You are on page 1of 15

DAFTAR ISI

BAB1 PENDAHULUAN

BAB 2 ISI 2.1 ANALISA KASUS 2.1.1 GASTRITIS 2.1.2 ASMA BAB 3 PENUTUP 3.1 KESIMPULAN 3.2 SARAN 14 14 5 5 9

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN

Farmakoterapi merupakan Tata laksana terapi dengan menggunakan farmakon (obat). Tujuan Terapi dengan obat adalah untuk memperoleh tanggapan (respon) farmakologi yang khas bagi suatu penyakit , manfaat terapi yang sebesar-besarnya dengan risiko timbulnya efek merugikan yang sekecil mungkin. Gastritis bukanlah suatu penyakit tunggal, namun beberapa kondisi-kondisi yang berbeda yang semuanya mempunyai peradangan lapisan lambung. Gastritis dapat disebabkan oleh terlalu banyak minum alkohol, penggunaan obat-obat anti peradangan nonsteroid jangka panjang (NSAIDs) seperti aspirin atau ibuprofen, atau infeksi bakteri-bakteri seperti Helicobacter pylori (H. pylori). Kadangkala gastritis berkembang setelah operasi utama, luka trauma, luka-luka bakar, atau infeksi-infeksi berat. Penyakit-penyakit tertentu, seperti pernicious anemia, kelainan-kelainan autoimun, dan mengalirnya kembali asam yang kronis, dapat juga menyebabkan gastritis. Gejala-gejala yang paling umum adalah gangguan atau sakit perut. Gejala-gejala lain adalah:

bersendawa, perut kembung, mual dan muntah atau suatu perasaan penuh atau terbakar di perut bagian atas.

Darah dalam muntahan anda atau tinja-tinja yang hitam mungkin adalah suatu tanda perdarahan didalam lambung, yang mungkin mengindikasikan suatu persoalan yang serius yang memerlukan perhatian medis yang segera. Gastritis didiagnosis melalui satu atau lebih tes-tes medis:

peradangan dan mungkin mengeluarkan suatu contoh kecil jaringan untuk pemeriksaan. Prosedur untuk mengangkat suatu contoh jaringan disebut sebuah biopsi.

Tes Darah. Dokter mungkin memeriksa jumlah sel darah merah anda untuk melihat apakah anda mempunyai anemia, yang berarti bahwa anda tidak mempunyai cukup selsel darah merah. Anemia dapat disebabkan oleh perdarahan dari lambung.

Tes Tinja/Feces. Tes ini memeriksa kehadiran darah dalam feces anda, suatu tanda perdarahan. Tes feces mungkin juga digunakan untuk mendeteksi kehadiran H. pylori dalam saluran pencernaan.

Endoskopi saluran pencernaan bagian atas. Dokter mendorong dengan pelan-pelan suatu endoscope, suatu tabung kecil yang berisi sebuah kamera kecil, melalui mulut anda (atau adakalanya melalui hidung) dan turun kedalam lambung anda untuk melihat pada lapisan perut/lambung. Dokter akan memeriksa Perawatan biasanya melibatkan meminum obat-obat untuk mengurangi asam lambung

dan dengan demikian membantu menghilangkan gejala-gejala dan memajukan kesembuhan. Asam lambung mengiritasi jaringan yang meradang didalam lambung. Menghindari makananmakanan, minuman-minuman, atau obat-obatan tertentu mungkin juga direkomendasikan. Jika gastritis anda disebabkan oleh suatu infeksi, persoalan itu mungkin juga dirawat. Contohnya, dokter mungkin meresepkan antibiotik-antibiotik untuk mehilangkan infeksi H. pylori. Sekali persoalan yang mendasarinya hilang, gastritis biasanya jug menghilang. Bicara dengan dokter anda sebelum memberhentikan obat apa saja atau memulai perawatan gastritis apa saja oleh anda sendiri. Asma adalah keadaan saluran napas yang mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan; penyempitan ini bersifat sementara. Penyakit Asma (Asthma) adalah suatu penyakit kronik (menahun) yang menyerang saluran pernafasan (bronchiale) pada paru dimana terdapat peradangan (inflamasi) dinding rongga bronchiale sehingga mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang akhirnya seseorang mengalami sesak nafas. Penyakit Asma paling banyak ditemukan di negara maju, terutama yang tingkat polusi udaranya tinggi baik dari asap kendaraan maupun debu padang pasir.

