You are on page 1of 18

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Persoalan yang dihadapi manusia dari waktu ke waktu nampaknya makin lama makin kompleks, baik persoalan yang berhubungan dangan pribadinya, keluarganya, pekerjaan dan masalah kehidupan secara umum. Kompleksitas masalah itu telah mengarahkan sebagian dari manusia mengalami konflik-konflik dan hambatan dalam memenuhi apa yang mereka harapkan. Kompleksitas masalah demikian inilah menuntut adanya media yang dapat membantu mengatasi segenap permasalahan kehidupan kita sehari-hari. Latipun (2 !!"2# menjelaskan bahwa konseling merupakan salah satu upaya untuk membantu mengatasi konflik, hambatan,dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan manusia, sekaligus sebagai upaya

peningkatan kesehatan mental. Konseling merupakan satu diantara bentuk upaya bantuan yang secara khusus dirancang untuk mengatasi persoalanpersoalan yang manusia hadapi. Kini kemajuan konseling sejalan dengan kemajuan masyarakat, ada banyak pekerjaan yang terdiferensiasi ke dalam pekerjaan yang lebih spesifik, demikian juga halnya dengan konseling. Konseling kini merambah di berbagai bidang, tidak hanya dalam bidang sekolah$formal

saja, akan tetapi dalam bidang lintas budaya, bidang konseling krisis, konseling keluarga dan lain sebagainya. %lading (2 !2# dalam bukunya &Konseling Profesi yang 'enyeluruh( mengemukakan bahwa kebutuhan masyarakat akan

konseling sudah merambah ke dalam konseling penganiayaan, konseling penyandang cacat, konseling kesehatan mental, dan konseling komunitas. )ejalan dengan hal tersebut maka konseling dalam bidang-bidang yang khusus ini perlu dipahami bersama oleh para konselor maupun calon-calon konselor untuk semakin memantapkan profesi konseling. *leh karena itu dalam laporan buku ini penulis mengulas bahasan konseling dengan konseli(khusus( dengan judul &Konseling Korban Penganiyaan,

Penyandang +acat, Kesehatan 'ental, dan Komunitas(. B. Rumusan Masalah ,erdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam laporan buku ini adalah" ,agaimanakah pelayanan konseling untuk korban penganiyaan,

penyandang cacat, kesehatan mental, dan konseling komunitas-

C. Tujuan .ntuk mengetahui bentuk pelayanan konseling untuk korban penganiyaan, penyandang cacat, kesehatan mental, dan konseling komunitas.

D. Manfaat !. ,agi Konselor 'engetahui dan memahami pelayanan konseling dalam bidang-bidang yang khusus )ebagai telaah dan bahan kajian dalam pengembangan profesi konselor 2. ,agi 'asyarakat )ecara .mum 'engetahui dan memahami beraneka ragam layanan konseling untuk masayarakat

BAB II PEMBAHASAN

A.

!nsel"ng

!r#an Pengan"a$aan

Penganiayaan (abuse# oleh %lading (2 !2"021# dijelaskan sebagai penyalahgunaan atau perlakuan yang salah terhadap orang lain, tempat, maupun benda-benda. )ecara alami dapat bersifat aktif maupun pasif, 1

namun hasil akhirnya biasanya akan merusak siapa pun yang terlibat di dalamnya. )ecara umum jenis dari penganiayaan ini oleh %lading dibedakan menjadi 2 yakni" penganiayaan interpersonal dan penganiayaan intrapersonal. Penganiayaan interpersonal meliputi kekerasan atau penelantaran kepada orang lain, khususnya di dalam satu keluarga. +ontohnya" kepada saudara kandung, pasangan, anak-anak. ,entuknya bisa saja halus atau tidak kentara, seperti penganiayaan emosional, atau yang bentuk nyata seperti kekerasan fisik. !. 4ari Penganiayaan 2mosional Pada Pasangan )uami 3stri semua jenis penganiayaan, penganiayaan emosional

