You are on page 1of 58

SALAM REDAKSI

TAMU DARI UIN SUNAN KALIJAGA

SAJIAN UTAMA
Muhammadiyah lahir dan dibesarkan bukan semata-mata untuk dirinya sendiri dan untuk umat Islam. Muhammadiyah dihadirkan dan diperjuangkan untuk kepentingan bangsa, masyarakat dan negara Indonesia. Mengapa?

TAJUK RENCANA
Diperlukan ijtihad kebangsaan. Apa maksudnya?

BINGKAI
Apa pandangan Muhammadiyah tentang keindonesiaan?

TAFSIR AT-TANWIR
Assalamualaikum wr. wb. Pembaca yang terhormat. Sudah banyak anggota Ortom yang datang bertamu dan bersilaturahim ke kantor kami. Semua kami sambut dengan penuh kegembiraan dan keikhlasan. Kami dapat berbagi ilmu dengan para tamu, dan kami mendapat banyak informasi mengenai kegiatan Ortom. Salah satu rombongan dari Ortom yang bersilaturahim ke kantor kami adalah dari Pimpinan Komisariat IMM Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga. Rombongan sebanyak 15 orang, terdiri dari immawan dan immawati dipimpin oleh Ketua PK Ganjar Rahmawan bersama Ketua Bidang Intelektual Ekom Gunawan. Kegiatan ini merupakan program dari Bidang Intelektual PK IMM Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dari pihak Suara Muhammadiyah, sebagai penerima tamu adalah Mustofa W Hasyim selaku Redaktur Pelaksana dan Ganjar Husodo, selaku Redaksi Suara Muhammadiyah. Dalam dialog yang cukup hangat muncul banyak pertanyaan dari IMM, perihal keredaksian Suara Muhammadiyah. Semua pertanyaan dijawab oleh tuan rumah, para tamu pun puas, kemudian melanjutkan perjalanan menuju kampus mereka. Demikianlah, sampai jumpa pada edisi mendatang. Wassalamualaikum wr. wb. (Redaksi) Mukjizat Nabi Musa, pelajaran bagi Bani Israil.

PEDOMAN
Kita sekarang memerlukan konsensus nasional yang baru. Mengapa?

BINA AKHLAK
Bagaimana cara memerankan diri sebagai sang Imam?

MENU
04 TAJUK RENCANA 06 SAJIAN UTAMA 14 BINGKAI 16 TANYA JAWAB AGAMA 19 TAFSIR AT-TANWIR 22 HADITS 26 KALAM 39 KRONIK DUNIA ISLAM 46 HUMANIORA 48 WAWASAN 62 IBRAH

SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 16 - 30 NOVEMBER 2013

TAJUK

PERLU TAJDID KEBANGSAAN


ementerian Agama Republik Indonesia tahun 2013 ini memfasilitasi pengelola masjid dan mushola di seluruh Indonesia untuk meluruskan arah kiblat shalat sebagaimana koreksi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang meralat fatwa No 03 Tahun 2010 tentang Kiblat yang dikeluarkan 22 Maret 2010. Intinya arah kiblat shalat bagi umat Islam Indonesia yang semula ke arah barat direvisi menjadi ke arah barat laut. Fatwa MUI tahu 2010 itu mengandung tiga poin, yakni: (1) Kiblat bagi orang shalat dan dapat melihat Kakbah adalah menghadap ke bangunan Kakbah (ainul kabah); (2) Kiblat bagi orang yang shalat dan tidak dapat melihat Kakbah adalah arah Kakbah (jihat al-Kabah), dan (3) Letak geografis Indonesia yang berada di bagian timur Kakbah/Makkah, maka kiblat umat Islam Indonesia adalah menghadap ke arah barat. Namun setelah melalui kajian bersama dengan beberapa pakar ilmu falak dan astronomi, arah yang ditentukan MUI tahun 2010 itu justru menghadap ke Afrika, Somalia Selatan, Kenya dan Tanzania. Maka setelah itu MUI Pusat merevisinya dengan menetapkan arah barat laut sebagai arah kiblat bagi umat Islam Indonesia. Muhammadiyah bersyukur kepada Allah, bahwa apa yang diperjuangkan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan, kini secara resmi dan meluas telah menjadi ketetapan pemerintah, MUI, dan umat Islam di Indonesia. Padahal dulu, ketika pendiri Muhammadiyah menggagas pelurusan arah kiblat, sungguh ditentang oleh para elite dan mayoritas umat Islam yang masih bersikap tradisional, konservatif, dan cenderung anti ilmu pengetahuan. Bahkan, Kiai Dahlah ketika membangun mushola yang arah kiblatnya benar, kemudian dirobohkan oleh mereka yang menentangnya. Kini, setelah seratus tahun Muhammadiyah mempraktikkannya, pemerintah dan kekuatan-kekuatan umat Islam yang lain baru menjalankannya. Apa yang dapat diambil dari pelajaran pelurusan arah kiblat

shalat itu? Rupanya perlu satu abad mayoritas umat berubah sikap dalam menjalankan agama dengan cara yang benar. Boleh jadi dan harapan kita, siapa tahu dalam menentukan tanggal baru untuk 1 Ramadlan, 1 Syawal, dan 1 atau 10 Dzulhijjah pun berdasarkan syariah dan ilmu pengetahuan yang akurat seperti melalui hisab wujudul hilal akan memerlukan waktu panjang. Mungkin perlu satu abad lagi, tidaklah masalah. Pembaruan memang memerlukan proses panjang. Pelajaran lain yang dapat dipetik ialah, pikiran-pikiran Islam yang berkemajuan yang selama satu abad diletakkan fondasinya dan disebarluaskan oleh Muhammadiyah lama kelamaan akan diserap oleh umat Islam dan bangsa Indonesia. Termasuk oleh mereka yang dulu menentangnya. Pikiran-pikiran Islam yang berkemajuan seperti membuka pintu ijtihad, mendirikan sekolah Islam modern, pelayanan PKU, pengorganisasian zakat dan haji, mendirikan pergerakan perempuan, dan lain-lain di samping pelurusan arah kiblat secara berproses akan ditelaah, diolah, dan kemudian diadopsi secara langsung maupun tidak langsung. Di sinilah segenap anggota, kader, dan pimpinan Muhammadiyah harus yakin akan kebenaran paham tajdid yang selama ini dijadikan pandangan Muhammadiyah, sambil terus menguji, mengritisi, dan mengembangkan agar lebih kaya lagi. Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiya, Prof M Din Syamsuddin, bahkan menisbahkan dengan pentingnya Muhammadiyah meluruskan arah kiblat bangsa setelah berhasil meluruskan arah kiblat shalat. Ketika bangsa ini mulai mengalami distorsi dari cita-cita kemerdekaan dan dihadapkan pada masalah-masalah krusial dan salah kaprah, maka perlu pelurusan kembali kiblat kebangsaan dan kenegaraannya. Muhammadiyah harus menjawab panggilan sejarah itu sebagai bagian dari komitmen tajdidnya menuju Indonesia yang berkemajuan!

PENASIHAT AHLI: H Din Syamsuddin, HM Amien Rais. PEMIMPIN UMUM: H Ahmad Syafii Maarif. WAKIL PEMIMPIN UMUM: HA Rosyad Sholeh. PEMIMPIN REDAKSI: H Haedar Nashir. WAKIL PEMIMPIN REDAKSI: HM Muchlas Abror. PEMIMPIN PERUSAHAAN: Deni Asyari. WAKIL PEMIMPIN PERUSAHAAN: H Mulyadi. DEWAN REDAKSI: HA Munir Mulkhan, Sjafri Sairin, HM Sukriyanto AR, Yusuf A Hasan, Immawan Wahyudi, M Izzul Muslimin. REDAKSI PELAKSANA: Mustofa W Hasyim. STAF REDAKSI: Amru HM, Asep Purnama Bahtiar, Ahmad Mu'arif. TATA LETAK/ARTISTIK: Dwi Agus M., Amin Mubarok, Elly Djamila. LITBANG & KESEKRETARIATAN: Isngadi Marwah. ARSIP & DOK: H Aulia Muhammad, A Nafian, EDITOR BAHASA: Imron Nasri, Ichwan Abror . IKLAN/PEMASARAN: Deni . ALAMAT REDAKSI/TATAUSAHA: Jalan KH Ahmad Dahlan 43 Yogyakarta 55122 Telp. (0274) 376955 Fax. (0274)411306 SMS: 081904181912 E-mail: redaksism@gmail.com Web: www.suara-muhammadiyah.com Terbit 2 kali sebulan. Harga langganan/eceran 1 nomor Rp. 15.000,Berlangganan sekurang-kurangnya 3 bulan (6 nomor) bayar di muka.

Melaksanakan Dakwah Islamiyah Amar Makruf Nahi Munkar. Dirintis KHA. Dahlan sejak tahun 1915 PENERBIT: Yayasan Badan Penerbit Pers "Suara Muhammadiyah" SIUPP: SK. Menpen RI No. 200/SK/Menpen/SIUPP/D.2/1986, tanggal 26 Juni 1986, Anggota SPS No. 1/1915/14/D/ 2002 // ISSN: 0215-7381

SM 22-2013
COVER: Amin Mubarok

"SM" menerima sumbangan tulisan dari para pembaca. Panjang tulisan 3-7 hal A4, diketik dua spasi penulis harus mencantumkan alamat lengkap, no. telp., dan no. rekening. Semua naskah masuk menjadi milik Suara Muhammadiyah dan tidak akan dikembalikan.

BANKERS: BNI Trikora Rek. No. 0030436020 BRI Katamso Rek. No. 0245.01.000264.30.7 BRI Cik Ditiro Rek. No. 0029.01.000537.30.6 Giro Pos Rek. No. 550 000200 1 BPD Rek. No. 001.111.000798 BNI Syariah Rek. No. 009.2196765 Bank Muamalat Rek. No. 531.0034115 Shar-E Rek. 902 69924 99 an. Drs. H Mulyadi Syariah Mandiri Rek. 7033456737 Dicetak: Grama Surya

SUARA SUARA MUHAMMADIYAH MUHAMMADIYAH 05 07 / /98 |1 || 1 -15 15 APRIL SUARA MUHAMMADIYAH 12 / 98 98 16 - MARET 30 JUNI 2013 2013

WA RT AW AN " S U AR A M U H A M M A D I Y A H "

T ID A K D IP E R KE NAN K AN M E N ER I M A/ M EM I N TA AP A P U N DAR I NA RA S U M B ER

4 4

SUARA PEMBACA SMP MUH I BEBASKAN TANAH


Sudah satu setengah tahun ini SMP Muhammadiyah 1 Sleman yang berada di Panggeran, Triharjo, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta menapaki perubahan. Dimulai dari manajemen sekolah yang baik dan inovasi perubahan sehingga berdampak kepada peningkatan kuantitas dan kualitas siswa. Pada tahun kedua perubahan ini, SMP Muhammadiyah 1 Sleman telah membebaskan tanah untuk perluasan sarana dan prasarana sekolah. Mengingat sekolah kami masih tersebar di beberapa lokasi (belum satu komplek). Berkat kerja sama yang baik, dari seluruh warga Muhammadiyah, wali siswa dan masyarakat luas pembebasan tanah tersebut dapat terwujud. Adapun agenda kami, selanjutnya adalah pembangunan gedung sekolah, berlantai 3 yang menelan anggaran sekitar Rp 1,4 milyar. Adapun dana stimulan yang dimiliki sekolah hanya Rp 80 juta. Untuk itu kami mengajak kepada seluruh pembaca Suara Muhammadiyah, baik itu alumni SMP Muhammadiyah 1 Sleman (Panggeran), warga Muhammadiyah, para donatur baik lembaga maupun perseorangan. Serta masyarakat luas yang berniat menginfakkan sebagian hartanya di jalan Allah SwT, kami siap menerimanya. Bantuan dapat dikirim melalui BRI Cabang Cik Di Tiro, Rek 0029-01058760-50-5 atas nama SMP Muhammadiyah 1 Sleman. Telepon sekolah (0274) 867396. HP 08122784176 (Hasanudin). Hasanudin SMP Muhammadiyah 1 Sleman, Yogyakarta. meliputi pembangunan kamar mandi dan WC yang terpisah dan tempat wudlu serta tempat cucian. Untuk para dermawan yang mau memberikan shodaqah baik berbentuk bahan bangunan ataupun uang bisa menghubungi panitia pembangunan. Untuk shodaqah berbentuk bahan bangunan datang langsung ke Pondok Pesantren Al-Maun Muhammadiyah Tembarak di alamat RT 1 RW 05 Dusun Temanggung, Desa Purwodadi, Kecamatan Tembarak, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Atau

BANGUN PESANTREN AL-MAUN TEMBARAK TEMANGGUNG

Pondok Pesantren Al-Maun Muhammadiyah Tembarak Temanggung sedang menambah asrama putri untuk memaksimalkan proses penanaman akhlakul karimah. Asrama yang sebelumnya berjumlah 2 di bagian selatan akan ditambah lagi 2 sehingga jumlah asrama di bagian selatan direncanakan berjumlah 4. Penambahan asrama juga

hubungi 081804293303, 08122770125, 081328851148. Untuk shodaqah berbentuk uang transfer ke BRI Britama Rek 6921-01003465-534. Web blog madrasah aliyah:
http://maalmukmintembarak.blogspot.com

Web blog madrasah tsanawiyah:


http//mtsalmukmintemanggung.blogspot.com

SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 16 - 30 NOVEMBER 2013

SAJIAN UTAMA

MUHAMMADIYAH

INSPIRATOR INDONESIA BERKEMAJUAN

eratus empat tahun dalam hitungan miladiyah atau seratus satu tahun dalam bikangan hijriyah, Muhammadiyah telah berkiprah memajukan kehidupan bangsa. Pemerintah dan rakyat Indonesia menagkui sumbangan terbesar Muhammadiyah. Dengan sedikit bicara tetapi banyak bekerja, Muhammadiyah selain menjadi pendiri bangsa dan negara ini, juga terus mengawal demi masa depan Indonesia yang maju, adil, makmur, bermartabat, dan berdaulat. Kini Muhammadiyah terus bergerak memajukan Indonesia sebagai panggilan dkwah dan tajdid. Dalam konteks kekinian Muhammamadiyah tidak kenal berhenti mengajak seluruh komponen bangsa membahas dan menyusun langkah strategis ke depan. PP Muhammadiyah di bawah komando Ketua Umum, Prof Dr H M Din Syamsuddin, telah lima kali melakukan Seilaturahim Tokoh Bangsa untuk merajut ulang Indonesia yang Berkemajuan. Forum terakhir digelar tanggal 17 Oktober 2013 di Gedung Dakwah PP Muhammadiyah Menang Raya 62 Jakarta, yang melibatkan rokoh-rokoh nasional. Gagasan utamanya Menuju Indonesia yang Berkemajuan. Dalam konteks bangsa dan negara Indonesia Bekemajuan mengandung subtansi dan senapas dengan cita-cita nasional yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 yaityu Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Dalam tafsiran Muhammadiyah sebagaimana dirumuskan dalam buku Revitalisasi Visi Dan Karakter Bangsa (2009) cita-cita nasional Indonesia tersebut diformulasikan dalam kalimat Negara Indonesia yang maju, adil, makmur, bermartabat dan berdaulat. Indonesia yang Berkemajuan juga sejalan dengan semangat Memajukan Kesejahteraan Umum, baik kesejahteraan yang bersfat jasmani maupun ruhani, fisik maupun non-fisik. Kata Indonesia Berkemajuan mengandung arti

Indonesia dapat menjadi maju, ingin menjadi maju, sekaligus berbuat atau bekerja menjadi maju. Indonesia maju atau berkemajuan karena sifatnya ideal merupakan proses yang tiada akhir, sehingga tujuan atau cita-cita tersebut harus terus dilakukan dari satu generasi ke generasi berikutnya sampai akhir zaman. Karenanya, kata berkemajuan mengandung makna proses sekaligus tujuan atau tujuan sekaligus proses yang tiada akhir itu. Indonesia Berkemajuan dalam konteks pemikiran Muhammadiyah senapas dengan isu sentral Muhammadiyah tentang Islam yang Berkemajuan yang telah dinyatakan secara resmi dalam Pemikiran Muhammadiyah Abad Kedua hasil Muktamar ke-46 (Muktamar Satu Abad) tahun 2010 di Yogyakarta. Ikon maju (progress) atau bekemajuan selain senapas dengan spirit, komitmen, dan cita-cita Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang mengemban misi dakwah dan tajdid sepanjang perjalanan sejarahnya dan sudah dibuktikan dalam langkah nyata gerakannya, juga sejalan dengan cita-cita universal setiap bangsa dan negara di mana pun. Semua negara dan bangsa mencita-citakan kemajuan, dan semua hal atau aspek seperi keadilan, kesejahteraan, kemakmuran, dan kata-kata yang sejenis lainnya sesungguhnya menuju pada keadaan yang lebih baik yang dapat dicover secara umum dan substantif dengan istilah kemajuan. Dalam konteks realitas kehidupan bangsa dan negara saat ini semangat kemajuan dan mencerdaskan sangat relevan dan menjadi suatu keniscayaan. Indonesia setelah 68 tahun merdeka masih tertinggal dalam sejumlah aspek kehidupan, di banding dengan negara-negara tetangga terutama Singapura, Malaysia, dan Thailand negeri dan bangsa ini diakui banyak mengalami ketertinggalan. Pada saat yang sama masih terdapat realitas ketradisionalan, keterbelakangan kemunduran, kebodohan, pembodohan, irrasionalitas, dan sejenisnya baik dalam kehidupan bebangsa maupun dalam mengurus negara. Negara sebagai fenomena modern masih banyak dikonstruksi dan diurus dengan cara-cara yang tradisional, sehingga menyebabkan salah urus, korupsi, penyalahgunaan, penyelewenangan, dan bentuk-bentuk ketertinggalan atau keterbelakangan lainnya. Negara dan bangsa tidak diurus, dikelola, dibangun, dan dikembangkan dengan pola pikir, mentalitas, kebinakan, dan langkah-langkah yang cerdas dan berkemajuan, sehingga Indonesia masih jauh dari keadaan yang cerdas dan maju dalam seluruh aspek kehidupan sebagaimana layaknya negara dan bangsa yang telah maju. Di sinilah urgensi dan relevansi merancangbangun kembali Indonesia Bekemajuan sebagai agenda dan langkah strategis ke depan. hns

SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 12 - 26 MUHARRAM 1435 H

SAJIAN UTAMA

Prof DR HM Din Syamsuddin:

PERLU PIKIRAN BESAR UNTUK MENGAWAL BANGSA


Muhammadiyah sebagai organisasi amar maruf nahi munkar mempunyai kewajiban untuk ikut membenahi carut marut kehidupan bangsa. Dalam suasana Milad Muhammadiyah tahun ini, berbagai pemikiran Muhammadiyah tentang kemajuan bangsa telah dilontarkan dengan konsep Islam berkemajuan. Demikian pula silaturahim dengan tokoh bangsa juga telah digelar oleh Muhammadiyah untuk ikut memikirkan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi.

ntuk mengetahui hal ini, secara khusus Lutfi Effendi dari Suara Muhammadiyah menemui Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof DR HM Din Syamsuddin. Demikian pemikiran dan penjelasannya tentang langkah-langkah Muhammadiyah itu: Apa yang melatarbelakangi Forum Silaturahim Tokoh Bangsa yang sudah bergulir hingga lima kali? Muhammadiyah diakui oleh pihak luar sebagai kekuatan madani Indonesia yang berandil besar bagi penegakan negara Indonesia. Jauh sebelum fase masa kemerdekaan, Muhammadiyah telah berjuang dalam menegakkan kemerdekaan bangsa secara keorganisasian atau orang-orangnya. Tokoh pergerakan kepanduan Hisbul Wathon Sudirman telah menjadi pendiri dan Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia. Selain KH Ahmad Dahlan sendiri, di awal pergerakan Indonesia menjadi salah seorang tokohnya.

Di samping itu, menjelang Kemerdekaan Indonesia KH Mas Mansyur menjadi salah satu empat serangkai Indonesia. Dan juga di sekitar kemerdekaan Indonesia, di BPUPKI ada Prof Kahar Muzzakir, dan juga Kasman Singodimejo serta Ki Bagus Hadikusuma. Karena peran kesejarahan itu, Muhammadiyah harus merasa ikut terpanggil tentang masa depan bangsa. Oleh karena itulah silaturahim tokoh bangsa ini adalah salah satu langkah pendekatan Muhammadiyah untuk mengajak semua tokoh bangsa kepada suatu kesadaran adanya permasalahan bangsa untuk mencari jalan keluarnya bersama-sama. Apa saja gagasan-gagasan yang sempat mengemuka dalam Forum Silaturahim Tokoh Bangsa itu? Ya banyak ya, tetapi sesuai dengan pengantar Muhammadiyah, khusus yang terakhir, untuk yang kelima kalinya, pertama kita mengundang ketua umum dan presiden partai-partai politik selain yang telah biasa kita undang tokoh-tokoh bangsa, tokoh-tokoh agama, ormas, LSM, cendekiawan, pemuda dan wanita. Kali ini kita juga sengaja menghadirkan politisi dari ketua umum partai dan presiden partai. Kita mengangkat tema tentang perlunya konsensus nasional untuk mengatasi permasalahan bangsa yang
SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 16 - 30 NOVEMBER 2013

SAJIAN UTAMA
carut marut ini. Yang kami harapkan sebagai sebuah jalan tengah yang diselenggarakan lewat mekanisme konstitusional bukan lewat pendesakan kehendak, lewat tekanan apalagi yang bersifat revolusioner yang boleh jadi akan bersifat anarkis yang harga sosialnya akan terlalu mahal. Waktu itu kita juga menghadirkan tiga isu besar, satu konsolidasi demokrasi yang telah kita adopsi dari demokrasi liberal yang dengan segala manfaat tetapi juga mudlaratnya. Ini perlu dikonsolidasi antara demokrasi multikultural, ini nanti terkait dengan sistem politik, sistem kepartaian yang terkait dengan Undang-undang Dasar 45. Ada yang mahal yang dihilangkan pada waktu itu, yaitu jalur utusan golongan yang oleh the founding father sangat arif membuka peluang untuk utusan golongan, tetapi kemudian itu dihilangkan dengan amandemen dan menyerahkan semua kepada partai-partai politik. Termasuk juga apakah pemilihan langsung itu masih harus dilakukan semua strata, pemilihan presiden, gubernur, bupati, walikota atau mungkin di tingkat paling bawah tidak perlu untuk itu. Karena punya efek untuk menciptakan disintegrasi sosial. Bahkan tidak hanya antarpartai tetapi antarormas. Nah isu kedua adalah tentang pemberantasan korupsi yang telah menggurita dan merajalela. Karena tidak hanya di eksekutif, tetapi ada di legislatif dan juga yudikatif. Maka Muhammadiyah menawarkan pemberlakuan pranata hukum yang bersifat pembuktian terbalik, pemiskinan, pengasingan sosial. Dan untuk itu juga perlu didukung oleh penguatan watak dan karakter nasional. Oleh karena itulah perlu konsensus nasional. Untuk itu Muhammadiyah melakukan perencanaan permusyawaratan akbar seluruh stakeholder, baik partai-partai politik, ormas, berbagai kalangan yang berembug untuk membuat suatu solusi dari permasalahan bangsa yang lebih dari tiga yang diusulkan tadi tetapi bisa berkembang jumlahnya. Apa itu terkait dengan konsep Indonesia yang berkemajuan? Itu adalah kerja lain, Muhammadiyah sejak tahun 2009 memulai tradisi dalam rangka amar maruf nahi munkar di arena kebangsaan ini maka perlu pikiran-pikiran besar untuk mengawal kehidupan kebangsaan ini dalam kekuasaan yang ada, baik di eksekutif, legislatif maupun yudikatif. Kita mengawal sejauh mana implementasi dari cita-cita besar nasional yang telah dilontarkan oleh the founding fathers itu. Dalam turunannya di undang dasar dan bahkan di undangundang. Maka sejak 2009, Pakar Muhammadiyah merumuskan visi kebangsaan. Sekarang ingin kita teruskan itu. Rapat-rapat terus kita gelar, untuk mengkerucutkan apa-apa yang telah kita rumuskan menjadi Indonesia yang berkemajuan. Tema kemajuan ini sudah ada sejak awal, bahkan KHA Dahlan pendiri Muhammadiyah menggagas Islam yang berkemajuan. Sekarang bagaimana pengejawantahannya dalam konteks keindonesiaan. Indonesia berkemajuan itu, bukan hanya maju
8
SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 12 - 26 MUHARRAM 1435 H

tetapi juga adil makmur dan juga berdaulat dan bermartabat. Ini menjadi pikiran Muhammadiyah. Lalu respons mereka bagaimana? Saya kira cukup responsif, karena tidak hanya Muhammadiyah yang sudah merumuskan tentang pemikiranpemikirannya untuk kemajuan bangsa. Kita membangun pemikiran juga tawaran agar ada narasi bangsa yang substantif. Sekarang narasi kita ini yang berkembang tentang isu-isu kecil, isu-isu mikro. Menjelang 2014 ini berkembang tentang isu remeh temeh, soal popularitas, elektabilitas. Tidak dikaitkan bagaimana isu nasional yang sangat luhur, agung itu Bagaiman implementasi dari cita-cita nasional yang sangat luhur, agung itu dikaitkan dengan permasalahan tantangan bangsa, dengan globalisasi, arus liberalisasi.Kemudian dengan tantangan regional, Pergeseran geopolitik dunia di Asia Timur. Dan bagaimana ke dalam, dalam kerapuhan kita sebagai bangsa ini. Memudarnya nilai-nilai keutamaan itu. Seharusnya ini menjadi wacana publik. Kita berharap dengan akan dimunculkannya pikiran-pikiran kita yang akan kita usulkan ini, sedikit banyak memengaruhi dalam pencerahan bangsa ini. Muhammadiyah sudah punya konsep Islam Berkemajuan, bagaimana harmonisasinya dengan Indonesia yang berkemajuan itu? Ya sangat harmonis. Kami dicerahkan oleh para sejarawan bahwasanya tanda kemajuan sudah ada pada tahun 1900-an. Dan pada tahun 1912 KHA Dahlan menggagas berkemajuan dari sudut keislaman, tentu dari sudut lain dari Islam yang berkemajuan itu tentu di mana Indonesia yang merupakan tempat Muhammadiyah berada harus juga berkemajuan. Maka ingin kita sinkronkan, kita lihat dari perspektif Islam yang berkemajuan tetapi Indonesia yang mempunyai cita-citanya sendiri tentu juga harus menemukan kemajuannya. Untuk itu disemangati oleh nilai-nilai Islam yang berkemajuan itu. Apakah konsep Indonesia yang berkemajuan ini akan bisa menjadi konsep bangsa? Harus, harus itu. Karena itu adalah amanat dari konstitusi sendiri. Indonesia berkemajuan adalah pengejawantahan dari mencerdaskan kehidupan bangsa. Pencerdasan kehidupan bangsa itu adalah pencerahan, adalah pemajuan. Oleh karena itu harus, karena itu amanat. Bahwa itu bisa terlaksana atau tidak sangat bergantung pada penyelenggara bangsa, Tugas Muhammadiyah bagaimana menjelaskan kepada mereka, menyadarkan kepada mereka tentang cita-cita bangsa ini. Tetapi ini sebetulnya bukan sesuatu yang baru, sebab inilah sebuah politik adiluhung, politik alokatif Muhammadiyah bagi bangsa. Kita tidak memasuki wilayah politik praktis, tetapi harus berpolitik dalam kerangka politik moral. Inilah amar maruf nahi munkar itu. (lut)

SAJIAN UTAMA
Pada 17 Oktober 2013 yang lalu, Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengadakan silaturahim tokoh bangsa. Pada pertemuan yang ke-5 tersebut mengambil tema Menuju Indonesia yang Berkemajuan. Berikut ini kutipan pendapat sebagian tokoh yang hadir dalam pertemuan tersebut. Ditambah wawancara khusus dengan para tokoh terpilih.
STOP PELEMAHAN BANGSA!
Letnan Jendral (purn) Prabowo Subianto, Mantan Pangkostrad, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra. YANG kita hadapi adalah suatu gejala bangsa kita menuju ke situasi yang semakin lemah. Setelah saya keliling ke daerah-daerah yang saya temukan adalah bangsa kita menurun daya produksinya. Rakyat kita tidak punya motivasi untuk berproduksi. Yang terjadi sekarang ini adalah semangat konsumsi, semangat dagang lebih cepat dapat uang daripada semangat berproduksi. Selama ini telah terjadi pelemahan bangsa. Kita dibuat menjadi tidak produktif. Setelah 68 tahun merdeka terjadi jurang antara kaya dan miskin, ketidakadilan ekonomi, daya produksi menurun, ekonomi dikuasai oleh asing. demokrasi yang hingar-bingar ini adalah mimpi para founding fathers. Jadi pertanyaan-pertanyaan itu juga pertanyaan saya? Sekarang ini demokrasi tidak seperti yang diimpikan para founding fathers tetapi demokrasi wani piro. Jadi pesta demokrasi saat ini benar-benar pesta yang meningkatkan income perkapita. Jadi inilah proses demokrasi yang sekarang kita hadapi, bukan diatasi oleh MPR, tetapi oleh bangsa ini. Diatasi oleh arus ini dengan cara kembali kepada UUD 45, yang mungkin lebih rapi yang bisa dirapikan. Utusan golongan bagaimana dirapikan, utusan daerah juga bisa dirapihkan supaya tidak otoriter seperti dulu.

MEMAKAI CARA KITA SENDIRI


Jendral (purn) Try Sutrisno, Mantan Wakil Presiden RI. AMANDEMEN UUD 1945 yang kemarin mesti kita teliti kembali. Jangan tibatiba menunjuk Undang-Undang Dasarnya sebagai biang otoritarianisme, sementara masih banyak kekurangan lain yang menjadi celah menuju otoritarianisme. Dalam hal ini kita harus melihat pembeda antara konsep dan pelaksanaannya, sehingga kita akan jernih dalam mengamandemen. Sehingga dapat sesuai konsep memperbaiki, meluruskan, menambah, dan menyempurnakan, jangan sampai merubah, apalagi mengganti. Kalau kita membicarakan sistem pemerintahan, menurut Soekiman (tokoh Masyumi/anggota BPUPKI), kita tidak akan meniru parlementer atau presidentil, tetapi kita memakai cara kita sendiri (ca-ra Indonesia). Seperti yang sekarang MPR terapkan. Karena yang membuat negara ini rakyat, rakyat yang berjuang untuk merdeka. Oleh karena itu rakyatlah yang berdaulat terhadap negara. Sehingga perlu lembaga untuk pengejawantahan/cermin dari rakyat yaitu MPR sebagai lembaga tertinggi negara.

BERANIKAH WANITA BERTANYA?


Dewi Motik Pramono, Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia. SEBAGAI tokoh wanita saya merasa bersalah melihat korupsi di negeri ini. Sudah saatnya mendidik kaum wanita untuk menentang korupsi. Beranikah kaum wanita untuk bertanya setiap saat seorang suami membawa uang, dari manakah uang itu. Bila suami membelikan mobil, dan rumah yang tidak sesuai dengan gajinya, beranikah menanyakan asal uangnya itu? Jawabnya belum berani. Ini salah satu contoh bahwa kaum wanita belum berani mengatakan korupsi itu haram. Masa depan bangsa akan hancur kalau kita melakukan korupsi besar-besaran pada diri kita sendiri. Kalau kaum perempuan memberi suri tauladan sebagai istri/ sebagai ibu yang baik, insya Allah pendidikan pelatihan anti korupsi ada di tangan kaum ibu. Oleh karena itu saya katakan, saya mulai dengan diri saya sendiri.

KEMBALI KEPADA JATI DIRI BANGSA


S N Suwisma, Ketua Umum Parisada Hindu Darma Indonesia. PERTAMA, kami sangat mendukung upaya-upaya melakukan mengkaji ulang sistem kenegaraan yang baik. Karena saat ini antara pembukaan UUD 45 dan batang tubuhnya tidak lagi sinkron. Kedua, bagaimanapun kita harus betul-betul melandasi pikiran kita sesuai dengan apa yang terkandung oleh para pendiri bangsa. Kita sudah kehilangan jati diri berdasarkan kekeluargaan, gotong-royong dan musyawarah mufakat. Oleh karena itu, mari kita kembali pada dasar-dasar landasan kebangsaan kita ini. Karena kami merasa sangat gusar kalau setiap kegiatan politik akhirnya ditentukan oleh keputusan voting.
SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 16 - 30 NOVEMBER 2013

BUKAN DEMOKRASI WANI PIRO


Sidarto Danusubroto, Ketua MPR RI. KEGALAUAN para tokoh bangsa ini bisa dimengerti karena saya sendiri mengalami bagaimana dalam kondisi demokrasi yang masih prosedural ini kita terapkan dalam satu kondisi seolah kita sudah matang sebagai suatu demokrasi. Saya mengalami bagaimana benturan-benturan itu terjadi. Bagaimana pemilu legislatif 2009, pilkada, dan pilpres apakah

SAJIAN UTAMA
SUDAHKAH MEMBERI KEMAKMURAN?
DR H Akbar Tandjung, Mantan Ketua DPR RI. YANG mengganggu pikiran saya adalah dalam UUD 45 dikatakan: Bumi dan air dan kekayaan alam yang ada di dalamnya dikuasai oleh negara dan dimanfaatkan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Undang-undang yang terkait bumi dan air dan kekayaan alam ini ada baiknya kita juga pelajari, apakah betul-betul semuanya itu sudah memberikan kemakmuran bagi rakyat. Di dalam konstelasi politik yang kita masuki sekarang ini sudah memasuki Era Reformasi demokrasi. Ini untuk mengatakan bahwa bilamana terjadi satu transisi sistem pemerintahan ke sistem yang lain, pemerintahan yang baru. Bilamana sistem pemerintahan yang baru tidak melaksanakan sekurang-kurang dua kali pemilu yang berlangsung dengan lancar, baik, tertib dan aman maka bisa disebut gagal. dilihat dari sisi-sisi tertentu iya, tuduhan itu ada benarnya. Tapi secara keseluruhan Indonesia masih menjadi negara yang terpandang, khususnya di kawasan ASEAN. Bahkan Indonesia turut membantu memajukan negara tetangga. Perlu diingat, bahwa Indonesia itu tidak seperti Singapura, Malaysia, Thailand yang luas wilayahnya tidak seberapa luas jika dibanding Indonesia. Sedang Indonesia meliputi Sabang sampai Merauke yang tentunya lebih dibutuhkan proses yang panjang dalam merangkum solusi dari pada negara tetangga. Sisi-sisi yang dipandang belum baik itu tidak bisa menjadi indikator mutlak kemunduran Indonesia. Justru saya mengatakan sebaliknya, apa yang sudah dicapai Indonesia sekarang ini sangatlah luar biasa.

UMAT HARUS KUAT


Kh Maman Abdurahman, Ketua Umum PP Persis. JIKA umat Islam menginginkan negara yang berkemajuan, maka kita harus kuat dalam segala hal, termasuk dalam aspek ekonomi dan politik. Dewasa ini Indonesia justru mengalami kemunduran. Penuh dengan gaya hidup yang berlebihan dan kemubadziran. Dari sisi ekonomi, kita juga masih terjajah oleh kaum kapitalis yang semakin mencengkeram. Sumberdaya alam terus digerogoti asing tanpa pernah kita nikmati hasilnya. Dari segi politik, dapat kita lihat sendiri, politik di negeri kita hanya dijadikan alat untuk mendapatkan kekuasaan dan dijadikan alat untuk memperkaya diri dengan korupsi. Untuk itu kita harus kembali pada ajaran-ajaran Islam untuk terwujudnya Indonesia yang berkemajuan. Ke depannya Muhammadiyah dan Persis harus bersinergi untuk membangun bangsa yang lebih baik.

