You are on page 1of 6

FORENSIK : TENGGELAM TENGGELAM A.

Definisme Kematian akibat perendaman dalam cairan dan termasuk jenis mati lemas (asfiksia) ole karena jalan napas ter alan! ole air"cairan# $an! ter isap masuk ke jalan napas sampai ke al%eoli paru&paru. Mekanisme lain' (. Ketidakseimban!an elektrolit serum $an! mempen!aru i fun!si jantun! (refleks kardiak) ). Larin!ospasme seba!ai akibat refleks %a!al *. Dia!nosa post mortem ten!!elam (. Masala $an! sulit dalam bidan! forensik# ole karena temuan $an! minimal# men!andun! arti !anda dan ba kan ne!atif. ). +i,a$at kejadian meme!an! peranan pentin! dalam membentuk kesimpulan otopsi $an! utu dan lo!is !una kepentin!an medikole!al. -. .pekulatif# karena minimn$a kausa kematian $an! lain / pen!eta uan akan kejadian sebenarn$a. 0. *ila tidak ditemukan apapun $an! bermakna# disarankan menuliskan 1sesuai den!an ten!!elam2 pada kesimpulan %isum et repertum atau men!akui ba ,a pen$ebab kematian 1tidak dapat ditentukan2. 3. 4ipoksia otak $an! fatal tidak disebabkan ole oklusi jalan nafas ole air tetapi karena spasme larin!. 5. Terjadi sekitar (6&(37 dari seluru kasus ten!!elam. 8. 9ika sejumla air masuk ke dalam larin! atau trak ea spasme larin! terjadi den!an se!era seba!ai refleks %a!al. :. ;roses Ten!!elam +eaksi a,al' usa a bernafas# $an! berlan!sun! in!!a batas kemampuan dicapai# dimana seseoran! arus bernafas# batas kemampuan ditentukan ole kombinasi antara kadar :<) $an! tin!!i dan konsentrasi <) $an! renda . Menurut ;earn# batas kemampuan terjadi pada tin!kat ;:<) diba,a 33 mm4! saat terdapat ipo=ia dan tin!kat ;A<) diba,a (66 mm4! saat ;:<) tin!!i. mele,ati batas kemampuan# seseoran! menarik nafas secara in%oluntar$# pada saat ini air mencapai larinks / trakea# men$ebabkan spasme larin! $an! diakibatkan ten!!elam (pada air ta,ar)# terdapat pen! irupan sejumla besar air# tertelan dan akan dijumpai dalam perut. selama bernafas di air# penderita mun!kin munta dan terjadi aspirasi isi lambun!. usa a pernafasan in%oluntar di ba,a air akan berlan!sun! selama beberapa menit# in!!a pernafasan ter enti. ipoksia serebral akan berlanjut in!!a irre%ersibel dan terjadi kematian. D. ;en$ebab Kematian Kematian sebelum badan korban berada di dalam air. Dapat disebabkan ole pen$akit# kematian mendadak# men$ebabkan korban jatu ke air dari pera u. ;en$ebab kematian lainn$a pada kasus kriminal# merupakan korban pembunu an $an! sen!aja dibuan! ke air# den!an arapan identitas dan kausa kematian dapat disembun$ikan den!an pembusukan $an! timbul. <le trauma $an! disebabkan karena

terjatu (seperti luka akibat bentur batu# sisi kolam renan!# derma!a# jembatan# dll) atau trauma saat di dalam air (terbentur dasar sun!ai# kolam atau ter an$ut !elomban! pasan! dan terbentur len!kun!an jembatan# batu atau obstruksi lainn$a) atau akibat trauma ole karena pera u atau mesin pera u.