merupakan yang paling umum. Penganiayaan ini bersifat tidak kentara dibandingkan dengan bentuk penganiayaan lainnya, walaupun dapat juga terlihat nyata. ,eg +ross dalam %lading (2 !2" 021-020# mengatakan bahwa ada !2 tanda penganiayaan emosional antara pasangan suami istri" a# +emburu b# 'engendalikan perilaku c# 5arapan yang tidak realistis d# 3solasi e# 'enyalahkan pasangan atas suatu masalah dan perasaan

f#

5ipersensitif

g# Penganiayaan 6erbal h# Peran jenis kelamin yang tidak fleksibel i# j# Perubahan kepribadian dan suasana hati yang mendadak 7ncaman kekerasan

k# 'embanting atau memukul barang l# 2. 'enggunakan kekuatan selama berargumen Penganiayaan Pada 7nak Penganiayaan pada anak dan penelantaran anak merupakan

keprihatinan besar dalam keluarga-keluarga di 7merika. )etiap tahun ada lebih dari 2,0 juta anak yang menjadi korban penganiayaan dan penelantaran. 8ang termasuk dalam kategori penganiayaan anak ini adalah penganiayaan fisik, seksual dan psikologi. 2fek dari penganiayaan anak adalah agresi, kejahatan, dan bunuh diri, selain gangguan kognitif, akademis, dan psikologi dalam diri anak. Penganiayaan pada diri anak juga mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perilaku anak setelah dewasa. %lading (2 !2"020# menambahkan, bahwa sejumlah anak korban penganiayaan sulit menjalin hubungan yang erat dan berkelanjutan dengan teman-teman sebayanya apalagi dengan orang dewasa. /. Penganiayaan 7ntarsaudara 9

7ntara

saudara

dapat

terjadi

penganiayaan

dan

bahkan

penganiayaan saudara adalah suatu pandemic dan dapat mempunyai akibat fatal. 4iperkirakan ada sekitar 1 : anak di 7merika )erikat yang terlibat dalam agresi fisik antar saudara dan sekitar ;0: yang terlibat dalam agresi 6erbal antar saudara secara rutin. 7las an penganiayaan antar saudara kompleks, tetapi umumnya mencakup persaingan dominasi, dan

perkelahian kekuasaan untuk mendapat sumber daya. Penganiayaan anatar saudara terjadi dalam / bentuk dminan" seksual, fifik, dan psikologi. Penganiayaan seksual hampir selalu dilakukan pada saudara perempuan leh saudara laki-lakinya. Penganiayaan itu dapat terjadi hanya satu kali, tetapi sering kali kontinu selama bertahuntahun. Penganiayaan fisik adalah melakukan tindakan fisik yang menimbulkan bahaya seperti memukul, menendang, menggigit, mencakar, atau menggunakan benda-benda seperti ikat pinggang, pisau dan lain sebagainya. Penganiayaan psikologis mencakup lok-olok atau ejekan yang knstan, intensif, atau berlebihan, merendahkan atau meremehkan dan dapat menjdai bagian dari kedua tipe penganiayaan lainnya. 'eskipun penganiayaan antar saudara ini biasanha mereda dengan bertambahnya usia, tetapi dapat meninggalkan bekas atau luka pada rang yang mengalaminya. Korban bisa berlaku kejam pada orang-rang yang lebih lemah darinya setelah dia dewasa nanti.

<

1.

