You are on page 1of 70

Fakta: LATBSDC & CTBUH:

 Gedung tinggi didisain  Ketentuan Code yang


berdasarkan existing umum tidak semua
prescriptive Code*) berlaku untuk gedung
 Target disain Life Safety tinggi,
dengan gempa disain  Ada beberapa hal yg
475 th, khas gedung tinggi
 Menggunakan software yang belum dicakup
komersial termasuk  Disain bisa kurang
push-over analysis. aman dan efektif.
*) Yang terakhir: 2009 IBC, ASCE 7-05
 Deformasi ada 3 tipe:
› Overall building
movements
› Story drift and other
internal relative
deformations,
› Inelatic deformation of
structural components
and elements
 Story Drift:
› Rigid Body Displacement
› Racking (shear)
deformation
1. High base overturning moment and
foundation design (wind, seismic),
2. High shear demand near base,
3. High gravity stress in the vertical elements
(and use of high-strength materials)to
minimize structural sizes for economical
structural design and to maximaize net
floor area,
4. Differential axial shortening under gravity
forces, including effect on floor slope and
outrigger force demands,
5. Development of ductility in elements at
the base of a structure under high
compressive gravity stress (seismic),
6. Controlling lateral accelerations (wind),
7. Controlling story drift (wind seismic),
8. Controlling damage so as to enable
repar (seismic),
9. Ensuring ductile energy dissipation
mechanism and preventing brittle
failures (seismic).
Keterkaitan akurasi modelling
dengan kondisi aktual di
lapangan.
Keterkaitan soil-structure
interaction dengan demand
dan earthquake input
spectra
 Kajian dan uraian ditail mengenai proses
disain struktur telah banyak dibicarakan,
 Masalah yang ada, konseptual dan
prosedural, kompleks tetapi telah
banyak tersedia bahasan2 terkait, misal
dari FEMA dll.,
 Saat ini dikedepankan butir-butir utama
dari kontribusi pondasi terhadap respon
total dari gedung tinggi terhadap
beban gempa.
 Tanah pada lokasi dan “bentuk” dari
pondasi gedung dapat mempengaruhi
seismic response dan performance dari
gedung:
› Modifikasi dari seismic input terhadap gedung
dibandingkan dengan free field atau pada
suatu kedalaman dari suatu kolom tanah;
› Penambahan dari fleksibilitas dan damping
therhadap sistem soil-foundation-buildings yang
cenderung memperpanjang perioda gedung
dan mengubah demands.
 Geotechnical Parameters,
 Rocking and Translation,
 Soil-Structure Interaction,
 Foundation embedment,
Assumed bedrock level

Assumed free field level

Assumed top of basement

Using free field spectrum will produce grerater demands on structural and
non-structural components than analysis using the basement spectrum
Rangkuman target dan
prosedur disain
The permissible
amount of
damage, given
that design
hazards are
experienced
ASCE 7-05 merekomendasikan Maximum Considered Earthquake =
gempa dengan perioda ulang 2500 th yg dibatasi oleh nilai deterministik
 Adopsi dari Capacity Design untuk
memproporsikan sistem struktur gedung,
› life safety design concept, gempa 475 th,
 Evaluasi terhadap kondisi layan,
 Evaluasi terhadap kondisi gempa near
collapse.
› Saat ini belum ada kesepakatan gempa
berapa tahun. Bisa 975 th bisa juga 2475 th.
 Gedung perkantoran 15 lantai
dengan 4 bentang pada arah U-
S dan T-B:
› Panjang Bentang = 8m
› Tinggi antar lantai = 3.5 m
 Material beton bertulang dengan
f’c = 30 MPa dan tulangan BJTD
40
 Gedung berada di wilayah yang
ekivalen dengan wilayah gempa
4 (SNI 1726-02) dengan kondisi
tanah sedang.
 Kriteria Desain mengacu pada
IBC 2006 dan ASCE 7-05
START :
• Dimensioning
• Design Code Requirement

• Collapse
• Serviceability • Life Safety
Prevention
• 3D Response • 3D Response
STEP Spectrum STEP Spectrum STEP • 3D Nonlinear
1 2 3 Response
Analysis Analysis
History
• Return period • Return period
• Return period
of 43 Years of 475 Years
of 2475 Years

