Professional Documents
Culture Documents
Sukma Aditya Putra, S.Ked Pembimbing: Mayor CKM Dr. Noerjanto, Sp.PD
Identitas Pasien
Nama : Tn. NR
Umur
Suku Agama MRS 13.00
: 21` tahun
Alamat : Jawa : Islam : 30 September 2013, : 1 Oktober 2013 : Krajan 1,Rt 2/Rw
Tanggal pemeriksaan
Anamnesa
KU: Bengkak Seluruh tubuh RPS:Bengkak pada muka sejak 2 minggu lalu. Bengkak dikatakan tiba-tiba saat pasien bangun tidur pada kedua kelopak mata dan pipi. Lalu bengkak juga muncul pada kedua tangan. 5 hari SMRS bengkak pada wajah dan tangan berkurang namun muncul bengkak pada perut dan kedua kaki. Bengkak juga menyebar sampai ke kelamin dan buah zakar. Semakin lama bengkak dirasakan semakin membesar. Bengkak pada kaki dan kelamin menyebabkan pasien sulit berjalan.
Batuk (+), tidak berdahak,pilek(-). Mual(+), muntah (),sesak (-), nyeri pada dada (-), Keluhan sesak saat
Riwayat penyakit dahulu :. Pasien baru pertama kali mengalami keluhan seperti ini. 2 minggu SMRS pasien berobat ke puskesmas karena demam dan sakit perut: dikatakan gejala typoid. Riwayat Penggunaan obat dalam waktu lama (-). HT (-), DM (-), Asma (-)
Riwayat pengobatan:
yang sama Riwayat sosial: Pasien adalah pekerja pabrik. Pasien sering minum kukubima setiap hari.
Pemeriksaan Fisik
Status present :
KU Tensi : Tampak sakit sedang Kesadaran : Compos Mentis : 130/80 mmHg
Nadi
RR TB
BB
: 65 kg
Status general
Kulit ) : Sawo matang, ikterik (-) , pigmentasi (-), turgor cukup, spider nevi (-
Mulut : sianosis ( - )
Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening, simetris, tidak ada pembesaran tiroid, tidak ada deviasi trakea, JVP tidak meningkat
Thorax
Pulmo -Inspeksi -Palpasi -Perkusi -Auskultasi Cor -Inspeksi -Palpasi -Perkusi : Iktus kordis tidak tampak : Iktus kordis tidak teraba kuat angkat : batas atas sela iga ke 2 parasternal kanan : Simetris saat statis dan dinamis, retraksi (-) : Vokal Fremitus melemah pada kedua paru : redup terutama pada sisi bawah : Suara napas vesikuler, ronki (-), wheezing (-)
Abdomen
Inspeksi : Abdomen cembung/membuncit
Hepar / lien tidak teraba : Shiffting Dullnes (+) : Bising usus normoperistaltik, 4 x/menit
Daftar masalah
1. Bengkak pada muka,tangan,perut,kaki,kelamin dan buah
zakar
2. Batuk (+) 3. Mual (+) 4. Kenaikan BB (+)
5. BAK Menurun
6. Riwayat gejala typoid 2 minggu SMRS 7. Abdomen cembung 8. Undulasi (+)
Hipotesis
Observasi Oedema Anasarka:
1. Sindrom Nefrotik 2. Gromerulonefritis Akut 3. Sindrom Nefritik
1. CKD
2. Sirosis Hepatis 3. Gagal Jantung
Efusi Pleura
Planning Diagnostik
- DL - Kimia Darah - Urinalisis - Pemeriksaan Albumin dan Kolesterol - Rontgen - USG
Referensi
HB
HCT PLT PCT MCV MCH MCHC RDW
14,8 g/dl
44,3 % 217 103/mm3 0,28 % 80,5 um3 26,8 pg 33,4 g/dl 10,3 %
11,0-16,5
35,0-50,0 150-390 0,100-0,500 80-97 26,5-33,5 31,5-35,5 10,0-15,0
MPV
PDW
10,0 um3
15,0 %
6,5-11,0
10,0-18,0
Diff Count
Jenis
Hasil
Referensi
Jenis
Hasil
Referensi
% Lym
5,7%
17-48
# Lym
2,4 103/mm3
1,2-3,2
% Mid
9%
4-10
# Mid
0,6 103/mm3
0,3-0,8
% Gra
92,9 %
43-76
# Gra
15,4 103/mm3
1,2-6,8
Jenis Pemeriksaan Gula darah puasa Ureum Creatinin SGOT SGPT KOLESTEROL TRIGLISERIDA HDL LDL TOTAL PROTEIN ALBUMIN GLOBULIN
Hasil 121 mg/dl 35 mg/dl 0,8 mg/dl 26 U/l 28 U/l 303 223 56 202 4,4 2.1 2.3
Referensi 70-115 0-50 0-1,3 3-35 8-41 0-200 0-150 30-85 0-150 6,6-8,3 3,8-5,1 2,7-3,5
Protein Urin: +3
Rontgen
Terapi
Tirah baring.