.paya 'encegah dan 'engobati Program pencegahan dalam penganiayaan antarpribadi terutama bersifat pendidikan. =okus program ini adalah mengajarkan keahlian mendengarkan dan interaksi hubungan yang tepat. Pengobatan untuk pengaiayaan antarpribadi cukup pre6alen. 2mpat pengobatan yang paling umum untuk penganiayaan pasangan$kekasih adalah terapi perkawinan, pelatihan manajemen kemarahan, terapi indi6idual, dan program pengendalian knflik dmestik. >erapi perkawinan dapat berupa terapi pasangan atau terapi bersama, tetapi biasanya pada kasus penganiayaan hal ini tidak dapat dilakukan karena adanya risiko kekerasan. *leh karena itu layanan yang biasa dilakukan biasanya adalah program spesifik gender untuk pelaku. .paya penanganam penganiayaan antarsaudara sebagian besar melibatkan partisipasi langsung dari rangtua$wali, anak-nak, dan orang yang terlibat di dalamnya. )elain itu menekankan pentingnya memberikan pengawasan yang baik untuk anak, memberikan pendidikan seks yang tepat pada anak, dan memastikan tidak ada kekerasan di rumah. Pencegahan dan pengbatan pada malah penelantaran anak cukup kompleks karena melibatkan isu hukum, perkembangan dan psiklogis. Pada sebagian besar kasus, perawatan untuk korban belum dapat dilakukan sebelum masalah hukum diselesaikan terlebih dahulu.

*leh karena itu dalam menghadapi anak korban penganiayaan, konselor harus menangani sejumlah besar masalah baik yang ada sekarang maupun di masa lalu. Kemarahan dan perasaan dikhianati di pihak krban penganiayaan sering kali harus ditangani dahulu sebelum menghadapi keluarga sebagai satu kesatuan untuk mengreksi masalah dan mencegah agar tidak terjadi lagi.lebih jauh lagi, karena melibatkan masalah hukum, krban penganiayaan mungkin dipisahkan dari pihak keluarga, yang membuat tugas menangani keluarga menjadi jauh lebih sulit dan menantang. 7da rganisasi khusus di 7) seperti Prevent Child Abuse America dan Parents Anonymous yang memiliki cabang-cabang di daerah yang memusatkan diri dalam meningkatkan hubungan keluarga yang sehat. 0. Penyalahgunaan 3ntrapersonal Penyalahgunaan intrapersonal melibatkan dari dalam diri pribadi indi6idu. )eseorang adakalanya tidak merasakan bahwa dirinya sendirilah yang menganiaya atau melakukan penyalahgunaan pada diri sendiri. 8ang termasuk dalam penyalahgunaan intrapersonal adalah penyalahgunaan substansi,judi, dan kecanduan kerja. a# Penyahgunaan substansi - Penyalahgunaan substansi adalah pemakaian substansi yang dapat meracuni dan membuat kecanduan secara tidak benar dan mendaji suatu kebiasaan, seperti alcohol, obat, dan tembakau. 4alam definisi ?

ini obat diartikan sebagai substansi apapun selain makanan yang dapat mempengaruhi cara berpikir dan kerja tubuh seseorang, termasuk stimulant, depresan dan halusinogen. Penyalahgunaan substansi merusak mental, fisik, emosional, sosial, dan spiritual seseorang. 7dapun upaya untuk mengatasi penyalahgunaan substansi ini adalah dengan upaya pre6entif (pencegahan# dan kuratif(pengobatan#. .paya pre6entif yang dapat dilakukan menurut %lading (2 !2"0/!-0/2# seperti program kampanye &)ay @o to 4rugs(, sosialisasi programprogram pencegahan di setiap jenajang sekolah mulai dari dasar hingga sekolah lanjut. - .paya kuratif yang dapat dilakukan adalah dengan perawatan seperti konseling bagi penderita dan keluarga penyalahgunaan substansi maupun jika sudah sangat berat maka dialihtangankan ke dalam balai rehabilitasi dengan penanganan oleh dokter atau bekerjasama dengan para konselor. b# Audi - Penjudi kompulsif merupakan masalah yang serius di 7merika .tara. 4alam beberapa haBl penjudi kompulsif sejajar dengan pecandu alcohol atau obat. Penjudi kompulsif kehilangan control atas perilakunya. 'ereka umumnya berbohong dan menipu demi dapat terus berjudi. - Penjudi kompulsif ada tahap terstimulasi, euphoria yang sebanding dengan &perasaan melayang( yang dicari pencandu obat. Keadaan ini !

disertai

perubahan

kimiawi

otak

dan

aliran

yang

kadang

dikarakteristikkan dengan telapak tangan berkeringat, denyut jantung cepat, rasa mual selama berharap-harap cemas. )eperti pada kecanduan lainnya, penjudi kompulsif lama kelamaan &mentolerir( aksinya tersebut. Aadi untuk merasakan kegairahan, mereka harus terusmenerus menambah besarnya taruhan. - Perawatan untuk penjudi kompulsif, di 7) dapat dibantu melalui sebuah wadah organisasi bantuan yaitu %amblers7nonymus.

