You are on page 1of 58

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pada bagian ini akan dijelaskan berbagai teori mengenai jaringan komputer, khususnya Mobile Ad Hoc Network beserta dengan NS-3 sebagai perangkat network simulator yang digunakan pada penelitian ini. Pembahasan pada landasan teori ini akan dimulai dari tinjauan singkat mengenai bagian-bagian penting dari sistem jaringan komputer yang merupakan dasar dari teknologi Mobile Ad Hoc Network. Pustaka yang dipilih disesuaikan berdasarkan keterkaitan isi dari pustaka tersebut dengan ruang lingkup topik yang dibahas secara lengkap dan menyeluruh, sehingga dapat mendukung pemecahan masalah yang diteliti dalam penelitian ini.

2.1

Protokol Jaringan Sebuah protokol menjelaskan format dan urutan dari pertukaran pesan-pesan

antara dua atau lebih entitas komunikasi dan juga perlakuan apa yang harus diambil pada saat transmisi dan atau saat penerimaan pesan ( ames !. "urose, #$$$%. Protokol jaringan terbagi atas 3, yaitu model &S' (Open Systems

Interconnection%, model ()P*'P, dan model +(, (Asynchronous Transfer Mode% (). Si-a .am, #$$/%.

2.1.1

OSI Model ,odel ini pertama kali dikemukakan oleh badan standarisasi dunia ('nternational

&rgani0ation for Standari0ation% atau biasa disebut dengan 'S&, dan telah menjadi protokol standar yang digunakan pada berbagai lapisan jaringan. ,odel ini bernama Open Systems Interconnection (&S'% dan sesuai dengan namanya, protokol ini bertujuan untuk mengatur mekanisme komunikasi antara sistem (mesin% dalam jaringan komunikasi yang terbuka untuk berkomunikasi dengan sistem lainnya. &S' terbagi atas 1 layer*lapisan, diantaranya2

Gam ar 2.1 Se!en La"er OSI

1. ". $. %. &. '. (.

hysical !ayer #ata !ink !ayer Network !ayer Transport !ayer Session !ayer resentation !ayer Application !ayer

Setiap lapisan tersebut saling berhubungan dan memiliki tugas serta fungsi masingmasing. 3erikut adalah penjelasan singkat mengenai ketujuh layer tersebut. 1. Physical Layer 4apisan ini bertanggung jawab dalam proses transmisi setiap bit melalui perantara fisikal. 4apisan ini berhubungan dengan mechanical dan electrical specifications dari perangkat keras jaringan yang dipakai dengan media physical transmission yang digunakan untuk transmisinya. Mechanical specifications biasanya berhubungan dengan kabel, connectors, dan segala macam yang berkaitan dengan hubungan antar jaringan. Sedangkan untuk electrical specifications, berhubungan dengan tingkat tegangan yang biasa digunakan untuk merepresentasikan informasi digital (binary 5 dan $% dan durasi dari setiap bit. 2. Data Link Layer 4apisan ini berfungsi untuk memastikan transmisi data yang dilakukan bebas dari kesalahan. Selain itu, lapisan ini juga bertugas untuk menerima data dari lapisan diatasnya, membagi datanya menjadi beberapa paket * frame, yang kemudian paket-paket * frame)frame tersebut ditransmisikan. Pada lapisan ini

juga terdapat mekanisme pendeteksian dan mentransmisi ulang paket yang rusak atau hilang. 3. Network Layer 4ayer ini bertanggung jawab dalam routin* paket data dari node sumber ke node tujuan. Selain itu, network layer juga bertanggung jawab dalam pengalamatan node. +on*estion control juga menjadi tanggung jawab network layer. 4. Transport Layer (ransport 4ayer memiliki beberapa fungsi penting seperti, segmentasi dan penyusunan kembali pesan, perbaikan kesalahan yang terjadi, pemantauan ,uality of Ser-ice (6oS%, dan end to end flow control. 5. Session Layer Sebuah session bisa didefinisikan sebagai koneksi antar # presentation layer (yang akan dijelaskan setelah Session 4ayer%. (ugas dari Session !ayer adalah pembangunan dan pelepasan dari sebuah sesi dalam suatu koneksi, interaction mana*er (yang menentukan apakah sesi tersebut two)way simultaneous. two)way alternate, atau one)way interaction% dan sinkronisasi antar sesi. 6. Presentation Layer 4apisan ini berhubungan dengan sintaks dan semantik dari pertukaran informasi antar dua sistem. resentation layer memastikan pertukaran pesan antar dua proses yang ada pada komputer yang berbeda dimana representasi data yang digunakan berbeda, memiliki arti secara umum yang sama.

7. Application Layer Application !ayer berperan sebagai interface kepada proses suatu aplikasi yang membutuhkan bantuan komunikasi. 4apisan ini mengacu pada pelayanan komunikasi pada suatu aplikasi.

2.1.2

T#P $ IP %Trans ission !ontrol Protocol " #nternet Protocol& $o%el ,odel ini yang biasa digunakan pada internet sekarang ini. ,odel ini awalnya

dirancang oleh +.P+N7( sebelum menjadi model standar yang digunakan secara luas. ()P*'P hanya memiliki / layer yang diantaranya adalah host)to)network layer, internet/network layer. transport layer dan application layer dan berikut adalah penejelasan singkatnya. &ost'to'network Layer 4apisan ini bersifat mirip seperti physical layer pada &S'. Host harus terhubung pada jaringan menggunakan beberapa protokol yang bertujuan untuk mentransmit paket yang dikirim. #nternet Layer !ungsi utama dari lapisan ini adalah routin* dan con*estion control. Internet layer mendefinisikan sebuah protocol yang biasa disebut 'P atau Internet rotocol. Paket yang dikirim oleh Internet !ayer kepada lapisan

dibawahnya harus mengikuti format 'P ini. Transport Layer Transport layer pada ()P*'P juga memiliki cara kerja yang mirip dengan Transport !ayer pada model &S'. Namun, faktanya adalah desain dari model transport layer &S' dipengaruhi oleh operasi dan performa dari ()P. Pada layer

ini juga, protokol komunikasi Transmission +ontrol #ata*ram

rotocol (()P% dan 0ser

rotocol (89P% ditetapkan. ()P bersifat connection oriented. Pada

()P, dibutuhkan pembangunan koneksi untuk pertama kalinya sebelum transfer data yang sebenarnya dapat dilakukan. Setelah koneksi terjalin, barulah kemudian pengiriman paket dapat dilakukan melalui jalur yang sudah ditentukan. Paket yang dipecah pada saat sebelum proses pengiriman akan dikirimkan secara terurut dan akan disatukan kembali sesuai dengan urutan diterimanya paket tersebut. Pada ()P juga terdapat flow control yang dapat mengatur arus transmisi data, sehingga resiko kehilangan data dan jaringan o-erloaded lebih kecil. 89P merupakan protokol transport layer yang sederhana dan tidak menjamin keandalan dalam pengiriman paket. Protokol ini mendukung multicast dan broadcast. 89P mengutamakan waktu pengiriman data daripada keutuhan data. Protokol 89P bersifat connectionless. "omunikasi dicapai dengan

mengirimkan informasi satu arah, dari sumber ke tujuan tanpa memeriksa terlebih dahulu keberadaan tujuan dan kesiapan koneksi dalam menerima data. 89P menggunakan metode +yclic 1edundancy +heck ().)% untuk memeriksa integritas paket. Saat error pada paket terdeteksi, paket dinyatakan hilang dan dibuang. Protokol ini didefiniskan untuk komunikasi packet)switched pada jaringan komputer yang saling terhubung (.!) 1:;%. 89P tidak menyediakan mekanisme con*estion control untuk mengatasi jaringan yang padat. 89P cocok digunakan untuk aplikasi seperti 2oice O-er)I . online *ames. internet radio dimana keutuhan paket tidak menjadi prioritas utama.

Gam ar 2.1 Pro'il (DP

Source port address mengindikasikan port yang mengirim proses pengiriman datagram. #estination port adress mengindikasikan port yang menerima datagram. 4ength berisi ukuran datagram dalam bytes yang juga termasuk header di dalamnya. +hecksum merupakan bagian optional 5:-bit 5<s komplemen dari jumlah header pseudo)I . header 0# , data 89P dimana header pseudo)I ukuran 89P. Application Layer 3ersifat sama seperti +pplication 4ayer pada model &S'. Pada 4ayer ini berisi le-el protocol yang lebih tinggi seperti !ile (ransfer Protocol (!(P% yang digunakan untuk pengiriman file antar komputer, =irtual (erminal ((74N7(% yang dapat menyediakan fasilitas remote login, Simple ,ail (ransfer Protocol berisi alamat 'P sumber dan alamat 'P tujuan, protokol dan

(S,(P% yang biasa digunakan untuk pengiriman e-mail dan >yper(e?t (ransfer Protocol (>((P% untuk mentransfer halaman web melalui internet.

2.1.)

