You are on page 1of 8

LAPORAN OBSERVASI MANAJEMEN AGRIBISNIS TANAMAN HORTIKULTURA Di Dusun Kledokan, Desa Sumber Rejo, Kec. Ngablak, Kab.

Magelang

Disusun oleh :

Agus Arianto

(20110210030)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2013

LATAR BELAKANG Pertanian merupakan salah satu kegiatan paling mendasar yang dilakukan sebagian besar penduduk Indonesia. Pertanian menjadi sector andalan dalam membangun perekonomian bangsa ini serta mampu menjaga kemandirian negara dalam ketahanan pangan. Komoditas hortikultura sebagai salah satu produk pertanian merupakan kelompok komoditas yang terdiri dari buah-buahan, sayuran, bunga, tanaman hias dan tanaman biofarmaka. Kalau dilihat dari cara penggunaan, habitus tanamannya maupun fungsinya, nampaknya kelima kelompok anggota hortikultura merupakan komoditas-komoditas yang sangat berbeda satu dengan yang lain. Buah-buahan dan sayuran dikonsumsi sebagai pangan manusia, sedangkan bunga dan tanaman hias tidak dimakan, dan tanaman obat lain lagi penggunaannya. Pohon buah-buahan sebagian besar habitusnya adalah pohon, sedangkan sayuran adalah herba. Tetapi sebenarnya seluruh komoditas hortikultura mempunyai ciri penting yang sama satu dengan yang lain. Sayuran merupakan salah satu komoditas

hortikultura yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Tingginya kandungan vitamin dan mineral pada sayuran membuat komoditas ini dinilai sangat bermanfaat bagi kesehatan. Di sisi lain, sayuran juga memiliki potensi terkait dengan nilai ekonomi dan kemampuan menyerap tenaga kerja yang baik. Salah satu Kabupaten penyuplai komoditas hortikultura terbesar di Jawa Tengah yaitu Kabupaten Magelang. Hal tersebut dikarenakan letak geografis yang sangat strategis yaitu terletak di wilayah pegunungan yang sejuk dan subur dan didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.

Manajemen Agribisnis Tanaman Hortikultura (MATH) merupakan salah satu mata kuliah wajib yang terdapat di Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Kompetensi yang harus dikuasai oleh setiap mahasiswa dan mahasiswi dalam mata kuliah MATH yaitu mampu membuat perencanaan (proposal) bisnis tanaman Hortikultura untuk mengembangkan agribisnis tanaman Hortikultura. Untuk memenuhi kompetensi tersebut setiap mahasiswa dan mahasiswi harus mengetahui kondisi di lapangan, sehingga akan mempermudah dalam penyusunan proposal bisnis tanaman Hortikultura. Untuk itu pada 16 Desember 2013, Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta mengadakan kunjungan lapangan ke kelompok tani

Sumbersari di Dusun Kledokan, Desa Sumber Rejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang. Pemilihan Magelang sebagai tujuan observasi lapangan karena Magelang merupakan salah satu daerah sentra pengembangan sayuran di Indonesia dengan berbagai komoditas hortikultura baik lokal maupun non lokal

HASIL OBSERVASI Observasi dilakukan di kelompok tani yang berada di Dusun Kledokan, Desa Sumber Rejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang. Luas lahan yang berada Dusun Kledokan, Desa Sumber Rejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang sekitar 150 ha yang ditanami pangan (padi, jagung, dan lain-lain) dan tanaman hortikultura khusunya komoditas sayuran. Sistem pertanian yang digunakan yaitu sistem pertanian terpadu dengan menggabungkan pertanian, dan peternakan. Jenis tanaman yang ditanam yaitu bayam Jepang, sawi, selada merah, bayam merah, kubis, tomat dan cabai. Budidaya tanaman yang dilakukan yaitu pertanian organik, karena dalam proses budidaya menggunakan bahan organik seperti pupuk kandang, pupuk kompos, dan pestisida yang terbuat dari mikroorganisme seperti jamur Beuvaria bassiana., Metarizium sp., dan Tricderma sp.