*rganisasi ini polanya sama dengan 7lcoholic 7nonymous, termasuk program perawatan !2 langkah. >ingkat kesuksesannya sebanding dengan kecanduan lain. @amun, sifat perawatannya lebih panjang dan lebih rumit karena sejumlah penjudi kompulsif juga menderita kecandun alain seperti alkholisme, penyalahgunaan substansi,

pembelanja kompulsif, atau bolumia. c# Kecanduan kerja Kecanduan kerja atau workholism didefinisikan sebagai kelainan yang kompulsif dan progresif, berptensi fatal, yang ditandai oleh tuntutan yang ditujukan pada diri sendiri, kerja berlebihan yang kmpulsif, ketidakmampuan mengatur kebiasaan kerja, dan terlalu memanjakan diri dengan pekerjaan sampai mengabaikan dan merusak hubungan dekat dan akti6itas kehidupan utama lainnya. 'asalah workholism dianatanya pada kesehatan mental, kmunikasi dalam !!

perkawinan, toritas dalam perkawinan dan lain sebagainya. 7dapun dalam penanganan kecanduan kerja ini oleh Cobinson dalam %lading (2 !2"01!# merekomendasikan beberapa hal berikut" !# ,antu mereka memperlambat kerjanya 2# Celaksasi /# ,antu mereka menge6aluasi suasana keluarganya 1# 'enekankan pentingnya perayaan dan ritual 0# 'embantu mereka ke pergaulan sosial 9# 'enghadapi kehidupan di saat sekarang <# 'endorong klien untuk mengasah dirinya ;# 'enekankan pentingnya diet yang tepat, istirahat dan olahraga ?# 'embantu klien menangisi kehilangan di masa kanak-kanak dan menangani masalah harga diri ! # 'enginformasikan kepada klien bahwa program !2 langkah tersedia sebagai pelengkap kerja indi6idual B. !nsel"ng Pen$an%ang Ca&at Kecacatan adalah kondisi fisik maupun mental yang membatasi akti6itas atau fungsi seseorang. Klien yang mempunyai kecacatan mencakup mereka yang memiliki manifestasi fisik, emosional, mental, dan !2

perilaku, termasuk sejumlah diagnsis seperti alkoholisme, artritis, buta, penyakit kardio6askuker, tuli, keternelakangan mental, cacat ortopedi, dan lain sebagainya. 7filiasi, sertifikasi, dan pendidikan untuk knselor penyandang cacat di 7) ditangani oleh 7C+7 (American Rehabilitation Counselor Association#. %lading (2 !2" 01<# mengkategorikan mengenai penyandang cacat ini yaitu konseli penyandang cacat khusus meliputi" cacat fisik, cacat mental, 7454, 53D 734). 7dapun konseling rehabilitasi yang dapat dilakukan untuk menangani konseling penyandang cacat ini yaitu" !. Konseling pribadi 2. 'encari kasus /. 'enentukan pemenuhan persyaratan 1. Pelatihan 0. Pemberian rehabilitasi 9. Layanan pendukung <. Penempatan tugas ;. Perencanaan ?. 26aluasi ! . Knsultasi kelembagaan !/

!!. Celasi publik !2. >indak lanjut

C.