Inf RL 10 tpm
Captopril 3 x 6,25 mg Inj Lasix 3 x 1 Inj Metilprednisolon 2 x 125 mg Inj Ranitidin 3x1 Salbutamol 2 x 1 (Bila sesak) Antrain 2 x 1 Cefo 2x1 Codein 3x1
S - bengkak pada kedua kaki (+) - demam(). - Pusing (-) - Sesak (+) bila tidur miring. - Batuk dahak (+) - BAK (+) Kateter - BAB (-)
O - GCS : E4V5M6 - Tampak sakit sedang - Tanda vital : TD : 100/70 mmHg N : 80 x/mnt RR : 22 x/mnt S : 36,4 C - Kepala dan leher : CA / SI : -/- Thorax : Paru : I : simetris P : VF melemah. P : redup:redup (sisi bawah) A : vesikuler +/+, wheezing -/-, rhonki -/Jantung : I : IC tidak terlihat P : IC teraba dan kuat angkat P : batas jantung normal A : S1>S2
- Planning terapi Tirah baring. Inf RL 10 tpm Captopril 3 x 6,25 mg Inj Lasix 3 x 1 Inj Metilprednisolon 2 x 125 mg Inj Ranitidin 3x1 Salbutamol 2 x 1 (Bila sesak) Antrain 2 x 1 Cefo 2x1 GG 3x1 Diet extra putih telur Diet rendah garam
S - bengk ak pada kedua kaki (+) berkur ang - Bengk ak pada tangan yg diinfus (+) dema m(-). - Pusing (-) - Sesak (-) - Batuk (-) - BAK terasa terham bat (+) kotor berbui h pada Katete r - BAB (-)
O - GCS : E4V5M6 - Tampak sakit sedang - Tanda vital : TD : 100/60 mmHg N : 80 x/mnt RR : 21 x/mnt S : 36,2 C - Kepala dan leher : CA / SI : -/- Thorax : Paru : I : simetris P : simetris P : sonor +/+ A : vesikuler +/+, wheezing -/-, rhonki -/Jantung : I : IC tidak terlihat P : IC teraba dan kuat angkat P : batas jantung normal A : S1>S2 regular, murmur (-) - Abdomen : I : perut cembung A : bising usus (+) normal P : nyeri tekan (-), Undulasi (+), hepar dan lien tidak teraba
A Observas i oedema
- Planning terapi Tirah baring. Inf RL 10 tpm Captopril 3 x 6,25 mg Inj Lasix 3 x 2 Inj Metilprednisolon
2 x 125 mg Inj Ranitidin 3x1 Salbutamol (Bila sesak) Antrain 2 x 1 Cefo 2x1 Diet extra putih telur Diet rendah garam 2 x 1
- bengkak pada perut dan kedua kaki (+) berkura ng - Bengka k pada tangan yg diinfus (+) demam( -). - Pusing (-) - Sesak () - Batuk () - BAK kotor berbuih pada Kateter - BAB (-)