ATM Model Asynchronous Transfer Mode (+(,% model pertama kali dikembangkan oleh

3roadband)Inte*rated Ser-ice #i*ital Network (3-'S9N%. ,odel +(, ini cukup berbeda dengan model &S' ataupun ()P*'P. Pada model ini, semua informasi ditransmisikan kedalam bentuk paket @ paket kecil berukuran tetap yang disebut dengan cells. 8kuran dari cells tersebut adalah A3 byte, dimana A byte sebagai header diikuti oleh /; byte yang dapat diisi. +(, menggunakan teknologi yang disebut cell switchin*. +ell switchin* mirip dengan packet switching, yang dimana membagi data kedalam beberapa cell yang berukuran sama, lalu ditransmisikan melalui channel tertentu yang biasa disebut sebagai -irtual channel dan saling berbagi dengan node @ node lainnya. Perbedaan antara packet switchin* dengan cell switchin* adalah ukuran cell pada cell switchin* sifatnya tetap, pada packet switchin* tidak. +(, juga dapat berjalan pada physical layer apapun dan biasanya +(, berjalan pada fiber optic menggunakan standar S&N7( pada kecepatan 5AA,A# ,bps, :## ,bps dan lebih tinggi lagi ( ames !. "urose et al., #$$$%.

2.2

*irele++ Net,ork 4ireless Network atau aringan Nirkabel adalah jaringan komputer yang

menggunakan frekuensi radio sebagai perantara komunikasinya. Sistem komunikasi radio nirkabel pertama kali ditemukan oleh Buglielmo ,arconi pada tahun 5;C1. Pada

tahun 5C$5, beliau sukses mendemonstrasikan sistem telegraph nirkabelnya dengan mentransmisikan sinyal radio menyeberangi Samudra +tlantik dari 'nggris ke +merika, menjangkau lebih dari 5.1$$ mil (). Si-a .am, #$$/%. Mobile 4ireless Network terbagi menjadi dua tipe jaringan yang dibedakan berdasarkan infrastruktur yang menunjang terbentuknya jaringan tersebut. aringan mobile yang memiliki infrastruktur lengkap, misalnya memiliki access point. *ateway dan routin* support disebut sebagai Mobile I dan jaringan mobile yang tidak memiliki infrastruktur dinamakan Ad Hoc Network (+. +li, #$$/%.

2.)

Mo ile Ad -o. Net,ork Mobile Ad Hoc Network (,+N7(% adalah jaringan wireless yang tidak

mempunyai sebuah infrastruktur yang tetap atau administrasi yang terpusat. Node)node pada jaringan ini bergerak secara acak dan berubah @ ubah sehingga topologi jaringan ini dapat berubah dengan cepat dan tidak dapat diperkirakan (3asagni, #$$/%. Secara umum, rute diantara node di dalam jaringan ad hoc termasuk jaringan wireless multi hop. Bambar dibawah ini menunjukkan sebuah contoh jaringan mobile ad hoc. Seperti yang ditunjukkan pada gambar, sebuah jaringan mobile ad hoc terdiri dari beberapa peralatan home)computin*, seperti notebook dan yang lainnya. Setiap node mampu berkomunikasi secara langsung dengan node yang lainnya yang terletak pada jarak transmisi. 8ntuk berkomunikasi dengan node yang berada di luar jarak tersebut, node membutuhkan node perantara untuk menyampaikan messa*e dari hop ke hop.

Gam ar 2.2 Mo ile Ad/-o. Net,ork %Ba+agni&

"arakteristik yang spesifik pada jaringan mobile ad hoc wireless network (3asagni, #$$/253% 2 (ireless $ Nirka el. Node)node berkomunikasi secara wireless dan dapat berbagi pada media yang sama (radio. infrared, dll.%. A%'hoc')ase%. Mobile ad hoc network adalah jaringan sementara yang dibangun secara dinamis dengan cara yang berubah-ubah oleh sekumpulan node.

Mandiri dan tan0a in'ra+tr1kt1r. ,+N7( tidak bergantung pada infrastruktur yang tetap atau administrasi yang terpusat. Setiap node berjalan dengan cara peer)to)peer terdistribusi, bertindak sebagai router, dan menghasilkan data sendiri

$*ltihop ro*tin+. Setiap node bertindak sebagai router dan menyampaikan paket yang lainnya sehingga memungkinkan penyebaran informasi diantara mobile host. $o)ility $ Pergerakan. Setiap node bebas untuk bergerak dalam berkomunikasi dengan node yang lain. (opology dari ad-hoc network bersifat dinamis karena pergerakan nodenya yang tergantung oleh situasi tertentu sehingga hubungan antar nodenya terus berubah secara berkala

2.).1

Protokol Ro1ting 1outin* adalah sebuah aksi memindahkan informasi dari node sumber ke node

tujuan melalui sebuah jaringan. Selama proses ini, minimal harus ada sebuah node penengah antara node sumber dan node tujuan. "onsep routin* pada dasarnya melibatkan # aktifitas2 Pertama, menentukan jalur routin* yang paling optimal dan yang kedua, pengiriman sekumpulan informasi (biasa disebut paket% melalui suatu jaringan. ,enurut ). Si-a .am (#$$/%, tanggung jawab sebuah routin* protocol adalah melakukan pertukaran informasi ruteD menemukan jalur yang mungkin untuk sampai ke node tujuan dengan memperhatikan panjang lompatan, energi yang dibutuhkan seminimal mungkin, dan lama jangka hidup dari hubungan nirkabel tersebutD

mengumpulkan informasi tentang jalur yang putusD memperbaiki jalur yang rusakD dan memanfaatkan bandwidth yang minimum. +dapun masalah-masalah yang dihadapi protokol routin* yaitu2

Per+erakan Salah satu faktor penting dari ad hoc wireless network adalah pergerakan atau mobilitas node @ nodenya. ,obilitas node @ node tersebut juga yang menyebabkan terjadinya jalur yang putus, paket data yang bertabrakan, terlewatinya sebuah node. routin* information yang sudah tidak cocok, dan kesulitan dalam penggunan sumber daya. ,atasan )an%wi%th &leh karena channel yang digunakan terbagi ke semua node yang masih dalam daya jangkau, bandwidth untuk setiap wireless linknya tergantung dari jumlah node dan traffic yang ditangani. Potensi -rror %an channel yan+ ter)a+i 3it 5rror 1ate (37.% pada wireless channel sangatlah tinggi jika dibandingankan dengan jaringan yang menggunakan kabel. Pertimbangan akan keadaan dari wireless link, rasio si*nal-to)noise, dan jalur yang berpotensi hilang pada ad hoc wireless network dapat meningkatkan efisiensi dari sebuah routin* protocol. .eter+ant*n+an terha%ap lokasi Sebuah lokasi menentukan kebutuhan sebuah channel dalam

menggunakan sumber daya yang ada. Perebutan penggunaan sumber daya yang tinggi pada suatu channel dapat menghasilkan tingkat tabrakan paket yang tinggi

dan pembuangan bandwidth secara sia-sia. Sebuah routin* protocol yang bagus diharapkan didalamnya dapat memiliki mekanisme untuk mendistribusikan isi dari channel tersebut secara merata, sehingga perebutan sumber daya tersebut dapat dihindari.

,atasan %ari s* )er lain +da juga batasan @ batasan dari sumber lain seperti computin* power, kekuatan batere, dan kapasitas buffer yang juga membatasi kemampuan sebuah routin* protocol.

Gam ar 2.) -irarki Protokol Ro1ting Ad/-o.

9alam ad hoc routin* protocols, ada 3 bagian utama bedasarkan topologinya yaitu2 1. /lat 0o*tin+ Protokol yang tergolong dalam kategori flat routin* menggunakan skema pengalamatan yang sama dengan yang digunakan oleh '777 ;$#.3 4+N. Semua node yang terhubung memiliki alamat yang berbeda antara satu dengan yang lainnya (). Si-a .am, #$$/%. Namun, protokol routin* yang tergolong dalam kategori ini memiliki kekurangan dari segi daya cakup jumlah node)nya yang rendah dibandingkan dengan hierarchical ataupun position)based routin*, karena setiap node harus memelihara setiap routin* table dari node lainnya (3asagni, #$$/%. 9alam flat routin* pun terbagi kembali atas 3 bagian, berdasarkan cara pembaharuan informasinya, yaitu roacti-e, 1eacti-e, dan Hybrid.

