman obat. *dapun nilai perdagangan jamu di Indonesia men%apai lebih dari p $ trilyun per tahun. Menurut +epala ,adan Penelitian dan Pengembangan +esehatan -,alitbangkes. +ementerian +esehatan, Pro(. dr. *gus Purwadianto, )/, M.)i, )p.00 -+.1 selain bernilai strategis di bidang ekonomi, tanaman obat juga berperan dalam meningkatkan ketahanan bangsa dalam upaya swasembada bahan baku obat. 2leh karena itu, pemerintah melalui +ementerian +esehatan bertekad untuk menjadikan jamu sebagai tuan rumah obat tradisional di negeri sendiri. /al ini beliau u%apkan dalam seminar )ainti(ikasi Jamu pada bulan Maret !010. 3ekad untuk memajukan obat tradisional ini sejalan dengan #isi dan misi serta tujuan dari Program Magister /erbal yang bermun%ulan dua tahun belakangan ini. 4mumnya Program Magister herbal mempunyai tujuan untuk mengangkat kekayaan lokal dalam hal ini obat5obatan

tradisional atau jamu agar diakui man(aatnya dan digunakan se%ara luas oleh masyarakat Indonesia dan dunia. Masih menurut Pro(. *gus, tantangan yang dihadapi dalam pengembangan jamu antara lain belum terintegrasinya obat tradisional6jamu dengan pelayanan kesehatan (ormal karena belum adanya pengakuan dari pro(esi tenaga kesehatan seperti dokter dan dokter gigi1 bahwa jamu aman, berkhasiat, dan terjamin mutunya. 4ntuk memperoleh pengakuan tersebut harus didasarkan pada bukti5bukti empirik yang akan didapatkan melalui proses sainti(ikasi jamu. )elain itu lemahnya koordinasi dan kerjasama lintas sektor terkait, belum adanya standarisasi penyediaan bahan baku -penanaman, pemanenan, pengolahan paska panen., belum dilaksanakannya standar untuk menjamin mutu, man(aat, dan keamanan, lemahnya data tentang akses obat tradisional yang bermutu, aman, dan e(ikasi, serta kurangnya in(ormasi terkait penggunaan rasional obat tradisional adalah tantangan yang dihadapi jamu untuk menjadi tuan rumah di negeri sendiri. 2. T ! an Pen l"#an *dapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih jauh mengenai jamu di Indonesia, sainti(ikasinya dan peran magister herbal di dalamnya.

II.

T"n!a an U$ $

1. Pengert"an Ja$ Dalam +amus ,esar ,ahasa Indonesia jamu diartikan sebagai obat yang dibuat dari akar5 akaran, daun5daunan, dan sebagainya bahan obat5obatan tradisional. )edangkan obat tradisional menurut +7M78+7) 8o.0$9:6M78+7)6)+6;I61&&$ adalah merupakan bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian -galenik. atau %ampuran dari bahan tersebut, yang se%ara turun5temurun, dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat. Di Indonesia jamu telah dikenal sejak <aman dahulu, dapat dibuktikan dengan %atatan resep5resep yang ditemukan dalam literatur5literatur kuno yang ditulis dalam bahasa sansekerta seperti serat %enthini, dalam relie( seperti yang terdapat di %andi ,orobudur, dan dalam