;en$ebab ;embenaman dan *ukan Ten!!elam *erlan!sun! san!at cepat atau seketika.Asfiksia jelas bukan merupakan pen$ebab kematian tetapi lebi karena seran!an Murni jantun!. s$ok %a!al atau in ibisi %a!al > ;en$ebab Ten!!elam Ten!!elam murni dapat atau tidak memiliki tanda post mortem $an! n$ata# !una men!konfirmasi mekanisme kematian didu!a kasus asfiksia murni akibat pen!!antian udara dalam paru&paru ole air. .,ann# .pafford# *racet dan lainn$a (.,ann dan *rucer# (?0?@ .,ann# .pafford# (?3()' proses ten!!elam jau lebi kompleks dari asfiksia dan terdapat perbedaan antara ten!!elam di air ta,ar dan air laut. E. ;erbedaan ten!!elam air ta,ar / asin Ten!!elam di Air Ta,ar .ejumla besar air masuk ke dalam saluran pernapasan in!!a ke paru&paru# men!akibatkan perpinda an air secara cepat melalui dindin! al%eoli karena tekanan osmotik $an! besar dari plasma dara $an! ipertonis. Kemudian diabsorbsi ke dalam sirkulasi dalam ,aktu $an! san!at sin!kat dan men$ebabkan penin!katan %olume dara in!!a -67 dalam menit pertama. Akibatn$a san!at besar dan men$ebabkan !a!al jantun! akut karena '9antun! tidak dapat berkompensasi den!an cepat ter adap %olume dara $an! san!at besar (untuk menin!katkan 1cardiac output2 den!an cukup).Akibat ipotonisitas plasma dara $an! men!alami dilusi# ruptur sel dara mera ( emolisis)# pen!eluaran kalium ke dalam plasma (men$ebabkan anoksia miokardium $an! ebat). Mekanisme dasar kematian' kematian $an! berlan!sun! cepat diakibatkan ole seran!an jantun! $an! serin!kali berlan!sun! dalam )&menit. Ten!!elam di Air Laut ;ada kasus ten!!elam di air laut# cairan $an! memasuki paru&paru memiliki kelarutan sekitar -7 dan bersifat ipertonis. Aalaupun terjadi perpinda an !aram&!aram# k ususn$a natrium dan ma!nesium melalui membran pulmonum# tetapi tidak terjadi perpinda an cairan $an! masif Kematian timbul umumn$a lebi lambat# faktor asfiksia meme!an! peranan lebi pentin!# den!an ,aktu sur%i%al $an! lebi panjan!. B. ;emeriksaan ;ostmortem ;embenaman di Air Maserasi kulit terjadi akibat pemben!kakan lapisan keratin terluar $an! men!absorbsi air. Kulit menjadi basa dan puti # men!keriput !una men$esuaikan ukuran kulit den!an permukaan karena penin!katan %olume 1,as er,omanCs skin2.terli at jelas pada daera dimana keratin palin! tebal# $aitu pada tan!an dan kaki. .an!at pentin! untuk identifikasi korban# karena maserasi ini dapat men!abarkan pola sidik jari# :utis anserina atau 1!oosefles 2 adala fenomena $an! timbul akibat kontraksi muskulus erektor pili $an! terdapat pada setiap folikel rambut# dan memperli atkan !ambaran $an! timbul pada kondisi