MEMANG ADA MASALAH SISTEMIK


KH Hasyim Muzadi, Mantan Ketua Umum PBNU. MENURUT saya ada masalah-masalah sistemik yang memang harus diperbaiki. Saya tidak mengatakan kembali kepada yang lama, tetapi renovasi, rekonstruksi, dan reoriantasi harus ada. Kalau ada yang mengatakan pilkada harus dikembalikan ke DPR berarti ada masalah sistem atau aturan. Bukan sekedar orang, dan kita harus jujur, coba dikaji lagi apakah ada hal-hal yang terlalu longgar, sehingga terjadi anarkhi ataukah memang terlalu ketat sehingga menghambat demokratisasi. Saya melihat sistem yang di Indonesia ini belum incoporated. Gampang, kita lihat bagaimana keputusan Menteri bisa dibatalkan oleh Bupati. Selanjutnya adalah parlemen. Menurut UndangUndang Dasar, sekarang ini parlemen mengambil lebih separo dari kekuasaan yang ada. Dan parlemen kita seperti apa, dan semuanya sudah tahu. Tetapi yang mengisi parlemen semuanya partai politik, DPD mau masuk sedikit saja tidak boleh. Baik atau buruk parlemen, itu tanggung jawab partai politik. Rezim ini berhasil atau tidak, orang menagihnya kepada partai politik. Oleh karenanya, sistem kepartaipolitikan kita juga harus disehatkan.

KITA HARUS LEBIH BIJAK


Lukman Hakim Saifudin, Wakil Ketua DPP PPP. KE DEPAN sebaiknya kita bisa lebih bijak, lebih arif melihat perubahan yang terjadi pada bangsa ini. Akan lebih baik kalau kita tidak menyalahkan masa lalu kita. Karena konstitusi itu sendiri yang dirumuskan pada 18 Agustus 1945 lalu mengalami perubahan. Kita pernah punya Undang-Undang Dasar Sementara, sebelumnya UUD RIS, Dekrit 5 Juli mengembalikan lagi UUD 1945. Perubahan-perubahan itu tentu bukan karena ada kesalahan. Oleh karenanya saya sependapat perlu mengkaji ulang konstitusi. Konstitusi perlu mengalami updating dan penyesuaian-penyesuaian dengan kebutuhan kita. Bukan karena persoalan benar atau salah, tapi semangat yang perlu diusung adalah kebersamaan. Oleh karenanya, saya menyambut baik masyarakat sipil seperti Muhammadiyah sebagai organisasi keagamaan kemasyarakatan bergerak. Menurut saya, inilah yang paling pas. Karena kalau partai politik pasti mempunyai interes masing-masing yang sangat pragmatis. Apalagi institusi formal kenegaraan, tentu memiliki keterbatasan-keterbatasan.

INDONESIA TIDAK TERTINGGAL


Prof Drs A Malik Fadjar, Ketua PP Muhammadiyah. TIDAK berlebihan jika dikatakan Muhammadiyah adalah inspirator berkemajuan Indonesia. Semua yang telah dilakukan oleh Muhammadiyah terhadap bangsa ini menjadi inspirasi tersendiri bagi Indonesia. Banyak tokoh pendiri bangsa yang mengatakan demikian. Sehingga sekarang Indonesia mampu berbicara di kancah internasional. Bagi saya, hanya pandangan yang sempit saja yang mengatakan Indonesia itu tertinggal dengan negara-negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan lainnya. Mungkin jika

10

SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 12 - 26 MUHARRAM 1435 H

SAJIAN UTAMA
LEBIH BANYAK MADLARATNYA Prof DR Mahfud MD, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi SOAL amandemen UUD perlu jangka panjang tetapi untuk jangka pendeknya tidak bisa namun sebagai upaya kaji ulang itu bagus. Amandemen itu reaksi dari kegagalan semua Pemerintah dimasa lalu ketika menggunakan UUD 45, ternyata sudah diamandemen juga tidak memperbaiki keadaan malah makin buruk. Persoalannya bukan di UUD. Kalo mau diamandemen lagi, harus tetap memakai prosedur yang tersedia, melalui prosedur MPR yang ada sekarang didukung oleh partai-partai politik. Dalam situasi sekarang rasanya sulit mengharapkan ada upaya memperbaiki kembali apalagi kembali kepada yang lama Tetapi yang ada yang lebih penting dari itu yaitu: pertama, mengingat maraknya korupsi sekarang ini saya ingin menyambut lebih lanjut tentang undang-undang pembuktian terbalik terhadap semua pejabat. Idenya undang-undang pembuktian terbalik itu sederhana saja, misalnya pejabat dengan gaji 1 bulan Rp 25 juta maka 5 tahun selesai masa jabatannya jika hartanya melebihi gajinya selama menjabat maka dianggap korupsi, dan diberi waktu 2 bulan membuktikan bahwa kelebihan harta ini bersih. Kedua: pemilihan kepala daerah secara langsung itu memang lebih banyak mudlaratnya daripada manfaatnya. Saya hakim selama lima tahun mengadili sengketa pilkada hampir semuanya curang dan merusak tatanan kehidupan masyarakat, merusak anggaran negara dan APBD disalahgunakan habis-habisan. ADA PENDANGKALAN DALAM BERBANGSA BERNEGARA Prof. Zamroni Hardjowirono, Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta. BERBICARA kondisi bangsa Indonesia dewasa ini bisa disebut ada pendangkalan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk ilustrasi, Malaysia dan Singapora adalah dua negara bekas jajahan Inggris. Kehidupan ke dua bangsa tersebut seperti bangsa Inggris, disiplin dan tertib admistrasi, termasuk dalam perencanaan negara. Bangsa Indonesia bekas jajahan Belanda. Kehidupan bangsa Belanda sederhana, terbuka, tanggung jawab dan disiplin. Persoalannya, mengapa kehidupan bangsa Indonesia tidak meniru kehidupan bangsa Belanda? Bangsa Belanda sederhana. Kantor Perdana Menteri dan kantor menteri sangat sederhana. Perilaku para pejabat juga sangat sederhana. Kalau para menteri makan siang, mereka keluar dari kantor jalan kaki menuju
Mall Kuliner yang berada tidak jauh dari kantor. Mereka pergi tanpa pengawal. Tetapi bagaimana kehidupan pejabat kita? Jangankan tas, kacamata pun dibawakan ajudan. Menurut pengamatan saya akan kondisi masyarakat dan bangsa Indonesia dewasa ini ada tiga aspek yang perlu dicatat. Pertama, kejujuran di kalangan warga bangsa amat tipis. Malahan nyaris di antara kita tiada lagi kejujuran lagi. Tanpa kejujuran akibatnya bangsa kita memiliki social capital yang amat rendah. Kedua, sistem politik dan perilaku politikus dalam berdemokrasi juga merupakan penyebab lambatnya pembangunan bangsa kita, khususnya pada Era Reformasi ini. Bangsa Indonesia memasuki era demokrasi liberal tanpa persiapan yang matang. Berdemokrasi merupakan learning process, dan itu tidak dialami oleh warga bangsa, khususnya para politikus kita. Dalam berpolitik, bangsa kita ibaratnya baru lulus SMA harus mengikuti program Pasca Sarjana. Dengan kata lain, sistem dan struktur politik telah bersifat demokratis. Tetapi kultur dan perilaku politik masih bersifat tradisional otoriter. Penyebab ketiga adalah korupsi. Tidak pelak lagi gurita korupsi sedemikian kuat sehingga segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara tidak terlepas dari tindak laku korup. Dari hulu sampai hilir aroma korupsi dapat diendus. Amat sulit untuk menemukan pejabat yang zero dirty of corruption, baik sadar atau tidak. Pejabat yang jujur malah tidak punya kawan.

TIDAK BOLEH SALAH PILIH PEMIMPIN Jendral (Purnawirawan) Sutiyoso, Mantan Gubernur DKI, Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia KALAU kita akan bergerak maju tentu kita harus tahu apa yang kita miliki dan dimana posisi kita. Apa yang kita miliki yang pasti adalah SDM yang begitu banyak. Sekitar 240 juta penduduk. Namun perlu diketahui bahwa rakyat yang banyak ini menjadi potensi yang luar biasa apabila ia produktif. Kenyataannya memang tidak produktif dan tidak terdidik, dan pastilah akan menjadi beban negara. Kemudian selain SDM yang kita miliki adalah SDA/ Sumber Daya Alam begitu berlimpah. Nah tugas pemimpin ke depan, bagaimana menggerakkan SDM ini dan mengelola SDA secara efektif dan berisi, dikelola secara maksimal untuk kepentingan masyarakat. Sejak reformasi bergulir tahun 1998 kita mempunyai masalah yang begitu multidimensional. Ke depan kita tidak boleh lagi salah memilih pemimpin. Kita harus mendapatkan pemimpin yang terbaik dari tokoh yang ada. Oleh karena itu, semua tokoh harus mengarahkan masyarakat, jangan malah menyesatkan. Sebab 60% pemilih kita pemilih irasional yang mudah terbius dan mudah tersihir. (Bahan gjh, vin, isma, tof, penulis: tof)
11

SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 16 - 30 NOVEMBER 2013

SAJIAN UTAMA

da yang khusus di Kampus Universitas Muhammadiyah Malang pada Jumat 25 Juni 2013 lalu. Anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah berkumpul di kampus besar dan asri itu. PP Muhammadiyah untuk pertama kalinya menyelenggarakan Rapat Pleno di salah satu PTM terbesar itu. Selama ini setiap bulan pleno bergantian di Yogyakarta dan Jakarta. Tempat acara pleno di ruang pertemuan kompleks wisata Sengkaling, yang kini telah menjadi milik UMM. PP Muhammadiyah mengambil salah satu PTM-nya itu berpleno sebagai bentuk apresiasi sekaligus lebih merasakan suasana bagaiamana sebuah amal usaha tumbuh kembang menjadi unggul dan memberi kontribusi besar untuk kemajuan umat dan bangsa. Rektor UM Malang, DR Muhadjir Effendi, di hadapan sidang pleno menyampaikan laporan perkembangan UMM yang kini memiliki lahan sekitar 52 hektar itu. Termasuk kemajuan hotel UMM Inn, beroperasinya Rumah Sakit yang terbilang megah, serta mengakuisisi pusat wisata Sengkaling yang areanya bersambung dengan kampus. Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof DR H M Din Syamsuddin, mengapresiasi atas perkembangan amal usaha yang menggembirakan itu. PTM besar lainnya seperti UM Surakarta, UM Yogyakarta, UAD, UM Jakarta, UHAMKA, UM Palembang, UM Bengkulu, UM Sumatra Utara, UM Makassar, UM Palembang, UM Purwokerto, UM Semarang, UM Surabaya, UM Sidoarjo, UM Maluku Utara, dan lain-lain yang tidak dapat disebut satu persatu sama-sama tengah giat mengembangkan dan memperluas kiprahnya guna meraih keunggulan. Sembilan Universitas Muhammadiyah kini telah memiliki Fakultas Kedokteran, sebagai hasil kerja keras yang objektif, bukan pemberian cuma-cuma karena koneksi kekuasaan. STIKES Aisyiyah Yogyakarta juga memberi harapan positif di kampus barunya yang cantik dan megah. Demikian pula Rumah Sakit Muhammadiyah seperti RSIJ Jakarta, PKU Yogyakarta, PKU Gombong, RSM Lamongan, dan lain-lain berlomba meningkatkan kualitas. Di Jayapura kini tengah dirintis untuk berdirinya RS PKU Muhammadiyah, sebagai pengembangan dari Poliklinik Health Center Muhammadiyah Abepura. Pertumbuhan dan perkembangan amal usaha Muhammadiyah di Tanah Air tersebut alhamdulillah cukup menggembirakan. Semuanya memberi harapan positif bagi Muhammadiyah untuk berkiprah memajukan peradaban umat, bangsa, dan dunia kemanusiaan bermodalkan keunggulan. Dengan catatan, tentu saja masih banyak masalah, tantangan, dan agenda yang harus terus dihadapi agar berpacu lebih kencang lagi. Di Maumere NTT baru saja diresmikan IKIP Muhammadiyah, melengkapi UM Kupang yang telah lama berkembang. Di kota Sorong Univ. Muhammadiyah terbilang besar, selain STIT di kabupaten Sorong. Di Manokwari Ibukota Papua Barat juga bediri STKIP yang cukup direspons dan didukung oleh Pemda dan masyarakat setempat. Begitu pula di Jayapura, yang sudah lama berdiri STIKOM. Mayoritas mahasiswanya saudara-saudara kita putra daerah. Di bumi Papua, amal usaha lain di bidang pendidikan dasar dan menengah, kesehatan, dan pelayanan sosial juga mulai tumbuh dengan segala tantangannya. Di daerah-daerah minoritas ini, Muhammadiyah memiliki optimisme untuk dapat mengembang-

104 T AHUN MENGUKIR KEUNGGULAN TAHUN


kan gerakan dan amal usahanya itu. Setidaknya, masyarakat luas dan pemerintah makin menyadari dan merasakan bahwa Muhammadiyah itu berkiprah untuk kemajuan masyarakat dan bangsa secara nyata untuk siapa saja. Alhamdulilah, dalam usia ke-104 tahun dalam hitungan Hijriyah atau 101 tahun dalam bilangan Miladiyah, Muhammadiyah tidak kenal lelah berkiprah untuk umat, bangsa, dan dunia. Melalui dakwah bil-lisan dan dakwah bil-hal yang dilakukannya secara terorganisasi Muhammadiyah terus meningkatkan kualitas, termasuk kualitas amal usahanya. Demikian pula gerakan yang dilakukan oleh Aisyiyah yang cukup mengakar di masyarakat dan kini kian mengembangkan diri ke perguruan tinggi dan amal usaha lainnya. Semua itu sebagai perwujudan misi dakwah dan tajdid menyebarluaskan risalah Islam sebagaimana inspirasi Ali Imran 104 dan Al-Maun. Muhammadiyah bekerja keras untuk mewujudkan Islam sebagai agama yang berkemajuan dan memajukan kehidupan. Dalam rentang lebih satu abad menapaki abad kedua, Muhammadiyah ingin memasuki fase peningkatan kualitas menuju keunggulan. Sangat tepat tema Milad tahun ini, Meraih Keunggulan untuk Kemajuan Bangsa. Bangsa dalam makna luas, termasuk di dalamnya umat Islam sebagai mayoritas, serta dunia kemanusiaan pada umumnya. Bahwa kehadiran Muhammadiyah tidak bukan untuk dirinya, tetapi untuk masyarakat luas. Kehadirannya pun melalui gerakan yang nyata dan langsung, yang dari dekade ke dekade ingin memberikan yang unggul atau terbaik bagi kemajuan masyarakat luas dan lingkungan semesta. Unggul di segala bidang yang digarapnya, termasuk sumberdaya manusia dan pemikirannya, lebih-lebih keunggulan amal usahanya. Kenapa unggul? Karena memasuki persaingan yang tinggi dengan gerakan lain dan tantangan lingkungan yang semakin kompleks memang memerlukan gerakan yang berkualitas di segala bidang: pemikiran, amal usaha, dan karya dakwah serta tajdid lainnya. Islam juga mengajarkan agar berbuat amal shalih yang terbaik, yakni ihsan. Maka, organisasi lain boleh saja ada yang bangga dengan menyajikan angka-angka perkembangan usaha dan kegiatannya, tetapi Muhammadiyah tidak ingin terjebak pada angka yang tidak nyata dan sekadar bicara. Sungguh tidak mudah membangun amal usaha itu, dimulai dari kecil terus berkembang, bermodalkan semangat dan kerja keras, ujar Prof A Malik Fadjar. Inilah spirit pemacu gerakan Muhammadiyah meraih keunggulan untuk kemajuan umat, bangsa, dan dunia kemanusiaan semesta. Apa yang dilakukan Muhammadiyah lebih seratus tahun ialah Islam sebagai agama peradaban. Islam sebagai Din Al-Hadlarah. Ada tokoh Betawi yang menyindir Muhammadiyah yang berusia seabad tetapi hanya mengurus pendidikan, kesehatan, dan pelayanan sosial. Dia lupa, bahwa peradaban itu dibangun di atas pilar-pilar iptek yakni pendidikan dan aspek-aspek nyata lainnya, bukan melalui slogan dan omongan. Karenanya, sejak dulu Muhammadiyah lebih menekankan sedikit bicara banyak bekerja, sebagai ikhtiar untuk memacu kerja-kerja nyata dan strategis bagi kemajuan peradaban Islam dan dunia kemanusiaan. Islam harus membumi, sehingga agama langit ini tidak mengawang-awang di angkasa. Inilah misi Islam sebagai ajaran dakwah dan risalah rahmatan lil-alamin. Hns.

12

SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 12 - 26 MUHARRAM 1435 H

PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

TAUSHIYAH KEBANGSAAN
Bismillahirrahmanirrahim uhammadiyah, setelah mengkaji dengan seksama situasi nasional yang berkembang, memandang bahwa Indonesia saat ini mengalami pelemahan, distorsi dan moral illiteracy, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal itu, antara lain, ditandai oleh sejumlah fakta seperti korupsi yang semakin menggurita, demoralisasi elite dan pejabat publik, politik transaksional yang merusak idealisme demokrasi, sikap lebih mengedepankan konsumsi ketimbang produksi, dominasi penguasaan asing atas sumberdaya alam dan aset negara, sikap hidup instan dan suka menerabas, dan kesenjangan yang semakin menganga antara cita-cita nasional dengan realitas kehidupan bernegara. Sementara itu banyak masalah krusial seperti kemiskinan, ketenagakerjaan, membanjirnya impor, kerusakan alam, kriminalitas, kekerasan sosial dan konflik antarkelompok, tidak diperhatikan dan diselesaikan dengan tindakan nyata dan terobosan kebijakan-kebijakan yang cerdas dan menyeluruh. Karenanya, Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengajak pemerintah dan segenap komponen bangsa untuk memikirkan secara reflektif dan mengambil langkah-langkah strategis sebagai berikut: 1. Merekonstruksi langkah pemberantasan korupsi agar usaha ini benar-benar dilakukan secara masif disertai dengan terobosan hukum berupa pemiskinan para koruptor, pembersihan seluruh aparat dan institusi birokrasi, menegakkan kejujuran moral para pejabat dan elite pengemban amanat publik dan menerbitkan pranata hukum pembuktian terbalik. Sebagai bagian dari pembentukan karakter bangsa segenap pihak, terutama para pemimpin dan pejabat publik agar dapat menjadi teladan dan mengembangkan perilaku hidup sederhana dan budaya jujur dalam semua aspek kehidupan. Muhammadiyah memandang perlu dilakukannya gerakan pertaubatan nasional, pengasingan sosial dan sanki moral-keagamaan terhadap para koruptor. 2. Membangun tata kehidupan demokratis dengan nilainilai dan sistem meritokrasi dengan meninggalkan praktik budaya politik feodal, dan kekuasaan yang ditegakkan di atas sistem dinasti, oligarki, nepotisme dan kapitalisme kekuasaan. Hal demikian sangat penting, terutama pada saat memasuki tahun politik 2014. Semua pihak terutama kalangan partai politik, elite, dan rakyat lebih mengutamakan prinsip dan cita-cita politik untuk menyelematkan Indonesia. Pemilu bukanlah kontestasi berebut kekuasaan dengan egoisme politik kepartaian, tetapi

amanat dan idealisme berbangsa dan bernegara yang luhur untuk memperjuangkan nasib rakyat dan menjadikan Indonesia sebagai bangsa dan negara yang berkemajuan, adil, makmur, bermartabat, dan berdaulat. Perlu dilakukan gerakan pencerdasan pemilih agar masyarakat menggunakan hak politiknya secara cerdas, kritis, bertanggung jawab dan menjunjungtinggi akhlak mulia. 3. Sehubungan dengan wacana amandemen kelima Undang-undang Dasar 1945, manakala hal itu menjadi keputusan politik, sangat penting dilakukan pengkajian ulang secara mendasar berbagai masalah substantif yang berhubungan dengan filosofi, visi, kejiwaan dan cita-cita nasional yang telah diletakkan oleh para pendiri bangsa agar terhindar dari penyelewengan dan peluruhan nilai-nilai dasar berbangsa dan bernegara, serta mencegah masuknya berbagai kepentingan pragmatis yang merusak bangunan ketatanegaraan Republik Indonesia. 4. Demi penyelamatan Indonesia ke depan sekaligus untuk menyepakati berbagai langkah strategis seperti pemberantasan korupsi, konsolidasi demokrasi multikultural, pembentukan watak bangsa, dan pemecahan persoalanpersoalan nasional yang krusial maka Muhammadiyah mengusulkan diselenggarakannya konsensus nasional baru yang melibatkan seluruh komponen penting bangsa Indonesia. Konsensus nasional tersebut sangat penting dan strategis untuk meletakkan prinsip kebersamaan dalam mengelola bangsa dan negara jauh di atas egoisme kepentingan kelompok dan azas kekuasaan belaka. Demikian pesan moral Muhammadiyah untuk bangsa, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan berkah dan karuniaNya untuk rakyat Indonesia. Nashrun min Allah wa fathun qarib.

Jakarta, 30 Oktober 2013 PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH Ketua Umum, Sekretaris,

Prof. Dr. Din Syamsuddin

Dr. Abdul Muti, M.Ed.


13

SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 16 - 30 NOVEMBER 2013

BINGKAI

PANDANGAN MUHAMMADIYAH
DR H Haedar Nashir, MSi

TENTANG KEINDONESIAAN

uhammadiyah dan seluruh kekuatan umat Islam hidup di sebuah negara dan bangsa yang bernama Indonesia. Siapa pun dan kekuatan apa pun yang menegasikan, mengasingkan, dan mencita-citakan hidup di luar kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia selain utopis dan tidak realistis, sekaligus mengingkari lingkar kehidupan sebagaimana pepatah Minang Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Muhammadiyah tidak hidup di Timur Tengah, Eropa, Amerika, dan belahan dunia lainnya. Dengan demikian watak dan keterlibatan gerakan Muhammadiyah senantiasa menyatu dalam denyut nadi keindonesiaan. Karena Muhammadiyah merupakan Gerakan Islam, maka dapat dikatakan bahwa dalam rahim pergerakan ini bersenyawa watak Keislaman dan Keindonesiaan, meski tentu saja secara universal juga tidak lepas dari pusaran global. Cita-cita atau tujuan idealnya ialah terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya di bumi Indonesia. Orientasi Pandangan Muhammadiyah secara resmi memiliki pandangan yang jelas tentang keindonesiaan. Dalam Matan Keyakinan dan Citacita Hidup Muhammadiyah poin terakhir dinyatakan bahwa Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah berupa Tanah Air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, untuk berusaha bersamasama menjadikan suatu negara yang adil dan makmur dan diridlai Allah SwT: BALDATUN THAYYIBATUN WA ROBBUN GHOFUR (Tanwir Ponorogo, 1969). Pandangan ini dengan tegas menunjukkan Muhammadiyah telah menerima Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 sebagai pilihan realistik dan strategis untuk dijadikan lahan membangun Negara yang diridlai Allah SwT. Dengan kata lain Muhammadiyah tidak mencita-citakan bentuk negara lain, termasuk negara formal Islam seperti negara kekhalifahan Islam, yang penting mengisi Negara

Indonesia agar berwajah dan bersifat Islami. Dalam hal ini dipertegas oleh keputusan Tanwir Bandung tahun 2012 yang menyatakan bahwa Muhammadiyah telah menerima bahkan ikut mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai hasil konsensus nasional, yakni sebagai Darul Ahdi (negara hasil perjanjian kolektif) dan Darus Syahadah (negara tempat Muhammadiyah mewujudkan pemikiran dan amaliah keislaman) sehingga sejalan dengan misi gerakan Islam yang dijalankannya. Muhammadiyah juga memiliki pandangan kebangsaan sebagaimana tekandung dalam Pernyataan Pikiran Abad Kedua yang menyatakan pikiran sebagai berikut. Dalam kehidupan kebangsaan Muhammadiyah sejak awal berjuang untuk pengintegrasian keislaman dan keindonesiaan. Bahwa Muhammadiyah dan umat Islam merupakan bagian integral dari bangsa dan telah berkiprah dalam membangun Indonesia sejak pergerakan kebangkitan nasional hingga era kemerdekaan. Muhammadiyah terlibat aktif dalam peletakan dan penentuan fondasi negara-bangsa yang berdasar Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Muhammadiyah berkontribusi dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa serta memelihara politik Islam yang berwawasan kebangsaan di tengah pertarungan berbagai ideologi dunia. Sejak awal Muhammadiyah memiliki wawasan kebangsaan yang jelas bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 merupakan konsensus nasional yang final dan mengikat seluruh komponen bangsa dengan menjadikan Muhammadiyah sebagai perekat dan pemersatu bangsa, sesuai dengan ayat Al-Quran surat Al-Hujurat ayat 13. Muhammadiyah memandang bahwa Proklamasi 1945 merupakan fase baru bagi Indonesia menjadi bangsa merdeka. Dengan kemerdekaan itu bangsa Indonesia secara berdaulat menentukan nasib dan masa depannya sendiri yang dimanifestasikan dalam rumusan cita-cita nasional sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu terwujudnya (1) Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur; (2) Perikehidupan kebangsaan

14

SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 12 - 26 MUHARRAM 1435 H

BINGKAI
yang bebas; dan (3) Pemerintahan Negara Indonesia untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Cita-cita nasional yang luhur itu merupakan pengejawantahan semangat kebangsaan dan kemerdekaan, sekaligus sebagai nilai dan arah utama perjalanan bangsa dan negara. Pembentukan Negara Indonesia selain menentukan citacita nasional juga untuk menegaskan kepribadian bangsa sebagaimana tercermin dalam Pancasila. Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan perjanjian luhur dan konsensus nasional yang mengikat seluruh bangsa. Dalam falsafah dan ideologi negara terkandung ciri keindonesiaan yang memadukan nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan (humanisme religius). Nilai-nilai tersebut tercermin dalam hubungan individu dan masyarakat, kerakyatan dan permusyawaratan, serta keadilan dan kemakmuran. Cita-cita nasional dan falsafah bangsa yang ideal itu perlu ditransformasikan ke dalam seluruh sistem kehidupan nasional sehingga terwujud Indonesia sebagai bangsa dan negara yang maju, adil, makmur, berdaulat, dan bermartabat di hadapan bangsa-bangsa lain. Paham nasionalisme serta segala bentuk pemikiran dan usaha yang dikembangkan dalam membangun Indonesia haruslah berada dalam kerangka negara-bangsa dan diproyeksikan secara dinamis untuk terwujudnya cita-cita nasional yang luhur itu. Nasionalisme bukanlah doktrin mati sebatas slogan cinta Tanah Air tetapi harus dimaknai dan difungsikan sebagai energi positif untuk membangun Indonesia secara dinamis dan transformasif dalam mewujudkan cita-cita nasional di tengah badai masalah dan tantangan zaman. Bahwa segala bentuk separatisme yang ingin memisahkan diri dari Indonesia dan mencita-citakan bentuk negara yang lain sesungguhnya bertentangan dengan komitmen nasional dan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan. Demikian pula setiap bentuk penyelewengan dalam mengurus negara, korupsi, kolusi, nepotisme, penjualan aset-aset negara, pengrusakan sumberdaya alam dan lingkungan, penindasan terhadap rakyat, otoritanisme, pelanggaran hak asasi manusia, tunduk pada kekuasaan asing, serta berbagai tindakan yang merugikan hajat hidup bangsa dan negara merupakan penghianatan terhadap cita-cita kemerdekaan. Revitalisasi Kebangsaan Bangsa Indonesia sesungguhnya memiliki nilai-nilai keutamaan yang mengkristal menjadi modal sosial dan budaya penting. Di antara nilai-nilai itu adalah daya juang, tahan menderita, mengutamakan harmoni, dan gotong-royong. Nilainilai keutamaan tersebut masih relevan, namun memerlukan penyesuaian dan pengembangan sejalan dengan dinamika dan tantangan zaman. Tantangan globalisasi yang meniscayakan orientasi kepada kualitas, persaingan dan daya saing menuntut bangsa Indonesia memiliki karakter yang bersifat kompetitif, dinamis, berkemajuan, dan berkeunggulan disertai ketangguhan dalam menunjukkan jatidiri bangsa. Kini tantangannya, bagaimana agar nilai-nilai utama tersebut diwujudkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Di sinilah pentingnya revitalisasi nilai-nilai kebangsaan. Dalam buku Revitalisasi Visi dan Karakter Bangsa Muhammadiyah mengajak pemerintah dan seluruh elemen bangsa untuk kembali pada visi dan karakter bangsa sebagaimana diletakkan oleh para pendiri bangsa dan telah dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945. Indonesia setelah reformasi dihadapkan pada persoalan krusial di bidang politik, ekonomi, dan budaya yang tidak senapas dengan cita-cita nasional. Diperlukan selain rekonstruksi visi nasional yang konsisten, juga membangun karakter bangsa yang berwatak religius, moderat, cerdas, dan mandiri dalam segala aspek kehidupan, serta menjunjung tinggi nilai-nilai spiritualitas, solidaritas, kedisiplinan, kemandirian, keunggulan dan kemajuan. Dalam menghadapi gurita korupsi dan masalah-masalah krusial bangsa sungguh diperlukan kepemimpinan yang reformatif. Pemimpin reformatif memiliki visi pemikiran progresif, pengikat solidaritas, berani ambil resiko, tegas, dan sikap positif lainnya dengan mengedepankan kerja nyata ketimbang citra. Kepemimpinan reformatif diperlukan agar Indonesia mampu keluar dari persoalan-persoalan yang menghimpitnya, sekaligus membawa bangsa dan negara ini ke arah yang lebih maju, adil, makmur, bermartabat, dan berdaulat sebagaimana amanat dan cita-cita kemerdekaan. Demikianlah pandangan Muhammadiyah tentang kebangsaan atau keindonesiaan yang senapas dengan ideologi gerakannya dalam menjalankan misi dakwah dan tajdid menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenarbenarnya di bumi Indonesia. Pandangan Muhammadiyah ini mengikat bagi seluruh anggota dan pimpinan Muhammadiyah, termasuk yang berada di Majelis, Lembaga, Organisasi Otonom, Amal Usaha, dan institusi Persyarikatan. Inilah ideologi kebangsaan Muhammadiyah. Karenanya pandangan ideologis kebangsaan ini harus dipahami dan menjadi rujukan bertindak bagi anggota, kader dan pimpinan agar tidak menganut paham lain yang berbeda dari ideologi Muhammadiyah tersebut. Inilah ijtihad politik Muhammadiyah, yang memiliki rujukan pada dasar pemikiran Islam bahwa soal bentuk negara dan cara mengurus negara adalah termasuk dalam wilayah al-umur al-dunyawiyyah.
SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 16 - 30 NOVEMBER 2013

15

TANYA JAWAB AGAMA

HUKUM MEMAKAN MAKANAN KIRIMAN DARI ACARA HARI KEMATIAN, BUANG AIR MENGHADAP KIBLAT, DAN ALASAN SEDEKAP SERTA TIDAK TAHIYAT AKHIR PADA SHALAT DUA RAKAAT
Pertanyaan: Assalamualaikum wr. wb. Pada diskusi kecil kami sesama jamaah maghrib, ada beberapa hal yang ingin kami pertanyakan antara lain: 1. Salah seorang di antara jamaah sering diberikan makanan yang berasal dari tetangga sebelah rumah yang biasanya menerima makanan dari orang lain yang mengadakan 3 hari, 7 hari atau semacamnya terhadap keluarganya yang meninggal. Bagaimana memakan makanan tersebut. 2. Sehubungan dengan adanya larangan buang air menghadap atau membelakangi kiblat, bagaimana dengan kondisi rumah sekarang yang rata-rata kecil (perumahan) yang pengaturannya sudah dibuat oleh developer. 3. Apa dasar mereka yang melakukan sedekap dan tidak melakukan tahiyat akhir pada shalat yang jumlah rakaatnya hanya dua. Mohon penjelasan, Wasssalamualaikum wr. wb. Jamaah Masjid Nurul Muhsinin Paccinongan Kab. Gowa Sulawesi Selatan (disidangkan pada hari Jumat, 23 Syawal 1434 H / 30 Agustus 2013 M) Jawaban: Terimakasih atas pertanyaan yang saudara ajukan kepada kami. Untuk mempermudah pembahasan, jawaban tersebut kami susun menurut nomor urut pertanyaan-pertanyaannya. 1. Makanan kiriman dari acara kematian Pertanyaan yang senada sebagaimana pertanyaan yang saudara ajukan pernah ditanyakan kepada kami dan telah kami jawab dalam Rubrik Tanya Jawab Agama Majalah Suara Muhammadiyah No. 3 tahun 2007 yang kutipannya adalah sebagai berikut: Selamatan tiga hari, lima hari, tujuh hari, dan seterusnya itu adalah sisa-sisa pengaruh budaya animisme, dinamisme, serta peninggalan ajaran Hindu yang sudah begitu berakar dalam masyarakat kita. Ritual semacam ini tidak ada ajarannya dalam Islam. Kemudian sebagai acuan dasar mengenai makanan yang diharamkan untuk dikonsumsi, alangkah baiknya saudara merujuk kepada Rubrik Tanya Jawab Agama Majalah Suara Muhammadiyah No. 17 tahun 2006 tentang makanan yang diharamkan untuk dikonsumsi. Dalam surat Al-Baqarah [2] ayat 173 disebutkan: Artinya: Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (AlBaqarah [2]: 173). Dalam kasus yang saudara kemukakan di atas, jika kita melihat realitas di masyarakat maka akan kita jumpai bahwa makanan yang dihidangkan pada acaraacara tersebut pada umumnya adalah makanan-makanan pokok yang halal kita konsumsi dalam kehidupan sehari-hari dan bukan termasuk makanan haram. Sehingga secara zat makanan tersebut halal untuk kita konsumsi. Namun, hukum asal halal ini bisa berubah haram jika ada niat atau maksud lain dari penghidangan makanan tersebut yang dikonsep dalam ritual tertentu yang tidak ada tuntunan dari Rasulullah saw, misalnya dipersembahkan untuk arwah dan semacamnya. Hidangan semacam itu dalam masyarakat kita lazim dikenal dengan nama sesaji (Jawa: sajen) yang intinya adalah mempersembahkan sesuatu untuk selain Allah SwT. Memakan makanan yang demikian itu hukumnya haram. Acara 3 atau 7 hari terhadap orang

Rubrik Tanya Jawab Agama Diasuh Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah 16
SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 12 - 26 MUHARRAM 1435 H

TANYA JAWAB AGAMA


yang meninggal dunia merupakan ritual yang tidak ada tuntunan dari Rasulullah saw, sehingga tidak boleh dilakukan. Menurut kebiasaan suatu masyarakat, dalam acara tersebut ada makanan yang khusus disembelih atau dibuat sesaji dan ada makanan yang sekedar untuk konsumsi saja. Oleh sebab itu, jika makanan tersebut adalah daging yang disembelih untuk sesaji kepada arwah, maka haram dimakan sebagaimana kandungan surat Al-Baqarah [2] ayat 173 di atas. Adapun makanan selain daging yang bukan untuk sesaji pada dasarnya tidak haram untuk dimakan. Namun demikian, sebagai upaya preventif agar tidak terjadi sesuatu yang menimbulkan dampak negatif, maka dianjurkan untuk tidak memakan makanan tersebut, dengan alasan Sadd adz-Dzariah, mencegah terjerumus pada kesyirikan. 2. Buang air menghadap kiblat Rasulullah saw melarang umatnya untuk buang air dengan menghadap atau membelakangi kiblat. Sebagaimana Hadits Rasulullah saw. dari Abu Ayyub al-Anshari: Pertanyaan saudara tentang dalil yang digunakan oleh orang-orang yang melakukan sedekap ketika bangun dari rukuk adalah keumuman dari berdiri dalam shalat yang di dalamnya diperintahkan untuk bersedekap. Hadits sahih berikut ini telah menjelaskan kepada kita bagaimana posisi tangan ketika berdiri dalam shalat:

Artinya: Diriwayatkan dari Abu Ayyub al-Ansari bahwa Nabi saw. bersabda: Apabila kalian buang hajat, janganlah menghadap atau membelakangi kiblat. Namun menghadaplah ke timur atau ke barat. [HR. al-Bukhari dan Muslim] Namun dalam Hadits lain, diberitakan sebagai berikut:

Artinya: Abdullah ibn Umar berkata: Sungguh pada suatu hari saya naik ke atas bumbung rumah Hafshah, lalu saya melihat Nabi Muhammad saw membuang hajatnya menghadap ke Syam membelakangi Kiblat (Kakbah). [HR. al-Bukhari dan Muslim] Mengenai kedua Hadits tersebut, ada perbedaan pendapat di kalangan para ulama. Di satu sisi ada yang berpendapat bahwa larangan ini berlaku umum, baik di tempat tertutup maupun tempat terbuka, seperti Ayyub, Mujahid, an-Nakhai, atsTsauri, dan juga didukung oleh Ibn Hazm. Di sisi lain ada yang berpendapat bahwa larangan ini hanya berlaku untuk buang air di tempat terbuka, mereka adalah Urwah bin az-Zubair, Rabiah, Dawud adhDhahiri. Sedangkan Malik, asy-Syafii, Ahmad, Ishaq, dan asy-Syabi memberikan perincian; haram jika di tempat terbuka, boleh jika berada dalam bangunan (tertutup) [Taisir al-Allam, I:32]. Pendapat yang lebih kuat menurut kami adalah pendapat terakhir, karena ia telah mengkompromikan antara dua Hadits yang tampak bertentangan. Namun apabila memang sudah tidak memungkinkan lagi untuk tidak menghadap atau membelakangi kiblat karena tempat yang sudah didesain sedemikian rupa sehingga mengharuskan kita untuk menghadap atau membelakangi kiblat, maka boleh buang air menghadap kiblat, sesuai kaidah fiqih:

Artinya: Diriwayatkan dari Sahl bin Sad bahwa dia berkata: Adalah para sahabat diperintahkan (oleh Nabi saw) bahwa seseorang agar meletakkan tangan kanannya di atas hasta kirinya dalam shalat. [HR. al-Bukhari]

Artinya: Hajat (kebutuhan yang penting) diperlakukan seperti dalam keadaan terpaksa (darurat) baik secara umum atau khusus. 3. Sedekap dan Tahiyat Akhir a. Sedekap ketika bangun dari rukuk

Artinya: Diriwayatkan dari Wail bin Hujr, ia berkata: Saya melihat Rasulullah saw. ketika berdiri di dalam shalat menggenggam tangan kiri dengan tangan kanannya. [HR. an-Nasai dan ad-Daruqutni] Dua Hadits di atas memberikan pemahaman bahwa dalam shalat, posisi tangan tangan kanan diletakkan di atas tangan kiri (sedekap), yang dilakukan ketika sedang berdiri, baik berdiri sebelum rukuk maupun sesudahnya. Hadits di atas juga memberikan pemahaman bahwa ketika bangkit dari rukuk mengembalikan posisi tulang (tangan) pada tempatnya sebelum rukuk. Adapun posisi tangan sebelum rukuk adalah bersedekap. Namun demikian, dua Hadits di bawah ini memberikan penjelasan yang lebih rinci

Rubrik Tanya Jawab Agama Diasuh Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah
SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 16 - 30 NOVEMBER 2013

17

TANYA JAWAB AGAMA


tentang posisi tangan ketika bangkit dari rukuk: ngan sebelum rukuk, namun setiap tulang kembali pada sendinya masing-masing. b. Duduk iftirasy dalam shalat dua rakaat Mengenai duduk iftirasy dalam shalat dua rakaat, menggunakan dalil sebagai berikut: 1) Hadits Abdullah bin Az-Zubair: pada rakaat kedua ia duduk di atas kaki kirinya dan menumpukkan kaki yang kanan. Kemudian apabila duduk pada rakaat yang terakhir ia majukan kaki kirinya dan menumpukkan kaki kanannya serta duduk bertumpu pada pantatnya. [HR. al-Bukhari dalam Kitab Sahihnya] Bagi orang yang memahami lafal dalam Hadits Abdullah ibn azZubair sebagai shalat yang dua rakaat, maka mengharuskan duduk iftirasy di setiap tasyahud shalat yang dua rakaat. Artinya: Diriwayatkan dari Abdullah ibn az-Zubair, ia berkata: Adalah Rasulullah saw jika duduk pada dua rakaat, beliau menghamparkan yang kiri, dan menegakkan yang kanan. [HR. Ibnu Hibban] 2) Hadits Abu Humaid as-Saidi: Namun bila diperhatikan lafal dalam Hadits Abu Humaid as-Saidi kita bisa mengetahui bahwa yang dimaksud dengan dua rakaat dalam Hadits Abdullah bin az-Zubair adalah rakaat kedua dari 4 rakaat, bukan shalat yang dua rakaat. Sehingga Hadits Abdullah bin az-Zubair di atas tidak menunjukkan bahwa semua shalat yang dua rakaat maka duduk tasyahudnya adalah duduk iftirasy. Bahkan secara lahiriah Hadits Abu Sumaid asSaidi di atas menunjukkan bahwa semua duduk tahiyat akhir yaitu duduk tahiyat yang setelahnya salam adalah duduk tawarruk, baik untuk shalat yang 4 rakaat, 3 rakaat, 2 rakaat, atau 1 rakaat. Demikian jawaban dari kami, semoga bermanfaat. Wallahu alam bish-shawab.