ungkapan5ungkapan bahasa seperti usada yang berarti kesehatan dalam bahasa ,ali, bahkan jamu dapat kita temukan dalam literatur asing, terutama ,elanda yang ditulis pada masa penjajahan. 2. Se!ara% Ja$ Jamu sudah dikenal sudah berabad5abad di Indonesia yang mana pertama kali jamu dikenal dalam lingkungan Istana atau keraton yaitu +esultanan di Djogjakarta dan +asunanan di )urakarta. Jaman dahulu resep jamu hanya dikenal dikalangan keraton dan tidak diperbolehkan keluar dari keraton. 3etapi seiring dengan perkembangan jaman, orang5orang lingkungan keraton sendiri yang sudah modern, mereka mulai mengajarkan mera%ik jamu kepada masyarakat diluar keraton sehingga jamu berkembang sampai saat ini tidak saja hanya di Indonesia tetapi sampai ke luar negeri. ,agi masyarakat Indonesia, Jamu adalah resep turun temurun dari leluhurnya agar dapat dipertahankan dan dikembangkan. ,ahan5bahan jamu sendiri diambil dari tumbuh5tumbuhan yang ada di Indonesia baik itu dari akar, daun, buah, bunga, maupun kulit kayu. /al ini didukung dengan potensi alam Indonesia yang dikenal sebagai negara nomor ! dengan kekayaan tanaman obat tradisional setelah ,ra<ilia. )ejak dahulu kala, Indonesia telah dikenal akan kekayaannya, tanah yang subur dengan hamparan berma%am5ma%am tumbuhan yang luas. 3anah yang subur dengan kekayaan tanaman sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia karena mereka bergantung dari alam dalam usahanya untuk memenuhi berma%am5ma%am kebutuhan. Pengolahan tanah, pemungutan hasil panen, proses alam tidak hanya menghasilkan makanan, tetapi juga berbagai produk yang berguna untuk perawatan kesehatan dan ke%antikan. =eluhur kita menggunakan resep yang terbuat dari daun, akar dan umbi5umbian untuk mendapatkan kesehatan dan menyembuhkan berbagai penyakit, serta persiapan5persiapan lain yang menyediakan perawatan ke%antikan muka dan tubuh yang lengkap. >ampuran tanaman obat tradisional ini di kenal sebagai jamu. &. Sa"nt"'"ka#" Ja$ Primary /ealth >are -P/>. diperkenalkan oleh ?orld /ealth 2rgani<ation -?/2. sekitar tahun 705an, dengan tujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. )ebagai salah satu strategi menuju Primary /ealth >are +ementrian +esehatan

Indonesia memiliki tiga strategi, salah satu strategi tersebut adalah program sainti(ikasi jamu yang dimulai sejak tahun !010 dan bertujuan untuk meningkatkan akses dan keterjangkauan masyarakat terhadap obat5obatan. Program ini memungkinkan jamu yang merupakan obat5obat herbal tradisional yang sudah la<im digunakan oleh masyarakat Indonesia, dapat teregister dan memiliki i<in edar sehingga dapat diintegrasikan di dalam pelayanan kesehatan (ormal. Dikatakan lebih lanjut, terkait penyusunan regulasi dalam pengintegrasian obat tradisional dengan pelayanan kesehatan (ormal, +ementerian +esehatan telah mengeluarkan +epmenkes 8o. 107' 3ahun !00" tentang Penyelenggaraan Pengobatan 3radisional, +epmenkes 8o. 110& 3ahun !00& tentang Pengobatan +omplementer *lternati(, serta Permenkes 8o. 00" 3ahun !010 tentang )ainti(ikasi Jamu. )ainti(ikasi Jamu adalah pembuktian ilmiah jamu melalui penelitian berbasis pelayanan kesehatan. 3ujuannya adalah -1. 4ntuk memberikan landasan ilmiah -e#iden%e based. penggunaan jamu se%ara empiris, -!. Mendorong terbentuknya jejaring dokter6dokter gigi dan tenaga kesehatan lainnya sebagai peneliti dalam rangka upaya pre(enti(, promoti(, rehabilitati(, dan paliati( terhadap penggunaan jamu, -". Meningkatnya kegiatan penelitian kualitati( terhadap pasien dengan penggunaan jamu, -:. Meningkatkan penyediaan jamu yang aman, memiliki khasiat nyata yang teruji se%ara ilmiah, dan diman(aatkan se%ara luas baik untuk pengobatan sendiri maupun dalam (asilitas pelayanan kesehatan. (. Da#ar H k $ Peraturan Menteri +esehatan epublik Indonesia 8omor@00"6Menkes6Per6I6!010 3entang

)ainti(ikasi Jamu ,erbasis Pelayanan +esehatan@ )ainti(ikasi Jamu adalah pembuktian ilmiah jamu melalui penelitian berbasis pelayanan kesehatan. Jamu adalah obat tradisional Indonesia. 2bat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sedian sarian -galenik., atau %ampuran dari bahan tersebut yang se%ara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. ,erdasar Peraturan Menteri +esehatan sainti(ikasi jamu adalah@ I nomor 00"6Menkes6Per6I6!010, tujuan

1. !.