Sampai saat ini penyebab penyakit asma belum diketahui secara pasti meski telah banyak penelitian oleh para ahli. Teori atau hypotesis mengenai penyebab seseorang mengidap asma belum disepakati oleh para ahli didunia kesehatan. Namun demikian yang dapat disimpulkan adalah bahwa pada penderita asma saluran pernapasannya memiliki sifat yang khas yaitu sangat peka terhadap berbagai rangsangan (bronchial hyperreactivity = hipereaktivitas saluran napas) seperti polusi udara (asap, debu, zat kimia), serbuk sari, udara dingin, makanan, hewan berbulu, tekanan jiwa, bau/aroma menyengat (misalnya;parfum) dan olahraga. Selain itu terjadinya serangan asma sebagai akibat dampak penderita mengalami infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) baik flu ataupun sinisitis. Serangan penyakit asma juga bisa dialami oleh beberapa wanita dimasa siklus menstruasi, hal ini sangat jarang sekali. Angka peningkatan penderita asma dikaitkan dengan adanya faktor resiko yang mendukung seseorang menderita penyakit asma, misalnya faktor keturunan. Jika seorang ibu atau ayah menderita penyakit asma, maka kemungkinan besar adanya penderita asma dalam anggota keluarga tersebut. Tujuan dari penanganan asma adalah mencegah reaksi antigen antibody serta serangan asma dan menurunkan HRB dengan menghilangkan factor pemicu. Asma menekan dan memperlambat pertumbuhan maka penanganan pada anak-anak dimaksudkan anak tumbuh normal. Tindakan yang diambil dapat berupa menjauhkan sebanyak mungkin factor pemicu serangan berheti merokok, hiposensibilisasi, latihan fisioterapi, mengurangi kepekaan terhadap allergen eksogen dan prevensi infeksi virus dan bakteri. Begitu pula dengan obat-obat profilaksis kromoglikat dan nedokromil, antihistamin (ketotifen dan oksatomida) serta kostikosteroid.

BAB 2 ISI 2.1 Analisa kasus 2.1.1 Gastritis Ibu ani datang ke rumah sakit dengan keluhan sudah beberapa hari ini mual ,muntah, nyeri ulu hati. Nn Ani telah menggunakan obat bebas polycrol tapi gejala tidak membaik. Ibu Ani sering menggunakan ketoprofen untuk pengobatan osteoartitisnya. Setalah dilakukan pemeriksaan ibu ani oleh dokter di diagnosis gastritis akut. Bagaimana penatalaksanaan terapi pada kasus di atas??

Jawab: PATOLOGI Penyebab gastritis akut yang diderita ibu Ani adalah penggunaan obat ketoprofen (NSAID) sebagai obat osteoastritisnya. Dimana penggunaan obat ketoprofen tersebut

mempunyai efek samping mual, muntah, diare, dyspepsia, konstipasi, pusing, perdarahan, nyeri abdomen, gangguan ginjal dan hati. Selain itu ketoprofen tidak diperuntukkan bagi penderita hiperasiditas lambung. Jika gastritis berlanjut atau kambuh kembali, maka harus dicari dari mana sumber penyebabnya, seperti infeksi, makanan, obat-obatan atau kebiasaan minum penderita.