Proacti1e Protokol routin* ini disebut juga Etable)dri-en routin* protocolF. Pada protokol ini, node secara terus menerus melakukan pembaharuan rute untuk node)node sekitarnya yang bisa dicapai dan berusaha untuk tetap melakukan pembaharuan secara konsisten. Pada routin* protokol yang tergolong proacti-e ini, setiap node-nya memiliki informasi yang konsisten terhadap topologi jaringan yang sedang berjalan saat itu. Node) node yang ada pada jaringan tersebut terus membaharui informasi rute

yang mungkin tanpa memperhatikan ada tidaknya data traffic saat itu. &leh karena proses pembaharuan ini dilakukan tanpa henti selama jaringan tersebut masih ada, o-erhead yang terjadi di dalam jaringan tersebut tergolong tinggi (Subir "umar, #$$;%. 3erikut adalah contohcontoh protokol routin* yang tergolong proacti-e2

#S#2 6#estination)se7uenced #istance 2ector8 #estination-se7uenced #istance 2ector (9S9=% merupakan protokol routing yang menggunakan algoritma #istance-2ector dan algoritma shortest path 3ellman-!ord. ,ekanisme 9S9= dalam menemukan rute di dalam mobile ad hoc network (,+N7(% berbeda. 1outin* table yang digunakan protokol ini menyimpan hop (loncatan% selanjutnya dari node awal, cost dari node awal ke node tujuan, serta destination seGuence number yang berasal dari node tujuan. (Subir "umar Sarkar, #$$;% Pada dasarnya algoritma #istance)2ector tidak bebas pengulangan (loop free%, oleh karena itu destination se7uence number digunakan supaya tidak terjadi loopin* dalam proses routin*. #estination se7uence number juga berguna untuk menjaga informasi routin* table supaya menjadi informasi yang terbaru dengan

memperbaharui rute lama menjadi rute yang baru.

Gam ar 2.2 Node B melak1kan road.a+t

Setiap node mencatat destination (tujuan% yang mungkin tercapai, ne9t node yang mengarah ke destination. cost 6metric8, dan se7uence number. Setiap node saling bertukar informasi secara rutin dengan melakukan broadcast ke node tetangga (nei*hbor node%. Pembaruan routin* table juga bisa terjadi apabila ada e-ent tertentu, seperti rute putus atau pergerakkan node yang menyebabkan perubahan topologi jaringan dan perubahan informasi pada tabel. Node 3 melakukan increment terhadap se7uence number menjadi 5$# dan melakukan broadcast informasi routin* table baru ke node-node tetangganya (+ dan 3%. 3roadcast ini akan terus dilakukan selama masih

ada node pada jaringan yang terhubung sehingga routin* table senantiasa baru.

Gam ar 2.3 Node D mengirim 0aket ke node A melal1i 2 4al1r dengan 5o0 er eda

Node 9 merupakan source node, sedangkan node + merupakan destination node. "arena adanya routin* table, maka 9 dapat dengan

mudah mengidentifikasi rute dengan cost atau hops (loncatan% terpendek yaitu melalui 6. Node 9 melakukan broadcast dengan se7uence number 9-5$# melalui P dan 6. 'nformasi sampai ke P dan 6 dengan se7uence number 5$# dengan jumlah hop 5/ di 6 dan 5A di P. 1outin* table yang dipilih adalah routin* table dengan se7uence number terbesar dan jumlah hop terkecil. &leh karena se7uence number di P dan 6 sama-sama 5$#, maka informasi yang akan diteruskan ke node + adalah informasi routin* table dari node 6 dengan jumlah hop 5/. Pembaharuan rute pada protokol routin* 9S9= bersifat time) dri-en (periodik% ataupun e-ent)dri-en (digerakkan oleh fenomena tertentu%. Setiap node bertukar informasi dengan node-node tetangganya secara periodik untuk memperoleh informasi routin* table yang terbaru. Saat terjadi perubahan signifikan tertentu dari update terakhir, suatu node dapat mengirim informasi dari routin* table yang telah berubah dengan digerakkan oleh tri**er / e-ent tertentu. 9S9= memiliki dua cara saat memperbaharui routin* table. Pertama adalah full)dump yang memperbarui seluruh isi routin* table. Incremental update, merupakan cara lain yang hanya memuat informasi yang berubah sejak pembaharuan terakhir (Sushil "umar, #$55%. Incremental update dapat dikirim dengan satu N9P8 (Network #ata acket 0nit% sedangkan full)dump dikirim dengan menggunakan beberapa N9P8.

9S9= merupakan protokol routin* yang efisien. 9engan adanya se7uence number, 9S9= bebas dari pengulangan (loop free%. #elay (keterlambatan% untuk penemuan rute baru juga relatif rendah karena saat dibutuhkan destination yang baru, source node telah menyimpan rute dari source ke destination di dalam routin* table yang diperbarui secara rutin. Sebagai protokol proaktif, 9S9= perlu memperbaharui routin* table-nya secara rutin sehingga mengkonsumsi banyak energi baterai dan bandwith meskipun jaringan tersebut sedang dalam kondisi idle. +kibatnya protokol ini kurang cocok untuk jaringan dengan jumlah node yang sangat besar. Saat topologi jaringan berubah, se7uence number baru dibutuhkan. 9S9= tidak stabil hingga perubahan routin* table tersebar di seluruh node pada jaringan. "arena alasan ini 9S9= tidak tepat digunakan pada jaringan dengan mobilitas tinggi (,arc 7sGuius ,orote, #$5$%. 9S9= efektif untuk jaringan ad)hoc dengan populasi rendah karena perubahan topologi juga relatif rendah. aringan dengan populasi tinggi namun frekuensi perubahan topologi yang rendah juga baik untuk protokol 9S9=. >al ini disebabkan karena tidak dibutuhkan pencarian rute baru pada saat pengiriman data akan dilakukan sehingga delay menjadi rendah.

O!S1 6Optimi:ed !ink State 1outin* rotocol8 &4S. merupakan protokol routin* proaktif, yang dapat dengan segera menyediakan routin* ke semua network tujuan yang ada. Protokol ini merupakan pengembangan dari algoritma link)state klasik untuk memenuhi persyaratan dari jaringan nirkabel dinamis seperti ,+N7( ()lausen H jacGuet, #$$3%. &4S. merupakan protokol routin* yang menggunakan algoritma link)state klasik dan algoritma d;ikstra untuk mencari shortest path. &ptimalisasi ini berdasarkan pada konsep multipoint relays (,P.%. Setiap node menyeleksi node-node tetangganya sebagai multipoint relay (,P.%. Pada &4S., hanya node yang berperan sebagai ,P. yang bertanggung jawab untuk melanjutkan control traffic (paket kontrol%, yang dimaksud untuk penyebaran ke seluruh jaringan. Multipoint relays (,P.s% menyediakan mekanisme untuk mem-flood control traffic dengan mengurangi jumlah transmisi yang dibutuhkan ("irti +nnirudha +doni H .adhika 9. oshi, #$5#%. Pertama dengan menggunakan multipoint relay dapat mengurangi ukuran dari control messa*e. 9aripada menyatakan semua link, node menyatakan hanya sekumpulan links dengan node tetangganya sebagai Emultipoint relayF. Penggunaan ,P. juga meminimalisasi floodin* dari control traffic. (eknik ini secara signifikan mengurangi jumlah retransmisi dari broadcast control messa*e. Sistem link state mempunyai cara yang lebih efisien dibanding dengan system distance -ector. 1outer dengan tipe ini akan mengirimkan routin* table melalui multicast (tidak melalui paket broadcast% setiap lima menit. ika ada proses pembaharuan,

maka hanya pembaharuan itu yang akan dikirimkan. "oleksi jalur terbaik kemudian akan membentuk tabel routin* node. &4S. menyediakan dua fungsi utama yaitu nei*hbor disco-ery dan topolo*y dissemination. Nei*hbor disco-ery adalah proses penambahan node baru dialam suatu jaringan sedangkan topolo*y dissemination adalah proses penyebaran informasi routin* table yang berasal dari perubahan topologi.

Gam ar 2.6 Pro+e+ 0a.ket 'looding 0ada OLSR

Sebuah node &4S. yang sedang beroperasi akan secara periodik menyebarkan paket EhelloF sehingga tetangga dapat mendeteksi keberadaan node tersebut. Setiap node menghitung berapa jumlah paket EhelloF yang hilang atau diterima dari tetangga sehingga mendapatkan informasi tentang topologi dan kualitas sambungan node lingkungan. 'nformasi topologi yang diterima di broadcast sebagai pesan topolo*y

control (()% dan diteruskan oleh tetangga yang dipilih sebagai multipoint)relay (,P.% (!lickenger,#$$1%. Pada gambar 5 melalui ,P., hanya node yang dipilih saja yang bertugas untuk membanjiri jaringan dengan mengirimkan broadcast)messa*es ke seluruh jaringan. &4S. tepat digunakan untuk jaringan yang besar dan padat karena penggunaan ,P.s. Semakin besar dan padat suatu jaringan, maka optimasi akan semakin berpengaruh dibanding dengan protokol link)state klasik. &4S. menggunakan proses pencarian rute hop)by)hop dimana setiap node menggunakan informasi routin* table lokalnya untuk mengirim paket. &4S. lebih efisien apabila bekerja dalam jaringan padat dengan traffic yang rendah. &4S. membutuhkan bandwith yang konstan untuk memperoleh topolo*y update messa*e (+leksandr >uhtonen, #$$/%.