- GCS : E4V5M6 - Tampak sakit sedang - Tanda vital : TD : 110/70 mmHg N : 75 x/mnt RR : 20 x/mnt S : 36,4 C - Kepala dan leher : CA / SI : -/- Thorax : Paru : I : simetris P : simetris P : sonor +/+ A : vesikuler +/+, wheezing -/-, rhonki -/Jantung : I : IC tidak terlihat P : IC teraba dan kuat angkat P : batas jantung normal A : S1>S2 regular, murmur (-) - Abdomen : I : perut cembung A : bising usus (+) normal P : nyeri tekan (-), Undulasi (+) berkurang. hepar
Observas i oedema - Planning terapi Tirah baring. Inf RL micro 10 tpm Captopril 3 x 6,25 mg Inj Lasix 3 x 2 Inj Metilprednisolon
2 x 125 mg Inj Ranitidin 3x1 Salbutamol (Bila sesak) Antrain 2 x 1 Cefo 2x1 Diet extra putih telur Diet rendah garam 2 x 1
- Bengka k pada perut (-) - bengkak pada kedua kaki (+) berkura ng - demam( -). - Pusing (-) - Sesak () - Batuk () - BAK kotor berbuih pada Kateter - BAB (-)
- GCS : E4V5M6 - Tampak sakit sedang - Tanda vital : TD : 110/70 mmHg N : 78 x/mnt RR : 18 x/mnt S : 36,2 C - Kepala dan leher : CA / SI : -/- Thorax : Paru : I : simetris P : simetris P : sonor +/+ A : vesikuler +/+, wheezing -/-, rhonki -/Jantung : I : IC tidak terlihat P : IC teraba dan kuat angkat P : batas jantung normal A : S1>S2 regular, murmur (-) - Abdomen : I : perut cembung A : bising usus (+) normal P : nyeri tekan (-), (undulasi (-) hepar dan lien tidak
Observas i oedema
- Planning terapi Tirah baring. Inf RL micro 10 tpm Captopril 3 x 6,25 mg Inj Lasix 3 x 2 Inj Metilprednisolon
2 x 125 mg Inj Ranitidin 3x1 Salbutamol (Bila sesak) Antrain 2 x 1 Cefo 2x1 Diet extra putih telur Diet rendah garam 2 x 1
I. MONITORING KU, ESO, Vital Signs, Cairan masuk Cairan keluar, Produksi urin, Balance cairan,
Edukasi
Bed rest, Kurangi asupan cairan/minum, kurangi
Diagnosa
Observasi nefrotik Efusi Pleura oedema anasarka e,c sindrom
SINDROM NEFROTIK
DEFINISI
Sindroma Nefrotik adalah sekumpulan manifestasi klinis yang ditandai oleh proteinuria massif >3,5gr/hari, hipoalbuminemia <3,5gr/dl, edema, hiperkolesterolemia, lipiduria, dan hiperkoagulabilitas
Epidemiologi
6 kasus / tahun tiap 100.000 anak < 14tahun Kortikosteroid mortalitas 5-% 2-5% Anak laki-laki 2 x perempuan 80% bentuk kelainan minimal SN primer di Asia = 6x Eropah Eropah > sekunder
ETIOLOGI
Penyebab sindrom nefrotik yang pasti belum diketahui, akhir-akhir ini dianggap sebagai suatu penyakit autoimun, yaitu suatu reaksi antigen antibodi.