!nsel"ng

esehatan Mental

Kesehatan mental oleh Surgeon General of United States didefinisikan sebagai kinerja fungsi mental yang sukses, yang

menghasilkan akti6itas produktif, hubungan dengan orang lain yang memuaskan dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan dan menangani kesulitan dari sejak masa kanak-kanak sampai kehidupan berikutnya. Kesehatan mental adalah modal untuk berpikir dan keahlian berkmunikasi, pembelajaran, pertumbuhan emosi, fleksibilitas, dan percaya diri. Kesehatan mental ini dapat diupayakan melalui pencegahan primer dan peningkatan kesehatan mental yakni (sebelum fakta$kejadian terjadi(. Kegiatan ini juga dikenal dengan pencegahan primer, jika berhasil pencegahan primer pada akhirnya akan menghasilkan indi6idu dan komunitas dengan penyesuaian diri yang lebih sehat dan lebih baik. )elain itu juga diupayakan adanya pencegahan sekunder dan tersier. Pencegahan sekunder adalah upaya mengendalikan masalah kesehatan mental yang sudah ada di permukaan tetapi belum parah. )edangkan pencegahan tersier dilakukan sebagai upaya mengendalikan masalah kesehatan mental yang serius agar tidak terjadi kronis atau mengancam kehidupan. !1

5all dan >ores dalam %lading (2 !2"00;# menjelaskan model ,loom yang dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan" !. Konselor harus bekerja untuk meningkatkan kekuatan indi6idu dan mengurangi keterbatasan indi6idu. 2. 'ereka harus meningkatkan dukungan sosial (contohnya melalui orang tua dan teman sebaya# dan mengurangi tekanan sosial. /. Dariabel lingkungan seperti kemiskinan, bencana alam, dan program komunitas bagi remaja, harus diatasi.

D.

!nsel"ng

!mun"tas

Konseling komunitas mempunyai awal yang khas. 3stilah ini diciptakan pada awal tahun !?< -an pertama kali oleh 7mos dan Eilliams. )ayangnya istilah tersebut tidak spesifik awalnya. ,ahkan di 7+7 sampai saat ini tidak ada di6isi konseling komunitas apapun, tetapi sebagai gantinya di dalam di6isidi6isi 7+7 didirikan komite dan kelompok minat di bidang konseling komunitas. *leh karena begitu ber6ariasinya pekerjaan dan spesialisasi mereka, para pelaksana konseling tetap saja lebih menjadi latar belakang. 3nilah yang membuat definisi konseling komunitas lebih didasarkan pada lingkungan kerja daripada oleh proses maupun orientasi.

!0

'ereka yang berkonsentrasi pada bidang ini adalah praktisi umum dan didefiniskan lebih oleh keadaan$lingkungan tempat mereka bekerja daripada oleh populasi yang mereka layani ataupun perawatan yang mereka tawarkan. Karena mereka adalah praktisi umum, knselor komunitas bekerja di berbagai lingkungan. )ebagai suatu kelmpok, konselor komunitas mengidentifikasikan diri sebagai konselor walaupun beberapa diantaranya lebih dikenali melalui spesialisasi pelatihan yang diikutinya seiring dengan berlalunya waktu.

BAB III PENUTUP A. S"m'ulan Kebutuhan masyarakat akan konseling sudah merambah ke dalam konseling penganiayaan, konseling penyandang cacat, konseling kesehatan mental, dan konseling komunitas. )ejalan dengan hal tersebut maka konseling dalam bidang-bidang yang khusus ini perlu dipahami bersama oleh para !9

konselor maupun calon-calon konselor untuk semakin memantapkan profesi konseling. B. Saran !. ,agi Konselor 4alam praktik konseling hendaknya mengetahui dan memahami pelayanan konseling dalam bidang-bidang yang khusus 2. ,agi 'asyarakat )ecara .mum 'asyarakat hendaknya mampu memahami adanya berbagai macam pelayanan konseling, sehingga dapat memanfaatkannya untuk mencapai kehidupan sehari-hari yang efektif dan sejahtera.

DA(TAR PUSTA A

%lading, )amuel >.2 !2. Konseling Profesi yang Menyeluruh. Aakarta" 3ndeks Latipun. 2 !!. Psikologi Konseling. 'alang" .'' Press !<

!;

You might also like