Professional Documents
Culture Documents
Avian influenza : penyakit infeksi akibat virus influenza A yang biasa menyerang unggas Semua subtipe A menyerang unggas Subtipe B dan C sakit ringan pada manusia Protein penanda virus A : hemaglutinin (H), dan neuraminidase (N) Subtipe lazim pada manusia (human influenza) : H1, H2, H3, N1, dan N2
Dapat bertahan dalam air sampai 4 hari suhu 22C, > 30 hari suhu 0C Dalam tinja unggas dan dalam tubuh unggas sakit lebih lama Mati dalam pemanasan 60C 30 menit, 56C 3 jam dan 80C 1 menit Mati dengan detergen, formalin, cairan yang mengandung iodin dan alkohol 70%
EPIDEMIOLOGI
Kejadian pada binatang
Tahun 1996 virus H5N1 diisolasi dari seekor angsa dari peternakan di Provinsi Guangdong China
INDONESIA: 2 Februari 2004 Ditemukan di peternakan di 11 provinsi
INDONESIA: 21 Juli 2005 kasus pertama. 2 anggota keluarga lainnya belum dikonfimasi secara laboratorium.
PATOGENESIS
Penularan kepada manusia: Secara langsung dari unggas atau lingkungan yang tercemar virus Melalui inang perantara
Perubahan genetik besar subtipe A antigenic shift Perubahan genetik kecil subtipe A antigenic drift
antigenic shift pencampuran materi genetik menghasilkan virus baru penyakit, menyebar antarmanusia pandemi antigenic drift point mutations pada segmen gen RNA perubahan molekul glikoprotein permukaan wabah lokal yang tidak begitu berat
droplet infection tertanam pada membran mukosa yang melapisi saluran pernapasan atau langsung memasuki alveolus Virus yang tertanam pada membran mukosa terpajan mukoprotein yang mengandung asam sialat mengikat virus Mukoprotein yang mengandung reseptor ini mengikat virus perlekatan virus dengan sel epitel saluran napas dapat dicegah
Virus yang mengandung protein neuramidase pada permukaannya dapat memecah ikatan tersebut. Virus selanjutnya akan melekat pada epitel permukaan saluran napas bereplikasi dalam sel tersebut Replikasi virus terjadi selama 4-6 jam dalam waktu singkat menyebar ke sel-sel didekatnya
MANIFESTASI KLINIS
Influenza Tanpa Komplikasi Demam, nyeri kepala, nyeri otot, malaise, onset mendadak, disertai gejala penyakit saluran napas seperti batuk atau nyeri tenggorokan dengan spektrum gejala yang beragam. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan dada tidak menunjukkan kelainan berarti. Berangsur membaik dalam 2-5 hari, namun dapat hingga >1 minggu.
Influenza dengan Komplikasi Pneumonia Miositis dan Rabdomiolisis Sindrom Reye Gejala Susunan Saraf Pusat Komplikasi lain
Hematologi : ditemukan leukopeni, limfositopeni, dan trombositopeni Kimia : penurunan albumin, peningkatan SGOT/SPT, ureum dan kreatinin, kreatin kinase. Radiologi : gambaran inflitrat menunjukkan pneumonia.
DEFINISI KASUS
Penderita dalam penyelidikan Demam 38C, dan 1 atau lebih gejala: Batuk Nyeri tenggorokan Sesak napas Pengawasan klinis dan pemeriksaan laboratorium masih dikerjakan.
Kasus probable H5N1 ditemukan adanya kenaikan titer antibodi minimum 4 kali terhadap H5 dengan pemeriksaan HI test menggunakan eritrosit kuda atau ELISA test Hasil laboratorium terbatas untuk influenza H5 (dideteksi antibodi spesifik H5 dalam spesimen serum tunggal) menggunakan neutralisasi tes Dalam waktu singkat menjadi pneumonia berat/gagal napas/meninggal dan terbukti tidak ada penyebab lain.