A.Infeksi akut H. pylori B.Infeksi akut lainnya : 1.bakteri lain 2.Helicobacter helmanni 3.Phlegmonous

4.Mycobacterial 5.Syphilitic 6.Virus 7.Parasit 8.Jamur

PENGOBATAN Jika penyebabnya adalah infeksi oleh Helicobacter pylori, maka diberikan bismuth, antibiotik (misalnya amoxicillin dan claritromycinn) dan obat anti-tukak (omeprazole). Penderita gastritis karena stres akut banyak yang mengalami penyembuhan setelah penyebabnya (penyakit berat, cedera atau perdarahan) berhasil diatasi. Tetapi sekitar 2% penderita gastritis karena stres akut mengalami perdarahan yang sering berakibat fatal. Karena itu dilakukan pencegahan dengan memberikan antasid (untuk menetralkan asam lambung) dan obat anti-ulkus yang kuat (untuk mengurangi atau menghentikan pembentukan asam lambung). Perdarahan hebat karena gastritis akibat stres akut bisa diatasi dengan menutup sumber perdarahan pada tindakan endoskopi. Jika perdarahan berlanjut, mungkin seluruh lambung harus diangkat. Gastritis erosif kronis bisa diobati dengan antasid.

Penderita sebaiknya menghindari obat tertentu (misalnya aspirin atau obat anti peradangan nonsteroid lainnya) dan makanan yang menyebabkan iritasi lambung.

Misoprostol mungkin bisa mengurangi resiko terbentuknya ulkus karena obat anti peradangan non-steroid. Untuk meringankan penyumbatan di saluran keluar lambung pada gastritis eosinofilik, bisa diberikan kortikosteroid atau dilakukan pembedahan. Gastritis atrofik tidak dapat disembuhkan.Sebagian besar penderita harus mendapatkan suntikan tambahan vitamin B12 Gastritis sel plasma bisa diobati dengan obat anti ulkus yang menghalangi pelepasan asam lambung.

PEMERIKSAAN KHUSUS BILA GEJALA MENETAP : Endoskopi : Mukosa hiperemis, bintik-bintik perdarahan tersebar Patologis : Inflamasi, erosi, hemoragis Biopsi pada jaringan lambung PENATALAKSANAAN Terapi umum 1.Istirahat Kalau penderita baru saja minum bahan erosif (kurang 4 jam) sebaiknya lambung di bilas secepatnya dengan garam fisiologis Kalau sudah lama jangan lagi di bilas lambungnya sebab dapat terjadi nekrose atau perforasi 2.Diet Bahan penyebab di hentikan Di berikan makanan halus, sering kali dalam porsi kecil, dan cukup cairan

3.Medikamentosa Obat pertama : 1. Antasida 2. H2 blocking 3. Inhibitor pompa proton 4. Antikolenergik 5. Sitopretektor (sukralfat, prostaglandin) 6. Kadang-kadang antimikroba 7. Menghindari penggunaan alkohol

KOMPLIKASI 1.Perdarahan saluran cerna 2.Ulkus PENCEGAHAN 1. Menghindari makanan, minuman seperti : cabe,kopi,cuka, alcohol, 2. Mengindari obat golongan salisilat misalnya aspirin 3. Tidak boleh stress 4. Obat di minum secara teratur

2.1.2

Asma Badu 10 th datang ke dokter di antar ibunya karena sesak nafas dan bunyi mengi serta batuk. Diagnose dokter dari hasil pemeriksaan adalah asma kronis. Pertanyaan: a. Bagaimana penatalaksanaan kasus tersebut untuk terapi serangan maupun terapi jangka panjang b. Informasi apa yang diperlukan Jawab : Penyebab asma yang di derita oleh anak bedu: PATOFISIOLOGI : bronkokonstriksi ( yang menyebabkan wheezing atau mengi ) Hipersekresi mucus yang tebal dan melekat ( menyebabkan susah bernafas dan batuk batuk ) Edema mukosa respirasi Lepasnya mediator kimia oleh stimulus

