You are on page 1of 19

Moral dan Etika Lingkungan Hidup

Muh. Ruslan

Pemahaman Awal

Etika (Yunani) ethikos, berarti timbul dari kebiasaan Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif. Nilai adalah alat yang menunjukkan alasan dasar bahwa cara pelaksanaan atau keadaan akhir tertentu lebih disukai secara sosial dibandingkan cara pelaksanaan atau keadaan akhir yang berlawanan.

Latar Belakang
Hadir sebagai respon atas etika moral yang selama ini berlaku, yang dirasa lebih mementingkan hubungan antar manusia dan mengabaikan hubungan antara manusia dan mahluk hidup bukan manusia. Mahluk bukan manusia, kendati bukan pelaku moral (moral agents) melainkan dipandang sebagai subyek moral (moral subjects), sehingga pantas menjadi perhatian moral manusia.

Lanjutan
Kesalahan terbesar semua etika sejauh ini adalah etika-etika tersebut hanya berbicara mengenai hubungan antara manusia dengan manusia. Dalam perkembangan selanjutnya, etika lingkungan hidup menuntut adanya perluasan cara pandang dan perilaku moral manusia. Yaitu dengan memasukkan lingkungan atau alam semesta sebagai bagian dari komunitas moral

Antroposentrisme
Teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara langsung atau tidak langung. Nilai tertinggi adalah manusia dan kepentingannya. Hanya manusia yang mempunyai nilai dan mendapat perhatian

Lanjutan
Segala sesuatu yang lain di alam semesta ini hanya akan mendapat nilai dan perhatian sejauh menunjang dan demi kepentingan manusia. Oleh karenanya alam pun hanya dilihat sebagai obyek, alat dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan dan kepentingan manusia. Alam hanya alat bagi pencapaian tujuan manusia. Alam tidak mempunyai nilai pada dirinya sendiri.

Kelemahan antroposentrisme
Mengabaikan

masalah2 lingkungan yang tidak langsung menyentuh kepentingan manusia. Kepentingan manusia selalu berubah2 dan berbeda2 pula kadarnya. Yang menjadi perhatian adalah kepentingan manusia jangka pendek, khususnya kepentingan manusia.

Biosentrisme
Tidak

benar bahwa hanya manusia yang mempunyai nilai, alam juga mempunyai nilai pada dirinya sendiri lepas dari kepentingan manusia. Menganggap setiap kehidupan dan makhluk hidup mempunyai nilai dan berharga pada dirinya sendiri. Manusia mempunyai kewajiban moral terhadap alam.

Prinsip dasar biosentrisme


Keyakinan bahwa manusia adalah anggota dari komunitas kehidupan di bumi sama seperti makhluk hidup yang lain. Spesies manusia bersama spesies yang lain adalah bagian dari sistem ekosistem yang saling tergantung. Organisme adalah pusat kehidupan yang mempunyai tujuan sendiri. Manusia pada dirinya sendiir tidak lebih unggul daripada mahkluk hidup yang lain.

Ekosentrisme
Ekosentrisme

merupakan kelanjutan dari teori etika lingkungan biosentrisme. teori ini sering disamakan begitu saja karena terdapat banyak kesamaan Yaitu pada penekanannya atas pendobrakan cara pandang antroposentrisme yang membatasi keberlakuan etika hanya pada komunitas manusia.

Lanjutan
Keduanya

memperluas keberlakuan etika untuk mencakup komunitas yang lebih luas. Pada biosentrisme, konsep etika dibatasi pada komunitas yang hidup (biosentrism), seperti tumbuhan dan hewan. Sedang pada ekosentrisme, pemakaian etika diperluas untuk mencakup komunitas ekosistem seluruhnya (ekosentrism).