Memberikan landasan ilmiah -evidence based. penggunaan jamu se%ara empiris melalui penelitian berbasis pelayanan kesehatan. Mendorong terbentuknya jejaring dokter atau dokter gigi dan tenaga kesehatan lainnya sebagai peneliti dalam rangka upaya preventif, promotif, rehabilitatif, dan paliatif melalui penggunaan jamu.

". :.

Meningkatkan kegiatan penelitian kualitati( terhadap pasien dengan penggunaan jamu. Meningkatkan penyediaan jamu yang aman, memiliki khasiat nyata yang teruji se%ara ilmiah, dan diman(aatkan se%ara luas baik untuk pengobatan sendiri maupun dalam (asilitas pelayanan kesehatan.

). Mag"#ter Her*al Program magister herbal, khususnya yang berada di 4ni#ersitas Indonesia memiliki tujuan yang sejalan dengan ?/2 maupun dengan +ementrian +esehatan untuk mempromosikan jamu, hal ini terlihat dalam misi dan tujuan Program Magister 4ni#ersitas Indonesia. Misi Program Magister 4ni#ersitas Indonesia adalah 1. Menyelenggarakan dan mengembangkan Program Magister /erbal dengan selalu@ a. b. %. d. !. ". :. Meningkatkan mutu ilmiah dalam penyelenggaraan pendidikan, penelitian, pelayanan, dan pengelolaan produksi herbal1 Menjaga kelangsungan mutu ilmiah se%ara bertanggung jawab dengan menjunjung tinggi etika dan moral1 Menjaga dan meningkatkan pro(esionalisme di bidang herbal Indonesia se%ara mandiri maupun melalui kolaborasi dengan berbagai pihak terkait1 Menjaga nilai budaya Indonesia demi kepentingan kemanusiaan sebagai orientasi utama1 Menyelenggarakan dan mengembangkan organisasi serta manajemen pendidikan yang berorientasi pada kualitas dan akuntabilitas. Membina jaringan kemitraan dengan berbagai institusi pendidikan, penelitian, dan industri obat dan kosmetik herbal baik nasional maupun internasional. Menghasilkan lulusan yang kompeten dalam hal pendidikan, penelitian, dan pengabdian6pelayanan herbal1 diakui se%ara nasional dan internasional serta mempunyai sikap yang objekti( dan pro(esional.

*dapun 3ujuan +husus Program Magister /erbal adalah untuk menghasilkan@ a. )umberdaya Manusia yang kompeten dalam mengangkat nama Indonesia ke dunia internasional melalui hasil5hasil penelitian bahan herbal atau jamu. Penelitian herbal atau jamu yang dimaksudkan untuk tindakan pre#enti(, promoti(, dan6atau kurati( yang berkualitas, ditunjang dengan publikasi ilmiah pada jurnal5jurnal internasional yang terakreditasi1 b. )umberdaya Manusia yang mampu@ 1. mendidik dan mengabdikan pengetahuan tentang man(aat6khasiat herbal atau jamu yang teruji se%ara tepat dan benar, baik se%ara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat untuk pre#enti(, promoti(, dan6atau rehabilitati(, perawatan kesehatan dan estetika +wellness and beauty,!. meningkatkan dan mengembangkan diri se%ara terus menerus dalam bidang pengetahuan herbal6tanaman obat untuk mengatasi masalah yang terkait dengan penyakit6 keperawatan6estetika1 ". memelihara dan mengembangkan kepribadian serta sikap yang diperlukan untuk kelangsungan pro(esionalnya seperti beretika, sesama manusia1 :. ber(ungsi sebagai anggota masyarakat yang kreati(, produkti(, terbuka, menerima perubahan dan berorientasi ke masa depan serta mengajak masyarakat kearah yang sama$. menghasilkan produk obat herbal6kosmetik herbal yang teruji dan unggul serta menghasilkan hak paten dan mampu memasarkannya. 4ntuk itu diperlukan kemampuan bekerjasama dengan industri obat herbal6kosmetik herbal terstandar yang mampu memproduksi obat herbal6kosmetik herbal yang berprinsip pada Good Manufacturing Practices (GMP). bertanggung jawab, kemampuan bekerja sama, dapat diper%aya dan menghormati serta menghargai nasional dan