41 64ireless 1outin* rotocol8 I.P merupakan unicast routin* protocol yang bersifat proaktif. I.P menggunakan pengembangan algoritma routin* 3ellman-!ord #istance)2ector (Subir "umar Sarkar et al, #$$;%. 8ntuk mengatasi masalah count)to)infinite dan mempercepat proses kon-ergensi, I.P menggunakan sebuah metode unik yaitu dengan menjaga informasi mengenai shortest distance ke semua node tujuan yang ada pada jaringan dan satu node setelahnya yang mengarah ke node tujuan (predecessor node%. I.P menjaga rute supaya senantiasa baru, setiap node telah

memiliki informasi di dalam routin* table mengenai rute ke tiap tujuan. Perbedaannya dengan 9S9= adalah 9S9= hanya menggunakan satu topolo*y table, sedangkan I.P menggunakan satu set tabel agar informasi menjadi lebih akurat. (abel yang ada pada tiap node adalah distance table (9(%, routin* table (.(%, link cost table (4)(%, dan messa*e retransmission list (,.4%. 9( adalah sebuah matriks dimana setiap node menyimpan data mengenai jarak ke tujuan dan informasi mengenai predecessor node pada setiap rute yang ada untuk setiap destination. .( berisi tentang sekumpulan informasi terbaru mengenai sekumpulan tujuan node yang bisa dicapai oleh suatu source node, jarak terpendek yang bisa dicapai dari source node ke destination node, predecessor node dan successor node (satu node sebelum destination node%, dan sebuah pointer atau fla* yang mengindikasikan status dari rute (bisa berupa loop atau correct%. 4)( berisi cost atau hop (jumlah loncatan dari source node ke destination node%. +ost untuk rute yang terputus adalah infinite (J%. 4)( juga berisi number of update periods (inter-al dari # periodic update yang berhasil% dimana inter-al yang sangat tinggi atau J

mengindikasikan rute yang terputus. ,.4 berisi entri dari setiap update messa*e yang akan dikirim ulang dan menjaga counter dari setiap entri. +ounter ini di-decrement setelah setiap update messa*e dikirim ulang (retransmitted%. Sebuah node juga menandai setiap node dalam routin* table yang harus menerima acknowled*ement dari update messa*e yang

dikirim oleh node penanda tersebut. Setelah counter mencapai nol, entri pada update messa*e yang tidak menerima ack harus dikirim ulang dan update messa*e dihapus. 9engan demikian, node mendeteksi adanya jalur yang putus dengan menetahui update period yang hilang sejak transmisi sukses terakhir. Setelah memperoleh update messa*e, sebuah node tidak hanya mengupdate jarak dari tetangga yang baru saja ditransmit tetapi juga memeriksa jarak dari tetangga yang lain, maka dari itu kon-ergensi I.P menjadi lebih cepat dari 9S9=. I.P memiliki keunggulan yang sama dengan 9S9= tetapi I.P memiliki kon-ergensi yang lebih cepat dan memerlukan table update yang lebih sedikit. (etapi kompleksitas maintenance dari beberapa tabel membutuhkan memory dan energi pemrosesan yang lebih besar. 9alam keadaan mobilitas yang tinggi, control o-erhead yang menyangkut pembaruan table entries hampir sama dengan 9S9= dan menyebabkan I.P tidak tepat untuk jaringan yang sangat dinamis dan populasi yang besar. (Shi-a .am, #$$/%

STA1 6Source)tree adapti-e routin* protocol8 Source)tree adapti-e routin* protocol (S(+.% diciptakan oleh Barcia-4una-+ce-es dan Spohn. Protokol ini merupakan -ariasi dari table)dri-en routin* protocol dengan metode least o-erhead routin* approach 6!O1A8 sebagai kunci dari konsep, berbeda dengan optimum

routin* approach 6O1A8 yang digunakan untuk table)dri-en routin* protocol terdahulu. Protokol &.+ mencoba untuk memperbarui informasi routing yang cepat untuk memperoleh jalur yang optimum, dalam hal ini adalah jalur dengan loncatan terkecil. 4&.+ mencoba untuk menyediakan jalur yang memungkinkan namun tidak selalu optimal sehingga menciptakan control o-erhead yang lebih kecil. Pada protokol S(+., setiap mem-broadcast informasi source tree-nya. Source tree mengandung wireless link yang digunakan oleh node tersebut untuk mencapai node tujuan. Setiap node menggunakan jalur terdekatnya dan source tree broadcast dari node tetangganya untuk membangun sebuah partial *raph dari topologi jaringan tersebut. Saat inisialisasi, sebuah node mengirim sebuah pesan pembaharuan ke node tetangganya. Setiap node juga harus mengembalikan pesan pembaharuan tentang tujuan yang baru, kemungkinan perulangan dalam routin*, dan cost dari jalur yang melebihi batas tertentu. 9engan demikian, setiap node dapat memiliki jalur ke setiap node tujuan. 9alam banyak hal jalur tersebut bersifat suboptimal. "arena mekanisme link layer broadcast-nya yang kurang dapat diandalkan, S(+. menggunakan pendekatan khusus dalam teknik path findin*-nya. Saat node S ingin mengirim paket data ke node tujuan 9, dengan tidak ada jalur yang tersedia dalam source)tree, node S mengembalikan pesan pembaharuan ke seluruh nei*hbor node yang menyatakan bahwa node S tidak memiliki rute ke node 9. 8pdate

message tersebut kemudian menggerakkan pesan pembaharuan lain dari neighbor node S yang memiliki rute ke node 9. Node S mentransmisikan pesan pembaharuan selama node S tidak memiliki rute ke 9 dengan meningkatkan inter-al berdasarkan pengiriman ulang (retransmissions% yang sukses. Setelah node S memperoleh source)tree update dari node tetangganya, node S memperbaharui source)treenya dan dengan menggunakan source)tree barunya, node S menemukan jalur ke seluruh node dalam jaringan. Paket data yang berisi informasi mengenai jalur tersebut akan disebar dengan tujuan mencegah kemungkinan

pembentukan perulangan routing. S(+. menggunakan perbaikan rute yang implisit. alur dengan pesan pembaharuan tentang ketidaktersediaan sebuah ne9t)hop node akan menggerakkan pesan pembaharuan dari nei*hbor node yang memiliki source tree alternatif dan ne?t-hop node alternatif ke tujuan. 'ntermediate node juga bertanggung jawab untuk mengatasi routin* loops dalam hal rute yang terputus. Saat intermediate node " menerima paket data ke destination 9, dan apabila terdapat sebuah node yang ada pada jalur lewat paket antara node " dan node 9, maka node tersebut membuang paket tersebut dan sebuah 1oute 1epair update messa*e dikirim ke node kepala (head node% yang berada di awal jalur route repair. alur route repair berhubungan dengan jalur " ke K, dimana K adalah router terakhir yang ada pada jalur lewat paket yang ditemukan diantara jalur node " ke 9, milik node sumber ". Paket 1oute 1epair berisi source tree

lengkap dari node " dan jalur lewat paket. Saat sebuah node menerima 1oute 1epair update messa*e, node tersebut memindahkan dirinya dari jalur route repair dan secara handal mengirim 1oute 1epair update messa*e tersebut ke head node dari jalur route repair. S(+. memiliki o-erhead komunikasi yang kecil. Penggunaan metode 4&.+ pada table)dri-en routin* protocol mengurangi control o-erhead dibanding protokol routin* lain. Protokol ini cocok untuk jaringan berskala besar namun membutuhkan memori dan tenaga pemrosesan yang besar untuk memelihara tree yang besar (S.Sujatha H P.Soundeswari, #$5#%.

0eacti1e Protokol yang tergolong dalam kategori ini tidak memelihara topologi jaringannya. Pada saat suatu node ingin melakukan transaksi dengan node lain, biasa disebut dengan destination node atau node tujuan, proses pembuatan koneksi dan penentuan rute menuju node tujuan dari node sumber baru akan dilakukan. Protokol ini tidak melakukan pergantian informasi tentang informasi routin*)nya secara berkala, karena hanya akan menentukan rute dari node sumber ke node tujuan pada saat dibutuhkan saja atau biasa diistilahkan Eon)demandF (). Si-a .am et al., #$$/%. ,enurut Subir "umar (#$$;%, jika dibandingkan dengan proacti-e routin*, reacti-e routin* memiliki control o-erhead

yang lebih rendah oleh karena tidak adanya proses pembaharuan routin* table secara terus menerus. Selain itu, reacti-e routin* protocol lebih unggul disisi skalabilitas atau daya cakup jumlah node. Namun, node sumber pada protokol jenis ini akan mengalami delay yang cukup besar oleh karena proses pembuatan koneksi dan penentuan rute tersebut. 3erikut adalah contoh @ contoh protokol routin* yang tergolong reacti-e2 AO#2 6 Ad)hoc On)demand #istance)2ector8 ,enurut ). Si-a .am (#$$/23#$%, routing protocol +&9= menggunakan pendekatan on)demand dalam menentukan rutenya, yang mana rute akan dibangun hanya bila dibutuhkan saja oleh node sumber dalam mentransmisikan sebuah paket. Node sumber dan node pertengahan menyimpan informasi tentang ada tidaknya ne9t)hop atau node selanjutnya yang berguna sebagai penentu jalur transmisi paket. Pada setiap routing protocol yang bersifat on)demand, node sumber selalu mengirimkan paket 1oute1e7uest ke seluruh node dalam jaringan tersebut pada saat rute tersebut mencari rute menuju node yang dituju. >al ini memungkinkan juga adanya lebih dari satu rute yang dapat menuju node tujuan dari sebuah 1oute1e7uest. Perbedaan yang paling mencolok dari +&9= dengan algoritma routing yang bersifat on)demand lainnya adalah +&9= menggunakan destination se7uence number (9estSeGNum% untuk menentukan ada tidaknya jalur baru yang dapat menuju node tujuan. +da atau tidaknya node baru dapat diketahui apabila