din!in. Benomena $an! sama dapat terli at pada ri!or mortis post mortem pada otot erektor pili $an! timbul beberapa jam setela kematian. :utis anserina $an! timbul akibat su u din!in atau ri!or mortis ini tidak memiliki nilai dia!nostik apapun.Aarna kemera an pada kulit disebabkan su u din!in. ditemukan pada daera timbuln$a lebam ma$at. Dan $an! disimpan dalam lemari es kamar ma$at. Mekanisme kuran! jelas# tetapi didu!a timbul akibat pendin!inan dara $an! teroksi!enase dalam kapiler kulit. 4arus dibedakan den!an causa lainn$a (utaman$a keracunan :<). ;ada pembenaman# peruba an ini tidak memiliki nilai dia!nostik sama sekali dan dapat dipen!aru i ole pi!mentasi kulit. Ditemukann$a benda asin! di mulut# farin!# larin!# dan saluran pernapsan ba,a # dapat menunjan! dia!nosa. :ada%eric spasme merupakan fenomena $an! jaran! didapatkan dimana benda asin! seperti ' rumput laut# rumput liar ditemukan dalam cen!keraman ma$at $an! ditemukan di air# sebelum ri!or mortis terbentuk. Tanda Ten!!elam $an! *ermakna (. *usa $an! berasal dari idun! dan mulut dapat timbul pada kasus ten!!elam dan merupakan sala satu tanda 1klasik2 merupakan tanda edema pulmonum tetapi dapat pula timbul pada beberapa keadaan. ). *ila tidak ditemukan pen$ebab lain maka adan$a busa dapat diterima seba!ai tanda ten!!elam. -. *usa ini terdiri dari protein dan air $an! terkocok dan membentuk !elembun!&!elembun! kecil bersama&sama den!an surfaktan paru akibat kontraksi respirasi. 0. Adan$a air dalam mulut# saluran pernapasan# paru&paru# esofa!us dan perut bukan merupakan petunjuk $an! dapat diterima# karena dapat timbul setela kematian. 3. Distensi paru $an! ebat sala satu tanda klasik (kadan! tidak ditemukan) dan dibedakan den!an pen$akit seperti asma bronc iale. 5. *ila sternum dian!kat saat otopsi# paru&paru akan terli at memenu i ron!!a mediastinum# se in!!a 1ron!!a koson!2 di atas jantun! ilan!. 8. ;aru&paru pucat# spon!ios dan dapat tertekan pada ba!ian dalam t ora= den!an san!at kuat se in!!a tampak indentasi costa pada permukaan paru. D. Merupakan bukti kuat dia!nosa ten!!elam dan lebi bermakna dibandin!kan cairan pada paru dan saluran pernapasan. Kesimpulan post mortem Tanda $an! dapat di$akini merupakan tanda ten!!elam adala (. *usa di paru&paru dan jalan napas dan ). Distensi paru $an! berlebi an# -. ;en$ebab lain kondisi di atas tela disin!kirkan. G. ;emeriksaan K usus Ten!!elam (. ;emeriksaan !eta paru a) Mencari benda asin! (pasir# lumpur# tumbu an# telur cacin!) $an! diambil daera subpleural b) Enterpretasi' () ;ositif F tidak ada sebab kematian lain ten!!elam )) ;ositif F ada sebab lain ten!!elam atau sebab lain tersebut -) Ne!atif' korban menin!!al dulu# ten!!elam dalam air jerni # mati sebab %a!al refle= "

spasme larin! ). Destruction test a) Gntuk mencari diatome (!an!!an! kersik). Diperiksa ba!ian perife,r paru b) 4arus sama den!an $an! ada dalam periaran tersebut c) Enterprestasi () ;ostif sampai 3"lpb (paru)# ("lpb (sumsum tulan!) )) ;ositif palsu pada pen$elam $an! mencari pasir# batuk kronis -. ;enentuan *erat 9enis' a) Den!an :u.<0'NH(#63? ((#63?3&(#6566 b) Air ta,ar H (#633 c) Air laut H (#653 4. Kesimpulan (. Dia!nosa pasti pen$ebab kematian pada kasus pembenaman san!at sulit dite!akkan. ). Tanda post mortem ten!!elam $an! k as an$a ditemukan pada seba!ian kecil kasus. -. Tidak ditemukann$a tanda post mortem pada ma$at se!ar dapat disebabkan ole ' a) Kematian disebakan ole 1seran!an jantun! tiba&tiba2. b) Kematian disebabkan ole 1dr$ dro,nin!2 c) Kematian tidak disebabkan ole pembenaman 0. Mene!akkan dia!nosa ten!!elam berdasarkan pemeriksaan post mortem pada ma$at $an! tela membusuk adala sesuatu $an! tidak mun!kin. Tes diatomae dapat mendukun! dia!nosa bila dilakukan den!an teknik tanpa kesala an dan den!an asil $an! jelas. 3. Mekanisme kematian akibat ten!!elam di air ta,ar berbeda den!an di air laut. 5. Aalaupun pada kasus ten!!elam murni# kematian umumn$a terjadi dalam beberapa menit# tetapi bila disebabkan ole seran!an jantun! maka kematian dapat berlan!sun! seketika. 8. Enterpretasi luka pada korban $an! ditmukan di air akibat pembenaman sulit dilakukan. Luka $an! ada arus ditentukan apaka merupakan luka post mortem atau intra%ital. D. *ila pada pemeriksaan otopsi didapatkan beberapa !ambaran pen$akit fatal maka tidak men$in!kirkan du!aan ten!!elam seba!ai pen$ebab kematian. ?. ;ercobaan bunu diri umumn$a disertai percobaan perlukaan lainn$a seperti keracunan# men!iris per!elan!an tan!an# penusukan# dan lain&lain. (6. Keputusan pen$ebab kematian sebaikn$a tidak an$a ter!antun! pada pemeriksaan post mortem tanpa disertai apresiasi keadaan sekelilin! korban.