GEJALA KLINIK: Wheezing ( bunyi mengi ) Sesak nafas Batuk-batuk

PENATALAKSANAAN KASUS untuk TERAPI SERANGAN : a. menghindari penyebab asma misal : lingkungan ( udara dingin ) alergi dengan debu,cuaca karena virus

b. Mempersiapkan obat setiap waktu sehingga saat kambuh bisa langsung ditangani ( karena anak bedu menderita asma kronis ringan jadi lebih baik menyediakan bronkodilator inhalasi ) Suatu serangan asma harus mendapatkan pengobatan sesegera mungkin untuk membuka saluran pernapasan. Obat yang digunakan untuk mencegah juga digunakan untuk mengobati asma, tetapi dalam dosis yang lebih tinggi atau dalam bentuk yang berbeda. Agonis reseptor beta-adrenergik digunakan dalam bentuk inhaler (obat hirup) atau sebagai nebulizer (untuk sesak napas yang sangat berat). Nebulizer mengarahkan udara atau oksigen dibawah tekanan melalui suatu larutan obat, sehingga menghasilkan kabut untuk dihirup oleh penderita. Pengobatan asma juga bisa dilakukan dengan memberikan suntikan epinephrine atau terbutaline di bawah kulit dan aminophyllins theophylline) melalui infus intravena. Penderita yang mengalami serangan hebat dan tidak menunjukkan perbaikan terhadap pengobatan lainnya, bisa mendapatkan suntikan corticosteroid, biasanya secara intravena (melalui pembuluh darah).Pada serangan asma yang berat biasanya kadar oksigen darahnya rendah, sehingga diberikan tambahan oksigen. Jika terjadi dehidrasi, mungkin perlu diberikan cairan intravena. Jika diduga terjadi infeksi, diberikan antibiotik. Selama suatu serangan asma yang berat, dilakukan: Pemeriksaan kadar oksigen dan karbondioksida dalam darah Pemeriksaan fungsi paru-paru (biasanya dengan spirometer atau peak flow meter) Pemeriksaan rontgen dada.

PENATALAKSANAAN TERAPI SERANGAN JANGKA PANJANG Salah satu pengobatan asma yang paling efektif adalah inhaler yang mengandung agonis reseptor beta-adrenergik. Penggunaan inhaler yang berlebihan bisa menyebabkan terjadinya gangguan irama jantung. Jika pemakaian inhaler bronkodilator sebanyak 2-4 kali/hari selama 1 bulan tidak mampu mengurangi gejala, bisa ditambahkan inhaler corticosteroid, cromolin atau pengubah leukotrien. Jika gejalanya menetap, terutama pada malam hari, juga bisa ditambahkan theophylline per-oral.

CARA MENANGANI Penanganannya ada dua macam, yang sama-sama penting, tergantung berat ringannya serangan yang timbul. Pertama, non farmakologik (pengobatan tidak dengan obat-obatan) 1. Pendidikan pada penderita mengenai penyaktinya sehingga dia dapat menyikapi penyakitnya dengan baik; 2. Menghindari penyebab/pencetus serangan (allergen), dan kontrol lingkungan hidupnya; 3. Latihan relaksasi, kontrol terhadap emosi dan lakukan senam atau olah raga yang bermanfaat memperkuat otot pernapasan, misalnya berenang; 4. Fisioterapi, sehingga lendir mudah keluar. Kedua, secara farmakologik (menggunakan obat-obatan) 1. Pelonggar nafas, misalnya salbutamol, aminofilin 2. Pemelihara, misalnya prednisone, dexametason dll. 3. Pengencer lendir, misalnya bromhexin, ambroxol dll.