III. Ma#ala% .ang D"%a/a0" -ini aku kopi, dari yang kemarin dikirim di milis sama mbak pulan.
1. Saintifikasi Jamu

5 5 5 5 jamu 5 saintifikasi tahun 2011 5 5

Ketersediaan formula jamu yang sudah tersaintifikasi

bahan

baku

dalam

pembuatan

Standar mutu bahan baku jamu saintifikasi Dana yang besar dalam penelitian saintifikasi jamu Pemantauan kepatuhan subjek dalam penelitian yaitu dalam hal cara penyiapan jamu dalam bentuk rebusan serta konsumsi Ketidakpraktisan bentuk sediaan jamu pada jamu Persetujuan protokol penelitian oleh komisi etik (komisi etik yang mana ? Produk jamu saintifikasi sebagai produk generic public health atau produk komersial (bisakah formula jamu saintifikasi dijadikan produk komersial oleh perusahaan ?

5 dobel penelitian 5 5 5 2. 5

!otifikasi"pemberitahuan

dalam

melakukan

penelitian saintifikasi jamu (oleh siapa# kepada siapa# agar tidak terjadi $empublikasikan hasil penelitian saintifikasi jamu %erkenaan dengan hak paten &ugas Komisi !asional Saintifikasi 'amu dalam melakukan pendidikan berkelanjutan Program Magister Herbal (ubungan saintifikasi jamu dan program $agister (erbal berkenaan dengan tugas Komisi !asional Saintifikasi 'amu dalam melakukan pendidikan berkelanjutan) 5 5 5 pelayanan kesehatan Dana dalam melakukan penelitian Komitmen bersama dalam implementasi ilmu herbal di bidang pelayanan kesehatan *ntegrasi pengobatan dan pera+atan herbal untuk

I1.

Pe$*a%a#an -aku ambil poin 1: dan 1$.

1) +omitmen bersama dalam implementasi ilmu herbal di bidang pelayanan kesehatan

4ntuk menjamin akses masyarakat terhadap jamu yang bermutu, berkhasiat dan aman, dikembangkanlah APojok JamuB di Puskesmas, pengembangan 3anaman 2bat +eluarga -32C*. ditingkat rumah tangga untuk pertolongan pertama pada penyakit ringan, diklat kepada dokter umum, dokter spesialis, dokter Puskesmas tentang pelayanan obat tradisional6jamu, pembinaan produsen jamu tentang >ara Pembuatan Jamu yang ,aik ->PJ,., serta pengembangan 1! rumah sakit untuk persiapan sainti(ikasi jamu. +e51! rumah sakit tersebut adalah Jakarta, Medan, ) +anker Dharmais Jakarta, ) Dr. Pirngadi Medan, )*= Mintoharjo Jakarta, )4P Dr. )ardjito Dogyakarta, ) 2rthopedi )olo, )4P )anglah ,ali, )4P Persahabatan )4P *dam Malik ) )yai(ul *nwar ) Dr. )utomo )urabaya,

) Dr. ?ahidin )udirohusodo Makassar,

Malang serta )4P +andou Manado.

!. Integrasi pengobatan dan perawatan herbal untuk pelayanan kesehatan )alah satu %ontoh adalah dengan dipilihnya beberapa rumah sakit untuk menyediakan pelayanan herbal sesuai dengan Peraturan Menteri +esehatan epublik Indonesia 8omor ) +anker Dharmais 1'9:6Menkes6Per6EII6!00$. )alah satu dari umah )akit tersebut adalah

Pusat +anker 8asional. 4nit >*M di ) +anker Dharmais Pusat +anker 8asional pertama kali didirikan pada tahun !00' yang merupakan gabungan antara pelayanan >*M dan Paliati( dengan sebutan unit Paliati( dan komplementer. Dalam struktur organisasi Dharmais, unit ini berada dibawah Instalasi dikeluarkannya +eputusan Direktur Jenderal Pelayanan umah sakit kanker ehabilitasi Medik. 4nit Ini didirikan atas dasar Medik tahun !00" tentang