9estSeGNum dari paket yang saat ini diterima lebih besar daripada 9estSeGNum terakhir yang disimpan pada node. Sebuah 1oute1e7uest membawa source identifier (Src'9%. destination identifier (9est'9%, source se7uence number (SrcSeGNum%, destination se7uence number (9estSeGNum%, broadcast identifier (3cast'9%, dan time to li-e (((4%. 9estSeGNum mengindikasikan baru tidaknya sebuah rute yang dapat diterima oleh node sumber. Pada saat node yang ada di pertengahan menerima sebuah 1oute1e7uest, node tersebut dapat meneruskannya atau menyiapkan sebuah 1oute 1eply apabila ada rute baru yang -alid yang dapat menuju ke node tujuan. =aliditas sebuah rute pada node pertengahan ditentukan dengan membandingkan nomer urutan atau se7uence number pada node pertengahan tersebut dengan destination se7uence number yang terdapat didalam paket 1oute1e7uest. +pabila sebuah 1oute1e7uest diterima beberapa kali, yang dimana dapat diindikasikan dari 3cast'9-Src'9nya, salinan lainnya akan dibuang. Semua node pertengahan dan node sumber, dapat mengirimkan paket 1oute 1eply kepada node sumber. Setiap node yang berada ditengah, sembari meneruskan sebuah 1oute 1e7uest. memasukan alamat node sebelumnya dan 3cast '9-nya ke dalam paket. 9alam hal ini, sebuah timer digunakan untuk menentukan apa sebuah 1oute 1eply dapat dihapus atau tidak. +pabila 1oute 1eply tersebut tidak diterima oleh node sumber, maka dalam waktu tertentu yang sudah ditentukan oleh timer, 1oute 1eply tersebut dapat dihapus. Pada saat

sebuah node menerima sebuah paket 1oute 1eply. informasi mengenai node sebelumnya dari mana paket tersebut diterima akan disimpan didalam node tersebut dan paket data tersebut diteruskan menuju ke node berikutnya sampai menemukan node tujuan yang diinginkan.

Gam ar 2.7 Pro+e+ 0engiriman RRE8 +am0ai RREP 0ada +aat no%e t141an +1da5 ditem1kan dan 0engiriman 0aket RERR %Ro*te-rror& a0a ila 4aringan men141 no%e t141an %no%e D& ter01t1+ %Ba+agni et al.9 2::2& +&9= tidak memperbaiki sebuah jalur yang rusak secara lokal. Pada saat sebuah hubungan terputus, yang mana ditentukan dengan melihat dari periodical beacons)nya atau melalui penelusuran setiap nodenya, akan disebarkan sebuah notifikasi. Saat node sumber telah mengetahui dimana jalur node yang terputus, pembangunan jalur akan dilakukan kembali apa bila node tujuan masih memerlukan hubungan dari node sumber.

Secara umum, tujuan dari algoritma +&9= ini adalah (Subir "umar et al. ,#$$;%2 5. ,enyebarkan paket pencarian rute apabila diperlukan. #. 9apat membedakan pengaturan pendeteksian antar node dalam konektifitas lokal dan pemeliharaan umum pada topologi jaringan. 3. 9apat menyebarkan informasi mengenai adanya perubahan posisi dan atau jumlah node dalam jaringan tersebut pada saat dibutuhkan. +&9= memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. "elebihannya adalah rute akan dibangun sesuai dengan

permintaan. Setelah rute optimal ditemukan, maka node sumber tidak perlu mencari kembali rute alternatif dan mengirimkan 1oute1e7uest secara terus menerus, sehingga delay pengiriman paket tergolong kecil setelah rute tersebut terbangun. "elemahan dari routin* protocol ini adalah node @ node yang berada diantara node sumber dan node tujuan dapat menimbulkan rute yang tidak konsisten oleh karena node sumber tidak secara terus menerus membaharui rute menuju tujuan. Selain itu, beberapa paket 1oute1eply yang ditujukan untuk merespon sebuah paket 1oute1e7uest dapat menimbulkan control o-erhead yang berlebihan dan dimana akan memakan bandwidth yang cukup besar dan penyimpanan informasi rute yang disimpan pada

intermediate node atau node yang menjadi perantara antara node sumber dengan node tujuan. "elemahan yang lain adalah sistem periodic beaconin* pada +&9= juga cukup memakan bandwidth. 9S. ( #ynamic Source 1outin*% Subir "umar (#$$;% menyatakan bahwa #ynamic Source 1outin* atau yang biasa disingkat 9S., adalah routin* protocol yang tergolong bersifat on)demand dan dirancang khusus MAN5T yang bersifat multihop. 9alam protokol routing 9S., tiap node yang ada dapat menemukan beberapa rute menuju node tujuan secara dinamis. Setiap paket data yang dikirim dari node sumber, terdapat informasi lengkap tentang urutan node yang harus dilalui pada header paket, dengan tujuan menghindari kemungkinan terjadinya loopin* rute pengiriman paket. Protokol 9S. terdiri atas # mekanisme yang dapat bekerja secara bersamaan yaitu route disco-ery dan route maintenance. 1oute disco-ery adalah mekanisme yang mana node sumber ingin mengirim paket kepada node tujuan, tanpa mengetahui rute sebelumnya. 1oute disco-ery hanya dilakukan apabila diperlukan saja. "emudian, route maintenance adalah mekanisme yang dijalankan pada saat node sumber sudah mengetahui rute menuju node tujuan dan menentukan apakah rute yang sedang dipakai saat ini masih berlaku atau tidaknya, karena apabila terjadi perubahan topologi yang mempengaruhi rute menuju node tujuan, maka rute tersebut tidak bisa dipakai kembali. Pada saat route maintenance

mengindikasikan adanya rute yang rusak, maka node sumber dapat mencoba untuk menggunakan rute lain yang sudah diketahui oleh node sumber sebelumnya atau dapat melakukan route disco-ery kembali dari node sumber menuju node tujuan. 1oute maintenance dijalankan hanya pada saat node sumber mengirimkan paket ke node tujuan. 3aik route maintenance maupun route disco-ery, keduanya dijalankan secara on) demand. 9S. tidak melakukan pencarian rute secara berkala, status hubungan antar node, atau pendeteksian node tetangga melalui paket yang dikirim secara berkala. &leh karena perilaku yang secara keseluruhan bersifat on)demand dan kurangnya aktifitas pengiriman paket yang dilakukan secara berkala, menjadikan jumlah dari paket yang o-erhead bisa diminimalisir hingga tidak ada sama sekali, hanya saja apabila semua node sudah stabil dan semua rute yang dibutuhkan untuk komunikasi yang sedang berlangsung sudah ditemukan. Pada saat proses route disco-ery berlangsung, setiap node dapat menyimpan dan mengingat rute-rute alternatif menuju ke node manapun. >al tersebut memungkinkan perubahan rute yang cepat apabila rute yang saat itu digunakan mengalami gangguan atau kerusakan dan juga dapat menghindari routin* o-erhead apabila dilakukan kembali route disco-ery yang baru setiap adanya rute yang rusak. )ara kerja dari algoritma routin* ini pada awalnya node sumber akan melakukan proses route disco-ery dengan mengirimkan paket 1oute1e7uest (..76% ke node @ node tetangganya. Saat node @ node

tetangga itu mendapat paket ..76 tersebut, node @ node tersebut meneruskan paket tersebut kepada node tetangganya yang belum menerima paket ..76 tersebut. +pabila ada satu node yang menerima # paket ..76, maka salah satu paket ..76 tersebut akan dibuang. Paket ..76 tersebut akan terus diteruskan melalui node @ node perantara sampai menemukan node yang dituju. Pada saat paket ..76 tersebut sampai pada node yang dituju, maka node tujuan akan mengirimkan kembali paket 1oute1eply (..7P% melalui rute yang memungkinkan pada saat proses route disco-ery sebelumnya.

