You are on page 1of 49

AIRWAY MANAGEMENT

Anatomi Jalan Nafas


o

2 jalan masuk dari jalan napas manusia : 1. Hidung nasofaring 2. Mulut orofaring Keduanya dipisahkan oleh palatum durum dan mollle di anterior, di posterior bersatu dgn hipofaring.

Hipofaring

laring

o
o

esofagus Epiglotis trakea Laring :


-

Kartilago tiroid Krikoid Epiglotis Sepasang aritenoid Sepasang kornikulata Sepasang kuneiform

Persarafan
1.

2. 3.

4.

N. Trigeminus (V) : mukosa hidung, palatum (V-1), daerah maksila (V-2), lidah dan daerah mandibula (V-3) N. Fasialis (VII) : palatum N. Glossofaringeus (IX) : lidah, faring, palatum molle, dan tonsil N. Vagus (X) : daerah epiglottis dan vocal cord

Obstruksi Jalan Nafas


Tanda2 obstruksi jalan nafas :
1. 2. 3. 4. 5.

Spasme atau kejang laring

Stridor Nafas cuping hidung Retraksi trakea Retraksi thorax Tak terasa ada udara ekspirasi

terjadi karena pita suara menutup sebagian atau seluruhnya. disebabkan oleh anastesia ringan dan mendapat rangsangan sekitar faring.

Tanda-tanda objektif Sumbatan Jalan Nafas


Look Listen Feel

Teknik membebaskan jalan nafas

Pada penderita yang sadar, mengeluarkannya dengan cara membatukkan dan meludahkan benda asing tersebut. Penderita tidak sadar, letakan dalam posisi horizontal buka mulut penderita dan lakukan finger sweep (membebaskan mulut dan faring secara manual). Setelah itu berikan nafas buatan sambil dilakukan jaw thrust untuk melebarkan hipofaring.

Jika tidak berhasil, lakukan 6-10 kali abdomnal/ chest thrust diikuti finger sweep dan nafas buatan. Bila berhasil, pasien dimiringkan dan kemudian dilakukan back blow sebanyak 3-5 kali dengan finger sweep dan pemberian nafas buatan. Mintalah pertolongan kepada orang lain disekitar tempat kejadian untuk menghubungi pelayanan medis gawat darurat.

TATALAKSANA JALAN NAFAS


Maneuver Tripel Jalan Napas terdiri dari: Kepala ekstensi pada sendi atlanto-oksipital Mandibula didorong ke depan pada kedua angulus mandibula Mulut dibuka lidah terangkat & jalan nafas bebas

Jalan nafas faring


Jika maneuver tripel kurang berhasil NPA (Naso-pharyngeal airway) Berbentuk pipa bulat berlubang di tengahnya OPA (Oro-pharyngeal airway) berbentuk pipa gepeng lengkung seperti huruf C berlubang di tengahnya dengan salah satu ujungnya bertangkai dengan dinding lebih keras

Face Mask

memfasilitasi transportasi gas anestesi dari mesin ke jalan nafas pasien. menutupi mulut dan hidung dan bisa menyesuaikan terhadap struktur wajah. Face mask transparan digunakan untuk mengobservasi gas ekspirasi yang beruap dan melihat jika pasien muntah.
03
02, 01, 1 2, 3 4, 5

Bayi baru lahir


Anak kecil Anak besar dewasa

Cara memegang face mask

tangan kiri memegang face mask & menekannya ke arah wajah, tangan kanan memompa kantong, jika 2 tangan memegang face mask, asisten memompa kantong. Face mask ditekan menutup hidung & mulut oleh jari jempol dan telunjuk, jari tengah dan jari manis menekan tulang mandibula ke atas sehingga pasien hiperekstensi jari kelingking di belakang sudut mandibula & mendorongnya ke depan.