Pengembangan +edokteran +omplementer dan *lternati( di umah )akit +anker Dharmais dan umah )akit Persahabatan. ,erdasarkan surat keputusan ini, ) +anker Dharmais sebagai unit pelaksana >*M yang ber(ungsi sebagai tempat rujukan dan pembinaan, pengembangan, serta pengawasan terhadap mutu dan man(aatnya. Perke$*angann.a ,erdasarkan )urat +eputusan Direksi ). +anker Dharmais 82@ /+.00.0'61697176!00& tahun !00& tentang Pembentukan 4nit >omplementary *lternati#e Medi%ine ) +anker Dharmais, maka mulai saat itu unit >*M ) +anker Dharmais merupakan satu unit (ungsional yang berdiri sendiri dan berada dibawah serta bertanggung jawab langsung kepada Instalasi awat Jalan ) +anker Dharmais. 4nit ini dipimpin oleh seorang +epala 4nit

yang status dan kedudukannya sebagai Pejabat 0ungsional. 4nit >*M kanker dan atau masalah kesehatan lainnya baik yang berasal dari Dharmais maupun rujukan dari (asilitas kesehatan lainnya. Pela.anan Pada saat ini pelayanan yang diberikan pada 4nit >*M +anker 8asional meliputi @ 1. !. *kupunktur Medik /erbal

) +anker Dharmais umah )akit +anker

ber(ungsi untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan komplementer bagi penderita penyakit

) +anker Dharmais Pusat

A. Ak 0 nkt r Me/"k *kupunktur Medik di )M0 *kupunktur Medik umah )akit +anker Dharmais Pusat +anker 8asional merupakan ) +anker Dharmais dipimpin oleh seorang Dokter )pesialis satu )M0 tersendiri yang dalam pelaksanaan pelayanannya berkoordinasi dengan 4nit >*M. *kupunktur Medik sebagai +epala )M0 dan dalam pelaksanaan pelayanannya dilakukan oleh Dokter )pesialis *kupunktur Medik. In/"ka#" /an K2ntra In/"ka#" In/"ka#" 3 a. *kupunktur 7stetika Pelayanan estetika meliputi antara lain @ obesitas, keriput, kerontokan rambut, kantong mata, dan lain5lain. b. *kupunktur Pengobatan *kupunktur telah dipergunakan untuk mengobati berbagai penyakit, baik sebagai pengobatan penunjang terhadap %ara pengobatan lain maupun se%ara tersendiri apabila %ara pengobatan lain tidak memungkinkan. )e%ara umum indikasi penggunaan akupunktur dalam pengobatan adalah@ 5 5 5 5 darah 5 K% # # $a#ala% kanker ,erbagai keadaan nyeri ,erbagai kelainan (ungsional seperti nausea, insomnia, emesis, alergi serta asma. ,eberapa kelainan sara( seperti paresis dan paraestesis +eadaan tertentu lainnya seperti adiksi, peningkatan stamina, penurunan kadar gula

Pada bidang kanker, akupunktur berperan sebagai tera0" 0en n!ang terhadap terapi kon#ensional yang ada dan dapat juga digunakan untuk $eng rang" ge!ala .ang t"$* l ak"*at kanker #erta e'ek #a$0"ng .ang $ ngk"n ter!a/" ak"*at 0eng2*atan kanker. K2ntra In/"ka#" 3erdapat beberapa kontra indikasi dalam melakukan tindakan akupunktur seperti pada keadaan kedaruratan medik, kasus pembedahan, penusukan pada area tumor, penusukan pada area perut bawah dan6 lumbosakral serta titik yang menyebabkan sensasi kuat pada wanita hamil E'ek Sa$0"ng 3he 8I/ %on%ensus panel on a%upun%ture mengatakan bahwa %atatan terjadinya e(ek samping dalam praktek akupunktur sangat sedikit. +omplikasi yang umum terjadi terjadi adalah memar atau hematom pada tempat penusukan. 3erjadinya e(ek samping pada tindakan akupunktur jauh lebih rendah dibandingkan dengan oabat5obatan maupun tindakan medi% lainnya untuk kondisi yang sama. 4ntuk menghindari terjadinya komplikasi serius penting untuk mengikuti standar pendidikan akupunktur. B. Her*al Peman(aatan herbal oleh dokter dalam sarana pelayanan kesehatan diatur dalam Permenkes 8o 110& tahun !007 tentang Pengintegrasian Pelayanan +omplementer *lternati( pada )arana Pelayanan +esehatan serta )+ Menkes 8o 1!1 tahun !009 tentang )tandar Pelayanan Medik /erbal. ,erdasarkan kedua Peraturan tersebut diatur tentang standar ketenagaan, standar pelayanan, jenis herbal, dan sistim rujukan, serta sinergi. Ketenagaan 3 Pelayanan herbal diberikan oleh seorang dokter yang memiliki kompentensi tambahan dalam bidang herbal sesuai peraturan yang berlaku -memiliki )urat 3anda Stan/ar Pela.anan 3 Dalam melaksanakan tugasnya dokter harus mengikuti standar pelayanan medik herbal yang dikeluarkan oleh departemen +esehatan I. Jen"# Her*al 3 a. 0ito(armaka b. /erbal terstandar egistrasi6 )3 dan )urat ,ukti egistrasi 3enaga Pengobat +omplementer *lternati(6 ), 53P+*..