Gam ar 2.; RRE8 dan RREP 0ada ro1ting DSR %Ba+agni et al.9 2::2&

9alam proses pengiriman ..7P tersebut, node sumber akan menerima beberapa paket ..7P bedasarkan rute yang mungkin menuju node tujuan, maka akan dipilih bedasarkan yang paling optimal,

sedangkan rute lainnya akan disimpan pada route cache yang apabila terjadi kerusakan atau hubungan yang terputus pada rute yang sedang digunakan, maka node yang mengalami masalah dalam pengiriman paket tersebut akan mengirimkan paket 1oute 5rror yang kemudian akan diterima oleh node sumber. Pada saat node sumber menerima paket 1oute 5rror tersebut maka rute akan dialihkan ke rute yang sebelumnya telah ditemukan yang kemudian digunakan untuk pengiriman paket menuju node yang dituju (). Si-a .am et al., #$$/235;%. "elebihan dari protokol routin* ini adalah tidak adanya pengiriman paket secara berkala seperti <hello= messa*e yang bertujuan untuk memeriksa apakah ada hubungan antar node yang rusak di dalam jaringan, yang mana dapat meminimalisir routin* o-erhead dan penghematan energi tiap node. Selain itu, rute dibangun bedasarkan on) demand atau saat diperlukan saja, sehingga energi yang terpakai dan routin* o-erhead-nya lebih kecil. Node @ node yang ada dalam jaringan pun memiliki route cache yang akan sangat berguna apabila terjadi kerusakan atau hubungan yang terputus menuju node tujuan, karena setelah node sumber menerima paket 1oute5rror, node sumber dapat menentukan rute alternatif menuju node tujuan. Sedangkan, kelemahan dari protokol routin* ini, salah satunya, adalah mekanisme pemeliharaan rute tidak memperbaiki hubungan yang rusak, melainkan hanya mengalihkan rute yang sebelum ke rute yang lain. Persiapan pembangunan koneksi lebih besar jika dibandingkan dengan protokol

routin* yang bersifat table)dri-en. Ialaupun 9S. bekerja cukup baik pada lingkungan jaringan yang bersifat statis atau mobilitasnya rendah, performa 9S. akan terus menurun seiring dengan pergerakan node yang semakin besar.

Hybrid "atergori hybrid adalah protokol routin* yang menggabungkan keunggulan dari kedua jenis protokol routin* sebelumnya yaitu proacti-e dan reacti-e. Penggunaan keunggulan dari proacti-e dan reacti-e tergantung oleh posisi geografis atau jarak dari node sumber yang menjadi acuan. &leh karena proacti-e lebih unggul dalam jarak dan daya cakup node yang kecil, maka untuk node yang lebih dekat dengan node sumber akan dilakukan pendekatan secara Etable)dri-en= seperti yang diterapkan pada protokol proacti-e. Selanjutnya, apabila jarak node sumber melebihi kapasitas jarak dari jangkauan protokol proacti-e, maka pendekatan Eon)demand= yang akan digunakan (). Si-a .am et al., #$$/%.

2. &ierarchical 0o*tin+ &leh karena kekurangan yang terdapat pada flat routin* adalah daya cakup node-nya yang rendah, maka hierarchical routin* dapat menjadi solusinya.

Hierarchical routin* menerapkan sistem teknik clusterin*, membagi lalu mengelompokan node yang biasanya berdasarkan posisinya atau fungsinya (3asagni et al., #$$/%. 3erbeda dengan flat routin*, teknik pengalamatan yang digunakan pada hierarchical routin* bersifat assosiatif (). Si-a .am et al., #$$/%. 3erikut adalah contoh @ contoh dari hierarchical routin*2

HS1 6Hierarchical State 1outin*8 ,enurut ,ehran +bolhasan (#$$3%, >ierarchical State .outing adalah sebuah protokol routin* yang didasari oleh algoritma !ink State yang merupakan sebuah algoritma tradisional. ). Si-a .am (#$$/% dalam bukunya mendeskripsikan >S. sebagai sebuah hierarchical routin* protocol yang terdistribusi secara multi)le-el 9alam >S. peta topologi dan pengalamatan (addressin*% dikelola secara hirarkis. >S.

mengelompokkan node > node yang jaraknya berdekatan kedalam suatu cluster secara multi)le-el. Sistem clusterin* yang digunakan dalam >S. dapat membuat pengaturan alokasi sumber daya menjadi lebih optimal. Setiap cluster yang terbentuk mempunyai 3 tipe node yang memiliki fungsi berbeda yaitu 2 +luster Head Node / +luster !eader

Node ini berperan sebagai koordinator untuk setiap node yang terdapat dalam cluster tersebut. Node ini bertanggung jawab atas alokasi frekuensi, pertukaran informasi routing, penjadwalan pengiriman paket. call admission control.dan mengatasi apabila terjadi route breaks. ?ateway Nodes Node > node yang terletak di antara dua atau lebih cluster yang berbeda.

Internal Nodes / Normal Member Nodes Node > node lainnya yang ada di dalam setiap cluster terbentuk. yang

Gam ar 2.< Penggam aran ro1ting -SR

4e-el pertama dari physical clusterin* terbentuk dari node > node yang dapat dijangkau dalam sebuah sin*le wireless hop. 4e-el berikutnya dari physical clusterin* terdiri dari node > node yang terpilih sebagai leader (+luster Head Node% pada setiap cluster yang terbentuk di le-el sebelumnya. 3erikut ini adalah contoh dari HS1 multi)le-el clusterin* yang lebih kompleks

Gam ar 2.1: Penggam aran m1lti/le!el cl*sterin+ 0ada -SR

Pada gambar di atas terdapat : cluster leader pada le-el $ (4 L $% yaitu node 5, #, 3, /, A, dan :. 4$-5 menunjukkan le-el clusterin* yaitu (4 L $%. Node)node yang berada dibawah pimpinan node : pada le-el $, yaitu node C, 5$, 55, 5#, dan 51 merupakan *ateway nodes karena terletak pada lebih dari satu cluster secara bersamaan. Setiap node

mengelola informasi mengenai semua node tetangga yang ada dan status hubungan dengan setiap node yang bertetangga dengannya tersebut.

'nformasi itu disebarkan di dalam cluster setiap rentang waktu yang telah ditentukan. +luster leader dengan cluster leader lainnya bertukar

informasi mengenai topologi dan route. Pertukaran informasi ini dilakukan melalui multiple hops yang terdiri dari cluster head dan *ateway nodes. Setelah mendapatkan informasi tersebut, cluster head mengalirkan informasi tersebut ke le-el dibawahnya, sehingga setiap node mendapatkan informasi topologi hirarkis. Setiap node mempunyai '9 unik yang berfungsi sebagai ,+) address bagi tiap node tersebut. Selain itu setiap node juga mempunyai hierarchical '9 (>'9%, >'9 merupakan sebuah rangkaian ,+) address dari hirarki teratas ke source node. >'9 dapat digunakan untuk mengirim paket dari node manapun ke node manapun juga. ,isalnya ketika node 55 akan mengirimkan paket ke node /, paket tersebut akan diteruskan ke node tertinggi dalam hirarki yaitu node :, lalu kemudian node : akan mengirimkan paket tersebut ke node /. +?S1 6+luster)Head ?ateway Switch 1outin* rotocol8 )BS. adalah sebuah routin* protokol hirarkis yang

mengkelompokkan node)node-nya kedalam cluster (,ehran +bolhasan, #$$3%. Setiap cluster yang terbentuk dikoordinir oleh sebuah node yang dinamakan cluster head. +luster head ini dipilih secara dinamis dengan menggunakan algoritma least cluster head 6!++8. 9alam algoritma 4)),

sebuah cluster head node hanya akan berhenti menjadi sebuah cluster head ketika node tersebut berada dalam jangkauan cluster head node lainnya, dimana pertalian dilepaskan berdasarkan '9 terendah atau konekti-itas tertinggi (). Si-a .am, #$$/%. +luster head mengatur medium transmisi dan semua komunikasi di dalam sebuah cluster berlangsung melalui cluster head.

Gam ar 2.11 #onto5 0enggam aran ro1ting #GSR

"elebihan dari protokol ini adalah bahwa node)node yang ada hanya memelihara rute ke cluster head)nya saja, hal ini dapat menekan

routin* o-erhead menjadi lebih rendah dibandingkan dengan cara membanjiri (floodin*% routin* information ke semua bagian jaringan. +kan tetapi masih dapat terjadi o-erheads yang cukup signifikan dalam proses pemeliharaan cluster)cluster yang ada. >al demikian dapat terjadi karena setiap node harus menyiarkan tabel anggota cluster)nya dan memperbaharui tabel tersebut secara berkala. "omunikasi diantara dua buah cluster berlangsung melalui node biasa (bukan cluster head% yang posisinya terletak diantara dua cluster tersebut dan menjadi anggota dari kedua cluster tersebut. Node)node yang merupakan anggota dari dua atau lebih cluster yang berbeda disebut sebagai *ateway nodes. Sebuah *ateway yang baik harus dapat mendengar (listen% terhadap beberapa code yang tersebar yang sedang beroperasi dalam cluster tempat dimana *ateway node tersebut berada. ?ateway conflict bisa terjadi ketika sebuah cluster head mengeluarkan token ke sebuah *ateway disaat *ateway tersebut sedang mendengarkan code yang lain. ?ateway conflict dapat dihindari dengan cara menggunakan *ateway yang dapat berkomunikasi dengan dua atau lebih interface secara simultan.