Kasus confirmed H5N1 Setiap penderita (hidup atau meninggal) yang pemeriksaan laboratoriumnya menunjukkan 1 atau lebih hasil berikut: Kultur virus H5 positif PCR unruk virus H5 positif IFA test dengan antibodi monoklonal anti influenza H5 positif Peningkatan titer 4x lipat antibodi spesifik terhadap virus H5 pada pemeriksaan serum ulangan
KRITERIA RAWAT
Suspek flu burung dengan gejala klinis berat yaitu : sesak napas dengan frekuensi 30 kali /menit Nadi 100 kali /menit, ada gangguan kesadaran Kondisi umum lemah Suspek dengan leukopeni Suspek dengan gambaran radiologi pneumonia Kasus probabel dan confirm
PENATALAKSANAAN
Antiviral sebaiknya diberikan 48 jam pertama. Penghambat M2: amantadin, rimantidin, 2x/hari 100 mg atau 5 mg/kgBB selama 3-5 hari Penghambat neuraminidase: zanamivir, oseltamivir, 2x75 mg selama 1 minggu
PEDOMAN DEPKES RI
Pada kasus suspek flu burung diberikan oseltamivir 2x75 mg 5 hari,simptomatik dan antibiotik jika ada indikasi Pada kasus probable flu burung diberikan oseltamivir 2x 75 mg selama 5 hari, antibiotik spektrum luas yang mencakup kuman atipikal dan tipik dan steroid jika perlu seperti pada kasus pneumonia berat, ARDS. Profilaksis bagi kelompok risiko tinggi: oseltamivir 1x1 75 mg selama > 7 hari (hingga 6 minggu)
EPIDEMIOLOGI
Kebanyakan flu babi tidak menyebabkan penyakit pada manusia. Namun , beberapa negara telah melaporkan beberapa kasus infeksi flu babi pada manusia. Infeksi biasanya ringan dan virus tidak menyebar cepat ke orang lain. H1N1menyebabkan pandemi tahun 2009-2010. Babi terinfeksi virus dari berbagai inang (unggas dan manusia) antigenic shift virus baru lebih mudah menular dari binatang-manusia lebih parah
DIAGNOSIS
Demam dengan penyakit respirasi dalam 7 hari terakhir setelah kontak dengan orang yang terkonfirmasi kasus infeksi H1N1 Demam dengan penyakit respirasi dalam 7 hari terakhir setelah berkunjung ke daerah yang terkonfirmasi terdapat kasus infeksi H1N1 Demam dengan penyakit respirasi pada orang yang disekitar tempat tinggalnya paling tidak terdapat 1 kasus H1N1 terkonfirmasi
Real-Time RT-PCR tes diagnostik laboratorium in vitro Mengidentifikasi dan membedakan virus A dan B Mengklasifikasi subtipe virus A Mendeteksi infeksi virus A pada spesimen traktus respirasi Hasil dapat dilihat dalam waktu 4 jam
DESKRIPSI KASUS
Influenza tanpa komplikasi Gejala ILI (influenza Like Illness): demam, batuk, nyeri tenggorokan, rhinorrhea, nyeri kepala, nyeri otot, dan malaise, tanpa sulit bernapas dan dispnea. Penyakit gastrointestinal: diare dan/atau muntah, terutama pada anak, tanpa dehidrasi
Influenza dengan komplikasi atau berat Temuan klinis : dispnea, takipnea, hipoksia dan/atau tanda radiologis penyakit traktus respirasi bawah, keterlibatan sistem saraf pusat (ensepalitis, ensepalopati), dehidrasi berat, atau temuan komplikasi sekunder (gagal ginjal, gagal multiorgan, dan syok septik) Eksaserbasi penyakit kronik: asma, PPOK, gagal ginjal atau hepar, diabetes, atau kondisi kardiovaskular lain
PENATALAKSANAAN
Pengobatan Suportif dan terdiri dari tirah baring, peningkatan konsumsi cairan, antipiretik, dan analgesik. antiviral sebagai terapi dan profilaksis.
PENGOBATAN ANTIVIRAL
Oseltamivir Diindikasikan pengobatan usia >1 tahun Usia 13-17 tahun : 75 mg 2x sehari selama 5 hari (oral) Usia 6 bulan-12 bulan : 3 mg/kgBB 2x sehari selama 5 hari
Zanamivir Diindikasikan untuk usia >5 thun : 2 hisap (2x5mg) 2x sehari selama 5 hari
TERIMA KASIH