%. Jamu +husus pelayanan dengan menggunakan %er*al ter#tan/ar ata 0 n !a$ dapat diberikan dalam bentuk 0ela.anan *er*a#"# 0enel"t"an yang pelaksanaannya diatur berdasarkan Permenkes tersendiri. Peraturan ini juga mengatur tentang syarat serta jenis herbal terstandar maupun jamu yang dapat digunakan dalam pelayanan kesehatan pada masyarakat yang berbasis pada penelitian. Dalam pelaksanaanya 4nit >*M bekerjasama dengan )M0 ilmu lainnya serta dengan ,adan Pnelitian dan Pengembangan. Pada ) +anker Dharmais sebagai Pusat kanker 8asional, penggunaan herbal dalam pelayanan berbasis penelitian ditujukan sebagai terapi penunjang -komplemen. terhadap pengobatan kon#ensional serta juga dalam mengatasi berbagai gejala yang timbul baik akibat kanker itu sendiri ataupun terhadap e(ek samping yang terjadi akibat dari pengobatan kanker. 1. Ke#"$0 lan /an Saran 3elah banyak Peraturan +ementrian +esehatan dan ren%ana5ren%ana yang dibuat untuk mengangkat %itra jamu, namun kontrol dan tindak lanjut dari ren%ana dan peraturan tersebut masih minim. Jamu pada kenyataannya belum bisa diterima sebagian kalangan medis yang mengakibatkan kurangnya atensi dan dukungan terrhadap penggunaan jamu. )ainti(ikasi jamu adalah salah satu %ara untuk membuat jamu dapat diterima oleh semua kalangan karena dengan begitu jamu dianggap sudah memiliki e#iden%e base. Program magister herbal diharapkan untuk bisa memper%epat proses jamu diakui oleh semua kalangan melalui misi dan tujuannya. !. )aran Promosi dan edukasi adalah sarana yang dapat dipakai untuk memper%epat naiknya minat masyarakat untuk mengunakan jamu, dengan begitu memaksa pelayanan kesehatan dan industri untuk dapat membantu produksi dan penyediaan jamu. *da baiknya promosi dan edukasi juga dilakukan seiring dengan usah sainti(ikasi jamu, untuk menjadi AjaminanB bahwa hasil sainti(ikasi dan peraturan5peraturan mengenai jamu tidak akan sia5sia.

1. +esimpulan

http@66www.depkes.go.id6indeF.php6berita6press5release61!0:5jamu5menjadi5tuan5rumah5di5 negeri5sendiri.html http@66www.dharmais.%o.id6indeF.php6medi%al5sta((.html

$enurut ,bidinsyah# berdasarkan hasil -iset Kesehatan Dasar 2010 terkait respons masyarakat terhadap pengobatan tradisional# diketahui bah+a ..#/ persen penduduk *ndonesia pernah menggunakan jamu) Di antara ..#/ persen tersebut# 0.#1 persen mengakui# jamu sangat bermanfaat untuk kesehatan)

2'adi# setiap orang yang pernah menggunakan jamu itu merasa menemukan manfaat dan tidak ragu mendekati angka 100 persen) Persoalan kita tinggal bagaimana memperbesar angka yang ..#/ persen itu dengan memberikan pelayanan dan dilakukan secara formal (puskesmas dan rumah sakit #2 katanya) Puskesmas# seperti konsep yang sudah ada# berfungsi memberikan pelayanan kesehatan promotif dan pre3entif# di samping kuratif dan rehabilitatif) &ambahan pelayanan tradisional diharapkan dapat meningkatan kualitas kesehatan dan mencegah seseorang jatuh sakit)