Teosentrisme

Merupakan teori etika lingkungan yang lebih memperhatikan lingkungan secara keseluruhan, yaitu hubungan antara manusia dengan lingkungan. Konsep etika dibatasi oleh agama (teosentrism) dalam mengatur hubungan manusia dengan lingkungan. Untuk di daerah Bali, konsep seperti ini sudah ditekankan dalam suatu kearifan lokal yang dikenal dengan Tri Hita Karana (THK), dimana dibahas hubungan manusia dengan Tuhan (Parahyangan), hubungan manusia dengan manusia (Pawongan) dan hubungan manusia dengan lingkungan (Palemahan).

Ekofeminisme
Merupakan

tahapan bagian yang tidak lepas dari perkembangan ideologi feminisme Muncul pertama kali pada tahun 1974 dalam buku tulisan Francoise deaubonne yang berjudul le feminisme ou la mort. Pandangan tentang hubungan langsung antara eksploitasi alam dengan penindasan pada perempuan.

Lanjutan
Pembebasan

salah satunya tidak bisa dilakukan tanpa membebaskan penindasan yang lain. Ariel Salleh : Pengembangan pemikiran feminisme yang menyatakan bahwa krisis lingkungan global akhir2 ini adalah hasil dari kebudayaan laki-laki. `

Tragedy of the Commons


The tragedy of the commons adalah skenario yang dicetuskan oleh Garrett Hardin (196 dalam melihat pemanfaatan sumber daya alam di dunia. Gagasannya sebenarnya sangat sederhana, sesederhana pola perilaku manusia di sekitar sumber daya alam. Manusia secara sadar (atau pun tidak) memiliki kecenderungan untuk memanfaatkan sumber daya alam hingga batas maksimal yang dapat diperoleh

Metafor tragedy of the commons


Ada sekawanan petani yang memelihara sapi di bukit yang ditumbuhi rumput lebat. Setiap hari, petani membawa sapisapi mereka untuk makan di padang rumput di bukit itu. Situasi terkendali hingga suatu hari petani mulai saling menambah jumlah sapi mereka. Masing-masing petani sadar bahwa mereka dapat memanfaatkan bukit tersebut untuk memberi makan sapi-sapi. Masing-masing petani berada pada ketegangan bahwa jika mereka tidak memanfaatkan padang rumput itu dengan baik, tetangga mereka lah yang akan mendapatkan manfaat lebih banyak. Sementara itu, kerugian atas rusaknya bukit itu tetap ditanggung bersama. Dengan perlombaan itu, padang rumput tersebut singkat katarusak. Kawanan petani tidak lagi dapat memberi makan sapisapi mereka yang terlanjur banyak. Padang rumput hilang, sapi-sapi mati kelaparan, petani rugi besar.

Agama dan Etika Ekologi


Inti dari simbol dan doktrin-doktrin keagamaan yang menyatakan pentingnya manusia dalam menjaga, melestarikan dan memelihara lingkungannya demi kehidupannya adalah keyakinan bahwa alam semesta merupakan Ciptaan Tuhan, dan alam yang dimanfaatkan oleh manusia merupakan manifestasi dari kebesarannya agar manusia dengan akal dan pikirannya dapat memperlakukan alam dan lingkungannya seperti memperlakukan dirinya sebagai salah satu ciptaanNya.

Agama dan Etika Ekologi


surah al-Hijr [15]:19 :Dan bumi kami hamparkan dan Kami pancangkan gunung-gunung dan Kami tumbuhkan diatasnya tiap segala sesuatu dengan berimbang. surah ar_rum [30]:41 yakni Kerusakan telah nampak di darat dan di dalut karena perbuatan tangan-tangan manusia. Ia akan merasakan sebagian kepada mereka akibat perbuatan mereka, supaya mereka kembali ke jalan yang benar.

Perubahan Cara Pandang


Perubahan

Perubahan
Perubahan Perubahan Perubahan Perubahan

Sikap Nilai Individu Nilai Kolektif Pola Organisasi Penggunaan Teknologi Ekonomi dan Politik

You might also like