MM4N 6Multi)media Support in Mobile 4ireless Networks8

Gam ar 2.12 #onto5 0enggam aran ro1ting MM*N ,,IN routin* protocol mengelola jaringan ad hoc dengan sistem clusterin* secara hirarkis (,ehran +bolhasan, #$$3%. Node)node yang terdapat dalam setiap cluster dibedakan menjadi dua jenis yaitu switches dan endpoints. Setiap cluster di-mana*e oleh location mana*er (4,% dan semua informasi dalam ,,IN disimpan pada database yang terdistribusi secara dinamis. Pencarian dan update lokasi hanya dilakukan oleh 4,, hal ini menjadikan routin* o-erhead pada ,,IN menjadi jauh lebih kecil dibandingkan dengan algoritma tradisional lainnya seperti pada protokol routin* 9S9= dan I.P. +kan tetapi ,,IN memiliki kekurangan dalam hal pencarian dan pembaruan informasi lokasi node)node. >al ini dikarenakan dalam proses pencarian dan

pembaruan informasi lokasi dari sebuah node. messa*es atau pesan harus berjalan melalui hierarchical tree dari 4, sehingga proses tersebut menjadi sangat kompleks.

3. 2eo+raphic Position Assiste% 0o*tin+ ?eor*raphic osition Assisted 1outin* atau yang biasa disebut

osition)3ased 1outin* ini menggunakan informasi geografis sebagai acuan optimisasi performa routin*-nya. ,enurut 3asagni (#$$/%, informasi geografis yang dipakai pada position)based routin* ini didapat dari BPS (Blobal ositionin* System% yang dapat menampilkan koordinat geografis dari wilayah tertentu, khususnya wilayah dimana jaringan ad hoc tersebut ada. Penggunaan informasi geografis ini adalah untuk membatasi area pencarian untuk menuju ke node tujuan dan juga dapat menentukan rute yang biasa dilalui atau yang paling optimal bedasarkan letak geografisnya. "ekurangan dari kategori ini adalah setiap node yang ada dalam jaringan harus terus memperbaharui posisi geografisnya agar protokol routin* yang diterapkan dapat berjalan dengan baik.

2.).2

=aktor Per'orma Ro1ting 3erikut adalah beberapa faktor @ faktor yang mempengaruhi performa sebuah

routing 2 Thro*+hp*t (hroughput adalah rata-rata data yang dikirim dalam suatu jaringan, biasa diekspresikan dalam satuan bits per second (bps%, bytes per second (3ps% atau packet per second (pps%. Throu*hput merujuk pada besar data yang di bawa oleh semua trafik jaringan, tetapi dapat juga digunakan untuk keperluan yang lebih spesifik, misalnya hanya mengukur transaksi Ieb, =o'P (=oice o-er 'P%, atau trafik jaringan yang menuju alamat jaringan tertentu, dll. (hroughput diukur dengan cara menghitung bytes yang dikirimkan selama rentang waktu tertentu. 3esarnya selang waktu pengukuran dapat mempengaruhi hasil gambaran perilaku jaringan. Selang waktu pengukuran yang terlalu besar dapat berakibat menghilangkan gambaran perilaku burstiness yang terjadi, sedangkan selang waktu pengukuran yang terlalu kecil memberikan koleksi kelajuan data yang lebih banyak dan dapat mengubah gambaran perilaku burstiness yang sebenarnya (3rownlee H 4oosley #$$5%.

Packet Loss 0atio acket loss ratio didefinisikan sebagai suatu paket data yang hilang dari keseluruhan paket data yang dikirim selama proses pengiriman dari client menju ke ser-er dan kembali lagi ke client selama rentang waktu tersebut (3rownlee H 4oosley #$$5%.

Delay 9elay merupakan waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal ke tujuan. 8ntuk streamin*, delay tidak boleh lebih dari / atau A detik (S0igeti H >attingh #$$/%.

Packet Deli1ery 0atio (otal paket yang diterima berbanding total paket yang dikirim. .asio dari angka paket data yang berhasil terkirim ke tujuan yang di-generate oleh sumber )3. ()onstant 3it .ate%. .asio paket yang dikirim menjelaskan tingkat kehilangan (loss rate%. 'tu menunjukkan kelengkapan dan akurasi dari protokol routing. (Sachan P. H "hilar, P. ,., #$55%

Nor ali3e% !ontrol Packet 41erhea% umlah dari paket routin* yang ditransmisikan per data paket yang terkirim ke tujuan. Setiap pengiriman melalui 5 hop oleh protokol routin* dihitung sebagai 5 paket routin*. O-erhead meningkat seiring dengan meningkatnya pergerakan semenjak kecepatan node bertambah menyebabkan lebih banyak kegagalan link yang berakibat pada lebih banyak penemuan rute sehingga meningkatkan o-erhead paket routing. (Sachan P. H "hilar, P. ,., #$55%

2.2

Net,ork Sim1lator Simulator jaringan adalah sebuah program yang meniru kinerja jaringan

komputer pada keadaan yang sebenarnya. 9alam simulator, jaringan komputer biasanya dimodelkan dengan perangkat, traffic dll dan kinerjanya akan dianalisa. Simulator biasanya datang dengan dukungan protokol paling populer yang digunakan saat ini, seperti I4+N, Ii-,a?, 89P, dan ()P.

2.2.1

Net,ork Sim1lator/) %NS/)& Simulator NS-3 adalah sebuah network simulator peristiwa yang memiliki ciri

tersendiri yang ditargetkan secara utama untuk tujuan riset dan pendidikan. Proyek NS3, dimulai pada tahun #$$:, adalah sebuah proyek open source yang diatur oleh komunitas peneliti dan pengembang. NS-3 hanya dapat digunakan bagi pengguna sistem operasi 4inu? dan ,ac&S. Pada ,+N7(, NS-3 mempunyai beberapa fitur yang dapat dimanfaatkan untuk memodelkan dan menguji ,+N7(. 9engan NS-3, ,+N7( disimulasikan dengan membuat salah satu skenario. Pembuatan topologi, node dan protokol yang digunakan untuk ,+N7( sudah didukung oleh NS-3. 9engan NS-3 kita dapat menambahkan fungsi-fungsi baru di dalam core NS3 karena NS-3 bersifat open source. NS-3 dikembangkan menggunakan bahasa )MM di lapisan inti dan script python. !itur-fitur NS-3 di antaranya adalah sistem atribut NS-3 terdokumentasi dengan baik. Setiap objek NS-3 memiliki seperangkat atribut (name, type, initial -alue% dan NS-3 selaras dengan sistem nyata. ,odel node yang lebih seperti komputer nyata, dukungan utama antarmuka seperti soket +P' dan 'P atau perangkat dri-er antarmuka (di 4inu?% serta NS-3 juga telah meng-update model-model (memuat campuran model baru dan ported model%. NS-

3 juga terintegrasi dengan software*tools lain seperti wireshark untuk melihat trace output. .epresentasi hasil data simulasi pada NS-3 dapat ditampilkan dalam bentuk grafik, sehingga memudahkan untuk menganalisa dan menge-aluasi hasil terhadap suatu model jaringan ,+N7(.

2.3

Nilai (k1r Peng14ian Parameter yang akan die-aluasi pada penelitian ini adalah sebagai berikut 2 5. acket #eli-ery 1atio (P9.% P9. adalah ukuran untuk menentukan perbandingan antara data yang dikirim oleh node sumber dengan data yang diterima oleh node penerima. P9. dapat diukur dengan menggunakan rumus berikut.

Gam ar 2.1) R1m1+ PDR

#. Throu*hput Throu*hput merupakan ukuran untuk menentukan tingkat rata-rata keberhasilan pengiriman pesan yang dikirim melalui chanel komunikasi. 9ata tersebut disampaikan melalui physical atau lo*ical link. Selain itu data tersebut juga dapat disampaikan melalui jaringan

node tertentu. Throu*hput dapat diukur berdasarkan bits per detik (bit*s atau bps%.

Gam ar 2.12 R1m1+ T5ro1g501t

$. 5nd to 5nd #elay 5nd to 5nd #elay adalah selisih waktu antara waktu ketika paket 89P mulai dikirimkan oleh node sumber dengan waktu ketika paket tersebut diterima oleh node tujuan. 7nd to 7nd 9elay dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.

