Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh : Noor Ikhsan IndraAjiSulaksa IkaWinaAyuPutri Ade Fahmawati AnugerahPratiwi (H1A111213) (H1A111223) (H1A111227) (H1A111230) (H1A111232)
C. Baku Mutu dan Standar Kualitas Air Bersih Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan kualitas, yaitu: Aman dan higienis. Baik dan layak minum. Tersedia dalam jumlah yang cukup. Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat. Depkes RI telah menerbitkan standar kualitas air bersih tahun 1977 (Ryadi Slamet, 1984:122). Dalam peraturan tersebut standar air bersih dapat dibedakan menjadi tiga kategori (Menkes No. 173/per/VII tanggal 3 Agustus 1977): 1. Kelas A. Air yang dipergunakan sebagai air baku untuk keperluan air minum. 2. Kelas B. Air yang dipergunakan untuk mandi umum, pertanian dan air yang terlebih dahulu dimasak.
Mengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia, maka kualitas air tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu: 1. Persyaratan fisika, antara lain: a. Air yang berkualitas harus memenuhi persyaratan fisika sebagai berikut: - Jernih atau tidak keruh b. Tidak berwarna c. Rasanya tawar d. Tidak berbau e. Temperatur normal
2. Persyaratan kimiawi, antara lain: a. pH (derajat keasaman ) b. Kesadahan c. Besi d. Aluminium e. Zat organik f. Sulfat g. Nitrat dan Nitrit
3. Persyaratan biologi Persyaratan Biologis Persyaratan biologis berarti air bersih itu tidak mengandung mikroorganisme yang nantinya menjadi infiltran tubuh manusia.
4. Persyaratan Radioaktif Persyaratan radioaktif sering juga dimasukkan sebagai bagian persyaratan fisik, namun sering dipisahkan karena jenis pemeriksaannya sangat berbeda, dan pada wilayah tertentu menjadi sangat serius seperti di sekitar reaktor
D. Cara Pengujian Kualitas Air a. Tes pertama Air yang akan diperiksa dicampur dengan air teh dengan perbandingan air : air teh = 1:2 Lalu, campuran tersebut didiamkan dalam keadaan terbuka hingga satu malam Periksa apakah ada perubahan warna, lendir dan lapisan seperti minyak di permukaan
Hasil Pengetesan: Air yang mengandung tingkat kesadahan dan kandungan logam tinggi dapat terlihat bila air teh berubah menjadi hitam, ungu atau biru. Bila air tetap berwarna seperti air teh, maka secara kimia kualitas air itu baik.
b. Tes Kedua dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: Air yang akan diuji dimasukkan ke dalam gelas/botol kemudian ditutup. Air tersebut dibiarkan sampai lima hari, kemudian periksa
Hasil pengetesan : Apabila terdapat perubahan warna atau gumpalan warna (putih, hitam atau hijau), maka air tersebut kurang baik secara biologis (mengandung mikroorganisme atau bakteri berbahaya). E. Skema Proses Pongolahan Air Bersih a) di PDAM PDAM, biasanya melakukan pengolahan secara fisika dan kimiawi dalam proses penyediaan air bersih. Terdapat tiga bagian penting dalam sistem pengolahannya. 1. Bangunan Intake 2. Water Treatment Plant. Biasanya bagunan ini terdiri dari 4 bagian, yaitu : bak koagulasi, bak flokulasi, bak sedimentasi, dan bak filtrasi.
Koagulasi
Flokulasi
Sedimentasi
Gambar 3. Proses Sedimentasi Gabungan unit koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi disebut unit aselator
Plant
Filtrasi
b) Metode Sederhana Bahan dan alat : Air sumur/sungai yang tidak tercemar bahan kimia. Biji Kelor (Moringa oleifera) atau Moringa stenopetala, Hibiscus sabdarifa, asam (Tamarindus indica) dan Cajanus cajan, untuk mengendapkan lumpur dan partikel air sebagai ganti tawas. Batu kerikil, sebagai bahan penyaring dan membantu aerasi oksigen. Pasir, untuk menahan endapan lumpur. Arang, sebagai penyerap partikel yang halus, penyerap bau dan warna yang terdapat di air. Ijuk, untuk menyaring partikel yang lolos dari lapisan sebelumnya dan meratakan air yang mengalir. Drum plastik/gentong/bak semen 200 lt. Gentong besar atau bak penampung dari semen Pompa air Penyangga kayu (bila perlu) Pipa bambu/paralon atau selang plastik Kran air Kasa nyamuk dari plastik Solasi paralon dan lem paralon
Fungsi bahan-bahan tersebut masing-masing adalah: Kerikil Ijuk : penyaring kotoran-kotoran kasar : penyaring kotoran-kotoran halus
Ijuk lapisan ke-2 : media penahan pasir halus agar tidak lolos ke lapisan bawahnya Arang Kain Kerikil lubah bawah : penghilang bau : lapisan penyaringan akhir : sebagai celah agar air dapat mengalir melalui
Batu besar : memberi celah yang lebih besar sebagai jalan keluarnya air melalui