PATOFISIOLOGI Mekanisme tenggelam : (. Den!an aspirasi cairan (t$pical atau ,et dro,nin!) ). Tanpa aspirasi cairan (at$pical atau dr$ dro,nin!) -. Near dro,nin! H kematian terjadi akibat ipoksia ensefalopati atau peruba an sekunder pada paru ;ada wet drowning# $an! mana terjadi in alasi cairan# dapat dikenali !ejala& !ejala $an! terjadi '

(. korban mena an napas ). karena penin!katan :<) dan penurunan kadar <) terjadi me!ap&me!ap# dapat terjadi re!ur!itasi dan aspirasi isi lambun! -. refleks larin!ospasme $an! diikuti den!an pemasukan air 0. korban ke ilan!an kesadaran 3. kemudian terjadi apnoe 5. me!ap&me!a kembali# bisa sampai beberapa menit 8. kejan!&kejan! D. berak ir den!an enti napas dan jantun! Peru a!an"#eru a!an #ada #aru : (. +efleks %asokonstriksi akan men$ebabkan ipertensi pulmonal ). *ronkokonstriksi akan menin!katkan resistensi jalan napas -. Denaturasi surfaktan $an! disertai deplesi $an! cepat dari jarin!an paru akan men$ebabkan rasio %entilasi"perfusi menjadi abnormal 0. ;ada tin!kat seluler# terjadi kerusakan endotel %askular dan sel epitel bronkial"al%eoli 3. Aspirasi air ta,ar akan men$ebabkan emodilusi 5. Aspirasi air laut akan men$ebabkan emokonsentrasi 8. ;eruba an te!an!an permukaan paru akan men$ebabkan ketidakstabilan al%eoli dan paru menjadi kolaps. $r% $rowning (3&)67 kematian akibat ten!!elam merupakan dr$ dro,nin!# $an! mana tidak disertai den!an aspirasi cairan. Kematian ini biasan$a terjadi den!an san!at mendadak dan tidak tampak adan$a tanda&tanda perla,anan. Mekanisme kematian $an! pasti masi tetap spekulatif. :airan $an! mendadak masuk dapat men$ebabkan ) macam mekanisme ' (. larin!ospasme $an! akan men$ebabkan asfiksia dan kematian ). men!aktifkan sistem saraf simpatis se in!!a terjadi refleks %a!al $an! akan men!akibatkan cardiac arrest. *eberapa faktor predisposisi kematian akibat dr$ dro,nin! ' (. intoksikasi alco ol (mendepresi akti%itas kortikal) ). pen$akit $an! tela ada# misal at erosclerosis -. kejadian ten!!elam"terbenam secara tak terdu!a"mendadak 0. ketakutan atau akti%itas fisik berlebi (penin!katan sirkulasi katekolamin# disertai kekuran!an oksi!en# dapat men$ebabkan cardiac arrest Near drowning : Korban men!alami ipo%olemik akibat perpinda an cairan ke paru dan jarin!an seluru tubu . Gejala sisa $an! lain# seperti disrimia# defisit neurolo!is dan renal# diperca$a merupakan akibat lan!sun! dari ipoksia dibandin! akibat ten!!elam. Per#inda!an Panas Air men! antarkan panas )3= lebi cepat dari udara. Kecepatan perpinda an panas tubu $an! berada dalam air dipen!aru i beberapa al '

(. bentuk tubu (lemak merupakan isolator panas) ). usia (anak&anak memiliki permukaan tubu palin! proporsional se in!!a akan menjadi lebi cepat din!in) -. per!erakan# misaln$a berenan! (akan meminda kan air $an! lebi an!at ke dekat tubu ) 0. perlen!kapan isolator# seperti pakaian &i#otermia Ti!a fase klinis ' (. fase eksitatori# korban !emetaran disertai kebin!un!an ). fase adinamik# terjadi ri!iditas muscular dan penurunan kesadaran -. fase paralitik# ketidaksadaran $an! akan diikuti ole aritmia dan kematian. Base&fase ini pentin! diketa ui untuk keperluan resusitasi pada korban $an! ampir mati ten!!elam sebab pada fase paralitik korban dapat dikira tela menin!!al.

You might also like