Pasien yang ompong, gigi palsu jangan dicopot atau pipi disumpal dengan kain kassa. Ventilasi tekanan positif maksimal 20 cm H2O untuk menghindari perut kembung. face mask harus dilonggarkan dari jala kepala secara regular selama operasi. Indikasi dilakukannya face mask adalah:

menyediakan anestesi inhalasi untuk prosedur singkat pada pasien preoksigenasi (denitrogenasi) pada pasien sebelum intubasi endotrakeal menilai /mengontrol ventilasi sebagai bagian dari awal resusitasi

Laryngeal Mask (LMA)

Fungsi :

memfasilitasi ventilasi menggantikan fungsi ETT pada pasien dengan jalan napas yang sulit memventilasi saat fiberoptic bronchoscopy (FOB) juga membantu penempatan dari broncoscope-nya.

LMA terdiri dari ujung proksimal disambungkan kepada konektor ukuran 15 mm dan pd ujung lainnya terdapat balon yang lebar yang bisa dikembangkan.

Cara memasukkannya:

ujung yang lebar dimasukkan ke hipofaring sehingga saat diinflasi balonnya dapat menutup laring.

jika esofagus terdapat di bawah LMA bisa erjadi distensi gastrik dan regurgitasi bisa terjadi. LMA melindungi laring dari sekret faring tapi bukan terhadap gastrik regurgitasi. Alat ini dicabut jika pasien sudah kembali refleks jalan napasnya(tandanya batuk dan mulut terbuka sesuai perintah)

Indikasi pemasangan LMA:

sebagai alternative untuk mask ventilasi atau intubasi endotrakela pada manajemen jalan nafas pada penatalaksanaan dari jalan nafas yang sulit pada penatalaksanaan selama resusitasi pada pasien yang tidak sadar

Tabel Ukuran LMA dan Peruntukannya

Ukuran 1.0 1.3 2.0 2.3 3.0 4.0 5.0

Usia Neonatus Bayi Anak kecil Anak Dewasa kecil Dewasa normal Dewasa Besar

Berat (kg) <3 3-10 10-20 20-30 30-40 40-60 >60

Pipa Endotracheal (ETT)

digunakan untuk memasukkan gas langsung ke trakea dan dapat mengontrol ventilasi dan oksigenasi. Dibuat kebanyakan dari polyvinyl chloride. Satuan diameter dalam mm. Untuk dewasa bagian-bagiannya terdiri dari valve, pilot balloon, pipa dan cuff.. Cuff berguna untuk fiksasi atau mencegah aspirasi, Untuk anak tidak punya cuff untuk menghindari trauma akibat tekanan dan croup postintubasi.

Tabel Pipa Trakea dan Peruntukannya


Usia Prematur Neonatus 1-6 bulan -1 tahun 1-4 tahun 4-6 tahun 6-8 tahun 8-10 tahun 10-12 tahun 12-14 tahun Dewasa wanita Dewasa pria Diameter (mm) 2.0-2.5 2.5-3.5 3.0-4.0 3.5-3.5 4.0-5.0 4.5-5.5 5.0-5.5 5.5-6.0 6.0-6.5 6.5-7.0 6.5-8.5 7.5-10.0 Skala French 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28-30 28-30 32-34 Jarak sampai bibir 10 cm 11 cm 11cm 12 cm 13cm 14 cm 15-16 cm 16-17 cm 17-18 cm 18-22 cm 20-24 cm 20-24 cm

Ada dua jenis laringoskop, yaitu :


Blade

lengkung (blade Magill). Biasanya digunakan pada laringoskop anak besar-dewasa. Blade lurus (Macintosh) . Laringoskop dengan blade lurus mempunyai teknik yang berbeda. Untuk bayi-anak-dewasa.

Laringoskop
Blade lengkung Peganglah gagang dengan tangan kiri. Leher pasien difleksikan dan kepala diekstensikan. Mulut dibuka dengan jari telunjuk kanan, bibir atas disibakkan dengan jempol kanan. Ujung blade laringoskop dimasukkan perlahan sampai mencapai valekula menekan ligamentum hipoepiglotikum dan menggerakkannya ke atas utk menampakkan laring & pita suara. Gigi jangan digunakan sebagai bantalan untuk mengangkat ujung blade. Lampu laringoskop harus terang.