As comparison performed
3D Nonlinear Response History Analysis
 Peta gempa SNI 03-1726-02 adalah peta berdasrkan
gempa dengan probabilitas 10% terlampaui untuk
gempa 50 tahunan atau perioda ulang 500 tahun dan
dapat digunakan untuk analisis Step 2.
 Untuk Wilayah Gempa 4 (Percepatan Puncak Batuan
Dasar = 0.2 g) untuk kondisi tanah sedang (site class D)
maka percepatan Puncak Muka Tanah Ao= 0.28g atau
jika diekivalen dengan peraturan IBC 2006 maka
diperoleh
› SDS = 2.5 Ao = 0.7g
› SD1 = Ar = 0.42g
 Faktor keutamaan bangunan (Importance Factor) , I = 1)
 Based on ASCE 7 – 2005/IBC 2006

Location Response Building Frame R o Cd


Direction Type

Wilayah N-S Special Moment 8 3 5.5


Gempa 4 direction Resisting Frame
E-W Special Moment 8 3 5.5
direction Resisting Frame

 Importance factor , I = 1.
 Aproksimasi perioda
struktur dihitung
berdasarkan rumusan:

 Untuk Concrete
Moment Resisting
Frame maka :
› Ct = 0.0466
› X = 0.9
› hn = 52.5 m
› Ta = 1.65 sec
 Batas atas perioda struktur
berdasrkan ASCE 7-05 / IBC
2006 adalah:

T = Cu Ta
maka pada batas atas
perioda struktur pada
kedua arah utama
bangunan adalah
T = 1.4 x 1.65 = 2.31 sec

33
% of Effective Mass
Mode Period* Represented by Mode ** Description
E-W N-S
1 2.15 0.0 (0.0) 65.5 (65.5) First Mode N-S
2 2.05 65.8 (65.8) 0.0 (65.5) First Mode E-W
3 1.81 0.0 (65.8) 0.0 (65.5) First Mode Torsion
4 0.68 0.0 (65.8) 9.2 (74.7) Second Mode N-S
5 0.65 9.3 (75.1) 0.0 (74.7) Second Mode E-W

6 0.58 0.0 (75.1) 0.0 (74.7) Second Mode Torsion

7 0.38 0.0 (75.1) 5.5 (80.2) Third Mode N-S


8 0.36 5.7 (80.8) 0.0 (80.2) Third Mode E-W
9 0.32 0.0 (80.8) 0.0 (80.2) Third Mode Torsion
10 0.25 0.0 (80.8) 13.0 (93.2) Fourth Mode N-S
11 0.25 13.4 (94.1) 0.0 (93.2) Fourth Mode E-W
12 0.22 0.0 (94.1) 0.0 (93.2) Fourth Mode Torsion
* Based on gross section properties
** Accumulated mass in parentheses
Method of Period Periods (in Second) Decription
Computation E-W N-S
Appoximate Ta 1.65 1.65 ASCE 7-05/IBC 2006
Upper limit
T = Tax Cu 2.31 2.31 ASCE 7-05/IBC 2006
SAP2000 (gross) 1.68 1.65
SAP2000(cracked) 2.14 2.14

- Propertis kekakuan untuk penampang retak “cracked sections “ adalah


balok: Ieff = 0.35 Ig ; Kolom: Ieff = 0.7 Ig ;
- Perioda yang digunakan dalam analisis ekivalen gaya lateral berada
pada kisaran Ta dan T.
 Based on ASCE 7 - 2005

Response Building Frame Type T (sec) Cs V (kN)


Direction
N-S Special Moment Resisting 2.15 0.086 3690
Frame
E-W Special Moment Resisting 2.05 0.083 3550
Frame

Response Elastic Total drift Inelastic Deflection Drift Limit


Direction Deflection, Cd x Ds, (mm)
Ds, (mm)
N-S 61 0.12 % 335.5 2%
(0.64%)
E-W 53 0.10% 291.5 2%
(0.55 %)
 Prosedur mengikuti step 3 yaitu 3D Nonlinear Response History
Analysis
 Percepatan gempa yang digunakan adalah gempa
dengan probabilitas 10% terlampaui unuk gempa 50 tahunan
atau gempa dengan perioda ulang 500 tahunan.
 Percepatan gempa diskalakan sesuai dengan percepatan
dasar permukaan berdasarkan respon spektra rencana
terhadap percepatan puncak gempa riwayat waktu.
Faktor Skala = Ao / a max
Ao = percepatan dasar perumukaan respon spektra rencana
a max = percepatan puncak gempa riwayat waktu yang
dipilih
Peak Scale factor
Earthquake Acceleration
(amax) 43 year 475 year 2475 year