Informasi yang diperlukan untuk penderita : Program penatalaksanaan asma, yang meliputi 7 komponen : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Edukasi Menilai dan monitor berat asma secara berkala Identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus Merencanakan dan memberikan pengobatan jangka panjang Menetapkan pengobatan pada serangan akut Kontrol secara teratur Pola hidup sehat

CARA MENGHINDARI SERANGAN ASMA Langkah tepat yang dapat dilakukan untuk menghindari serangan asma adalah menjauhi faktor-faktor penyebab yang memicu timbulnya serangan asma itu sendiri. Setiap penderita umumnya memiliki ciri khas tersendiri terhadap hal-hal yang menjadi pemicu serangan asmanya. Setelah terjadinya serangan asma, apabila penderita sudah merasa dapat bernafas lega akan tetapi disarankan untuk meneruskan pengobatannya sesuai obat dan dosis yang diberikan oleh dokter

PENANGANAN dan PENGOBATAN PENYAKIT ASMA Penyakit Asma (Asthma) sampai saat ini belum dapat diobati secara tuntas, ini artinya serangan asma dapat terjadi dikemudian hari. Penanganan dan pemberian obat-obatan kepada penderita asma adalah sebagai tindakan mengatasi serangan yang timbul yang mana disesuaikan dengan tingkat keparahan dari tanda dan gejala itu sendiri. Prinsip dasar penanganan serangan

asma adalah dengan pemberian obat-obatan baik suntikan (Hydrocortisone), syrup ventolin (Salbutamol) atau nebulizer (gas salbutamol) untuk membantu melonggarkan saluran pernafasan. Pada kasus-kasus yang ringan dimana dirasakan adanya keluhan yang mengarah pada gejala serangan asma atau untuk mencegah terjadinya serangan lanjutan, maka tim kesehatan atau dokter akan memberikan obat tablet seperti Aminophylin dan Prednisolone. Bagi penderita asma, disarankan kepada mereka untuk menyediakan/menyimpan obat hirup (Ventolin Inhaler) dimanapun mereka berada yang dapat membantu melonggarkan saluran pernafasan dikala serangan terjadi.

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan 1.Pada kasus gastritis penyebab gastritis akut yang diderita ibu Ani adalah penggunaan obat ketoprofen (NSAID) sebagai obat osteoastritisnya. Dimana penggunaan obat ketoprofen tersebut mempunyai efek samping mual, muntah, diare, dyspepsia, konstipasi, pusing, perdarahan, nyeri abdomen, gangguan ginjal dan hati. Selain itu ketoprofen tidak diperuntukkan bagi penderita hiperasiditas lambung. 2.Sedangkan pada kasus asma yang di derita oleh anak badu disebabkan karena ada penyempitan pada bronkeolus sehingga terjadi bronkokonstruksi dan menyebabkan terjadinya mucus sehingga mudah batuk batuk disertai mengi. 3.Pada penderita suatu penyakit yang sama, penaganan farmakoterapinya berbeda, tergantung pada riwayat penyakit serta kondisi pasien. 4.Sediaan inhalasi tepat digunakan untuk serangan asma akut. Sedangkan bronkodilator tepat digunakan untuk pengobatan asma jangka panjang.

3.2

Saran

Untuk meningkatkan keberhasilan farmakoterapi harus diimbangi dengan pola hidup yang sehat.

DAFTAR PUSTAKA

http puskesmas-oke.blogspot.com/2009/01/gastritis-maag.html http nusaindah.tripod.com/kesgastritislambung.htm http yosefw.wordpress.com/2007/12/31/penggunaan-kortikosteroid-inhalasi-dalam-terapi-asmanatalia-suganti-078115060 http indonesianindonesia.com/f/10686-gastritis/ http medicastore.com/apotik oline/obat pencemaran/obt maag.htm www.infokedokteran.com/info-obat/diagnosis-dan-penatalaksanaan-pada-gastritis-akuterosif.html http ayurai.wordpress.com/2009/05/02/gastritis-saki-maag/ www.masbied.com/2011/03/14/konsep-medis-gastritis/ http mataharihati.multipy.com/reviews/item/36?&show_interstial=1&u=%2reviews%2fitem

You might also like