Blade lurus

Mempunyai teknik yang berbeda. Ujung blade tidak diletakkan pada valekula tetapi diteruskan melampaui batas bawah epiglotis. E piglotis diangkat langsung dengan blade untuk menampilkan laring. Teknik ini biasa digunakan pada bayi dan anak karena mempunyai epiglotis relatif lebih panjang dan kaku. Trauma pada epiglotis lebih sering terjadi pada laringoskop dengan blade lurus.

Mallampati score

INTUBASI
Intubasi trakea ialah tindakan memasukkan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima glottis, sehingga ujung distalnya berada kira-kira dipertengahan trakea antara pita suara dan bifurkasio trakea.

Indikasi intubasi: Menjaga patensi jalan napas Mempermudah ventilasi positif dan oksigenasi Pencegahan terhadap aspirasi dan regurgitasi. Kesulitan Intubasi: Leher pendek berotot. Mandibula menonjol. Maksila/gigi depan menonjol. Uvula tak terlihat. Gerak sendi temporo-mandibular terbatas. Gerak vertebra servikal terbatas.

Komplikasi Intubasi
Selama intubasi

Setelah ekstubasi

Trauma gigi-geligi Laserasi bibir, gusi, laring Merangsang saraf simpatis Intubasi bronkus Intubasi esophagus Aspirasi Spasme bronkus

Spasme laring Aspirasi Gangguan fonasi Edema glottissubglotis Infeksi laring, faring, trakea

Tabel Perbandingan Sifat Alat Jalan Nafas


Sungkup Muka Perlu dipegang Sungkup Laring Tak perlu dipegang Cukup atau baik Baik Pipa Trakea Tak perlu dipegang Sangat baik Baik

Intervensi

Kualitas Jalan Cukup baik Napas Akses Kepala Jelek Leher Prosedur Ventilasi sangat Spontan pendek Prosedur Ventilasi sangat Kendali pendek

Prosedur lama Prosedur lama

Prosedur lama Prosedur sangat lama

EKSTUBASI
Ekstubasi ditunda sampai pasien benar-benar sadar, jika: Intubasi kembali akan menimbulkan kesulitan. Pasca ekstubasi ada risiko aspirasi.

TINDAKAN

Persiapan.

Pasien dalam posisi tidur terlentang, oksiput diganjal dengan bantal sehingga kepala dalam posisi ekstensi trakea dan laringoskop berada dalam satu garis lurus. Setelah dilakukan anestesi dan diberikan relaksan otot lakukan oksigenasi dengan pemberian O2 100% selama 3 menit. Sungkup dipegang dengan tangan kiri dan balon dengan tangan kanan.

Oksigenasi.

Laringoskop. Pemasangan pipa endotrakeal Mengontrol letak pipa Ventilasi

Flexible Fiberoptic Brochoscopes

Pada situasi tertentu, seperti pasien dengan vertebrae cervical tidak stabil atau pada gerakan sendi temporomandibular yang terbatas atau pada kelainan kongenital anomali jalan napas atas.

Laringoskopi Direk Dan Intubasi


Indikasi intubasi untuk pasien yang beresiko aspirasi dan untuk yang menjalani prosedur melibatkan rongga tubuh atau kepala dan leher. LMA untuk prosedur minor seperti cystoscopy atau pemeriksaan mata dengan anestesi.

Intubasi Orotrakheal

Laringoskop dipegang tangan kiri, mulut pasien terbuka lebar, blade digeser dari kiri ke kanan, ujung dalam di valekula, jika blade lurus epiglotis dijepit. Handle diangkat ke atas tegak lurus. Jangan bertumpu pada gigi, hati-hati pada bibir pasien.