Artinya: Diriwayatkan dari Abu Sumaid as-Saidi, ia berkata: Kemudian beliau saw bersabda: Samiallahu liman hamidah seraya mengangkat kedua tangannya dan berdiri iktidal sehingga setiap tulang mengambil posisi di tempatnya dengan lurus (posisi normal). [HR. Ibnu Khuzaimah]

Artinya: Diriwayatkan dari Rifaah bin Rafi az-Zuraqqiy Apabila engkau mengangkat kepalamu di waktu rukuk, maka tegakkanlah tulang punggungmu hingga tulang-tulang kembali kepada sendi-sendinya [HR. Ahmad] Hadits-Hadits di atas menunjukkan bahwa posisi tulang kembali ke tempatnya dan persendiannya dalam keadaan tegak lurus (posisi normal), dan posisi tangan tidak bersedekap sebagaimana posisi ta-

Artinya: Lalu berkata Abu Humaid as-Saidi Kemudian apabila duduk

18

SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 12 - 26 MUHARRAM 1435 H

TAFSIR AT-TANWIR

Mukjizat Musa dan Pelajaran bagi Bani Israil


SURAT AL-BAQARAH AYAT 60-62
ku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing) Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan. (61) Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu: sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya dan bawang merahnya. Musa berkata: Maukah kamu mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta. Lalu ditimpakanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas. (62). Sesungguhnya orang-orang Mukmin, orangorang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal shalih, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati berfirman kepada mereka: Jadilah kamu kera yang hina.(66) Maka Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang di masa itu, dan bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. Kelompok ayat ini lanjutan dari rentetan panjang ayat-ayat sebelumnya yang membicarakan sikap dan perilaku Bani Israil, mulai dari ayat 40. Di sana Al-Quran mengingatkan kenikmatan Allah yang diberikan kepada Bani Israil, seperti, keunggulan mereka atas umat lain dan terselamatkannya Bani Israil atas kekejaman Firaun. Namun demikian karena perasaan unggulnya itu mereka menyombongkan diri dan membangkang dari ajaran yang dibawa Nabi Musa. Sebenarnya rentetan ayat ini berbicara tentang episode baru setelah episode tentang perjuangan Nabi Musa membela Bani Israil menghadapi keangkuhan Firaun. Kita mengetahui bahwa Israil itu nama lain dari Nabi Yaqub. Kehadirannya di Mesir bersama para puteranya karena diboyong oleh Nabi Yusuf bin Yaqub sebagaimana dikisahkan dalam surah Yusuf. Ketika Nabi Musa berhadapan dengan Firaun, Bani Israil yang jumlahnya sudah banyak itu merupakan masyarakat budak dan kaum tertindas bagi raja Firaun. Dari sisi ini, misi Musa sebagai unsur Bani Israil menyelamatkan bangsanya sendiri dari kekejaman Firaun. Jadi, rentetan ayat-ayat ini menuturkan episode pasca tenggelamnya Firaun dan bala tentaranya ditelan Laut Merah. Allah berpihak pada kaum tertindas, dalam hal ini Bani Israil. Dengan pertolongan Allah, Bani Israil meninggalkan Mesir dan selamat dari kekejaman Firaun

(60) Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: Pukullah batu itu dengan tongkatmu. Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap su-

Tafsir Tahlily ini disusun oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan naskah awal disusun oleh Prof. DR. H. Muhammad Zuhri, MA.

SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 16 - 30 NOVEMBER 2013

19

TAFSIR AT-TANWIR
yang dengan sewenang-wenang membunuh anak-anak jenis kelamin pria dan membiarkan hidup wanitanya. Kini Bani Israil memasuki babak baru, tinggal di tanah yang berbeda dari sebelumnya. Di sini tampak bahwa Bani Israil adalah umat yang baik dan hamba Allah yang bertahan (survive) dan mampu menghadapi keganasan Firaun. Mereka layaknya pahlawan dan pejuang melawan kemunkaran. Karenanya, pada tempatnya mereka mendapatkan ganjaran dan fasilitas dari Allah. Nabi Musa pun tetap mengakrabi mereka dengan mempersiapkan orangorang pilihan sebanyak 70 orang dalam rangka menyongsong turunnya wahyu Ilahi di bukit Sinai. Sementara, umat yang ditinggalkan tidak ikut ke Sinai dipimpin oleh Nabi Harun. Ketika menempuh perjalanan ke Sinai mereka diserang cuaca panas yang bersangatan, Allah mengabulkan doa Nabi Musa, menaungi mereka dengan awan tebal yang menyejukkan. Begitu pula tatkala mereka merasa lapar yang bersangatan, Allah menurunkan makanan lezat disebut manna ( ) dan salw ( ). (Q.s. Al-Baqarah [2]: 57). Bani Israil yang seharusnya bersyukur atas pertolongan Allah melalui bimbingan Nabi Musa berbalik arah menjadi kufur. Ditinggal bersama Nabi Harun mereka mengambil patung sapi sebagai sesembahan mereka. Ketika mereka mengetahui Nabi Musa berdialog dengan Allah, maka dengan kesombongannya mereka ingin melihat-Nya dengan mata kepala mereka. Kami tidak percaya lagi dengan engkau wahai Musa sebelum kami melihat Allah secara nyata, demikian Bani Israil berucap. Allah pun merespons mereka dengan mengirim sambaran petir yang mengancam jiwa mereka. (Qs. AlBaqarah [2]; 55). Bani Israil dan Keangkuhannya Dalam Qs. Al-Baqarah ayat 60 dikatakan; tuhan kesehariannya selama lebih dari setahun. Kepindahan Bani Israil ke tempat yang baru ini mengingatkan kita akan Hijrah yang dilakukan oleh Rasulullah dan umatnya ke Madinah. Lalu, umat Islam menangkap isyarat bahwa pindah ke tempat yang baru seperti transmigrasi di zaman sekarang juga akan memperoleh kemakmuran sebagaimana yang pernah ditempuh, baik oleh Bani Israil maupun umat Islam di masa Rasulullah. Bani Israil merasa bahwa jenis makanan seperti itu dirasa membosankan dan monoton. Karenanya mereka minta agar Musa memohon kepada Allah agar di bumi ini ditumbuhkan sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, adasnya dan bawang merahnya seperti yang biasa mereka makan. Redaksi ayatnya berbunyi;

Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: Pukullah batu itu dengan tongkatmu. Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing) Makan dan minumlah rezki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan. Ayat ini melanjutkan kisah ketika Bani Israil dalam pengembaraan di tempat barunya yang kering itu membutuhkan air untuk keperluan minum, mandi dan kebersihan. Allah memperkenankan doa Nabi Musa dengan perintah agar ia memukul batu besar yang ada di sana. Dari batu ini memancar dua belas mata air untuk dua belas kabilah dalam Bani Israil. Masing-masing mempunyai jatah satu mata air agar tidak berebut ketika memerlukan air. Demikian nikmat Allah yang diberikan kepada para pejuang Israil itu. Agaknya 12 kabilah ini berasal dari kisah bahwa dari keempat orang istrinya Yaqub memiliki 12 putra, yakni Rubin, Simeon, Lawway, Yahuda, Zebulaon, Isakhar, Dann, Gad, Asyer, Naftali, Yusuf, dan Benyamin. Sebagai imigran baru yang juga pejuang, Bani Israil pantas mendapatkan beberapa fasilitas, sumber mata air dan makanan lezat yang disebut manna dan salw seperti disebut di muka. Hal ini tidak jauh berbeda dengan transmigran di Indonesia pada tahun 1970 tempo dulu. Sebagai pendatang baru yang belum punya produktivitas, mereka dijamin kebu-

Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu: sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya dan bawang merahnya. (Q.s. Al-Baqarah [2]; 61) Perasaan sebagai manusia unggul ini membuat mereka manja dan suka berulah serta meminta yang aneh-aneh, bahkan sesuatu yang lebih murahan dari yang dimiliki selama ini masih diminta. Tinggal di lokasi yang tandus, panas dan kering, mereka disuguhi manna dan salw yang nikmat cita rasanya dalam kesehariannya seharusnya mereka bersyukur. Sebenarnya mereka itu bagai tamu, tidak berpro-

Tafsir Tahlily ini disusun oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan naskah awal disusun oleh Prof. DR. H. Muhammad Zuhri, MA.

20

SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 12 - 26 MUHARRAM 1435 H

TAFSIR AT-TANWIR
duksi tetapi mengonsumsi hidangan yang lezat dan bergizi tinggi. Tanpa basa-basi mereka menyatakan kebosanannya kepada tuan rumah dan minta hidangan yang mutunya tidak lebih baik, sayur-mayur yang biasa mereka makan. Andainya yang diminta itu setara dengan yang dihidangkan, itupun tergolong perilaku tidak sopan. Kalimat yang mereka ucapkan Kami tidak sabar lagi dengan satu jenis makanan. Makanan yang terdiri atas dua jenis mereka katakan sebagai makanan satu jenis (thamin whidin/ ) adalah ungkapan maido (bahasa jawa) yang menyakitkan hati. Apalagi meminta sesuatu yang amat sulit diwujudkan di tempat yang gersang seperti itu adalah ulah yang sangat keterlaluan. Karena itu Musa menjawab; Dalam kalimat itu Musa selanjutnya menegaskan bahwa jenis makanan yang mereka minta itu mutunya lebih rendah dari manna dan salw. Ternyata Bani Israil memilih yang lebih murahan dan lebih hina dari pada mempertahankan yang lebih bagus dan berkualitas. Karenanya kemudian Musa menyuruh mereka mencari suatu kota (mishr/ ) untuk memperoleh segala sesuatu sesuai permintaan mereka. Para ahli tafsir berbeda pendapat dalam menafsirkan mishr ini. Ada yang menafsirkan Kota Mesir yang pernah dihuni bersama Firaun tempo dulu, ada yang menafsirkannya kota di sebuah area berpenduduk di sekitar Palestina. Ayat 61 ini memberi tambahan informasi bahwa Bani Israil pernah ditimpa kehinaan dan kemiskinan serta murka Allah karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh banyak nabi. Perilaku ingkar ini mereka lakukan justru setelah mereka diselamatkan dari ancaman Firaun. Dalam beberapa generasi perilaku ingkar ini berkelanjutan. Dalam kasus Nabi Isa, misalnya, ada pendapat bahwa Bani Israil mengakui membunuh Nabi Isa dengan cara menyalib. Karena begitu parahnya kedurhakaan Bani Israil terhadap para utusan Allah, sampai ada yang mengungkapkan dalam hadis yang tidak shahih bahwa pernah dalam satu hari Bani Israil membunuh 300 orang nabi. (lihat Tafsir Ibn Katsir). Tetapi tidak dijelaskan, siapa saja yang dibunuh dan dalam kurun waktu kapan. Namun demikian, hadis yang tidak shahih tidak dapat dipegang sebagai bukti historik. Informasi ini sejalan dengan firman Allah;

Musa berkata: Maukah kamu mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta... (Q.s. Al-Baqarah [2]; 61).

Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas. (Q.S. Ali Imran [3]: 112). Bersambung

SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 16 - 30 NOVEMBER 2013

21

HADITS

Mengisi Keutamaan Bulan-bulan Haram (Al Asyhur Al Hurum) dengan Amalan yang Disyariatkan (Masyru) (2)
Ruslan Fariadi AM, SAg, MSI
ecara umum, Hadits di atas menunjukkan bahwa amal shalih pada hari-hari ini sangat dicintai oleh Allah dan memiliki keutamaan serta pahala yang sangat besar. Amal-amal ibadah dan ketaatan yang disyariatkan pada sepuluh hari pertama dari bulan Dzulhijjah ini adalah: a. Melaksanakan Haji dan Umrah Berhaji dan umrah di Baitullah merupakan amal ibadah yang utama pada harihari ini. Maka siapa yang diberi kesempatan oleh Allah untuk melaksanakannya, hendaknya dilaksanakan sesuai dengan ketentuan syariat. Orang semacam ini akan mendapatkan ganjaran yang ideal. Sebagaimana dijelaskan dalam Hadits Nabi saw berikut ini:

Rasulullah saw bersabda:Puasa hari Arafah, aku berharap kepada Allah akan menghapuskan (dosa) setahun yang telah lalu dan setahun sesudahnya. Dan puasa pada tanggal sepuluh Muharram, aku berharap kepada Allah akan menghapuskan (dosa) setahun sebelumnya. (HR. Muslim) c. Bertakbir dan Berdzikir pada harihari tersebut Disunnahkan membaca takbir, tahmid, tahlil, dan tasbih selama sepuluh hari tersebut, dan khususnya pada tanggal 10 Dzulhijjah disaat akan melaksanakan shalat Idul Adha dan pada hari-hari tasyrik. Sebagaimana firman Allah SwT:

darinya, dan berikanlah (untuk dimakan) kepada orang yang kesusahan lagi fakir. (Al-Hajj: 28) Menurut Jumhur ulama, yang dimaksud dengan al-ayyam al-malumat adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, sebagaimana yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, Al-Ayyam al-Malumat: adalah hari-hari yang sepuluh. Karena itu, para ulama menganjurkan untuk memperbanyak dzikir pada hari-hari tersebut, berdasarkan Hadits dari Ibnu Umar ra:

Dari Abi Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah saw bersabda: Umrah satu kepada umrah lainnya merupakan kafarah (penebus/penghapus) bagi dosa di antara keduanya. Sedangkan haji mabrur tidak ada balasannya kecuali surga. (HR. AlBukhari, Muslim dan lainnya) b. Berpuasa pada hari Arafah Berpuasa merupakan salah satu dari amal-amal shalih yang sangat dianjurkan pada bulan ini, yaitu puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah (puasa Arafah). Dalam Hadits Nabi saw dijelaskan:
22

Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah), karenanya perbanyaklah tahlil, takbir, dan tahmid di dalamnya. (HR. Ahmad 7/224, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan sanad Hadits ini). Imam al-Bukhari menuturkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah ra keluar ke pasar pada sepuluh hari tersebut seraya mengumandangkan takbir lalu orangorang pun mengikuti takbirnya. Dan Ishaq, meriwayatkan bahwa pada hari-hari ini mereka mengucapkan:

Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada harihari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah

Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tidak ada Ilah (sembahan) Yang Haq

SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 12 - 26 MUHARRAM 1435 H

HADITS
selain Allah. Dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala puji hanya bagi Allah. Dan masih ada lagi bentuk takbir yang lainnya. d. Bertaubat serta meninggalkan segala kemaksiatan dan dosa Kemaksiatan merupakan racun amal dan menjadi penyebab jauhnya seseorang dari Allah dan tidak mendapat rahmat-Nya. Sebaliknya, ketaatan merupakan penyebab dekatnya seorang hamba dengan Allah dan pembuka pintu rahmatNya. Hal ini selaras dengan perintah untuk tidak melakukan kemaksiatan sebagaimana terdapat dalam Qs. At-Taubah: 36: Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya (terdapat) empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, ..... (Qs. At-Taubah: 36), serta berdasarkan Hadits yang diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah ra Nabi saw bersabda, Sesungguhnya Allah cemburu, dan kecemburuan Allah, jika seseorang melanggar apa-apa yang Dia haramkan. (Muttafaq alaih). e. Memperbanyak shalat sunnah, shadaqah, berjihad, membaca AlQuran, beramar maruf dan nahi munkar serta amal-amal shalih lainnya Sesungguhnya seluruh amal shalih yang dilakukan oleh seseorang sangat dicintai oleh Allah kapan pun dan dimana pun juga. Namun, apabila dilaksanakan pada hari-hari sepuluh pertama Dzulhijjah akan lebih dicintai dan diberikan ganjaran yang berlipat dibandingkan pada hari-hari lainnya. Sebagaimana sabda Rasulullah saw: Tidak ada satu amal shalih yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal shalih yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzulhijjah). Para sahabat bertanya: Tidak pula jihad di jalan Allah? Nabi saw menjawab: Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satu pun. (HR. Al-Bukhari, Abu Daud, Ibnu Majah, al-Tirmidzi dan lainnya). f. Melaksanakan shalat Idul Adha dan mendengarkan khutbahnya Setiap muslim hendaknya memahami hikmah disyariatkannya hari raya ini. Hari ini adalah hari bersyukur dan beramal shalih. Maka janganlah ia mengotorinya dengan berbagai bentuk kemaksiatan dan kemunkaran. Serta tidak sepatutnya meninggalkan tempat shalat Id (lapangan) di saat khatib sedang berkhutbah sebagaimana fenomena umum di kalangan masyarakat Muslim kita. g. Melaksanakan udhiyyah (penyembelihan hewan kurban) pada hari nahar (10 Dzulhijjah) dan Ayyam alTasyriq Menyembelih hewan kurban merupakan bagian dari syariat dan syiar Islam yang harus diagungkan dan dilaksanakan umat Islam, sebagaimana ditegaskan oleh Allah SwT: Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebagian dari syiar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak memintaminta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan untaunta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur. Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridlaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (Qs. Al-Hajj: 36-37) Rasulullah saw juga menjelaskan tentang keutamaan bulan ini

Tidak ada satu amalan yang dikerjakan anak Adam pada hari nahar (hari penyembelihan) yang lebih dicintai oleh Alah Azza wa Jalla daripada mengalirkan darah (menyembelih hewan kurban). Sungguh dia akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, kuku dan rambutnya. Sesungguhnya darahnya akan sampai kepada Allah Azza wa Jalla sebelum jatuh ke tanah, lalu dengannya jiwa menjadi bagus (HR. Ibnu Majah dan al-Tirmidzi). Bersambung

SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 16 - 30 NOVEMBER 2013

23

DIRASAH ISLAMIYAH

JEJAK PEMIKIRAN KEBANGSAAN KI BAGUS HADIKUSUMO, MR KASMAN SINGODIMEDJO, DAN KH ABDUL KAHAR MUZAKKIR
Lukman Hakiem
ada awal September 1944, Jepang berjanji akan memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Untuk menunjukkan kesungguhan janjinya itu, pada 29 April 1945, Jepang membentuk Dokuritsu Zjunbi Tjoosakai (Badan Oentoek Menjelidiki Oesaha-oesaha Persiapan Kemerdekaan), atau disebut Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK). Untuk memimpin Badan tersebut, Jepang menunjuk Dr Radjiman Wedyodiningrat sebagai Ketua. Sebagai Wakil Ketua, ditunjuk dua orang, yaitu seorang Jepang bernama Ichibangase Yoshio, dan seorang Indonesia bernama RP Soeroso. Anggota Badan ini sebanyak 60 orang ditambah 6 orang anggota tambahan, dan 7 orang wakil Pemerintah Militer Jepang sebagai anggota istimewa. Ketika melantik anggota BPUPK, Kepala Pemerintahan Militer Jepang di Indonesia (Saikoo Sikikan) melemparkan pertanyaan penting kepada BPUPK: Filsafat apa yang nanti akan menjadi dasar negara Indonesia? Menurut Saikoo Sikikan, usaha untuk mendirikan negara merdeka yang baru bukanlah usaha yang mudah, lebih-lebih lagi jika tidak dengan jalan mempelajari, menyelidiki, dan merencanakan dengan seksama dan teliti segala usaha untuk meneguhkan kekuatan pembelaan, dan soal-soal yang menjadi dasar negara. Terlepas dari maksud politis Jepang membentuk Badan ini, bagi kaum pergerakan yang sejak lama telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, pembentukan BPUPK menyimpan rahmat tersembunyi, yakni terbukanya kesempatan emas untuk mendiskusikan hal-hal mendasar mengenai masa depan
24

negara yang akan dibentuk, terutama dalam hal apakah negara yang mau dibentuk itu akan bersifat netral terhadap agama, atau tidak memisahkan antara urusan negara dengan urusan agama. Islam dan Nasionalis Pada masa Hindia-Belanda sampai akhir zaman Jepang, pandangan tokoh pergerakan mengenai hubungan antara negara dengan agama masih terbagi dua: golongan kebangsaan yang berpandangan bahwa negara hendaknya netral terhadap agama dan golongan Islam yang berpandangan bahwa urusan negara tidak bisa dipisahkan dari urusan agama. Pada zaman Jepang, pandangan utama mengenai posisi agama dengan negara tercermin pengelompokannya dalam Jawa Hokokai dan Madjelis Sjuro Muslimin Indonesia (Masjumi). Tentara pendudukan Jepang sendiri membagi anggota BPUPK menjadi lima golongan, yakni Golongan Pergerakan, Golongan Islam, Golongan Birokrat (kepala-kepala Jawatan), Wakil kerajaan (Kooti), pangreh praja (residen/wakil residen, bupati, dan walikota), dan golongan minoritas (peranakan Belanda, Tionghoa, dan Arab). Dengan pandangan tentara pendudukan Jepang seperti itu, tidak heran dari 60 anggota BPUPK, hanya 15 orang yang beraspirasi atau berasal dari organisasi Islam. Mereka adalah: Abikoesno Tjokrosoejoso (Syarikat Islam), K.H. Ahmad Sanoesi (Persatuan Umat Islam, Sukabumi), K.H. Abdoel Halim (Perikatan Umat Islam, Majalengka), Ki Bagus Hadikusumo (Muhammadiyah), K.H. Masjkur (Nahdlatul Ulama), K.H. Abdoel Kahar Muzakkir (Muhammadiyah), K.H.

Mas Mansoer (Muhammadiyah), Raden Rooslan Wongsokoesoemo (bekas anggtota Perindra yang bergabung ke Masjumi tahun 1945), H. Agus Salim (Penyadar), Raden Sjamsuddin (bekas Perindra, dari PUI), Dr Soekiman Wirjosandjojo (Partai Islam Indonesia), KH. Abdul Wahid Hasjim (Nahdlatul Ulama), Ny Sunarjo Mangunpuspito (Aisyiah, bekas aktivis Jong Islamieten Bond), Abdul Rahman Baswedan (bekas Partai Arab Indonesia), dan Abdul Rahim Pratalykrama (Residen Kediri, afiliasi tidak diketahui). Ketika pada 28 Juli 1945 sejumlah 28 orang lagi ditambahkan sebagai anggota, hanya dua yang dapat dikatakan termasuk golongan Islam, yaitu Pangeran Mohammad Noor (bekas JIB yang bergabung ke Masjumi tahun 1945), dan H. Abdul Fatah Hassan (afiliasi organisasi tidak diketahui). Meskipun hanya 15 dari keseluruhan anggota BPUPK, akan tetapi tokoh-tokoh dari kalangan Islam, cukup memberi warna terhadap perumusan dasar dan konstitusi dari negara Indonesia yang akan dibentuk. Wakil-wakil kalangan Islam dan mereka yang memiliki aspirasi Islam di BPUPK gigih berjuang agar dasar negara dari negara Indonesia yang akan dibentuk itu adalah dasar negara yang tidak menutup diri terhadap intervensi wahyu. Pandangan Ki Bagus Hadikusumo Ki Bagus Hadikusumo (1890-1954) misalnya, sejak permulaan, yaitu dalam pidatonya pada sidang BPUK tanggal 31 Mei 1945 yang sepenuhnya merujuk kepada ajaran Islam, dengan lantang mengingatkan pengaruh agama Islam kepada rakyat Indonesia yang sangat kuat dan mendalam sehingga berani menen-

SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 12 - 26 MUHARRAM 1435 H

DIRASAH ISLAMIYAH
tang imperialis Belanda. Ki Bagus juga mengingatkan bahwa umat Islam sekarang sudah insaf, sudah luas pandangannya dan sudah lebar dadanya, suka bekerja bersama-sama dengan siapa dan di mana saja, asal tidak tersinggung agamanya. Didorong oleh keyakinannya terhadap Islam yang antara lain mengajarkan persatuan berdasarkan persaudaraan yang kokoh; maka Ki Bagus Hadikusumo menganjurkan agar negara dibangunkan di atas dasar ajaran Islam. Dalam hubungan dengan semangat kebangsaan, Ki Bagus mengingatkan, bukankah tokohtokoh yang berani menentang imperialisme Belanda adalah tokoh-tokoh seperti Pangeran Diponegoro, Teuku Umar, Imam Bonjol, dan kiai-kiai lain yang merupakan penganjur dan pendekar rakyat yang berpegang teguh kepada Islam serta mendasarkan perjuangannya di atas dasar agama Islam. Menurut Ki Bagus, jika dilihat perkembangan pergerakan rakyat Indonesia pada kurun terakhir di awal abad ke-20, mulai Indische Partij, Boedi Oetomo, Sarekat Islam, dan lain-lain; maka yang mendapat sambutan serta pengaruh yang terbesar dari seluruh rakyat Indonesia adalah Sarekat Islam. Sarekat Islam yang mendasarkan pergerakannya kepada ajaran Islam mampu menggabungkan segenap rakyat dari segala pelosok kepulauan Indonesia. Tidak hanya di Jawa, pengaruh Sarekat Islam menyebar ke Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, dan lain-lain. Melihat kenyataan tersebut, Ki Bagus menyimpulkan bahwa di dalam diri umat Islam tersembunyi jiwa yang hidup dan bersemangat. Dengan pengaruh agama Islam kepada rakyat Indonesia yang sangat kuat dan mendalam, maka Ki Bagus yang menyebut dirinya sebagai seorang bangsa Indonesia tulen dan sebagai Muslim yang mempunyai citacita Indonesia Raya dan merdeka mengharapkan agar Indonesia merdeka mendasarkan dirinya kepada agama Islam, sesuai dengan jiwa rakyat yang terbanyak. Bagi Ki Bagus, Islam yang diusulkannya menjadi dasar negara itu, paling sedikit mengandung nilai-nilai yang: (1) mengajarkan persatuan atas dasar persaudaraan yang kukuh, (2) mementingkan perekonomian dan mengatur pertahanan negara, (3) membangun pemerintahan yang adil dan menegakkan keadilan, (4) tidak bertentangan, bahkan sangat sesuai dengan kebangsaan kita, dan (5) membentuk potensi kebangsaan lahir dan batin serta menabur semangat kemerdekaan yang menyala-nyala. R. Oto Iskandardinata, Mas Soetardjo KartoHadikusumo, dan K.H. A. Wahid Hasjim. Tugas Panitia Delapan ini adalah mengumpulkan usul-usul para anggota yang akan dibahas pada masa sidang yang akan diselenggarakan pada bulan Juli 1945. Mengenai dasar negara, Panitia Kecil/ Delapan mencatat 7 usul dari para anggota BPUPK. Ketujuh usul beserta penjelasannya ialah sebagai berikut: pertama, Kebangsaan dan Ketuhanan (11 anggota). Satu menerangkan, kebangsaan secara Timur berdasarkan ilham Ketuhanan yang murni. Dari ilham itu timbullah hasrat kebaktian yang mengandung sifat keridlaan dari seluruh rakyat. Ada yang menerangkan: Pemerintah memperkuat perintahperintah Tuhan dan tidak boleh melanggar hukum Islam. Kedua, kebangsaan dan kerakyatan (2 anggota). Satu menerangkan, kebangsaanlah yang mengikat kita semua. Baik Indonesia Muslim maupun orang Indonesia Kristen adalah putra Indonesia yang mengakui tanah Indonesia sebagai tanah tumpah darahnya. Tentang Kerakyatan diterangkan bahwa masyarakat kita bersifat kerakyatan, seperti ternyata di desa-desa, di mana soal-soal diputuskan dengan jalan mufakat dan permusyawaratan. Ketiga, kebangsaan, kerakyatan, dan ketuhanan (3 anggota). Tidak ada keterangan. Keempat, kebangsaan, kerakyatan, dan kekeluargaan (4 anggota). Satu menerangkan, cita-cita kekeluargaan perlu sebagai dasar untuk mencapai dan memelihara perdamaian negara dan perdamaian dunia. Kelima, kemakmuran hidup bersama, kemajuan kerohanian, kecerdasan pikiran bangsa Indonesia bertakwa, berpegangan teguh pada tuntunan Tuhan Yang Maha Esa, Igama Negara ialah agama Islam (1 anggota). Bersambung _______________ Lukman Hakiem, Editor Buku dari Muhammadiyah untuk Indonesia Pemikiran dan Kiprah Ki Bagus Hadikusumo, Mr. Kasman Singodimedjo, dan KH Abdul Kahar Muzakkir
25

KI BAGUS HADIKUSUMA: Tokoh Muhammadiyah yang jadi salah satu anggota BPUPKI dari golongan Islam

Berdasarkan pengalamannya menjadi anggota sebuah kepanitiaan yang dipimpin oleh Prof Dr Husein Djajadiningrat pada tahun 1922, Ki Bagus mengingatkan BPUPK bahwa tidak berjalannya hukum Islam di Indonesia bukan karena tidak sempurna dan tidak sesuainya dengan tempat dan masa, akan tetapi karena dihalang-halangi dan kalau mungkin akan dihapuskan. Patut diduga, lantaran keteguhannya menyuarakan aspirasi Islam, maka ketika mula-mula dibentuk Panitia Kecil BPUPK yang terdiri atas 8 anggota, karena itu boleh juga disebut Panitia Delapan, Ki Bagus Hadikusumo dipilih menjadi salah seorang anggotanya. Tujuh anggota yang lain ialah: Ir Soekarno, Drs Mohammad Hatta, Mr Mohammad Yamin, Mr A.A. Maramis,

SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 16 - 30 NOVEMBER 2013

KALAM

HADITS

Muhammadiyah Inspirator Kemajuan


M Muchlas Abror
UHAMMADIYAH sejak kelahirannya hingga satu abad lebih telah menampilkan Islam yang berkemajuan. Muhammadiyah selama ini telah dan akan terus berjuang membebaskan manusia dari keterbelakangan menuju kehidupan yang berkemajuan dan berkeadaban. Menurut pandangan Muhammadiyah, Islam adalah agama penyebar kemajuan. Pandangan dan sikap hidup Muhammadiyah ini berlandaskan dan sesuai dengan spirit al-ruju ila al-Quran wa al-Sunnah (kembali kepada Al-Quran dan Al-Sunnah) dengan mengembangkan ijtihad. Muhammadiyah adalah gerakan Islam yang menjalankan misi dakwah dan tajdid untuk kemaslahatan hidup dan kemajuan umat manusia. Islam, sebagai ajaran yang membawa misi kebenaran Ilahiyah, diyakini oleh Muhammadiyah sepenuhnya, jika didakwahkan dengan baik menjadi rahmat bagi semesta alam. Meskipun kini telah menyebar sampai ke luar negeri, Muhammadiyah tetap tidak dapat melepaskan diri dari Indonesia. Karena kelahirannya pertama kali di Yogyakarta. Wajar kalau Muhammadiyah ada keterkaitan bahkan keterikatan dengan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia. Siapa pun yang jujur tentu mengakui bahwa kehadiran Muhammadiyah membawa kemaslahatan dan kemajuan bagi masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia. Muhammadiyah adalah organisasi keagamaan dan kemasyarakatan. Kalau dikatakan organisasi keagamaan, karena Muhammadiyah adalah organisasi dakwah Islam. Sedangkan jika disebut organisasi kemasyarakatan, karena Muhammadiyah bergerak di masyarakat. Jadi, pada Muhammadiyah melekat sifat keagamaan dan kemasyarakatan. Karena itu, bidang-bidang yang menjadi lahan garapannya terutama banyak berkaitan dengan aspek-aspek sosial keagamaan dan kemasyarakatan. Di tengah kehidupan bermasyarakat, Muhammadiyah sejak awal telah bekerja, berbuat, dan beramal kebaikan bagi kemajuan masyarakat. Pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan, sebagai manusia amaliah, telah memberi keteladanan kepada generasi penerusnya. Penekanan kegiatan Muhammadiyah terutama pada intensitas amaliah terus berlanjut. Pendirian dan pembangunan amal usaha Muhammadiyah sejak awal pertumbuhan dan perkembangannya hingga sekarang merupakan perwujudan dalam usaha mencerdaskan dan meningkatkan kesejahteraan sosial serta sekaligus memenuhi kewajiban agama. Jika dilihat dari kehidupan berbangsa, maka apa yang telah diwujudkan Muhammadiyah dalam berbagai bentuk amal usaha nyata dalam bidang pendidikan, sosial, kesehatan, ekonomi, dan lain sebagainya sungguh itu besar artinya dan merupakan bagian penting dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia. Bagi bangsa Indonesia, yang mayoritas penduduknya beragama Islam, apa yang telah dilakukan Muhammadiyah, misal, dalam bidang pendidikan jelas sangat berharga dalam mencerdaskan bangsa, yang semula tertinggal kemudian menjadi berkemajuan. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa tanpa Muhammadiyah tidak bisa dibayangkan adanya golongan Muslim terpelajar yang tegak-tegar di tengah-tengah peradaban

modern tanpa terpecah kepribadian dan imannya. Bagaimana pun pendidikan Muhammadiyah tidak sedikit andilnya dalam memenuhi pasaran kerja baru dalam multibidang. Sebelum Negara Republik Indonesia (RI) ini lahir, Muhammadiyah telah ada. Muhammadiyah berdiri tahun 1912 sedangkan Indonesia barulah merdeka tahun 1945. Jadi, Muhammadiyah lebih tua 33 tahun dari RI. Karena itu, Muhammadiyah dapat dipandang sebagai salah satu pilar yang ikut mendirikan Negara RI. Kontribusi Muhammadiyah tidak kecil dalam proses pembentukan RI sampai sekarang, walaupun zaman datang silih berganti, melalui keterlibatan para pemimpin Muhammadiyah di samping aktivitas organisasi Muslim modernis terus tak henti memberi pencerahan dan membawa kemajuan. Pada awal kemerdekaan, Muhammadiyah gigih berjuang turut mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. Pada masa Orde Lama, meskipun dalam situasi sulit, Muhammadiyah tetap berkiprah dalam dakwah dan kegiatan kemasyarakatan. Pada masa Orde Baru, meski pemerintahannya otoriter, namun Muhammadiyah dapat terus berjuang mengembangkan amal usaha dan aktivitas dakwah. Pada masa Reformasi, Muhammadiyah melakukan revitalisasi dan peningkatan kualitas amal usaha serta juga aktivitas dakwah. Melalui kiprahnya dalam sejarah yang panjang itu, Muhammadiyah membuktikan telah memberi sumbangan berharga bagi Negara RI. Kini Muhammadiyah telah berusia satu abad lebih. Selama itu, Muhammadiyah menampilkan Islam yang berkemajuan telah memberi inspirasi kepada masyarakat, bangsa, dan Negara RI. Banyak rintisan Muhammadiyah yang semula dipandang asing atau aneh bahkan ditolak, kini telah diterima, diikuti, dan diamalkan oleh kalangan luas. Di antaranya pelurusan arah kiblat, shalat Idain di tanah lapang, pembentukan panitia zakat dan panitia kurban, pendirian madrasah/sekolah (diberikan pendidikan agama dan umum), kepedulian terhadap anak-anak yatim dengan memberi santunan secara terorganisasi (dengan sistem panti, anak tetap berada di tengah keluarga/kerabat famili sendiri, atau diasuh langsung di keluarga Muhammadiyah), pendirian tempat pelayanan kesehatan (rumah sakit, poliklinik, balai pengobatan, rumah bersalin), dll. Muhammadiyah tidak boleh merasa cepat puas terhadap segala apa yang telah diraih. Keberhasilan itu memang harus disyukuri, jangan sebaliknya, sambil melakukan introspeksi dan evaluasi untuk mengetahui peta letak kekurangan dan kelemahan. Berikutnya mendekatkan diri kepada Allah mengharap hidayah dan pertolongan-Nya. Selain itu dengan cerdas, berwawasan luas terus bekerja keras dan ikhlas melakukan berbagai terobosan. Usaha-usaha kreatif, inovatif, produktif, dan positif harus berlanjut, tidak boleh mandeg atau berhenti. Semoga Muhammadiyah tetap menjadi inspirator untuk kemajuan pada masa sekarang dan yang akan datang. Sebagaimana telah diteladankan oleh Muhammadiyah pada masa lalu.