El-Centro NS 0.348 g 0.281 0.804 1.005


( 3.413 m/s2)
Kobe NS 0.836 g 0.117 0.335 0.418
(8.205 m/s2)
Pacoima / 1.283 g 0.076 0.218 0.272
Northridge (12.599 m/s2)

Kobe
Pacoima
EL-Centro
Cd x Ds

Cd x Ds
Cd x Ds

Cd x Ds
EL-CENTRO
(475 year return period)
KOBE
(475 year return period)
PACOIMA
(475 year return period)
 Gempa Rencana yang digunakan berdasarkan
perioda ulang 43 tahun atau 50% terlampaui dengan
gempa 30 tahun.
 Respons spektra rencana untuk perioda ulang 43 tahun
dapat diambil berdasarkan ratio respons spektra
terhadap peioda ulang 475 tahun.
 Percepatan gempa diskalakan sesuai dengan
percepatan dasar permukaan berdasarkan respon
spektra rencana terhadap percepatan puncak gempa
riwayat waktu.
Faktor Skala = Ao / a max
Ao = percepatan dasar perumukaan respon spektra
rencana
a max = percepatan puncak gempa riwayat waktu
yang dipilih
Ds

Ds
Ds

Ds
EL-CENTRO KOBE PACOIMA
 Gempa Rencana yang digunakan berdasarkan
perioda ulang 2500tahun atau 2% terlampaui
dengan gempa 50 tahun
 Maka untuk Wilayah Gempa 4 (Percepatan
Puncak Batuan Dasar = 0.2 g). Maka perkiraan
› SS = 2.5 A’o = 3/2 SDS /Fa = 0.875 g
A’o= 0.35 g
› SD1 = Ar = 3/2 SD1 /Fv = 0.394 g
Cd x Ds