KLASIFIKASI
Etiologi Histopatologis Berdasarkan respon terapi
Sindrom nefrotik bawaan Diturunkan resesif autosomal Sindrom nefrotik sekunder Malaria, SLE, Glumerulonefrit is
Kelainan minimal
SNSS
Nefropati membranosa
SNRS
Glomerulonefritis proliferatif
PATOFISIOLOGI
etiologi Permeabilitas basal membran meningkat; Protein bocor ke dalam filtrasi glomerulus Proteinuria masif Hipoalbuminemia Tekanan onkotik plasma menurun Transudasi cairan dari ruang vaskuler ke ruang interstisiel Volume plasma dan cardiac output menurun Aliran darah ke ginjal menurun, GFR menurun Retensi air dan garam di tubuli renalis Jumlah airan interstisiel meningkat Edema Kolesterol , trigliserida
Merangsang hati : Sintesa protein , lipid dan gangguan transportasi partikel lipid dalam sirkulasi
Menurun katabolisme
Kelainan Glomerulus
Albuminuria
Hipoalbuminuria
Kelainan Glomerulus
Volume plasma
Teori overfilled
Edema
DAMAGED
Proteinuria
Retensi cairan di rongga perut Ascites Menekan diafragma Mual, muntah Menekan isi perut Ekspansi otot pernapasan tdk optimal Nafas tdk adekuat Ggn pola nafas
Nafsu makan
Ggn pemenuhan kebutuhan nutrisi Kondisi tubuh lemah Ggn tumbuh kembang Daya tahan tubuh Resiko infeksi
MANIFESTASI KLINIK
Utama edema awal intermitten (preorbital, scrotalis, labia), edema masif (anasarka) Lunak, pitting Ggn GI diare karena edema mukosa usus Hepatomegali karena sintesis albumin meningkat Nafsu makan berkurang asites Pernapasan Asites retriksi pernapasan takipneu Efusi pleura/ edema pulmonal
Pretibial edema
Diagnosis
Anamnesis : Keluhan yang sering ditemukan adalah bengkak di ke dua kelopak mata, perut, tungkai, atau seluruh tubuh dan dapat disertai jumlah urin yang berkurang. Keluhan lain juga dapat ditemukan seperti urin berwarna kemerahan, mual, muntah. Kaji kebiasaan BAB & frekuensi BAK. Pemeriksaan Fisik : ditemukan edema di kedua kelopak mata, tungkai, atau adanya asites dan edema skrotum/labia. Kadang-kadang ditemukan hipertensi, ada tidaknya cyanosis, adakah wheezing atau ronki, retraksi dada, cuping hidung, auskultasi bising usus, palpasi adanya hepatomegali.
Pemeriksaan penunjang :
Urinalisis; ditemukan proteinuria masif (3+ sampai 4+), dapat disertai hematuria. Darah; didapatkan hipoalbuminemia (< 2,5 g/dl), hiperkolesterolemia, dan LED , rasio albumin/globulin terbalik. Kadar ureum dan kreatinin umumnya normal kecuali ada penurunan fungsi ginjal. Foto Polos; normal, kadang ditemukan efusi pleura dan ascites. USG ginjal; sering terlihat normal meskipun kadang-kadang dijumpai pembesaran ringan dari kedua ginjal dengan ekogenisitas yang normal.
DD
1. Sembab non-renal : gagal jantung kongestif, gangguan nutrisi, edema hepatal, edema Quincke. 2. Glomerulonefritis akut 3. Lupus sistemik eritematosus.
Aktivitas Aktivitas disesuaikan dengan kemampuan pasien, jika ada: edema anasarka, dispnea, hipertensi tirah baring Diet Protein normal sesuai RDA yaitu 2 gram/kgbb/hari Rendah garam (1-2 gram /hari) selama edema / mendapat terapi steroid Diuretik Restriksi cairan (30 ml/kgbb/hari) selama ada edema berat dan oliguria Loop diuretic furosemid 1-2 mg/kgbb/hari, bila kadar kalium rendah < 3,5 mEq/L dapat dikombinasi dengan spironolakton 1-2 mg/kgbb/hari diberikan pada edema berat/ anasarka. Diuretik > 1 minggu periksa ulang natrium dan kalium plasma.
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
Kortikosteroid Pengobatan inisial pada pasien baru
Dosis inisial prednison atau prednisolon 60 mg/m2/hari atau 2 mg.kgbb/hari sesuai dengan BB ideal (BB/TB) dibagi 3 dosis (maksimal 80 mg/hari) selama 4 minggu Remisi (+) pada 4 minggu pertama, dosis alternating 40 mg/m2/hari (2/3 dosis inisial) selang sehari pada pagi hari sudah makan selama 4 minggu lalu stop. Bila remisi terjadi antara minggu ke5 sampai dengan akhir minggu ke8, steroid alternating dilanjutkan 4 minggu lagi. Remisi (-) sampai akhir minggu ke 8 steroid resisten
International Study of Kidney Disease in Children (ISKDC) menganjurkan untuk memulai dengan pemberian prednison oral dosis penuh (induksi) sebesar 60mg/m2/hari atau 2 mg/kgBB/hari dengan dosis maksimal 80 mg/hari, dibagi 3 dosis, selama 4 minggu, bila terjadi remisi 4 minggu ke dua dianjutkan dengan dosis steroid sebesar 40 mg/m2/hari (2/3 dosis awal) secara alternatin (selang sehari) dengan dosis tunggal pagi hari selama 4 minggu, lalu setelah itu pengobatan dihentikan. Bila remisi tidak terjadi pada 4 minggu pertama, maka pasien tersebut didiagnosis sebagai Sindroma nefrotik resisten steroid.
