Professional Documents
Culture Documents
Tugas 4 ISD
Tugas 4 ISD
b. Persatuan dan kesatuan dalam kebinekaan yang meliputi semua aspek kehidupan nasional. Tata Laku (Conduct). Tata laku merupakan hasil interaksi antara wadah dan Isi yang terdiri atas: - Tata Laku Batiniah, mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas yang baik dari bangsa Indonesia. - Tata Laku Lahiriah, mencerminkan tindakan, perbuatan dan perilaku bangsa Indonesia. Kedua hal tersebut mencerminkan jatidiri dan kepribadian bangsa Indonesia yang berdasarkan kekeluargaan dan kebersamaan yang mempunyai rasa bangga dan cinta terhadap tanah air dan bangsa sehingga menimbulkan nasionalisme yang tinggi dalam semua aspek kehidupan nasional. Hakikat Wawasan Nusantara. Hakikat Wawasan Nusantara adalah: Keutuhan Nusantara atau Nasional, dalam pengertian : Cara pandang yang utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara dan demi kepentingan nasional. Ini berarti, setiap warga bangsa dan aparat negara, harus berfikir, bersikap dan bertindak secara utuh menyeluruh dalam lingkup dan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia. Asas Wawasan Nusantara. Asas Wawasan Nusantara adalah ketentuan ketentuan atau kaidah-kaidah dasar yang harus dipatuhi, ditaati, dipelihara dan diciptakan agar terwujud demi tetap taat dan setianya komponen atau unsur pembentuk bangsa (suku, bangsa, golongan dll) terhadap kesepakatan atau komitmen bersama. Jika asas Wawasan Nusantara diabaikan maka berarti cerai berainya bangsa dan negara Indonesia. Asas Wawasan Nusantara terdiri dari : - Kepentingan yang sama. - Keadilan. - Kejujuran. - Solidaritas. - Kerjasama. - Kesetiaan. Arah Pandang Wawasan Nusantara. Arah pandang wawasan nusantara meliputi : - Arah Pandang Ke Dalam. Bertujuan menjamin perwujudan persatuan kesatuan segenap aspek kehidupan nasional baik aspek alamiah dan aspek sosial.
Arah pandang ke dalam mengandung arti, bangsa Indonesia harus peka dan berusaha untuk mencegah dan mengatasi sedini mungkin faktor-faktor penyebab timbulnya disintegrasi bangsa dan harus mengupayakan tetap terbina dan terpeliharanya persatuan dan kesatuan dalam kebinekaan. - Arah Pandang Ke Luar. Bertujuan menjamin kepentingan nasional dalam pergaulan dunia yang serba berubah dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial serta mengembangkan suatu kerjasama dan saling menghormati. Arah pandang keluar mengandung arti, bangsa Indonesia dalam semua aspek kehidupan internasional harus berusaha untuk mengamankan kepentingan nasional dalam semua aspek kehidupan baik politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan demi tercapainya tujuan nasional. Kedudukan, Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara. - Kedudukan Wawasan Nusantara. -Landasan Visional, sebagai ajaran yang diyakini kebenarannya, agar tidak terjadi penyimpangan dalam pencapaian tujuan nasional. - Wawasan Nusantara dalam Paradigma Nasional dapat dilihat dari stratifikasinya : a. Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa dan dasar negara berkedudukan sebagai Landasan Idiil. b. UUD 1945 sebagai konstitusi negara berkedudukan sebagai Landasan Konstitusional. c. Wawasan Nusantara sebagai visi nasional berkedudukan sebagai Landasan Visional. d. Ketahanan Nasional sebagai konsepsi nasional berkedudukan sebagai Landasan Konsepsional. e. GBHN Sebagai Politik Strategi Nasional (Kebijakan Dasar Nasional) berkedudukan sebagai Landasan Operasional. Fungsi Wawasan Nusantara. Wawasan Nusantara berfungsi sebagai : Pedoman, motivasi, dorongan dan rambu-rambu dalam menentukan kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan baik bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh masyarakat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Tujuan Wawasan Nusantara. Wawasan Nusantara bertujuan, mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala bidang kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional daripada kepentingan orang perorang ataupun golongan.
1. Seorang presiden harus memahami ideology dan budaya secara utuh, lengkap, dan benar. Ia harus meyakini dan percaya sepenuh penuhnya bahwa pancasila adalah landasan perjuangannya, dan secara sungguh sungguh mengerti apa makna dari pancasila. Bukan sekedar mampu menghafalnya, tapi memahami makna terdalam dari ideology Negara kita. 2. Seorang presiden harus memiliki skill / kemampuan kepemimpinan yang bagus dan tidak otoriter. Artinya seorang presiden yang tidak tahu memimpin sudah tentu akan menghantar bangsa ini pada kehancuran. Kemampuan memimpin bukan tergantung pada kehebatan ia memerintah orang, namun ketegasan yang terpenting. 3. Seorang presiden harus mampu merangkul semua golongan. Ketika bangsa kita begitu rentan terhadap perpecahan, pertikaian, dan saling serang karena perbedaan, maka sangat dibutuhkan pemimpin yang mampu menyatukan dan mengayomi semua unsure yang berbeda tersebut. 4. Seorang presiden harus mempunyai integritas. Dimata hukum dan dimata masyarakat ia haruslah bersih dari segala macam catatan hitam / buruk, misalnya riwayat dalam berkorupsi, berkolusi, dan bernepotisme. 5. Presiden harus jujur. Zaman sekarang ini kejujuran semakin mahal harganya di negeri kita ini karena seperti dalam kehidupan sehari- hari, semakin langka sesuatu itu akan semakin mahal harganya. 6. Pemimpin Negara harus setia. Kesetiaan itu tidak melalui soal setia kepada pasangan hidup kita, tapi juga kesetiaan terhadap janji atau sumpah jabatan. Sudah terlalu sering adanya pernyataan dan janji dari seorang pemimpin bahwa ia tidak akan korupsi, tapi dikemudian hari mereka akhirnya terbukti melanggar janji dan sumpah mereka sendiri.