ETT dibawa dengan tangan kanan, ujung dalam dimasukkan di antara pita suara. Cuff harus berada di trakhea atas tapi di laring bawah. Laringoskop dikeluarkan, balon ETT dikembangkan dengan jumlah terkecil yang bisa memfiksasi ETT Dada langsung diauskultasi, capnograf dinilai, ETT difiksasi

Pada pasien sadar gunakanlah sedasi intravena, lokal anestesi spray di orofaring, blok saraf regional dan menyemangati pasien agar pasien mau bekerjasama

Intubasi Nasotracheal
Sama dengan orotracheal hanya ETT dimasukkan ke hidung dulu baru dilaringoskopi, jika ujung ETT terlihat di orofaring dapat digunakan Magill forceps untuk mengarahkannya ke laring.

Mesin dan peralatan Anestesia

Fungsi : menyalurkan gas atau campuran gas anestesik yg aman ke rangkaian sirkuit anestesik yg kemudian dihisap oleh pasien dan membuang sisa campuran gas dari pasien. Komponen :

Sumber O2, N2O dan udara tekan Alat pantau gas Katup penurun tek.gas Meter aliran gas Satu atau lebih penguap cairan anestetik Lubang keluar campuran gas Kendali O2 darurat

PELUMPUH OTOT

Pelumpuh otot depolarisasi suksinilkolin, dekametonium Pelumpuh otot non depolarisasi Bensiliso - kuinolium Steroid Eter- fenolik Nortoksiferin

Tanda-tanda kekurangan pelumpuh otot : a. Cegukan b. Dinding perut kaku c. Ada tahanan pada inflasi paru Penawar pelumpuh otot : a. Neostigmin 0,04-0,08 mg/kg b. Piridostigmin 0,1-0,4 mg/kg c. Edrophonium 0,5-1,0 mg/kg d. Fisostigmin 0,01-0,03 mg/kg

Pelumpuh otot bersifat muskarinik yg menyebabkan hipersalivasi, keringatan, bradikardi, kejang bronkus, hipermotilitas usus dan pandangan kabur disertai obat vagolitik seperti :
a. b.

Atrophin dosis 0,01-0,02 mg/kg Glikopirolat 0,005-0,01 mg/kg sampai 0,2-0,3 mg dewasa

Ventilator Mekanik

Alat yang menghasilkan tekanan positif secara ritmik untuk mengembangkan paru selama ventilasi artifisial.

TATALAKSANA NYERI

Nyeri adalah pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan yang disertai oleh kerusakan jaringan secara potensial dan aktual.

Metode penghilang nyeri analgetik golongan opioid untuk nyeri hebat anti inflamasi non-steroid (NSAID) untuk nyeri sedang atau ringan

MONITORING PERIANESTESIA

Monitoring artinya memperhatikan, mengawasi atau memeriksa dengan suatu tujuan tertentu. Monitor artinya yang memberi peringatan atau perintah. Tujuan utama monitoring adalah menilai diagnosis adanya permasalahan, perkiraan kemungkinan terjadi kegawatan, evaluasi hasil suatu tindakan, termasuk efektifitas dan adanya efek tambahan.

Hal yang penting untuk di monitor

Tingkat kedalaman anestesi Sesuai dengan tingkat depresi terhadap fungsi susunan saraf pusat (SSP), antara lain dapat dilihat pada perubahan tekanan darah, nadi, pupil, respirasi, reflex-refleks, pergerakan bola mata, kesadaran.

Monitoring Kardiovaskular
NON INVASIF : Nadi, Tekanan Darah , Banyaknya perdarahan INVASIF Biasanya dikerjakan untuk bedah khusus atau pasien keadaan umum kurang baik. Kanulasi arteri a. radialis, a. dorsalis pedis, a. karotis dan a. femoralis Kanulasi vena sentral vena sentral, v. jugularis internaeksterna, v. subklavia, dan v. femoralis Kanulasi a. pulmonalis (Swan-Ganz)menganalisa curah jantung Arteri atau vena umbilikalis pada bayi baru lahir

Monitoring Respirasi Monitoring Suhu Badan Monitoring Ginjal Monitoring Blokade Neuromuskular Monitoring Sistem Saraf

Alhamdulillah

Terimakasih

You might also like