Cd x Ds
Cd x Ds

Cd x Ds
EL-CENTRO KOBE PACOIMA
 Analisis dan khususnya disain yang
didasarkan pada konsep nonlinear 3-D
dynamic time history tidak mudah untuk
dikerjakan dan dipahami,
 Perlu penguasaan dan pemahaman
basic dan mekanik dari respon struktur
dan elemennya terhadap beban
dinamik di mana materialnya mungkin
masuk ke area nonelastic,
 Sesuai proses konstruksi dan kondisi
sehari hari, pemahaman mengenai
dampak dari beban gravitasi (termasuk
berat sendiri) dapat dijadikan titik tolak
berarti bagi pemahaman respon
terhadap beban lain, khususnya gempa,
 Penentuan target performance dan
performance criteria perlu dipahami
bersama dengan baik, termasuk
konsekuensi non-teknisnya.
 Praktis semua gedung tinggi didisain
mengikuti rekomendasi dari Code yang
ada (strength based – prescriptive),
 Mengingat hal-hal di atas dan adanya
kemungkinan peningkatan beban
gempa (pga) dari 0.15g → 0.22g, perlu
dikaji performance dari gedung tinggi
yang ada terutama yang diinginkan
memiliki immediate occupancy target
 Alternatif yang dikedepankan oleh
LATBSDC-2005 dapat dijadikan
pegangan untuk proses kajian tersebut,
 Diperlukan:
› Mikrozonasi yang baik dan akurat,
› 7 data akselerasi gempa yang “SESUAI”
dengan kondisi kota Jakarta,
› Keduanya perlu diupayakan menjadi PUBLIC
DOMAIN, mengingat tercapainya public
safety dan target investasi yang optimum.
 The ground motion shall be one having a 50% probability of being
exceeded in 30 years (mean recurrence interval of 43 years) and shall
not be reduced by the quantity R.
 A three-dimensional mathematical model
 The stiffness properties used shall be in accordance with 2002-LABC
 Elastic response spectrum analysis shall be performed.
 Modal responses shall be combined using the Complete Quadratic
Combination (CQC) method.
 Accidental torsion is not required.
 The following load combinations shall be used:
› 1.0D + 0.5L + 1.0Ex + 0.3Ey (1)
› 1.0D + 0.5L + 0.3Ex + 1.0Ey (2)
 The structure shall be deemed to have satisfied the acceptability criteria
for this step if none of the members exceed the applicable LRFD limits for
steel members or USD limits for concrete members (φ = 1.0).
 The ground motion shall be one having a 10% probability of being
exceeded in 50 years (mean recurrence interval of 475 years)
 A three-dimensional mathematical model
 The stiffness properties used shall be in accordance with 2002-LABC
 Elastic response spectrum analysis of the three dimensional structure
shall be performed and may be reduced by the quantity R for
purposes of design.
 Modal responses shall be combined using the Complete Quadratic
Combination (CQC) method.
 Accidental torsion is required.
 The following load combinations shall be used:
› 1.0D + 0.5L + 1.0Ex + 0.3Ey (1)
› 1.0D + 0.5L + 0.3Ex + 1.0Ey (2)
 The structure shall satisfy all relevant 2002-LABC requirements
 The ground motion shall be one having a 2 % probability of being
exceeded in 50 years (mean recurrence interval of 2475 years), atau
didasarkan pada return period yang disepakati para pihak terkait, misal
sama dengan LATBSDC-2005 & 2008, yaitu 10% poe 100 th.
 A three-dimensional mathematical model
 A suite of seven or more appropriate ground motion time histories
shall be used in the analysis.
 Ground motion histories and their selection shall comply with the
requirements of ASCE 7-05 and shall be scaled according to the
provisions of Section 17.3.2 of ASCE 7-05.
 P-Δ effects shall be included in all nonlinear response history
analyses.
 Strength of elements shall be based on expected values (φ = 1.0)
considering material overstrength.
 The hysteretic behavior of elements shall be modeled consistent
with suitable laboratory test data or applicable modeling
parameters for nonlinear response analyses published in FEMA-356.
 Accidental torsion is not required.
 The following load combinations shall be used:
› 1.0D + 0.5L + 1.0Ex + 1.0Ey (1)
› 1.0D + 0.5L + 1.0Ex + 1.0Ey (2)
 The nonlinear deformations shall be limited to the FEMA-356 Primary
Collapse Prevention limits
 Disain bangunan (sangat) tinggi tidak lagi
dapat disandarkan pada konsep strength
based prescriptive code yang target
utamanya ditujukan untuk mengatur
bangunan non tinggi yang standar,
 Alternatif Performance-Based yang
disampaikan oleh LATBSDC secara
konseptual lebih rasional dan mudah diikuti
jadi seyogyanya dijadikan pegangan untuk
mengevaluasi ataupun merencanakan
gedung tinggi di wilayah gempa di
Indonesia.
 Untuk mendukung proses dan hasil disain
yang lebih baik, seyogyanya segera
diupayakan tersedinya:
› 7 data akselerasi gempa yang sesuai dengan
karakter sumber gempa dan tanah Indonesia,
› Data Microzonasi lengkap bagi wilayah
berkembang dengan potensi gedung tinggi
yang signifikan, seperti Jakarta dan beberapa
kota besar lainnya.
 Kesepakatan para pihak terkait atas nilai
perioda ulang untuk gempa ekstrim (near
collapse).
 Studi kasus dilakukan menggunakan
software SAP 2000 v.12.02 dengan
bantuan TY LIN International, Singapore.
1. LATBSDC, “An Alternative Procedure for Seismic Analysis and Design
of Tall Buildings Located in the Los Angeles Region”, 2005 Edition,
2. LATBSDC, “An Alternative Procedure for Seismic Analysis and Design
of Tall Buildings Located in the Los Angeles Region”, 2008 Edition,
3. LATBSDC, “Benefits of Performance Based Design for Tall Buildings”,
ICC LA Basin chapter Meeting, July 2009,
4. Naeim, F., “Performance Based Earthquake Engineering for Tall
Building”, LATBSDC, 2009.
5. CTBUH, “Recommendation for the Seismic Design of High-Rise
Buildings”, 2008,
6. 2006 International Building Code, ICC Inc.,
7. ASCE /SEI 7-05, “Minimum Design Loads for Buildings and Other
Structures”.
8. 2009 International Building Code, ICC Inc.,
9. FEMA 451b, “NEHRP Recommended Provisions for New Buildings
and Other Structures” – Training and Instructional Materials, June
2007.

You might also like