26

SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 12 - 26 MUHARRAM 1435 H

PEDOMAN

PERLU KONSENSUS NASIONAL


Prof DR HM Din Syamsuddin, MA

Bagi Muhammadiyah negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila ini telah ditegakkan oleh berbagai elemen bangsa. Salah satu elemen itu adalah Muhammadiyah. Oleh karena itu Muhammadiyah ikut bertanggungjawab akan masa depan Republik Indonesia.

ami menengarai ada semacam defiasi atau distorsi atau penyimpangan dari cita-cita nasional yang telah diletakkan oleh the founding fathers. Cita-cita nasional itu termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 sekarang banyak diingkari. Oleh karena itulah kami mengajak berbagai elemen bangsa untuk meluruskan itu semua atau biasa disebut dengan meluruskan kiblat bangsa. Tujuannya, agar kiblat bangsa menjadi sesuai dengan nilai-nilai yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Penafsiran Muhammadiyah dalam konteks kekinian terhadap cita-cita nasional adalah Indonesia yang maju, adil, makmur, berdaulat dan bermartabat. Dengan lima kriteria itulah kita bersama-sama, baik kekuatan masyarakat madani maupun partai politik perlu mengambil peran perjuangannya masingmasing. Tentu partai politik bergerak pada tataran perubahan struktural dan elemen-elemen masyarakat madani bergerak pada tataran perubahan kultural. Bergerak dengan maksud untuk memperkuat landasan berbudaya kehidupan berbangsa ini. Muhammadiyah juga memandang perlu adanya konsensus nasional baru. Ini merupakan cerminan cara pandang penuh harapan dan jernih yang hendak dikemukakan oleh Muhammadihyah. Harus diakui, memang ada di antara kita yang dalam melihat permasalahan nasional kita yang mengandung penyimpangan, penyelewengan dengan cara pandang

pesimis. Mereka kemudian menatap Indonesia di dalam potret buram. Misalnya dengan menyebut bahwa di Indonsia muncul istilah Lingkaran Kebodohan (The Spiral of stufidnity). Usulan Muhammadiyah tersebut merupakan jalan tengah. Bisakah para tokoh bangsa (stakeholder), bukan hanya dari partai politik tapi juga kalangan civil society organization (masyarakat madani) juga ikut bertanggungjawab akan masa depan Republik Indonesia ini. Caranya dengan menggalang konsensus nasional. Dalam konsensus itu kita membicarakan rekonstruksi bangsa. Konsensus nasional ini diselenggarakan dalam mekanisme konstitusi. Jadi kita tidak keluar dari konstitusi. Jelas ini bukan inkonstitusional. Caranya dengan fungsionalisasi lembaga-lembaga negara. Termasuk, mungkin, kepala negara yang berada di puncak untuk melakukan upaya-upaya perubahan tetapi dengan mengajak seluruh elemen bangsa ini yang kami usulkan. Dan yang kedua dalam konteks itu kita perlu melakukan konsolidasi demokrasi. Jadi apa yang sudah diamandemen perlu dilihat kembali, terutama pada fungsi negara yang diamanatkan pada Pembukaan UUD 1945. Yaitu amanat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini sekarang harus disikapi sebagai proses pencerdasan, wacana publik. Narasi besar bangsa ini tengah tidak berjalan seiring dengan proses pencerdasan kehidupan bangsa. Inilah yang menyebabkan kami memunculkan istilah Indonesia yang berkemajuan. Para founding fathers ketika merumuskan UUD 1945 membuka peluang bagi utusan golongan untuk berperan maksimal dalam kancah kehidupan bangsa. Ini sebuah kearifan, kecerdasan untuk melihat bahwa tidak seluruh rakyat bisa diwakili oleh parta-partai politik tapi juga oleh golongan-golongan. Tetapi kenyataannya, sekarang ini kelompok-kelompok strategis, kelompok aspiran riil tidak punya jalur aktualisasi kecuali lewat partai politik, dan itu pula yang bisa menciptakan politik transaksional. Ini juga merupakan masalah yang perlu diatasi.
SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 16 - 30 NOVEMBER 2013

27

DI ANTARA KITA

UNIVERSIT AS MUHAMMADIY AH PROF . DR. HAMKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.

MENGHASILKAN LULUSAN YANG UNGGUL DALAM KECERDASAN SPIRITUAL, INTELEKTUAL, EMOSIONAL, DAN SOSIAL SOSIAL
Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (UHAMKA) didirikan pada tanggal 18 November 1957 memiliki visi: Universitas utama yang menghasilkan lulusan unggul dalam kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, dan sosial. Adapun misi UHAMKA adalah (1) Menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan; (2) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dengan prinsip belajar sepanjang hayat ; (3) Menyelenggarakan penelitian dengan prinsip kebebasan berpikir ilmiah dalam skala nasional dan internasional.; (4) Menyelenggarakan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat dengan prinsip kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat.; (5) Mengembangkan jiwa kewirausahaan dalam berbagai bidang ilmu, teknologi, dan seni untuk kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat.; dan (6) Menyiapkan sumber daya insani yang berkarakter, cerdas, kreatif, dan kompetitif dalam skala nasional dan internasional. UHAMKA telah melakukan banyak pekerjaan, kiprah, prestasi dan pengabdian yang dipersembahkan dalam rangka turut mencerdaskan anak bangsa. Saat ini UHAMKA membina 8 Fakultas dan Sekolah Pascasarjana dengan 34 program studi. Kedelapan Fakultas tersebut adalah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Farmasi dan Sains, Fakultas Teknik, Fakultas IlmuIlmu Kesehatan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Agama Islam dan Fakultas Psikologi. Sekolah Pascasarjana dengan 6 program yaitu Magister Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Administrasi Pendidikan, Manajemen, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Pendidikan Bahasa Inggris dan Pendidikan Bahasa Indonesia. UHAMKA memiliki komitmen untuk menjadi perguruan tinggi yang memiliki daya saing. Untuk itu, UHAMKA merancang Rencana Strategis (Renstra) yang menitikberatkan pada 3 pilar utama pendidikan tinggi yaitu daya saing, kesehatan organisasi, dan otonomi, dengan melakukan manajemen berbasis quality assurance (QA) dan quality control (QC) sebagai pertanggungjawaban kepada masyarakat. Untuk memberi kompetensi yang unggul kepada lulusannya, UHAMKA terus meningkatkan kualitas SDM, peningkatan pengadaan sarana prasarana, juga menjalin kerjasama kemitraan dalam bentuk akademik dan penelitian agar lulusan UHAMKA dapat berkompetensi dan berkiprah di masyarakat serta merebut lapangan kerja. Kerjasama yang telah dijalin, antara lain dengan perguruan tinggi negeri dan swasta seperti UNJ, UM Malang, UPI Bandung, Pemda DKI, RS Kanker Dharmais, BKKBN, LPPOM MUI,

Prof DR H Suyatno, MPd. (Rektor) dan DR H Gunawan Suryoputro, MHum (Warek III), DR Sukardi, MPd. (Dekan FKIP) berfoto bersama Rektor Tottori University, usai penandatanganan MoU , 7 Oktober 2013, di Jepang.

28

SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 12 - 26 MUHARRAM 1435 H

DI ANTARA KITA
Yayasan DAMANDIRI, Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI), organisasi profesi lainnya, lembaga riset, instansi pemerintah, dan perusahaan. Selain itu UHAMKA menjalin kerjasama dengan lembaga atau perguruan tinggi internasional, seperti, Universitas Kebangsaan Malaysia, Management and Science University Malaysia, Japan Foundation, Woosong University, Korea, Huazhong Normal University, China, Hubei University of Chinese Medicine, Pemerintah Thailand, Central Luzon State University, Filipina, Seameo Innotech Philippines, Capital Medical University of China, University of Technology Sydney (UTS) Australia, Deakin University of Australia dan Tottori University Jepang. Upaya yang dilakukan UHAMKA didukung oleh Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian terkait dalam bentuk bantuan dan dukungan berupa sumberdaya manusia, beasiswa dan fasilitas penunjang lainnya. UHAMKA saat ini memiliki 7 kampus yang berlokasi di Jl. Limau II, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jl. Gandaria IV/ Kramat Pela, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jl. Raya Bogor Km. 23., No. 99 Ciracas, Jakarta Timur, Jl. Tanah Merdeka, Kp.

Rektor UHAMKA, Prof. Dr. H. Suyatno, M.Pd. (tengah) didampingi Warek I, Dr. H. Muchdie, MS., Warek III, Dr. Gunawan Suryoputro, M.Hum., Warek IV, Drs. Zamah Sari, MAg. Dan Warek II, Dr. H. Pudjo Sumedi, AS., M.Ed.

Rambutan, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Islamic Center, Jl. Delima II/IV Perumnas Klender, Jakarta Timur, Jl. Tanah Merdeka No. 6, Jakarta Timur dan Graha HADE, Jl. Warung Jati, Buncit, Jakarta Selatan. Informasi lengkap silahkan kunjungi: www.uhamka.ac.id.

WISUDA MAGISTER, SARJANA DAN PROGRAM DIPLOMA UNIVERSIT AS MUHAMMADIY AH PROF . DR. HAMKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. SENIN, 11 NOVEMBER 2013 DI BALAI SID ANG J AKART A CONVENTION CENTER, SENA YAN J AKART A SIDANG JAKART AKARTA SENAY JAKART AKARTA

Keterangan : Lulusan Mahasiswa Asing sebanyak 3 orang Sumber data : Biro Akademik UHAMKA

SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 16 - 30 NOVEMBER 2013

29

DI ANTARA KITA
PESERTA WISUDA KE-19 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG TAHUN 2013
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 NAMA Titih Tri Purwasih, SKM Airin Wahyuningrum, SKM Ali Ar Ridho, SKM Avissina Nugraha, SKM Dewi Nogia Kisaimora, SKM Fajar Yalu Azmi Yula A, SKM Farida Oktora Metanorani, SKM Ikrimah Nafilata, SKM Meisty Lia Wahyuni, SKM Nuryanti, SKM Rani Ifa Fadillah Nur Z, SKM Sohibatul Ulya, SKM Wina Rimawati, SKM Carik Eko Andasari, SKM Rahmat Bintoro, SKM Intus Apriasa, SKM Asih Nandarinawati, SKM Kurnia Widiyani, SKM Sri Utami, SKM Wulan Puspitarini, SKM Suharti, SKM Tika Nur Chasanah, SKM Widya Ratna Susanti, SKM Andayani Nurfaizah, S.Si Hery Maulana, S.Si Quwwatul Aqidah, S.Si Yoga Budhi Setiawan, S.Si Sapawi, S.Si Abdul Rohman, ST Akhmad Mufid, ST Ali Wahyudi, ST Aslakhul Arifin, ST Dimas Andhi Ardilla, ST Efendi Abdullah, ST Gayuh Bangun Herlambang, ST Ibnu Affan, ST Krisma Sembodo, ST Muizzudin, ST Prisca Aditya, ST Jonfandig Raha Aisnak, ST Nakion, ST Subchan, ST Febri Pambudi, ST Edy Purwanto, SE Moh Nuryahya, SE Yunia Astuti, SE Afdul Nofiyanto, SE Yazid, SE Akhirul Lutfinanda, SE Ayuningtyas Adiputri, SE Dian Khaerani, SE Erlin Yohana, SE Fivi Aulia Rizki, SE Imas Septiyani Hanifah, SE Intan Faria Rohyati, SE Mohamad Afifudin, SE Nolita Dwi Arini, SE Selvia Nurani Sarasmita, SE Anggorowati, SS Gunawan, SS Herman Sulistiono, SS Ika Sri Wahyuni, SS Ivona Devi Ratnasari, SS Laela Mahmudah, SS Sri Lestanti, SS Anang Kristiana, A.Md Ade Anggara Pradana, A.Md Didik Priyanto, A.Md Fenny Ervita Susanti, A.Md Ulil Arifin, A.Md Abdul Rouf Budikusuma, A.Md Edi Purnomo, A.Md Adinia Anggraeni, A.Md Ahmad Anik, A.Md Amalia Kusuma Putri, A.Md Aminudin, A.Md Anik Fhaedatul Laela, A.Md Ardin Maulana Kusuma P, A.Md Arumsari, A.Md Ayu Anggraeni, A.Md Bakti Setiawan, A.Md Bhintari Dian Puspitha, A.Md Dedy Budiana, A.Md Didin Eko Nurrochim, A.Md Eni Rahmawati, A.Md Erna Tulistyowati, A.Md Farich Fauzi, A.Md Farid Aldino, A.Md Fikri Dwi Gasworo, A.Md Ghulam Mukhtar Wathoni, A.Md Iin Widdiyanti, A.Md Ike Nurdiastutik, A.Md Ina Rotul Ulya, A.Md Kusmawati, A.Md Liya Sari, A.Md Lutfil Khakim, A.Md Lya Kusumaningtyas, A.Md M. Rizki Aristiyanto, A.Md Muhamad Ali Mustain, A.Md PROGRAM STUDI S1 Kes. Masyarakat S1 Kes. Masyarakat S1 Kes. Masyarakat S1 Kes. Masyarakat S1 Kes. Masyarakat S1 Kes. Masyarakat S1 Kes. Masyarakat S1 Kes. Masyarakat S1 Kes. Masyarakat S1 Kes. Masyarakat S1 Kes. Masyarakat S1 Kes. Masyarakat S1 Kes. Masyarakat S1 Kes. Masyarakat S1 Kes. Masyarakat S1 Kes. Masyarakat S1 Kes. Masyarakat S1 Kes. Masyarakat S1 Kes. Masyarakat S1 Kes. Masyarakat S1 Kes. Masyarakat S1 Kes. Masyarakat S1 Kes. Masyarakat S1 Statistika S1 Statistika S1 Statistika S1 Statistika S1 Statistika S1 Teknik Mesin S1 Teknik Mesin S1 Teknik Mesin S1 Teknik Mesin S1 Teknik Mesin S1 Teknik Mesin S1 Teknik Mesin S1 Teknik Mesin S1 Teknik Mesin S1 Teknik Mesin S1 Teknik Mesin S1 Teknik Mesin S1 Teknik Mesin S1 Teknik Mesin S1 Teknik Elektro S1 Manajemen S1 Manajemen S1 Manajemen S1 Manajemen S1 Manajemen S1 Akuntansi S1 Akuntansi S1 Akuntansi S1 Akuntansi S1 Akuntansi S1 Akuntansi S1 Akuntansi S1 Akuntansi S1 Akuntansi S1 Akuntansi S1 Sastra Inggris S1 Sastra Inggris S1 Sastra Inggris S1 Sastra Inggris S1 Sastra Inggris S1 Sastra Inggris S1 Sastra Inggris D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan NO 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 NAMA Muhammad Ardiyanto P, A.Md Mukijan, A.Md Nikmatul Inayah, A.Md Nur Faizah, A.Md Purnomo Eko Sidiyanto, A.Md Ragil Adi Nuswantoro, A.Md Retno Kusumowati, A.Md Rifqi Arif Sururi, A.Md Rina Melati, A.Md Siti Nuraisah, A.Md Siti Zulaikah, A.Md Sri Arum Wulansari, A.Md Sri Lestari, A.Md Sri Nadlifah, A.Md Supriyadi, A.Md Teguh Eko Prasetyo, A.Md Tia Farida, A.Md Tugas Ari Mukti, A.Md Tutik Triyani Sutarso, A.Md Ummi Rofiqoh, A.Md Via Nur Alifah, A.Md Wahyu Dayatmono, A.Md Wahyu Nurmansyah, A.Md Wakhidatun Ulfah, A.Md Wardatul Aini, A.Md Yudha Sasongko, A.Md Yuli Sulestiyowati, A.Md M. Habib Shaleh, A.Md Aini Mubarokah, A.Md Ana Fitriana, A.Md Elma Novianingrum, A.Md Dwi Septi Ambarwati , A.Md Filandita Nur Septianggi, A.Md Maila Try Haryati , A.Md Noor Mafazah, A.Md Nur Halimah, A.Md Nura Mashumah, A.Md Rizky Afrilia Putri, A.Md Rohmatun Lil Alamin, A.Md Suci Fatmawati, A.Md Uswatun Chasanah, A.Md Vania Chandra Devi, A.Md Nunik Alfiana, A.Md Hari Sunanto, A.Md Vety Laila, A.Md Adi Prasetiyawan, A.Md Agung Rizki Pambudi, A.Md Aini Saadah, A.Md Annies Fadhilah, A.Md Ayu Indriyani, A.Md Bagus Tri Atmaja, A.Md Desta Aryani, A.Md Dewi Sarti , A.Md Dinar Hendra Putra, A.Md Dody Kresna Wijaya, A.Md Dwi Anji Noviasari, A.Md Dwi Sasmito, A.Md Emmy Auliawati, A.Md Endah Ariyani, A.Md Erna Zakiyatul Ulfah, A.Md Erni Irawati, A.Md Estri Jayanti, A.Md Febrianda Gilang Edi C, A.Md Fery Andriani, A.Md Flowerina Billinda S, A.Md Gilang Bima Prayoga, A.Md Hakiki Chandra Wardani, A.Md Haryanti, A.Md Ihsan Kurniawan, A.Md Irfan Nur Rofiq, A.Md Khoirun Nisa, A.Md Lativah Oktaviana Ulva, A.Md Linda Nur Vitasari, A.Md Lusia Juliana, A.Md Malaya Adianto, A.Md Meka Faizal Farabi, A.Md Miftakul Abidin, A.Md Novita Siskawati, A.Md Prasmitasari P, A.Md Rahajeng Ariesta, A.Md Ratna Sari, A.Md Ratna Tanjung, A.Md Ria Handayani, A.Md Riana Meirawati, A.Md Rini Ika Yatun, A.Md Ririn Tri Kusuma Haryanti, A.Md Rosma Yuliana , A.Md Singgih Joko Leksono, A.Md Siti Nurjanah, A.Md Slamet Wajis Amin , A.Md St. Ikhwanul Khairiyah, A.Md Sugiarto, A.Md Teguh Susilo, A.Md Titis Wahyu Puspita Rini, A.Md Vivi Solikhati, A.Md Wahyu Dewi Nurfauziah, A.Md Widya Bhakti Suryanata, A.Md Yasmin Latifah, A.Md Yoni Dinda Bestari, A.Md PROGRAM STUDI D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Gizi D3 Gizi D3 Gizi D3 Gizi D3 Gizi D3 Gizi D3 Gizi D3 Gizi D3 Gizi D3 Gizi D3 Gizi D3 Gizi D3 Gizi D3 Gizi D3 Gizi D3 Gizi D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan NO 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297 NAMA Yosi Trisia Dewi, A.Md Yuanina Puspita Sari, A.Md Gigih Megawati Putri, A.Md Taofiq Aditya Pradana, A.Md Dara Dutayana, A.Md Furotul Aeni, A.Md Istiqomatul Laila, A.Md Ita Afriliana, A.Md Zuni Rahmawati, A.Md Dewi Mushoffa, A.Md Dianti Oktasari, A.Md Afa Hanik Fitriyah, A.Md Afifah, A.Md Afifah Umi Kulsum, A.Md Amelia Dwi Utami, A.Md Amin Rizki Utami, A.Md Anestesia Wulandari, A.Md Arik Fitri Wulandari, A.Md Arini Luh Wulansari, A.Md Arisa Zulfa Majidah, A.Md Awalia Nasyiatul Fitri, A.Md Citra Ratnasari, A.Md Denny Ratna Anggraini, A.Md Devi Rizkiati, A.Md Diah Utami, A.Md Dwi Wahyu Oviyani, A.Md Ela Salasifah, A.Md Esti Wulandari, A.Md Feriana Rini Susanti, A.Md Febrina Reca Della, A.Md Febriyani Indra Pratiwi, A.Md Fitri Andriani , A.Md Fitrisari, A.Md Fosiana Aulia, A.Md Freya Nazera Iskandar, A.Md Fuji Fatmawati, A.Md Giantiningsih, A.Md Hadaina Rahmawati, A.Md Hananti Wahyu Lestari, A.Md Heny Sapto Wahyuningsih, A.Md Hildasari, A.Md Ika Novyana Sari, A.Md Ike Nurjanah, A.Md Ilmi Rosyidah, A.Md Intan Ayu Maulina, A.Md Isgiyarti, A.Md Isnia Yusrotussani, A.Md Isyna Zahida, A.Md Juriyah, A.Md Karina Indriani, A.Md Laily Sofia, A.Md Lis Dawati Nasihah, A.Md Loecy El Sera, A.Md Maulida Dwi Hutami, A.Md Maulida Nursaadati, A.Md Miratia Afriani, A.Md Nanik Kusuma Wardani, A.Md Nenik Nurnafiah, A.Md Nila Nikmatul Kurniasih, A.Md Nur Azizah, A.Md Nur Oktaviayanti, A.Md Nurul Fatimah, A.Md Nurul Fithriyyah, A.Md Puspa Desy Malinda, A.Md Rahmah Noor Putri P, A.Md Ratna Siti Febriani, A.Md Ratna Tirtaning Tyas, A.Md Restia Zulfawati, A.Md Rika Puji Rahayu, A.Md Risma Karlina Putri, A.Md Rohayanah, A.Md Rosida Chairunisa, A.Md Rurut Iga Arista Siswoyo, A.Md Sholikha, A.Md Siti Nurhidayah, A.Md Sofiaturrohmi Fitri Awalia, A.Md Sri Astutik, A.Md Sri Pujiati, A.Md Titik Munjiati, A.Md Umi Mujayanah, A.Md Uswatun Hasanah, A.Md Vina Lupfiani, A.Md Yuli Puspitasari, A.Md Arumsari Wahyuningsih, A.Md Herlin Estuningtyas, A.Md Vanda Tristiono Edi, S.SiT Moh. Syafiq Arista, S.SiT Ana Wiyanti S, S.SiT Mat Zudi, S.SiT Mulyadi, S.SiT Anuri Choiriyyah, S.SiT Sugiati, S.SiT Eko Widyastuti, S.SiT Nur Restuningsih, S.SiT Alliyatul Ulva, S.SiT Untung Dwi Yanto, S.SiT Siti Wakhidah, S.SiT Khikmatul Khafidoh, S. Kep Lusya Wati, S. Kep PROGRAM STUDI D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D4 Analis Kesehatan D4 Analis Kesehatan D4 Analis Kesehatan D4 Analis Kesehatan D4 Analis Kesehatan D4 Analis Kesehatan D4 Analis Kesehatan D4 Analis Kesehatan D4 Analis Kesehatan D4 Analis Kesehatan D4 Analis Kesehatan D4 Analis Kesehatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan

30

SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 12 - 26 MUHARRAM 1435 H

DI ANTARA KITA
PESERTA WISUDA KE-19 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG TAHUN 2013
NO 298 299 300 301 302 303 304 305 306 307 308 309 310 311 312 313 314 315 316 317 318 319 320 321 322 323 324 325 326 327 328 329 330 331 332 333 334 335 336 337 338 339 340 341 342 343 344 345 346 347 348 349 350 351 352 353 354 355 356 357 358 359 360 361 362 363 364 365 366 367 368 369 370 371 372 373 374 375 376 377 378 379 380 381 382 383 384 385 386 387 388 389 390 391 392 393 394 395 396 NAMA Baharudin Yusuf, S. Kep Diana Erni Subekti, S. Kep Habib Tamami, S. Kep Lm Yayan Darmawan, S. Kep Ahmad Nafis Ibrahim, S. Kep Ahmad Nur Fajrin, S. Kep Ahmad Suprayitno, S. Kep Ahmad Zakaria, S. Kep Aini Mustaghfiroh, S. Kep Al Hati Hidayah Fitria, S. Kep Angrenita Rulitami, S. Kep Anif Maghfiroh, S. Kep Annisah Ika Nurhayati, S. Kep Annissa Dwi Saraswaty, S. Kep Anugrah Laksana Putra, S. Kep Ardi Kurniawan, S. Kep Ardin Fajriati, S. Kep Ari Widya Rakhmiyati, S. Kep Arinal Baroroh, S. Kep Astriani Muchsin, S. Kep Atik Nur Shoumah, S. Kep Ayu Puspitasari, S. Kep Baharudin Hermawanto, S. Kep Choirunnissa Nur J, S. Kep Cindy Frida Marcella, S. Kep Deni Arif Andriani, S. Kep Desi Purnama Sari, S. Kep Devy Asfaria Fajriati, S. Kep Dewi Marliyana Sari, S. Kep Diah Hastuti, S. Kep Dian Anggraeni, S. Kep Dwi Setyo Fauzan T, S. Kep Fattya Bagus Ahmad B, S. Kep Fitriani, S. Kep Hardiani Safitri, S. Kep Heri Prasetyo, S. Kep Huswatun Khasanah, S. Kep Irma Astuti Setyoningrum, S. Kep Joko Sucipto, S. Kep Lailatul Qodriyah, S. Kep Luluk Astrini, S. Kep Maulana Ibrahim, S. Kep Mimin Nurhidayah, S. Kep Mufaida Novasari, S. Kep Muhammad Mahfudz A, S. Kep Munika Septiningrum, S. Kep Muntarin Sofiati, S. Kep Nita Kurnia Sari, S. Kep Nugrahaini W, S. Kep Nur Fitria Rahmawati, S. Kep Nur Khosim, S. Kep Nurrizqi Ainul Fikri, S. Kep Nurul Hidayah, S. Kep Nurul Huda, S. Kep Nurul Iswati, S. Kep Reni Pancawati, S. Kep Rial Retnowati, S. Kep Samsudin, S. Kep Senja Agustina S P, S. Kep Siti Mafulatun, S. Kep Siti Nurul Izah, S. Kep Slamet Gunedi, S. Kep Sri Lestariningsih, S. Kep Sri Utami, S. Kep Tatik Utami Nugrahani, S. Kep Teja Ndarumaya, S. Kep Ulfatina Chasanah, S. Kep Viviani Untari Murgiani, S. Kep Widy Widayanti, S. Kep Yuli Wijayanti, S. Kep Zulfa Tesaningrum, S. Kep Zuni Maftukhah, S. Kep Siti Nuryaningsih, S. Kep Eko Sugianto, S. Kep Angga Ridha M, S. Kep Anita Nuur Lailiyyati, S. Kep Fitri Wahyuni, S. Kep Julius Junior Sesa, S. Kep Saadatul Marifah, S. Kep Shulhan Abdul Hadi, S. Kep Sri Hartini, S. Kep Sri Khusnuriyati, S. Kep Tiara Ragatika, S. Kep Nurhayati, S. Kep Kartini Asih , S. Kep Dyan Lelyana Sari, S. Kep Muhammad Fandi S, S. Kep Arif Kurniawan, S. Kep Ngatemin, STP Fajar Indriyani, STP Ridowati Solehatun, STP Saptya Fajar Pertiwi, STP Ari Hindriyani, STP Ns, Bambang Santoso, S.Kep Ns, Fitria Maharani, S.Kep Ns, Resi Ade Pramudiati, S.Kep Ns, Eva Fauziah, S.Kep Ns, Yunitha Amalla Sari, S.Kep Ns, Sisca Indriyani, S.Kep PROGRAM STUDI S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Ilmu Keperawatan S1 Teknologi Pangan S1 Teknologi Pangan S1 Teknologi Pangan S1 Teknologi Pangan S1 Teknologi Pangan Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners NO 397 398 399 400 401 402 403 404 405 406 407 408 409 410 411 412 413 414 415 416 417 418 419 420 421 422 423 424 425 426 427 428 429 430 431 432 433 434 435 436 437 438 439 440 441 442 443 444 445 446 447 448 449 450 451 452 453 454 455 456 457 458 459 460 461 462 463 464 465 466 467 468 469 470 471 472 473 474 475 476 477 478 479 480 481 482 483 NAMA Ns, Dewi Efianti, S.Kep Ns, Sukma Widiasih, S.Kep Ns, Dian Darmawan , S.Kep Ns, Adnan Anung P, S.Kep Ns, Hendiana Tenti K, S.Kep Ns, Sulistia Wati , S.Kep Ns, Nurul Heri Rizqiyana, S.Kep Ns, Charisma Hayati, S.Kep Ns, Dyan Wahyuningsih, S.Kep Ns, Wisnu Gemma P, S.Kep Ns, Christiana Nindya T, S.Kep Ns, Irni Mastiarini, S.Kep Ns, Willis Ayu Pramukti, S.Kep Ns, Nanang Khosim A, S.Kep Ns, Haqi Maulana M, S.Kep Ns, Agustina Arti Pertiwi, S.Kep Ns, Nuniek Wulansari, S.Kep Ns, Nur Hidayah, S.Kep Ns, Failasuf Wibisono, S.Kep Ns, Diyan Setiyasih, S.Kep Ns, Fauzi Adytya Putra, S.Kep Ns, Noor Faizah, S.Kep Ns, Paras Wiendyowati, S.Kep Ns, Etik Kustiati, S.Kep Ns, Darsem, S.Kep Ns, Endang Fatmawati, S.Kep Ns, Trimaningsih, S.Kep Ns, Harno, S.Kep Ns, Zaenal Arifin, S.Kep Ns, Noor Hidayati, S.Kep Ns, Tri Lestari, S.Kep Ns, Susi Kurniawati, S.Kep Ns, Muhammad Nurudin, S.Kep Ns, Dian Prestiyowati, S.Kep Ns, Yuli Asrini, S.Kep Ns, Subiatmi, S.Kep Ns, Endri Budy Kallista, S.Kep Ns, Faila Sufarah N, S.Kep Ns, Nanang Sulistiyanto, S.Kep Ns, Julindar Rizka Ayu E, S.Kep Ns, Siti Munayiroh, S.Kep Ns, Lilis Hidayatin N, S.Kep Ns, Dyan Puspitasari, S.Kep Ns, Ali Muchson, S.Kep Ns, Khoirul Umam, S.Kep Ns, Abdul Gani, S.Kep Ns, Septi Mayangsari, S.Kep Ns, Warsono, S.Kep Ns, Nur Faridhah, S.Kep Ns, Aryati Ningsih, S.Kep Ns, Yoga Dewa Brahma, S.Kep Ns, Saputra Agung P, S.Kep Ns, Sutianingsih, S.Kep Ns, Tutik Sriharyuni, S.Kep Ns, Diah Puspitaningtias, S.Kep Ns, Ika Mutiari Presti M, S.Kep Ns, Khoddin, S.Kep Ns, Edy Cahyono, S.Kep Ns, Ari Widyayanti, S.Kep Ns, Erny Ratnaningtias, S.Kep Ns, Wahyu Kurnia R, S.Kep Ns, Muntiaroh, S.Kep Ns, Dhian Permata Sari, S.Kep Ns, Guntur Prasetyo, S.Kep Ns, Nurul Khikmawati, S.Kep Ns, Erlinawati K, S.Kep Ns, Dini Ardilla H, S.Kep Ns, Gilang Setya P, S.Kep Ns, Mia Lidiawati Ade I, S.Kep Ns, Piengkan Hapsari, S.Kep Ns, Ayu Martiani, S.Kep Ns, Sonna Meliassa, S.Kep Ns, Yuhanda Safitri, S.Kep Ns, Wulandari, S.Kep Ns, Widayat, S.Kep Ns, Nurul Azkanuddin, S.Kep Ns, Arry Marsudi Utomo, S.Kep Ns, Eka Nurul Afifah, S.Kep Ns, Yuli Kistanti, S.Kep Ns, Muju Siti Samak, S.Kep Ns, Sri Mulyani, S.Kep Ns, Nuha Muniroh, S.Kep Ns, Dewi Ispiyati S, S.Kep Ns, Ignatyas Prisma I, S.Kep Ns, Restantie Frimadinie, S.Kep Ns, Galuh Dwi Okti R, S.Kep Ns, Receive Gustin, S.Kep PROGRAM STUDI Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners NO 484 485 486 487 488 489 490 491 492 493 494 495 496 497 498 499 500 501 502 503 504 505 506 507 508 509 510 511 512 513 514 515 516 517 518 519 520 521 522 523 524 525 526 527 528 529 530 531 532 533 534 535 536 537 538 539 540 541 542 543 544 545 546 547 548 549 550 551 552 553 554 555 556 557 558 559 560 561 562 563 564 565 566 567 568 569 NAMA Ns, Luthfi Abdul Matiin, S.Kep Ns, Mahardika Sukma P, S.Kep Ns, Hidayatul Fitriani K, S.Kep Ns, Much Nur Kharistna A, S.Kep Ns, Endah P, S.Kep Ns, Umi Fitriyanti, S.Kep Ns, Miftahul Huda, S.Kep Ns, Ika Christalina, S.Kep Ns, Rina Listyowati, S.Kep Ns, Erine Vila Novicka, S.Kep Ns, Dhafid Rudi Setyawan, S.Kep Ns, Chalimatus Sadiyah, S.Kep Ns, Andi Selly Mayasari, S.Kep Ns, Intan Nurhayati, S.Kep Ns, Wahyu Nur Chayati, S.Kep Ns, Kus Arifin, S.Kep Ns, Ari Kusumantoro, S.Kep Ns, Siti Halisah, S.Kep Ns, Yayuk Triastutik, S.Kep Ns, Gunawan, S.Kep Ns, Arif Kurniawan, S.Kep Ns, Mila Kusumadewi, S.Kep Ns, Rosihah, S.Kep Ns, Mastur Widodo, S.Kep Ns, I Ketut Yudhisthia A, S.Kep Ns, Rahma Yanti, S.Kep Ns, Rohmatun Novianti S, S.Kep Ns, Yuda Ayu Timorita, S.Kep Ns, Nugroho Jati Utoro, S.Kep Ns, Afip Khoirudin, S.Kep Ns, Muliyani Yamlean, S.Kep Ns, Deny Prasetyo N, S.Kep Ns, Dwi Ani, S.Kep Ns, Rohmatul Hidayah, S.Kep Ns, Setya Muharti, S.Kep Ns, Nurdiyantoro, S.Kep Ns, Eko Sugeng Nur A, S.Kep Ns, Sandy Marubenny, S.Kep Ns, Pipit Devis Ernasari, S.Kep Ns, Hermayanti, S.Kep Ns, Iwan Fachrudin, S.Kep Ns, Wa Lisnawati, S.Kep Ns, Muhamad Solichin, S.Kep Ns, Rini Riana Setia B, S.Kep Ns, Puji Rahayu, S.Kep Ns, Agung Hidayat, S.Kep Ns, Ahmad Faizin, S.Kep Ns, Mohammad Muhaimin, S.Kep Ns, Dedi Rahmat, S.Kep Ns, Adhitya Iqbal P, S.Kep Ns, Ridlawati Romadlani, S.Kep Ns, Aditya Rizki Bakhtiar, S.Kep Ns, Kukuh Catur Pratikno, S.Kep Ns, Novi Widiastuti P, S.Kep Ns, M. Firdaus Syabana, S.Kep Ns, Rully Aprihadi, S.Kep Ns, Umi Asis Laela, S.Kep Ns, Hanifah Salma, S.Kep Ns, Ode Fandier Yusuf, S.Kep Ns, Alimuddin, S.Kep Ns, Adi Nurcahyadi, S.Kep Ns, Agung Purnomo, S.Kep Ns, Aman, S.Kep Ns, Daben Suhendi, S.Kep Ns, Dudang Aliansyah, S.Kep Ns, Herisiyanto, S.Kep Ns, Hernawaty Gurusinga, S.Kep Ns, Iis Muhammad Rois, S.Kep Ns, Joko Winarno, S.Kep Ns, Mahmudi, S.Kep Ns, Ria Budi Sundoro, S.Kep Ns, Saiful Uddin, S.Kep Ns, Sholahudin Ghozali, S.Kep Ns, Sugeng Riyadi, S.Kep Ns, Tri Astuti, S.Kep Ns, Wansuzusino, S.Kep Ns, Wiwik Winarni, S.Kep Ns, Zaenal Mutaqin, S.Kep Aditya Yodha Anfasa, S.Ked Yuli Kusuma Wardhana, S.Ked Azwar Asy, S.Ked Dahlia Dwi P, S.Ked Dhevana Pradika Yanda P, S.Ked Djarum Mareta Saputri, S.Ked Iin Syafaat, S.Ked Lailatul Rizki Utami, S.Ked PROGRAM STUDI Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners Profesi Ners S1 Pendidikan Dokter S1 Pendidikan Dokter S1 Pendidikan Dokter S1 Pendidikan Dokter S1 Pendidikan Dokter S1 Pendidikan Dokter S1 Pendidikan Dokter S1 Pendidikan Dokter