Adalah sindrom nefrotik yang kambuh > 2 kali dalam masa 6 bulan atau > 4 kali dalam masa 12 bulan. Dependent steroid apabila terjadi 2 kali kambuh berturut-turut selama masa tapering terapi steroid, atau dalam waktu 14 hari setelah terapi steroid dihentikan.
Ada 4 opsi penatalaksanaan yaitu : Pemberian streroid jangka panjang Pemberian levamisol Pengobatan dengan sitostatik Pengobatan dengan siklosporin Selain itu, perlu dicari fokus infeksi, seperti tuberkulosis, infeksi gigi, dan kecacingan
C..Sindrom nefrotik resisten Steroid (SNRS) Pengobatan SNRS sampai sekarang masih belum memuaskan. Sebelum pengobatan dimulai sebaiknya dilakukan biopsi ginjal untuk melihat gambaran PA ginjal, karena gambaran PA tersebut akan mempengaruhi prognosis. alur pengobatan SNRS : Sitostatik oral : siklofosfamid 2-3 mg/kgBB/hari dosis tunggal selama 3-6 bulan Prednison dosis 40mg/m2LPB/hari alternating selama pemberian siklofosfamid oral. Kemudian prednison di dengan dosis 1 mg/kgBB/hari selama 1 bulan, dilanjutkan dengan 0,5mg/kgBB/hari selam 1 bulan (lama tapering off 2 bulan).
Atau : Siklofosfamid puls dengan dosis 500-750 mg/m2LPB diberikan melalui infus satu kali sebulan selam 6 bulan,dapat dilanjutkan tergantung keadaan pasien. Prednison dosis 40mg/m2LPB/hari alternating selama pemberian siklofosfamid puls (6 bulan). Kemudian prednison di dengan dosis 1 mg/kgBB/hari selama 1 bulan, dilanjutkan dengan 0,5mg/kgBB/hari selam 1 bulan (lama tapering off 2 bulan).
TERAPI SIMTOMATIS
Edema edema nyata furosemid 1-3 mg/kg/hr Dietetik protein 2-2,25gr/kg/hr lemak 30% kalori Retriksi garam Infeksi peritonitis sefotaksim/ seftriakson profilaksis penisilin Hipertensi inhibitor angiotensin calcium chanel blockers Hipovolemia akibat diuretik takterkontrol NaCl 15-20 ml/kg / albumin 1 gr/kg
Komplikasi
Infeksi (akibat defisiensi respon imun) Tromboembolisme (terutama vena renal) Emboli pulmo Peningkatan terjadinya aterosklerosis Hypovolemia Hilangnya protein dalam urin Dehidrasi
Prognosis
Prognosis umumnya baik, kecuali pada keadaan-keadaan sebagai berikut : Menderita untuk pertamakalinya pada umur di bawah 2 tahun atau di atas 6 tahun. Disertai oleh hipertensi. Disertai hematuria. Termasuk jenis sindrom nefrotik sekunder. Gambaran histopatologik bukan kelainan minimal.
PENCEGAHAN KEKAMBUHAN
Mengatur pola makan Melakukan program diet untuk menurunkan kadar Kolesterol dan trigliserid Mencegah infeksi kembali Meningkatkan konsumsi vitamin D Melakukan medical check up secara rutin
TERIMA KASIH
4 MINGGU
4 minggu
REMISI (+)
PROTEINURIA (-) EDEMA (-)
DOSIS ALTERNATING
Pengobatan SN relaps
Remisi
2 relaps pertama
FD
AD
Prednison FD : 60 mg/m LPB /hari
Relaps sering: pertahankan prednisolon alternating 0,1-0,5 mg/kg bb/hari Selama 3-6 bulan ,kemudian diturunkan .