Gam ar 2.13 R1m1+ Dela"

2.6

Re!ie, P1+taka (Siddhu Iarrier, #$$1% 9ilakukan analisa kemungkinan penggunaan ,+N7(

pada 4ireless Sensor Network (ISN%. Protokol yang digunakan adalah 9S9= dan N.P. +plikasi =(S diimplementasikan dengan prototype Specks yang disebut roSpeck:. =(S merupakan suatu sistem pencarian pengunjung (-isitor% di dalam suatu bangunan yang memberi informasi kepada pengunjung apabila user mendekati suatu area yang dibatasi. Sistem ini memperkirakan lokasi dari node bergerak dan menyediakan informasi dari lokasi dan arah dari setiap node ke satu central node dengan manggunakan bantuan sensor node. Namun, karema gelombang radio yang bersifat omni)directional dan perambatan yang bersifat multi)path membuat perkiraan lokasi yang akurat menjadi suatu masalah yang rumit. ,aka dari itu, digunakan suatu aplikasi yang dapat menentukan lokasi suatu node dengan kekuatan sinyal dari sinyal radio yang diterima. +lgoritma routin* 9S9= digunakan untuk menyampaikan informasi berupa paket dari sensor node ke sink node. 9ilakukan performance test untuk mengurukur kesesuaian algoritma dengan berbagai eksperimen. 9ari hasil eksperimen diperoleh bahwa algoritma seperti 9S9= merupakan kandidat untuk digunakan pada aplikasi ISN (dalam hal ini adalah =(S%. uga dapat diperoleh bahwa 9S9= lebih responsif daripada N.P di dalam jaringan dengan skala kecil. +oarse)*ained trackin* (Nhao, et al, #$$3% merupakan suatu metode pencarian (trackin*% yang menggunakan dua sensor node atau lebih sepanjang jalur pergerakan target node. "oordinat dari target node ditentukan dengan merata-rata koordinat lokasi

dari sensor node yang dapat me-detect target node, secara logis sensor node tersebut adalah beberapa node terdekat dengan target. 9engan pendekatan ini, ketepatan dari perkiraan lokasi target dipengaruhi oleh tingkat kepadatan sensor node pada area tersebut. Pada fine)*rained trackin* (Smith, et al, #$$/%, tiga atau lebih sensor node bertugas untuk melacak target pada suatu area. 9eteksi target dilakukan dengan menghitung jarak antara dua entitas yang disebut ran*in*. ,enggunakan penghitungan yang disebut ranging tersebut, koordinat lokasi dari target dapat ditemukan dengan menggunakan teknik yang disebut an*ulation atau lateration (>ightower, et al, #$$5%. 9engan metode ini, kepadatan sensor node tidak terlalu mempengaruhi ketepatan dari perkiraan lokasi target. "etepatan perkiraan koordinat lokasi target lebih dipengaruhi oleh ketepatan penghitungan ranging.

Gam ar 2.16 >la+i'ika+i Lo.ation Tra.king

+spek posisi 9ari aspek posisi, ada 3 teknik perkiraan lokasi yang dapat digunakan untuk menentukan koordinat lokasi. ,etode tersebut antara lain pro9imity. an*ulation dan lateration. (>ightower, et al., #$$5%.

7stimasi metode pro9imity (pendekatan% adalah berbasis ran*e)free (>e, et al., #$$A% atau detection (Nakajuma, #$$1% serta tidak mengitung koordinat lokasi setepat mungkin. (eknik penentuan lokasi ini disebut metode coarse)*rained. (eknik estimasi an*ulation dan lateration merupakan teknik yang dapat menghitung secara tepat koordinat lokasi target yang diinginkan dari sensor data yang telah diukur. (eknik seperti ini disebut metode fine)*rained. Perbedaan antara kedua metode tersebut adalah an*ulation ("amath, et al., #$$1% menghitung koordinat lokasi dari sudut antara lokasi target dan lokasi reference. sedangkan lateration (.ice, et al., #$$A% menghitung koordinat lokasi dari jarak antara lokasi target dan lokasi reference.

+spek -ariabel 9ari gambar 5 diatas, ditunjukkan bahwa ada 3 jenis teknik pencarian lokasi dari aspek -ariabel. =ariabel tersebut dapat dihitung secara fisikal dengan menggunakan recei-ed an*le, propa*ation time, dan si*nal stren*th. 1ecei-ed an*le antara target dan lokasi reference adalah -ariabel utama yang diukur untuk estimasi an*ulation. ropa*ation time merupakan durasi waktu yang dibutuhkan oleh sinyal untuk berpindah dari transmitter ke recei-er. "arena propa*ation speed yang terjadi pada suatu medium adalah konstan, jarak antara transmitter dan recei-er dapat ditemukan. Si*nal Stren*th dapat diukur pada saat recei-er menerima sinyal dari transmitter. ika jarak semakin besar, maka signal strength akan semakin besar (semakin lemah% akibat atenuasi yang terjadi apda jalur. arak dapat diketahui dengan menge-aluasi total atenuasi.

ropa*ation time dan si*nal stren*th dapat digunakan untuk menghitung jarak antara transmitter dan recei-er, dimana digunakan di dalam estimasi lateration.

+spek 1an*in* +spek ran*in* dari sistem location trackin* pada gambar 5 diatas dikategorikan berdasarkan an*le of arri-al (+&+%, time of arri-al ((&+8. time difference of arri-al ((9&+%, dan recei-ed si*nal stren*th (.SS%. +&+ merupakan metode untuk mengukur sudut kedatangan dari sinyal yang diperoleh ((ian, et al., #$$1%. 9engan membandingkan arah dari kedatangan sinyal dengan orientasi reference 6ob;ect locator8 tertentu, sudut datang sinyal atau disebut recei-ed an*le dapat dihitung. (&+ digunakan saat komunikasi terpusat dapat dilakukan (,ak, et al., #$$:%. ,etode ran*in* ini menghitung waktu kedatangan sinyal dari trasmitter ke recei-er. 9ua pendekatan dapat dilakukan untuk mengimplementasikan metode ran*in* ini. Pendekatan pertama menggunakan transmitter untuk metransmit sinyal ke berbagai recei-er. 1ecei-ers kemudian meforward waktu kedatangan sinyal mereka ke suatu node * sistem secara terpusat untuk perbandingan. Pendekatan kedua menggunakan beberapa transmitter untuk mengirim sinyal ke recei-er. .ecei-er menghitung waktu kedatangan dari beberapa sinyal dan membuat perbandingan. Pendekatan kedua ini dapat menyebabkan masalah yang bersifat teknis karena semua transmitter harus mengirim sinyal secara bersamaan pada suatu waktu (synchroni0ed% sehingga pengiriman dapat dilakukan diatara time segment tertentu.. 3eberapa sinyal yang dikirim sekaligus

tersebut dapat hilang akibat banyaknya sinyal yang diterima pada waktu yang sama apabila propa*ation time sinyal sama dengan durasi dari time segment. (9&+ merupakan pengembangan dari (&+ untuk mengatasi kesulitan sinkronisasi dan masalah paket yang hilang (Najar, et al., #$$5%. 8ntuk mengimplementasi (9&+, sebuah transmitter dibutuhkan untuk mengirim dua sinyal dengan propa*ation speed yang berbeda. Saat dua sinyal diterima oleh recei-er, perbedaan dari waktu datang antar kedua sinyal dapat dihitung. ,enggunakan perbedaan waktu datang, time of fli*ht ((&!% dari sinyal dapat ditemukan sama halnya seperti propa*ation time. .SS merupakan metode untuk menemukan jarak dari atenuasi dari propagation path ()ong, et al., #$$;%. Saat transmission power diketahui, total atenuasi sinyal yang merambat sepanjang jalan dapat dihitung dengan mengurangi recei-ed power dengan transmitted power.

+spek #e-ice +spek de-ice pada sistem location tracking memilik 3 tipe pengukur jarak, yaitu antenna array, .! transcei-er, ultrasonic transducer. +ntenna array digunakan untuk menghitung sudut dari kedatangan sinyal (+bdalla, et al., #$$3% dengan membandingkan perbedaan fase sinyal dari antena yang berbeda. Penghitungan dapat dilakukan dengan menggunakan +&+ ran*in*. .! transcei-er digunakan untuk menghitung power yang diterima ( recei-er power% dan .SS untuk digunakan ke dalam metode ran*in*. 9ari kebanyakan .! transcei-er, sebuah dedicated re*ister digunakan untuk menyimpan recei-ed si*nal

stren*th indicator (.SS'%. "rena itu cara tersebut merupakan salah satu cara untuk mengukur jarak yang mudah dan rendah biaya. Penggunaan .! transcei-er ataupun ultrasonic transducer hanya mengukur waktu kedatangan sinyal yang dapat digunakan di dalam metode ran*in* (&+. +pabila .! transcei-er dan ultrasonic transducer digunakan, maka dia sinyal yang berbeda (sinyal .! dan sinyal ultrasound% akan merambat sepanjang jalur dengan kecepatan yang berbeda (Smith, et al., #$$/%. 9i dalam aplikasi jarak pendek, propagation time .! dapat diabaikan dan dianggap nol detik sedangkan ultrasound membutuhkan waktu yang lebih panjang. "arena itu, perbedaan waktu dari kedua sinyal dapat dihitung dengan mengaktifkan timer pada saat kedatangan sinyal .! dan menghentukan timer pada saan kedatangan sinyal ultrasonic.

You might also like