WISUDAWAN TERBAIK UNIMUS PADA WISUDA KE 19 TAHUN 2013


PROGRAM STUDI S1 Kes Masyarakat S1 Statistik S1 Teknik Mesin S1 Akuntansi S1 Manajemen S1 Sastra Inggris S1 Ilmu Keperawatan NAMA Meisty Lia Wahyuni Andayani Nurfaizah Krisma Sembodo Intan Faria Rohyati Yazid Laela Mahmudah Nur Fitria Rahmawati IPK 3,6 3,39 3,51 3,6 3,67 3,72 3,24 ORANG TUA Bp Slamet Riyadi Bp Hatif Istidj Hadi Bp Sukarmadi Bp Dedy Kurniawan Bp Sulaiman Bp M. Khanafi Bp Anwar Rosyadi PROGRAM STUDI D3 Keperawatan D3 Gizi D3 Analis Kesehatan S1 Teknologi Pangan S1 Kebidanan S1 Pendidikan Dokter Profesi Ners NAMA Amalia Kusuma Putri Suci Fatmawati Yuanina Puspita Sari Ridowati Solehatun Diah Utami Iin Syafaat Much Nur Kharistna A IPK 3,39 3,65 3,68 3,74 3,56 2,89 3,56 ORANG TUA Bp H. Sudaryono Bp Royani Daan Bp Mustiarso Bp Nurudin Bp Sujatno Bp H. Nur Askhan Bp Gunawar, S.Pdi

SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 16 - 30 NOVEMBER 2013

35

DI ANTARA KITA WISUDA SARJANA DAN PASCASARJANA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN


niversitas Ahmad Dahlan adalah salah satu lembaga pendidikan Amal Usaha Muhammadiyah yang ada di Yogyakarta dengan jumlah mahasiswa yang mencapai ribuan. Hampir tiap tahun selalu terjadi peningkatan jumlah mahasiswa baru di berbagai jurusan. Hal ini tentu beriringan dengan semakin dipercayanya UAD oleh masyarakat sebagai tempat menimba ilmu putra dan putri mereka. Kepercayaan itu tumbuh dan berkembang karena jaminan mutu yang diberikan UAD terhadap semua mahasiswanya. Yaitu dengan menyelenggarakan program-program unggulan guna menyiapkan lulusan yang memiliki integritas moral dan intelektual. Sebagaimana motto UAD Moral and Intellectual Integrity. Wisuda Sarjana dan Pascasarjana Catur Wulan Pertama Tahun Akademik 2013/2014 UAD juga melahirkan banyak lulusan-lulusan terbaik dengan predikat cumlaude. Mereka adalah Isti Lestari dengan IPK 3.96 dari jurusan Akuntansi, Dhyta Wheni Ari Nugroho dengan IPK 3.93 dari jurusan Sistem Informatika, Septi Setiani IPK 3.91 dari jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, dan Wulandari dari Magister Farmasi dengan IPK 4.00.

Menurut Wulandari wisudawati Pascasarjana jurusan Pengembangan dan Kosmetika Bahan Alam, nilai sempurna yang ia peroleh tidak lepas dari rasa nyamannya kuliah di UAD. Bahkan ia mengaku senang terhadap pelayanan kampus yang kian hari kian baik. Kepuasan terhadap pelayanan kampus dan kecintaan terhadap prodi yang digelutinya itulah yang mengantarkan dirinya mendapatkan predikat cumlaude. Mahasiswi kelahiran Sragen 7 Mei 1984 ini juga merasa terbantu dengan keaktifannya mengikuti salah satu organisasi kemahasiswaan yang ada di UAD. Baginya berorganisasi bukanlah halangan untuk tidak berprestasi di dunia akademik. Justru organisasi membantu dalam mengembangkan diri dan menjadikannya lebih kreatif. Hal serupa juga diungkapkan oleh Isti Lestari wisudawati Sarjana terbaik jurusan Akuntansi. Menurutnya, kesibukan berorganisasi justru semakin membantu dan mempermudah dunia akademiknya. Karena berorganisasi itu mengajarkan saya untuk menghargai waktu, sehingga saya selalu memaksimalkan semua peluang dan celah yang ada. Selain itu, mahasiswi kelahiran Gunungkidul

5 Februari 1991 ini juga mengungkapkan, bahwa semangat membahagiakan kedua orangtua menjadikanya bersungguh-sungguh dalam kuliah. Predikat nilai tertinggi sudah ia cita-citakan sejak pertama masuk kuliah. Ia pun senang karena akhirnya kedua orangtuanya mendapat kursi VIP di hari wisudanya. UAD sendiri memang sudah berkomitmen untuk menjadikan kampus sebagai tempat belajar yang kondusif, sehingga tujuan pendidikan UAD semakin terang untuk digapai. Yaitu mendidik peserta didik untuk menjadi sarjana Muslim yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, yang mempunyai kemampuan akademik, profesional dan beramal menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenarbenarnya. Maka dari itu UAD akan terus menjalankan program-program akademik yang bermutu dan relevan dengan pembangunan berkelanjutan dalam suasana kampus Islami, menyelenggarakan penelitian yang berorientasi pada integrasi seluruh bidang keilmuan untuk pencapaian masyarakat Islam, serta memberikan layanan kepakaran yang berorientasi pada keberdayaan dan kolaborasi potensi pemerintah, industri, masyarakat baik lokal maupun global. (gj)

Daftar Lulusan dengan Predikat Cumlaude Wisudawan/Wisudawati Berprestasi (IPK >= 3,51) Program Sarjana
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 NAMA Isti Lestari Dhyta Wheni Ari Nugroho Septi Setiani Rita Safitri Nurkholis Pinkan Prabasworo W Tutik Purnamasari Novita Melyantika Utami Novi Azari Miftah Royani Anisa Mentari Fatwati Edti Cahyasari Widya N Arista Kurniawati Adesti Nurmaula Sely Balu Hidayati Tiarieska Rivanthi Sukemi Listya Arum Ridhawati Elfina Yulinastiti Retadani Kusumaningrum Runi Renggani Novandry Rizky H Yunita Rahmawati Alvera Wulandhanik Muhammad Angga Rinjani Nova Setyo Putro Agustin Atmaningrum Lisda Fitriana Masitoh Indria Paramita Duwi Antalias Ariawati Susiandari Nur Fithri Ramadhani PRODI Akuntansi Sistem Informasi Pend. Bahasa Inggris Pendidikan Biologi Teknik Kimia Fisika Akuntansi Akuntansi Akuntansi Pend. Bahasa Inggris Psikologi Pendidikan Matematika Biologi Pend. Bhs & Sastra Ind Pendidikan Matematika Pend. Bhs & Sastra Ind Pend. Bahasa Inggris Pend. Bahasa Inggris Pend. Bahasa Inggris Pendidikan Matematika Pendidikan Matematika Pendidikan Matematika Pendidikan Matematika Pendidikan Fisika Sistem Informasi Sastra Inggris Psikologi Pendidikan Matematika Pendidikan Fisika Akuntansi Pend. Bahasa Inggris Pendidikan Biologi IPK 3,96 3,93 3,91 3,88 3,88 3,86 3,86 3,83 3,83 3,82 3,82 3,81 3,81 3,81 3,81 3,80 3,78 3,78 3,78 3,78 3,78 3,78 3,77 3,77 3,77 3,77 3,77 3,76 3,76 3,75 3,75 3,75 NO 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 NAMA Tri Ratnaningsih Ria Aresta Nurul Azizah Patria Handung Jaya Jatu Tri Pamungkas Rusiana Purnamawati Febria Tri Arsintya Nur Mufied Fauziah Ifka Erwika Mersey Lanur Kasmin Artinta Nawang Putri Islamiyati Resti Yuliarni Windi Nurhidayati Kurnia Pratiwi Pipit Ristiana Anggraini Siti Khomsatun Sonia Ameilia Dewi J Indah Pratiwi Soraya Paramita Ananda Achmad Gozali Arindha Dwika Pradita Navisah Bowo Sunu Pramudya Ima Aprilia Fitri Susilowati Nidya Himayati Innayah Izati Qomariah Mlathi Paramesthi Setiya Arum Al Istianah Mega Ayuningrum PRODI IPK Akuntansi 3,75 Pend. Bahasa Inggris 3,75 Pend. Bahasa Inggris 3,75 Pend. Bahasa Inggris 3,74 Pendidikan Matematika 3,74 Pend. Bahasa Inggris 3,74 Pendidikan Matematika 3,74 Bimbingan dan Konseling 3,74 Pend. Bahasa Inggris 3,74 Ilmu Hukum 3,73 Pendidikan Matematika 3,73 Pend. Bahasa Inggris 3,73 Akuntansi 3,73 Pend. Bahasa Inggris 3,73 Pendidikan Fisika 3,73 Pend. Bhs & Sastra Ind 3,73 Pend. Bahasa Inggris 3,73 Ilmu Kes. Masyarakat 3,72 Ilmu Kes. Masyarakat 3,72 Ilmu Hukum 3,72 Bimbingan dan Konseling 3,72 Pendidikan Biologi 3,72 Manajemen 3,72 Bimbingan dan Konseling 3,72 Pendidikan Matematika 3,72 Pendidikan Matematika 3,72 Ilmu Kes. Masyarakat 3,71 Farmasi 3,71 Pend. Bahasa Inggris 3,71 Teknik Informatika 3,71 Teknik Elektro 3,71 Sastra Inggris 3,71 NO 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 NAMA Anis Nur Istiqomah Masayu Ninda Arum Tya Dian Rafatul Laela Berli Arta Fariz Akmal Yulianto Novia Nur Fadhila Reni Indra Wijayanti Asti Wulan Korining S Sindi Ismi Susanti Alfi Kumalasari Meita Triwidyastuti Yolmita Deni Wahyuti Sarwinda Amalia Tri Indrassari Siti Muyana Aan Kurnia Tumtum Kurniasih Anisa Ayuwandari Parahita Fatihatun Nasihah R Muhammad Nur Bintoro Nugraheni Wijayanti Utami Pratiwi Rakryan Danurdara Hanidar Rien Indriani Novia Amalia Mita Kusuma Purwasih Muhammad Saprudin N Nidya Dwi Anjarwati Nopi Triyanti Aprilia Setyowati PRODI IPK Akuntansi 3,71 Bimbingan dan Konseling 3,71 Bimbingan dan Konseling 3,71 Pend. Bahasa Inggris 3,70 Teknik Informatika 3,70 Teknik Kimia 3,70 Bimbingan dan Konseling 3,70 Bimbingan dan Konseling 3,70 Pend. Bahasa Inggris 3,70 Pend. Bahasa Inggris 3,70 Akuntansi 3,69 Pend. Bahasa Inggris 3,69 Pendidikan Matematika 3,69 Pendidikan Matematika 3,69 Manajemen 3,69 Ilmu Hukum 3,68 Bimbingan dan Konseling 3,68 Pend. PKn 3,68 Pend. PKn 3,68 Pendidikan Matematika 3,68 Pendidikan Matematika 3,68 Pendidikan Matematika 3,68 Pend. Bhs & Sastra Ind 3,68 Pend. Bhs & Sastra Ind 3,68 Psikologi 3,68 Ilmu Hukum 3,67 Pendidikan Matematika 3,67 Pendidikan Fisika 3,67 Teknik Informatika 3,67 Ilmu Hukum 3,67 Bimbingan dan Konseling 3,67 Bimbingan dan Konseling 3,67

36

SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 12 - 26 MUHARRAM 1435 H

DI ANTARA KITA
NO 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 NAMA Alia Lulu Khusniati Rinaningsih Sugma Tri Iswati Amanda Wahyu N Dyah Ayu Kumalasari Titik Saryati Fitri Meina Wati Nurul Kurniati Ari Tuti Wahyuni Diny Maulina Andriawan Tri Oktarani Syirfani Dwi Nita Febriyanti Henni Astuti Gede Sukmawan Dyah Devi Kurniawati Ghaluh Ayu Imas Larasati Dea Ahnindya Rola Umay Cici Fitriyanti Tyas Diana Uswatun H Qodariyah Fajar F Wahyu Hardiyanto Bayu Widiya Dwi Santoso Agnes Yuniana Sari Astriani Puji Rahayu Artistha Shandi Idola Nur Najibah Sukmawati Ika Nur Afiati Choerul Rohmawati S Yuniatun Sri Kartiningsih Rama Dana Siti Zulaihah A.Toda Hestya Himawati Pradipta Hety Diah Nur Putri Utami Jayanti Desiana Hendriyana Lely R Winda Lestari Dwi Putri Anggarwati Febrina Nurul Kartika Try Wahyuningtyas Risvita Rahayu Gita Desi Dwi Erawati Farida Nuraini Endang Lestari Arina Pravita Sari Murniyati Anita Elviyah Edwin Andrianto Dhian Putri Novitasari Adnan Ilham Rifai Ferry Yusmianto Rarasati Prasetyaning U Nurhafizhah Lina Dwi Febriani Vita Amaliyah Nita Purwati Sari Deska Effendi Widya Safitri Dwi Ernawati Evi Sulistyaningrum Ardita Sapta Furi Safitri Ardiyanti Husnul Sadarmi Yetti Suprapti Rizca Astara Fica Dp Iwan Setiawan PRODI IPK Pendidikan Matematika 3,67 Akuntansi 3,67 Ilmu Kes. Masyarakat 3,66 Manajemen 3,66 Pend. Bahasa Inggris 3,66 Pend. Bahasa Inggris 3,66 Pendidikan Matematika 3,66 Pend. Bahasa Inggris 3,66 Ilmu Kes. Masyarakat 3,65 Pend. Bhs & Sastra Ind 3,65 Pend. Bahasa Inggris 3,65 Pend. Bahasa Inggris 3,65 Pend. PKn 3,65 Pendidikan Matematika 3,65 Pendidikan Biologi 3,65 Pend. Bahasa Inggris 3,65 Psikologi 3,65 Pendidikan Fisika 3,65 Psikologi 3,65 Pend. Bahasa Inggris 3,65 Pendidikan Matematika 3,64 Pendidikan Matematika 3,64 Akuntansi 3,64 Pend. Bahasa Inggris 3,64 Pend. Bahasa Inggris 3,64 Pend. Bahasa Inggris 3,64 Matematika 3,64 Pend. Bhs & Sastra Ind 3,64 Pend. Bahasa Inggris 3,64 Pend. PKn 3,64 Psikologi 3,64 Psikologi 3,64 Ilmu Hukum 3,63 Pendidikan Matematika 3,63 Manajemen 3,63 Bimbingan dan Konseling 3,63 Pendidikan Matematika 3,63 Psikologi 3,63 Farmasi 3,62 Akuntansi 3,62 Pend. Bahasa Inggris 3,62 Pend. Bahasa Inggris 3,62 Pend. Bhs & Sastra Ind 3,62 Pend. Bahasa Inggris 3,62 Pend. Bahasa Inggris 3,62 Manajemen 3,62 Ilmu Hukum 3,61 Teknik Informatika 3,61 Teknik Informatika 3,61 Teknik Informatika 3,61 Teknik Elektro 3,61 Sastra Inggris 3,61 Ilmu Kes. Masyarakat 3,61 Bimbingan dan Konseling 3,61 Pendidikan Matematika 3,61 Pendidikan Matematika 3,61 Pend. PKn 3,61 Bimbingan dan Konseling 3,61 Pend. Bhs & Sastra Ind 3,61 Pend. Bhs & Sastra Ind 3,61 Pend. Bahasa Inggris 3,61 Pend. Bahasa Inggris 3,61 Pend. Bahasa Inggris 3,61 Pend. Bahasa Inggris 3,61 Pendidikan Matematika 3,61 Pend. Bahasa Inggris 3,61 NO 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 NAMA Siti Munawaroh Siti Nurlaela Hidayati Zendy Pradikta Nikmah Rahmatullah Bryan Pudji Hartono Dewi Sartika Nurjaman Meitha Tyas Utami Nur Hayati Ema Nur Hidayah Isna Alfiyani Yasinta Novita Sari Muhammad Kais Rahmawati Yoga P Jauhari Warisno Tri Anjaya Meilana Sapta Dityawati Fatimah Faris Elmi Kurnia Wati Elpi Martianisa Anggraeny Dwi Kurniawan Hilyatin Millah Afafah Nur Melisa Yuli Dwi Wibowo Ferlion Bernata Heryan Ardhi Kusuma Intan Ayu Septika Dewi Nova Dwi Prasetyaningrum Reni Paramita Ditasari Riyan Sintari Nunung Megawati Duwi Puji Lestari Leni Setianingrum Imastuti Tricahyani Ifa Puji Rahayu Siti Hanik Kasmawati Emon Sutarman Rama Putra Effendi Ani Nur Wasiah Astika Larassati Johan Dani Nugroho Fitri Mila Sari Fatwa Ruhul Ilmi Khairul Sani Bella Tanniya Cundha Emi Sukriani Rizka Dinta Murbaningtyas Mega Dwi Setiyo Wati Asni Syafitri Indah Pertiwi Muhammad Shodiqin Roseilia Dwiningsih Dwi Arianto Nursyiva Irsalinda Niken Susilowati Bayu Widiasmara Rohmah Aprilliyani Zainal Arifin Dinni Riza Ajeng Wulandari Fanny Oksarenita Rina Aprianti Kunaeni Ade Irawan Palasara Brahmani Laras Santania Anggreka Mei Rahmawati PRODI IPK Sastra Inggris 3,60 Pend. PKn 3,60 Pend. Bahasa Inggris 3,60 Pendidikan Matematika 3,60 Pendidikan Matematika 3,60 Ilmu Kes. Masyarakat 3,60 Sastra Inggris 3,60 Akuntansi 3,60 Pend. Bahasa Inggris 3,60 Pendidikan Biologi 3,60 Akuntansi 3,60 Akuntansi 3,60 Akuntansi 3,59 Pend. Bhs & Sastra Ind 3,59 Bimbingan dan Konseling 3,59 Bimbingan dan Konseling 3,59 Pendidikan Biologi 3,59 Farmasi 3,58 Pend. Bahasa Inggris 3,58 Bimbingan dan Konseling 3,58 Pendidikan Matematika 3,58 Bimbingan dan Konseling 3,58 Bimbingan dan Konseling 3,58 Pend. Bahasa Inggris 3,58 Ilmu Hukum 3,57 Pend. Bahasa Inggris 3,57 Pend. Bahasa Inggris 3,57 Pend. Bahasa Inggris 3,57 Pendidikan Biologi 3,57 Teknik Informatika 3,57 Pendidikan Matematika 3,57 Bimbingan dan Konseling 3,57 Bimbingan dan Konseling 3,57 Pend. Bahasa Inggris 3,57 Pend. Bahasa Inggris 3,57 Pend. Bahasa Inggris 3,57 Pendidikan Fisika 3,57 Ilmu Kes. Masyarakat 3,56 Pend. Bahasa Inggris 3,56 Pend. Bahasa Inggris 3,56 Pend. Bahasa Inggris 3,56 Pend. Bahasa Inggris 3,56 Pend. Bahasa Inggris 3,56 Teknik Informatika 3,56 Bimbingan dan Konseling 3,56 Bimbingan dan Konseling 3,56 Pend. Bahasa Inggris 3,56 Pend. Bahasa Inggris 3,56 Pend. Bahasa Inggris 3,56 Pendidikan Matematika 3,56 Pendidikan Biologi 3,56 Pend. PKn 3,56 Pendidikan Matematika 3,55 Matematika 3,55 Akuntansi 3,55 Pendidikan Matematika 3,55 Pend. Bhs & Sastra Ind 3,55 Ekonomi Pembangunan 3,55 Psikologi 3,55 Pend. Bahasa Inggris 3,55 Pend. PKn 3,54 Pend. PKn 3,54 Manajemen 3,54 Bimbingan dan Konseling 3,54 Ilmu Kes. Masyarakat 3,54 Ilmu Kes. Masyarakat 3,54 NO 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288 289 290 291 292 NAMA Adi Rahman Sarijan Siska Indra Iswari Hartono Ganang Kalpiko Maya Mulyasari Andi Irfhana Ardhi Yusi Puji Rahayu Septiana Candra Dewi Anjar Estriyana Dewi Eem Emelia Vivi Wahyu Ekasari Saraswati Handayani Ari Ernawati Kismatun Maula Amalina Faradian Reni Erviana Vinnie Lupitasari Sri Harmayani Sri Indah Andriani Nining Wulandari Novia Megala Woeragil Nur Isnaeny Enggar Prasetyawan Rossy Fridayani Budi Barata Kusuma Utami Lisa Maryani Liya Fansanti Reni Ambrina Bella Nurfadilah Yan Puspita Sari Erni Hastuti Nirma Dwi Febriana Witanti Azizah Suciyati Retno Wahyuningtyas Anggar Khoirul Wachid Diah Tri Wardani Yunita Farikhah Nuraini Raden Ajeng Dewinta S A Rika Astuti Nela Kusumaningrum Aulia Oktavianty Warika Fina Budiyanti Iin Harmina Istiyarni Diah Novita Sari Fryda Fatmayati Chandra Noor Rachman Oka Rahmawati Istiqomah Rachma Nurjanah Nur Hidayat Sari Mahanani Canudin Andita Fitriningtyas Nur Laila Desfina Priyanti Tuti Budi Utami Naziih Nafilatuz Zihriya A Adhani Prima Syarafina Auliya Nanda Sri Damayanti Dini Dwi Amanda Hangga Rizky K PRODI IPK Akuntansi 3,54 Akuntansi 3,54 Bimbingan dan Konseling 3,54 Pend. PKn 3,54 Pend. PKn 3,54 Bimbingan dan Konseling 3,53 Pend. Bhs & Sastra Ind 3,53 Pend. Bahasa Inggris 3,53 Pend. PKn 3,53 Akuntansi 3,53 Pend. Bhs & Sastra Ind 3,53 Pend. Bahasa Inggris 3,53 Pendidikan Matematika 3,53 Ilmu Kes. Masyarakat 3,53 Ilmu Kes. Masyarakat 3,53 Ilmu Kes. Masyarakat 3,53 Psikologi 3,53 Bimbingan dan Konseling 3,53 Bimbingan dan Konseling 3,53 Pend. Bhs & Sastra Ind 3,53 Pend. Bahasa Inggris 3,53 Pend. Bahasa Inggris 3,53 Pendidikan Matematika 3,53 Pendidikan Matematika 3,53 Akuntansi 3,53 Sastra Inggris 3,52 Ilmu Hukum 3,52 Bimbingan dan Konseling 3,52 Pendidikan Fisika 3,52 Pendidikan Matematika 3,52 Pendidikan Matematika 3,52 Pendidikan Matematika 3,52 Pend. Bahasa Inggris 3,52 Pend. Bahasa Inggris 3,52 Pend. Bahasa Inggris 3,52 Pendidikan Matematika 3,52 Pendidikan Fisika 3,52 Akuntansi 3,52 Farmasi 3,51 Pend. Bahasa Inggris 3,51 Pend. Bahasa Inggris 3,51 Pendidikan Fisika 3,51 Akuntansi 3,51 Akuntansi 3,51 Pend. Bahasa Inggris 3,51 Pendidikan Matematika 3,51 Pendidikan Matematika 3,51 Teknik Informatika 3,51 Teknik Informatika 3,51 Bimbingan dan Konseling 3,51 Pend. Bhs & Sastra Ind 3,51 Pendidikan Matematika 3,51 Bimbingan dan Konseling 3,51 Pend. Bhs & Sastra Ind 3,51 Pend. Bhs & Sastra Ind 3,51 Pend. Bhs & Sastra Ind 3,51 Pend. Bahasa Inggris 3,51 Pend. Bahasa Inggris 3,51 Pend. Bahasa Inggris 3,51 Pendidikan Fisika 3,51 Pendidikan Fisika 3,51 Pendidikan Fisika 3,51 Pendidikan Biologi 3,51 Psikologi 3,51

Daftar Lulusan dengan Predikat Cumlaude Wisudawan/Wisudawati Berprestasi (IPK >= 3,71) Program Pascasarjana
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 NAMA Wulandari Fitri Setyaningsih Sugianto Rina Wijayanti Muh. Kuntoaji Adnan Juliyanty Akuba Welinda Dyah Ayu Riza Alfian Muhammad Ryan Radix R PRODI Farmasi Farmasi Magister Pend. Bhs Inggris Farmasi Magister Pend. Bhs Inggris Farmasi Farmasi Farmasi Farmasi Farmasi IPK 4,00 3,92 3,91 3,90 3,89 3,82 3,80 3,79 3,76 3,76

Daftar Lulusan Terbaik


KATEGORI LULUSAN S1 - IPK Terbaik I - IPK Terbaik II - IPK Terbaik III - Masa Studi Tercepat 3,96 3,93 3,91 3,62 Isti Lestari Dhyta Wheni Ari N Septi Setiani Febrina Nurul Kartika Akuntansi Sistem Informasi 3 th, 11 bl, 21 hr 4 th 0 bl 21 hr IPK NAMA PROGRAM STUDI MASSTUDI

Pend. Bhs Inggris 3 th, 11 bl, 26 hr Farmasi 3 th 9 bl 29 hr

LULUSAN S2 - IPK Terbaik 4,00 Wulandari Magister Farmasi 1 th 7 bl 13 hr

SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 16 - 30 NOVEMBER 2013

37

TELAAH PUSTAKA

Jasa Muhammadiyah Untuk Indonesia


Judul Buku : Dari Muhammadiyah Untuk Bangsa; Pemikiran dan Kiprah Ki Bagus Hadikusumo, Mr Kasman Singodimedjo, dan KH Abdul Kahar Mudzakkir. Editor : Lukman Hakiem. Pengantar : Prof DR Moh Mahfud, MD. Penerbit : PP Muhammadiyah/ 2013. Ukuran : 15 X 21 cm, xxxviii + 482 halaman. yang berbudaya kita tidak boleh melupakan sejarah yang telah terjadi. Oleh karenanya, sebagai anak bangsa Indonesia kita wajib menghargai mereka yang telah berjasa demi pembentukan negara dan bangsa yang kita cintai ini. Dari masa lalu dan tokoh yang sudah berlalu ini kita bisa belajar mengarifi perkembangan zaman. Dalam kerangka berpikir seperti inilah, buku ini disusun. Dalam buku ini terpampang secara jelas jasa-jasa ketiga tokoh besar ini di dalam menentukan bentuk Negara Republik Indonesia. Dalam kata pengantar buku ini Din Syamsuddin menyatakan, walau ketiga tokoh ini dan juga Bung Karno merupakan figurfigur Muhammadiyah, mereka samasekali tidak pernah berwatak sektarianistik, apalagi dengan egosentrisme keorgansasian. Mereka juga tidak memiliki egosentrisme keagamaan. Mereka adalah figur-figur kebangsaan dengan watak kenegarawanan yang sangat tinggi. Watak yang semakin langka kita dapatkan pada para tokoh bangsa yang saat ini berkuasa. Dengan membaca buku ini, kita dapat melihat kalau bentuk Negara RI yang sekarang ini tidak dicapai dengan mudah. Tidak bisa dicapai hanya dengan mengandalkan keberanian dan kengototan demi kepentingan kelompok masing-masing. Dari buku ini kita akan sedikit tahu bagaimana para tokoh Islam ini berdiplomasi dengan santun tanpa meningggalkan prinsip ke-Islaman. Menjauhkan diri dari sikap garang dan beringas dengan hanya mengandalkan statusnya yang mayoritas. Selain itu, dengan membaca buku ini kita akan tahu bahwa sejak awal para pendahulu kita tidak pernah menarik garis pemisah antara eksistensi dirinya sebagai Muslim dengan statusnya sebagai warga negara. Kalau di dalam proses pembentukan negara bangsa ini terdapat gagasan yang berbeda, kita tidak perlu terlalu cepat memberi kualifikasi kepada yang berbeda itu sebagai pengkhianat bangsa ataupun pengkhianat agama. Dari buku ini kita juga semakin tahu bahwa semenjak bangsa dan negara Republik Indonesia masih berwujud embrio (janin) Muhammadiyah sudah sangat banyak memberi dan berperan di dalamnya. Ternyata, Muhammadiyah sudah banyak berjasa kepada bangsa ini. Kenyataan ini walau tidak perlu kita banggakan (apalagi disombongkan) tampaknya perlu tetap kita ketahui. [mjr-8/ Litbang Suara Muhammadiyah]

erbicara tentang sejarah berdirinya Negara Indonesia tidak mungkin dipisahkan dengan perjuangan umat Islam. Oleh karena itu, memang benar kalau ada yang menyatakan bahwa antara Islam dan Indonesia merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Kalau kita buka catatan lama, kita jumpai nama ratusan tokoh umat Islam yang memimpin berbagai pergerakan untuk mengusir penjajah. Pada masa menjelang terbitnya fajar kemerdekaan, nama-nama tokoh umat Islam yang berjuang demi berdirinya NKRI ini juga semakin banyak. Bagi warga Muhammadiyah tentu sudah tidak asing terhadap nama-nama besar seperti Ki Bagus Hadikoesoemo, Mr Kasman Singodimedjo, dan KH Abdu Kahar Mudzakkir. Ki Bagus Hadikoesoemo pernah menjadi Ketua PP Muhammadiyah, Kasman Singodimedjo selain aktif di Kepanduan Hizbulwathan, pada akhir hayatnya adalah Wakil Ketua PP Muhammadiyah. Sedangkan Prof Kahar Mudzakkir sampai akhir hayatnya adalah penasehat PP Muhammadiyah. Nama ketiga tokoh Muhammadiyah ini nyaris tidak bisa ditinggalkan ketika kita berbicara tentang peletakan fondasi bangunan besar yang sekarang kita kenal dengan nama Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Pendirian dan pembentukan negara termasuk di dalamnya penyusunan konstitusi, Undang-Undang dasar 1945, adalah akumulasi dan kristalisasi seluruh kesadaran battiniah dari seluruh alam pikiran yang hidup dan berkembang di tubuh bangsa yang diaktualisasikan oleh para tokohnya. Di sinilah pertemuan antara kebebasan subyektif dan kebebasan obyektif. Pertemuan antara keinginan, aspirasi, bahkan kepentingan dari kelompok-kelompok yang kemudian bertemu pada kepentingan yang lebih tinggi, yatiu kepentingan bersama, kepentingan bangsa Indonesia. Mengenang dan mengingat jasa para pendahulu bukan berarti mengkultuskan yang sudah pergi. Namun, sebagai bangsa
SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 12 - 26 MUHARRAM 1435 H