REMISSION (+)
REMISSION (-)
STEROID SENSITIVE
STEROID RESISTANT
IMMUNOSUPPRESIVE AGENTS
Pengobatan kasus ini didasarkan pada penatalaksanaan sindrom nefrotik inisial. Pengobatan SN inisial adalah sebagai berikut: Dosis inisial prednison atau prednisolon 60 mg/m2/hari atau 2 mg.kgbb/hari. Dosis prednison pada penderita adalah 6 tab/per hari diberikan 3-2-1 selama 4 minggu. Remisi (+) pada 4 minggu pertama, dosis alternating untuk penderita ini adalah 4 tab/hari diberikan 2-1-1 selang sehari pada pagi hari sudah makan selama 4 minggu lalu stop. Bila remisi terjadi antara minggu ke5 sampai dengan akhir minggu ke8, steroid alternating dilanjutkan 4 minggu lagi. Remisi (-) sampai akhir minggu ke 8 steroid resisten
Energi cukup untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen positif, yaitu 35 kkal/kg BBI/hari Protein sedang, yaitu 1,0 g/kg BBA, atau 0,8 g/kg BBA ditambah dengan jumlah protein yang dikeluarkan melalui urine. Utamakan penggunaan protein yang bernilai biologi tinggi Lemak sedang, yaitu 15 29 % dari kebutuhan energy total. Perbandingan lemak jenuh, lemak jenuh tunggal dan lemak jenuh ganda adalah : 1: 1:1. Karbohidrat sebagai sisa kebutuhan energy. Utamakan penggunaan karbohidrat kompleks Natrium dibatasi, yaitu 1- 4 g sehari, tergantung berat ringannya edema. Kolesterol dibatasi < 300mg, begitu pula gula murni, bila ada peningkatan trigliserida darah. Cairan disesuaikan dengan banyaknya cairan yang dikeluarkan melalui urine ditambah 500 ml pengganti cairan yang dikeluarkan melalui kulit dan pernafasan.
Syarat Diet 1. Energi cukup untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen positif, yaitu 35 kkal/kg BBI/hari 2. Protein edang, yaitu 1,0 g/kg BBA, atau 0,8 g/kg BBA ditambah dengan jumlah protein yang dikeluarkan melalui urine. Utamakan penggunaan protein yang bernilai biologi tinggi 3. Lemak sedang, yaitu 15 29 % dari kebutuhan energy total. Perbandingan lemak jenuh, lemak jenuh tunggal dan lemak jenuh ganda adalah : 1: 1:1. 4. Karbohidrat sebagai sisa kebutuhan energy. Utamakan penggunaan karbohidrat kompleks 5. Natrium dibatasi, yaitu 1- 4 g sehari, tergantung berat ringannya edema. 6. Kolesterol dibatasi < 300mg, begitu pula gula murni, bila ada peningkatan trigliserida darah. 7. Cairan disesuaikan dengan banyaknya cairan yang dikeluarkan melalui urine ditambah 500 ml pengganti cairan yang dikeluarkan melalui kulit dan pernafasan. Jenis dan Indikasi Pemberian; Karena gejala penyakit bersifat sangat individual, diet disusun secara individual, dengan menyatakan banyak protein dan natrium yang dibutuhkan didalam diet. Misalnya: Diet Sindroma Nefrotik, Energi: 1750 kkal, Protein: 50 g, Na: 2 g.
Tabel Frekwensi Relatif Penyakit Glomerular Primer pada Anak-anak dan Dewasa Penyakit Anak-anak Dewasa 60 tahun Glomerulopati Kelainan minimal Fokal Segmental Glomerulosclerosis Glomerulonefritis membranosa Glomerulonefritis membranoproliferatif Penyakit lain 76 8 7 4 5 20 15 40 7 18 Dewasa 60 tahun 20 2 39 0 39
Terapi Imun untuk Beberapa Penyakit Glomerulus Primer yang Umum Penyebab Sindrom Nefrotik Penyakit Perubahan Minimal glomerulopaty Terapi Kortikosteroid ( alklating agen, siklosporin) Kortikosteroids (alkilating agen, siklosporin); immunoabsorbsion Kortikosteroid ditambah alkilating agen; siklolosporin
Glomerulonefritis Membranosa