1. Peternakan Sapi Sektor peternakan yang ada di kelompok tani Sumbersari yaitu ternak sapi. Sapi yang diusahakan adalah sapi perah yang pasarnya ada di Solo. Produksi susu antara 10 30 liter per hari per induk. Harga perliternya adalah Rp 3.000,-. Sapi dengan kualitas kurang prima akan menghasilkan 20 liter susu per hari.. kelompok tani ini pernah mendapat bantuan dari pemerintah sebanyak Rp. 305.000.000,- untuk membeli indukan dan obat-obatan. Harga sapi per ekornya Rp 14.000.000,- dengan umur 2,5 tahun. Pemberian makan adalah 1 hari 2 kali, jenis pakannya adalah campuran konsentrat, ampas tahu, dan rumput gajah. Sistem gado yang dilakukan di kelompok tani ini adalah 15 % ke kelompok tani sedangkan yang 85 % untuk pemelihara. Pemerasan susu kurang lebih 1 bulan setelah induk melahirkan. Sedangkan pemerasan diberhentikan saat induk bunting 7 bulan. Permasalahan yang kerap dirasakan kelompok ternak sapi Sumbersari adalah masih kurangnya bentuk perhatian dari pemerintah seperti bantuan induk sapi untuk pengembangan dan perbanyakan jumlah sapi. Disamping itu juga petani masih kurang tersentuh dengan kegiatan sosialisasi tentang kesehatan dan penanganan penyakit pada hewan ternak seingga petani memiliki pengetahuan minim mengenai hal tersebut.

STRUKTUR ORGANISASI PENASEHAT Bapak Kades

Ketua Bapak Suhud Bapak Gunanto

SEKRETARIS Bapak Nur H. Bapak Jumali

BENDAHARA Bapak Winarto Bapak Ngadiono

SIE. PENGADAAN Bapak Mujar

SIE. KESEHATAN Bapak Mujiono

SIE. HUMAS Bapak Tumar

2. Pengembangan Komoditas Hortikultura Di kecamatan Ngablak sendiri pengembangan komoditas hortikultura sudah sejak beberapa tahun lalu di kembangkan. Penggalakan Kabupaten Magelang sebagai sentra pengembangan komoditas sayuran memberikan peluang besar bagi masyarakat Kecamatan Ngablak untuk mengembangkan sayuran yang didukung dengan luas lahan yang cukup memadai. Adapun jenis-jenis komoditas yang ditanam meliputi cabe,, kubis, dan sawi. Selain itu mulai diusahakan pasar go organik, berupa bayam jepang (spinach) dan selada merah.. TEKNOLOGI BUDIDAYA Tanaman bayam Jepang yang dibudidayakan oleh kelompok tani Sumbersari ditanam diatas tanah seluas 1000 m2 dengan jenis tanah regosol dan derajat kemasaman tanah (pH) netral. Untuk menjaga kelembaban dan menghindari sinar matahari dan air hujan secara langsung menggunakan sungkup sebagai penaung.. Hal tersebut dilakukan menghindari tanaman cepat berbunga dan pertumbuhan daun yang lambat (jumlahnya sedikit). Selain itu, untuk menghindari serangan hama dan penyakit pada saat kelembaban tinggi. Total biaya produksi untuk budidaya tanaman Bayam Jepang yaitu sekitar Rp 15.000.0000,- untuk 7 tahun Adapun tahapan budidaya tanaman bayam Jepang yang dilakukan oleh kelompok tani Sumbersari yaitu:

1. Pembibitan Budidaya bayam Jepang diawali dengan melakukan penyemaian benih bayam Jepang. Waktu yang dibutuhkan penyemaian sekitar 8 hari. Kebutuhan benih pada lahan tersebut sekitar 250 gram (1 kaleng) yang dibeli dengan harga Rp 100.000,-/kaleng. Dengan benih 250 gram benih tanaman bayam Jepang yang tumbuh sekitar 15.000 tanaman. 2. Pengolahan lahan Lahan terlebih dahulu dibersihkan dari rumput-rumput (gulma). Kemudian dicangkul dan dibalik agar tanah tercampur dengan baik. Setelah itu, lahan diberi pupuk kandang dan NPK sebagai pupuk dasar dengan cara ditabur diatas lahan, kemudian dibuat bedengan dengan ukuran lebar 1 meter, tinggi 15 20 cm, panjang sesuai dengan panjang lahan, serta jarak antar bedengan 25 35 cm. 3. Penanaman Penanam dilakukan setelah bibit tanaman bayam Jepang berumur sekitar 8 hari. Penanam dilakukan dengan menanam bibit bayam Jepang kedalam lubang tanam dengan jarak tanam 15 x 15 cm. Setelah ditanam, lubang tanam ditutup kembali. 4. Pemeliharaan Pemeliharaan dalam usahatani Bayam jepang ada 3 macam yaitu pemupukan, penyemprotan dan penyiangan. a. Pemupukan Pemupukan dilakukan 1 kali yaitu pada umur 0 2 minggu menggunakan pupuk NPK, pupuk organik dari akar rumput Gajah (PGPR) dan dapat ditambah dengan pupuk daun. Pemupukan dilakukan dengan cara ditaburkan diantara tanaman. b. Penyemprotan Penyemprotan pada tanaman Bayam jepang dapat dilkukan berulang-ulang (sekitar 2 minggu sekali) sampai panen. Pestisida dituang dalam wadah semprot sesuai dengan aturan pakai, lalu ditambah dengan air. Larutan tersebut disemprotkan ketanaman dengan intensitas ringan karena untuk menghindari kerusakan pada daun bayam Jepang. Pestisida yang digunakan terbuat dari mikroorganisme seperti jamur Beuvaria bassiana., Metarizium sp., dan Tricderma sp. c. Penyiangan Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali dengan cara manual yaitu dengan cara mencabuti rumput yang tumbuh disekitar tanaman dengan tangan.

5. Panen Umur tanaman yang layak dipanen adalah 45 hari setelah tanam. Tata cara pemanenan yaitu dengan mencabut seluruh bagian tanaman dari tanah. Panen berlangsung pada pagi hari karena akan dipasarkan pada siang harinya. Harga jual bayam Jepang yaitu Rp. 10.000,-/ikat. Kendala yan dihadapi kelompok tani ini yaitu kesulitan stok barang yan dikarenakan keterbatasan lahan dan stok sedikit. Selain itu, adanya gangguan berupa penyakit karat daun dan akar ada. Pengendalian yang dilakukan yaitu mengunakan jamur Beuvaria, Metarizium, dan Trichoderma yang diperolah kelompok tani dari yayasan. KESIMPULAN Dari hasil observasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa tanaman hortikultura mempunyai peluang yang besar dalam pemasaran. Varietas Bayam Jepang yang masih langka dapat menjadi pilihan untuk dibudidayakan karena mempunyai pasar yang cukup luas sedangkan jumlah pembudidaya sedikit. Teknik budidaya yang dilakukan untuk tanaman hortikultura ini juga tidak jauh berbeda dengan tanaman hortikultura yang lain.

LAMPIRAN

Gambar 1. Kantor Kelompok Tani Sumber Sari

Gambar 2. Struktur Organisasi Kelompok Tani

Gambar 3. Ternak Sapi Perah Kelompok Tani

Gambar 4. Komoditas Selada Merah

Gambar 5. Komoditas Spinach

LAMPIRAN

Kabupaten Kabupaten Magelang Kabupaten Magelang Kabupaten Magelang Kabupaten Magelang Kabupaten Magelang Kabupaten Magelang Kabupaten Magelang Kabupaten Magelang Kabupaten Magelang Kabupaten Magelang Kabupaten Magelang Kabupaten Magelang Kabupaten Magelang Kabupaten Magelang Kabupaten Magelang Kabupaten Magelang Kabupaten Magelang Kabupaten Magelang Kabupaten Magelang Kabupaten Magelang Kabupaten Magelang

Komoditas Labu Siam Bawang Putih Kubis Lobak Tomat Ketimun Bayam Kentang Wortel Jamur Kangkung Paprika Bawang Daun Petsai Kacang Panjang Buncis Cabe Lombok Bawang Merah Kembang Kol Kacang Merah Terong

Luas Panen (ha) 62.00 102.00 3866.00 0.00 848.00 546.00 18.00 457.00 1123.00 0.00 3.00 0.00 1430.00 1062.00 1074.00 892.00 3922.00 22.00 840.00 0.00 417.00

Jumlah Produksi (ton) 3130.20 474.60 69590.80 0.00 13327.80 7580.20 54.00 7635.10 11331.40 0.00 13.60 0.00 13496.30 13906.80 8503.70 5386.60 27940.20 246.20 7625.90 0.00 6271.30

You might also like