38

KRONIK DUNIA ISLAM

ISLAM DI MEKSIKO
kembali ke hari-hari awal. Muslim dan Yahudi benar-benar datang ke Meksiko di awal periode kolonial sebagai Marranos yang melakukan perjalanan ke Amerika Latin sebagai mualaf. Mereka resmi Katolik , namun masih mempraktikkan agama mereka dalam kehidupan pribadi mereka. Zeraoui mengungkapkan, ada banyak indikasi migrasi Yahudi dan Muslim awal di Meksiko, seperti di gedung-gedung yang mengungkapkan gaya arsitektur yang disebut Mudjar, istilah yang merujuk pada Muslim yang hidup di bawah kekuasaan Kristen di Spanyol. Zeraoui menjelaskan, bahwa Monterrey, kota kediamannya, didirikan oleh Marranos. Pengaruh Yahudi dan Muslim tetap kuat di kota, sebagaimana dibuktikan oleh preferensi penduduk yang lebih memilih daging kambing daripada daging yang lain . Mereka bahkan memiliki jenis daging yang mereka sebut Sarassan. Sarassan merupakan istilah yang merujuk pada kaum Muslim. Muslim di Meksiko umumnya terkonsentrasi di empat kota: Tequesquitengo di Morelos , Torreon di Coahuila, San Cristobal de las Casas di Chiapas, dan Mexico City. Di Chiapas, Meksiko , bagian-bagian dari penduduk asli, seperti Maya dan Tzotzils, telah banyak yang memeluk Islam. Suku Maya di Meksiko tersebut beramai-ramai memeluk Islam sejak 1996. Para pendakwah kebanyakan berasal dari Eropa bukan dari Arab Saudi atau Asia. Sebanyak 500 penduduk Selatan Meksiko masuk Islam dan diikuti orangorang Meksiko lainnya yang tiap bulan terus bertambah, demikian diberitakan sebuah harian online. Sementara itu di Molino de los Arcos, salah satu daerah pemukiman paling miskin di San Cristbal de las Casas, kota nomor dua terbesar di Chiapas, berkat kekayaan sejarah kolonialnya daerah ini merupakan tujuan wisata populer. Setiap hari Jumat, perlahan terdengar suara bacaan shalat dalam bahasa Arab. Sekitar 20 keluarga Muslim Tzotzil menjadikan sebuah bangunan sederhana terbuat dari kayu, berhiaskan tulisan ayat-ayat Al-Quran, sebagai mushola mereka. Ini tempat kami membersihkan jiwa dan berdoa kepada Allah, jelas imam Salvador Lopez sambil tersenyum. Kami dalam keadaan baik-baik saja. Jumlah kami masih kecil. Mungkin hanya 200 orang. Namun, sedikit demi sedikit, kami berkembang terus. (ham)
SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 16 - 30 NOVEMBER 2013

engan latar belakang kekerasan perang geng yang sedang berlangsung di Tijuana , sebuah kota di perbatasan Meksiko - AS, banyak penduduk setempat yang memilih Islam sebagai agama yang dianutnya. Statistik yang dikumpulkan Pew Forum, tentang Agama dan Kehidupan Publik, menunjukkan ada sekitar 110.000 Muslim di Meksiko pada 2009. Dengan meningkatnya jumlah masjid, seiring pertambahan penduduk Islam, masjid baru yang dibangun segera menjadi tempat orang bisa beribadah dan terlibat sebagai komunitas sosial di situ. Sebagaimana di dalam masjid yang berusia 2 tahun diprediksi dimanfaatkan sekitar 200 Muslim yang berada di sekitarnya. Jamaah terdiri dari orang-orang India, Costa Rica, negara-negara Karibia, Meksiko, dan Amerika Serikat. Dalam sebuah wawancara dengan University of KPBS di salah satu stasiun penyiaran publik San Diego, seorang jamaah masjid bernama Amirr Carr menyatakan, Islam telah mengubah hidup saya. Saya mantan anggota geng jalanan. Saya adalah seorang kurir. Suatu hari saya tertembak pistol dan harus menggunakan kursi roda. Aku duduk dan mendengarkan untuk pertama kalinya dalam hidup saya, dan mendengarkan Islam benar-benar mengubah hidup saya . Awalnya lahir di California, Amirr Carr dideportasi setelah dibebaskan dari penjara dengan istri Meksiko-nya, Naema. Dia mengatakan, 5 tahun yang lalu kami dideportasi begitu cepat. Sebagaimana Amirr Carr, Samuel Cortes, seorang anggota geng Latin yang tumbuh di jalan-jalan Los Angeles, hidupnya mulai berubah ketika ia menemukan dan memeluk Islam. Ia juga dideportasi dari Amerika Serikat dan meninggalkan semua keluarganya di Los Angeles. Cortes dan Carr, menurut Dewan Hubungan AmerikaIslam pada tahun 2011, merupakan 6% dari orang-orang Latin yang berada di Amerika Serikat dan 12% dari total populasi Muslim di sana. Menurut sebuah artikel oleh University of Wisconsin, Madison Inside Islam, kira-kira setengah Muslim yang berada di Meksiko merupakan mualaf. Muslim di Meksiko Sejak Awal Masa Penjajahan Zidane Zeraoui, seorang profesor hubungan internasional di Universitas Teknologi Monterrey yang diwawancarai untuk artikel Inside Islam, menjelaskan, sejarah Islam di Meksiko

39

HADLARAH
PERAN KRATON KASUNANAN SURAKARTA
Tanggapan untuk Subhi Mahmashony Harimurti
Mohamad Ali

DALAM MENYULUT API PEMBARUAN ISLAM

esis Subhi Mahmashony Harimurti (SM no. 19 Th. Ke98/1-15 Oktober 2013) tentang keragaman respons masyarakat lokal, khususnya pihak kraton terhadap gerakan pembaruan Islam, menarik untuk dicermati dan didiskusikan lebih lanjut. Sedikitnya ada dua argumen yang mendorong masalah ini perlu dipertajam. Pertama, munculnya respons lokal menunjukan bahwa aktor-aktor pembaruan Islam pada permulaan abad ke-20 berasal dari penduduk pribumi. Kedua, adanya perbedaan sikap antara pihak Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Menurut penilaian Harimurti, pihak Kasunanan bersikap negatif, sedangkan pihak Kasultanan bersikap positif terhadap pembaruan Islam. Artikel singkat ini berusaha mempersoalkan kembali dan menyanggah salah satu tesis Harimurti yang menyatakan bahwa, Kraton Kasunanan Surakarta bereaksi negatif terhadap pembaruan Islam. Untuk menyegarkan ingatan, perlu saya cuplikan kembali pendapatnya: Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat pun bereaksi terhadap pemikiran Islam pembaruan ini Pakubuwono X kecewa dengan penjelasan Muhammad Adnan yang menjelaskan pengertian Islam dari kacamata pembaruan sebagaimana diajarkan oleh gurunya ketika masih sekolah di Timur TengahKraton Kasunanan Surakarta cenderung bereaksi negatif terhadap masuknya pemikiran pembaruan. Perlu dikemukakan di awal bahwa pandangan Harimurti itu tidaklah sendirian. Secara umum, dalam perbincangan tentang gerakan pembaruan Islam, kota Surakarta bukan wilayah yang menonjol sehingga acapkali diabaikan oleh pengkaji gerakan Islam. Sekedar contoh, disertasi Deliar Noer (1994) Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942, sebagai buku induk pembaruan Islam paling populer, mengabaikan wilayah ini, dan tidak menyinggung sedikitpun peran kraton. Tidak terkecuali, karya A.P.E Korver (1985) Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil?, pun tidak memperhitungkannya. Padahal, di kota inilah Sarekat Dagang Islam (SDI) dilahirkan pada tahun 1911, yang setahun kemudian menjelma menjadi Sarekat Islam (SI). Mengapa Wilayah Surakarta cenderung terabaikan dalam perbincangan pembaruan Islam? Mengapa kehadiran SDI lebih dilihat sebagai gerakan ekonomi, bukan manifestasi gerakan Islam. Untuk menjawab tuntas pertanyaan ini, tampaknya diperlukan kajian tersendiri yang lebih mendalam. Tentu saja, tulisan ini jauh dari memadai untuk menjawab permasalahan tersebut. Meskipun demikian, usaha pelurusan peran Kraton Kasunanan Surakarta dalam derap langkah pembaruan Islam diharapkan dapat menjadi pintu masuk untuk menguak
SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 12 - 26 MUHARRAM 1435 H

permasalahan itu secara jernih. Sebagaimana ditandaskan Deliar Noer (1994:21), pengenalan dan pertumbuhan pemikiran dan gerakan pembaruan Islam pada umumnya dapat di bagi menjadi dua bagian besar, yaitu gerakan pendidikan dan sosial di satu sisi, dan gerakan politik di sisi lain. Bertitik tolak dari pembilahan medan gerak pembaruan Islam ini, kedudukan dan peran Kasunanan Surakarta berusaha diungkap. Dengan kata lain, andil Kasunanan Surakarta akan dilihat dari peranannya dalam meretas dan memfasilitasi pembaruan Islam yang berupa gerakan pendidikan di satu pihak dan gerakan politik di pihak lain. Penyulut Tungku Pembaruan Islam Perlu ditegaskan di awal, dan ini merupakan tesis utama artikel ini, bahwa prakarsa pemikiran dan gerakan pembaruan Islam, baik dalam wujud lembaga pendidikan maupun gerakan politik, justru muncul untuk pertama kalinya di Wilayah Surakarta. Manifestasi gerakan pembaruan pendidikan Islam terlihat dengan berdirinya Madrasah Mambaul Ulum pada tahun 1905 di dalam lingkungan Kraton Kasunan Surakarta. Sekedar perbandingan, perlu diingat bahwa Abdullah Ahmad baru berhasil mendirikan Sekolah Adabiyah pada tahun 1909 di Padang, Minangkabau. Untuk gerakan politik, hampir tidak ada perbedaan pandangan di kalangan pengkaji gerakan Islam maupun pengkaji gerakan sosial politik, bahwa SDI merupakan pelopor gerakan partai politik kerakyatan di Indonesia. Hanya saja sudut pandang kemunculannya haruslah diperluas. Kelahiran SDI bukan semata-mata urusan ekonomi, namun munculnya kesadaran baru di kalangan umat Islam untuk mengambil peran dan tanggung jawab lebih besar dalam memperjuangkan bangsanya. Kata Dagang dalam Sarekat Dagang Islam (SDI) dapat dianalogikan dengan kata Ulama pada Nahdatul Ulama (NU). Keduanya mengandung makna yang luas, dan tentu saja tidak membatasi keanggotaan organisasi pada kalangan pedagang, dan ulama saja. Berkaitan dengan kemunculan SI, hasil kajian George D. Larson (1987) Prelude to Revolution: Palaces and Politics in Surakarta 1912-1942, layak dipertimbangkan sebagai rujukan. Larson mengingatkan bahwa dalam masyarakat tradisional Asia Tenggara, kraton adalah sangat vital dalam kehidupan politik dan keagamaan. Menurutnya, kelahiran SI pun tidak bisa dilepaskan dari campur tangan pihak kraton. Ketika itu, kemuakan terhadap pemerintah kolonial Belanda demikian memuncak, namun pihak kraton tidak mungkin melawan secara langsung dengan melakukan konfrontasi terbuka. Yang dapat dilakukan adalah

40

HADLARAH
perlawanan diam-diam, yaitu dengan mendorong dan mendukung berdirinya SI sebagai gerakan politik ekonomi dan Madrasah Mambaul Ulum sebagai pusat pendidikan ulama gaya baru sesuai dengan kebutuhan dan semangat zaman politik etis. Dukungan dan uluran tangan Kraton Kasunan Surakarta dalam proses awal dan perkembangan SI terlihat dalam kepengurusan awal organisasi tersebut yang diisi oleh kerabat kraton. Menurut keterangan Petrus Blumberger dan diperkuat Larson (1987:42), kerjasama antara SI dan Istana Pakubuwono X digambarkan sebagai hubungan mesra yang terlihat dari struktur kepengurusan tahun 1912 yang menempatkan 4 pegawai Kraton Kasunanan dari 11 pengurus. Bahkan, setahun kemudian kongres SI diselenggarakan di tempat pertemuan Sriwedari yang termasuk wilayah Kasunanan. Dalam kongres tersebut, Hangabehi dipilih sebagai Pelindung, Samanhudi sebagai ketua, dan H.O.S. Cokroaminoto sebagai Wakil Ketua SI pusat. Sedangkan R.M.A Poespodiningrat, putra penasehat Susuhunan yang paling dipercaya, R.T. Wirjodiningrat, dipilih sebagai ketua SI Jawa Tengah. Berdasarkan penelusuran historis tersebut, dapat dilihat secara kasat mata begitu besarnya andil yang diberikan Kraton Kasunanan Surakarta dalam proses kelahiran dan pertumbuhan awal gerakan SI. Memasuki paruh akhir tahun 1912 gerak-gerik dan dukungan Kraton Kasunanan Surakarta akhirnya terbaca pemerintah kolonial Belanda. Keadaan demikian tentu tidak menguntungkan. Oleh karena itu, secara bertahap orang-orang kraton menarik diri dari kepengurusan SI. Bahkan, pada awal 1913, kepengurusan SI Surakarta sempat dibekukan. Karena tekanan yang semakin keras dari pihak Belanda, maka dalam perkembangan selanjutnya pusat kegiatan SI di pindah dari Surakarta ke Surabaya. Demikain pula estafet kepemimpinan juga beralih dari Samanhudi ke H.O.S. Cokroaminoto. Di tangan H.O.S. Cokroaminoto inilah SI mengalami perkembangan yang demikian pesat, dan menjelma menjadi pelopor gerakan nasionalisme. Dari sini dapat disimpulkan bahwa, ketika SI disapih oleh Kraton Kasunanan Surakarta, ia telah menjelma menjadi remaja yang telah mandiri sehingga tanpa dukungan darinya pun SI telah mampu membakar api nasionalisme penduduk pribumi dengan nafas Islam laksana sebuah tungku yang membakar semak belukar di musim kemarau. Enam tahun sebelum SI lahir, tepatnya pada tanggal 23 Juli 1905 berdiri Madrasah Mambaul Ulum yang ditandai dengan peletakkan batu pertama pembangunan gedung dan dibukanya penerimaan santri baru (Abdul Basit Adnan & Abdulhayi Adnan, Prof. K.H.R. Mohamad Adnan dan Pemikirannya dalam Islam dalam Lima Tokoh IAIN Sunan Kalijaga). Sebelumnya, di tempat itu telah berjalan pengajian sistem pesantren di mushala Pangulon. Prakarsa untuk mengembangkan pengajian pola pesantren menjadi model madrasah yang dikelola secara modern datang dari abdi dalem Pangulon. Usul pengembangan itu kemudian diteruskan Tafsiranom IV kepada Pepatih Dalem Kasunanan bernama Kanjeng Ario Sosrodiningrat IV, dan diteruskan kepada Sri Susuhanan Pakubuwono X. Usulan itu diterima secara positif dan ditindaklanjuti dengan pendirian Madrasah Mambaul Ulum, yang dalam bahasa Indonesia berarti sumber ilmu pengetahuan. Keberadaan lembaga pendidikan itu ternyata menarik perhatian pemerintah kolonial Belanda. Karel A. Steenbrink (1994: 35-36) menyatakan bahwa laporan umum tentang pendidikan pada umumnya tidak begitu menarik karena keterangan mengenai pendidikan Islam bersifat umum dan tidak lengkap. Namun, laporan tahun 1906 memberikan gambaran yang menarik dan rinci tentang sebuah Sekolah Pastor Tinggi. Tentu saja yang dimaksud Sekolah Tinggi adalah Madrasah Mambaul Ulum. Disebut Sekolah Tinggi oleh Belanda karena terdapat 11 (sebelas) jenjang/tingkatan kelas, yaitu tingkat dasar (ibtidaiyah) ada 6 tingkat, tingkat menengah (tsanawiyah) 3 tingkat, dan tingkat atas (aliyah) dua jenjang. Di madrasah ini diajarkan Kitab Kuning sebagaimana di pesantren tradisional, dan ditambah dengan mata pelajaran berhitung dan membaca huruf latin. Perlengkapan kelas, seperti papan tulis dan meja kursi digunakan. Santrinya berasal dari wilayah Surakarta dan berbagai daerah lain. Melihat kenyataan ini, maka Karel A. Steenbrink (1994:36) menganggap bahwa Madrasah Mambaul Ulum merupakan pelopor dalam pembaruan pendidikan Islam. Paman KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah), Kiai Bagus Arafah merupakan salah satu pendidik di madrasah ini. Ia berpikiran sangat maju, saat itu ia telah menerjemahkan Al-Quran ke dalam bahasa Jawa. Hubungan antara Kiai Bagus Arafah dan Kiai Ahmad Dahlan sangat akrab bukan sekedar hubungan paman-kemenakan, tapi merupakan persambungan mata rantai pembaruan pemahaman Islam. Berdasarkan alur penjelasan sosio-historis di atas, tidak meleset bila dikatakan bahwa Kraton Kasunanan Surakarta memiliki saham besar dalam upaya menyulut dua tungku api pembaruan Islam, yaitu tungku pendidikan dan tungku politik. Kondisi demikian menjadi lahan subur (prelude) bagi pertumbuhan gerakan modernis Islam lokal Surakarta dan pembaruan Islam di seluruh penjuru Nusantara. Tidaklah aneh bila Cabang Muhammadiyah pertama yang berdiri dan terbesar di luar Yogyakarta ada di Surakarta. Berdirinya Muhammadiyah Surakarta didahului dengan terbentuknya perkumpulan pra-Muhammadiyah bernama SATV (Sidik Amanah Tabligh Vathonah) pada tahun 1917 yang peresmiannya dilakukan oleh KH Ahmad Dahlan. Sebagai penutup, mudah-mudahan catatan tambahan ini dapat melengkapi uraian tentang respons lokal terhadap pembaruan Islam. Sembari berharap agar diskusi dan kajian tentang pembaruan Islam, khususnya kiprah Muhammadiyah dan sejarah lokal terus ditumbuhkan. Dengan jalan demikian, gerak langkah pembaruan Muhammadiyah akan terus bertumbuh, dan membuat langkah (pimpinan) Muhammadiyah bertambah bijak dalam mengarungi medan dakwah. _____________________________ Mohamad Ali, Ketua Majelis Pustaka PDM Surakarta, sedang menyusun disertasi Praksis pendidikan KH Ahmad Dahlan.
SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 16 - 30 NOVEMBER 2013

41

BINA AKIDAH

Ikhlas dalam Ber-Islam


DR Muhbib Abdul Wahab, MA.

ata ikhlas berasal dari kata akhlashayukhlishu yang berarti: memurnikan dan membersihkan noda, kotoran, dan aib. Ikhlas merupakan turunan dari kata khalasha yakhlushu yang berarti murni, bersih tanpa noda dan kotoran. Dalam Al-Quran, susu murni itu diungkapkan dengan labanun khalishun yang menunjukkan kebersihannya tanpa campuran apapun yang menodai kemurniannya (Qs. An-Nahl [16]: 66). Ikhlas dalam ber-Islam berarti memurnikan, membersihkan, dan menghilangkan segala noda, fisik maupun psikis, yang dapat mengotori kemurnian hati dalam ber-Islam, sehingga terbebas dari syirik, riya, sumah, ujub, dan sebagainya. Disebut al-Ikhlas, karena surat ini dimaksudkan untuk memurnikan sifat-sifat Allah (Esa, sandaran hidup, tidak melahirkan dan dilahirkan, unik dan tiada yang menyamai-Nya) dari segala bentuk kemusyrikan. Karena itu, ikhlas merupakan sendi utama tauhidullah secara murni, tidak dibarengi dengan penghambaan kepada tuhan palsu selain-Nya. Disebut al-Ikhlas, juga karena pembaca surat ini idealnya mengikhlaskan tauhidnya hanya kepada Allah dengan tidak berselingkuh kepada tuhan palsu selain-Nya. Menurut Ibn alQayyim, ikhlas itu mengorientasikan ketaatan hanya kepada Allah. Sedangkan Ibn Qudamah berpendapat bahwa ikhlas itu antonim isyrak (menyekutukan, berbuat syirik). Ikhlas dalam bertauhid itu lawannya syirik dalam bertuhan (tauhid uluhiyyah). Jadi, esensi ikhlas adalah menomorsatukan dan menjadikan Allah sebagai tujuan penghambaan dan pencarian keridlaan-Nya semata. Ikhlas juga menjadi penentu keberislaman kita, karena diterima atau tidaknya amal kita di hadapan Allah SwT, ditentukan oleh keikhlasan hati kita. Amal yang dikerjakan dengan tidak ikhlas, di mata Allah SwT, tidak bermakna dan sia-sia belaka. Nabi saw bersabda: Abu Umamah ra meriwayatkan bahwa ada seseorang datang menemui Nabi saw, lalu bertanya: Tahukah engkau, seseorang berperang untuk memperoleh pahala dan sebutan tertentu baginya? Nabi lalu menegaskan: Dia tidak mendapat apa-apa. Orang itu mengulangi pertanyaan sampai tiga kali, dan Nabi menegaskan hal yang sama: Dia tidak mendapat apa-apa. Kemudian Nabi bersabda: Sesungguhnya Allah tidak menerima amalan kecuali dilakukan dengan ikhlas, dan mencari ridla-Nya semata. (HR. An-Nasai) Memang ikhlas itu mudah diucapkan, tetapi tidak selalu mudah dilaksanakan. Karena menjadi mukhlish sering menemui banyak godaan. Hati terkadang dihampiri rasa ingin dipuji, disanjung, dikagumi, dan dipandang hebat. Ikhlas bukan hanya menjadi prasyarat sah, diterima atau tidaknya amal ibadah, melainkan juga menjadi kunci terbebasnya manusia dari tipu
SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 12 - 26 MUHARRAM 1435 H

daya dan bujuk rayu setan. Jadi, ikhlas itu sumber energi untuk meraih pertolongan dan kekuatan dari Allah. Nabi saw bersabda: Allah SwT akan menolong umat ini dengan orang yang lemah di antara mereka melalui doa, shalat, dan keikhlasan mereka. (HR. Abu Dawud) Dengan demikian, ikhlas itu bukan keterpaksaan, tetapi kemauan yang tulus, kesadaran hati dan pilihan yang murni untuk mau belajar: menyadari, menerima, merelakan, menzerokan sesuatu yang menodai, mengganggu, dan mengurangi nilai suatu amalan atau pekerjaan. Dengan demikian, ikhlas harus menjadi pangkal kejujuran spiritual kita karena ikhlas menjadi pengawal kesucian, kemurnian tujuan, dan kemuliaan hidup yang diraih semata-mata karena mengharap ridla Allah SwT, bukan karena pamrih, menginginkan pujian, sanjungan, riya, sumah (pencitraan), dan ujub (dikagumi sebagai orang hebat). Dalam konteks ini, Allah berfirman: Padahal mereka hanya diperintah beribadah kepada Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar). (Qs. Al-Bayyinah [98]: 5) Dengan ikhlas, amal yang kecil menjadi besar di mata Allah. Sebaliknya riya itu dapat mengerdilkan amal besar menjadi seperti debu yang beterbangan tertiup angin, hilang dan sia-sia belaka. Dan Kami akan perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami akan jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan. (Qs. Al-Furqan [25]: 23) Ikhlas itu penjaga kemuliaan hati, pikiran, dan amal perbuatan. Umar ibn al-Khattab pernah menulis pesan kepada Abu Musa al-Asyari: Siapa yang niatnya ikhlas, maka Allah akan mencukupkan apa yang menjadi haknya dan apa yang menjadi hak orang lain. Polusi riya tidak hanya menggugurkan amal, melainkan juga potensial menjadi benih syirik yang semakin lama semakin membuat pelakunya defisit amal. Mukhlis senantiasa memulangkan segala balasan itu kepada Allah. Dan Kami akan perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami akan jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan. (Qs. As-Syuara [26]: 109, 127, 145, 164, dan 180) Jadi, memahami hakekat ikhlas itu menjadi sangat penting, karena dapat meneguhkan benar dan murninya niat dalam segala hal. __________________________ DR Muhbib Abdul Wahab, MA, Dosen Pascasarjana UMJ dan FITK UIN Syarif Hidayatullah

42

BINA AKHLAK

Memerankan Diri sebagai Sang Imam


Muhsin Hariyanto

i sebuah acara pengajian, ada seorang ustadz menyatakan: Seseorang tidak dianjurkan menjadi imam, apabila jamaah tidak menyukainya. Pernyataan ini secara spontan dinyatakan Sang Ustadz tanpa menyebut dalilnya. Setelah usai pengajian itu saya pun tertantang untuk mencari dalilnya. Ternyata saya temukan sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari (sahabat) Abdullah bin Abbas. Dinyatakan dalam Hadits tersebut bahwa Rasulullah saw pernah bersabda: Ada tiga golongan yang tidak terangkat shalat mereka di atas kepala mereka meskipun satu jengkal (maksudnya: tidak akan pernah diterima shalat mereka), yaitu: seseorang yang mengimami suatu kaum sedang mereka (yang diimami itu) benci kepadanya, dan seorang isteri yang bermalam sedang suaminya marah kepadanya, dan dua orang yang saling memutus (tali) persaudaraan. (Hadis Riwayat Ibnu Majah, Sunan ibn Mjah, II/ 115, dari Abdullah bin Abbas) Secara tekstual hadis di atas bisa dipahami, bahwa siapa pun yang dibenci oleh makmum, bisa ditolak keimamannya. Dan oleh karenanya, dengan alasan apa pun, dia dianggap tidak layak untuk diposisikan sebagai imam shalat. Saat ini, kebencian terhadap seseorang bisa tumbuh dari berbagai sebab, bahkan dari sebab yang sangat remeh-temeh (sederhana). Misalnya: karena yang bersangkutan dipersepsikan oleh sebuah komunitas masjid tertentu sebagai imam yang kurang toleran terhadap kehendak jamaah. Bisa jadi hanya karena terlalu seringnya membaca ayat-ayat Al-Quran yang terlalu panjang atau bahkan karena terlalu banyak thumaninah, sehingga geraknya terkesan lamban dan shalatnya pun terkesan lama. Jika terdapat alasan yang cukup signifikan untuk dipahami oleh jamaah, sebenarnya bisa dimaklumi. Tetapi, bila alasan yang dikemukakan oleh para jamaah tidak cukup signifikan dan sama sekali tidak relevan untuk dijadikan sebagai sebuah alasan untuk membencinya, maka resistensi jamaah itu pun semestinya perlu dipertanyakan. Para ulama, pada umumnya, menyatakan bahwa tidak ada dalil yang menjelaskan dan membatasi keumuman pernyataan Rasulullah saw di atas. Sehingga, berpijak pada nalar ibratun nash (makna literal), kita bisa menerapkan kemutlakan Hadits di atas sebagai pijakan untuk menolak kehadiran Sang Imam itu. Tetapi, bila kita pahami berdasarkan relevansi maknanya (iqtidhun nash) yang terkait dengan posisi kepemimimpinan Sang Imam bagi para makmumnya, maka seharusnya kita kembangkan pemahamannya pada konteks kepemimpinan Sang Imam bagi para jamaahnya secara lebih kritis. Kita bisa (saja)

mengkhususkan makna kebencian para jamaah itu berkaitan dengan sebab yang relevan, misalnya: Sang Imam mendapatkan resistensi sosial dari para jamaahnya karena persoalan murahnya, seperti para jamaah membencinya karena Sang Imam adalah seseorang yang kurang berhatihati untuk menghindari perbuatan maksiat dalam kehidupan sehari-hari, atau pernah terpantau meskipun hanya sekali oleh para jamaahnya pernah melalaikan kewajiban asasi yang telah dibebankan kepadanya, misalnya: pernah mengimami shalat jamaah dengan dalam keadaan sangat terlambat, padahal sebelumnya Sang Imamlah yang pernah menekankan aturan baku dengan menyatakan secara terbuka pada para jamaah (berkali-kali, sebagai perwujudan komitmennya untuk menjadi uswah hasanah): Seorang imam, sama sekali tidak boleh sekali pun hanya sekali, tanpa udzur syari memberi contoh yang tidak baik dalam melaksanakan tugasnya sebagai imam, dengan misalnya menimbulkan keresahan para jamaah karena terlambat hadir dalam shalat jamaah, sehingga para jamaah harus menunggunya. Dalam hal ini, penulis berpendapat, bahwa jika tidak ada dalil yang mengkhususkan sebab kebencian tersebut, maka yang lebih utama, bagi siapa pun yang telah memosisisikan dan (bahkan) diposisikan sebagai imam oleh para jamaahnya yang telah mengetahui bahwa para jamahnya telah membencinya tanpa sebab yang jelas atau karena sebab yang jelas, apalagi sebab yang bersifat syari agar tidak memaksakan diri dan juga dipaksakan untuk menjadi imam bagi para jamaah. Dengan pertimbangan mashlahat,meninggalkannya lebih besar pahalanya daripada melakukannya. Tetapi, jika dengan pertimbangan lain, ternyata ada nilai kemashlahatan yang lebih besar jika dipaksakan, maka keputusan untuk meninggalkan peran sebagai imam pun bisa dikoreksi ulang. Hingga Sang Imam pun harus memiliki kecerdasan untuk memilih, dengan berupaya memerbaiki diri agar citra dirinya di hadapan para jamaahnya menjadi lebih baik, dan pada akhirnya bisa diterima kehadirannya sebagai Imam bagi para jamaahnya: tetap menjadi imam atau tidak demi kepentingan yang lebih penting. Bukan saja bagi para Imam shalat jamaah (yang terkait langsung dengan masalah ibadah), tetapi (juga) para imam dalam berbagai ragam kehidupan muamalahduniawiah. Dalam Fikih Prioritas disebutkan pilihlah yang terpenting di antara yang penting. _______________________ Muhsin Hariyanto, Dosen Tetap FAI UM Yogyakarta, dan Dosen Tidak Tetap STIKES Aisyiyah Yogyakarta.
SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 16 - 30 NOVEMBER 2013

43

BINA JAMAAH

SUMBANGAN RENOVASI MASJID


ak biasanya musyawarah pada jamaah Masjid Taqwa tegang. Ketegangan kali ini muncul karena salah seorang anggota panitia renovasi masjid tiba-tiba mengutarakan ada salah seorang calon pilkades, Pak Tono akan memberi sumbangan sebesar 25 juta rupiah, dengan syarat semua warga jamaah mencoblos Pak Tono. Kemudian ada anggota panitia lain mengutarakan bahwa seorang calon pilkades lain, Pak Suro juga akan memberi sumbangan sebesar 30 juta. Rupanya hal itu ditanggapi sangat antusias oleh sebagian besar anggota jamaah. Kebanyakan mereka senang mendapat sumbangan. Banyak dari mereka berpendapat bahwa panitia harus menggunakan kesempatan mendapatkan sumbangan, mumpung menjelang pilkades. Saat ini ibarat pintu surga sedang dibuka lebar. Uang sedang di sebar ke mana-mana. Kita harus memanfaatkannya, ujar salah seorang anggota jamaah, yang diamini anggota jamaah lainnya. Ketegangan mulai terasa ketika musyawarah menentukan sumbangan dari siapa yang layak diterima. Rupanya anggota jamaah terbelah menjadi dua. Ada yang memilih menerima sumbangan dari Pak Tono dan ada yang memilih Pak Suro. Mereka mengeluarkan alasan masing-masing, bahkan cenderung memojokkan lainnya. Kalau begitu kita adakan voting saja. Siapa yang suaranya lebih banyak ia yang diterima. Bagaimana? ujar salah seorang anggota jamaah. Setuju! jawab anggota jamaah serempak. Tiba-tiba terdengar teriakan ustadz Nurudin dari luar masjid, Jangan, jangan! Sebenarnya ustadz Nurudin sedang sakit, oleh sebab itu ia tadi minta ijin untuk tidak hadir. Tapi perasaannya tidak enak, maka dengan susah-payah ia datang juga ke masjid. Assalamualaikum. Maaf, saya terpaksa mencegat niat kalian. Saya tidak setuju dengan keputusan kalian untuk meminta sumbangan dari siapa pun calon pilkades, kata ustadz Nurudin tegas. Tapi ini sudah jadi kesepakatan musyawarah, Ustadz! ujar ketua panitia. Hasil musyawarah yang bertentangan dengan agama boleh dimentahkan. Mana yang bertentangan, Ustadz? tanya yang lain. Membangun masjid itu harus dengan ikhlas. Ingat sabda Rasulullah saw, Hadits dari Anas dengan rawi Bukhari-Muslim; Barangsiapa membangun masjid karena mengharapkan ridla Allah, maka Allah akan membuatkan pula sebuah rumah di dalam surga. Jadi yang diberi pahala oleh Allah berupa rumah di surga itu, adalah yang membangunnya dengan ikhlas. Tapi kita ini lagi butuh biaya banyak. Kita tidak mungkin bisa
44
SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 12 - 26 MUHARRAM 1435 H

Drs Maghfur Saan


menggotongnya sendirian tanpa bantuan dari calon kades, ujar ketua panitia lagi. Bantuan itu boleh, asal tidak mengikat. Sedangkan keputusan tadi, yaitu minta bantuan kepada calon pilkades dengan syarat harus mencoblos yang bersangkutan, jelas-jelas mengikat. Itu merugikan. Itu tidak boleh. Lho, apa ruginya? Kita kan hanya sekadar memberi imbalan suara untuk calon yang membantu merenovasi masjid ujar lainnya. Ada dua kerugian besar yang bakal kita alami. Pertama kerugian pahala sebagaimana dari Hadits yang saya sampaikan tadi. Kedua kerugian dari rusaknya kerukunan. Ini sangat berbahaya. Apa yang Ustadz katakan itu masuk akal, tapi masalahnya siapa yang akan menanggung biaya sebesar yang kita rencanakan yaitu 250 juta itu? Saya rasa jamaah kita ini tidak akan mampu, ujar ketua panitia. Semoga Allah memaafkan kita yang ada di sini. Membangun masjid adalah membangun rumah Allah. Kalau kita ikhlas dan berserah kepada Allah, insya Allah Dia yang akan membantunya. Allah akan membuka rezeki kita dan membuka hati kita semua untuk suka berinfak. Kemudian kita akan mendapat pahala yaitu dibuatkan rumah di surga kelak. Allah itu Maha Kaya. Sebaliknya kalau kita pesimistis lalu minta bantuan dari pihak-pihak yang Allah tidak suka, Allah akan menutup rezeki kita dan menutup hati kita untuk tidak suka berinfak. Allah akan murka karena dianggap melarat. Bagaimana? Kalau begitu apakah boleh renovasinya kita buat sederhana saja, sesuai dengan kemampuan kita? tanya jamaah. Itu nomor dua. Banyak masjid dibangun sangat bagus dan megah. Panitianya menggunakan kesempatan mencari bantuan dari berbagai pihak terutama saat menjelang pemilu/pilpres, pilkada, pilkades, dll. Banyak juga yang mengajukan proposal minta bantuan ke pemerintah atau pihak lain tapi setelah bantuan cair uangnya disunat sampai 50%. Mereka tidak mau tahu bahwa hal itu sebenarnya adalah tindak korupsi. Akibatnya banyak masjid yang kosong dari kegiatan shalat jamaah. Banyak masjid yang anggota jamaahnya bertikai. Apakah seperti itu yang kita harapkan? Kita renovasi yang sederhana nggak apa-apa, tapi kalau bisa yang baik. Mengapa tidak? Jadi, yang kita inginkan adalah fisik masjid yang baik, dan anggota jamaah yang rukun dan suka memakmurkannya. Orang-orang diam. _______________________ Drs Maghfur Saan, pemerhati masalah-masalah sosial, politik, dan kebudayaan. Tinggal di Batang.