2Pelayanan tradisional ini dimaksudkan sebagai upaya pre3entif) 4ntuk +ilayah pre3entif# tanaman obat herbal dan tradisional menjadi solusinya) Dunia puskesmas adalah promotif dan pre3entif) $aka dari itu# harus disediakan puskesmas jamu#5 paparnya) ,bidinsyah menuturkan# untuk me+ujudkan terciptanya puskesmas jamu bukanlah hal yang sulit) Sebab# selama ini jamu sudah dikenal masyarakat *ndonesia dari Sabang sampai $erauke) &inggal bagaimana membuatnya sebagai bahan yang formal dan aman untuk digunakan)

2&arget kita tahun ini saja 100 dari 607 (20 persen puskesmas kabupaten"kota sudah memberikan pelayanan terintegrasi# yaitu telah menambahkan pelayanan jamu di dalamnya (campuran dengan kon3ensional #5 katanya)

8bat &radisional telah diterima secara luas di negara9negara yang tergolong berpenghasilan rendahsampai sedang) %ahkan di beberapa !egara# obat tradisional telah dimanfaatkan dalam pelayanankesehatan formal terutama dalam pelayanan kesehatan strata pertama)&idak dapat dipungkiri bah+a hingga saat ini# obat tradisional masih menjadi pilihan masyarakatdalam mengobati diri sendiri)Data S4S:!,S 20069200; menunjukkan bah+a selama lima tahun tersebut persentase penduduk*ndonesia yang mengeluh sakit dalam kurun +aktu sebulan terakhir# berturut9turut 21#.1< 21#1;<2;#1.< /0#00 dan //#26 persen) Dari yang mengeluh sakit dan menggunakan obat tradisionaluntuk mengobati diri sendiri berturut9turut /2#;7< /.#.2< /;#/0< 2;#10 dan 22#1 persen)Pada -iset Kesehatan Dasar 2010 (-*SK:SD,S 2010 # diperoleh gambaran mengenai penggunaan jamu dan manfaatnya di *ndonesia# yang diperoleh dari penduduk umur 1. tahun keatas) Pendudukkelompok umur 1. tahun ke atas yang dianalisis sebanyak 177)021 responden#dengan rincian laki9laki sebanyak ;1)60/ responden (6;#1= dan perempuan sebanyak 01)6// responden (.1#6= ) Diperkotaan sebanyak 01)0.7 responden (.1#2= dan perdesaan sebanyak ;1);10 responden(6;#;= )*nformasi yang diperoleh berupa> (a kebiasaan mengkonsumsi jamu# (b kebiasaan mengkonsumsi jamu buatan sendiri# (c jenis jamu yang biasa dikonsumsi# (d

bentuk jamu# dan (e manfaat yangdirasakan penduduk yang mengonsumsi jamu +ebiasaan Mengkonsumsi Jamu62bat 3radisional )e%ara nasional, sebanyak $&,1! persen penduduk Indonesia pernah mengkonsumsi jamu, yangmerupakan gabungan dari data kebiasaan mengkonsumsi jamu setiap hari -:,"'G. -a., kadang5kadang -:$,0"G. -b., dan tidak mengkonsumsi jamu, tapi sebelumnya pernah -&,7"G., dan -%..persentase penduduk Indonesia yang tidak pernah mengkonsumsi jamu sebanyak :0,99 persen.3abel ".'.!.1 menunjukkan bahwa pro#insi dengan persentase kebiasaan mengkonsumsi jamutertinggi adalah +alimantan )elatan -90,71G. dengan data konsumsi jamu setiap hari $,$$ persen,diikuti oleh DI Dogyakarta 79,$0 G. dengan konsumsi jamu setiap hari -

:,!9G. . )elanjutnya, Pro#insi)ulawesi 3enggara -!",&$G. merupakan pro#insi yang mempunyai kebiasaan mengonsumsi jamuterendah dengan data konsumsi jamu setiap hari 1,"& persen

http@66www.s%ribd.%om6do%67$&7&0!06$$6Pro(il5Penggunaan5Jamu

You might also like