KESEHATAN

VITAMIN A
Diperkirakan 250 juta anak prasekolah dan sebagian besar ibu hamil mengalami kekurangan vitamin A. Diperkirakan 250.000-500.000 anak yang mengalami kekurangan vitamin A menjadi buta setiap tahun. Setengah dari mereka meninggal dalam waktu 12 bulan dari kehilangan penglihatan mereka.
Tantangan Kekurangan vitamin A merupakan penyebab utama kebutaan yang dapat dicegah pada anak-anak dan meningkatkan risiko penyakit dan kematian akibat infeksi berat. Kekurangan vitamin A pada wanita hamil dapat menyebabkan kebutaan pada malam hari dan meningkatkan risiko kematian ibu . Kekurangan vitamin A merupakan masalah kesehatan masyarakat di lebih dari setengah dari semua negara, terutama di Afrika dan Asia Tenggara, dan kebanyakan dialami anak-anak dan wanita hamil di negara-negara berpenghasilan rendah. Untuk kelangsungan hidup ibu dan anak, penting penyediaan vitamin A yang memadai di daerah-daerah berisiko tinggi yang dapat secara signifikan mengurangi angka kematian. Untuk anak-anak, kekurangan vitamin A menyebabkan gangguan penglihatan dan kebutaan yang parah , dan secara signifikan meningkatkan risiko penyakit parah. Bahkan kematian, dari infeksi anak umum seperti penyakit diare dan campak. Untuk wanita hamil di daerah berisiko tinggi , kekurangan vitamin A terjadi terutama selama trimester terakhir ketika permintaan tertinggi oleh anak yang belum lahir dan ibu. Kekurangan yang dialami ibu ditunjukkan oleh tingginya prevalensi kebutaan pada malam hari selama periode ini. Dampak kekurangan vitamin A pada penularan HIV dari ibu ke anak perlu penyelidikan lebih lanjut. Menanam Bibit dan Membudidayakan Kebun WHO, sebagai badan kesehatan dunia, ikut bertanggung jawab terhadap masalah tersebut. Termasuk bertanggung jawab terhadap penghapusan kekurangan vitamin A dan konsekuensi tragis, termasuk kebutaan, penyakit serta kematian dini di seluruh dunia. Untuk berhasil memerangi kekurangan vitamin A, intervensi jangka pendek dan pemberian makan bayi yang tepat harus didukung oleh solusi jangka panjang yang berkelanjutan. Gudang gizi atau yang diistilahkan kesejahteraan senjata, mencakup kombinasi air susu ibu (ASI) dan suplementasi vitamin A, ditambah dengan solusi abadi, seperti promosi vitamin A yang kaya diet dan fortifikasi pangan. Penanaman Benih Dasar untuk kesehatan seumur hidup dimulai pada masa kanak-kanak. Vitamin A adalah komponen penting. Karena ASI merupakan sumber alami vitamin A, mempromosikan ASI adalah cara terbaik untuk melindungi bayi dari kekurangan vitamin A. Untuk anak-anak yang mengalami kekurangan, diberi pasokan secara periodik vitamin A dosis tinggi dengan cepat, sederhana, dan murah. Manfaat intervensi yang tinggi juga telah menghasilkan hasil yang luar biasa, menurunkan angka kematian sebesar 23% secara keseluruhan dan hingga 50% untuk penderita campak akut . Penanaman ini benih dilakukan antara 6 bulan dan 6 tahun dapat mengurangi seperempat angka kematian anak secara keseluruhan di daerah dengan kekurangan vitamin A signifikan. Namun, karena menyusui terbatas waktunya dan efek dari suplemen vitamin A kapsul hanya berlangsung 4-6 bulan, hal ini hanya merupakan langkah awal menuju kepastian nutrisi lebih baik secara keseluruhan dan bukan solusi jangka panjang . Budidaya taman, baik secara harfiah dan kiasan, merupakan tahap berikutnya yang diperlukan untuk mencapai hasil jangka panjang. Fortifikasi pangan mengambil alih suplementasi daun. Fortifikasi makanan, misalnya gula di Guatemala, mempertahankan status vitamin A, terutama bagi kelompok berisiko tinggi dan keluarga yang membutuhkan. Bagi keluarga pedesaan yang rentan, misalnya di Afrika dan Asia Tenggara, buah-buahan dan sayuran di kebun rumah melengkapi diversifikasi makanan dan fortifikasi serta memberikan kontribusi untuk kesehatan seumur hidup yang lebih baik. (au)
SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 16 - 30 NOVEMBER 2013

KEKURANGAN

45

HUMANIORA
Puisi-puisi: Hamdy Salad

KURSI LANGIT [2]


Ya syamsa! Mutaharrika!! uthlui min ghar hira hadzal ardhu, asyiqun anta nurun hadzal baladu, safiun anta rahimun Wahai Matahari, bergeraklah! keluarlah dari gua Hira bumi ini rindu cahayamu negri ini perlu kasih sayangmu kembalikan mata dunia ke dalam dada manusia sampai semesta menutup luka segala siasat di lengkung abjad sebelum pena dan tinta sebelum kitab dan sesudahnya hingga fajar sepenggalah menjadi saksi paling indah di antara hidup dan matiku Fihi haqqan, aqulu indal qalbu asyhadu, asyhadu! Wahai matahari, bergeraklah! sinari bulan dan alam ini sampai cahaya di atas cahaya menyulam kata sepenuh hati di relung sunyi dua syahadat mendaki dan terus mendaki temukan diri sepanjang abad Tiada rupa selain yang baka

berarak Karenamu aku mengaji pedih sebangsa putaran roda melintasi kawah gunung berapi Kereta luka berjalan di tengah keramaian lalu lalang orang mencari mati dan kain kafan di kubur sendiri, bunga-bunga layu taman kota hilang wangi dan aroma dari delapan pintu sorga jalan-jalan berkabut, asap hitam mengelam serupa huruf dan kata yang dibakar manusia Karenamu aku mencari biji-biji merana di atas tungku hingga semua jadi bersemi di ladangku

terbang mencari sembahan menembus kabut rasa takut segala nafsu dan kepedihan di balik jubah maut, jari lembutmu mengelus mimpi degup jantungku bagai kipas tempayan berputar mengaduk debu dan pasir kaca di padang sahara, panas menyala seturut gelembung udara fana Rekah kekasih biji-biji tasbih delapan penjuru sajadahku

DI ATAS TANGKAI
Hibur aku dengan doa khusukmu dan biarkan burung-burung dara membangun istana di atas gunung mengguyur jiwaku tanpa piala tetesan peluh dari nirwana Kubur-kubur menganga menyimpan duka tak terperi di tulang punggung lima benua O kekasih, lihatlah segala arah musuh-musuh nenek moyangmu masih sembunyi di pohon keramat di sela batu nisan paling laknat hingga rukuk sujudku bernanah sepanjang galah, anyir dilekang kuda-kuda lari mengusir bimbang bebaskan rasa haus dan laparku di tengah padang musyafirmu Debu jasadku menjadi arang dibakar rindu siang dan malam mimpi bergoyang di tengah hujan

ALMANAK PUTIH
Sepasang sunyi kembara di belukar sang hamba Cermin kalbu berkilatan seolah bintang matamu menyala seribu kenangan kilau tembaga langit rindu menari-nari di atas kubah bertanya bunga pada tangkai sampai kapan badai memburu tanpa luka melingkar dadaku Almanak putih tanpa angka pedih terasa layar perahu Tubuh beku dibelah matahari

WALI KESEPIAN
Karenamu aku menyepi lorong-lorong sembilu di balik kelambu bidadari Kujadikan daun dan kulit-kulit pohon mahkotamu, baju pengantin dan kerudung sinar terang tujuh langit menembus poripori hingga perak rambutku terlepas dari akarnya satu persatu meninggalkan tengkorak sebutir debu melayang di sisi awan
46

Hamdy Salad, Pengajar Budaya dan Agama Islam Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta. Kumpulan puisinya: Sebutir Debu Di Tepi Jurang (2004), Rubaiyyat Sebiji Sawi (2004), Sajadah Di Pipi Mawar (2005), Mahar Cinta Bagi Kekasih (2005), Dzikir Logam (dami, 2009).

Rubrik Humaniora ini dipersembahkan oleh

SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 12 - 26 MUHARRAM 1435 H

DI ANTARA KITA

PENGEMBANGAN UMJ DALAM MOMENTUM HIJRAH


Prof DR Hj Masyitoh, MAg
emasuki tahun baru 1415 Hijriyah, kita perlu merenungkan kembali hakikat dan makna hijrah. Secara maknawiah, hijrah dapat berarti berpindah dari keburukan kepada kebaikan, dari kebodohan kepada peradaban. Hijrah dengan pengertian maknawiah ini meliputi hijrah min dril kuffar menuju dril iman, dari jahiliyah menuju Islam, dari syirik menuju tauhid, dari kemaksiatan menuju keshalihan, dari bidah menuju Sunnah Nabawiyah, dari baik menjadi lebih baik lagi, dan seterusnya. Pengertian maknawiah dari hijrah ini, ditegaskan oleh Rasulullah saw dalam sabda beliau: Seorang Muslim adalah seseorang yang menghindari dari menyakiti Muslim lainnya dengan lidah dan tangannya. Sedangkan orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan semua apa yang dilarang oleh Allah. (Shahih AlBukhari, Kitabul Iman, Bab 4 Hadits No 10). Mungkin tidak setiap kita perlu melakukan hijrah dalam pengertian berpindah dari satu tempat ke tempat yang lainnya, sebagaimana hijrahnya Rasul dari Makkah ke Madinah. Secara historis, hijrah itu tidak ada lagi (setelah hijrahnya Rasul). Namun tidak dapat dipungkiri lagi, siapa pun perlu melakukan hijrah dalam pengertian maknawiah. Bahkan meskipun sudah baik, tetap perlu melakukan hijrah, yaitu berhijrah untuk menjadi lebih baik lagi. Bukankah Allah mengingatkan, bahwa setiap kaum itu tidak akan berubah, kecuali oleh dirinya sendiri. Seringkali orang begitu bersemangat melakukan ibadah karena ingin memperoleh pahala surga atau takut pada neraka. Yang demikian, diperbolehkan untuk orang awam, namun bagi orang khawwas dianggap cela, karena masih menjadikan makhluk sebagai tujuan ibadah. Oleh karena itu, perlu usaha terus-menerus untuk meningkatkan kualitas amal dan ibadah. Dari umum menjadi khusus, dari khusus menjadi khususul khusus, dan seterusnya sehingga ibadahnya tidak lagi hanya sebatas formalitas fisik. Dalam peristiwa hijrah ke Madinah, para sahabat rela meninggalkan rumah, harta, dan sanak keluarga mereka di Makkah, demi perjuangan untuk menegakkan agama Allah. Setelah itu, mereka pun harus sembunyi-sembunyi untuk dapat berhasil melakukan hijrah. Sebuah pengorbanan yang amat besar, yang didasarkan kepada kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya, melebihi kecintaan terhadap apa pun selain keduanya. Makna hijrah dalam dunia pendidikan tinggi, dapat diartikan sebagai langkah-langkah progresif dalam upaya pengembangan kampus dan peningkatan mutu akademik menghadapi persaingan regional dan global. Tantangan global yang perlu disikapi oleh perguruan tinggi, dalam hal ini Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), tentu UMJ harus terus-menerus mempertimbangkan berbagai hal. Antara lain tentang kebutuhan akan kualifikasi, yang semakin tinggi untuk memasuki lapangan kerja modern, karena kualitas tenaga kerja ditentukan oleh kualitas pendidikan dan pelatihan, yang menentukan daya saing negara. Sejalan dengan itu, perkembangan teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikasi telah merubah metode dan jangkauan pembelajaran. Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) sebagai perguruan tinggi yang menjadi ujung tombak daya saing bangsa dalam

masyarakat berbasis pengetahuan, harus berhijrah mengubah mindset yang narrow minded menjadi open minded. Sebagai PTM tertua yang sudah memasuki usia ke-59 tahun, UMJ telah menjalankan makna hijrah ini dari masa ke masa, dan makna hijrah terus mewarnai setiap langkah pengembangannya. UMJ berusaha terus untuk menata manajemen kampus dan meningkatkan pembangunan fisik dan peningkatan mutu akademik. UMJ sudah berhijrah dari sistem manajemen parsial kepada sistem manajemen integral, dari model pembelajaran klasik kepada sistem yang lebih modern, dari lingkungan kampus yang bersih kepada yang lebih bersih dan nyaman sebagai green campus, dari kehidupan kampus yang belum terlalu Islami kepada yang lebih Islami, dari program studi yang berkualitas kepada program studi yang lebih berkualitas lagi, dari kualitas dosen yang memiliki gelar Master menjadi gelar Doktor dan Profesor. Memenuhi keinginan ini tidak mudah memang, namun terus diusahakan untuk terus berhijrah. Lima tahun terakhir, UMJ banyak menjalin kerjasama dengan lembaga dan kampus di luar negeri. Kunjungan pimpinan ke beberapa negara khususunya di ASEAN, untuk merintis kerjasama pengembangan ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan pada umumnya. Sebaliknya, UMJ juga banyak dikunjungi delegasi dari berbagai negara untuk melihat perkembangan kampus UMJ sebagai perguruan tinggi yang mengusung visi dan etika Islami. Misalnya di akhir November 2009 lalu, tiga pimpinan Universitas Islam Rusia (Russian Islamic University, Moscow Islamic University dan The North-Caucasian Islamic Center of Education and Science - Russia) yang berada di bawah Russian Mufties Council melakukan kunjungan ke beberapa Universitas Islam di Indonesia dan termasuk kunjungan resmi ke Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) dalam rangka mengembangkan kerjasama akademik. Pertengahan tahun ini, UMJ juga dikunjungi oleh delegasi 11 Dekan Fakultas Syariah dari beberapa universitas di Afganistan yang membawa pesan pentingnya persatuan dan kesatuan antar sesama Muslim. Untuk mengembangkan riset dan pertukaran pelajar/ dosen, dengan semangat hijrah menuju kualitas yang lebih baik, UMJ juga menjalin kerjasama dengan beberapa kampus luar negeri, misalnya tahun 2013 ini dengan Philippine Womens University (PWU) dan Centro Escolar University (CEU) di Filipina, Yarmouk UniversityJordan, Tasmania University-Australia, Universiti Sultan Zainal Abidin (UniSZA) Malaysia, dan Chonbuk National University Korea. Juga kerjasama dengan kedutaan besar negara asing di Indonesia dalam memfasilitasi kerjasama dengan universitas yang ada di luar negeri. Di masa mendatang UMJ juga harus mampu berhijrah dengan membuka hubungan baik dengan semua kalangan, dalam maupun luar negeri. Memasuki era globalisasi, tak dapat terhindarkan dari pergaulan internasional, karena itu membangun relasi dengan berbagai kalangan, termasuk dengan pihak luar negeri, menjadi sebuah keniscayaan. Wallahu alamu bis shawb. ________________________ Prof DR Hj Masyitoh, MAg, Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta.
SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 16 - 30 NOVEMBER 2013

47

WAWASAN

Peletakkan Infrastruktur

Kebangsaan Kiai Dahlan


Abdul Munir Mulkhan

etiap pemimpin harus bekerja membebaskan setiap manusia dari penderitaan akibat kebodohan, kemiskinan, dan penjajahan, karena kesatuan hidup seluruh manusia yang berbeda bangsa itu ialah pengetahuan universal. Pernyataan Kiai Dahlan itu membuat seorang aktivis Muhammadiyah Gresik, Zimam, setelah membaca berulang naskah pidato Kiai Ahmad Dahlan dalam Kongres bulan Desember 1922 berjudul Kesatuan Hidup Manusia, meyakini bahwa gagasan Kiai bisa disejajarkan dengan ide Etika Global yang dirilis Pastoor Prof Hans Kung, yang juga President of Global Ethic Foundation. Penulis sendiri menerbitkan ulang pidato Kiai Dahlan pertama kali tahun 1982. Seorang ilmuwan, Charles Kurzman, tertarik menerjemahkan dibawah judul The Unity of Human Life dimuat dalam bukunya Modernist Islam, 1840-1940; A Sourcebook diterbitkan Oxford University Press tahun 2002. Pokok bahasan Kiai Dahlan dalam pidato Kongres tersebut ialah alasan rasional mengapa semua manusia harus bersatu, meminimalisir penyebab perbedaan, bekerjasama membebaskan rakyat dari kebodohan dan kemiskinan. Karena itu Kiai menghimbau agar para pemimpin terbebas dari pemihakan pada kelompoknya sendiri mendahulukan pemberdayaan sesama yang menderita dan terperangkap kebodohan dan kemiskinan. Dari sini Kiai Dahlan menyatakan bahwa pemahaman yang benar atas Kitab Suci Al-Quran itu mesti sesuai akal suci, dan akal suci itu bagaikan tubuh perlu asupan makanan bergizi, dan asupan bergizi bagi akal suci itu ialah filsafat (baca: mantiq). Sikap terbuka diperlukan bagi pencari kebenaran karena kebenaran bisa saja datang dari orang yang selama ini dibenci dan dimusuhi. Meski demikian, penyetaraan Kiai Ahmad Dahlan dengan tokoh dunia, Huns Kung, boleh jadi dianggap sebagian orang sebagai mencari sensasi. Namun, mari disimak, karya besar Kiai Dahlan dalam bidang
48
SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 12 - 26 MUHARRAM 1435 H

kemanusiaan yang sulit dicari duanya di dunia. Kiailah orang pribumi yang pertama menggerakkan masyarakat untuk menyadari pentingnya kesehatan dengan mendirikan Rumah Sakit PKU, walaupun rumah sakit itu baru diresmikan sesudah beliau wafat. Sekolah didirikan bagi kaum miskin, yang kaum nasionalis sering menyebutnya sebagai kaum marhaen atau proletar. Rumah miskin dikembangkan untuk membantu yang menderita sakit tapi tidak punya uang berobat, selain sebagai rumah pelatihan keterampilan agar si miskin kelak bisa mandiri. Kitab Suci Al-Quran diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa, khutbah dengan bahasa lokal, agar rakyat mengerti, memperoleh ilmu pengetahuan, selanjutnya membuat mereka percaya diri sekaligus mandiri. Para muballigh, ustdaz dan kiai digerakkan menemui masyarakat untuk didakwahi, bukan menunggu di rumah, di pesantren, atau di masjid. Masyarakat digerakkan menyelenggarakan pendidikan melalui kerjasama komunitas. 40 orang bisa bekerjasama, ada penyumbang tempat, penyumbang bangku, penyumbang alat-alat yang diperlukan bagi terselenggaranya pendidikan. Program demikian sebagian disebut guru desa dan guru keliling. Dari sini, berkembang tradisi pengajian atau taklim yang sulit ditemukan di tempat lain di dunia. Gagasan dan strategi gerakan pendidikan dan dakwah tersebut disampaikan dalam Kongres Islam Cirebon tahun 1921. Kiai Dahlan selanjutnya mengusulkan kepada Pemerintah Hindia Belanda untuk membangun tempat ibadah di tempat-tempat umum yang kemudian dikenal dengan Mushalla. Ketika mimpi kemerdekaan belum merasuk di benak penduduk Hindia Timur, Kiai Dahlan membangun infrastruktur sosial-budaya yang kelak menjadi jangkar perang kemerdekaan. Bagaimana negeri ini mengisi kemerdekaan setelah 1945? Kegiatan rumah sakit, sekolah, guru desa dan guru keliling, khutbah berbahasa lokal, dan rumah miskin, menjadi wahana pemberdayaan rakyat jelata yang mayoritas memeluk Islam agar mandiri dan bebas

WAWASAN
dari jerat kemiskinan, kebodohan, dan penjajahan. Seorang dokter, yang namanya kemudian sangat terkenal, yaitu Soetomo, kepincut Muhammadiyah semata-mata karena paradigma welas asih, begitu dr. Soetomo menyebut nilai dasar gerakan Kiai Dahlan. Seluruh kegiatan gerakan ini di masa kepemimpinan Kiai ditujukan bagi pembebasan rakyat jelata dari jerat kemiskinan yang dimotivasi kewelas-asihan. Kiai tidak meminta rakyat yang diberdayakan itu menjadi anggota Muhammadiyah atau berbaiat mengucap kalimah syahadah, tapi bagaimana mereka menolong dirinya sendiri dan sesama. Bersamaan itu disebarkan pamlet bertuliskan sopo durung solat, siapa menanam mengetam, dan banyak lagi. Seberapa berartikah gagasan dan gerakan Kiai Dahlan terhadap perkembangan Indonesia sebagai bangsa? Pertanyaan demikian jarang terlontar dalam benak aktivis gerakan Muhammadiyah. Jika pun muncul, seringkali lebih sebagai hiasan di pojok ruang tamu, agar sang tamu yang nasionalis merasa betah. Jika kita bisa dan mau jujur, haruslah diakui bahwa Kiai Dahlan telah meletakkan infrastruktur ber-Islam dalam kebangsaan di bawah prinsip etis kewelasasihan. Kiai Dahlan-lah yang memelopori gerakan kedermawanan sosial (philanthropy) bagi pengembangan pemberdayaan rakyat jelata melalui sekolah, rumah sakit, panti asuhan, dan rumah miskin. Dari sini tumbuh berkembang tradisi zakat, infak, sedekah, yang dikelola secara terbuka dan profesional. Ironinya, satu abad kemudian sesudah gerakan ini besar, dengan ratusan rumah sakit bergedung hebat, ratusan perguruan tinggi beserta ratusan guru besar, ribuan sekolah dasar dan menengah yang di antaranya dikenal sangat favorit, jangankan menolong rakyat jelata, majelis basah tidak juga peduli pada majelis kering. Sukses suatu majelis tanpa harus bertanggungjawab atas sulitnya majelis lain membiayai gerakannya. Demikian pula dengan kemewahan sebuah perguruan favorit tidak merasa gagal saat menemukan perguruan yang merasakan daging korban pun hampir mustahil. Pengelola perguruan Muhammadiyah lebih sering mengeluh ketika alumninya jarang yang menjadi aktivis gerakan ini. Sementara penyumbang terbesar pembiayaan perguruan dan amal-usaha lainnya datang dari mereka yang selama ini dikenal sebagai abangan atau santri tradisional. Karena itu jika diterapkan semacam pembaiatan atas alumni perguruan Muhammadiyah saat mereka masuk untuk berbaiat menjadi aktivis, bisa jadi amal-usaha gerakan ini akan kehilangan pendukung. Kini saatnya menemukan kembali etika welas asih yang terlupakan sebagai jangkar pembaruan kebangsaan. Dari sini, semestinya tujuan paling dasar amal-usaha Muhammadiyah, ialah agar lulusan perguruan Muhammadiyah menjadi manusia yang baik atau warga-bangsa yang arif, berikutnya ialah menjadi Muslim yang shalih, baru yang terakhir ialah menjadi aktivis Persyarikatan yang shalih. _________________________ Abdul Munir Mulkhan, Guru Besar Ketua Senat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Anggota PP Majelis Dikti (1986-2000, 2005-2015), Wakil Sekretaris PP Muhammadiyah 2000-2005

SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 16 - 30 NOVEMBER 2013

49

50

SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 12 - 26 MUHARRAM 1435 H

SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 16 - 30 NOVEMBER 2013

51

SHOHIFAH

PERAN MUHAMMADIYAH DALAM MEMAJUKAN ALAM PIKIR BANGSA


Prof DR H Ahmad Syafii Maarif

uhammadiyah muncul sebagai gerakan Islam berkemajuan adalah dalam iklim penjajahan di lingkungan kultur Jawa yang pekat pada awal dasa warsa kedua abad ke-20. Ketika itu Indonesia sebagai bangsa, apalagi sebagai negara, belum lagi lahir. Dalam bacaan saya, munculnya Indonesia sebagai nama sebuah bangsa adalah hasil perjuangan PI (Perhimpunan Indonesia) di negeri Belanda pada awal tahun 1920an yang kemudian dikokohkan oleh Sumpah Pemuda tahun 1928. Dengan demikian, usia Muhammadiyah lebih tua beberapa tahun dari usia bangsa Indonesia, sekalipun nama Indonesia baru muncul dalam AD (Anggaran Dasar) Muhammadiyah tahun 1941. Saya belum menemukan alasan mengapa pencantuman nama Indonesia itu menunggu begitu lama, sedangkan keindonesiaan Muhammadiyah sudah terasa kental sejak periode awal. Dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah yang disahkan pada Kongres Muhammadiyah di Jogjakarta, antara 19-25 Juli 1934, enam tahun pasca Sumpah Pemuda, masih tertulis nama Hindia Nederland (lih. Artikel 2a) sebagai kelanjutan dari AD tahun 1914. Menariknya adalah dalam AD 1912, istilah Hindia Nederland itu tidak muncul. Dalam Artikel 2a yang tercantum adalah: menyebarkan pengajaran Igama Kanjeng Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wassalam kepada penduduk Boemipoetera di dalam residensi Yogyakarta. Tetapi dalam Artikel 3 AD 1912, kiprah Muhammadiyah dalam upaya memajukan alam pikir bangsa, khususnya kelompok santri, dengan pengajaran Islam melalui sekolah-sekolah sudah diagendakan. Sekalipun masih sangat embrio sifatnya, dampaknya bagi kemajuan pikir rakyat Indonesia secara keseluruhan sungguh dahsyat. Golongan santri yang sebagian besar saat itu masih buta huruf mulai dikenalkan dengan pendidikan umum, sementara golongan yang tak kenal agama mulai diberi pengajaran Islam yang berkemajuan itu. Untuk menjaga autentisitas sumber, perlu diturunkan Artikel 3 a,b,d, sebab c berbicara tentang pendirian dan pemeliharaan tempat-tempat ibadat. Artikel 3a: mendirikan dan memeliharakan atau membantu sekolah-sekolah yang diberi pengajaran hal permulaan ajaran agama Islam juga. Artikel 3b: mengadakan perkumpulan sekutu-sekutunya dan orang-orang yang suka datang; di situlah dibicarakan perkara-perkara agama Islam. Artikel 3d: menerbitkan serta membantu terbitnya kitab-kitab, kitab sebaran, kitab khutbah, surat kabar, semuanya yang muat perkara ilmu agama Islam, ilmu ketertiban cara Islam. Terbaca di sini bahwa karakter gerakan ini sangat masif, sebagai jawaban langsung terhadap suasana pengap yang mengitari kultur santri, sementara 52
SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 12 - 26 MUHARRAM 1435 H

di luarnya, sekolah-sekolah Kristen dan sekolah-sekolah umum telah banyak berdiri, tetapi tanpa sentuhan Islam. Coba tuan dan puan simak baik-baik tentang apa yang ada dalam otak para pendiri Muhammadiyah itu di bawah pimpinan Ahmad Dahlan melalui media bahasa yang sederhana, tetapi sangat substansial. Radius tembakannya meliputi: sekolah dan publik, yang diimbangi oleh penerbitan media cetak. Apa yang dipelopori Muhammadiyah di periode dini itu merupakan sesuatu yang ganjil bagi kaum santri yang hanya diajarkan Kitab-kitab Kuning dalam pemahaman agama yang terbatas. Akibatnya, apa yang bernama agama itu lebih terfokus pada perkara-perkara ritual dan ibadah dalam pengertian sempit lagi sarat dengan unsur-unsur kemusyrikan. Maka tidaklah mengherankan jika Haji Rasoel Djafar, salah seorang kader Ahmad Dahlan, pernah berkata tahun 1950-an: Ketika itu orang Kauman itu musyrik semua, apalagi di luar Kauman, bukan? Sekalipun gerakan pencerahan awal ini dimusuhi oleh berbagai pihak, dalam perjalanan waktu, secara diamdiam diikuti. Sekitar enam tahun sebelum Muhammadiyah resmi berdiri, Ahmad Dahlan yang ketika itu berusia 38 tahun, menurut kesaksian Kiai Syudja mengeluarkan fatwa: Ziarah kubur kufur, ziarah kubur musyrik, dan ziarah kubur haram. Fatwa yang sangat menggemparkan ini telah menuai reaksi keras dan brutal dari para ulama dengan tuduhan bahwa Ahmad Dahlan telah jadi orang Mutazilah, ingkar sunnah Rasul, jadi Wahabi, dan tuduhan lain yang menyakitkan. Tetapi si alim muda ini tetap saja tenang dan sabar, bahkan membuka pintu rumahnya bagi mereka yang menentang fatwanya tentang ziarah kubur itu. Ternyata setelah diberi penjelasan dengan dalil-dalil agama tentang praktik-praktik syirik ketika ziarah kubur, semuanya berangsur insaf, dan tidak lagi memusuhi Ahmad Dahlan. Jelas semuanya adalah sebuah revolusi kultural yang dahsyat dalam konteks zamannya yang hanya bisa dilakukan oleh manusia berilmu, punya nyali, dan ketetapan hati yang sangat kuat berdasarkan pemahaman agama yang benar dan autentik. Sekarang kita sedang memasuki tahun 1435 Hijriah/akhir 2013 Masehi. Usia Muhammadiyah sudah melampaui satu abad. Pola pikir sebagian rakyat Indonesia masih saja irasional, praktik syirik belum hilang samasekali ketika menziarahi kuburan-kuburan yang dianggap keramat, pengaruh dukun-dukun politik masih terasa, tetapi berkat gerakan Islam berkemajuan, kekuatan rasionalitas tidak mungkin dibendung lagi. Di ranah inilah peran Muhammadiyah itu sungguh luar biasa, dipelopori Ahmad Dahlan dalam usia yang masih di bawah 40 tahun, persisnya tahun 1906. Semoga arwah beliau berbahagia di alam sana, amin.

SAKINAH

LAGI-LAGI AKIBAT SMS


Assalamualaikum wr. wb. Saya adalah seorang suami yang telah berkeluarga selama 24 tahun dan dikaruniai 4 orang anak. Selama 24 tahun kami menikah jarang ada masalah. Kami hidup rukun, damai dan bahagia. Namun 3 bulan terakhir ini istri saya mulai goyah. Ia mulai sering menggunakan HP dan sering melayani SMS-SMS yang masuk ke HPnya. Beberapa kali saya menasihatinya, katanya ia tidak akan melayani SMS-SMS yang masuk di HPnya lagi. Tapi, ternyata istri saya masih tetap SMSan bila saya pergi bekerja. Beberapa kali saya temukan SMSnya yang berbau cinta. Yang ingin saya tanyakan : 1. Apakah bisa saya ceraikan istri saya yang berbuat demikian? 2. Kalaupun saya tidak ceraikan nasihat apa yang baik untuk istri saya? 3. Apa sebenarnya hukumnya dalam Islam bila ada istri yang selingkuh melalui SMS? Terima kasih. Wassalamualaikum wr. wb. Hamba Allah, di Sulsel Waalaikumsalam wr. wb. Bapak Hamba Allah (HA) yth, bila dalam kehidupan rumah tangga ada masalah dan kita ingin menyelesaikannya, sebaiknya singkirkan dulu kata cerai. Bagaimana mau cari solusi kalau yang ada di pikiran hanya pisah/cerai. Melakukan cerai itu tidak sulit kok, tinggal mengajukan gugatan cerai ke Pengadilan Agama. Alasan? Bisa dicari atau mungkin tepatnya dicari-cari. Dan ini berarti, Bapak sudah tidak memerlukan pembahasan masalah untuk mencari solusi. Tapi, kalau dicermati dari pertanyaan di atas, Bapak masih punya keinginan untuk mencari solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang ada. Saya yakin tidak mudah bagi Bapak dan Ibu membina rumah tangga yang kata Bapak rukun, damai dan bahagia selama 24 tahun. Berarti setahun lagi kawin perak lho. Maka, sangat disayangkan bila bubar karena masalah yang timbul dalam waktu 3 bulan. Begini, tentu Bapak sependapat dengan saya bahwa perekat utama kelangsungan perkawinan adalah komitmen kuat mempertahankannya. Komitmen adalah sesuatu yang harus ada bila suami-istri ingin memperoleh hubungan bahagia. Komitmen adalah sumber kebahagiaan menjalani perkawinan yang memunculkan saling percaya. Kalau ada ganjalan yang menyebabkan kehilangan kepercayaan pada pasangan, sesungguhnya penghayatan terhadap keterikatan keduanya tidak lagi bertumpu pada rasa percaya. Melainkan menjadi beban dan kewajiban, yang bukan cinta yang membuat bertahan dalam ikatan. Bisa karena ada anak, atau malu berpisah karena sudah telanjur menjadi contoh keluarga lain. Hubungan seperti ini masing-masing merasa terpaksa, bukan makin dekat tapi makin curiga. Kemudian interaksi juga dipenuhi kata-kata negatif yang sadar atau tidak sadar ditujukan untuk melukai. Kalau begini serasa hidup di neraka. Sebetulnya, SMS adalah kegiatan yang wajar selama istri tidak melupakan tugasnya sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya. Kalau Bapak menemukan SMS istri dengan laki-laki, seharusnya Bapak bertanya dan bukan melarang SMS. Ketika bertanya, kendalikan emosi jauhkan sikap marah, dinginkan hati dan kepala agar bisa bicara dengan baik sehingga Bapak bisa mengutarakan uneg-uneg Bapak dengan jelas. Tanya baik-baik dan ungkapkan keberatan Bapak bila istri berhubungan dengan laki-laki yang tidak jelas meski itu hanya melalui HP. Jangan ragu untuk mengatakan bahwa Bapak sayang istri dan keluarga maka Bapak cemburu. Dan belajarlah untuk memaafkan. Tak usahlah banyak nasihat, tapi buktikan dengan menunjukkan betapa berartinya istri dan anak-anak buat Bapak. Mungkin 24 tahun perkawinan tanpa gejolak membuat Ibu dan Bapak berada di zona nyaman terlalu lama, maka perlu kiranya Bapak dan Ibu melakukan penyegaran dengan meluangkan waktu untuk membuat suasana romantis berdua bersama istri saja. Insya Allah akan tercipta suasana hati yang lebih menyenangkan karena masing-masing lebih bisa saling memahami. Jauh dari rasa curiga. Dalam Islam dikatakan semua Muslim/ah dilarang mendekati zina. Karena zina merupakan perbuatan yang keji, artinya merugikan diri sendiri dan orang-orang terdekat tentunya. Bila ada yang selingkuh melalui SMS saya kira ini termasuk mendekati zina. Ajaklah keluarga Bapak untuk bisa menggunakan HP dengan baik dan jauhi hal-hal yang dilarang oleh agama. Semoga Bapak bisa membimbing dan menemani istri dan anak-anak Bapak , bersama menjadi yang terdepan sebagai pimpinan orang-orang yang bertakwa (muttaqiina imama). Amiin.

Kami membuka rubrik tanya jawab masalah keluarga. Pembaca bisa mengutarakan persoalan dengan mengajukan pertanyaan. Pengasuh rubrik ini, Emmy Wahyuni, SPsi. seorang pakar psikologi, dengan senang hati akan menjawabnya.
SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 16 - 30 NOVEMBER 2013

53

S I L A T U R A H I M
LAHIR
Faiza Aliya Aziza El Rahman, anak kedua pasangan Didu Priyono, SPi dan Agus Nurochani, SPd, 20 September 2013, di RS Dr Abdul Muluk, Bandar Lampung. Rifda Kaamalia, anak pertama pasangan Herwanto dan Dian Dwitasari, 27 September 2013, di Batangharjo, Batanghari, Lampung Timur. Arindayu Maleeka Fadayen, anak pertama pasangan Bayu Fadayen Gantha dan Rina Apriani, 9 Oktober 2013, di Jakarta. Nabil Wijakangka Zayn, anak pasangan M Taufiq AR dan Savrina Tanjung Prabandari, 11 Oktober 2013, di Yogyakarta.

Jalan Pinggir
Kalimantan Timur siap jadi Ibukota negara Yang tidak siap, para politisi. *** Indonesia masih kekurangan dokter gigi sekitar 1.800 orang. Tapi bukan gigi palsu, lho? *** Partai politik harus disadarkan, bahwa zaman sudah berubah dan hegemoni elit tidak perlu ada lagi. Tapi hegemoni dinasti, masih ada. *** Negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam masih menghadapi masalah kesehatan cukup besar. Masalah kesehatan, bersumber pada kemiskinan. *** Pemerintah dan DPR menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun 2014 sebesar 6 persen. Pertumbuhan ekonomi naik, tapi rakyat tetap miskin. *** Tiga juta hektar dari 15 juta hektar lahan gambut di Indonesia rusak akibat salah pemanfaatan. Maunya sih, dimanfaatkan untuk pembangunan perumahan. *** Indonesia negara ketiga perokok tertinggi di dunia. Padahal di beberapa daerah sudah ada perda larangan merokok. *** Mabes Polri percaya anggotanya banyak yang mampu menangani kasus korupsi. Tapi tidak mampu menangani, kalau anggotanya ada yang korupsi. *** BUNG SANTRI

MENIKAH

RR Dyah Arta Ayu Wardani binti R Warsana dengan Sutanto, SFil bin Jumino, 27 Oktober 2013, di Yogyakarta. Rini Puji Astuti, SH binti Rukamto Is dengan Ilman Wibiyanto bin Sanjaya, 20 Oktober 2013, di Yogyakarta. Tias Puspaningrum binti Bambang Priyo Budi Santoso dengan Abdul Halim bin Ahmad, 27 Oktober 2013, di Yogyakarta.

MENINGGAL

Syamsumarni, 18 Agustus 2013, di Suliki, Limah Puluh Kota, Sumatera Barat. M Yusuf (49 tahun), guru pesantren Muhammadiyah Kwala Madu, 10 Oktober 2013, di Kwala Madu, Sumatera Utara. H Rusli Jenasin (85 tahun), 14 Oktober 2013, di Bandar Lampung. HR Sumardi (81 tahun), 15 Oktober 2013, di Yogyakarta. Hj Istiwanah Bahron Edres (85 tahun), 18 Oktober 2013, di Kauman, Yogyakarta. Suharjo, MS (75 tahun) mantan Ketua PCM Kotagede periode 2010-2015, 25 Oktober 2013, di Kotagede, Yogyakarta.

54

SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 12 - 26 MUHARRAM 1435 H

DINAMIKA PERSYARIKATAN

MPM PP MUHAMMADIY AH MUHAMMADIYAH LAUNCHING BECAK MODEL


mampu menopang ekonomi rakyat kecil. Salah satunya adalah mereka tukang becak. Karena memang sektor ekonomi informal seperti ini jarang tersentuh oleh pemerintah. Sekarang ini, MPM baru bisa menyumbang tiga unit becak. Namun dengan berjalannya waktu, mudahmudahan nantinya setiap orang mendapat satu unit becak. Hal ini akan terus kita upayakan semaksimal mungkin. Supaya mereka tukang becak tidak lagi menyewa becak untuk mencari nafkah. Selain itu, Said Tuhuleley mengatakan, bahwa peluncuran becak Model ini juga diharapkan bisa meningkatkan minat masyarakat untuk menggunakan alat transportasi ramah lingkungan ini. Setidaknya dengan motif batik ini bisa menjadi becak khas Jogja yang menarik minat wisatawan yang berkunjung. Acara launching becak Model ini juga dihadiri oleh mantan Walikota Yogyakarta, Herry Zudianto, SE. Dalam sambutannya beliau menyampaikan, becak adalah icon wisata Yogyakarta. Jadi harus tetap kita lestarikan. Apalagi dengan adanya becak Model yang diluncurkan oleh MPM ini. Motif batik yang dominan tentu akan menjadi atraksi wisata tersendiri bagi mereka yang mengunjungi Yogyakarta. Herry Zudianto, SE juga menjanjikan akan menambah lima unit becak lagi untuk disumbangkan kepada Pabelan. Hal ini tentu disambut gembira oleh Edy Koordinator Pabelan. Menurutnya, adanya penambahan jumlah becak yang dijanjikan Herry Zudianto, SE tentu semakin membantu kami. Itu artinya akan ada delapan unit becak yang bisa kita pakai secara bergantian. Diakhir acara, Edy juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada MPM yang selama ini sudah banyak mendidik dan mendampingi Pabelan dalam banyak hal. Baik dampingan untuk meningkatkan kualitas pengasilan maupun dampingan pendidikan agama melalui pengajian rutin yang sering diadakan. gj
SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 16 - 30 NOVEMBER 2013

emberdayaan guna meningkatkan kesejahteraan masya rakat adalah prioritas gerak sosial Muhammadiyah sekarang. Karena memang ranah pemberdayaan ini dipandang lebih sesuai dengan kondisi masyarakat yang ada. Khususnya masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah. Sehingga dengan program pemberdayaan ini masyarakat ekonomi bawah bisa mempersiapkan diri untuk kehidupan yang lebih mandiri. Sehubungan dengan itu, Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Pusat Muhammadiyah melaunching becak model. Yaitu becak unik dengan motif batik khas Yogyakarta yang disumbangkan kepada Paguyuban Becak Ahmad Dahlan (Pabelan). Acara yang dilangsungkan di gedung dakwah Pimpinan Pusat Muhammadiyah jln. K H Ahmad Dahlan Yogyakarta ini, setidaknya dihadiri sekitar 60 orang tukang becak. Yaitu anggota dari paguyuban becak Pabelan tersebut. Pebelan sendiri adalah salah satu paguyuban tukang becak yang selama ini didampingi terus-menerus oleh MPM PP Muhammadiyah. Tidak hanya didampingi dalam bidang pemajuan ekonomi saja, lebih dari itu mereka juga memperoleh pendidikan agama. Seperti diajari baca Quran, tata cara shalat dll. Menurut Ketua MPM PP Muhammadiyah Said Tuhuleley, adanya bantuan becak Model ini diharapkan

55

DINAMIKA PERSYARIKATAN
BAKTI SOSIAL SD MUHAMMADIYAH 3 DENPASAR
Muhammadiyah Kota Balikpapan ini, Hajriyanto mengingatkan, pentingnya umat Islam dan segenap kader Muhammadiyah agar tetap menjaga kekompakan dan silaturahim. Sehingga Persyarikatan Muhammadiyah akan semakin kuat dan solid untuk mengembangkan dakwahnya di masyarakat, katanya. Tabligh Akbar, menurut Ir Hartono, Konsultan Pembangunan Masjid Al Furqan, bertujuan untuk menggalang biaya pembangunan Masjid Al Furqan. Acaranya dihadiri oleh Ketua DPRD Tk I Kalimantan Timur, Darlis Pattalongi dan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Timur, Suyatman serta Walikota Balikpapan, serta para Ketua PDM, PCM dan PRM serta Ortom. Hasil penggalangan dana spontanitas tersebut mencapai Rp 155 juta, hal ini disyukuri oleh Ketua Panitia Pembangunan Masjid Baharuddin Galib. (Khairil Anwar Diniy)

DENPASAR. Sekolah Dasar Muhammadiyah 3 Denpasar Bali melangsungkan bakti sosial yang berlangsung di Jembrana. Bakti sosial tersebut, menurut Kepala Sekolah, Mastulin SPd, sebagai wujud kepedulian kepada masyarakat, terutama kepada sesama Muslim di daerah pinggiran. Kegiatan setahun sekali ini, bertujuan untuk meningkatkan tali silaturahim dan ukhuwah Islamiyah. Kepedulian dari SD Muhammadiyah 3 Denpasar, mendapat apresiasi dari Camat Melaya, Yunani, SAg yang mewakili masyarakat Muslim di Jembrana. Dia mengungkapkan, tantangan dakwah di Jembrana adalah usaha pemurtadan yang dilakukan oleh pihak lain karena di daerah ini tidak ada sama sekali masjid dan sekolah Islam. Di Desa Palarejo, anak-anak yang sekolah terpaksa bersekolah di tempat yang dikelola oleh yayasan lain bukan Islam. Harapan besar dari kunjungan silaturahim SD Muhammadiyah 3 Denpasar akan membuka kesempatan bagi terlaksananya dakwah Islam di daerah ini. Sehingga saudarasaudara Muslim di Jembrana akan merasakan kesejukan dalam beribadah. Sebelumnya SD Muhammadiyah 3 Denpasar Bali, melakukan hal yang sama di Desa Banyubiru dan Pondok Pesantren Sabilal Muhtadin milik komunitas Muslim satu-satunya di daerah ini. (M Barhiman)

MAJELIS PUSTAKA TERBITKAN BUKU BANJARMASIN. Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Selatan menerbitkan buku Islam dan Lingkungan Hidup karya dari DR Sukarni, MAg perintis Muhammadiyah yang juga dosen di IAIN Antasari Banjarmasin. Menurut Ketua MPI PWM Kalsel, Drs M Adriani Yuliyarm MA, dalam bedah buku yang berlangsung di Aula Stikes Muhammadiyah Banjarmasin, mengatakan, penerbitan buku karya dari aktivis Muhammadiyah diharapkan dapat menjadi rujukan dari berbagai pihak, khususnya para pemerhati lingkungan hidup di Kalimantan Selatan. Sementara itu, DR Sukarni, MAg sendiri mengatakan, karyanya merupakan hasil disertasi Program Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Buku tersebut menyoroti aspek fiqih lingkungan sebagai wujud aturan perilaku manusia yang diturunkan dari norma dan dalil syariat. Dianggap sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi krisis lingkungan hidup saat ini. Untuk memperbaiki lingkungan hidup, khususnya di Kalimantan Selatan sangat diperlukan peran ulama. Sekaligus lembaga pendidikan dan umara sebagai pemegang kebijakan, katanya. (saroso) PELATIHAN BTM SE SULSEL MAKASSAR. Wakil Ketua Majelis Ekonomi Pimpinan Pusat Muhammadiyah, KH Abdullah Yasid, membuka Pelatihan Baitul Tamwil Muhammadiyah se Sulawesi Selatan, yang berlangsung di Kampus Unismuh Makassar Jalan Sultan Alauddin 259 Makassar. Acara tersebut diikuti oleh 60 orang peserta utusan Majelis Ekonomi dan Perguruan Tinggi Muhammadiyah. HM Yusuf Kadir, Wakil Ketua PWM Sulsel, dalam sambutannya mengatakan, Muhammadiyah merupakan organisasi yang

TABLIGH AKBAR DI MASJID AL FURQAN BALIKPAPAN. Wakil Ketua MPR RI, DR Hajriyanto Y Thohari, MA tampil sebagai pembicara dalam Tabligh Akbar di Masjid Al Furqan, baru-baru ini. Tabligh Akbar yang diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah
56
SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 12 - 26 MUHARRAM 1435 H

DINAMIKA PERSYARIKATAN
sangat besar dan telah memiliki aset yang luar biasa banyaknya di Indonesia. Memiliki infrastruktur yang begitu baik, namun sangat disayangkan kalau seluruh kekuatan potensi Muhammadiyah itu tidak dikelola dengan baik. Apalagi menyangkut bidang keuangan dan amal usaha. Pelatihan ini diharapkan, ujar HM Yunus Kadir, dapat mewujudkan Muhammadiyah sebagai kekuatan ekonomi di Indonesia. Dengan melahirkan Baitul Tamwil Muhammadiyah di tiap PRM dan PCM, serta PDM tentu akan melahirkan bank sendiri yang dikelola secara profesional dan mampu memberdayakan umat Islam. Abdullah Yasid, Wakil Ketua Majelis Ekonomi PP Muhammadiyah, mengatakan, diharapkan Sulsel mampu mendorong gerakan pemberdayaan ekonomi kerakyatan dengan sejumlah potensi amal usaha yang dimilikinya. Dan akan menjadi kekuatan ekonomi Muhammadiyah se Indonesia. DR Abdul Rahman, melaporkan dari 60 orang peserta akan mendapatkan pelatihan oleh para ahli keuangan dari PP Muhammadiyah dan pakar syariah. (hus) Ternyata para kader mubaligh tersebut sudah menjalankan tugas dengan benar serta mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab dalam mengaktualisasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh ke dalam realitas di masyarakat. (am)

ULAMA TARJIH KAJI KAPITALISME MAKASSAR . Mahasiswa Pendidikan Ulama Tarjih Universitas Muhammadiyah Makassar mengadakan kegiatan Kajian Islam Kotemporer dengan tema Kapitalisme dan Keretakan Umat Islam yang berlangsung di Kampus Rusunawa C Jalan Talasalapang 40 D Makassar, beberapa waktu lalu. Kajian menghadirkan pakar Islam Prof DR H Arifuddin Ahmad, MAg dan DR H Abdul Rahman Rahiem, SE, MM yang dihadiri oleh 150 orang mahasiswa se Kota Makassar.

PCM BAJAWA EKSIS NGADA . Pergerakan dakwah Muhammadiyah di Kecamatan Ngada, Nusa Tenggara Timur terus dilakukan untuk memperkuat jaringan organisasi agar lebih kuat lagi. Itulah sebabnya kendati di daerah ini mayoritas non Muslim, tetapi gerakan Muhammadiyah terus dilakukan untuk menandai semakin mantapnya PCM Bajawa. Eksistensinya akan terus ditingkatkan seiring dengan kebutuhan jaringan organisasi yang mendukung secara keseluruhan operasi gerakan dakwah Muhammadiyah. PCM Bajawa memiliki PRM Rawuk Taenterong di Kecamatan Riung dan PRM Barmaratawuk di Desa Sambinasi. Eksistensi keberadaan PCM Bajawa sangat diperlukan agar masyarakat semakin percaya akan keberadaan PCM Bajawa dalam membangun masyarakat yang agamis. (am) PENUGASAN MAHASISWA TANATORAJA . Sebanyak 30 orang mahasiswa Pendidikan Kader Ulama Tarjih Universitas Muhammadiyah Makassar bertugas menjadi khatib Hari Raya Idhul Adha di Tanatoraja dan beberapa daerah lainnya. Daerah lainnya tersebut, adalah kegiatan khatib di kota Soppeng, Luwu Utara, Gowa, Bantaeng, Luwu Timur, Enrekang dan Powali Mandar. Pengiriman para kader mubaligh tersebut dikoordinir oleh Sekretaris PUT Unismuh, Drs HM Husni Yunus, MPd. Menurut Husni kepada SM, penugasan mahasiswa itu untuk menunaikan tugas dakwah di setiap kabupaten sudah merupakan program kerja sama dengan pihak pemerintah. Serta dengan menjalin kerja sama dengan PDM dan Takmir Masjid serta PHBI daerah.

Pakar Ekonomi Syariah, DR H Abd Rahman Rahiem, mengemukakan ketika manusia berbicara masalah keuangan dan kekuasaan pasti masuk dalam wilayah kapitalisme. Perangkat kapitalisme itu berbicara tentang perangkat barang dan harga untuk mengukur kualitas manusia tentunya dengan pandangan ekonomi. Dalam hal ini akan muncul istilah profesionalisme, yang ukuran kualitas manusia ditentukan oleh tingkat ekonominya. Gerakan penumpukan harta seringkali dilakukan dengan berbagai cara, termasuk menghalalkan segala cara, katanya. Dari situlah terlihat aspek keretakannya, tentu saja gerakan kapitalisme itulah yang menjadi kekuatan dalam perebutan kekuasaan di negara maju dan berkembang. Yang melibatkan semua aspek budaya, politik, pendidikan dengan pendekatan kapitalis. Bukan lagi mampu mempertahankan iman dan taqwa suatu komunitas masyarakat jika sudah bersentuhan dengan aspek kapitalisme. Sementara itu, Prof DR H Arifuddin Ahmad, menuturkan,
SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 16 - 30 NOVEMBER 2013

57

DINAMIKA PERSYARIKATAN
kelemahan dan keretakan umat Islam dewasa ini disebabkan oleh aspek kapitalis. Sementara masyarakat kita dewasa ini yang bersentuhan dengan agama tidak mampu konsisten dalam penegakan syariat Islam. Masyarakat cenderung menjadi abuabu,katanya. Beberapa fenomena saat ini muncul sudah diwarnai dengan gerakan kapitalis dengan pola berpikir pragmatis tanpa melihat aspek keagamaan. (hus) Maei, Kecamatan Lage, Kabupaten Poso. Keberadaannya sudah mampu merancang mendirian PRM Toyado di Desa Toyado Kecamatan Lage dan PRM Tongko di Desa Tongko, Kecamatan Lage. Bahkan kini sudah mendirikan lagi PRM Mawomba di Desa Mawomba Kecamatan Tojo. Kecamatan Tojo sudah menjadi basis pergerakan dakwah Muhammadiyah untuk Kabupaten Poso yang kini terus membangun daerahnya dari keterpurukan. (am)

PELANTIKAN PC IPM KOTA BOYOLALI PCM TELAGA MILIKI 10 PRM GORONTALO. Membumikan persyarikatan Muhammadiyah dengan ciri khas gerakan dakwah, tidaklah mudah dilakukan. Tetapi di PCM Telaga Limboto, Kabupaten Gorontalo persebaran pimpinan ranting berjalan dengan baik. DI PCM Telaga tidak kurang 10 Pimpinan Ranting Muhammadiyah, yaitu PRM Tenilo di Jalan Protokol 2, PRM Hutuo di Jalan Bandeng 352, PRM Bonghulawa di Depag Kab Gorontalo, PRM Yosonegoro di Jalan Protokol km 23, PRM Bolihuangga di Kecamatan Liboto, PRM Tunggulo di SD Negeri I Tunggulo, PRM Dehualolo di Kelurahan Dehualolo, PRM Biyonga di Kecamatan Liboto, PRM Pone di Kelurahan Pone dan PRM Huidu di Komplek Tanah Lapang Pone Limboto. Harapan besar terpancar untuk kecamatan ini, mengingat di seluruh Kabupaten Gorontalo, salah satu PCM yang dinamis adalah PCM Telaga yang mengambil basis gerakan di rumah Ismail Djunu Hunggaluwa 192 Pone Limboto. Kegiatan dakwah dan keagamaan di PCM Telaga semakin meningkat seiring dengan seringnya kegiatan pengajian diadakan di kecamatan ini. (am) SD MUHAMMADIYAH TANJUNG REDEP BERAU. Muhammadiyah membangun masyarakat cerdas lewat pendidikan di seluruh Kalimantan Timur, semakin merambah ke daerah pelosok kabupaten. Gerakan dakwah ini untuk membangun dan menyiapkan generasi terdidik bangsa yang semakin hari semakin dibutuhkan. Sebagai contoh, di Kabupaten Berau Kalimantan Timur, Muhammadiyah sudah mendirikan Sekolah Dasar Muhammadiyah yang berada di Komplek Perguruan Muhammadiyah di Jalan Jenderal Sudirman Kampung Bugis Tanjung Redep, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Suasana proses pendidikan di Sekolah Dasar Muhammadiyah Tanjung Redep berjalan semakin bermutu dan berkualitas. Diharapkan, akan terus meningkat seiring dengan semakin lengkapnya fasilitas dan sarana pendidikan yang dibangun di sekolah ini. Ke depan di Tanjung Redep akan hadir sebuah sekolah Muhammadiyah yang memiliki kualitas mutu yang unggul, sehingga akan semakin banyak kader pimpinan Muhammadiyah yang lahir dari daerah ini. (am)

BOYOLALI. Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Kecamatan Kota Boyolali, Jawa Tengah, periode 20132015, beberapa waktu yang lalu telah dilantik. Pelantikan dan sekaligus pengajian akbar, dilaksanakan di Pendopo Bupati Boyolali. Sesuai hasil Musyawarah Cabang PC IPM Kota Boyolali, terpilih sebagai Ketua Umum adalah, Ipmawan Edy Syahrul. Pelantikan ini bertema, Wajah Baru Pimpinan Mewujudkan Pelajar Muhammadiyah yang Berkarakter. Acara pelantikan ini dihadiri seluruh perwakilan SMP dan SMA se-Kecamatan Kota Boyolali, Pimpinan Cabang Ortom Muhammadiyah dan beberapa organisasi pelajar lainnya di tingkat Kecamatan Kota Boyolali. Pelantikan dilakukan oleh Pimpinan Daerah IPM Kabupaten Boyolali. Sekretaris PCM Kota Boyolali, Suwarto dalam sambutannya berpesan 3 T (Tertib Ibadah, Tertib Belajar dan Tertib Berorganisasi). Sedangkan Mardiyono dari PCM Kota Boyolali menyampaikan peran penting IPM sebagai generasi Persyarikatan, Umat, Bangsa dan Negara dalam megamalkan ajaran Islam secara kaffah. (Joko Tri)

TIGA PRM DI POSO POSO. Kabupaten Poso hingga saat ini telah menandai kehadiran Pimpinan Cabang Muhammadiyah yang berbasis di Desa
58
SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 12 - 26 MUHARRAM 1435 H

DINAMIKA PERSYARIKATAN
PAY LIMBOTO BERTAHAN LIMBOTO. Keberadaan Panti Asuhan Yatim Piatu Aisyiyah di Limboto, menandai makin bertebarannya syiar Islam lewat Muhammadiyah dan Aisyiyah di Limboto. Aisyiyah Daerah Limboto bergerak dan melangkah seiring dengan perkembangan Muhammadiyah di daerah ini yang semakin berkembang, Aisyiyah juga memandang pesebarannya lewat jaringan cabang dan ranting Aisyiyah. Tentunya amal usaha di bidang sosial dan pendidikan menjadi sarana dakwah yang menarik bagi masyarakat untuk mendekatkan diri dengan dakwah yang dilalukan Aisyiyah. Jika perkembangan ini semakin berjalan konsisten, akan memantapkan semakin bertahannya gerakan Aisyiyah di Lomboto, bahkan semakin kuat. Diharapkan dengan pertumbuhan jaringan di berbagai bidang kehidupan masyarakat, semakin memberikan kepercayaan diri dan semangat bergerak dalam amar makruf nahi munkar. (am) PELANTIKAN IMM CIREBON
SEMARANG. Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kota Semarang, beberapa waktu yang lalu menyelenggarakan kajian enterpreuner, bertempat di Gedung Dakwah Muhammadiyah Jawa Tengah. Kegiatan ini dihadiri lebih dari 100 peserta. Menampilkan narasumber H Saefudin Waspada (pengusaha eksportir mebel) dan Dra Hj Siti Fatimah (pengusaha wanita). Keduanya memberikan rumusan-rumusan bagaimana untuk memulai menjadi pengusaha atau mengembangkan usaha menjadi besar. Tindak lanjut dari kajian ini adalah, akan mendirikan BMT yang nantinya akan dikembangkan di seluruh Kecamatan di Kota Semarang dan akan dikelola secara profesional. Amal usaha ini didirikan atas dasar kebersamaan dan kejujuran. Sehingga, ketika usaha ini nanti berkembang dengan pesat, diharapkan mampu menyerap dan mengakomodir generasi muda yang belum mendapat pekerjaan. Sehingga dapat mengurangi pengangguran di Kota Semarang. Selain itu, usaha ini diharapkan dapat berkembang dengan baik dan dapat dijadikan sebagai wahana dakwah. (Amrudin Mahfudz Jumal) kita tingkatkan kualitas yang dimiliki. Namun tidak lupa juga kuantitas. (Fadli Adin Budiarjo)

KAJIAN ENTERPRENEUR PDPM KOTA SEMARANG

CIREBON. Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Cirebon, belum lama ini dilantik. Pelantikan yang mengambil tema, Memperkokoh Tali Persaudaraan dalam Suasana Pergerakan yang Islamiini, dilaksanakan di kampus Akademi Farmasi Muhammadiyah Kabupaten Cirebon. Hadir dalam acara itu, diantaranya: Ahmad Dahlan, Ketua PDM Kabupaten Cirebon, M Umar mewakili PDM Kota Cirebon, DPD IMM Jawa Barat, pengurus PC IMM Cirebon periode 2012-2013 dan tamu undangan dari Akbid Muhammadiyah. Mohamad Ranudin, Ketua Umum PC IMM Cirebon periode 2013-2014, dalam sambutannya mengatakan, Dalam masa kepemimpinan kami, kami akan mencoba untuk membenahi tata kelola organisasi untuk mengawali tertib organisasi. Serta mengoptimalkan potensi dan pemetaan bakat minat kader.. Turut memberikan sambutan, dari DPD IMM Jawa Barat, Ketua PDM Kabupaten Cirebon dan Ketua PDM Kota Cirebon. Ketua PDM Kota Cirebon dalam sambutannya mengatakan, Yang namanya amanah jangan ditinggalkan. Karena ketika amanah itu ditinggalkan, maka kita sudah berkhianat. Kualitas personal immawan dan immawati tidak boleh dihilangkan. Artinya,

PCM BATUYANG RANCANG PRM LOMBOK TIMUR. Pimpinan Cabang Muhammadiyah Batuyang yang berbasis di Panti Asuhan Muhammadiyah Batuyang Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur menandai semakin mantapnya persebaran jaringan organisasi di cabang Batuyang. Pimpinan Cabang Muhammadiyah Batuyang yang memiliki Pimpinan Ranting Muhammadiyah Batuyang Tengah bersekretariat di Desa Batuyang, sedang PRM Batuyang Lauk bersekretariat di KUA Kecamatan Pringggabaya. Oleh karena itu diharapkan pendirian PRM akan semakin berkembang lagi, persebaran organisasi di beberapa desa yang belum terjangkau oleh gerakan dakwah Muhammadiyah.
SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 16 - 30 NOVEMBER 2013

59

DINAMIKA PERSYARIKATAN
Selain itu tentunya akan memantapkan gerakan pendirian amal usaha di daerah ini.(am) Banyuwangi. Dilaksanakan di PC Aisyiyah Muncar. Tabligh akbar ini dihadiri sekitar 1.000 anggota dan simpatisan Aisyiyah seKabupaten Banyuwangi, Muhammadiyah dan Ortom. Dihadiri pula anggota Forum Pimpinan Kecamatan. Camat Muncar, Drs Muh Kholid Askandar, dalam sambutannya mengatakan bahwa Muhammadiyah dan Ortomnya harus ikut bekerjasama membangun bangsa ini menjadi lebih baik. Sedangkan Ketua PD Aisyiyah Banyuwangi, Dwi Deritaningtyas mengajak seluruh warga Aisyiyah untuk mengimplementasikan surat Al-Maun dalam kehidupan sehari-hari. Dan menjadikan spirit dalam berdakwah di semua jenjang. Tema Milad Aisyiyah tahun ini, adalah Jelang Satu Abad Gerakan Al-Maun melalui Praksis Sosial untuk Kemajuan Bangsa. (Anis Ilmiati)

ULAMA TARJIH KAJI KITAB GUNDUL IT MAKASSAR. Mahasiswa Program Pendidikan Ulama Tarjih Universitas Muhammadiyah Makassar kajian kitab gundul Tafsir dan Hadits dengan menggunakan teknologi informasi layanan internet online yang berlangsung di Kampus Rusunawa C Makasar. Menurut Ketua BEM PUT-Unismuh, Ramadhan Katu, kajian ini dilaksanakan setiap hari Ahad dengan melibatkan semua mahasiswa PUT-Unismuh. Dalam kajian tersebut akan dapat mendapatkan informasi langsung dan konkrit terhadap isi dan makna kitab dengan pendekatan bahasa arab dan teknologi informasi berbasis internet online. Untuk kajian ini, para mahasiswa mendapatkan pengetahuan secara langsung dari sumber langsung, yakni Al Quran dan Hadits dengan kajian bahasa Arab. (hus) MILAD AISYIYAH BANYUWANGI

BANYUWANGI. Pimpinan Daerah Aisyiyah, Kabupaten Banyuwangi dalam rangka memperingati Milad Aisyiyah ke-99, menyelenggarakan beberapa kegiatan, diantaranya: lomba Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), diikuti oleh TK ABA se-Kecamatan Kota Banyuwangi, lomba Tartil Al-Quran dan Lomba Pidato, diikuti guru-guru TK ABA se-Kabupaten Banyuwangi, bakti sosial dengan pembagian sembako kepada masyarakat pesisir pantai desa Pakis Rowo. Yang merupakan daerah rintisan binaan Qoriyah Thoyyibah. Rangkaian acara milad ditutup dengan tabligh akbar, yang disampaikan Dr H Mukhlis Lahuddin, MSi Wakil Ketua PDM
60
SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 12 - 26 MUHARRAM 1435 H

LKBH KENDAL ADAKAN RAKER DAN SOSIALISASI KENDAL. Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum (LKBH) PDM Kendal, belum lama ini mengadakan rapat kerja dan sosialisasi UU No.16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum. Acara ini dilaksanakan di Gedung Dakwah Muhammadiyah Kendal, dan dihadiri oleh Majelis Hukum dan HAM PWM Jawa Tengah, PDM Kendal beserta Ortom, Pimpinan RSI Muhammadiyah Kendal, RSI Darul Istiqomah Muhammadiyah Kaliwungu, Direktur AKPER Muhammadiyah Kendal, Ketua dan Sekretaris PCM se-Kabupaten Kendal. Menurut H Djamzuri, SH selaku Ketua Majelis Wakaf dan Kehartabendaan PDM Kendal, yang mewakili Ketua PDM, mengatakan bahwa keberadaan dan kehadiran LKBH PDM Kendal, pada saat yang tepat dan patut untuk mendapat apresiasi dari warga Persyarikatan Muhammadiyah. Pada saat ini, ujar beliau, di Kendal masih ada pekerjaan rumah untuk segera ditangani, dituntaskan terkait proses pensertifikatan tanah Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Kendal. Serta masalah sengketa tanah wakaf milik Persyarikatan. Perlu adanya jalinan kerjasama yang baik antara LKBH PDM dengan Majelis Wakaf dan Kehartabendaan. Disisi lain, lanjut Djamzuri, angka perceraian yang tinggi di Kendal, ada yang melibatkan warga Persyarikatan yang kurang mampu, membutuhkan pendampingan beracara dan untuk membela hak-hak kaum Ibu di Pengadilan Agama setempat. Hal yang sama disampaikan H Agna Susila, SH, MHum, Dekan FH Universitas Muhammadiyah Magelang dan selaku anggota Majelis Hukum dan HAM PWM Jawa Tengah, yang hadir sebagai narasumber, memberi motivasi dan apresiasi atas berdirinya LKBH PDM Kendal. Untuk ikut berperan menerima konsultasi, memberi penyuluhan hukum dan bantuan hukum pada warga Persyarikatan Muhammadiyah yang kurang mampu. Beliau berharap pimpinan LKBH PDM Kendal untuk segera mengurus administrasi pendaftaran dan proses akreditasi kepada Kementerian Hukum dan HAM RI. (Muhammad Suud)

DINAMIKA PERSYARIKATAN
PCM TIKUNG KELOLA MASJID NAMIRA LAMONGAN. Pimpinan Cabang Muhammadiyah Tikung, Lamongan, Jawa Timur mendapat amanah untuk mengelola masjid baru bernama Namira. Masjid yang terletak di Jln Raya Jotosanur, berukuran 20 x 30 m2 ini merupakan sumbangan dari keluarga besar H Johni Hilmi Reza. Pengelolaan masjid ini diserahkan kepada Pimpinan Cabang Muhammadiyah Tikung, yang diterima oleh Ketua PCM Tikung, Drs H Ahmad Zaini. Arti Namira adalah harimau perempuan yang amat berani atau masjid di daerah Arafah, ujar H Raden Farid, SH mantan Bupati Lamongan, yang mewakili keluarga. Acara peresmian dan penyerahan masjid Namira dihadiri oleh HM Makin Abbas, Lc,MA (Ketua DPRD Lamongan), para ulama, tokoh-tokoh Muhammadiyah dan jamaah sekitar 3.000 orang. Masjid Namira, selain digunakan untuk kegiatan ibadah, juga difungsikan sebagai pusat kegiatan dakwah Islam. (Barkussalam) PELETAKAN BATU PERTAMA PEMBANGUNAN MASJID AL-MUTTAQIN
menerima para donatur yang ingin mendonasikan sebagian rezekinya. (Sunarno Raharjo)

HARI BERMUHAMMADIYAH PDM SUKOHARJO

SLEMAN. Pimpinan Ranting Muhammadiyah Catur Tunggal Barat, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakartra beberapa waktu yang lalu memulai pembangunan masjid di Desa Catur Tunggal. Masjid yang akan dibangun ini diberi nama Masjid AlMuttaqin. Pembangunan masjid secara simbolis dilakukan dengan peletakan batu pertama dan pengajian akbar. Acara peletakan batu pertama ini mendapat sambutan yang baik dari masyarakat. Terutama warga Muhammadiyah, Aisyiyah dan Ortom seperti IMM dan Tapak Suci. Peletakan batu pertama pembangunan masjid, dilakukan oleh Bupati Sleman, Drs H Sri Purnomo, MSi. Disaksikan Camat Depok, Drs Krido Supriyanto dan Kades Catur Tunggal, Agus Santoso, SPsi. Serta pegurus Muhammadiyah dan Aisyiyah. Sedangkan pengajian akbar diisi Ustadz Budi Setyawan, ST dari PP Muhammadiyah. Dalam kesempatan itu juga dilakukan pengumpulan donasi berupa barang seperti semen, besi dan uang terkumpul sejumlah Rp 15. juta rupiah. Panitia juga masih

SUKOHARJO. Pimpinan Daerah Muhammadiyah, Sukoharjo, Jawa Tengah secara rutin mengadakan hari Bermuhammadiyah setiap bulannya. Hari Bermuhammadiyah yang diselenggarakan di Masjid Baitur Rahman ini menghadirkan pembicara Drs H Hajriyanto Y Tohari, MA. Dalam tausiyahnya beliau menyampaikan bahwa, umat Islam di Indonesia lebih banyak menghargai minoritas. Misalnya, memberi keleluasaan agama minoritas untuk memperingati hari besar. Dengan cara menentukan hari libur untuk memperingati hari besar mereka. Sedangkan di Amerika Serikat, tidak memberi libur hari raya Islam. Hajriyanto yang Wakil Ketua MPR itu, mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara berpenduduk terbesar keempat di dunia. Dan memiliki penduduk miskin sebesar 11,6 persen atau sekitar 29 juta. Mestinya pemerintah tanggap tentang kemiskinan ini. Padahal mulai dari menteri, gubernur, walikota dan bupati sampai lurah sudah berjanji untuk mengentaskan kemiskinan. Tetapi tidak ada perubahan. Menghadapi tantangan ini Lazis Muhammadiyah ikut ambil bagian dalam menolong pengentasan kemiskinan. Dalam kesempatan itu, Hajriyanto yang juga pengurus PP LazisMu melaunching LazisMu unit PD Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Sukoharjo. Hari ber-Muhammadiyah kali ini dihadiri Sekda Sukoharjo, Agus Santosa mewakili Bupati yang sedang umrah. (Sugino)
SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 16 - 30 NOVEMBER 2013

61

IBRAH

Wasiat Sang Pencerah


W
aktu itu penghujung tahun 1922. Beberapa bulan lagi akan diselenggarakan Rapat Tahunan Muhammadiyah. Kiai Haji Ahmad Dahlan kondisi kesehatannya menurun. Para sahabat dekat, murid, dan keluarga cemas. Maka diputuskanlah agar Kiai diantar tetirah, istirahat untuk menyembuhkan sakit. Tempat yang dipilih Tretes, daerah pegunungan nan sejuk di Malang Jawa Timur. Beliau diantar Haji Fakhruddin dan M Abdullah. Namun apa yang terjadi? Setelah dua bulan di Tretes, Kiai Dahlan bukan istirahat. Kiai malah menggerakkan shalat jamaah dan bertabligh untuk menghidupkan kegiatan umat Islam di sana. Karena tak ada kabar, maka diutuslah orang untuk mengetahui keadaannya. Ternyata, Kiai tambah kurus, kaki bengkak, dan kesehatannya makin tidak baik. Akhirnya, beliau dibawa kembali ke Yogyakarta. Setibanya di Yogyakarta, tidak lama diadakan Rapat Tahunan, Januari 1923. Beliau sempat membuka rapat dan memberikan taushiyah. Selebihnya Rapat dipimpin pengurus lain. Dalam taushiyahnya, Kiai mengingatkan pentingnya umat Islam khususnya warga Muhammadiyah istiqamah menjalankan pesan Hadits Nabi: Telah kutinggalkan di dalamnya dua perkara, selama dua perkara itu kamu pegang teguh, maka kamu tidak akan sesat selama-lamanya, yaitu Kitab Allah dan Sunnah Rasul. Kiai tanggal 13 Januari 1923 sempat menghadiri pendirian Rumah Miskin dan pada 15 Februari meresmikan Poliklinik PKO Muhammadiyah. Namun setelah itu kesehatannya terus memburuk. Beliau sempat diingatka dr Ofrenga dan dr Sumowidagdo untuk istirahat total. Demikian pula ketika Nyai Walidah Dahlan, istri tercintanya, mengingatkan. Kiai Dahlan menjawab, bahwa dirinya ingin meletakkan fondasi yang kokoh dari perjuangan Muhammmadiyah yang didirikannya, sehingga penerusnya tinggal melanjutkan. Kiai Dahlan, sebagaimana ditulis Kiai Syuja (1988) bahkan sempat memberikan wasiat kepada Kiai Ibrahim berikut ini: Him, agama Islam itu kami misalkan laksana gayung (cotang) yang sudah rusak vorm (pegangan)-nya, dan rusak pula kalengnya, sudah sama bocor dimakan teyeng (karat), sehingga tidak dapat digunakan pula sebagai gayung. Oleh karena kita umat Islam perlu akan menggunakan gayung tersebut, tetapi tidak dapat karena gayung tersebut sudah sangat rusaknya. Sedangkan kamu tidak mempunyai alat untuk memperbaikinya, tetapintetangga dan kawan-kawan sekitarku itu banyak yang memegang dan mempunyai alat itu, tetapi mereka juga tidak mengetahui bahwa alat-alat yang dipegang dan dimiliki itu dapat digunakan untuk memperbaiki gayung yang dibutuhkan itu. Maka perlulah kami mesti berani meminjam untuk memperbaikinya. Kiai melanjutkan, Siapakah tetangga dan kawan-kawan yang ada di sekitar kami itu? Ialah mereka kaum cerdik pandai dan mereka orang-orang yang terpelajar yang mereka itu tidak tahu memahami agama Islam. Padahal, mereka itu pada dasarnya merasa dan mengakui bahwa pribadinya itu Muslim juga. Karena banyak mereka itu memang daripada keturunan kaum Muslimin, malah ada yang keturunan dari penghulupenghulu dan Kiai-Kiai yang terkemuka. Tetapi, karena mereka melihat keadaan umat Islam pada umumnya dalam keadaan krisis dalam segala-galanya, mereka tidak ingin menjadi umat yang bobrok. Oleh karena itu dekatilah mereka itu dengan cara yang sebaik-baiknya sehingga mereka mengenal kita, dan kita mengenal mereka. Sehingga, perkenalan kita bertimbal balik, sama-sama memberi dan sama-sama menerima. Allah akhirnya menentukan garis ajal Kiai Dahlan. Sang Pencerah itu wafat pada 23 Februari 1923. Dalam usia muda (55 tahun) mujadid Islam itu tidak meninggalkan harta duniawi, tetapi mewariskan amal jariyah sebagai kekayaan terbesar sepanjang sejarah: Muhammadiyah! Kiai memberikan pelajaran penuh makna. Bagaimana mengisi hidup sepanjang perjalanan dan lebih khusus di ujung hayat dengan amal shaleh yang mencerahkan. Sebab, siapa tahu tidak sedikit orang beriman di usia senja lupa akan bekal akhirat. Hal yang dikejar hanya uang, harta, kuasa, dan segala aktivitas hidup yang menyenangkan diri secara inderawi. A. Nuha

62

SUARA MUHAMMADIYAH 22 / 98 | 12 - 26 MUHARRAM 1435 H

You might also like